BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan yang beroperasi dengan mengekploitasi sumber daya alam yang ada di tanah papua dengan tujuan untuk mencari bahan-bahan seperti emas, perak dan tembaga yang ada dialam kemudian di eksport ke berebagai negara untuk diolah dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menjalankan operasinya perusahaan ini pasti akan menemui berbagai kendala, karena operasinya langsung berada di lapangan atau lokasi yang dideteksi mengandung bahan-bahan mineral yang dicari. Penambangan yang terus menerus dilakukan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang sangat parah dan berdampak terhadap ekosistem dan kelestarian alam papua apabila tidak ada penanganan yang serius dari perusahaan.
Sebagai perusahaan Global PT Freeport tentunya memiliki berbagai kebijakan dalam menangani dampak dari operasi perusahaan yang berlangsung secara terus-menerus. Perusahaan telah mencanangkan berbagai program untuk menangani lingkungan yang terkena dampak dari penambangan. Pembangunan berkelanjutan merupakan program yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi dan menjaga kelestarian lingkungan baik pada lokasi yang terkena dampak langsung dengan operasi perusahaan maupun lingkungan disekitar perusahaan yang juga turut diperhatikan dalam program ini.
PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.(AS). Perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
1
wilayah kerja PT. Freeport Indonesia
Freeport berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 miliar dolar AS. Menurut Freeport, keberadaannya memberikan manfaat langsung dan tidak langsung kepada Indonesia sebesar 33 miliar dolar dari tahun 1992–2004. Angka ini hampir sama dengan 2 persen PDB Indonesia. Dengan harga emas mencapai nilai tertinggi dalam 25 tahun terakhir, yaitu 540 dolar per ons, Freeport diperkirakan akan mengisi kas pemerintah sebesar 1 miliar dolar.
Perumusan Masalah
Studi Kasus
Industri : PT. FREEPORT INDONESIA
Kasus :Kasus yang berhubungan dengan lingkungan manajemen operasi pembangunan Negara sesuai dengan standart perusahaan global (ISO 9000, ISO 14000).
Lokasi : Papua, Indonesia
Gambarkan dan evaluasi pengelolaan lingkungan PTFI bagian strategi umum perusahaan induk. Apakah itu selalu?
Gambarkan dan evaluasi pengelolaan lingkungan PTFI urusan sosial dan budaya Irian Jaya?
Anda menggambarkan proyek ini sebagai "sustainable" kriteria apa yang akan anda gunakan untuk mengevaluasi klaim ini membandingkan bagaimana sewa ekonomi sedang distribusikan dibawah pengawasan PTFI dengan kriteria berkelanjutan anda?
2
Seharusnya pemerintah Indonesia memungkinkan PTFI untuk dapat berkembang?
Apakah ini masalah yang relevan hanya untuk operasi skala besar seperti ini?
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain:
Mengetahui perkembangan PT. Freeport Indonesia.
Mengetahui lokasi PT. Freeport Indonesia lebih jelas.
Mengidentifikasi manfaat langsung dan tidak langsung PT. Freeport Indonesia.
Mengidentifikasi PT. Freeport Indonesia sebagai tambang emas terbesar di dunia.
Mengidentifikasi media yang digunakan PT. Freeport Indonesia untuk promosi.
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam beberapa hal, antara lain:
Mempelajari berbagai bentuk promosi.
Mempelajari perkembangan PT. Freeport Indonesia dalam menghadapi tekanan pasar.
Mempelajari inovasi terbaru dalam menghadapi pasar.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Uraian ISO
ISO 9000
ISO adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti sama (Suardi,2003). Pertama kali ISO didirikan di Jenewa, Swiss, pada tahun 1947. ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization. ISO adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai standar internasional, publikasi standar harominisasi internasional, dan promosi pemakaian standar internasional. Pada intinya, ISO bertujuan untuk mengharmonisasi standar-standar nasional dimasing-masing negara menjadi satu standar internasional yang sama. ISO digunakan sebagai (Rabbit & Bergh, 1994) :
Fondasi dari kegiatan perbaikan yang kontinu untuk kepuasan pelanggan.
Sistem dokumentasi yang benar dari perusahaan.
Cara yang jelas dan sistematis dari manajemen mutu.
Mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem.
Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan mutu.
Praktek manajemen yang lebih efektif dengan otoritas dan tanggung jawab yang jelas terhadap orang yang berkaitan dengan mutu proses dan produk.
Cara untuk meningkatkan produktivitas, efesiensi, mutu dan kemampuan berkompetensi dari perusahaan.
Persyaratan untuk melakukan bisnis internasional.
Seri ISO 9000
Ada berbagai macam seri dari ISO 9000 yang memliki standar, pedoman dan laporan yang terangkum didalamnya. Seri ISO 9000 terdiri dari (Suardi,2003) :
ISO 9000 : 2000 : dasar dan kosa kata sistem manajemen mutu.
ISO 9001 : 2000 : persyaratan sistem manajemen mutu.
4
ISO 9004 : 2000 : pedoman untuk kinerja peningkatan sistem manjemen mutu.
ISO 19011 : pedoman audit sistem manajemen mutu dan lingkungan.
ISO 9001
Pengertian ISO 9001 adalah ketentuan standar yang diakui secara internasional untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM).
Sistem Manajemen Mutu adalah kemampuan suatu perusahaan atau penyedia jasa/produk dalam menjaga kualitas mutu dari produk maupun jasa yang dijualnya. Jika suatu perusahaan sudah memiliki sertifikasi ISO 9001, maka dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut sudah tentu memiliki mutu yang terjamin.
Manfaat dari ISO 9001 itu sendiri antara lain:
Menjamin kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa yang dijual
Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
Menanamkan rasa bangga bagi karyawan sehingga memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi
Mempermudah perusahaan untuk memperoleh bisnis dan mitra yang lebih baik dan lebih banyak
Sebagai materi untuk menganalisa kemampuan suatu perusahaan
Meningkatkan manajemen pengendalian resiko sehingga perusahaan lebih stabil
Sistem perusahaan jadi semakin rapi dan terarah
5
ISO 9001 ditetapkan pada tahun 2008. Di dalamnya, terdapat beberapa elemen yang diperhitungkan untuk mengukur manajemen mutu dari suatu perusahaan. Beberapa elemen tersebut antara lain adalah:
Sistem Kepemimpinan (Leadership)
Sistem Pengambilan Keputusan
Proses dan prosedur dalam hal penanganan customer
Usaha perusahaan untuk meningkatkan mutu
Strategi penjualan, dan masih banyak lagi.
Kira – kira, cukup sekian penjelesan dari kami mengenai pengertian ISO 9001 dan fungsinya. Jika Anda tertarik untuk mendaftarkan perusahaan Anda untuk sertifikasi ini, silahkan menghubungi konsultan sertifikasi yang dapat ditemukan dengan mudah di internet.
2.2. Uraian Manajemen Operasi
Manajemen Operasi adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan faktor produksi : tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa. Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan orientasi manajer operasi? Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen : perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian. Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung Jawab Manajer Operasi :
Menghasilkan barang dan jasa.
Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi
Mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Fungsi Produksi Dan Operasi:
Proses produksi dan operasi.
Jasa-jasa penunjang pelayanan produksi.
Perencanaan.
Pengendalian dan pengawasan.
6
Ruang Lingkup Manajemen Operasi:
Perancangan atau desain sistem produksi dan operasi.
Seleksi dan perancangan disain produk
Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
Rancangan tata letak dan arus kerja
Rancangan tugas pekerjaan
Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
Pengoperasian sistem produksi dan operasi
Penyusunan rencana produk dan operasi
Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
Pemeliharaan mesin dan peralatan
Pengendalian mutu
Manajemen tenaga kerja (SDM)
Pengambilan Keputusan
Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, ada 4 macam pengambilan keputusan :
1.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4.Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Beberapa jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasi :
Proses : keputusan mengenai proses fisik dan fasilitas yang dipakai
Kapasitas : keputusan untuk menghasilkan jumlah, tempat dan waktu yang tepat
Persediaan : keputusan persediaan mencakup mengenai apa yang dipesan, berapa banyak, kualitas dan kapan bahan baku dipesan
Tenaga kerja : keputusan tenaga kerja mencakup seleksi, recruitment, penggajian, PHK, pelatihan, supervise, kompensasi dan promosi terhadap karyawan, penggunaan tenaga spesialis.
7
Kualitas/mutu : keputusan untuk menentukan mutu barang dan jasa yang dihasilkan, penetapan standar, disain peralatan, karyawan trampil, dan pengawasan produk dan jasa.
Manajemen Operasional
Keputusan Dalam Manajemen Sistem Produksi :
Keputusan perencaan strategik jangka panjang dalam sumber daya
Desain sistem produktif : pekerjaan, jalur proses, tata arus, dan susunan saran fisik
Keputusan implementasi operasi : harian, mingguan dan bulanan.
Keputusan Perencanaan Strategis :Pemilihan disain rangkaian produk dan jasa
Keputusan perencanaan kapasitas, lokasi gudang, rencana ekspansi
Sistem pembekalan, penyimpanan dan logistik.
Pengertian Sistem Produksi : Wahana yang dipakai untuk mengubah masukan-masukan sumber daya untuk menciptakan barang dan jasa. Ada tiga macam sistem dalam proses produksi :
Proses produksi yang kontinyu
Proses produksi terputus-putus
Proses produksi bersifat proyek
STRATEGI OPERASI
Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Tipe :
1. Strategi produksi biaya rendah, melalui penekanan biaya produksi :
Teknologi tinggi, biaya tenaga kerja rendah, tingkat persediaan rendah, mutu terjamin.Bagian pemasaran dan keuangan mendukung.
2. Strategi inovasi produk dan pengenalan produk baru :
Harga bukan masalah dalam pemasaran. Fleksibilitas dalam pengenalan produk baru
8
Pengelolaan Perusahaan dan Pengendalian Operasi Global
Globalisasi mengacu pada hubungan yang dalam dan ketergantungan yang luas antara orang-orang dari negara berbeda. Globalisasi suatu perusahaan melibatkan peningkatan aktivitas bisnis di seluruh dunia. Pendekatan multidomestik yaitu cabang individu diijinkan untuk bersaing secara independen dalam pasar domestik yang berbeda. Pendekatan global untuk keseluruhan sistem produk seluruh dunia dan persaingan posisi pasar.
Hout, Porter dan Rudden(1982) menyarankan perusahaan mengadopsi strategi multidomestik yang memiliki produk yang sangat berbeda dari negara pasar. Seperti Perusahaaan yang juga mempunyai kelemahan-kelemahan untuk memberi pesaing global suatu sisi penting pesaing. Kelemahan tersebut dapat bersumber dari beberapa factor seperti : Industri mereka kekurangan skala ekonomi yang cukup, R&D mungkin terlalu terikat untuk pasar yang spesifik, Biaya transportasi dan hambatan dari pemerintah untuk perdagangan terlalu tinggi, Sistem distribusi yang terlalu terbagi-bagi dan susah untuk ditembus.
Istilah global dapat berarti sesuatu yang berbeda-beda. Hamel dan Prahald (1992) membedakan antara persaingan global, bisnis global dan perusahaan global. Persaingan global terjadi ketika perusahaan memberi subsidi silang bagian pertempuran pasar nasional dan pengejaran posisi distribusi serta merek global. Daripada fokus dengan keras pada pasar nasional, persaingan global memerlukan perusahaan untuk menyerang persaingan pasar di seluruh dunia termasuk pasar dalam negeri dan pesaing asing.
Bisnis global adalah dimana jumlah minimum memerlukan efisiensi biaya yang tidak tersedia di pusat pasar perusahaan sehingga memaksa perusahaan untukmengejar pasar luar negeri yang mungkin menyediakan pasar dari produk domestik. Perusahaan global mempunyai sistem distribusi dalam pasar kunci yang memungkinkan subsidi silang pembalasan dan volme skala dunia. Bartlet dan Ghoshal mengidentifikasikan 3 hal global yang sangat mendesak yang mempengaruhi strukstur organisasi derajat sentralisasi dari pengambilan keputusan danbudaya organisasi dari perusahaan: Kekuatan untuk penyatuan global, Kekuatan untuk perbedaan lokal, Kekuatan untuk inovasi di seluruh dunia. Dalam operasi luar negeri, unitnasional membuat kontribusi yang berbeda untuk menyatukan operasi seluruh dunia padaapa yang disebut "struktur organisasi transnasional".
9
MEKANISME YANG SULIT DIPISAHKAN DAN INFORMAL
Sebelum menguji peran struktur organisasi sebagai kelanjutan strategi, sangat penting untukmemahami mekanisme yang sulit dipisahkan dan pengawasan informal. Seperti hubunganlateral , komunikasi informal dan budaya organisatoris.
Hubungan-hubungan ke samping mengacu pada variasi gugus tugas dan pertemuanyang dipegang seluruh struktur formal untuk memenuhi tujuan perusahaan. Komunikasi informal melibatkan jaringan hubungan pribadi yang berkembang dari waktu ke waktu dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi hasil dari proses sosialisasi individu dalam sebuah perusahaan danbatas-batas nasional yang mengijinkan berbagai hal untuk dilaksanakan oleh orang yangberbeda pada cara sama dan konsisten.
STRUKTUR ORGANISASI
Tantangan managerial pada abad dua puluh satu adalah untuk mengkoordinir pertumbuhan jaringan dari ketergantungan aktivitas internasional. Ada dua penggolongan mekanisme untuk mengkoordinir aktivitas dalam MNES:
1. Mekanisme formal dan struktural
2. Mekanisme sulit dipisahkan dan informal
Struktur Domestik
Pertimbangan evolusi yang khas suatu perusahaan multinasional dari mulanya hanya semata-mata sebagai perusahaan domestik. Langkah evolusioner tersebut melibatkan aktivitas ekspor yang jarang. Tenaga ahli luar seperti perusahaan manajemen ekspor dan pengangkutan yang maju digunakan untuk mengembangkan strategi ekspor.
Struktur Divisi Internasional
Ketika produksi asing dibentuk apakah melalui suatu persetujuan perijinan , joint venture atau memiliki suatu cabang. Ada beberapa tekanan organisasi yang berkurang ketika yang lain muncul. Secara spesisik banyak perselisihan sebelumnya pada alokasi produksi , penjadwalan, adaptasi produk dan harga transfer berkurang karena pasar eksporkini dilayani oleh asing dibanding produksi domestik. Masalah baru dari tanggungjawab dan pengawasan meningkat. Seseorang atau beberapa kelompok harus mengambil tanggungjawab pada pertumbuhan operasi asing dan pengawasan menjadi lebih sulit karena perubahan terjadi pada 2 lingkungan operasi (domestik dan asing).
10
Struktur Global
Untuk memperkecil masalah dan suboptimisasi potensial, perusahaan secara khusus mengalami suatu reorganisasi utama, mengadopsi suatu struktur produk global atau struktur mengenai ilmu bumi global. Dalam struktur produk global. perbedaan sebelumnya antara divisi internasional dan domestik dihapuskan, dan para manajer divisi produk diberi tanggung jawab dan kontrol atas penjualan dan produksi yang di seluruh dunia dari produk mereka. Dalam struktur mengenai ilmu bumi yang global, operasi internasional dan domestik ada menjadi bagian dari salah satu dari beberapa pembagian wilayah.
Strategi Lokasi
11
Tinjauan Umum terhadap Proses
Mill menghasilkan konsentrat tembaga dan emas dari bijih yang ditambangdengan memisahkan mineral berharga dari pengotor yang menutupinya. Langkah-langkah utamanya adalah penghancuran, penggilingan,pengapungan, dan pengeringan. Penghancuran dan penggilingan mengubah besaran bijih menjadi ukuran pasir halus guna membebaskan butiran yangmengandung tembaga dan emas untuk proses pemisahan dan untuk menyiapkan ukuran yang sesuai ke proses selanjutnya. Pengapungan (Flotasi) adalah proses pemisahan yang digunakan untuk menghasilkan konsentrattembaga-emas. Bubur konsentrat (slurry) yang terdiri dari bijih yang sudah halus (hasil gilingan) dan airdicampur dengan reagen dimasukkan ke dalam serangkaian tangki pengaduk yang disebut dengan sel flotasi, di mana penambahan udara dipompa ke dalam slurry tersebut.
Reagen yang digunakan adalah kapur, pembuih ( frother) dan kolektor.Pembuih membentuk gelembung yang stabil, yang mengapung ke permukaan sel flotasi sebagai buih. Reagen kolektor bereaksi dengan permukaan partike lmineral sulfida logam berharga sehingga menjadikan permukaan tersebutbersifat menolak air (hydrophobic). Butir mineral sulfida yang hidrofobik tersebut menempel pada gelembung udara yang terangkat dari zona slurry kedalam buih yang mengapung di permukaan sel. Buih yang bermuatan mineral berharga tersebut, yang menyerupai buih deterjen metalik, meluap dari bibiratas mesin flotasi kedalam palung (launders) sebagai tempat pengumpulan mineral berharga. Mineral berharga yang terkumpul didalam palung tersebutadalah 'konsentrat'. Konsentrat (dalam bentuk slurry, 65% padat menurut berat) dipompa ke Portsite melalui empat jaringan pipa slurry sepanjang 115km. Sesampainya di Portsite, konsentrat ini dikeringkan sampai kandungannyahanya 9% air dan kemudian dikapalkan untuk di jual.
Pasir yang tak bernilai dikumpulkan di dasar sel flotasi yang terakhir sebagai limbah yang disebut 'tailing'. Tailing akhir ini disalurkan menuju suatu sistem pembuangan alami yang mengalir dari Mill menuju Daerah Pengendapan Ajkwa yang diModifikasi (ModADA).
12
Operasi kami mempunyai instalasi unit Knelson (14 unit) yang terbesar didunia
Emas yang masih kasar dan bebas tidak bereaksi dengan baik pada prosesflotasi. Konsentrator Knelson, sebuah sistem pengambilan yang menggunakan gravitasi, menggunakan daya sentrifugal untuk pemisahan dan pengambilanemas kasar dan bebas tersebut. Dengan demikian, pengambilan emas dari bijihakan mengalami peningkatan secara keseluruhan.
Pengelolaan Kualitas
Pelayanan yang baik hanya akan dapat diwujudkanapabila di dalam organisasi pelayanan terdapat sistem pelayanan yang mengutamakan kepentingan warga negara khususnya pengguna jasapelayanan dan sumber daya manusia yang berorientasi pada kepentinganwarga negara. Fokus pada kepentingan warga negara merupakan halyang mutlak dilakukan oleh tiap-tiap unit pelayanan, dikarenakankeberadaan unit pelayanan publik bergantung pada ada tidaknya warganegara yang membutuhkan jasa pelayanan publik.
Penilaian terhadap kualitas pelayanan dilakukan pada saat pemberian pelayanan, yaitu terjadinya kontak antara pelanggan dengan petugaspemberi pelayanan (service contact person). Kualitas pelayanan akanterlihat dari kesesuaian pelayanan yang diterima pelanggan dengan apa yang menjadi harapan dan keinginan pelanggan tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, praktik manajemen pemerintahan banyak menggunakan pendekatan-pendekatan manajemen yang telahterlebih dahulu diterapkan di sektor swasta, salah satunya adalah konsepmanajemen kualitas. Salah satu pendekatan yang digunakan dalamkaitan dengan manajemen kualitas adalah ISO. Prinsip-prinsip Manajemen Kualitas ISO 9001 adalah :
Prinsip 1 : Fokus kepada pelanggan
Pelaksanaan prinsip ini tergantung pada pelanggan organisasi, oleh sebagitulah maka organisasi harus memahami betul kebutuhan pelanggannya. Dengan demikian organisasi akan selalu tanggap akan kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
13
Prinsip 2 : Kepemimpinan
Disadari atau tidak keterlibatan pimpinan dalam penerapan manajemen kualias sangat dibutuhkan, karena dengan demikian akan membawa dampak pada keterlibatan secara penuh dari setiap unsur organisasi.
Prinsip 3 : Keterlibatan orang-orang
Keterlibatan orang-orang secara penuh terhadap penerapan standar ini merupakan faktor penting dalam rangka memberikan komitmen bersama,menumbuhkembangkan inovasi dan kreatvitas, sehingga semuanya ikutbertanggungjawab terhadap masalah yang dihadapi beserta solusinya terhadap masalah yang mungkin timbul.
Prinsip 4 : Pendekatan proses
Dengan penerapan prinsip ini, hasil yang diinginkan akan dapat tercapaidengan lebih efisien, karena pendekatan ini mengintegrasikan sumberdaya yang ada, seperti manusia, material, metode, mesin dan peralatandalam rangka menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan demikian akan menghemat biaya dan waktu yang diperlukan.
Prinsip 5 : Pendekatan sistem terhadap manajemen
Pendekatan ini akan memfokuskan usaha-usaha pada proses kunci yangpada akhirnya akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan.
Prinsip 6 : Peningkatan terus-menerus
Hal ini didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi organisasi secara terus menerus,yang membutuhkan langkah konsolidasi yang progresif dan menanggapi perkembangan kebuthan dan ekspektasi pelanggan. Dengan demikian dapat mengetahui keunggulan kinerja melalui peningkatan kemampuan organisasi.
14
Prinsip 7 : Pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan
Dengan menggunakan data dan informasi yang faktual maka dapat menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga dapat diselesaikan secara tepat sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen kualitas.
Prinsip 8 : Hubungan pemasok yang saling menguntungkan
Dalam rangka menanggapi perubahan pasar dan mengoptimalkan biayadan penggunaan sumber daya, hubungan antara organisasi dengan pelanggan atau stakeholder merupakan hubungan ketergantungan yang saling menguntungkan, sehingga akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah masing-masing.
15
BAB III
PEMBAHASAN
Strategi Pengelolaan Lingkungan
PT Freeport Indonesia (PTFI) berkomitmen untuk mengelola dan meminimalisasi dampak kegiatan operasinya terhadap lingkungan, menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta meningkatkan kinerja PT. Freeport Indonesia secara berkesinambungan. Sebagai bagian dari Kebijakan Lingkungan, PT. Freeport Indonesia menggunakan strategi pengelolaan resiko berdasarkan data yang sah dan ilmu pengetahuan yang mumpuni.
PT. Freeport Indonesia melakukan audit internal maupun eksternal terhadap lingkungan secara rutin guna mengevaluasi ketaatan lingkungan PT. Freeport Indonesia, serta sistem dan praktek pengelolaannya. Karyawan diseluruh organisasi mengemban tanggung jawab langsung untuk memelihara lingkungan dan mengembangkan rencana kerja berdasarkan hasil audit.
Kebijakan Lingkungan
PT Freeport Indonesia (PTFI) –afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Company (FCX) adalah perusahaan penambangan dan eksplorasi yang menyadari tugas dan tanggung-jawabnya dalam pelestarian sumber daya alam dan pembangunan yang berkelanjutan, khususnya di Provinsi Papua. Untuk mencapai komitmen ini, PTFI akan:
Mematuhi semua hal yang terkait dengan peraturan perundang-undangan lingkungan yang berlaku, komitmen-komitmen lingkungan yang secara sukarela diikuti, dan ketentuan kebijakan Lingkungan FCX.
Mengupayakan perbaikan yang berkesinambungan dengan mengimplementasikan sistem manajemen yang menetapkan tujuan dan sasaran berdasarkan data yang absah dan berlandaskan ilmu pengetahuan yang tepat, dengan mengkaji ulang sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta melalui audit internal maupun audit eksternal berkala.
Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan menjadi bagian integral pada setiap tahap perencanaan, perekayasaan dan pengoperasian.
Bekerja sama dengan masyarakat di sekitar wilayah kerja kami dengan prinsip saling menghormati dan mengembangkan kemitraan aktif.
16
Mendukung upaya efisiensi energi beserta pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang (3R) dan pembuangan yang bertanggung jawab dari produk yang digunakan dalam kegiatan operasional.
Berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan terintegrasi dalam rencana penggunaan lahan.
Memastikan bahwa kebijakan ini didokumentasikan, disampaikan kepada seluruh karyawan dan semua orang yang bekerja mewakili perusahaan, dan terbuka untuk semua pihak.
Pendekatan
Program lingkungan kami berpedoman kepada persyaratan pada Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang kami serahkan setiap tahun kepada pemerintah sesuai persyaratan dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), selain sesuai kewajiban menurut peraturan dan perizinan terkait yang dikeluarkan pemerintah.
Pada 2008 PTFI melaporkan kinerja lingkungan terhadap indikator G3 Prakarsa Pelaporan Global (Globar Reporting Initiative/GRI). PTFI melakukan penyesuaian terhadap beberapa indikator 2007 yang telah dilaporkan sesuai pedoman GRI untuk membandingkan indikator atas dasar yang sama. Sebagai bagian dari transisi PTFI di tahun 2008/2009 untuk melaksanakan Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan ICMM, PTFI pun mengembangkan suatu proses untuk mengidentifikasi risiko dan peluang yang penting.
Pengelolaan Sitrat (Pasir Sisa Tambang)
Salah satu volume limbah terbesar di operasi-operasi PTFI berbentuk sirsat - sisa air dan bebatuan alamiah di permukaan tanah yang sangat halus setelah konsentrat terpisah dari bijih di pabrik pengolahan. Proses pengolahan/konsentrat Freeport Indonesia merupakan sebuah proses fisik di mana bijih digerus halus dan mineral yang mengandung tembaga dan emas dipisahkan dari partikel-partikel batuan yang tidak bernilai ekonomi. Oleh karena topografi istimewa tapak, kegiatan seismiknya, dan curah hujan tahun yang melebihi 10 meter di beberapa lokasi, PTFI menggunakan sistem pengelolaan sirsat yang terkendali via aliran sungai yang mengangkut sirsat ke suatu daerah yang ditetapkan di zona dataran rendah dan pesisiran, yang disebut sebagai Modified Ajkwa Deposition Area (Mod ADA).
17
Daerah pengendapan ini adalah suatu bagian dari bantaran genangan sungai, dan merupakan sistem yang direkayasa, dikelola untuk pengendapan dan pengendalian sirsat. Sistem pengelolaan ini dijalankan di bawah rencana pengelolaan sirsat komprehensif Freeport Indonesia, yang disetujui oleh Pemerintah Indonesia setelah melakukan banyak studi teknis dan suatu proses peninjauan ulang secara tahun-jamak. Sistem ini melibatkan pembangunan struktur penampung lateral, atau tanggul, untuk daerah pengendapan. Tanggul-tanggul ini belakangan diperluas dan pekerjaan secara terus-menerus dilakukan untuk berbagai perbaikan sistem, termasuk pemeriksaan, pemantauan, dan pembangunan fisik. PTFI terus-menerus mengevaluasi dan memutakhirkan rencana pengelolaan sirsat untuk meminimalkan risiko. Apabila pertambangan berakhir, penelitian PTFI memperlihatkan bahwa daerah pengendapan ini dapat direklamasi dengan vegetasi alamiah atau dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, kehutanan, atau perikanan. Rata-rata biaya tahunan untuk melaksanakan program pengelolaan sirsat ini selama tiga tahun terakhir sekitar 15,5 juta dolar AS.
PTFI telah melaksanakan suatu program untuk mendaur ulang sirsat sebagai bahan campuran beton dalam pembangunan prasarana lokal. Sejak tahun 2007, PTFI membangun jalan lebih dari 39 kilometer di Provinsi Papua dengan menggunakan sirsat sebagai unsur utama. Kami pun membuat batu bata, jembatan, lapangan parkir, dan sejumlah bangunan. Bahan ini digunakan dalam program perusahaan untuk bantuan bangunan lokal. Pemerintah dan masyarakat setempat memberikan tanggapan menggembirakan dan kami bermaksud melanjutkan upaya-upaya ini pada tahun-tahun mendatang.
Reklamasi dan Revegetasi
Dataran Tinggi
Ekosistem dataran tinggi terbentuk oleh kondisi-kondisi lingkungan yang ekstrem, yang mencakup suhu malam hari yang sangat rendah, radiasi matahari tinggi selama siang hari dengan periode fotosintesis yang pendek, kabut tebal, curah hujan tinggi, dan tanah yang miskin hara. Tanaman yang hidup di sini sangat istimewa; melewati evolusi untuk bertahan dalam kondisi hidup yang keras. Banyak di antara spesies ini, termasuk rumput lokal dan beberapa spesies rhododendron dan lumut, telah diketahui sesuai untuk dipakai dalam reklamasi terasering batuan penutup.
18
Pada akhir tahun 2011, total tanah terganggu baru adalah 27 hektar. Sepanjang 2011, lebih dari 60,1 hektar lahan terganggu dekat areal pertambangan di dataran tinggi telah melalui revegetasi sebagai bagian dari program reklamasi yang lebih berjangka panjang. Kami memantau kinerja beragam teknik penanaman dan memodifikasi program-program untuk meningkatkan keberhasilan jangka panjang tanaman ini.
Dataran Rendah
Hingga akhir 2011, lebih dari 171 spesies tanaman berhasil tumbuh pada lahan yang mengandung sirsat. Hal ini mencakup tanaman penutup jenis kacang-kacangan (legume) untuk pakan ternak; pepohonan asli seperti kasuarina, matoa, kayu putih (eucalyptus), dan kelapa; tanaman pertanian seperti nenas, melon, tebu, sagu, dan pisang; serta sayur-mayur dan sereal seperti cabe, timun, tomat, padi, jagung, kacang-kacangan, dan labu. Strategi lain dari reklamasi sirsat adalah membiarkan terjadinya suksesi ekologis alami (pertumbuhan kembali spesies asli secara alami) pada kawasan yang telah ditentukan. Sebuah proyek penelitian independen tentang suksesi alami pada kawasan endapan sirsat menemukan bahwa, dalam kurun waktu beberapa tahun saja, lebih dari 500 spesies tanaman berhasil melakukan kolonisasi secara alami dan tumbuh dengan baik.
Lahan baru yang terbentuk di daerah muara dari aliran sirsat dan sedimen alami yang lolos telah membentuk kolonisasi bakau secara alami. Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan spesies bakau, kepiting, udang, siput, kerang, ikan, dan cacing laut teridentifikasi di daerah-daerah koloni mangrove ini. Untuk mempercepat proses suksesi primer di lahan-lahan bentukan baru ini, Freeport Indonesia menanam ratusan ribu pohon bakau di sini, mempekerjakan kontraktor-kontraktor yang berasal dari masyarakat Kamoro, pemukim asli dataran rendah. Pemantauan terhadap proyek tersebut memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan dan daya tahan hidup bibit yang ditanam serupa dengan yang dilaporkan untuk program kolonisasi di seluruh dunia, sebagaimana dijelaskan dalam literatur ilmiah.
Overburden dan Air Asam Tambang
Overburden (lapisan batuan penutup) merupakan batuan yang harus disisihkan untuk kemudian dapat mencapai bijih yang ditambang dan diproses untuk selanjutnya memperoleh logam untuk keperluan perniagaan. PTFI mengelola overburden dengan mengacu kepada suatu Rencana Pengelolaan Overburden komprehensif yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia.
19
Banyak logam terdapat di alam bebas dalam bentuk mineral sulfida. Ketika bijih ditambang dan overburden yang mengandung sulfida terpapar dengan unsur alam, maka timbul potensi pembentukan asam belerang oleh kegiatan air, oksigen, serta bakteri yang terjadi secara alami. Air asam tersebut dapat melarutkan logam yang terkandung di dalam batuan overburden dan terbawa dalam sistem pembuangan air, yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Proses inilah yang disebut sebagai proses pembentukan air asam tambang. PTFI mengelola serta memantau air asam tambang yang dihasilkan oleh kegiatannya. Audit independen yang dilakukan terhadap sistem pengelolaan lingkungan hidup PTFI menyimpulkan bahwa program-program pengelolaan overburden PTFI "terpadu dengan baik" dan "sesuai dengan praktik internasional". Sesuai rencana pengelolaan overburden yang telah disetujui pemerintah, PTFI menempatkan overburden pada kawasan-kawasan yang terkelola di sekitar tambang terbuka Grasberg. Rencana PTFI untuk mengurangi air asam tambang mencakup penampungan dan pengolahan air asam batuan yang ada dengan melakukan pencampuran dengan batu kapur (limestone blending) serta penutupan dengan kapur (limestone capping) terhadap kawasan penempatan overburden yang ada dalam rangka pengelolaan pembentukan air asam tambang di masa datang.
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan Program Pemantauan Lingkungan jangka panjang Freeport Indonesia dirancang untuk memantau dampak-dampak lingkungan potensial dengan rutin mengukur karakteristik mutu air, biologi, hidrologi, sedimen, dan meteorologi di seluruh daerah operasi kami. Lazimnya setiap tahun lebih dari 7,000 sampel yang menghasilkan lebih dari 50,000 hasil analisis terpisah dipakai untuk mengembangkan informasi ilmiah yang diperlukan untuk mengambil keputusan manajemen menyangkut pengoperasian kami sehingga kami dapat meminimalkan dan memitigasi dampak-dampak lingkungan. Freeport Indonesia memiliki sebuah laboratorium lingkungan di dalam area yang menghasilkan analisis data untuk digunakan dalam program pemantauan. Laboratorium ini memperoleh sertifikasi standar kualitas ISO 17025 untuk laboratorium analitika dari Komite Akreditasi Nasional Indonesia dan telah teregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup sebagai Laboratorium Lingkungan. Sebagai bagian dari pengawasan dan audit lingkungan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup mengambil sampel air, sedimen, ikan, air permukaan, dan emisi cerobong. Hasil-hasilnya secara rutin mengkonfirmasi data dari Freeport Indonesia.
20
Pada tahun 2002, Freeport Indonesia menyerahkan laporan Penilaian Risiko Ekologi kepada Pemerintah Indonesia pada sebuah Asesmen Risiko Ekologi yang terinci terhadap sistem pengelolaan sirsat, yang mengevaluasi jalur-jalur potensial yang dapat mempengaruhi kesehatan flora, fauna, dan manusia. Asesmen terinci ini memperkuat dasar untuk persetujuan sistem pengelolaan sirsat dalam AMDAL.
Pada tahun 2002 dilakukan studi dampak sirsat terhadap kesehatan masyarakat setempat serta keanekaragaman hayati. Studi dari berbagai aspek ini kemudian ditinjau kembali keabsahan metodologi dan kesimpulannya oleh tim panel yang independen dan terdiri dari ahli yang terpercaya. Hasil studi menujukkan tidak terbukti adanya bahaya kerusakan ekosistem dan kesehatan manusia. Meskipun demikian, hasil studi ini juga meminta kami untuk mengambil langkah-langkah lanjutan. Karena wilayah sirsat tidak mungkin kembali sepenuhnya seperti semula, harus dilakukan pengawasan atas kondisi baru yang terjadi.
Program biologi kami memantau lebih dari 200 lokasi sampling untuk nekton, bentos, dan plankton. Hasil-hasil dari pemantauan terkini memperlihatkan bahwa sampel daging ikan dan udang dari daerah sirsat layak dikonsumsi sebagaimana diatur dalam standar baku mutu makanan Indonesia.
Data dari contoh biologi terus memperlihatkan bahwa muara di hilir daerah pengendapan sirsat merupakan ekosistem yang berfungsi berdasarkan jumlah spesies dan jumlah specimen yang dikumpulkan baik dari nekton mapun organisme yang dapat berenang seperti ikan dan udang.
Pengelolaan Limbah dan Energi
Program pengelolaan lingkungan Freeport Indonesia mencakup semua aspek kegiatan operasinya, bukan hanya yang terkait dengan pertambangan. PTFI memiliki sistem pengelolaan limbah yang komprehensif menerapkan prinsip-prinsip 3R – reuse, recycle, reduction (pemanfaatan kembali, daur ulang, pengurangan). Program-program minimalisasi limbah PTFI melibatkan pengurangan limbah dan penggatian bahan dengan produk ramah lingkungan. Wadah besar, ampas minyak, kertas dan ban bekas digunakan kembali secara lokal setempat dengan cara yang ramah lingkungan. Bahan-bahan yang dapat didaur ulang lainnya, sebagaimana logam dan baterai bekas, dikumpulkan dan disimpan di daerah penyimpanan sementara untuk selanjutnya didaur ulang sesuai dengan peraturan Pemerintah Indonesia.
21
Sebagai bagian dari program 3R (Reduce-Reuse and Recycle) PTFI melanjutkan upaya untuk pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas untuk digunakan pada beberapa kendaraan ringan. Di samping itu juga terus memanfaatkan oli bekas untuk pembakaran di Pabrik Kapur Mahaka dan Pabrik Pengering Konsentrat, serta melanjutkan program daur ulang aluminium untuk dijadikan souvenir.
Material yang didaur ulang atau dimanfaatkan kembali berupa: minyak pelumas (oli) bekas yang dikumpulkan dari bengkel-bengkel di seluruh area kerja PTFI, oli/minyak pelumas bekas dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar alternatif di Pabrik Kapur Mahaka dan Pabrik Pengeringan Konsentrat di portsite; Aki/accu bekas kendaraan ringan maupun berat. Aki dikirim kepada pihak ketiga di luar area kerja PTFI dimana bagian-bagian aki yang bernilai dipisahkan, didaur-ulang dan dimanfaatkan kembali; Material lain seperti ban bekas, besi bekas, drum-drum bekas dimanfaatkan oleh pihak ketiga.
Berbagai limbah, termasuk jumlah kecil limbah berbahaya, dipisah-pisahkan di titik asal. Pengumpulan, pengemasan, dan penyimpanan limbah berbahaya yang ditimbulkan dari pekerjaan uji kadar logam (assay) terhadap sampel bijih, laboratorium analitika, sarana medik, dan proses-proses lain dikelola sesuai dengan peraturan Pemerintah Indonesia. Limbah berbahaya diangkut ke industri pengolah dalam negeri yang memiliki izin dan tidak melintasi perbatasan internasional. Pada 2011, Freeport Indonesia menghasilkan 7.937 ton limbah berbahaya, dan sekitar 21.590 ton limbah tidak berbahaya.
Limbah tidak berbahaya Freeport Indonesia ditangani di tiga lokasi yang telah ditentukan, yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk limbah tak bergerak dan sebuah TPA untuk limbah terurai dan limbah lainnya, yang dilengkapi dengan sebuah sistem pengumpulan dan pengolahan. Kesepuluh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kami dikelola sesuai dengan peraturan Pemerintah Indonesia. Mutu air limbah dari semua instalasi itu dipantau secara berkala terkait dengan parameter pH, kebutuhan oksigen biologi (BOD), total padatan tersuspensi dan lemak, serta minyak sesuai dengan baku mutu.
PTFI mengembangkan sebuah rencana dan mendapatkan persetujuan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memanfaatkan abu dari unit boiler pada sarana pembangkit listrik PTFI yang menggunakan bahan bakar batubara yang dicampur 5 hingga10% semen untuk keperluan proyek infill di daerah operasi PTFI.
22
Hal ini berguna untuk memanfaatkan timbunan abu kami untuk kegiatan produktif. Pada tahun ini PTFI berpartisipasi dalam Penghargaan Energi Pratama 2012 yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tim dari Balitbang-ESDM telah melakukan kunjungan sosialisasi dan identifikasi ke area kerja PTFI pada bulan Juni 2012. Program Penghargaan Energi Pratama dikhususkan bagi perusahaan yang memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif sebagai korporat yang melakukan, memberikan sumbangan nyata dalam hal pengembangan teknologi baru, inovasi, penyediaan dan pemanfaatan energi dengan prinsip konservasi dan/atau diversifikasi. PTFI juga telah melaksanakan program efisiensi energi, yang dilakukan berdasarkan rekomendasi dari audit energi oleh konsultan (ERM) pada awal tahun 2011. Selama tahun 2011, Freeport Indonesia telah melakukan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan keanekaragaman hayati di area kontrak karya pada tiga kawasan pemantauan, yaitu kawasan dataran tinggi, kawasan dataran rendah dan kawasan muara sungai. Pemantauan di kawasan dataran tinggi dilakukan di area Ertsberg dan Grasberg, di dataran rendah dilakukan di kawasan pengendapan pasir sisa tambang (sirsat) dalam Tanggul Ganda, sedangkan di kawasan muara sungai dilakukan di Sungai Mawati, Sungai Otakwa dan di Pulau Ajkwa di muara Sungai Ajkwa.
3.2. Kebijakan Operasi
Prinsip-prinsip Perilaku Bisnis (PBC - Principles Business Conduct) merupakan penegasan kembali akan komitmen PTFI terhadap integritas. Prinsip-prinsip ini mendefinisikan bagaimana PTFI bekerja dan perilaku yang diharapkan dari kami semua.
Masing-masing pihak yang bekerja di PTFI—teknisi, pengemudi truk, akuntan, operator pabrik, eksekutif, staf pemeliharaan, asisten administrasi, manajer keamanan, staf keamanan mewakili PTFI. Setiap orang adalah wajah dari PTFI di masyarakat setempat PTFI. Siapapun yang melakukan bisnis atas nama PT Freeport Indonesia atau cabang atau afiliasinya tercakup oleh Prinsip-prinsip ini.
PTFI hanya percaya melakukan bisnis dengan pemasok, kontraktor, konsultan dan mitra bisnis lainnya yang menunjukkan standar tinggi dalam etika perilaku bisnis. PTFI berupaya menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan mitra-mitra bisnis yang menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip- prinsip PTFI.
Perilaku Bisnis PTFI dirancang untuk menjadi alat yang bisa digunakan oleh perusahaan. PTFI akan memastikan bahwa seluruh karyawan membaca, memahami dan mengikuti Prinsip-prinsip tersebut dalam segala hal yang dikerjakan.
23
Namun, PBC tidak merinci setiap hukum atau kebijakan yang mungkin berlaku; terdapat terlalu banyak regulasi, situasi dan hukum, untuk dibahas semuanya. Tanggung jawab karyawan adalah mempelajari tentang persyaratan tambahan yang berlaku untuk setiap pekerjaan. Setiap karyawan diminta untuk menghubungi manajer HRD atau kantor HRD untuk melihat kebijakan dan prosedur yang direferensikan dalam PBC.
Memilih karyawan (termasuk manajer tertentu, penyelia dan personel lainnya) diperlukan untuk menjamin pemahaman dan kepatuhan mereka terhadap Prinsip- prinsip Perilaku Bisnis secara tahunan. Manajer dan penyelia mendapat tanggung jawab tambahan untuk memastikan bahwa para karyawan yang melapor pada mereka memahami Prinsip-prinsip ini dan semua kebijakan, prosedur serta hukum yang berlaku.
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc., perusahaan utama PTFI, melakukan bisnis di banyak negara. Banyak hukum, budaya setempat dan standar sosial yang sangat berbeda dari satu tempat dengan tempat lain. Kebijakan PTFI adalah untuk tunduk pada hukum negara tempat kita beroperasi, juga untuk melakukan bisnis sesuai dengan Prinsip-prinsip dan nilai-nilai PTFI. Jika budaya setempat atau praktik-praktik setempat berbeda dari standar yang tercantum dalam PBC, yang dilakukan adalah mengikuti Prinsip-prinsip dalam PCB. Jika ada konflik yang serius dengan harapan setempat, kami akan berkonsultasi dengan pejabat Kepatuhan yang ditunjuk untuk menentukan cara yang tepat untuk melakukan bisnis di lokasi tersebut.
PTFI akan melatih semua karyawan dalam Prinsip-prinsip ini. Semua karyawan baru akan menerima pelatihan seperti ini selama masa orientasi mereka di perusahaan dan pelatihan tambahan mengenai Prinsip-prinsip akan diberikan secara berkala.
Strategi
Menjalin dan mendorong kemitraan pembangunan yang berkelanjutan, berpartisipasi dalam dialog penting dengan para pemangku kepentingan (stakeholder), serta memastikan adanya efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas guna mengoptimalkan sumber daya yang di alokasikan untuk program pengembangan masyarakat sehingga terciptanya kemandirian dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
24
Pengelolaan Pertambangan yang Baik Kerangka Kerja ICMM untuk Pembangunan Berkelanjutan
Melaksanakan Praktik Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practices) sesuai dengan komitmen kami dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Melalui good mining practices, kami berupaya melakukan aktivitas pertambangan yang menaati aturan, terencana dengan baik, menerapkan teknologi yang sesuai yang berlandaskan pada efektifitas dan efisiensi, melaksanakan konservasi bahan galian, mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan, menjamin keselamatan kerja, mengakomodir keinginan dan partisipasi masyarakat, menghasilkan nilai tambah, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Selaku anggota pendiri dari International Council on Mining and Metals (ICMM/Dewan Internasional tentang Pertambangan dan Logam), Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. menganut Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan dari ICMM, dan komitmen ini melandasi upaya kami untuk mengenal dan mengelola berbagai tantangan dan peluang di seluruh operasi kami. Kerangka kerja tersebut terdiri dari tiga unsur yang wajib dipenuhi oleh anggota korporasi:
Melaksanakan 10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM di seluruh kegiatan usaha,
Membuat laporan sesuai Global Reporting Initiative (GRI / Prakarsa Pelaporan Global), pedoman G3 serta Mining and Metals Sector Supplement, dan
Memberi jaminan secara independen bahwa komitmen kami dipenuhi.
Pada tahun 2009 kami mengembangkan dan melaksanakan pendekatan berbasis risiko terhadap seluruh Portofolio kegiatan kami dalam rangka lebih menegaskan, mengelola dan memantau tantangan dan peluang pembangunan berkelanjutan yang terpenting bagi pemangku kepentingan kami, maupun usaha kami. Kami pun akan memenuhi komitmen jaminan dengan melaporkan hal-hal sebagai berikut:
Penyelarasan kebijakan keberlanjutan kami dengan 10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM maupun persyaratan wajib yang tertuang di dalam pernyataan posisi ICMM;
Risiko dan peluang penting pembangunan berkelanjutan yang kami hadapi berdasarkan tinjauan yang dilakukan terhadap kegiatan usaha kami maupun informasi dari pemangku kepentingan;
25
Keberadaan dan status berbagai sistem dan pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan risiko dan peluang penting pembangunan berkelanjutan tersebut;
Kinerja kami terkait risiko dan peluang pembangunan berkelanjutan yang telah diidentifikasi;
Pengungkapan wajib dalam pengajuan peringkat A+ pada Pedoman Pelaporan Keberlanjutan dari GRI (G3).
10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM
Laksanakan dan pertahankan praktik berbisnis yang etis serta sistem tata kelola korporasi yang sehat
Padukan pertimbangan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses pembuatan keputusan korporasi
Tegakkan hak asasi manusia dan hormati budaya, adat dan nilai-nilai dalam setiap hubungan dengan karyawan maupun pihak lain yang terkena dampak dari kegiatan kami
Lakukan strategi pengelolaan risiko berdasarkan data yang sah dan ilmu pengetahuan yang mumpuni
Terus tingkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan
Terus tingkatkan kinerja lingkungan
Beri sumbangan terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan terpadu dalam perencanaan tata guna lahan
Permudah dan dukung rancangan yang bertanggung jawab, pemanfaatan, pemanfaatan ulang, daur ulang, dan pembuangan dari produk-produk kami
Beri sumbangan terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan kelembagaan di masyarakat di mana kami tengah melakukan kegiatan
Lakukan secara efektif dan transparan setiap hubungan, komunikasi, dan pelaporan yang diverifikasi secara independen bersama pemangku kepentingan kita
26
Studi Kasus
Industri : PT. FREEPORT INDONESIA
Kasus : kasus yang berhubungan dengan lingkungan manajemen operasi pembangunan Negara sesuai dengan standart perusahaan global (ISO 9000, ISO 14000).
Lokasi : Papua, Indonesia
Gambarkan dan evaluasi pengelolaan lingkungan PTFI bagian strategi umum perusahaan induk. Apakah itu selalu?
Lingkungan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh PT Freeport. Hal ini dapat dilihat dari komitmen perusahaan untuk memperhatikan berbagai aktivitas yang diterapkan dan dilaksanakan serta menjadi tanggungjawab perusahaan, dengan berusaha mengurangi dampak atas operasi perusahaan disekitar lingkungan bisnis yang mencakup masyarakat sekitar dan lingkungan. Perusahaan menerapkan berbagai strategi dalam menjaga lingkungan yaitu dengan memperhatikan masalah reklamasi lingkungan, masalah penggunaan sumber energi dalam menopang kegiatan operasi perusahaan, masalah yang berkaitan dengan limbah hasil operasi baik yang mineral maupun non mineral. Strategi pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan energi adalah dengan berfokus kepada efisiensi energi pada kegiatan operasi yang dilakukan oleh perusahaan serta penyebaran pertambangan dan pengelolaan teknologi inovatif pada proyek-proyek ekspansi yang dilakukan perusahaan.
Kemudian PTFI merupakan pemghasil terbesar konsentrat tembaga dunia dari bijih mineral yang juga mengandung emas dalam jumlah yang berarti. PTFI menyadari bahwa kebutuhan ekonomi tersebut perlu diimbangi dengan kebutuhan sosial dan lingkungan hidup, sehingga dalam memenuhi tuntutan generasi masa kini, PTFI tidak mengganggu kesinambungan kehidupan generasi di masa mendatang. Hal ini merupakan inti dari konsep pembangunan berkelanjutan yang dilakukan PTFI. Dengan berkarya guna mencapai pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan dan program usaha, PTFI ikut menjamin lingkungan hidup dan masyarakat yang sehat di wilayah kerja PTFI dan masyarakat sekitar PTFI, yang menjadi sangat penting bagi keberhasilan PTFI dimasa yang akan datang. Jadi pada intinya PTFI hanya mengambil, mengolah serta memberikan berapa harga yang dipatok untuk menjual.
27
Alokasi dana sebagian keuntungan untuk menutupi kelestarian lingkungan dan masyarakatnya dengan memberikan sedikit hal yang bermanfaat bagi Indonesia seperti Rumah Sakit, Bantuan dana keamanan, Pengambilan tenaga kerja dari Indonesia untuk bagian tertentu sehingga dapat juga membuka peluang pekerjaan bagi warga Indonesia.
Gambarkan dan evaluasi pengelolaan lingkungan PTFI urusan sosial dan budaya Irian Jaya?
Dalam menjaga hubungan dibidang sosial dan budaya PT Freeport Indonesia (PTFI) memiliki beberapa cara yang diantaranya adalah :
1. Pemberdayaan Perempuan : PTFI melalui Koperasi Aitomona sejak tahun 2008 memberdayaan perempuan Papua dan memberikan ketrampilan bagi ibu rumah tangga sehingga dapat berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Lewat berbagai pelatihan seperti mengelola keuangan keluarga, menjahit sampai dengan membuat makanan dari bahan lokal di ajarkan agar dapat tecipta industri skala rumah tangga di masa yang akan datang. Hal ini menurut kami sangatlah bermanfaat bagi para ibu di Irian karena mereka dapat belajar bagaimana mencari uang dan mampu berkarya sehingga tidak membuat mereka bergantung kepada orang lain dan merekapun dapat hidup mandiri.
2. Reklamasi Dan Revegetasi : merupakan contoh bahwa PT Freeport Indonesia (PTFI) tetap peduli terhadap lingkungan sekitar tambang mereka, mulai dari menanami area sekitar tambang dengan tanaman seperti rumput lokal dan beberapa spesies rhododendron dan lumut, yang telah diketahui sesuai untuk dipakai dalam reklamasi terasering batuan penutup, sehingga area sekitar tambang tak terlihat padas dan gersang. Selain itu Reklamasi juga bertujuan menjaga ekosistem dan suhu udara maupun kelembaban di sekitar tambang. Selain Reklamasi PT Freeport Indonesia (PTFI) juga melakukan Revegetasi dengan menanami Mangrove di area pinggiran pantai guna menghambat pengikisan yg terjadi kerena air laut, serta juga memperbaiki lingkungan yg sedikit rusak akibat limbah yg dihasilkan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI).
3. Tenaga Kerja : Kebijakan, program dan praktek-praktek ketenagakerjaan PTFI rancang untuk membantu karyawan untuk mengembangkan dirinya maupun profesinya. PTFI menyadari bahwa keberhasilan perusahaan bergantung pada kontribusi masing-masing karyawan.
28
Karena itulah komitmen PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mencapai keunggulan mencakup pula kebutuhan dari setiap orang yang PT Freeport Indonesia (PTFI)pekerjakan.
Sehingga bagi masyarakat sekitar yg nekerja di PT Freeport Indonesia (PTFI) mampu mengembangkan kemampuan untuk berkarya diberbagai bidang yg mereka geluti. Hal ini mampu membuat pertumbuhan ekonomi mereka meningkat karena mereka tidak hanya bergantung pada hasil ladang maupun hasil buruan. Mereka juga bisa menjadi panutan atau "guru" bagi generasi muda di Irian agar mau dan mampu mengembangkan keterampilan mereka guna mendapat kehidupan yg layak.
Selain hal positif yang dilakukan PTFI diatas ada satu masalah yang mengakibatkan warga Indonesia jengkel yaitu:
Freeport-McMoRan Copper & Gold (FCX) merupakan perusahaan induk dari PTFI. Chairman FCX James R. Moffett dan CEO FCX Richard C. Adkerson menyampaikan: "Kami prihatin atas dampak dari mogok kerja terhadap karyawan PTFI dan keluarga mereka, dan Manajemen PTFI tengah berupaya menyelesaikan perundingan secepat mungkin. Penawaran yang kami sampaikan cukup adil dan besar, dan tim Manajemen PTFI memiliki komitmen untuk mempertahankan kondisi dan lingkungan kerja yang kondusif, bersaing dan nyaman bagi karyawan kami. Kekerasan dan tindakan intimidasi yang dilakukan terhadap karyawan yang memilih untuk tetap bekerja dan kerusakan yang dilakukan terhadap sarana dan prasarana Perusahaan tidak menguntungkan para pemangku kepentingan dan merupakan tindakan melanggar hukum. Kami menghargai dukungan dari Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah untuk melindungi Perusahaan yang merupakan obyek vital nasional, dan bersama ini kami menghimbau semua pemangku kepentingan agar dapat bekerja sama dengan Presiden Direktur PTFI Armando Mahler dan anggota Manajemen PTFI untuk menyelesaikan perundingan PKB secara baik dan memulihkan penegakkan hukum dan ketertiban di wilayah Mimika, Papua".
29
Pada intinya PTFI melakukan gambaran dan evaluasi dalam bidang sosial yaitu dengan mempertahankan kondisi dan lingkungan kerja yang kondusif dengan menaikan gaji para karyawan yang berasal dari dalam negeri, tapi menurut kelompok kami kenaikan gaji tersebut berdasarkan mogok kerja yang dilakukan para keryawan. Dan kemungkinan apabila tidak adanya mogok kerja maka tidak ada kenaikan gaji karyawan dan karyawan Indonesia hanya menjadi budak saja.
Anda menggambarkan proyek ini sebagai "sustainable" kriteria apa yang akan anda gunakan untuk mengevaluasi klaim ini membandingkan bagaimana sewa ekonomi sedang distribusikan dibawah pengawasan PTFI dengan kriteria berkelanjutan anda?
PTFI menganut dan menaati kebijakan organisasi induk yang menyangkut etika,sosial dan lingkungan. Pengalaman selama 40 tahun menjadi sumber pengetahuan dan ketrampilan pelaksanaan kebijakan tersebut. Selaku anggota pendiri dari International Council on Mining and Metals (ICMM/Dewan Internasional tentang Pertambangan dan Logam), Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. menganut Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan dari ICMM, dan komitmen ini melandasi upaya kami untuk mengenal dan mengelola berbagai tantangan dan peluang di seluruh operasi kami.
Pada tahun 2009, mengembangkan dan melaksanakan pendekatan berbasis risiko terhadap seluruh Portofolio kegiatan kami dalam rangka lebih menegaskan, mengelola, dan memantau tantangan serta peluang pembangunan berkelanjutan yang terpenting bagi pemangku kepentingan maupun usaha .
PTFI juga memenuhi kriteria ISO 14000 dalam menerapkan kebijakan berkelanjutan yang mereka laksanakan untuk mengurangi dampak negatif dari hasil operasi yang dilakukan oleh perusahaan terutama pada lingkungan sekitar operasi. ISO 14000 sebagai standar internasional yaitu untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi.
Seharusnya pemerintah Indonesia memungkinkan PTFI untuk dapat berkembang?
Kontrak PTFI diperpanjang sampai 2041, kenapa pemerintah tidak tegas dalam menyelesaikan kontrak PTFI? Seharusnya pemerintah Indonesia mengembalikan daluhu sumber daya alam yang ada di tanah Irian Jaya itu, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang belum bisa dikelola, seharusnya PTFI distop dan beralih ke tangan Indonesia, warga Imdonesia masih banyak yang mampu mengelola sumber daya alam itu, Indonesia juga memiliki banyak sarjana yang menggeluti dan mampu mengelola aset pertambangan itu.
30
Apakah ini masalah yang relevan hanya untuk operasi skala besar seperti ini?
Iya masalah pembangunan berkelanjutan sangat relevan untuk operasi perusahaan yang besar, karena kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi berbagai dampak negatif yang ditimbulkan akibat operasi skala besar yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Apabila skala operasi perusahaan kecil tentunya risiko yang dihadapi mengenai lingkungan juga akan semakin kecil. Bentuk kebijakan ini juga diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap lingkungan sosial disekitar tempat operasi dilakukan. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dari operasi yang dilakukan perusahaan.
3.3. Kasus Peristiwa
1. 21 Februari 2006,terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukan pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali KaburWanamon. Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dansatpam Freeport. Akibat pengusiran ini terjadi bentrokan dan penembakan. Penduduk sekitar yang mengetahui kejadian itu kemudian menduduki dan menutup jalanutama Freeport di Ridge Camp, di Mile 72-74, selama beberapa hari. Jalan itu merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg.
2. 22 Februari 2006, sekelompok mahasiswa asal Papua beraksi terhadap penembakan di Timika sehari sebelumnya dengan merusak gedung Plasa 89 diJakarta yang merupakan gedung tempat PT Freeport Indonesia berkantor.
3. 23 Februari 2006, masyarakat Papua Barat yang tergabung dalam SolidaritasTragedi Freeport menggelar unjuk rasa di depan Istana, menuntuk presidenuntuk menutup Freeport Indonesia. Aksi yang sama juga dilakukan olehsekitar 50 mahasiswa asal Papua di Manado.
4. 25 Februari 2006, karyawan PT Freeport Indonesia kembali bekerja setelahpalang di Mile 74 dibuka.
5. 27 Februari 2006, Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat mendudukikantor PT Freeport Indonesia di Plasa 89, Jakarta. Aksi menentang Freeport juga terjadi di Jayapura dan Manado
31
6. 28 Februari 2006, Demonstran di Plasa 89, Jakarta, bentrok dengan polisi.Aksi ini mengakibatkan 8 orang polisi terluka.
7. 1 Maret 2006, demonstrasi selama 3 hari di Plasa 89 berakhir. 8 aktivis LSM yang mendampingi mahasiswa Papua ditangkap dengan tuduhan menyusup kedalam aksi mahasiswa Papua. Puluhan mahasiswa asal Papua diMakassar berdemonstrasi dan merusak Monumen Pembebasan Irian Barat.
8. 3 Maret 2006, masyarakat Papua di Solo berdemonstrasi menentang Freeport.
9. 7 Maret 2006, demonstrasi di Mile 28, Timika di dekat bandar udara Moses Kilangin mengakibatkan jadwal penerbangan pesawat terganggu.
10. 14 Maret 2006, massa yang membawa anak panah dan tombak menutup checkpoint
11. 28 di Timika. Massa juga mengamuk di depan Hotel Sheraton.
12. 15 Maret 2006, Polisi membubarkan massa di Mile 28 dan menangkapdelapan orang yang dituduh merusak Hotel Sheraton.Dua orang polisi terkena anak panah.
13. 16 Maret 2006, aksi pemblokiran jalan di depan KampusUniversitas Cendrawasih, Abepura, Jayapura,oleh masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Parlemen Jalanan dan Front Pepera PB Kota Jayapura,berakhir dengan bentrokan berdarah, menyebabkan 3 orang anggotaBrimob dan 1 intelijen TNI tewas dan puluhan luka-luka baik dari pihak mahasiswa dan pihak aparat.
14. 17 Maret 2006, Tiga warga Abepura, Papua, terluka akibat terkena pelurupantulan setelah beberapa anggota Brimob menembakkan senjatanya ke udaradi depan Kodim Abepura. Beberapa wartawan televisi yang meliput dianiayadan dirusak alat kerjanya oleh Brimob.
15. 22 Maret 2006, satu lagi anggota Brimob meninggal dunia setelah beradadalam kondisi kritis selama enam hari.
16. 23 Maret 2006, lereng gunung di kawasan pertambangan terbuka PT FreeportIndonesia di Grasberg, longsor dan menimbun sejumlah pekerja. 3 orang meninggal dan puluhan lainnya cedera.
32
17. 23 Maret 2006,Kementerian Lingkungan Hidup mempublikasi temuan pemantauan dan penataan kualitas lingkungan di wilayah penambangan PT
18. Freeport Indonesia. Hasilnya, Freeport dinilai tak memenuhi batas air limbahdan telah mencemari air laut dan biota laut.
19. 18 April 2007,sekitar 9.000 karyawan Freeport mogok kerja untuk menuntut perbaikan kesejahteraan. Perundingan akhirnya diselesaikan pada 21 April setelah tercapai kesepakatan yang termasuk mengenai kenaikan gaji terendah.
20. 21 Oktober 2011,sekitar tiga orang tewas akibat insiden penembakan di kawasan Freeport Timika Papua. Marcelianus, seorang personel polri berpangkat Brigadir Polisi Satu juga tewas tertembak
33
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.(AS). Perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Strategi yang digunakan adalah menggunakan strategi lokasi serta pengelolaan kualitas.
Strategi tersebut digunakan untuk proses produksi sampai pengiriman akhir yang didalamnya terdapat manajemen operasi antar bagian sebagai penunjang kelancaran aktivitas perusahaan. Hal ini merupakan inti dari konsep pembangunan berkelanjutan yang kami lakukan. Dengan berkarya guna mencapai pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan dan program usaha, kami ikut menjamin lingkungan hidup dan masyarakat yang sehat diwilayah kerja kami dan masyarakat di sekitar kami yang menjadi sangat penting bagi keberhasilan kami di masa depan. PTFI juga tergolong dalam perusahaan multinasional. Perusahaan yang hasil produksinya di jual keluar negara dari tempat produksi perusahaan tersebut.
4.2. Saran
PT. Freeport Indonesia harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar dan juga masyarakat Papua sehingga produksinya tidak mengganggu ekosistem yang sudah ada. Kemudian PT. Freeport lebih memperkerjakan masyarakat Indonesia. Untuk Pemerintah seharusnya jangan memperpanjang kontrak PT. Freeport ini, seharusnya sumber daya alamnya dikelola oleh Indonesia sendiri.
34
DAFTAR PUSTAKA
https://zyanti.wordpress.com/2009/03/24/pengelolaan-lingkungan-pt-freeport-indonesia-pt-fi/
http://ptfi.co.id/id/media/news
http://ptfi.co.id/id
http://ptfi.co.id/id/about/how-do-we-operate/ore-processing-plant
http://ptfi.co.id/id/csr/freeport-in-environment/waste-management-and-energy
35
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah………………………………………………………………....1
Perumusan Masalah……………………………………………………………………...2
Tujuan……………………………………………………………………………………3
Manfaat ……………………………………………………………………………….....3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Uraian ISO……………………………………………………………………………....4
2.2. Uraian Manajemen Operasi……………………………………………………………..6
2.3. Pengelolaan Perusahaan dan Pengendalian Operasi Global…………………………….9
2.4. Strategi Lokasi…………………………………………………………………………..11
2.5. Pengelolaan Kualitas……………………………………………………………………13
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Strategi Pengelolaan Lingkungan……………………………………………………….16
3.2. Kebijakan Operasi………………………………………………………………………23
3.3. Kasus Peristiwa………………………………………………………………………….31
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………34
4.2. Saran……………………………………………………………………………………..34
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kita bisa menyelesaikan Tugas Makalah Manajemen Operasi Global yang berjudul "PT. Freeport Indonesia Tambang Emas di PAPUA". Kami mendapatkan tugas kelompok dari dosen pengampu Dr. Fitri Lukiastuti, SE, MM ini dengan membuat makalah. Selain ini tugas ini juga akan dibuat power point dan dipresentasikan didepan kelas. Kami sangat menyadari bahwa tugas yang kita buat ini masih jauh dari kata sempurna, karena kita tau bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Sehingga tugas ini masih perlu banyak saran dan kritik yang membangun agar tugas kita menjadi lebih baik lagi. Terimakasih atas kerjasamanya dan semoga tugas kami ini bisa diterima dan bisa bermanfaat
Semarang, April 2015
i
PT Freeport Indonesia Tambang Emas
di PAPUA
Di Susun Oleh:
Nama Kelompok :
Adie Rijalsyah Hamid ( 1M.12.1769 )
Maria Yessy Karvionita ( 1M.12.1853 )
Narisdo Cici F.S ( 1M.12.1864 )
Ni Nyoman Selvia D.T ( 1M.12.1865 )
Normalita Hanum ( 1M.12.1870 )
Dosen Pengampu :
Dr, Fitri Lukiastuti, SE, MM
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng
Jl. Pemuda No. 4A, Semarang
2015