1. ANALISA MENGENAI INDEKS DAN PERKEMBANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Para ekonom membedakan dua ukuran pokok distribusi pendapatan. Kedua ukuran tersebut adalah distribusi
ukuran,
yakni besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima masing-
masing orang dan distribusi Fungsional atau distribusi kepemilikan factor-faktor produksi. Dari dua jenis distribusi pendapatan ini kemudian dihitung indicator untuk menunjukan distribusi pendapatan masyarakat.
1.1.Distribusi Pendapatan Ukuran
Distribusi pendapatan pendapatan perorangan atau distribusi ukuran pendapatan. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah pendpatan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Cara mendapatan pendapatan itu tidak dimasalahkan. Yang perlu diperhatikan disini adalah banyaknya pendapatan yang diterima seseorang, tidak peduli dari mana sumbenya, etah itu berasal dari gaji atau berasal dari sumber lain seperti bunga tabungan, laba, hasil sewa, hadiah ataupun warisan. Lokasi sumber pendapatan (desa atau kota) maupun sektor
atau bidang
pendapatan yang menjadi sumber pendapatan ( pertanian , manufaktur , perdagangan, p erdagangan, jasa) j asa) juga diabaikan. Biasanya, populasi dibagi menjadi lima kelompok atau kuintil (quintiles (quintiles)atau )atau sepuluh kelompok yang disebut desil ( decile) decile) sesuai dengan tingkat pendapatan yang diperoleh, kemudian menetapkan beberapan proporsi yang diterima oleh maing-masing kelompok dari pendapatan nasional total. Contoh, perhatikan tabel 5.1 tabel ini memperlihatkan distribusi pendapatan yang walaupunn datanya hipotesis, namun bisa ditemui dinegara berkembang. Tabel 5.1 : Distribusi Ukuran Pendapatan Perorangan di Satu Negara Berdasarkan Pangsa Pendapatan- Kuintil dan Desil
pendapatan / orang Pangsa (%) kuintil Pangsa (%) Desil (unit uang) 1 0,8 2 1,0 1,8 3 1,4 4 1,8 5 3,2 5 1,9 6 2,0 3,9 7 2,4 8 2,7 9 5,1 9 2,8 10 3,0 5,8 11 3,4 12 3,8 13 7,2 13 4,2 14 4,8 9,0 15 5,9 16 7,1 22 13,0 17 10,5 18 12,0 22,5 19 13,5 20 15,0 51 28,5 Total pendapatan nasional 100 100 100 Catatan: Ukuran ketimpangan = jumlah pendapatan dari 40 persen rumah tangga termiskin dibagi dengan jumlah pendapatan dari 20 persen rumah tangga terkaya = 14/51 = 0,28. Individu
Dalam tabel tersebut, semua penduduk negara tersebut diwakili oleh 20 individu (atau lebih tepatnya rumah tangga). Kedua puluh rumah tangga tersebut kemudian diurutkan berdasarkan jumlah pendapatannya per tahun dari yang terendah (0,8 unit), hingga yang tertinggi (15 unit). Adapun pendapatan total atau pendapatan nasional yang merupakan penjumlahan dari pendapatan semua individu adalah 100 unit, seperti tampak pada kolom 2 dalam tabel tersebut. Dalam kolom 3, segenap rumah tangga digolong-golongkan menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 individu atau rumah tangga. Kuintil pertama menunjukkan 20 persen populasi terbawah pada skala pendapatan. Kelompok ini hanya menerima 5 persen (dalam hal ini adalah 5 unit uang) dari pendapatan nasional total. Kelompok kedua (individu 5-8) menerima 9 persen dari pend apatan total. Dengan kata lain, 40 persen populasi terendah (kuintil 1 dan 2) hanya menerima 14 persen dari pendapatan total, sedangkan 20 persen teratas (kuintil ke lima) dari populasi menerima 51 persen dari pendapatan total.
Ada tiga alat ukur tingkat ketimpangan pendapatan dengan bantuan distribusi ukuran , yakni : 1). Rasio Ukuran, 2). Kurva Lorenz dan 3). Kefisien Gini 1. Rasio Ukuran
Rasio Kutnezs yang sering dipakai sebagai ukuran tingkat ketimpangan Antara dua kelompok ekstrem, yaitu kelompok yang sangan miskin dan kelompok yang sangat kaya di suatu Negara . ukuran umum yang memperlihatkan tingkat ketimpangan pendapatan dapat ditemukan dalam kolom ke3, yaitu perbandingan Antara pendapatan yang diterima oleh 20% anggota kelompok teratas dan 40% anggota kelompok terbawah. Rasio ketimpangan dalam contoh ini adalah 14 dibagi dengan 51 hasilnya sekitar 0,28. 2. Kurva Lorenz
Pada peraga 1 , garis horizontal menunjukan presentasi kumulatif penerimaan pendapatan, sedangkan sumbu vertical menyatakan bagian dari pendapatan total yang diterima oleh masingmasing presentase kelompok penduduk. Masing-masing sumbu berakhir pada titik 100 %, sehingga dia membentuk bujur sangkar. Satu garis diagonal ditarik dari titik nol pada sudut kiri bawah menuju ke sudut kanan atas. Pada setiap titik yang terdapat pada garis diagonal itu, presentase pendapatan yang diterima persis sama dengan presentase jumlah penerimanya. Pada peraga 1, memakai data tabel desil yakni sumbu vertical dan horizontalnya dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama, sesuai dengan sepuluh kelompok desil.pada titik a, 40% penduduk termisikin menerima hanya 14% dari jumlah pendapatan, pada titik b, 50% penduduk menerima 19,1% dari jumlah pendapatan pada titik c, 80% menerima pendapatan hanya menerima 49% dari total pendapatan. Menghubungkan titik a,b,c, dan titik lainnya akan membentuk kurva Lorenz seperti peraga 1 : semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal (garis pemerataan sempurna), maka makin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya semakin parah ketidak merataannya atau ketimpangan distribusi pendapatan di satu negara, maka bentuk kurva Lorennya pun akansemakin mendekati sumbu horizontal bagian bawah
melengkung
3. Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan Agregat
Pada peraga 2, rasio ini adalah rasiodaerah A yang diberi warna agak gelap dengan luas segitiga BCD. Koefisien gini adalah ukuran ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antar 0 ( pemerataan sempurnal) hingga satu ( ketimpangan sempurna) . pada prakteknya, koefisien gini untuk Negara-negara yang detrajat ketimpangannya tinggi berkisar antar 0,50 hingga 0,70, sedangkan sedangkan untuk Negara-negara yang distribusi pendapatannya relative merata, angkanya berkisar antar 0,20 hingga 0,35. Koefisien Gini untuk distribusi pendapatan hipotesis kita pada tabel 10.1 diatas mendekati 0,61 ( menunjukan distribusi pendapatannya yang angat timpang )