LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDIMULIA NOMOR : 02.03/PER/DIR/RSBM/II 02.03/PER/DIR/RSBM/III/2018 I/2018 TENTANG PANDUAN DOKTER PENANGGUNGJAWAB PELAYANAN (DPJP)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATA LATAR R BELA BELAKA KANG NG Ruma Ru mah h
saki sakitt
adal adalah ah
inst instit itus usii
temp tempat at
memb member erik ikan an
pela pelaya yana nan n
kesehatan kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama pros proses es
pela pelaya yana nan n
kese ke seha hata tan n
berl berlan angs gsun ung, g,
sehi sehing ngga ga
terl terlak aksa sana na
pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh Oleh kare karena na itu itu ke kese sela lama mata tan n pasi pasien en di ruma rumah h saki sakitt meru merupa paka kan n prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencap mencapai ai kondi kondisi si pelaya pelayanan nan yang yang efekti efektif, f, efisi efisien en dan aman aman bagi bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
Selanjutnya kerjasama tim para pemberi asuhan pasien merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan tersebut, dan dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat dipungkiri bahwa peranan dokter sebagai ketua tim sangat besar dan sentral dalam menjaga
keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan ditentukan oleh dokter.
Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak kalah pentingnya faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses pelayanan terhadap pasien direkam secara real time dan akurat. Sehingga apabila terjadi sengketa medis rekam medis ini benar benar dapat menjadi alat bukti bagi rumah sakit bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur, atau kalau terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk memperbaiki proses pelayanan yang ada.
Salah satu elemen dalam pemberian asuhan kepada pasien (patient care) adalah asuhan medis. suhan medis diberikan oleh dokter yang dalam standar keselamatan pasien disebut D!"! # Dokter !enanggung "awab !elayanan.
B. TUJUAN !anduan ini disusun untuk memudahkan rumah sakit mengelola penyelenggaraan asuhan medis oleh D!"! dalam rangka memenuhi Standar kreditasi Rumah Sakit versi $%&$.
. DE!INISI 1.
D!"! 'Dokter !enanggung "awab !elayanan( # adalah seorang dokter, sesuai dengan kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap 'paket( kepada satu pasien dengan satu patologi ) penyakit, dari awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap. suhan medis lengkap artinya melakukan asesmen medis sampai dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan pasien.
2.
!asien dengan lebih dari satu penyakit dikelola oleh lebih dari satu D!"! sesuai kewenangan klinisnya, dalam pola asuhan secara tim atau terintegrasi. *ontoh # pasien dengan Diabetes +ellitus, atarak dan Stroke, dikelola oleh lebih dari satu D!"! # Dokter Spesialis !enyakit Dalam, Dokter Spesialis +ata dan Dokter Spesialis Saraf.
3.
D!"! Utama # bila pasien dikelola oleh lebih dari satu D!"!, maka asuhan medis tsb dilakukan secara terintegrasi atau secara tim diketuai oleh seorang D!"! Utama. !eran D!"! Utama adalah sebagai koordinator proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien ybs '-apten im-(, dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif / terpadu / efektif, keselamatan
pasien,
komunikasi
efektif,
membangun
sinergisme, mencegah duplikasi. 4.
Dokter yang memberikan pelayanan interpretatif, misalnya memberikan uraian ) data tentang hasil
laboratorium atau
radiologi, tidak dipakai istilah D!"!, karena tidak memberikan asuhan medis yang lengkap. 5.
suhan pasien (patient care) diberikan dengan pola !asien 0erfokus pada !asien (Patient Centered Care), dan D!"! merupakan etua (Team Leader) dari tim yang terdiri dari para professional pemberi asuhan pasien ) staf klinis dengan kompetensi dan kewenangan yang memadai, yang a.l. terdiri dari dokter, perawat, ahli gi1i, apoteker, fisioterapis dsb.
6.
+anajer !elayanan !asien # adalah professional di rumah sakit yang melaksanakan manajemen pelayanan pasien, yaitu proses kolaboratif
mengenai
asesmen,
perencanaan,
fasilitasi,
koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang
tersedia sehingga memberi hasil 'outcome( yang bermutu dengan biaya2efektif.
BAB II RUANG LINGKUP !edoman ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi # emergensi, rawat jalan, rawat inap, ruang tindakan, ruang perawatan khusus '3*U,4*U,4emodialisis(.
BAB III KEBIJAKAN
1. UU no 55)$%%6 tentang Rumah Sakit pasal 7 # Rumah Sakit mempunyai fungsi # huruf b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan
melalui
pelayanan
kesehatan
yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis 2. UU no 55)$%%6 tentang Rumah Sakit pasal $6 Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban # huruf r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws) !enjelasan !asal $6 huruf r # 8ang dimaksud dengan peraturan internal
Rumah
Sakit
(hospital
bylaws)
adalah
peraturan
organisasi Rumah Sakit (corporate bylaws) dan peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance). Dalam peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) antara lain diatur kewenangan klinis (Clinical Privilege). 3. UU no $6)$%%5 tentang !raktik edokteran pasal 9 !engaturan praktik kedokteran bertujuan untuk a. memberikan perlindungan kepada pasien: b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi: dan c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi . UU no 55)$%%6 tentang Rumah Sakit pasal 59 menyatakan rumah sakit wajib menerapkan Standar eselamatan !asien. !. !ermenkes &;6&)$%&& tentang eselamatan !asien Rumah Sakit. ". !asal < !ermenkes &;6&)$%&& mengatur hal berikut #
a. Setiap Rumah Sakit wajib menerapkan Standar eselamatan !asien b. Standar eselamatan !asien sebagaimana dimaksud pada ayat '&( meliputi I.
4ak pasien:
II.
+endidik pasien dan keluarga:
III.
eselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan:
IV.
!enggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien:
V.
!eran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien:
VI.
+endidik staf tentang keselamatan pasien: dan
VII.
omunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
#. !ada =ampiran
!ermenkes
&;6&)$%&&
pengaturan
tentang
Standar 3. 4ak pasien, sebagai berikut Standar # !asien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden. riteria # &.&. 4arus ada "#$%&' &*++,+ -** &*** . &.$. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan. &.9. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
secara
jelas
dan
benar
kepada
pasien
dan
keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya insiden. $. !ermenkes <77)$%&& tentang penyelenggaraan omite +edik di Rumah Sakit %. !ermenkes &59>)$%&% tentang Standar !elayanan edokteran
1&.
Standar
kreditasi
Rumah
Sakit
versi
$%&$,
omisi
kreditasi Rumah Sakit 11.
ode ?tik edokteran 3ndonesia, !0 3D3, $%&$
12.
S !engurus 0esar 3D3 no &&&)!0).5)%$)$%&9 tentang
!enerapan ode ?tik edokteran 3ndonesia 13.
eputusan
onsil
edokteran
3ndonesia
no
$&)3)?!)3@)$%%; tentang !engesahan Standar ompetensi Dokter
dan
eputusan
onsil
edokteran
3ndonesia
no
$9)3)?!)@3)$%%; tentang !engesahan Standar ompetensi Dokter Aigi 1. eputusan onsil edokteran 3ndonesia no &>)3)?!)3@)$%%; tentang 0uku !enyelenggaraan !raktik edokteran 8ang 0aik di 3ndonesia 1!.!eraturan onsil edokteran 3ndonesia no 5 ahun $%&& tentang Disiplin !rofesional Dokter dan Dokter Aigi
BAB I TATA LAKSANA
A. PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dalam UU 55)$%%6 pasal 7 huruf b, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
!ada penjelasan pasal 7 huruf b, disebutkan # yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua adalah upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut dengan mendayagunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik. 8ang dimaksud dengan pelayanan kesehatan paripurna tingkat ketiga adalah upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut dengan mendayagunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik. Dengan demikian asuhan medis kepada pasien diberikan oleh dokter spesialis.
B. ASUHAN MEDIS suhan pasien dalam konteks !elayanan Bokus pada !asien (Patient Centered Care)' dilakukan oleh semua professional pemberi asuhan, a.l. dokter, perawat, ahli gi1i, apoteker dsb, disebut sebagai im interdisiplin.
suhan pasien yang dilakukan oleh masing2masing pemberi asuhan, terdiri dari $ blok kegiatan # sesmen pasien dan 3mplementasi rencana.
&. sesmen pasien terdiri dari 9 langkah # a.
!engumpulan informasi, a.l. anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dsb
b.
nalisis informasi menghasilkan diagnosis, masalah atau kondisi, untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien
c.
+enyusun rencana (care plan) pelayanan dan pengobatan, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien.
$. 3mplementasi rencana dan monitor
suhan medis di rumah sakit diberikan oleh dokter spesialis, disebut sebagai D!"!. Di unit ) instalasi gawat darurat dokter jaga yang telah menjalani pelatihan2bersertifikat kegawat2daruratan, a.l. =S, *=S, !!AD, menjadi D!"! pada saat asuhan awal pasien gawat2darurat. Saat pasien dikonsul ) rujuk ke dokter spesialis dan memberikan asuhan medis, maka dokter spesialis tsb menjadi D!"! pasien tsb menggantikan D!"! tsb sebelumnya.
!emberian asuhan medis di rumah sakit agar mengacu kepada 0uku !enyelenggaraan !raktik edokteran 8ang 0aik di 3ndonesia 'ep 3 no &>)3)?!)3@)$%%;(. !enerapan panduan ini selain menjaga mutu asuhan dan keselamatan pasien, juga dapat menghindari pelanggaran disiplin. sas, Dasar, aidah dan ujuan !raktik edokteran di 3ndonesia intinya adalah sbb # sas
#
nilai
ilmiah,
manfaat,
keadilan,
kemanusiaan,
keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien aidah dasar moral # o
+enghormati martabat manusia (respect for person)
o
0erbuat baik (beneficence)
o
idak berbuat yang merugikan (nonmaleficence)
o
eadilan (*stice).
ujuan # o
memberikan perlindungan kepada pasien
o
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medik
o
memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter, dan dokter gigi.
. KEWENANGAN KLINIS DAN EALUASI KINERJA 1.
Setiap dokter yang bekerja di rumah sakit yang melakukan asuhan medis, termasuk pelayanan interpretatif 'a.l. DrSp !, DrSp !, DrSp Rad dsb(, harus memiliki S dari Direktur ) epala Rumah Sakit berupa Surat !enugasan linis ) S! (Clinical appointment), dengan lampiran Rincian ewenangan linis ) R (Clinical Privilege). !enerbitan S! dan R tsb harus melalui proses kredensial dan rekredensial yang mengacu kepada !ermenkes <77)$%&& tentang penyelenggaraan omite +edik di Rumah Sakit.
2.
Regulasi tentang evaluasi kinerja D!"! ditetapkan Direktur dengan mengacu
ke !ermenkes
<77)$%&& tentang
penyelenggaraan
omite +edik di Rumah Sakit dan Standar kreditasi Rumah Sakit versi $%&$, khususnya 0ab !S 'ualifikasi dan !endidikan Staf(.
D. PENUNJUKAN DPJP DAN PENGELOMPOKAN DPJP 1.
Regulasi tentang penunjukan seorang D!"! untuk mengelola seorang pasien, pergantian D!"!, selesainya D!"! karena asuhan medisnya telah tuntas, ditetapkan Direktur ) epala Rumah Sakit. !enunjukan seorang D!"! dapat a.l. berdasarkan permintaan pasien, jadwal praktek, jadwal jaga, konsul)rujukan langsung. !ergantian D!"! perlu pengaturan rinci tentang alih tanggung jawabnya. idak dibenarkan pergantian D!"! yang rutin, contoh # pasien ditangani setiap minggu dengan pola hari Senin DrSp !D @, hari Rabu DrSp !D 8, hari Sabtu DrSp !D 8.
2.
Regulasi tentang pelaksanaan asuhan medis oleh lebih dari satu D!"! dan penunjukan D!"! Utama, tugas dan kewenangannya ditetapkan Direktur ) epala Rumah Sakit.
3.
riteria penunjukan D!"! Utama untuk seorang pasien dapat digunakan butir2butir sbb # a.
D!"! Utama dapat merupakan D!"! yang pertama kali mengelola pasien pada awal perawatan
b.
D!"! Utama dapat merupakan D!"! yang mengelola pasien dengan penyakit dalam kondisi 'relatif( terparah
c.
D!"! Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan antar para D!"! terkait
d.
D!"! Utama dapat merupakan pilihan dari pasien
5. !engaturan tentang pengelompokan D!"! ditetapkan oleh Direktur sesuai kebutuhan. !engelompokan dapat dilakukan per disiplin 'elompok Staf +edis 0edah, +ata dsb(, kategori penyakit '!okja)im anker !ayudara, anker *erviks, dsb(, kategori organ '!okja)im *erebrovasculer, 4ati, dsb(.
E. TATA LAKSANA DPJP &. Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik
rawat jalan maupun rawat inap harus memiliki D!"! $. Di unit ) instalasi gawat darurat dokter jaga menjadi D!"! pada
pemberian asuhan medis awal ) penanganan kegawat2daruratan. emudian selanjutnya saat dikonsul ) rujuk ditempat (on side) atau lisan ke dokter spesialis, dan dokter spesialis tsb memberikan asuhan medis 'termasuk instruksi secara lisan( maka dokter spesialis tsb telah menjadi D!"! pasien ybs, sehingga D!"! berganti. 9. pabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu D!"!, maka
harus ditunjuk D!"! Utama yang berasal dari para D!"! pasien terkait. esemua D!"! tsb bekerja secara tim dalam tugas mandiri
maupun
kolaboratif.
!eran
D!"!
Utama
adalah
sebagai
koordinator proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien ybs 'sebagai -apten im-(, dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif / terpadu / efektif, keselamatan pasien, komunikasi efektif, membangun sinergisme, mencegah duplikasi 5. Setiap penunjukan D!"! harus diberitahu kepada pasien dan atau
keluarga 7. oordinasi dan transfer informasi antar D!"! dilakukan secara
lisan dan tertulis sesuai kebutuhan. 0ila ada pergantian D!"! pencatatan di rekam medis harus jelas tentang alih tanggung jawabnya. ;. Di unit pelayanan intensif D!"! Utama adalah dokter intensifis.
oordinasi dan tingkatan keikut2sertaan para D!"! terkait, tergantung kepada sistem yang ditetapkan misalnya sistem terbuka ) tertutup ) semi terbuka. <. Di kamar operasi D!"! 0edah adalah ketua dalam seluruh kegiatan
pada saat di kamar operasi tsb. 8.
!ada keadaan khusus misalnya seperti konsul saat diatas meja operasi ) sedang dioperasi, dokter yang dirujuk tsb melakukan tindakan ) memberikan instruksi, maka otomatis menjadi D!"! juga bagi pasien tsb.
9.
Dalam pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien, bila D!"! dibantu oleh dokter lain 'a.l. dokter ruangan, residen(, maka D!"! yang bersangkutan harus memberikan supervisi, dan melakukan validasi berupa pemberian paraf ) tandatangan pada setiap catatan kegiatan tsb di rekam medis
10.
suhan pasien dilaksanakan oleh para professional pemberi asuhan yang bekerja secara tim interdisiplin sesuai konsep !elayanan Bokus pada !asien (Patient Centered Care), D!"! sebagai ketua tim (Team Leader) harus proaktif melakukan koordinasi dan
mengintegrasikan asuhan pasien, serta berkomunikasi intensif dan efektif dalam tim 11. D!"!
harus aktif dan intensif dalam pemberian edukasi)informasi
kepada pasien karena merupakan elemen yang penting dalam konteks !elayanan Bokus pada !asien (Patient Centered Care), selain juga merupakan kompetensi dokter dalam area kompetensi ke
9
'Standar
ompetensi
Dokter
3ndonesia,
3
$%&$:
!enyelenggaraan !raktik edokteran 8ang 0aik di 3ndonesia, 3 $%%;( 12.
!endokumentasian yang dilakukan oleh D!"! di rekam medis harus mencantumkan nama dan paraf ) tandatangan. !endokumentasian tsb dilakukan a.l. di form asesmen awal medis, catatan perkembangan pasien terintegrasi ) *!! (+ntegrated note), form asesmen
pra
anestesi)sedasi, instruksi
edukasi)informasi
ke
pasien
pasca
dsb.
bedah, form
ermasuk
juga
pendokumentasian keputusan hasil pembahasan tim medis, hasil ronde bersama multi kelompok staf medis ) departemen, dsb. 13.
!ada kasus tertentu D!"! sebagai ketua tim dari para professional pemberi asuhan bekerjasama erat dengan +anajer !elayanan !asien
(,ospital
Case
-anager),
sesuai
dengan
!anduan
!elaksanaan +anajer !elayanan !asien 'dari RS, edisi 3 $%&9(, agar terjaga kontinuitas pelayanan. &5. !ada setiap rekam medis harus ada pencatatan tentang D!"!,
dalam satu formulir yang diisi secara periodik sesuai kebutuhan, yaitu nama dan gelar setiap D!"!, tanggal mulai dan akhir penanganan pasien, D!"! Utama nama dan gelar, tanggal mulai dan akhir sebagai D!"! Utama. Daftar ini bukan berfungsi sebagai daftar hadir 15.
Rumah sakit di daerah terpencil, penetapan kebijakan tentang asuhan medis yang sifatnya khusus agar dikonsultasikan dengan pemangku kepentingan a.l. omite +edik, Bakultas edokteran
ybs bagi residen, Organisasi !rofesi, 3D3, Dinas esehatan, 0adan !engawas Rumah Sakit !ropinsi, olegium dsb.
BAB DOKUMENTASI
Untuk dapat memenuhi standar akreditasi rumah sakit versi $%&$, maka rumah sakit memerlukan regulasi yang adekuat tentang D!"!
dalam
pelaksanaan
asuhan medis, dan
panduan
ini
merupakan acuan utama bagi rumah sakit.
Diperlukan pengaturan yang spesifik untuk setiap rumah sakit karena keunikan budaya, situasi dan kondisi setiap rumah sakit, termasuk juga keunikan budaya tenaga medis.
Regulasi harus mencerminkan pengelolaan risiko klinis dan pelayanan berfokus kepada pasien (patient centered care). Regulasi tsb diatas agar dapat diterapkan oleh para pemberi asuhan, termasuk D!"!, sehingga terwujud asuhan pasien yang bermutu dan aman. Dan untuk itu, sebagai salah satu dokumen yang harus disiapkan Rumah Sakit adalah bagaimana pasien bisa memilih atau menentukan D!"! sesuai dengan harapan dan atau pilihannya.
Direktur,
"'. JURIKO PITER PANDEAN MARS