BAB I KONSEP MEDIS
A. PENGERT PENGERTIAN IAN 1. Ikterus Ikterus adalah suatu suatu keadaan dimana dimana jaringan jaringan berwarna berwarna kekuning kekuning-kuni -kuningan ngan akibat akibat
deposisi bilirubin yang terjadi bila kadar bilirubin darah mencapai 2 mg/dL. 2. Ikteru Ikteruss adalah adalah perubah perubahan an warna kuning kuning pada skelera skelera mata, kulit, kulit, dan membran membran muko mukosa sa yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh depo deposi sisi si bili biliru rubi bin n yang yang menin meningk gkat at kadarnya dalam sirkulasi darah. Kata lain ikterus yaitu aundice yang berasal dari kata !erancis "jaune# yang berarti kuning. aundice merupakan merupakan tanda bahwa hati atau system empedu tidak berjalan normal $%tump, 1&&'( '. Ikterus Ikterus obstrukti) obstrukti) itu sendiri sendiri adalah ikterus ikterus yang disebab disebabkan kan oleh obstruks obstruksii sekresi bilirubin yang dalam keadaan normal seharusnya dialirkan ke traktus gastrointestinal. *kibat hambatan tersebut terjadi regurgitasi bilirubin ke dalam aliran darah, sehingga terjadilah ikterus $*nonim, 2++(. . Ikterus Ikterus obstrukti) obstrukti) adalah kegagala kegagalan n aliran bilirubin bilirubin ke duodenu duodenum, m, dimana dimana kondisi kondisi ini akan menyebabkan perubahan patologi di hepatosit dan ampula ateri $%herly, 2++(. 2++(. engan demikian, ikterus obstrukti) merupakan jaundice merupakan jaundice// kekuningan yang disebabkan oleh obstruksi yang menghalangi bilirubin mengalir ke jejunum. 0. Ikteru Ikteruss obstru obstrukti kti), ), diseba disebabka bkan n oleh oleh obstru obstruksi ksi duktus duktus biliaris biliaris $yang $yang sering sering terjadi terjadi bila sebuah batu empedu atau kanker menutupi duktus koledokus( atau kerusakan sel hati $yang terjadi pada hepatitis(, kecepatan pembentukan bilirubin adalah normal, tapi bilirubin yang dibentuk tidak dapat lewat dari darah ke dalam usus. . Ikte Ikteru russ obst obstru rukt kti) i) atau atau bisa bisa juga juga dise disebu butt kole kolest stas asis is diba dibagi gi menj menjad adii 2 yaitu aitu kolestasis intrahepatik dan ekstrahepatik. B. ANATOMI SISTEM HEPAT HEPATOBILIER OBILIER epar, epar, kandun kandung g empedu empedu,, dan percab percabang angan an bilier bilier muncul muncul dari dari tunas tunas
entral $diertikulum hepatikum( dari bagian paling kaudal )oregut diawal ming minggu gu keem keempa patt kehi kehidu dupa pan. n. 3agi 3agian an ini ini terb terbag agii menja enjadi di dua dua bagi bagian an
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
sebagaimana bagian tersebut tumbuh diantara lapisan mesenterik entral4 bagian kranial lebih besar $pars hepatika( merupakan asal mula hati/hepar, dan bagian kaudal yang lebih ecil $pars sistika( meluas membentuk kandung empedu, tangkainya menjadi duktus sistikus. ubungan awal antara diertikulum hepatikum dan penyempitan )oregut akan membentuk duktus biliaris. %ebagai akibat perubahan posisi duodenum, jalan masuk duktus biliaris berada disekitar aspek dorsal duodenum%istem biliaris secara luas dibagi menjadi dua komponen, jalur intra-hepatik dan ekstra-hepatik. 5nit sekresi hati $hepatosit dan sel epitel bilier, termasuk kelenjar peribilier(, kanalikuli empedu, duktulus empedu $kanal earing(, dan duktus biliaris intrahepatik
membentuk
saluran intrahepatik
dimana
duktus
biliaris
ekstrahepatik $kanan dan kiri(, duktus hepatikus komunis, duktus sistikus, kandung empedu, dan duktus biliaris komunis merupakan komponen ekstrahepatik percabangan biliaris. uktus sistikus dan hepatikus komunis bergabung membentuk duktus biliaris. uktus biliaris komunis kira-kira panjangnya -1+ cm dan diameter +,-+, cm. uktus biliaris dapat dibagi menjadi
tiga
segmen
anatomi4
supraduodenal,
retroduodenal,
dan
intrapankreatik. uktus biliaris komunis kemudian memasuki dinding medial duodenum, mengalir secara tangensial melalui lapisan submukosa 1-2 cm, dan memotong papila mayor pada bagian kedua duodenum. 3agian distal duktus dikelilingi oleh otot polos yang membentuk s)ingter 6ddi. uktus biliaris komunis dapat masuk ke duodenum secara langsung $207( atau bergabung bersama duktus pankreatikus $807( untuk membentuk kanal biasa, yang disebut ampula 9ater. :raktus biliaris dialiri askular kompleks pembuluh darah disebut pleksus askular peribilier. !embuluh a)eren pleksus ini berasal dari cabang arteri hepatika, dan pleksus ini mengalir kedalam sistem ena porta atau langsung kedalam sinusoid hepatikum. C. ETIOLOGI Ikterus obstrukti) dapat bersi)at intrahepatik $ mengenai sel hati ( dan ekstrahepatik $ mengenai saluran empedu di luar hati(. !ada kedua keadaan ini terdapat gangguan biokimia yang serupa. a. Ikterus obstrukti) intrahepatik
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
!enyebab tersering ikterus obstrukti) intrahepatik adalah penyakit hepatoseluler dengan kerusakan sel parenkim hati akibat hepatitis irus atau berbagai jenis sirosis. !ada penyakit ini, pembengkakan dan disorganisasi sel hati dapat menekan dan menghambat kanalikuli atau kolangiola. !enyakit hepatoseluler biasanya mengganggu semua )ase metabolisme bilirubin ambilan, konjugasi, dan ekskresi, tetapi ekskresi biasanya paling terganggu, sehingga yang paling menonjol adalah hiperbilirubinemia terkonjugasi. !enyebab ikterus obstrukti) intrahepatik yang lebih jarang adalah pemakaian obat-obat tertentu, dan gangguan herediter ubin honson serta sindrom ;otor $jarang terjadi(. !ada kedaan ini terjadi gangguan trans)er bilirubin melalui membran hepatosit yang menyebabkan terjadinya retensi bilirubin dalam sel, obat yang sering mencetuskan gangguan ini adalah halotan $anestetik(, kontrasepsi oral, estrogen, steroid anabolik, isonia ?ilson, 2++(
D. INSIDEN a. Ikterus obstrukti) intrahepatik 1) epatitis * $*9( 4 !enyakit ini sering terjadi pada anak-anak atau
terjadi akibat kontak dengan orang terineksi melalui kontaminasi )eces pada makanan atau air minum. 2) epatitis 3 $39( 4 In)eksi terutama terjadi pada usia dewasa 3) epatitis @ $@9( 4 iyakini terutama ditularkan melalui parenteral dan kemungkinan melalui pemakaian obat I9 dan tran)usi darah.
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
4) epatitis $9( 4 :erutama menyerang pengguna obat melalui
intraena. 5) epaitis A $A9( 4 !enyakit ini paling sering menyerang usia dewasa muda sampai petengahan. 6) epatitis B dan C $B9 dan C9( 4 ?alaupun telah di klasi)ikasikan denagn nama B9, namun belum dipastikan bahwa irus hepatitis B benar-benar ada. Kelompok yang beresiko tertular C9 adalah indiidu yang telah menjalani tran)usi darah, tertusuk jarum suntik secara tidak sengaja, pengguna obat intraena dan pasien hemodialisis. b. Ikterus obstrukti) ekstrahepatik !enyebab tersering ikterus obstrukti) ekstrahepatik adalah sumbatan batu empedu. umlah wanita yang menderita batu kolesterol dan penyakit kandung empedu adalah empat kali lebih banyak dari pada laki-laki. 3iasanya wanita tersebut berusia lebih dari + tahun, multDpara dan obesitas. Insidens pembentukan batu empedu meningkat pada para pengguna pil kontrasepsi, estrogen dan klo)ibrat yang diketahui meningkatkan saturasi kolesterol bilier. Insidens pembentukan batu meningkat bersamaan dengan pertambahan umur. !eningkatan insidens ini terjadi akibat bertambahnya sekresi kolesterol oleh hati dan menurunnya sDntesis asam empedu. isamping itu resiko terbentuknya batu empedu juga meningkat akibat malabsorpsi garam-garam empedu pada klien dengan penyakit gastrointestinal atau )istula :-tube atau pada pasien yang pernah menjalani operasi pintasan atau reseksi ileum. Insidens ini juga meningkat pada para penyandang penyakit diabetes. $%melt 3are, 2++2(. E. PATOFISIOLOGI Ampedu merupakan sekresi
multi-)ungsi dengan susunan )ungsi,
termasuk pencernaan dan penyerapan lipid di usus, eliminasi toksin lingkungan, karsinogen, obat-obatan, dan metabolitnya, dan menyediakan jalur primer ekskresi beragam komponen endogen dan produk metabolit, seperti kolesterol, bilirubin, dan berbagai hormon.
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
!ada obstruksi jaundice, e)ek pato)isiologisnya mencerminkan ketiadaan komponen empedu $yang paling penting bilirubin, garam empedu, dan lipid( di usus halus, dan cadangannya, yang menyebabkan tumpahan pada sirkulasi sistemik. Beses biasanya menjadi pucat karena kurangnya bilirubin yang mencapai usus halus. Ketiadaan garam empedu dapat menyebabkan malabsorpsi, mengakibatkan steatorrhea dan de)isiensi itamin larut lemak $*, , K(= de)isiensi itamin K bisa mengurangi leel protrombin. !ada kolestasis berkepanjangan, seiring malabsorpsi itamin dan @a bisa menyebabkan osteoporosis atau osteomalasia. ;etensi bilirubin menyebabkan hiperbilirubinemia campuran. 3eberapa bilirubin terkonjugasi mencapai urin dan menggelapkan warnanya. Leel tinggi
sirkulasi
garam
empedu
berhubungan
dengan,
namun
tidak
menyebabkan, pruritus. Kolesterol dan retensi )os)olipid menyebabkan hiperlipidemia karena malabsorpsi lemak $meskipun meningkatnya sintesis hati dan menurunnya esteri)ikasi kolesterol juga punya andil(= leel trigliserida sebagian besar tidak terpengaruh. !enyakit hati kolestatik ditandai dengan
akumulasi
substansi
hepatotoksik, dis)ungsi mitokondria dan gangguan pertahanan antioksidan hati. !enyimpanan asam empedu hidro)obik mengindikasikan penyebab utama hepatotoksisitas dengan perubahan sejumlah )ungsi sel penting, seperti produksi energi mitokondria. Cangguan metabolisme mitokondria dan akumulasi asam empedu hidro)obik berhubungan dengan meningkatnya produksi oksigen jenis radikal bebas dan berkembangnya kerusakan oksidati). F. MANIFESTASI KLINIK Ikterus obstrukti) intrahepatik :erdapat tiga )ase 4 1( Base pra-ikterik !eriode dimana in)ektiitas paling besar. Cejala meliputi mual,
muntah, diare, konstipasi, penurunan berat badan, malaise, sakit kepala, demam ringan, sakit sendi, ruam kulit. 2( Base ikterik-jaundice $temuan paling menonjol(. 5rine gelap berkabut $disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin(, hepatomegali dengan nyeri tekan, pembesaran nodus lim)a, pruritus
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
$akibat akumulasi garam empedu pada kulit(= gejala )ase pra-ikterik berkurang sesuai menonjolnya gejala. '( Base pasca ikterik. Cejala sebelumnya berkurang tetapi kelelahan berlanjut= empat bulan •
diperlukan untuk pemulihan komplit. Ikterus 6bstrukti) Akstrahepatik !enderita penyakit kandung empedu akibat batu empedu dapat mengalami dua jenis gejala yaitu gejala yang disebabkan oleh kandung empedu sendiri dan gejala yang terjadi akibat obstruksi pada lintasan empedu oleh batu empedu. Cejalanya bisa bersi)at akut atau kronis seperti4 1( Cangguan epigrastrium seperti rasa penuh, distensi abdomen dan nyeri yang samar pada kuadran kanan. Cejala ini dapat terjadi setelah indiidu mengkonsumsi makanan yang berlemak atau digoreng. 2( ;asa nyeri dan kolik bilier. ika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya in)eksi. Klien akan menderita panas dan mungkin teraba massa padat pada abdomen. !asien dapat mengalami kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadran kanan atas yang menjalar ke punggung atau bahu kanan= rasa nyeri ini biasanya disertai dengan mual dan muntah dan bertambah hebat dalam waktu beberapa jam sesudah makan makanan dalam porsi besar. '( Ikterus. Ikterus dapat dijumpai di antara penderita penyakit kandung empedu dengan persentase yang kecil dan biasanya terjadi pada obstruksi duktus koledokus. 6bstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum akan menimbulkan gejala yang khas yaitu getah empedu yang tidak lagi dibawa ke duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit dan membran mukosa berwarna kuning. Keadaan ini sering disertai dengan gejala gatal-gatal yang mencolok pada kulit ( !erubahan warna urine dan )eses. Akskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urine berwarna sangat gelap. Beses yang tidak lagi
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
diwarnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu dan biasanya pekat yang disebut "clay-colored#. 0( e)isiensi 9itamin. 6bstruksi aliran empedu juga mengganggu abosorpsi itamin *,,A dan K yang larut lemak. Karena itu pasien dapat memperlihatkan gejala de)isiensi itamin-itamn ini jika obstruksi bilier berjalan lama. e)isiensi itamin * dapat menggangu pembekuan darah yang normal. $%melt 3are, 2++2 (
1.
G. PATOFISIOLOGI Ikterus 6bstrukti) intrahepatik
!ada penderita hepatitis *, hepatitis 3, hepatitis @, dan hepatitis yaitu masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh melalui membran mukosa/merusak kulit untuk mencapai hati. i hati replikasi 2E minggu/sampai bulan penjamu mengalami gejala. 3eberapa in)eksi tidak terlihat untuk yang mengalami gejala 4 tingkat kerusakan hati dan hubungannya dengan demam yang diikuti dengan kekuningan, artritis, nyeri perut dan mual. !ada kasus yang ekstrim dapat terjadi kerusakan 2.
pada hati $hepatomegali(. Ikterus 6bstruki) Akstrahepatik *da dua tipe utama batu empedu yaitu batu yang terutama tersusun dari pigmen dan batu yang terutama dari kolesterol. a. 3atu !igmen Kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tak terkonjugasi dalam empedu mengadakan presipitasi $pengendapan( sehingga terjadi batu. 3atu ini bertanggung jawab atas sepertiga dari klien-klien batu empedu di *merika %erikat. ;esiko terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasien serosis, hemolisis dan in)eksi percabangan bilier. 3atu ini tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi. b. 3atu kolesterol Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu yang bersi)at tidak larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asamasam empedu dan lesitin $)os)olipid( dalam empedu. !ada klien yang cenderung menderita batu empedu akan terjadi penurunan sDntesis
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
asam empedu dan peningkatan sistesis kolesterol dalam hati, keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu. Cetah empedu yang jenuh oleh kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu. H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Ikterus 6bstrukti) Intrahepatik 1( :es )ungsi hati 4 *bnormal $-1+ kali dari normal(. @atatan 4 Ferupakan
batasan nilai untuk membedakan hepatitis irus dari non irus. 2( *%: $%C6:(/*L:$%C!:( 4 *walnya meningkat. apat meningkat dalam 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. '( arah lengkap 4 %F menurun sehubungan dengan penurunan hidup %F $gangguan en
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
2(
5ltrasonogra)i
$5%C(.
5ltrasonogra)i
sangat
berperan
dalam
mendiagnosa penyakit yang menyebabkan kholestasis. !emeriksaan 5%C sangat mudah melihat pelebaran duktus biliaris intra/ekstra hepatal sehingga dengan mudah dapat mendiagnosis apakah ada ikterus obstruksi atau ikterus non obstruksi. *pabila terjadi sumbatan daerah duktus biliaris yang paling sering adalah bagian distal maka akan terlihat duktus biliaris komunis melebar dengan cepat yang kemudian diikuti pelebaran bagian proGimal. '( Andoscopic ;etrograde @holangiopancreatography $A;@!(. A;@! merupakan tindakan yang langsung dan inasi) untuk mempelajari traktus biliaris dan sistem duktus pankreatikus. itangan yang berpengalaman A;@! mempunyai keberhasilan yang cukup tinggi dan tingkat keakuratan atau ketepatan kurang lebih &+7. ( Fagnetic ;esonance @holangiopancreaotography $F;@!(. F;@! adalah pemeriksaan duktus biliaris dan duktus pankreatikus dengan memakai pesawat F;I. engan memakai heaily :2? acHuisition untuk memaksimalkan signal dari cairan yang menetap pada duktus biliaris dan duktus pankreatikus. 0( !ercutaneus :ranshepatik @holangiography $!:@(. !:@ merupakan sarana diagnosis inasi) untuk membedakan ikterus obstrukti) ekstra dan intra hepatik serta menentukan lokasi sumbatan dan juga pada kebanyakan kasus etiologi dari pada obstruksi lainnya. Cambaran saluran empedu yang diperoleh !:@ tidak hanya memberikan in)ormasi mengenai saluran empedu tetapi juga mempermudah menduga penyebabnya, sehingga dapat menjadi pedoman bagi ahli bedah dalam perencanaan operasinya. ( !ercutaneus :ranshepatic 3illiary rainage $!:3(. :eknik sama dengan !:@ hanya di sini kateter masuk sampai melampaui obstruksi dan bisa sampai duodenum. Lebih ke arah terapi, karena )low dan cairan empedu masuk ke dalam "side hole# dari kateter. 8( @:-%can. !emeriksaan @: %can mengenai tractus biliaris banyak dilakukan untuk melengkapi data suatu pemeriksaan sonogra)i yang telah dilakukan sebelumnya. %ecara khusus @: %can dilakukan guna
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
menegaskan
tingkat
atau
penyebab
yang
tepat
adanya
obstruksi/kelainan pada saluran empedu. alam hal ini @: %can dinilai untuk membedakan antara ikterus obstrukti), apakah intra atau ekstra hepatik dengan memperhatikan adanya dilatasi dari duktus biliaris. ( !emerisaan Laboratorium. a( !eningkatan leel bilirubin direk $terkonjugasi( $ +, mg/ml(, Jormal +,1-+,' mg/ml. b( !eningkatan leel bilirubin indirek $tak terkonjugasi( $ +, mg/ml(, Jormal +,2-+, mg/ml. c( :idak adanya bilirubin dalam urin atau peningkatan bilirubin urin $konsentrasi tinggi dalam darah(. d( !eningkatan urobilinogen $ mg/2 jam( tergantung pada kemampuan hati untuk mengabsorbsi urobilinogen dari sistem portal, Jormal +- mg/hari. e( Fenurunnya urobilinogen )ekal $ + mg/2 jam(, Jormal +-2+ mg/hari, karena tidak mencapai usus. )( !eningkatan alkalin )os)at dan leel kolesterol karena tidak dapat diekskresi ke kandung empedu secara normal. g( !ada kasus penyakit hati yang sudah parah, penurunan leel kolesterol
mengindikasikan
ketidakmampuan
hati
untuk
mensintesisnya. h( !eningkatan garam empedu yang menyebabkan deposisi di kulit, sehingga menimbulkan pruritus. i( !emanjangan waktu !:: $!rothrombin :ime( $ + detik( dikarenakan penurunan absorbsi itamin K.
1.
I. PENANGANAN MEDIK Ikterus 6bstrukti) Intrahepatik :idak terdapat terapi spesi)ik untuk hepetitis irus akut. :irah baring
selama )ase akut penting dilakukan, dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. !emberian makanan secara intraena mungkin perlu diberikan selama )ase akut bila pasien terus menerus muntah. *kti)itas )isik biasanya perlu dibatasi hingga gejala mereda dan tes )ungsi hati 2.
kembali normal. Ikterus 6bstrukti) Akstrahepatik.
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
6perasi pengangkatan kandung empedu melalui pembedahan tradisional dianggap sebagai cara pendekatan yang baku dalam penatalaksanaan penyakit ini. Jamun demikian, perubahan dramatis telah terjadi dalam penatalaksanaan bedah dan nonbedah terhadap penatalaksanaan kandung empedu. 1( !enatalaksanaan Jonbedah a( !enatalaksanaan !endukung dan iet iet yang diterapkan segera setelah suatu serangan yang akut biasanya dibatasi pada makanan cair rendah lemak. %uplemen bubuk tinggi protein dan karbohidrat dapat diaduk ke dalam susu skim. Fakanan berikut ini ditambahkan jika pasien dapat menerimanya4 buah yang dimasak, nasi atau ketela, daging tanpa lemak, kentang yang dilumatkan, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi atau teh. !enatalaksanaan diet merupakan bentuk terapi utama pada pasien yang hanya mengalami intoleransi terhadap makanan berlemak dan mengeluhkan gejala gastrointestinal ringan. b( Barmakoterapi *sam ursodeoksikolat $urda)alk( dan kenodeoksikolat $chenodiol, cheno)alk(
telah
digunakan
untuk
melarutkan batu empedu
radiolusen yang berukuran kecil dan terutama tersusun dari kolesterol. *sam ursodeoksikolat dibandingkan dengan asam kenodeoksikolat jarang menimbulkan e)ek samping dan dapat diberikan dengan dosis yang lebih kecil untuk mendapatkan e)ek yang sama. Fekanisme kerjanya adalah menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan sekresinya sehingga terjadi desaturasi getah empedu. c( !elarutan 3atu Ampedu 3eberapa metode telah digunakan untuk melarutkan batu empedu dengan mengin)uskan suatu bahan pelarut $Fonooktanion atau Fetal :ertier 3util Ater $F:3A( ke dalam kandung empedu. !elarut tersebut dapat diin)uskan melalui jalur berikut ini 4 melalui selang atau kateter yang dipasang perkutan langsung ke dalam kandung
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
empedu= melaui selang atau drain yang dimasukan melalui saluran :tube untuk melarutkan batu yang belum dikeluarkan pada saat pembedahan= melalui endoskop A;@! $Andoscopic ;etrograde @holangiopancreatography(= atau kateter bilier transnalas. d( !engangkatan Jonbedah 3eberapa metode nonbedah digunakan untuk mengeluarkan batu yang belum terangkat pada saat cholesistektomy atau yang terjepit dalam duktus koledokus. %ebuah kateter dan alat disertai jaring yang terpasang padanya disisipkan lewat saluran :-tube atau lewat )istule yang terbentuk pada saat insersi :-tube, jaring digunakan untuk memegang dan menarik keluar batu yang terjepit dalam duktus koledokus. e( AGtracorporeal %hock-?a)e Lithotripsy $A%?L( !rosedur litotripsi atau A%?L ini telah berhasil memecah batu empedu tanpa pembedahan. !rosedur noninasi) ini menggunakan gelombang kejut berulang $repeated shock waes( kepada batu empedu di dalam kandung empedu atau duktus koledokus. )( Litotripsi Intrakorporeal !ada litotripsi intrakorporeal, batu yang ada dalam kandung empedu atau duktus koledokus
dapat
dipecah
dengan menggunakan
gelombang ultrasound, laser berpulsa atau litotripsi hidrolik yang dipasang pada endoskop, dan diarahkan langsung pada batu. Kemudian )ragmen batu atau debris dikeluarkan dengan cara irigasi dan aspirasi. 2( !enatalaksanaan 3edah !enanganan bedah pada penyakit kandung empedu dan batu empedu dilaksanakan untuk mengurangi gejala yang sudah berlangsung lama, untuk menghilangkan penyebab kolik bilier dan untuk mengatasi kolesistitis akut. !embedahan dapat e)ekti) kalau gejala yang dirasakan klien sudah mereda atau bisa dikerjakan sebagai suatu prosedur darurat bilamana kondisi pasien mengharuskannya. a( Kolesistektomi Kolesistektomi merupakan salah satu prosedur yang paling sering dilakukan, di *merika lebih dari ++.+++ orang menjalani
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
pembedahan ini setiap tahunnya. alam prosedur ini, kandung empedu diangkat setelah arteri dan duktus sistikus diligasi. b( Finikolesistektomi Finikolesistektomi merupakan prosedur bedah untuk mengeluarkan kandung empedu lewat insisi selebar cm. c( Kolesistektomi Laparoskopik $atau endoskopik( !rosedur ini dilakukan lewat luka insisi yang kecil atau luka tusukan melalui
dinding
abdomen
pada
umbilikus.
!ada
prosedur
kolesistektomi endoskopik, rongga abdomen ditiup dengan gas karbon dioksida $pneumoperitoneum( untuk membantu pemasangan endoskop dan menolong dokter bedah melihat struktur abdomen. d( Koledokostomi alam koledokostomi, insisi dilakukan pada duktus koledokus untuk mengeluarkan batu. e( 3edah Kolesistostomi Kolesistostomi dikerjakan bila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi yang lebih luas atau bila reaksi in)alamasi yang akut membuat system bilier tidak jelas. $%melt 3are, 2++2 (
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN !engkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. alam
mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. In)ormasi yang didapat dari klien $sumber data primer(, data yang didapat dari orang lain $sumber data sekunder(, catatan kesehatan klien, in)ormasi atau laporan laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang terdekat atau anggota tim kesehatan lain merupakan pengkajian data dasar. $*.*
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
Kegemukan, adanya penurunan berat badan. e. Jyeri/kenyamanan 1( Cejala a( Jyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau bahu kanan. b( Kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makan. c( Jyeri mulai tiba-tiba dan biasanya memuncak dalam '+ menit. 2( :anda Jyeri lepas, otot tegang atau kaku bila kuadran kanan atas ditekan. ). !erna)asan 1( :anda a( !eningkatan )rekuensi perna)asan b( !erna)asan tertekan ditandai oleh na)as pendek, dangkal. g. Keamanan 1( :anda a( emam, menggigil b( Ikterik dengan kulit berkeringat dan gatal $ pruritus ( c( Kecendrungan perdarahan $ kekurangan itamin K ( h. !enyuluhan dan pembelajaran 1( Cejala a( Kecendrungan keluarga untuk terjadi batu empedu. b( *danya kehamilan atau melahirkan= riwayat F, penyakit in)lamasi usus, diskrasias darah. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Jyeri. 2. Cangguan pertukaran gas. 3. Kerusakan integritas kulit. 4. Cangguan nutrisi kurang dari kebutuhan. 5. Kurang pengetahuan $kebutuhan belajar( mengenai kondisi, prognosis, dan
kebutuhan tindakan.
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar
DAFTAR PSTAKA
*nonim.
$2++(. Ikterus
Obstruktif . iambil
pada
22
uli
2++
dari
http4//klinikmedis.com/ikterus-obstrukti).pd) 3lack, .F., dan acobs, A.F. $1&&8(. Medical-Surgical Nursing Clinical Management for Continuity of Care. $0th Ad(. !hiladelphia4 ?.3. %aunders. oenges, F. A., Foorhouse, F. B., Ceissler, *. @. $2+++(. Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patient care. Adisi '. $I. F. Kariasa > J. F. %umarwati, !enerjemah(. !hiladelphia4 B. *. ais @ompany. $%umber asli diterbitkan tahun 1&&'(. %herly, dkk. $2++(. Peran iopsi !epar "alam Menegakkan "iagnosis Ikterus Obstruktif
#kstra$epatik .
iambil
pada
20
6ktober
2++
dari
http4//)kunud.com/ penyakitdalam.pd) :arigan, Fula $2++'(. %su$an &epera'atan dan %plikasi "isc$arge Planning pada &lien dengan !iperbilirubinemia. iambil pada 20 6ktober 2++ dari
Asnaeni, S.Kep (15 3145 105 046)
STIKes Mega Rezky Makassar