10 PENY PENYAKIT AKIT KULIT TERBANY TERBANYAK AK DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2011
Dr. Puspawaty Syahril SpKK
G AMBARAN 10 PENYAKIT TERBANYAK : 1. Dermatitis 2. Tinea Cruris 3. Scabies 4. T. Versicolor ersicolor 5. Pyodermia 6. Keloid 7. Acne Vulgaris 8. Herpes Zoster 9. Tinea Capitis 10. Tinea unguium
1. Dermatitis
DERMATITIS
Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada kulit.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik dan iritasi dapat bertanggung jawab untuk menyebabkan dermatitis. Ada beberapa jenis dermatitis yang dibedakan berdasarkan faktor tertentu yang memicu reaksi kulit.
Umumnya, orang yang menjadi sensitif terhadap alergen akan alergi untuk itu selama sisa hidup mereka.
Yang paling sering terjadi adalah : 1. dermatitis atopik 2. urtikaria 3. kontak dermatitis 4. dermatitis seborrhoic
DERMATITIS ATOPI Definisi
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit kronis residif disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada penderita atau keluarganya.
GAMBARAN KLINIS Ada 3 fase klinis DA: . DA infantil ( 2 bln – 2 tahun) . DA anak ( 2 tahun – 10 tahun) . DA remaja dan dewasa
Diagnosis Berbagai kriteria diagnosis DA disusun oleh berbagai ahli : Hanifin dan Rajka.
TERAPI : 1. Pengobatan topikal : - hidrasi kulit - anti histamin dll 2. Pengobatan sistemik - Kortikosteroid - antihistamin
2. Tinea cruris
TINEA CRURIS
Tinea kruris yaitu infeksi jamur dermatofita di daerah inguinal, bokong, perut bagian bawah, perineum dan perianal
ETIOLOGI
Penyebab utama dari tinea cruris Trichopyhton rubrum (90%) dan Epidermophython fluccosum, Trichophyton mentagrophytes (4%), Trichopyhton tonsurans (6%) (Boel, Trelia.Drg. M.Kes.2003)
EPIDEMIOLOGI
Tinea cruris dapat ditemui diseluruh dunia dan paling banyak di daerah tropis. Angka kejadian lebih sering pada orang dewasa, terutama laki-laki dibandingkan perempuan. Tidak ada kematian yang berhubungan dengan tinea cruris.Jamur ini sering terjadi pada orang yang kurang memperhatikan kebersihan diri atau lingkungan sekitar yang kotor dan lembab (Wiederkehr, Michael. 2008)
TERAPI
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah antijamur ketoconazole oral 2 x 200 mg, antihistamin Interhistin 2 x 50 mg, dan Salep kombinasi ketoconazole dan myconazole 2 x oles setelah mandi.
3.
Scabies
SCABIES
Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit.
Gejala yang khas pada kudis adalah liang pada permukaan kulit, gatal, dan kemerahan dan biasanya ada infeksi sekunder, misalnya akibat bakteri . Pada bayi, gejala yang khas yaitu adanya bisul pada telapak kaki dan telapak tangan.
GEJALA KLINIS. 1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari. 2, Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier). 3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang putih atau keabu-abuan, ( pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
DIAGNOSA
Untuk mendiagnosa kudis ini dilakukan melalui kerokan kulit pada keropeng sampai keluar darah dengan menggunakan skalpel. Hasil kerokan kulit itu diberi beberapa tetes KOH 10% agar tungau terpisah dari reruntuhan jaringan kulit yang terbawa tersebut. Setelah itu campuran tersebut diperiksa di bawah mikroskop [6]
TERAPI. Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu : 1. Permetrin. Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih. 2. Malation. Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.(Harahap. M, 2000). 3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %). Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001).
4. TINEA VERSICOLOR
TINEA VERSIKOLOR :
Tinea versicolor adalah adalah infeksi jamur umum yang sering ditemukan pada dewasa dan remaja. Sebutan versicolor berasal berasal dari fakta bahwa infeksi ini menyebabkan kulit yang terlibat mengalami perubahan warna, baik menjadi lebih gelap maupun menjadi lebih terang, daripada area kulit sekitarnya.
PENYEBAB TINEA VERSICOLOR
Beberapa referensi lama menyebutkan bahwa penyebab utamanya adalah Malassezia furfur , namun buku-buku teks terbaru lebih menyatakan Malassezia globosa sebagai globosa sebagai penyebab yang lebih umum saat ini. Keduanya adalah golongan jamur yang bersifat lipofilik (menyukai lemak).
TERAPI TINEA VESICOLOR
CLOTRIMAZOLE dan MICONAZOLE . Dioleskan 2 kali sehari selama10 – 14 hari. Obat yang bisa dibeli dengan bebas.
Sampo selenium sulfida 1% atau ketoconazole 1% sekitar dua kali seminggu selama 2- 4 minggu.
Ketokonazole tablet : 2 X 200 mg selama 1 bulan dengan pulse dose.
5. Pyoderma
Pioderma itu berasal dari kata pio dan derma. Pio berarti nanah, dan derma berarti kulit, dengan kata lain artinya kulit bernanah.
Dalam definisi di literatur pioderma adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus aureus atau streptococcus beta hemoliticus. Infeksi pada kulit ini dapat bersifat superfisial (hanya sebatas di epidermis) atau profunda (lebih dalam mencapai dermis).
P YODERMA
ektima
selulitis
ETIOLOGI :
Pioderma adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus aureus atau streptococcus beta hemoliticus. Infeksi pada kulit ini dapat bersifat superfisial (hanya sebatas di epidermis) atau profunda (lebih dalam mencapai dermis). .
Jenis infeksi superfisial contohnya seperti, impetigo nonbulosa, impetigo bulosa, ektima, folikulitis, furunkel, dan karbunkel.
Jenis infeksi profunda adalah selulitis, erisipelas, flegmon, abses multiple kelenjar keringat, hidradenitis.
SIAPAKAH ORANG YANG MUDAH TERKENA INFEKSI KULIT INI?
Seseorang dengan Higiene yang buruk. Kulit yang kotor banyak mengandung bakteri.
Seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Seseorang dengan penyakit lain di kulit. Penyakit kulit lain dapat mengganggu fungsi proteksi dari kulit, sehingga seseorang yang sedang memiliki sakit kulit rentan untuk terserang penyakit kulit lainnya.
Seseorang dengan luka pada kulit. Sekecil apapun luka dapat menjadi celah jalan masuk kuman.
PENATALAKSANAAN
Pasien berobat jalan kecuali pada erisipelas, selulitis, flegmon dianjurkan rawat inap. Topikal - Bila dijumpai pus banyak, basah atau krusta dilakukan kompres terbuka dengan (permanganas kalikus 1/5000), rivanol 0,1%, larutan povidon 7,5% dilarutkan sepuluh kali, tiga kali sehari masing-masing 1 jam selama masih akut. - Bila tidak tertutup pus atau krusta diberikan salep/ krim garam natrium fusidat 2 %.
Sistemik Pada lesi dalam dan / atau luas diberikan antibiotik sistemik: - Lini 1 : golongan penisilin : amoksisilin , ampisilin - Lini 2 : golongan makrolid : eritromisin 500 mg 4 x sehari - Lini 3 : golongan sefalosporin - Lini 4 : antibiotik lain-lain : klindamisin
6. KELOID
KELOID
Keloid pada dasarnya adalah jaringan parut yang tumbuh tanpa dapat dikontrol setelah kulit sembuh dari luka. Jaringan parut keloid bersifat keras dan berwarna merah, sampai kecoklatan tumbuh meninggi di atas kulit normal. Bentuknya tidak beraturan dan membesar secara cepat. Dan tidak dapat mengecil atau berkurang dengan seiring berjalannya waktu.
Ukuran keloid dapat melebar dari bekas luka atau cedera semula.
TERAPI
Pengatasan keloid dapat dilakukan dengan menggunakan kortikosteroid injeksi untuk melunakkan dan menipiskan jaringan parut ini. Obat yang dipakai disini ialah triamsinolon asetonid (Kenacort), Flamicort injeksi.
Triamsinolon adalah bentuk sintetik dari steroid.
Dalam mengatasi keloid, efeknya bisa berlangsung beberapa minggu atau bulan.
BAGAIMANA CARA PEMBERIANNYA ?
Obat ini diinjeksikan dengan alat suntik 1 cc, intra lesi. Ini sangat sedikit yang diabsorbsi ke dalam darah. Dosis yang direkomendasikan adalah berkisar 10-40 mg/ml.
7. Acne vulgaris
Penyebab timbulnya akne bisa disebabkan oleh : 1. Bahan eksternal seperti kosmetik, dll. 2. Obat2an : steroid, anti epilepsi, iodida. 3. Hiperplasia adrenal kongenital 4. Kista ovarium 5. Gangguan endokrin 6.faktor genetik
Lesi akne vulgaris timbul pada unit pilosebaseus yang terdiri dari kelenjar dan folikel rambut. Unit ini terdapat di seluruh tubuh kecuali pada telapak tangan dan kaki. Densitas pilosebaseus terbanyak pada muka, leher atas, dada, konsentrasinya kirakira 9 kali lebih tinggi dari daerah lain pada tubuh.
Penyebab utama munculnya akne vulgaris karena meningkatnya produksi sebum dan deskuamasi epitel folikel yang abnormal, akumulasi materi tersebut pada daerah folikel dapat menyebabkan mikro komedo. Pada keadaan tersebut bakteri dapat berproliferasi khususnya Propionibacterium acnes, sehingga terjadi inflamasi pada lesi akne.
Jadi ada 4 prinsip patogenesis terjadinya akne : 1) Keratinisasi follikular yang abnormal sampai tersumbatnya folikel 2) Meningkatnya produksi sebum 3) Proliferasi Propionibacterium acnes dalam sebum 4) Terjadinya inflamasi.
DIAGNOSIS
Diagnosis akne ditegakkan dengan gambaran klinik saja, tanpa perlu biopsi. Lesi akne vulgaris ditandai dengan :komedo terbuka, papul, pustul makula
Pillsbury membagi tingkat keparahan akne dalam 4 tingkatan yaitu : 1. Komedo di muka 2. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam dimuka 3. Komedo papul, pustul ddan peradangan lebih dalam dimuka, dada, pungung 4. Akne Konglobata (Tingkat keparahan acne ini untuk menentukan terapi yang akan diberikan)
TERAPI :
Prinsip umum
Sangat penting memberi tahu pasien bahwa siklus hidup jerawat sampai 8 minggu (bintik hitam dan jaringan skar dapat lebih lama). Oleh karena itu penanganan akne lebih baik mencegah timbulnya lesi baru. Sebagai tambahan pasien sebaiknya diperingatkan pengobatanan ini dapat berlangsung selama satu tahun dan perubahan regimen dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari waktu ke waktu. ditekankan pada pasien bahwa tidak ada pengobatan yang memberi hasil yang sama dari pasien yang satu dengan lainnya.
Secara umum pengobatan sebaiknya dimulai dengan pengobatan topikal, kombinasi antara Benzoil Peroksida (BP) dengan antibiotik topikal seperti erithromisin atau klindamisin merupakan terapi topikal yang paling efektif dari kombinasi lainnya. Pilihan pengobatan antara topikal atau sistemik tergantung dari luas kulit yang terkena dan keparahan lesi.
8. Herpes Zoster
Herpes zoster
ETIOLOGI : Herpes zoster adalah penyakit herpes yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar air.
Herpes zoster (nama lain: shingles atau cacar ular cacar api) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster.
EPIDEMOLOGI
Herpes zoster ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung, salah satunya adalah transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut dapat menjadi epidemik di antara inang yang rentan. Resiko terjangkit herpes zoster terkait dengan penurunan sistim :
1. pertambahan usia, dimana terjadi penurunan sistem imun secara bertahap sebagai bagian dari proses penuaan.
2. pada penyakit2 yang menurunkan sistim imun, al HIV-AIDS, penyakit kronis lain.
GEJALA :
1. Rasa nyeri dan panas seperti terbakar, yang berlangsung sampai 1 minggu.
2. Timbul ruam berupa vesikel bergerombol diatas kulit yang kemerahan, yang berlansung 3-5 hari
3. Biasanya hanya mengenai 1 dermatome.
4. Dalam 3 – 4 minggu, vesikle pecah dan mengering.
5. Sering meninggalkan gejala sisa : Post Herpetic Neuralgia
TERAPI :
Yang utama ialah :
1. Anti Virus , mis : Acyclovir
2. Anti nyeri.
3. Mencegah timbulnya Post Herpetic Neuralgia, yaitu antidepresan trisiklik, misalnya : Amytriptylin
PENCEGAHAN
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi.
Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.[8][5]
9. Tinea kapitis
TINEA KAPITIS
Adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang tangkai rambut dan folikel – folikel rambut. Penyakit ini termasuk kepada mikosis superfisialis atau dermatofitosis. Beberapa sinonim yang digunakan termasuk ringworm of the scalp dan tinea tonsurans.
ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari genus Trichophyton dan Microsporum, misalnya T. violaceum, T. gourvilii, T. mentagrophytes, T. tonsurans, M. audoinii, M. canis, M. ferrugineum.
EPIDEMIOLOGI
Tinea kapitis adalah infeksi jamur yang paling sering mengenai anak – anak berumur antara 4 dan 14 tahun. 90% kasus disebabkan oleh, Trichophyton tonsurans menjadi penyebab
Di klinis tinea kapitis ditemukan berbeda – beda dari dermatofitosis non inflamasi dengan sisik mirip dermatitis seboroik sampai inflamasi dengan lesi bersisik yang eritematous dan kerontokan rambut atau alopesia dan dapat berkembang menjadi inflamasi yang berat berupa abses yang dalam disebut kerion, ysng mempunyai potensi menjadi jaringan parut dan menyebabkan alopesia yang menetap.
GEJALA KLINIK
1. Grey patch ringworm. Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak – anak. Penyakit mulai dengan papul yang melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik dan gatal. Warna rambut menjadi abu – abu dan tidak berkilat lagi, mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga dapat terbentuk alopesia setempat. Tempat – tempat ini terlihat sebagai grey patch,yang tidak menunjukkan batas – batas daerah sakit dengan pasti. Pada pemeriksaan dengan lampu wood dapat di lihat flouresensi hijau kekuningan pada rambut yang sakit melampaui batas – batas grey tersebut. Tinea kapitis yang disebabkan oleh Microsporum audouinii biasanya disertai tanda peradangan ringan, hanya sekali – sekali dapat terbentuk kerion.
2. Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang padat disekitarnya. Bila penyebabnya Microsporum caniis dan Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering dilihat, agak kurang bila penyebabnya adalah Trichophyto violaceum. Kelainan ini dapat menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, parut yang menonjol kadang – kadang dapat terbentuk.(2)(6)
. Black dot ringworm
Black dot ringworm terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton violaceum. Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai kelainan yang di sebabkan oleh genus Microsporum. Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh spora. Ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu black dot, Ujung rambut yang patah kalau tumbuh kadang – kadang masuk ke bawah permukaan kulit. (2)
DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan dengan lampu wood dan pemeriksaan mikroskopik rambut langsung dengan KOH. Pada pemeriksaan mikroskopik akan terlihat spora di luar rambut ( ektotriks ) atau di dalam rambut ( endotriks ).
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa dari tinea kapitis, khususnya pada anak – anak memberi kesan eritematous, tambalan sisik dan alopesia. Rambut rapuh dan tak bercahaya , infiltrat, lesi ulserasi dapat menjadi tanda.
Dermatitis seboroik, psoriasis, lupus erytrematosus, alopesia areata, impetigo, trikotilomania, pyoderma, folikulitis dan sifilis sekunder.
TERAPI
Pada masa sekarang dermatofitosis pada umumnya dapat diatasi dengan pemberian griseofulvin yang bersifat fungistatik.
Pada lesi yang mengalami peradangan, kompres sering diperlukan untuk membersihkan pus dan sisik-sisik infeksi.
10. Tinea Unguium
TINEA UNGUIUM
Tinea unguium – Tinea unguium merupakan kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur Dermatofita, yaitu T. mentagrophytes dan T. rubrum yang dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung.
Lebih sering menyerang orang dewasa bersamaan tinea pedis dan tinea manus.
Sering menyerang orang yang selalu bersinggungan dengan air kotor. Lingkungan lembab dan basah dapat mempermudah terjangkitnya penyakit ini.
GEJALA
Gejala penyakit ini yaitu rusaknya kuku penderita dan warnanya menjadi suram. Terkadang disertai rasa nyeri dan gatal di sekitar kuku.
Pada umumnya tinea unguium bersifat kronik dan sukar penyembuhannya.
Kuku kaki lebih sering diserang dari pada kuku tangan.
PENGOBATAN
Pengobatan infeksi kuku ini memerlukan ketakunan, pengertian, kerja sama dan kepercayaan antara penderita dan dokter.
Kelainan kuku merupakan kelainan yang banyak penyebabnya. Pengobatannya sendiri sulit dan memerlukan waktu relatif lama. Secara sistemik dapat diberikan griseofulvin 500 mg sehari selama 3-6 bulan untuk kuku jari tangan dan 9-12 bulan untuk jari kaki. Pengobatan intrakonazol atau terbenafin per oral selama 3-6 bulan juga memberikan hasil yang baik.