1
SKRIPSI
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) KECAMATAN WAMENA KOTA KABUPATEN JAYAWIJAYA TAHUN 2015
YAKUP, J. TAMAKA 11. 101. 165
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2015
BIODATA ALUMNI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS INDONESIA
2
TIMUR MAKASSAR PERIODE 2014/2015 PENGESAHAN SKRIPSI
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KECAMATAN WAMENA KOTA KABUPATEN JAYAWIJAYA TAHUN 2015 Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji penguji skripsi skripsi jurusan jurusan Epidemiolo Epidemiologi gi Fakultas Fakultas Kesehatan Kesehatan Masyarakat Masyarakat Universitas Indonesia Timur Makassar pada tanggal 01 Agustus 2015
TIM PENGUJI Makassar, 01 Agustus 2015 1. Drs. H. Sukardi Pangade, SKM, M.Kes (Ketua ) 2. Hj. Haslinda, SKM, M. Kep
(……………..)
(Sekretaris) (……………..)
3. Rahma Sri Susanti, SKM, M.Kes
(Anggota ) (……………..)
4. Marlina. S.H, M.H
(Anggota) (……………..) Menyetujui,
Dekan Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia Timur Masakssar
3
Drs. H. Sukardi Sukardi Pangade, SKM, SKM, M. Kes
Nama
Yakup, j. Tamaka
Stambuk
11.101.165
Tempat lahir
Awimbon
Tanggal lahir
20 agustus 1990
Jenis kelamin
Laki-laki
Agama
K. protestan
Suku bangsa
Indonesia Indonesi a
No hp
0821978182
Tahun masuk
2011
Progeram studi
Epidemiologi
Tahun lulus
01 agustus 2015
Judul Judul tugas ahkir
Faktor Faktor yang berhubung berhubungan an dengan dengan peningkat peningkatan an angk angka a
pend pender erit ita a
HIV/ HIV/AI AIDS DS di wila wilaya yah h kerj kerjaK aKom omis isii
Penang Penanggul gulang ang AIDS AIDS (KPA) (KPA) kecama kecamatan tan wamena wamena kota kota kabupaten jayawijaya IPK
3,61
Perdikat kelulusan Jangka
waktu
3 tahun 10 bulan
studi No alumni Pembimbing I
Drs. H. Sukardi pangade, SKM, M. Kesa
Pembimbing II
Hj. Haslinda, SKM, M.Kep
4
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat kepada Tuhan yang Maha Esa, atas bimbingan dan kuasa-Nya maka skripsi ini dapat dapat tersusun sesuai sesuai harapan Penulis Penulis dan tepat pada waktunya. Penuli Penulis s benarbenar-be benar nar menya menyada dari ri juga juga bahwa bahwa skrips skripsii ini tidak tidak lepas lepas dari dari berb berbag agai ai kesu kesuli lita tan. n. Wala Walaup upun un tida tidak k lupu luputt dari dari berb berbag agai ai keku kekura rang ngan an dala dalam m penuli penulisan san baik baik bahasa bahasa maupun maupun penemp penempata atan n kata-k kata-kata ata dan masih masih uajuh uajuh dari dari kesempurnaan maka itu, penulis siap menerima segala kritikan dan saran dalam hal membangun demi penyusunan skripsi di masa mendatang. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampikan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Bapak Prof. Dr. H.Baso, H.Baso, Amang, SE,. M.Si Rektor Rektor Universi Universitas tas Indonesi Indonesia a Timur Makassar. 2. Bapa Bapak k Drs. Drs.H. H. Suka Sukard rdii Pang Pangan ande de,, SKM, SKM, M.Ke M.Kes s Sela Selaku ku Deka Dekan n Faku Fakult ltas as Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Timur Makassar. Dan sekaligus Pembi Pembimbi mbing ng satu satu (I), (I), yang yang telah telah membe memberik rikan an masuk masukan an dan dan saran saran dalam dalam proses penyusunan skripsi ini.
5
3. Ibu Ibu Hj. Hj. Hasl Haslin inda da,, SKM, SKM, M.Ke M.Kep p Sela Selaku ku
Waki Wakill deka dekan n Faku Fakult ltas as kese keseha hata tan n
masyarakat Universitas Indonesia Indonesia Timur Makassar Makassar dan sekaligus sekaligus Pembimbing Pembimbing dua (II) yang selaalu mengarahkan Penulis hingga jadinya skripsi ini. 4. Ibu Rahma Rahma Sri Susanti, Susanti, SKM, M.Kes, M.Kes, selak selaku u ketua ketua prodi prodi Jurusan Jurusan Epid. Epid. Bios. Bios. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Timur Makassar. 5. Seluruh Seluruh rekan-re rekan-rekan kan mahasisw mahasiswa a Jurusan Jurusan Ilmu Pemerinta Pemerintahan han Angkatan Angkatan 2011 yang yang turu turutt adil adil memb member erik ikan an moti motiva vasi si kepa kepada da penu penuli lis s tida tidak k semp sempat at saya saya sebutkan satu persatu. 6. Komu Komuni nita tas s Maha Mahasi sisw swa a Apli Aplim m Apom Apom (KOM (KOMAP APO) O) Di kota kota Stud Studii Maka Makass ssar ar dima dimana na memb member erik ikan an bant bantua uan n beru berupa pa mori morill maup maupun un mate materi rial al dan dan sela selalu lu mendukung dalam Doa untuk meminta keberhasilan studi. 7. Kawan-K Kawan-Kawan awan dan Adik-Adik Adik-Adik yang tercinta tercinta yaitu: ELianus ELianus lah , Wainus Wainus Giban, Giban, Irab Wakla, Elia Maling, Yoas Sunyap, Yaret Mimin, Linus Tapo, Karel Wisal, Opinus Opinus Malin Maling, g, Beres Beres Kipka, Kipka, Jurmin Jurmin Yando Yando Isai Isai Wisaba Wisabal, l, Gogol Gogol Balyo, Balyo, dan dan yang lain tidak sempat saya sebutkan satu persatu. 8. Rekan-rekan Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa-Mahasisw Mahasiswa-Mahasiswii yang sedang menuntut Ilmu Di Kota Studi Makassar Makassar.. Khususny Khususnya a anak-an anak-anak ak penggunu penggunungan ngan tengah dan pada pada umumn umumnya ya kawan kawan-ka -kawan wan seperj seperjuan uangan gan asal asal Papua Papua yang yang berdo berdomis misili ili Dikota Studi Makassar. 9. Sahabat-sahabatku, Sahabat-sahabatku, Diana, Nova, Andi DLL. 10. Hamba-H Hamba-Hamba amba Tuhan Tuhan yang tersayang tersayang selalu mendukun mendukung g dalam dalam Doa secara secara Moral.
6
11. Abang-abang senior yang selalu memberikan motipasi yaitu: Yoram Tengget, S.Sos.,M.Si, Agustina Maukafola,S.Sos, Nathan Sunyap,S.S, Meyur Alya,S.Si, Silas Heluka S.Ip, Epnyi Malyo, SH, Herman Yando,SH. 12. Semua Semua pihak yang telah berpartisipasi dan telah membantu membantu penulis baik moril moril maupun material. Penulis menyadari bahwa nama-nama yang penulis di cancumkan diatas ini, tidak ada pasti penulis tidak sampai di kota Makassar, namun adanya motivasi dan dorongan dorongan sehingga sehingga penulis penulis dapat dapat merasaka merasakan n sukacita sukacita pada kesempata kesempatan n yang berbahagia ini. Dan Dan atas atas segala segala bantu bantuan an dan bimbing bimbingan an yang yang telah telah di berik berikan an sehing sehingga ga penulis penulis dapat dapat menjeles menjelesaika aikan n penulisa penulisan n SKRIPSI SKRIPSI ini. Semoga dapat bermamfa bermamfaat at bagi kami semua. Syalom.......!!!
Makassar, Januari 2015
Penyusun
Yakup, J. Tamaka
7
ABSTRAK YAKUP, J. TAMAKA, FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENING PENINGKAT KATAN AN ANGKA ANGKA PENDER PENDERITA ITA HIV/AI HIV/AIDS DS DI WILAYA WILAYAH H KERJA KERJA KOMISI KOMISI PENANG PENANGGUL GULANG ANGAN AN AIDS AIDS ( KPA) KPA) KECAMA KECAMATAN TAN WAMENA WAMENA KOTA KOTA KABUPA KABUPATEN TEN JAYAWI JAYAWIJAY JAYA A TAHUN TAHUN 2015 ( DIBIMB DIBIMBING ING OLEH SUKARDI PANGADE DAN HASLINDA. Kesehatan merupakan salah satu Indikator untuk mengukur tingka tingkatt keseja kesejahte hteraa raan n suatu suatu masyar masyaraka akatt atau atau bangsa bangsa.. pada pada akhir akhir abad abad ke-20 yang merupakan bencana bagi manusia adalah munculnya penyakit yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh suat suatu u viru virus s yaitu yaitu HIV HIV (Human Immunodeficiency Virus) Virus) yang yang dapa dapatt menye enyeba babk bkan an AIDS AIDS ( Aquarired Aquarired Immunodeficiensy Syndrome). Syndrome). WHO menges mengestim timasi asikan kan 37,8 37,8 juta juta orang orang terinf terinfeks eksii HIV/AI HIV/AIDS. DS. Pada akhir tahun 2013, estimasi menjadi 53,6 juta, dan pada tahun 2015 dengan dengan jumlah jumlah 33 juta juta orang orang terinf terinfeks eksi, i, tetapi tetapi yang yang sudah sudah mening meninggal gal 23 juta. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan peningkatan angka angka pender penderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS di wilaya wilayah h kerja kerja Komisi Komisi Penang Penanggul gulan an AIDS AIDS (KPA) Kecamatan Wamena kota Kabupaten Jayawijaya tahun 2015. Jeni Jenis s pene peneli liti tian an ini ini adal adalah ah surv survai ai anal analit itik ik acci accide dent ntal al samp sampli ling ng dengan pendekatan Cross Sectional study yang study yang teknik pengumpulan data mela melalu luii wawa wawanc ncar ara a mend mendal alam am untu untuk k meng menget etah ahui ui Hubu Hubung ngan an anta antara ra Variabel independen dengan Variabel dependen. Hasil Hasil penelit penelitian iana a menunju menunjukan kan bahwa bahwa ada hubung hubungan an antara antara pengetahuan dengan dengan peningkatan angka angka penderita HIV/AIDS yaitu nilai p = 0,000 < 0,05, Ada hubungan hubungan Sikap dengan dengan peningkatan peningkatan angka angka pender penderita ita
8
HIV/ HIV/AI AIDS DS yait yaitu u nila nilaii p = 0,00 0,002 2 < 0,05 0,05,, ada ada hubun hubunga gan n anta antara ra tinda tindaka kan n dengan peningkatan peningkatan angka penderita penderita HIV/AIDS yaitu nilai p = 0,001 < 0,05, 0,05, ada hubungan antara lingkungan media soail dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS yaitu nilai p = 0,003< 0,05 Berdasarkan hasil penelitian ini sangat mengharapkan kepada KPA dan dan selu seluru ruh h tang tangan an pedu peduli li sert serta a semu semua a LSM LSM untu untuk k meni mening ngka katk tkan an penyuluha penyuluhan, n, sosialisa sosialisasi, si, pembinaan pembinaan,, dan pelatihanpelatihan-pelat pelatihan ihan khusus khusus bagi masy masyar arak akat at tent tentan ang g peny penyeb ebar aran an,, penc penceg egah ahan an,, pena penang nggu gula lang ngan an dan dan pengobatan HIV/AIDS di Kecamatan Wamena kota Kabupaten Jayawijaya. Kata Kunci : Hiv/Aids, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Lingkungan Media Sosial, Peningkata Angka Penderit Hiv/Aids Daftar Pustaka : 16 (1996-2015) ABSTRACT YAKUP, J. TAMAKA, FACTORS RELATED TO INCREASING THE NUMBER OF HIV /AIDS PREVENTION IN WORK AREA COMMISSION AIDS AIDS (KPA (KPA)) MWAM MWAMEN ENA A DIST DISTRI RICT CT CITY CITY Jaya Jayawi wija jaya ya Dist Distri rict ct 2015 2015 (guided by SUKARDI PANGADE AND Haslinda. Health is one indicator to measure the level of welfare of a community or nation. at the end of the 20th century which is disastrous for humans is the the eme emerge rgence nce of a dise isease ase cause aused d by a viru irus that that is HIV HIV (Hum (Huma an Immunodeficiency Virus) that can lead to AIDS (Aquarired Immunodefi Immunodeficiens ciensy y Syndrome) Syndrome).. WHO estimates that 37.8 million people people are infected with HIV / AIDS. At the end of 2013, estimated to 53.6 million, and in 2015 the number of 33 million people are infected, but who had died 23 million. To determine the factors associated with an increase in the number of HIV HIV / AIDS AIDS in the the work work area area Pena Penang nggu gula lan n AIDS AIDS Comm Commis issi sion on (KPA (KPA)) District of Jayawijaya Wamena town in 2015. This This type type of resear research ch is analyt analytic ic survey survey accident accidental al sampli sampling ng with with cross cross sectional study the techniques of collecting data through in-depth interviews to determine the relationship between the independent variables with the dependent variable. Pene Penelit litia iana na resu result lts s show show that that ther there e is a rela relatio tions nshi hip p betw betwee een n knowledge and an increase in the number of HIV / AIDS is the value of p = 0.000 <0.05, There is a relationship attitude with an increase in the number of HIV / AIDS is the value of p = 0.002 <0.05, <0.05, there is a connectio connection n between the actions of the an increase in the number of HIV / AIDS is the value of p
9
= 0.001 <0.05, there is a relationship between the media environment soail with increased numbers of HIV / AIDS is the value of p = 0.003 <0.05 Based on the results of this study are looking forward to the KPA and the whole hand care as well as all NGOs to improve education, social socializa izatio tion, n, coachi coaching, ng, and specia specializ lized ed traini training ng for the public public about about the spre spread ad,, prev preven enti tion on,, prev preven enti tion on and and trea treatm tmen entt of HIV HIV / AIDS AIDS in Sub Sub Jayawijaya Wamena town.
Keywor Keywords ds
Bibliography
: HIV / AIDS, AIDS, Knowle Knowledge dge,, Attitu Attitude, de, Action Action,, Social Social Media Media Environment, peningkata Figures Penderit Hiv / Aids : 16 (1996-2015)
DAFTAR ISI Daftar
Halaman
HALAMAN JUDUL
!
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
ABSTRAK
vi
ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii viii xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN
10
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Rumusan Masalah Masalah
4
C. Tujuan Tujuan Penelitian Penelitian
4
1. Tujuan Tujuan Umum
4
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian
5
1. Manfaat Manfaat Praktis Praktis
5
2. Manfaat Ilmu Pengetahuan
5
3. Manfaat Manfaat Bagi Peneliti Peneliti
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Variabel Dependen
7
1.
Defenisi Penyakit HIV/AIDS
7
2.
Etiologi
9
3.
Pathogenesis
11
4.
Masa Masa Inkuba Inkubasi si
12
5.
Geja Gejala la Klin Klinis is
12
6.
Penu Penula lara ran n
13
7.
Angka penderita
15
B. Tinjauan Umum Tentang Variabel Independen
16
1. Pengetaahu Pengetaahuan an
16
2. Sika Sikap p
23
3. Tindak Tindakan an
27
11
4. Lingkuangan Media Sosial
29
5. Pencegahan Penanggulangan & Pengobatan
30
BAB III KERANGKA KONSEP A. Bagan Pola piker Variabel yang diteliti
40
B. Bagan Pola Pikir Faribel Independen Independen Dan Dependen
43
C. Definisi Operasional danKriteria Objektif
44
D. Hipotesis Penelitian
46
BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
48
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
48
C. Populasi dan Sampel
48
D. Metode Metode Pengumpu Pengumpulan lan Data
49
E. Pengolahan dan Penyajian Data
49
BAB V HASIL HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
52
B. Hasil penelitian penelitian
55
C. Pembahasa Pembahasan n
64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
12
A. Kesimpulan
74
B. Saran
74
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Ta Tabel jum jumlah kumulatif tif kasus HIV/AID /AIDS S tahun 2015
14
2. Tabel kontigensi 2x2
50
13
3. Tabel distribusi jenis kelamin
55
4. Tabel distribusi kelompok umur
56
5. Tabel distribusi agama
56
6. Tabel distribusi pendidikan
57
7. Tabel distribusi pekerjaan
57
8. Tabel distribusi penderita HIV/AIDS
58
9. Tabel distribusi pengetahuan
58
10. Tabel distribusi sikap
59
11. Tabel distribusi tindakan
59
12. Tabel distribusi lingkungan media sosial
60
13. Tabel hubungan pengetahuan dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS
60
14. Tabel hubungan sikap dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS
61
15. Tabel hubungan tindakan dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS
62
16. Tabel hubungan lingkungaan media sosial dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS
63
14
DAFTAR GAMBAR Gambar
1. Gambar Pola Pemikiran Variabel Yang Diteliti 2. Gambar Pola Pikir Variabel Independen Independen Dan
Halaman
40
15
Dependen
43
DAFTAR LAMPIRAN 1. Master Master Tabel 2. Fkrequuen Fkrequuences ces Tabel Tabel Spss 3. Biodata Biodata Mahasiswa Mahasiswa
16
4. IzinPenelitian Dari Dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unuversitas Indonesia Timur Makassar 5. Izin/Rekomendasi Penelitian Badan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pengembangan Daerah (BALITANDA) Sulawesi Selatan 6. Rekomendasi Dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kecamatan Wamena Kota 7. Ketrangan Selesainya Penelitian Dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kecamatan Wamena Kota 8. Dokumenta Dokumentasi si
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
17
Kesehatan Kesehatan merupakan merupakan salah satu Indikator untuk mengukur mengukur tingka tingkatt keseja kesejahte hteraa raan n suatu suatu masyar masyaraka akatt atau atau bangsa bangsa.. Paradi Paradigma gma seha sehatt
dewa dewasa sa
ini ini
yang yang
dipr diprom omos osik ikan an meng menghe hend ndak akii terj terjad adin inya ya
peruba perubahan han pola pola pikir pikir masyar masyaraka akatt dari dari mengob mengobati ati penyak penyakit it menjad menjadii memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit, oleh sebab itu Pema Pemaha hama man n meng mengen enai ai peny penyak akit it dan dan cara cara menc menceg egah ahny nya a
perl perlu u
disebarluaskan pada masyarakat. Salah satu aspek kesehatan pada akhir abad ke-20 yang merupakan bencana bagi manusia adalah munculnya penyakit yang disebabkan oleh oleh suat suatu u viru virus s yait yaitu u HIV HIV (Human yang Human Immunodef Immunodeficien iciency cy Virus) Virus) yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an AIDS AIDS ( Aquarired Aquarired Immunodeficiensy Syndrome). Syndrome). WHO pada pada tahun tahun 2003 2003 menges mengestim timasi asikan kan 37,8 37,8 juta juta orang orang terinf terinfeks eksii HIV/AI HIV/AIDS. DS. Pada Pada akhir akhir tahun tahun 2005, 2005, estima estimasi si menjad menjadii 53,6 53,6 juta, juta, dan pada tahun 2007 dengan jumlah 33 juta orang terinfeksi, tetapi yang sudah meninggal 23 juta (UNAIDS, 2008). Kasus Kasus di Indone Indonesia sia penyak penyakit it yang yang menyer menyerang ang sistem sistem keke kekeba bala lan n tubu tubuh h ini, ini, sena senant ntia iasa sa meni mening ngka katt dari dari tahu tahun n ke tahu tahun, n, bahkan Indonesia merupakan negara dengan penyebaran HIV/AIDS tercepat di Asia (Yunanto, 2008). Data Data Dirjen Dirjen Pengen Pengendal dalian ian Penyak Penyakit it dan Pengen Pengendal dalian ian Lingku Lingkunga ngan n Depart Departeme emen n Keseha Kesehatan tan (PP & PL Depkes Depkes)) selama selama sepuluh sepuluh tahun terakhir, jumlah penderita AIDS terus meningkat.Pada Desember 2012
18
Pengidap HIV positif berjumlah 21,511 orang dengan penderita dan mening meningkat kat pada pada Septem September ber 2013 2013 mencap mencapai ai 29,037 29,037 orang. orang. Secara Secara kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sampai tanggal 30 Juni 2014 berj berjum umla lah h 22,8 22,869 69 deng dengan an juml jumlah ah kema kemati tian an 28.2 28.263 63.. Peni Pening ngka kata tan n jumlah ini sangat menonjol pada kelompok umur 25-49 tahun dari 15.133 15.133 pada pada tahun tahun 2012 2012 menjad menjadii 16.421 16.421 pada pada tahun tahun 2014. 2014. (Ditjen (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2014). Jayapura termasuk Provinsi yang memiliki Penularan HIV/AI HIV/AIDS DS yang yang tinggi tinggi.. Pada Pada tahun tahun 2012 2012 menemp menempati ati pering peringkat kat ke-2 ke-2 secara secara nasion nasional al dengan dengan 3.028 3.028 kasus kasus HIV/AI HIV/AIDS. DS.Dan Dan mening meningkat kat di Tahun 2014 dengan menempati posisi ke-5 dengan jumlah penderita sebanyak 1,964 kasus (Dirjen PPM & PL Depkes RI, 2010). Dari 28 kabupaten/kota di Propinsi Jayapura, Kabupaten Jayawijaya memiliki jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 2.707 kasus di tahun 2012 dan merupakan merupakan tertinggi tertinggi urutan ke-2 setelah Merauke. Merauke. Di tahun 2013 2013 jumlah jumlah pender penderita ita mening meningkat kat menjad menjadii 3.868 3.868 kasus, kasus, dan pada 20114 bertambah menjadi menjadi 4.723 kasus kasus (KPA, 2015). Kabupaten Jayawijaya termasuk dalam 21 daerah provinsi yang telah telah mengeluar mengeluarkan kan Perda AIDS yang dituangka dituangkan n dalam dalam Perda Perda No 11 Tahu Tahun n 2007 2007 tent tentan ang g penc penceg egah ahan an dan dan pena penang nggu gula lang ngan an HIV/ HIV/AI AIDS DS
yang yang
dida didala lamn mnya ya meng mengat atur ur
peny penyam ampa paia ian n
info inform rmas asi, i,
komuni komunikas kasii dan edukas edukasii pada pada masyar masyaraka akatt tentan tentang g HIV/AI HIV/AIDS, DS, serta serta
19
melaksana melaksanakan kan pemeriksa pemeriksaan an tes HIV terhadap terhadap kelompok kelompok rawan dan berisi berisiko ko tinggi tinggi,, termas termasuk uk didala didalamny mnya a PSK dan para para masaya masayarak rakat at secara umum (Harahap, 2015). Penyakit yang kemunculannya seperti fenomena gunung es (Iceberg Iceberg Phenomena Phenomena), ), yaitu yaitu jumlah jumlah pender penderita ita yang yang dilapo dilaporka rkan n jauh jauh lebih kecil daripada jumlah sebenarnya telah menyebar di sebagian besar besar provin provinsi si di Indone Indonesia sia.. Penula Penularan ran HIV paling paling banyak banyak terjad terjadii melalui hubungan seksual yang tidak sehat terutama terutama seks antar lelaki, dan antar laki-laki dan perempuan yang mencapai 75%, dan penularan melalui jarum suntik 25% (KPA, 2015). Hubungan seksual, baik heteroseksual maupun homo seksual adalah model utama penularan HIV. Tidak dapat dipungkiri perilaku seksual di kelompok kelompok risiko tinggi komunitas komunitas masyaraka masyarakatt memberikan memberikan kontribusi kontribusi penu penula lara ran n HIV HIV yang yang sign signif ifik ikan an..
Penu Penula lara ran n HIV HIV mela melalu luii seks seks anal anal
dilaporkan memiliki risiko 10 kali lebih tinggi dari seks vaginal. Menurut Yayasa Yayasan n Riset Riset AIDS AIDS Amerik Amerika, a, AMFAR AMFAR menyim menyimpul pulkan kan,, masyar masyaraka akatt yang berisiko tinggi adalah masyarakat yang bergonta-ganti pasangan dan, para PSK ternyata berisiko 19 kali lebih besar tertular penyakit HIV dibanding masyarakat umum (Rabudiarti, 2015). Kecamatan Wamena kota merupakan kota kecamatan yang terlet terletak ak dalam dalam jantun jantung g kota kota kabupa kabupaten ten Jayawi Jayawijay jaya, a, yang yang memilik memilikii
20
jumlah penderita kasus HIV/AIDS pada tahun 2012 sebanyak 446. orang, dan meningkat meningkat di tahun 2014 2014 menjad 530 Orang. Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk untuk melaku melakukan kan peneli penelitia tian n dengan dengan judul judul faktor faktor yang yang berhub berhubung ungan an deng dengan an peni pening ngka kata tan n angk angka a pend pender erit ita a HIV/ HIV/AI AIDS DS di wila wilaya yah h kerja kerja Komisi Penanggulangan Penanggulangan AIDS (KPA) Kecamatan Kecamatan Wamena Kota. B. Rumusan Masalah Berdas Berdasark arkan an uraian uraian latar latar belaka belakang ng diatas diatas maka maka rumusa rumusan n masalah dalam penelitian ini adalah adakah faktor yang berhubungan dengan dengan pening peningkia kiatak takan an
angka angka pender penderita ita HIV/AIDS HIV/AIDS di Kecama Kecamatan tan
Wamena kota tahun 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan peningkatan angka angka pender penderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS di wilaya wilayah h kerja kerja Komisi Komisi Penang Penanggul gulan an AIDS (KPA) Kecamatan Wamena kota Kabupaten Jayawijaya tahun 2015 2. Tujuan Khusus a.
Untu Untuk k meng menget etah ahui ui
hubu hubung ngan an anta antara ra penge pengeta tahu huan an deng dengan an
pening peningkat katan an angka angka pender penderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS di wilaya wilayah h kerja kerja KPA Kecamatan Wamena Kota tahun 2015.
21
b.
Untuk mengetahu mengetahuii hubun hubungan gan antara antara Sikap Sikap dengan dengan peningkata peningkatan n angka penderita HIV/AIDS di wilayah 78 kerja KPA kecamatan Wamena Kota tahun 2015.
c.
Untuk tuk
mengetahui
hubungan
antara
tind indakan
dengan
pening peningkat katan an angka angka pender penderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS di wilaya wilayah h kerja kerja KPA kecamatan Wamena Kota tahun 2015. d.
Untuk Untuk menget mengetahu ahuii hubung hubungan an antara antara Lingku Lingkunga ngan n medi media a sosi sosial al dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS di wilayah kerja KPA kecamatan Wamena Kota tahun 2015.
D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Manfaat Praktis Praktis Dapa Dapatt memb member erik ikan an info inform rmas asii atau atau masu masuka kan n kepa kepada da inst instan ansi si berwenang sebagai pengambil kebijakan dalam hal ini ialah Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayawijaya dalam rangka Pene Penent ntua uan n
kebi kebija jaka kan n
dala dalam m
upay upaya a
penc penceg egah ahan an
HIV/ HIV/AI AIDS DS
khus khusus usny nya a pada pada kelo kelomp mpok ok beri berisi siko ko sepe sepert rtii masy masyar arak akat at yang yang bergonta-ganti pasangan dan Kelompok PSK/WPS. 2.
Manfaat Ilmu Pengetahuan Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan bacaan bagi masyarakat dan peneliti berikutnya mengenai Peril Perilak aku u masy masyar arak akat at dala dalam m upay upaya a Penc Penceg egah ahan an HIV/ HIV/AI AIDS DS di Kecamatan Wamena kota Kabupaten Jayawijaya.
22
3.
Manfaat Bagi peneliti Penelitian ini merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka memperluas pengetahuan peneliti secara khusus tentang faktor faktor yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan angka angka pening peningkat katan an pengid pengidap ap HIV/AIDS di kalangan masyarakat Kecamatan Wamena Kota.
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Tentang variable variable Dependen Dependen 1. Definisi HIV/AIDS HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficienci Virus, yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih putih yang yang bern bernam ama a sel sel CD4 CD4 sehi sehing ngga ga dapa dapatt meru merusa sak k sist sistem em kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan gangguan penyakit penyakit walaupun walaupun yang sangat sangat ringan ringan sekalipun sekalipun.. HIV HIV meny menyer eran ang g sel sel CD4 CD4 dan dan merub erubah ahny nya a menja enjadi di tem tempat pat berkembang biak HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat dapat diguna digunakan kan lagi. lagi. Sel darah darah putih putih sangat sangat diperl diperluka ukan n untuk untuk sist sistem em keke kekeba bala lan n tubu tubuh. h. Tanp Tanpa a keke kekeba bala lan n tubu tubuh h maka maka ketik ketika a dise disera rang ng peny penyak akit it maka maka tubu tubuh h kita kita tida tidak k memi memili liki ki pelin pelindu dung ng.. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa. (Hutapea, 2003). Menurut Menurut Gunawan Gunawan (dikutip dalam dalam Yana, Yana, 2007) 2007) AIDS dapa dapatt diar diartik tikan an seku sekump mpul ulan an tand tanda a dan dan geja gejala la peny penyak akit it akib akibat at hilangnya
atau
menurunnya
sistem
kekebalan
tubuh
seseor seseorang ang.Ke .Ketik tika a seseor seseorang ang terken terkena a Virus Virus HIV tidak tidak langsu langsung ng
24
terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu 5-10 Tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini
tidak
ada
obat,
serum
maupun
vaksin
yang
dapat
menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS (Ramandey, 2007) Seda Sedang ngka kan n Peril Perilak aku u
hubu hubung ngan an
seks seksua uall yang yang dapa dapatt beri berisi siko ko
terhadap terhadap penularan penularan HIV/AIDS HIV/AIDS dan dapat dapat meningkat meningkatkan kan kejadian kejadian HIV/AIDS HIV/AIDS diantarany diantaranya a (Komisi (Komisi Penanggul Penanggulanga angan n AIDS Nasional, Nasional, 2009). a. b.
Tidak Tidak menggu menggunak nakan an kondom kondom selama selama hubung hubungan an seksua seksuall Hub Hubunga ungan n seks seksua uall mela melalu luii anal nal (anu (anus) s) tan tanpa mema memak kai kondom
c.
Hubungan Hubungan seksual seksual yang menyebab menyebabkan kan lesi pada alat kelamin kelamin
d.
Berganti-ga Berganti-ganti nti pasangan pasangan seks tanpa menggunak menggunakan an kondom kondom
e.
Hub Hubunga ungan n
seksu eksual al
yang ang
meng engguna gunaka kan n
mulut ulut
sebag ebagai ai
pengganti vagina. f.
Peng Pengob obat atan an,, yang yang dapat dapat menye menyemb mbuh uhka kan n HIV/ HIV/AI AIDS DS hin hingg gga a saat saat ini belum belum ditemu ditemukan kan begitu begitupun pun dengan dengan vaksin vaksin yang yang dapa dapatt menc menceg egah ah penu penula lara ran n HIV. HIV. Namu Namun n tela telah h dite ditemu muka kan n bebe bebera rapa pa obat obat yang yang dapa dapatt meng mengha hamb mbat at infe infeks ksii HIV HIV dan dan beberapa beberapa obat secara secara efektif efektif yang dapat mengatasi mengatasi infeksi,
25
yaitu yaitu komb kombin inas asii tiga tiga obat obat (triple (triple drugs) drugs) adal adalah ah obat obat anti anti retroviral yang berfungsi untuk menurunkan jumlah HIV dalam darah, darah, menuru menurunka nkan n aktivi aktivitas tas virus, virus, mengur mengurang angii kerusa kerusakan kan dalam dalam sistem sistem kekeba kekebalan lan tubuh tubuh dan hasiln hasilnya ya bisa bisa membua membuatt umu umur leb lebih panja anjang ng.. Namu amun perl perlu u diin diing gat bahw ahwa obat bat antiretrovir antiretroviral al tersebut tersebut mahal mahal harganya harganya dan harus harus digunaka digunakan n secara disiplin dalam jangka waktu 1,5-3 tahun, karena obat yang diminum diminum secara secara teratur teratur akan menyebab menyebabkan kan resistensi resistensi (Hutapea, 2003). Masyaraka Masyarakatt termasuk termasuk dalam kelompok kelompok risti (risiko tinggi) terhadap HIV/AIDS oleh karena itu Masyarakat perlu dibekali pemahaman mengenai apa itu HIV/AIDS, bagaimana penularan dan bagamana mereka dapat terhindar dari infeksi penyakit menular tersebut. (STBP, 2007). 2. Etiologi Etiologi HIV/AIDS HIV/AIDS HIV merupakan jenis virus yang dapat menyebabkan defisiensi kekebalan pada manusia. Seperti halnya virus-virus lain, HIV juga juga hanya hanya dapat dapat hidup hidup dengan dengan menempel menempel pada pada sel inang. inang. Infeks Infeksii virus virus HIV akan akan berlan berlanjut jut pada pada serang serangan an penyak penyakit it AIDS. AIDS. Peny Penyak akit it AIDS AIDS meru merupa paka kan n peny penyak akit it yang yang dise diseba babk bkan an sind sindro rom m penurunan sistem kekebalan tubuh. Menurunnya sistem imun atau kekebalan kekebalan tubuh akan membuat membuat penderita penderita lebih mudah terinfeksi terinfeksi
26
peny enyakit akit
lain lain,,
dike ikenal nal
sebag ebagai ai
infe infek ksi
oportunistik .
Infek feksi
oportunistik oportunistik aka akan n sema semaki kin n para parah, h, bahk bahkan an bisa bisa meny menyeb ebab abka kan n kematian. Berd Berdas asar arka kan n geja gejala la yang yang ditu ditunj njuk ukka kan, n, terd terdap apat at dua dua kate katego gori ri penderita AIDS, yaitu penderita AIDS positif dan negatif. Penderita AIDS positifi adalah orang yang terinfeksi virus HIV dan sudah menunjukkan gejala infeksi oportunistik. Sedangkan penderita AIDS nega negati tiff adal adalah ah oran orang g yang yang teri terinf nfek eksi si viru virus s HIV HIV teta tetapi pi belu belum m menunjukkan gejala infeksi oportunistik.
AIDS merupakan penyakit yang sangat ditakuti karena belum ada yang mampu disembuhkan. Dengan kata lain, penyakit ini memiliki tingkat kematian hingga 100% a. Bagaimana virus HIV menyerang HIV adalah sejenis retrovirus RNA dan merupakan partikel inert, inert, di mana mana ia tidak tidak dapat dapat melaku melakukan kan aktivita aktivitas s sama sama sekali sekali kecual kecualii berada berada dalam dalam sel target target.. Virus Virus HIV memilik memilikii sel target target utama, yaitu sel Lymfosit T, karena sel ini memiliki CD-4, yaitu sejenis reseptor virus HIV. Setelah berada dalam sel target, HIV akan akan berk berkem emba bang ng dang dang bers bersif ifat at infe infect ctio ious us,, dima dimana na ia dapa dapatt ditularkan dan dapat aktif setiap saat. Virus HIV dapat hidup dan berkembang berkembang dalam cairan cairan tubuh, tubuh, seperti air cairan cairan Vagina cairan cairan mani atau semen, air susu ibu (ASI), maupun darah. Selain dalan
27
cairan tubuh, virus ini juga bisa ditemukan dalam sel-sel tubuh, antara lain sel glia jaringan otak, monosit, dan makrotag. Bagian luar virus tersusun atas lemak, yang bersifat tidak tahan terhadap panas maupun bahan kimia. Sehingga virus ini mudah dimatikan deng dengan an berb berbag agai ai baha bahan n kimi kimia, a, sepe seperti rti disi disinf nfek ekta tan, n, dan dan peka peka terhadap pengaruh lingkungan, terutama panas, misalnya sinar mata mataha hari ri yang yang meny menyen enga gat. t. Mesk Meskip ipun un sens sensiti itiff terh terhad adap ap sina sinar r mata mataha hari ri,, namu namun n viru virus s HIV HIV rela relati tiff taha tahan n terh terhad adap ap radi radias asii ultraviolet. Virus HIV memiliki bagian inti yang dinamakan core, dan bagian selubung yang dinamanakan envelop.
disebabkan oleh oleh Virus b. HIV/AIDS yang disebabkan
Kebany Kebanyaka akan n dari dari kejadi kejadian an kasus kasus HIV/AI HIV/AIDS DS diseba disebabka bkan n oleh oleh viru virus. s. Saat Saat ini ini maki makin n bany banyak ak saja saja viru virus s yang yang berh berhas asil il diid diiden enti tifik fikas asi. i. Mesk Meskii viru viruss-vi viru rus s ini ini
keba kebany nyak akan an meny menyer eran ang g
seluruh seluruh bagian bagian tubuh terpentin terpenting. g. Dan Virus HIV menyerang menyerang pada sistem kekebalan tubuh atau CD4. 3. Pathogene Pathogenesis sis
HIV Menempel Menempel pada Infosit Infosit sel induk induk melalui melalui gp gp 120 sehingga akan terjadi fusi membrane HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke dalam sitoplasma sel induk. Dalam sel induk HIV akan membentuk DNA HIV, dan dari HIV melalui enzim
28
inte integr gras asii kemu kemudi dian an memb memban antu tu DNA DNA HIV HIV untu untuk k beri berint nteg egra rasi si dengan DNA sel induk.
DNA virus virus yang diangga dianggap p oleh tubuh sebaga sebagaii DNA sel induk, induk, akan akan memben membentuk tuk RNA dengan dengan fasili fasilitas tas sel induk, induk,sed sedang angkan kan MRNA MRNA dala dalam m sito sitopl plas asma ma akan akan diub diubah ah oleh oleh enzi enzim m prot protea ease se menj menjad adii
part partik ikel el
HIV, HIV,
part partik ikel el itu itu sela selanj njud udny nya a meng mengam ambi bill
selubu selubung ng dari dari Bahan Bahan sel induk induk untuk untuk dilepa dilepas s sebaga sebagaii sel HIV lainnya.
Mekanisme
(imunosupersi )
ini ini
penekanan
akan
pada
menyebabkan
system
pengurangan
imun dan
terganggunya jumlah dan fungsi sel limfosit T.
4. Masa inkubasi inkubasi
Bervariasi Walaupun waktu dari penularan hingga berkembang atau terdetksinya antibodi biasanya 1-3 bulan, waktu dari tertular HIV hingga terdiaknosa sebagai AIDS sekitar <1-15 tahun atau lebih. Tanpa pengobatan anti HIV yang efektif, sekitar 15% 15%
adri adri oran orang g dewa dewasa sa yang yang terinf terinfea eaks ksii akan akan terk terken ena a AIDS AIDS
dalam 10 tahun sesudah terinfeksi. Median masa inkubasi pada anak anak-a -ana nak k yang yang terin terinfe feks ksii lebi lebih h pend pendek ek dari dari oran orang g dewa dewasa sa.. Bertambahn Bertambahnya ya ketersedi ketersediaan aan terapi terapi anti HIV sejak pertengahan pertengahan tahu tahun n 90-an 90-an meng mengur uran angi gi perk perkem emba bang ngan an AIDS AIDS di
AS dan dan di
banyak Negara berkembang secara bermakna. Windouw selama
29
1-6 minggu, adalah adalah waktu saat tubuh sudah terinfksi terinfksi HIV tetapi tetapi belu belum m terd terdet etek eksi si oleh oleh peme pemeri riks ksaa aan n labo labora rato tori rium um.. Seso Sesora rang ng dengan HIV dapat bertahan sampai denagan 5 tahun, jika tidak diobati maka penyalkit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS.
5. Gejala Gejala Klinis Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti : a. Diare Diare kronis kronis.. b. Kandidias Kandidiasii mulut mulut yang luas c. Pnemoystis Carini d. Penemonia interstisialis Limfositik e. Ensefalopati Kronik 1. Ada beberapa gejala dan tanda mayor menurut {WHO}, antara lain : a. Kehilanga Kehilangan n berat berat badan badan (BB) >10%. >10%. b. Diare kronik kronik > 1 bulan. bulan. c. Demam Demam > 1 bulan bulan 2. Sedangkan tanda minornya adalah : a. Bentuk Bentuk menetap menetap > 1bulan. 1bulan. b. Dermatitis pruitis (gatal) c. Herpes soster berulang. berulang. d. Kandidiasis Orofaring. e. Herpes Simpleks yang meluas dan berat.
30
f. Limfadenopate yang meluas. 3. Tanda lainnya adalah : a. Sarkoma Sarkoma Kaposi Kaposi Yang Meluas. Meluas. b. Meningtis Meningtis Kriptokoka Kriptokokall 6. Penularan Penularan HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, air susu ibu dan cairan lainnya yang mengandung darah. Nurs (2008) mengemukakan bahwa penularan HIV melalui enam cara yaitu: a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS b. Ibu pada bayinya bayinya c. Darah dan dan produk darah yang yang tercemar tercemar HIV/AIDS d. Pemakaian alat kesehatan kesehatan yang yang tidak steril e. Alat-alat Alat-alat untuk untuk menore menoreh h kulit kulit f.
Mengguna Menggunakan kan jarum suntik suntik secara secara bergantian bergantian.. Penularan virus HIV dapat melalui berbagai cara seperti yang dike dikemu muka kaka kan n
oleh oleh Fami Family ly
Heal Health th
Inte Intern rnas asio iona nal l
(2010)
diantaranya: Berdasarkan data statistik kasus HIV/AIDS yang dilaporkan hingga Juni 2010 penularan HIV/AIDS tinggi pada kelompok heteroseksual seperti dalam tebel berikut.
31
Tabel 1 Jumlah Kumulatif Kasus HIV/AIDS menurut Faktor berhubunganDilapor sampai Juni 2015. Faktor berhubungan atau Metode Penularan Homo seksual Hetero seksual Tr ansfusi darah Ibu Hamil ASI Jarum suntik atau alat tusuk lainnya Jumlah Total
HIV/AIDS 1.722 718 786 20 587 890 4723
Sumber data: dinas kesehatan Kabupaten Jayawijaya 2015.
7. Angka penderita penderita HIV/AIDS HIV/AIDS Kasus di Indonesia penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini, senantiasa meningkat dari tahun ke tahun, bahk bahkan an Indo Indone nesi sia a meru merupa paka kan n nega negara ra deng dengan an peny penyeb ebar aran an HIV/AIDS tercepat di Asia (Yunanto, 2008). Data Dirjen Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Departemen Kesehatan (PP & PL Depkes) selama sepuluh tahun terakhir, jumlah penderita AIDS terus meningkat. Pada Pada Desemb Desember er 2012 2012 Pengid Pengidap ap HIV positif positif berjum berjumlah lah 21,511 21,511 orang dengan penderita dan meningkat pada September 2013 mencap mencapai ai 29,037 29,037 orang. orang. Secara Secara kumula kumulatif tif kasus kasus AIDS AIDS yang yang
32
dila dilapo pork rkan an samp sampai ai tang tangga gall 30 Juni Juni 2014 2014 berj berjum umla lah h 22,8 22,869 69 dengan jumlah kematian 28.263. Peningkatan jumlah ini sangat menonj menonjol ol pada pada kelomp kelompok ok umur umur 25-49 25-49 tahun tahun dari dari 15.133 15.133 pada tahun 2012 menjadi 16.421 pada tahun 2014. (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2010). Jayapura termasuk Provinsi yang memiliki Penularan HIV/AI HIV/AIDS DS yang yang tinggi tinggi.. Pada Pada tahun tahun 2012 2012 menemp menempati ati pering peringkat kat ke-2 ke-2 seca secara ra nasi nasion onal al deng dengan an 3.02 3.028 8 kasu kasus s HIV/ HIV/AI AIDS DS.D .Dan an meni mening ngka katt di Tahu Tahun n 2014 2014 deng dengan an mene menemp mpat atii posi posisi si ke-5 ke-5 dengan jumlah penderita sebanyak 1,964 kasus (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2010). Dari 28 kabupaten/kota di Propinsi Jayapura, Kabu Kabupa pate ten n Jaya Jayawi wija jaya ya memi memilik likii juml jumlah ah pend pender erita ita HIV/ HIV/AI AIDS DS sebanyak sebanyak 2.707 kasus kasus di tahun 2012 dan merupakan merupakan tertinggi tertinggi urutan urutan ke-2 ke-2 setela setelah h merauk merauke. e. Di tahun tahun 2013 2013 jumlah jumlah pender penderita ita mening meningkat kat menjad menjadii 3.868 3.868 kasus, kasus, dan pada pada 20114 20114 bertam bertambah bah menjadi 4.723 kasus (KPA, 2015). Kabupaten Jayawijaya termasuk dalam 21 daerah propinsi yang telah mengeluarkan perda AIDS yang dituangkan dala dalam m perd perda a No. No. 11 Tahu Tahun n 2007 2007 tent tentan ang g penc penceg egah ahan an dan dan Pena Penang ngg gula ulangan ngan peny penyam amp paia aian
HIV/A IV/AID IDS S
info inform rmas asi, i,
yang ang
komun omunik ikas asii
did didalam alamny nya a dan dan
meng mengat atur ur
eduka dukasi si
pada ada
33
masyarakat
tentan tang
HIV/AIDS,
serta rta
melaksanakan
pemeriksaan tes B.
Tinjauan Tinjauan umum tentang tentang Variabel Variabel Independe Independen n 1.
Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah setelah orang melakukan melakukan pengindera penginderaan an terhadap terhadap suatu objek terte tertent ntu. u. Adap Adapun un tingk tingkat atan an Doma Domain in Peng Penget etah ahua uan n (Cognitive Domain) Domain) Menurut Bloom (dikutip dalam Ngatimin, 2005) :
a.
Tingkat C-1 Pengetahuan (Knowlegde (Knowlegde). ). Bila seseorang hanya mamp mampu u menj menjel elas aska kan n seca secara ra garis garis besa besarr apa apa yg tela telah h di pelajarinya, sejauh ini hanya istilah – istilah saja.
b.
Tingkat C-2 Perbandingan secara menyeluruh ( Chomperensive ). Bila seseorang seseorang berada berada pada pada tingka tingkatt pengetah pengetahuan uan dasar. dasar. Ia dapat apat
men menera erangk ngkan
kemba embali li
seca secara ra
pengetahuan yang telah dipelajarinya. c. Tingka Tingkatt C-3
menda endas sar
ilm ilmu
34
Penerapan( Aplication).Bila Aplication).Bila seseorang telah berada pada kemampua kemampuan n untuk menggunak menggunakan an apa yang telah di pelajarinya dari suatu situasi ke situasi lainnya. d. Tingkat C-4 Analisis ( Analysis). Analysis). Bila seseorang memiliki kemampuan lebi lebih h
menin eningk gkat at lag lagi .Ia .Ia tela telah h mamp mampu u men meneran erangk gkan an
bagian–bagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan terte tertent ntu u dan dan meng mengan anal alis isis is hubu hubung ngan an satu satu deng dengan an yang yang lainnya. e.
Tingkat C-5 Sintesis (Synthesis (Synthesis). ). Bila seseorang memiliki di sampin samping g kemamp kemampuan uan untuk untuk mengan menganali alisis sis,, iapun iapun mampu mampu menyusun kebentuk semula maupun kebentuk lainnya.
f.
Ting ingkat C-6 Evaluasi (Evaluation (Evaluation). ). Bila seseorang memiliki pengetahuan secara menyeluruh dari semua bahan yang tela telah h
dipel ipela ajari jarin nya, ya,
bahk bahkan an
mela melalu luii
krit kriter eria ia
yang ang
ditentukan, ia mampu mengevaluasi semua yang pernah ia kerjakan. Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui setelah melihat dan menyaksikan,
35
mengalami atau diajar. Pengetahuan juga didukung oleh kesada kesadaran ran untuk untuk hidup hidup sehat. sehat. Sosial Sosialisa isasi si hidup hidup sehat sehat yang mengutama mengutamakan kan upaya upaya pencegah pencegahan an dalam bentuk promotif dan preventif, menurut Ngatimin (2002) melalui penyadaran dengan fisiokologik dalam aspek. Bagaimana menc mencap apai ai hidu hidup p seha sehatt.Mamp Mampu u beru berupa paya ya untu untuk k hidu hidup p sehat atas dorongan bahwa hidup sehat dan kesehatan dalam keluarga merupakan hal yang indah, bahagia dan menguntungkan. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada beberapa faktor yang memperngaruhi pengetahuan, yaitu: a. Umur Sing Singgi gih h
(199 (1998) 8),, men mengemu gemuk kakan akan bahw bahwa a mak makin tua tua umu umur
sese seseor oran ang g maka maka pros proses es–p –pro rose ses s perk perkem emba bang ngan an ment mental alny nya a bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan
tahun.
Selain
itu,
Abu
Ahmadi
(2001),
juga
mengemuka mengemukakan kan bahwa daya ingat seseorang seseorang itu salah satunya satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa
bertam tambahnya
umur
dapat
berpe rpengaruh ruh
pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
36
umur–u umur–umur mur terten tertentu tu atau atau menjel menjelang ang usia usia lanjut lanjut kemamp kemampuan uan pene peneri rima maan an
atau tau
men mengin gingat gat
suat suatu u
peng penget etah ahua uan n
akan kan
berkurang. Untuk Untuk keperlu keperluan an perba perbandi ndinga ngan n maka maka WHO
mengan menganjur jurkan kan
pembagian – pembagian umur sebagai berikut : 1. Menurut tingkat kedewasaan : 0–14 tahun : bayi dan anak - anak 15–49 tahun : orang muda dan dewasa 50 tahun ke atas : orang tua 2. Interval 5 tahun : Kurang dari 1 tahun, 1–4 tahun, 5–9 tahun, 10– 4 tahun dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007). Menurut Depkes RI yang dikutip dikutip oleh Hardiwinoto, Hardiwinoto, pembagian kategori umur, yaitu : 1. Masa balita : 0–5 tahun, tahun, 2. Masa kanak–kanak kanak–kanak : 5–11 tahun, 3. Masa remaja remaja awal : 12–16 tahun, 4. Masa remaja remaja akhir : 17–25 tahun, 5. Masa dewasa dewasa awal awal : 26–35 26–35 tahun, 6. Masa dewasa dewasa akhir akhir : 36–45 36–45 tahun,
37
7. Masa lansia lansia awal : 46–55 tahun, 8. Masa lansia akhir : 56–65 56–65 tahun, 9. Masa manula : 65–sampai atas (Depkes RI, 2009). 2009). b. Intelegensi Intelegens Intelegensii diartikan diartikan sebagai sebagai suatu suatu kemampuan kemampuan untuk belajar belajar dan berpik berpikir ir abstra abstrak k guna guna menyes menyesuai uaikan kan diri diri secara secara mental mental dalam dalam situas situasii baru. baru. Intele Intelegen gensi si merupa merupakan kan salah salah satu satu faktor faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseor seseorang ang merupa merupakan kan salah salah satu satu modal modal untuk untuk berpik berpikir ir dan meng mengol olah ah berb berbag agai ai info inform rmas asii seca secara ra tera terara rah h sehi sehing ngga ga ia menguasai lingkungan (Khayan,1997). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. C. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penget pengetahu ahuan an seseor seseorang ang.Li .Lingk ngkung ungan an member memberika ikan n pengar pengaruh uh pertama bagi seseorang, di mana seseorang dapat mempelajari hal–ha hal–hall yang yang baik baik dan juga juga hal – hal yang yang buruk buruk tergantu tergantung ng pada pada sifat sifat kelomp kelompokn oknya. ya. Dalam Dalam lingku lingkunga ngan n seseor seseorang ang akan akan memperoleh memperoleh pengalaman pengalaman yang akan berpengaru berpengaruh h pada cara berpikir seseorang. d. Sosial budaya
38
Sosi Sosial al
buda budaya ya memp mempun unya yaii peng pengar aruh uh pada pada peng penget etah ahua uan n
seseorang seseorang.. Seseorang Seseorang memperole memperoleh h suatu suatu kebudaya kebudayaan an dalam hubu hubung nga annya nnya deng dengan an oran orang g
lain lain,,
kare karen na
hubu ubungan ngan ini ini
seseor seseorang ang mengal mengalami ami suatu suatu proses proses belaja belajarr dan memper memperole oleh h suatu pengetahuan. e. Pendidikan Menurut Notoatmodjo (1997), pendidikan adalah suatu kegiatan atau atau
pros proses es
pemb pembel elaj ajar aran an untu untuk k
men mening ingkatk katkan an
kema kemamp mpu uan
meng mengem emba bang ngka kan n
tert terte entu ntu
sehi sehing ngga ga
atau atau
sasa sasara ran n
pend pendid idik ikan an itu itu dapa dapatt berd berdir irii send sendiri iri.. Menu Menuru rutt Wied Wied hary hary A. (199 (1996) 6),, meny menyeb ebut utka kan n bahw bahwa a tingk tingkat at pend pendid idik ikan an turu turutt pula pula menent menentuka ukan n mudah mudah atau atau tidakn tidaknya ya seseor seseorang ang menyer menyerap ap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya sema semak kin
tin tinggi ggi
pend pendid idik ika an
sese seseor oran ang g
makin akin
baik aik
pula ula
pengetahuannya. f. Informasi Menu Menuru rutt Wied Wied Hary Hary A. (199 (1996) 6),, info inform rmas asii akan akan memb member erik ikan an pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memilik memilikii pendid pendidika ikan n yang yang rendah rendah tetapi tetapi jika jika ia mendap mendapatk atkan an informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau atau sura suratt kaba kabar, r, maka maka hal hal itu itu akan akan dapa dapatt meni mening ngka katk tkan an pengetahuan seseorang.
39
Inform Informasi asi tidak tidak terlep terlepas as dari dari sumber sumber inform informasi asinya nya.Me .Menur nurut ut Noto Notoat atmo modj djo o (200 (2003) 3) dala dalam m Rahm Rahmah ahay ayan anii (201 (2010) 0),, sumb sumber er info inform rmas asii adal adalah ah asal asal dari dari suat suatu u info inform rmas asii atau atau data data yang yang dipe dipero role leh. h. Sumb Sumber er info inform rmas asii ini ini dike dikelo lomp mpok okka kan n dala dalam m tiga tiga golongan, yaitu : 1. Sumber informasi dokumenter Merupa Merupakan kan sumber sumber inform informasi asi yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan dokume dokumen n resmi resmi maupun maupun dokume dokumen n tidak tidak resmi. resmi.Dok Dokume umen n resmi resmi adalah adalah bentuk bentuk dokume dokumen n yang yang diterb diterbitk itkan an maupun maupun yang yang tidak tidak diterb diterbitk itkan an di bawah bawah tanggu tanggung ng jawab jawab instan instansi si resmi.Dokumen tidak resmi adalah segala bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang badan instansi tidak resmi atau perorangan. Sumber primer atau sering disebut sumber data dengan pertama.
2. Sumber kepustakaan Kita Kita tela telah h meng menget etah ahui ui bahw bahwa a di dala dalam m perp perpus usta taka kaan an ters tersim impa pan n berb berbag agai ai baha bahan n baca bacaan an dan dan info inform rmas asii dan dan berbagai disiplin ilmu dari buku, laporan – laporan penelitian, majalah, ilmiah, jurnal, dan sebagainya. 3.
Sumber informasi lapangan
40
Sumb Sumber er
info inform rmas asii
peng penget etah ahua uan n infor formasi
akan akan
sese seseor oran ang g
yang
memp mempen enga garu ruhi hi
berta bertamb mbah ahny nya a
tent tentan ang g
hal hal
diperoleh
dapat
suat suatu u
terkumpul
sehi sehing ngga ga secara
keseluruhan ataupun sebagainya. (Rahmahayani 2015). g.
Pengalaman Pengalaman Pengalaman merupakan merupakan guru yang terbaik. terbaik. Pepatah Pepatah tersebut dapa dapatt
diar diarti tika kan n
bahw bahwa a
peng pengal alam aman an meru merupa paka kan n
sumb sumber er
peng penget etah ahua uan n atau atau peng pengal alam aman an itu itu suat suatu u cara cara memp memper erol oleh eh kebenaran kebenaran pengetahu pengetahuan. an. Oleh sebab sebab itu, pengalama pengalaman n pribadi pribadi pun pun dapa dapatt digu diguna naka kan n seba sebaga gaii upay upaya a untu untuk k memp memper erol oleh eh peng penget etah ahua uan. n. Hal Hal ini ini dila dilaku kuka kan n deng dengan an cara cara meng mengul ulan ang g kemb kembal alii peng pengal alam aman an yang yang dipe dipero role leh h dala dalam m meme memeca cahk hkan an permas permasala alahan han yang yang dihada dihadapi pi pada pada masa masa lalu lalu (Notoa (Notoatmo tmodjo djo,, 1997 dalam Rahmahayani, 2015). 2. Sikap ( Attitude) Sikap Sikap merupa merupakan kan reaksi reaksi atau atau respon respon seseor seseorang ang yang yang masih masih tertu tertutu tup p terh terhad adap ap suat suatu u stim stimul ulus us atau atau obje objek. k. Dari Dari berb berbag agai ai batasa batasan n tentan tentang g sikap sikap dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa manife manifesta stasi si sikap itu tidak dapat langsung dilihat. Newcomb salah seorang ahli ahli psikol psikologi ogi sosial sosial menyat menyataka akan n bahwa bahwa sikap sikap itu merupa merupakan kan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pela pelaks ksan ana a moti motiff tert terten entu tu..
Sika Sikap p belu belum m meru merupa paka kan n suat suatu u
41
tinda tindaka kan n atau atau akti aktifit fitas as,, akan akan teta tetapi pi meru merupa paka kan n pred predis ispo posi sisi si tindakan atau perilaku perilaku (Notoatmojo, 2003). 2003). Adapun Tingkatan Affective Tingkatan Affective Domain Domain Sikapmenurut Krathwohl (dikutipdalam (dikutipdalam Ngatimin,2005) Ngatimin,2005) adalah a. Tingkat Tingkat A–1 Penerimaan (reiceiving (reiceiving ). ). Bila seseorang seseorang berada pada posisi posisi sada sadarr adan adanya ya rang rangsa sang ngan an dari dari luar luar yang yang meny menyad adar arka kan n padany padanya a bahwa bahwa setela setelah h terjad terjadii sesuat sesuatu. u. Biasan Biasanya ya dengan dengan adannya rangsangan dari luar, akan timbul perhatian. b. Tingkat Tingkat A–2 Penjawaban (responding (responding ). ) . Bila ila
sese seseor oran ang g
bera erada
pad pada
posis osisii di mana mana ras rasa tela telah h mamp ampu merub erubah ahny nya a untuk ntuk member perhatian dan dan ikut serta. c. Tingkat Tingkat A–3 Member Memberika ikan n nilai nilai (valuing ). ) . Bila Bila sese seseor oran ang g bera berada da pada pada posisi merasakan adanya nilai baru dalam masyarakat.Tetapi pada tingkat tingkat ini, nilai belum merupaka merupakan n nilai yang khas bagi bagi masyarakat bersangkutan. d. Tingka Tingkatt A–4 Pengorganisasian (organization (organization). ). Bila seseorang pada posisi ini serasa nilai yang ada itu telah terorganisasi menjadi milik masyarakat.
42
e.
Tingka Tingkatt A–5 Menent Menentuka ukan n adanya adanya kekhus kekhususa usan n dalam dalam suatu suatu nilai nilai yang yang kompl omplek eks s
(char charac acte teri riza zati tio on
by
a
valu value e
comp comple lex x ). ). Bila
seseoran seseorang g pada posisi ini merasakan merasakan bahwa bahwa masyaraka masyarakatt tela telah h memi memili liki ki suat suatu u nila nilaii khus khusus us dan dan khas khas bagi bagi mere mereka ka.. Menu Menuru rutt Krat Krathw hwho hol, l, nila nilaii ini ini tert tertin ingg ggii dan dan erat erat deng dengan an cognitive domain. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Menuru Menurutt Azwar Azwar S (2011, (2011,p.3 p.30) 0) faktor faktor-fa -fakto ktorr yang yang mempen mempengar garuhi uhi sikap yaitu: a. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabilah apabilah pengalama pengalaman n tersebut tersebut meninggalk meninggalkan an kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting penting Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang
43
dianggap penting tersebut. c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan
dapat
indivi individudu-ind indivi ividum dumas asyar yaraka akatt
memberi
corak
asuhan asuhannya nya..
pengalaman
Sebaga Sebagaii
akibat akibatnya nya,,
tanpa tanpa disada disadari ri kebuda kebudayaa yaante ntelah lah menana menanamka mkan n garis garis pengar pengaruh uh sikap kita terhadap berbagaimasalah. d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agam agama a
sang sangat at mene menent ntuk ukan an sist sistem em kepe keperc rcay ayaa aan. n. Tida Tidakl klah ah
meng menghe hera rank nkan an
apabi pabila la
pad pada
gili gilira rany nya a
kons konsep ep
ters terseb ebu ut
mempengaruhi sikap. f. Faktor emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang dida didasa sari ri emos emosii yang yang berf berfun ungs gsii
seba sebaga gaii seba sebaga gaii sema semaca cam m
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 3. Tindakan (Practice)
44
Tindakan adalah hal-hal yang dilakukan terhadap suatu objek. Sebagai Sebagai reaksi reaksi maka tindakan tindakan selalu berhubungan berhubungan dengan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) (like) atau tidak senang (dislike), (dislike), menurut dan dan
mela melaks ksan anak akan an
ata atau
menja enjauh uhi/ i/m mengh enghin inda dari ri
sesua esuatu tu
(Ber (Berko kowi wist stz z dala dalam m Azwa Azwar, r, 2000 2000). ). Suat Suatu u sika sikap p belu belum m
tent tentu u
terwujud terwujud dalam suatu tindakan. tindakan. Untuk mewujudkan mewujudkan hal tersebut tersebut dipe diperl rluk ukan an fakt faktor or pend penduk ukun ung g sepe seperti rti fasi fasili lita tas s dan dan duku dukung ngan an daripihak lain.` Adapun tingkatan Psychomotor Domain Psychomotor Domain (Perbuatan) (Perbuatan) menurut Harrow (dikutip dalam ngatimin 2005) a.
Tingkat P–1
Persepsi (perception). Bila seseorang berada pada posisi mampu mendeteks mendeteksii kelainan kelainan berdasarka berdasarkan n adanya adanya rangsangan rangsangan melalui melalui peng pengin inde dera raan an,,
peng pengli liha hata tan n
atau ataupu pun n
peng pengec ecap apan an.T .Tin ingk gkat at
ketrampilan pada tingkat ini hanya sekedar dapat mendeteksi. b. Tingkat Tingkat P–2 Tersusun (Set (Set ). ). Bila seseorang berada posisi mampu dalam kead keadan an siap siap fisi fisik, k, ment mental al dan dan emos emosio iona nall terh terhad adap ap kead keadaa aan n tertentu, Ia telah siap untuk bekerja. c. Tingka Tingkatt P–3 Samb Sambut utan an pada pada petu petunj njuk uk bimb bimbin inga gan n untu untuk k meni meniru ru mencoba (gui (guided ded respon response se by immita immitatio tion n trial trial and error ). Bila
45
sese seseor oran ang g bera berada da pada pada posi posisi si memi memili liki ki kema kemamp mpua uan n untu untuk k menger mengerkaj kajan an sesuat sesuatu u asalka asalkan n dibawa dibawah h bimbin bimbingan gan seseor seseorang ang instruktur. d.
Ting Tingka katt P–4 P–4 Merbuat Merbuat secara secara mekanis mekanis (mechanism (mechanism)) bila seseorang berada
pada posisi telah siap bekerja dengan amat lancar seperti mesin saja. e.
Ting Tingka katt P–5 P–5
Kema Kemamp mpua uan n berb berbua uatt tera teramp mpil il dan dan komp komple leks ks (comple complex x overt overt response). response). Bila seseorang telah berada pada tingkat ketrampilan tertin tertinggi ggi.. Bekerj Bekerja a sangat sangat teramp terampilil tanpa tanpa membua membuatt kesala kesalahan han sedikitpun. Ketiga domain perilaku tersebut di atas menunjukkan bahw bahwa a peril perilak aku u tida tidak k terle terlepa pas s dari dari peng penget etah ahua uan, n, sika sikap p dan dan tind tindak akan an.. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, pema pemaha hama man n atau atau peng penget etah ahua uan n masy masyar arak akat at tent tentan ang g HIV/ HIV/AI AIDS DS dapa dapatt menj menjad adii pert pertim imba bang ngan an dala dalam m peri perila laku ku
mere mereka ka.. Sehi Sehing ngga ga mere mereka ka bisa bisa mela melaku kuka kan n
tinda tindaka kan n penc penceg egah ahan an penu penula lara ran n HIV/ HIV/AI AIDS DS terh terhad adap ap diri diriny nya a maupun orang lain. Hasil penelitian yang dilakukan Survey Terpadu Biologis Perilaku Perilaku tahun 2007 terhadap terhadap Masyarakat Masyarakat kecamatan kecamatan wamena wamena kota kota
men menunju unjuk kan, an,
pengetahuan
yang
pada pada cukup
das dasarn arnya terh terha adap
masya asyara raka katt memil emilik ikii tindakan-tindakan
46
pencegah pencegahan an penularan penularan HIV/AIDS, HIV/AIDS, namun namun pengetahua pengetahuan n mereka mereka dala dalam m hal hal peny penyak akit it HIV HIV cend cender erun ung g rend rendah ah . Lebi Lebih h dari dari 85% 85% masyar masyaraka akatt cecama cecamatan tan Wamena Wamena kota, kota, Kabupa Kabupaten ten Jayawi Jayawijay jaya a mengetahui bahwa kondom melindungi mereka dari infeksi HIV, 60% atau lebih mengetahui bahwa tindakan mengurangi jumlah pasang pasangan an seksua seksuall mereka mereka akan akan mengur mengurang angii risiko risiko infeks infeksii dan 63%-79% mengetahui bahwa seks anal mempunyai risiko yang lebih lebih tinggi tinggi untuk untuk terinf terinfeks eksii HIV. HIV. Meskip Meskipun un demiki demikian, an, persep persepsi si yang salah mengenai HIV/AIDS tersebar luas yang ditunjukkan deng dengan an peng penget etah ahua uan n tent tentan ang g HIV/ HIV/AI AIDS DS yang yang rend rendah ah hany hanya a berkisar 11-18%. 4.
Definisi Definisi Lingkunga Lingkungan n Ling Lingku kung ngan an hidu hidup p seba sebaga gaii temp tempat at hidu hidup p dan dan beri berint nter erak aksn snya ya manu manusi sia a deng dengan an mahl mahluk uk hidu hidup p lain lainny nya a di permu ermuka kaan an bumi, umi, di atas atas ling lingku kung ngan an hidup idup ini, ini, man manusia usia menjalankan kehidupan setiap harinya, untuk hidup. Lingkungan hidu hidup p pada pada das dasar arny nya a terb terben entu tuk k oleh oleh dua dua komp kompon onen en,,
yaitu yaitu
lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Sala satu kompoenen kompoenen makhluk makhluk hidup dalam suatu lingkunagn lingkunagn yang bisa tertular viru HIV adalah Manusia, karena manusialah yang yang ambil ambil tindak tindakan an untuk untuk melaku melakukan kan tindak tindakanan- yang yang sesuai sesuai
47
dengan dia inginkan tanpa ada kesadaran dan menularkan virus HIV kepada orang lain yang ada di sekitarnya.
C. Pencegahan Penanggulangan & Pengobatan Penyakit HIV/AIDS 1.
Upa Upaya penc pence egaha gahan n a. Pemb Pember eria ian n peny penyul uluh uhan an di seko sekola lahh-se seko kola lah h dan dan di kala kalang ngan an masyarakat secara umum, dan harus berikan tekanan tentang jalur yang bisa tertular virus HIV agar menghidar dari hal-hal tersebut. b. Tidak Tidak melaku melakukan kan hubung hubungan an seks seks atau atau hanya hanya bisa bisa melakuka melakukan n hubungan seks dengan satu orang yang memang sudah pasti negative HIV. c. Memp Mempe erban rbanya yak k
fas fasilit ilita as
peng pengob obat atan an
bagi agi
peca pecand ndu u
oba obat
terlarang akan mengurangi penularan virus HIV d. Menyediakan tempat untuk konseling HIV. e. Sarank Sarankan an buat buat setiap setiap wanita wanita hamil hamil agar agar sejak sejak awal kehami kehamilan lan untuk untuk tes HIV sebaga sebagaii kegiat kegiatan an rutin rutin dari dari standa standarr perawa perawatan tan kehamilan f. Berb Berbag agai ai pera peratu tura ran n dan dan kebi kebija jaka kan n tela telah h dibu dibuat at oleh oleh USFD USFDA, A, untuk mencega kontaminasi virus HIV pada plasma darah g. Prev Preven entif tif atau atau penc penceg egah ahan an peny penyak akit it adal adalah ah ilmu ilmu dan dan seni seni mencegah mencegah penyakit, penyakit, memperpanj memperpanjang ang hidup dan meningkat meningkatkan kan
48
kese keseha hata tan n fisi fisik k dan dan ment mental al dan dan efis efisie iens nsi, i, untu untuk k berb berbag agai ai kelompok dan masyarakat oleh petugas kesehatan masyarakat, untuk untuk perora peroranga ngan n dan keluar keluarga ga oleh oleh dokter dokter umum umum dan dokter dokter gigi melalui h. proses proses kegiatan kegiatan perorangan perorangan dan masyarak masyarakat at (tahir, 2008) 2008) untuk mengatasi mengatasi masalah masalah kesehatan kesehatan termasuk penyakit HIV/AIDS di kena kenall tiga tiga taha tahap p penc penceg egah ahan an,P ,Pen ence cega gaha han n prim primer er:: prom promos osii kesehatan (health (health promotion) promotion) dan perlindungan khusus (specific (specific protection). protection).
Pencegahan
sekunder:
diagnosis
dini
dan
pengobatan segera (early (early diagnosis and prompt treatment ), ), dan pemb pembat atas asan an caca cacatt (disability disability limitation limitation). ). Penceg Pencegaha ahan n tersie tersier: r: rehabilitasi . 2. Pencegah Pencegahan an primer primer
dilaku dilakukan kan pada pada masa masa indivi individu du belum belum mender menderita ita sakit, sakit, upaya upaya yang yang dilakukan ialah: a.
Promosi Promosi kesehatan kesehatan//health health promot promotion ion yang yang ditu dituju juka kan n untu untuk k meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan, seperti gaya hidup yang lebih sehat dengan berolah raga,
b. Perlin Perlindun dungan gan khusus khusus (specific specific protection protection): ): upaya upaya spesif spesifik ik untuk untuk menceg mencegah ah terjadi terjadinya nya penula penularan ran penyak penyakit it HIV/AI HIV/AIDS, DS, sepert sepertii penggu penggunaa naan n kondom kondom,, tidak tidak bergan bergantiti-gan ganti ti pasang pasangan an seks, seks, dll
49
sepe seperti rti
kons konsep ep ABCDE ABCDE yang ang
dire direk komen omend dasik asika a
oleh leh
WHO WHO
sebagai berikit : 1. Abstinent Artinya tidak melakukan hubungan seksual . Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antar antar indivi individu du yang yang salah salah satuny satunya a terken terkena a HIV. HIV. Hubung Hubungan an homose homoseksu ksual al merupa merupakan kan salah salah satu satu faktor faktor resiko resiko infeks infeksii HIV/AIDS. Abstinent merupakan merupakan salah satu poin dalam seks aman yang member memberika ikan n solusi solusi agar agar terhin terhindar dar dari HIV/AI HIV/AIDS DS dengan dengan tida tidak k berh berhub ubun unga gan n seks seks,, mesk meskip ipun un sebe sebena narn rnya ya hal hal ini ini tida tidakl klah ah muda mudah h seba sebab b meng mengin inga gatt sala salah h satu satu kebu kebutu tuha han n biologis manusia adalah seks. 2. Be faithful Artinya
melakukan
hubungan
seks
dengan pasangan
saja. Be faithf faithful ul leb lebih ih didasa didasari ri dengan dengan keseti kesetiaan aan terhad terhadap ap pasangan pasangan,, tidak berganti-ganti berganti-ganti pasangan seks yang dapat meningkatkan resiko tertular HIV/AIDS. Bagi Bagi masy masyar arak akat at,, memi memili liki ki pasa pasang ngan an seks seks yang yang seti setia a merupa merupakan kan satu satu tantan tantangan gan tersen tersendir diri. i. Hal ini dipeng dipengaru aruhi hi karena kondisi mereka yang sering hanya dijadikan sebagai temp tempat at untu untuk k meng mengha hasi silk lkan an uang uang saja saja.. Oleh Oleh kare karena na itu, itu,
50
sebe sebena narn rnya ya pent pentin ing g bagi bagi mere mereka ka untu untuk k mena menang nggu guhk hkan an aktifi aktifitas tas seks seks sampai sampai mereka mereka menemu menemukan kan pasang pasangan an yang yang dapat diyakini untuk menjalani hubungan jangka panjang dan didasari karena kesetiaan. Be faithful akan mengurangi resiko tertular HIV. Di Uganda anta antara ra 1989 1989-1 -199 995, 5, Pres Presid iden en Muse Museve veni ni mela melapo pork rkan an 20% 20% penurunan mitra seks sejalan dengan 11% penurunan kasus HIV. 3. Kondom Kondom Kondom oleh WHO diakui diakui memiliki keefektif keefektifan an yang tinggi tinggi dalam mencegah transmisi HIV/AIDS HIV/AIDS jika digunakan digunakan secara secara benar benar dan konsisten konsisten.. Kegagalan Kegagalan kondom kondom biasanya biasanya diseba disebabka bkan n oleh oleh penggu penggunaa naan n yang yang tidak tidak benar benar atau atau tidak tidak kons konsis iste ten n sela selain in disa disamp mpin ing g kare karena na keru kerusa saka kan n atau ataupu pun n kadaluarsa. Sekitar tahun 1989, yakni pada saat penyebaran virus HIV/AIDS
mulai
merajalela
tanpa
ada
yang
bisa
memben membendun dung, g, Thaila Thailand nd member memberika ikan n satu satu solusi solusi dengan dengan mensos mensosial ialisa isasik sikan an penggu penggunaa naan n kondom kondom yang yang kemudi kemudian an diim diimpl plem emen enta tasi sika kan n
di
bebe bebera rapa pa
nega negara ra
Asia Asia,,
sepe sepert rtii
Kamboja, Vietnam, China, Myanmar, Philipina, Mongolia dan Republik Republik Laos. Laos. Kondom Kondom diyakini diyakini mampu mampu sebagai sebagai penahan penahan
51
laju wabah ini. Hal ini merujuk pada pendapat beberapa ahli seperti Markus Steiner dan Willard Cates dari Family Health International yang menyatakan bahwa kondom cukup efektif untu untuk k menc menceg egah ah penu penula lara ran n HIV/ HIV/AI AIDS DS.. Terle Terlebi bih, h, hamp hampir ir separuh dari penderita HIV/AIDS ini bermula dari hubungan seksual yang tidak sehat baik homo maupun heteroseksual (Tawi, 2008) . Davis dan welle memperkirakan penggunaan kondom kondom dapat menurunka menurunkan n penularan penularan HIV/AIDS HIV/AIDS sebanyak sebanyak 85% diband dibanding ing dengan dengan yang yang tidak tidak pernah pernah menggu menggunak nakan an kondom kondom.. Kondom Kondom tidak berfun berfungsi gsi untuk untuk memati mematikan kan HIV. Kond Kondom om hany hanya a berf berfun ungs gsii menc menceg egah ah terj terjad adin inya ya kont kontak ak penyeb penyebara aran n virus virus secara secara langsu langsung ng melalu melaluii pengha penghalan langan gan oleh
dinding
kondom
itu.
peng pengha hala lang ngan an terj terjad adin inya ya
Namun
kont kontak ak
dengan
adanya
cair cairan an kela kelami min n maka maka
penu penula lara ran n viru virus s ini ini juga juga dapa dapatt dice dicega gah. h. Oleh Oleh kare karena na itu pengg enggun unaa aan n
kondo ondom m
saat saat
berhu erhubu bung ngan an
seks seks
teta tetap p
dian dianju jurk rkan an dala dalam m rang rangka ka menc menceg egah ah penu penula lara ran n peny penyak akit it berbahaya ini (Kompas, 2009). Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Djoht (2003) Penggunaan kondom di kalangan kalangan masyarakat sangat rend rendah ah dari dari masy masyar arak akat at yang yang mema memaka kaii kond kondom om keti ketika ka
52
hubu hubung ngan an seks seks.. Hal Hal ini ini tent tentu u sang sangat at beri berisi siko ko meng mengin inga gatt peril erilak aku u
seks eks
pada ada
masya asyara raka katt
yang yang
berg erganti anti-g -ga anti nti
pasana pasanagn gn memili memiliki ki tingka tingkatt risiko risiko tinggi tinggi terjad terjadiny inya a Penyak Penyakit it menular seksual salah satunya HIV. Penularan HIV melalui seks anal dilaporkan memiliki risiko 10 kali lebih tinggi dari seks vaginal. 4. Drugs Artinya tolak penggunaan NAPZA. Laporan AIDS di Asia, yang
didukung
oleh Asian
Development
Bank dan Bank dan
dikoordinasikan dengan Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNA (UNAID IDS) S),,
memp memper erin inga gatk tkan an
bahw bahwa a
peng penggu guna na
nark narkob oba, a, bert bertan angg ggun ung g jawa jawab b untu untuk k peni pening ngka kata tan n juml jumlah ah infeksi HIV di banyak negara di Asia. Resiko lebih lanjut terletak pada prevalensi tingi penggunaan narkoba narkoba non-suntik non-suntik,, seperti seperti amphetamin amphetamine e stimulan, stimulan, dimana dimana pengguna sering terlibat dalam perilaku yang menimbulkan risiko tinggi infeksi HIV, terutama melalui hubungan seks. Pada Pada STBP STBP 2007 2007 dipero diperoleh leh data data Propor Proporsi si masyar masyarak akat at
yang yang sering sering menyun menyuntik tik napza napza cukup cukup rendah, rendah,
yaitu hanya 2%. proporsi pemakaian napza non suntik pada masy masyar arak akat at juga juga terg tergol olon ong g rend rendah ah,, hany hanya a berk berkis isar ar 3% cender cenderung ung menggu menggunak nakan an pemana pemanasan san hubung hubungan an seksua seksuall
53
dengan dengan minuma minuman n keras, keras, hirup hirup lem, lem, isap isap ganja ganja dan nonton nonton VCD VCD porn porno, o, serta serta kons konsum umsi si obat obat-o -oba bata tan n yang yang tent tentun unya ya sangat berisiko terhadap kesehatan, apalagi kecenderungan berg bergan anti ti-g -gan anti ti pasa pasang ngan an lebi lebih h muda mudah h dila dilaku kuka kan n dala dalam m kondisi hubungan seks yang diselingi dengan minuman dan narkob narkoba a yang yang tentun tentunya ya berdam berdampak pak pada pada resiko resiko penula penularan ran HIV/AIDS (Djoht, 2003). 5. Equipment Artinya hindari tindik dan tato di tubuh, karena seringkali sebel ebelu um
jaru jarum m
dig digunak unakan an
untuk ntuk
menta entato to/m /men enin ind dik
seseorang yang sehat, alat itu telah dipakai pada seseorang yang terkena penyakit menular yang sala satunya HIV. Pada saat sekarang ini tato dan tindik sudah mulai menjadi bagian dari trend kehidupan kehidupan masa sekarang. Berbagai alasan yang melatarbel melatarbelakan akangi gi seseorang seseorang memutuskan memutuskan bersedia bersedia di tato tato atau atau ditind ditindik ik antara antaralai lain n karena karena pengar pengaruh uh lingku lingkunga ngan n pergaulan pergaulan,, anggapan anggapan sebagai bentuk bentuk seni dan keindahan keindahan,, bagian dari adat, atau karena kesenangan seseorang dalam bida bidang ng
melu meluki kis s
yang yang
kemu kemudi dian an bere bereks kspe peri rime men n
untu untuk k
menu menuan angk gkan an hasi hasill kary karyan anya ya dala dalam m medi media a lain lainny nya a yang yang bukan kertas melainkan kanvas.
54
Pend Pendid idik ikan an meny menyeb ebab abka kan n pend pendar arah ahan an,, luka luka dan dan infe infeks ksii bakteri. Lokasi penindikan beragam antara lain lidah, hidung, pusar, putting dan telinga bagian atas. Akibat tusukan jarum tato tato dan dan tindi tindik, k, seju sejuml mlah ah oran orang g terk terken ena a peny penyak akit it AIDS AIDS,, hepatitis B,C, tetanus, sipilis,TBC, dan penyakit lainnya. Pembuatan tato di badan dan tindik memberi sumb sumban anga gan n besa besarr dala dalam m penu penula lara ran n HIV/ HIV/AI AIDS DS,, hal hal ini ini dikemukakan
oleh leh
hasil
survei Dr.
Bob Haley yang
dipublika dipublikasikan sikan di journal journal of medicine medicine bahwa bahwa sebelu sebelum m jarum jarum dipergunakan untuk mentato dan menindik seseorang yang sehat, kerap kali alat itu sudah dipakai untuk merajah tubuh seseorang yang terkena penyakit menular seperti HIV. 3.
Pencegahan sekunder a. Diagnosa Diagnosa dini dini dan pengoba pengobatan tan segera segera (early (early diagnosis and prompt treatment ), ) , tuju tujuan an utam utama a dari dari tind tindak akan an ini ini iala ialah h mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit penyakit menular, menular, dan untukmengo untukmengobati bati dan menghentik menghentikan an proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. Dalam HIV/AIDS terdapat satu layanan konseling yang dikenal dengan VCT. b. Pembatasan cacat (disabilitylimitation) disabilitylimitation) pada tahap ini cacat yang terjadi terjadi diatasi, diatasi, terutama terutama untuk mencegah mencegah penyakit penyakit
55
menjadi menjadi berkelanj berkelanjutan utan hingga hingga mengakiba mengakibatkan tkan terjadinya terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
4. Pencegahan tersier Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang mender menderita ita dapat dapat berfun berfungsi gsi optima optimall secara secara fisik, fisik, mental mental dan sosial. Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada gambar dua proses perjalanan penyak penyakit it dibeda dibedakan kan atas atas a) fase fase sebelu sebelum m orang orang sakit: sakit: yang ditandai ditandai dengan dengan adanya adanya keseimban keseimbangan gan antara agen (kuman penyakit,bahan berbahaya),host berbahaya),host /tubuh /tubuh orang orang dan lingku lingkunga ngan n dan b) fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati (Joe, 2009) 5. Pengawasan penderita kontak dan lingkungan sekitarnya a. Lapora Laporan n pada pada instan instansi si keseha kesehatan tan setemp setempat; at; mengir mengirimk imkan an laporan resmi kasus AIDS adalah wajib di semua jajaran kesehatan di AS dan hampir semua negara di dunia. b. Isolis Isolisasi asi;; mengis mengisoli olisas sasii orang orang dengan dengan HIV positif positif secara secara terpisah c. Disi Disinf nfek eksi si sere serent ntak ak;;
dila dilaku kuka kan n trha trhada dap p alat alat-a -ala latt yang yang
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lain dengan
56
meng menggu guna naka kan n laru laruta tan n pemu pemuti ti (chlorine) chlorine) atau atau germ germis isid ids s tuberkulosidal. d. Karantina; Karantina; tidak diperlukan. diperlukan. Penderita Penderita HIV/AIDS HIV/AIDS pasangan seks sebaiknya tidak mendonasikan darah e. Imunisasi dari dari orang-orang yang kontak; kontak; tidak ada. f. Infestigas Infestigasii terhadap terhadap kontak kontak dan dan sumber sumber infeksi infeksi.. g. Pengo engob bata atan
spes spesif ifik ik;;
disar isara ankan nkan
untuk ntuk
melak elakuk ukan an
diaknosis dini dan melakukanrujukan untuk evaluasi medis. 6.
penanggula penanggulangan ngan wabah wabah HIV/AIDS. HIV/AIDS.
Saat ini sudah pendemik dengan jumlah penderita yang sangat sangat besar besar dilapo dilaporak rak di Amerik Amerika, a, Eropa, Eropa, Afrika, Afrika, dan Asia Asia tenggara.
7.
Peng Pengob obat atan an
Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi
a. Mengobati Mengobati suportif suportif b. Penanggulangan penyakit oportunistik c. Pemberian Pemberian obat anti virus d. Penanggulangan dampak psikososia e. Obat anti anti virus HIV/AID HIV/AIDS S adalah adalah : 1. Didanosin Didanosin (DDL)
57
Dosis : 2x 100 mg, setiap 12 jam (BB<60 kg)
2x125 mg, setiap 12 jam (BB>60 kg)
2. Zidowudin Zidowudin (ZDV)
Dosi Dosis s 500500-60 600 0 mg / hari hari,, pemb pember eria ian n seti setiap ap 4 jam jam sebanyak 100 mg, pada saat penderita tidak tidur.
58
BAB III KERANGKA KONSEP A. Bagan Pola Pola Pemikiran Variabel Yang Yang Diteliti
HIV/AIDS di pengaruhi oleh banyak hal antara lain Pengetahuan ,Sikap, Tindakan, Lingkungan MediaSosial. Berdasarkan konsep tersebut maka yang akan diteliti dengan kerangka konsep sebagai berikut : 1. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari “belajar dan tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. tertentu. Oleh sebab itu angka pender penderita ita HIV/AIDS HIV/AIDS terus terus meningk meningkat at karena kurangnya pengetahuan pengetahuan tentang penyebaran virus tersebut. 2. Sikap ( Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dari berbagai batasan tentang sikap dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyataka menyatakan n bahwa sikap itu merupakan merupakan kesiapan kesiapan atau kesediaan kesediaan
59
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanan tertentu. Sikap belum belum tentu tentu merupa merupakan kan suatu suatu tindak tindakan an atau atau aktifi aktifitas tas,, akan akan tetapi tetapi merupa merupakan kan predis predispos posisi isi tindak tindakan an atau atau perila perilaku. ku. Maka Maka itu, itu, untuk untuk menyikapi masyarakat tentang penyebaran Virus HIV/AIDS sangat kurang kurang atau kurang kurang termotifasi, termotifasi, atau kurang tanggapan tanggapan yang serius serius di kalangan masyaarakat. 3. Tindakan (Practice) Tindakan adalah hal-hal yang dilakukan terhadap suatu objek. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau (like) atau tidak senang (dislike).Dalam (dislike).Dalam hal ini Tindak Tindakan an yang yang di lakuka lakukan n oleh oleh masyar masyarakt akt tanpa tanpa disada disadari ri ataupu ataupun n tanp tanpa a ada ada kesa kesada dara ran n sala sala satu satuny nya a adal adalah ah hubu hubung ngan an seks seksua uall berganti-ga berganti-ganti nti pasangan pasangan akibatnya akibatnya penyebara penyebaran n virus HIV/AIDS di mana-mana.
4. Lingkungan Media Sosial Lingkungan hidup sebagai tempat hidup dan berinteraksinya manusia dengan mahluk hidup lainnya di permukaan bumi, di atas ling lingku kung ngan an hidu hidup p ini, ini, manu manusi sia a
menj menjal alan anka kan n kehid kehidup upan an seti setiap ap
harinya, untuk hidup. Lingkungan hidup pada dasarnya terbentuk oleh dua kompon komponen, en,
yaitu yaitu ling lingkun kungan gan biotik biotik dan lingku lingkunga ngan n abiot abiotik. ik. Sala Sala
60
satu kompoenen kompoenen makhluk makhluk hidup dalam suatu suatu lingkunag lingkunagn n yang bisa tert tertul ula ar
viru iru HIV HIV adala dalah h Manu Manusi sia, a, karen arena a manu manusi sial ala ah yang yang
melakukan tindakan yang sesuai dengan dia melihat, membaca dan pada pada akhi akhirn rnya ya dia dia ingi ingin n menc mencob obah ah mela melalu luii sala sala satu satuny nya a adal adalah ah Medi Media a Sosi Sosial al,, sepe sepert rtii
Kora Koran, n, hanp hanpho hone ne,, ikla iklan n TV, TV, inte intern rnet et dan
lain-l lain-lain ain,, tanpa tanpa ada kesada kesadaran ran dan menula menularka rkan n virus virus HIV kepada kepada orang lain yang ada di sekitarnya.
B.
Bagan Pola Pikir Variabel Indepeden dan Dependen Adapun pola pikir variabel penelitian sebagai berikut : Variabel Independen
Varibel Dependen
61
Ketrangan : Keterangan Keterangan : : Variabel Dependen : Variabel Independen : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
C.
Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif 1.
HIV/ HIV/AI AIDS DS Definisi Operasional :
62
HIV/ HIV/AI AIDS DSya yang ng dima dimaks ksud ud dala dalam m pene peneit itia ian n adal adalah ah viru virus s yang yang merusak merusak sistem sistem kekebalan kekebalan tubuh manusia. manusia. Sehingga Sehingga munculah munculah Acquired
Immune Deficiency Syndrome ( AIDS AIDS)) yang yang ada adala lah h
seku sekump mpul ulan an tand tanda a dan dan geja gejala la dari dari berb berbag agai ai peny penyak akit it akib akibat at hila hilang ngny nya a atau atau menu menuru runn nnya ya sist sistem em keke kekeba bala lan n tubu tubuh h
(CD4 (CD4))
disebabkan oleh virus HIV. Kriteria Opjektif. Menderita
:
Apabila seorang menderita HIV/AIDS berdas berdasark arkan an hasil hasil diagno diagnose se dokter dokter dan tercatat di rekam medik
Tidak Menderita
:
Apabila se seseoran rang HIV/ HIV/AI AIDS DS
tidak me menderita
berd berdas asar arka kan n hasi hasill diag diagno nosa sa
dokter dan tercatat di rekam medik 2. Pengetahu Pengetahuan an Definisi Operasional . Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pengetahuan masyarakat penyebaran penyebaran virus HIV/AIDS tersebut. Kriteria Objektif Kurang
:
Jika nilai jawaban dari semua pertanyaan mengenai HIV/AIDS < 60%
Cukup
: Jika nilai jawaban dari semua pertanyaan mengenai HIV/AIDS ≥ 60%
63
3.
Sikap Definisi Operasional . Sika Sikap p
yang yang dima dimaks ksud ud dala dalam m pene penelit litia ian n ini ini adal adalah ah reak reaksi si atau atau
respon masyarakat masyarakat terhadap peneybaran virus virus HIV/AIDS Kriteria Objektif kura kuran ng
:
Apab Apabil ila ah nila nilaii jaw jawaban aban dari dari semu semua a perta ertany nyaa aan n < 50 %.
Cukup
:
Apabilah lah nilai jawaban dari semua
pertan tanyaan
≤ 50 %. 4.
Tind Tindak akan an Tind Tindak akan an yang yang di maks maksud ud dala dalam m
pene penelit litia ian n ini ini adal adalah ah suatu suatu
tinda tindaka kan n masy masyar arak akat at yang yang di laku lakuka kan n tanp tanpa a ada ada kesa kesada dara ran n tentang bahayanya virus HIV/AIDS. Kriteria objektif Kuran rang
: Jika masyarak rakat mengambil tin tindakan untuk melaku melakukan kan
bergan bergantiti-gan ganti ti
dalam hal ini seksual. Cukup
5.
Ling Lingku kung ngan an (Media Sosial)
pasang pasangan an
64
Definisi Operasional Lingkungan Lingkungan media Sosial yang yang dimakasud dimakasud dengan dengan penelitian penelitian ini adal adalah ah,,
suat suatu u
ling lingku kung ngan an yang yang bisa bisa memp mempen enga garu ruhi hi atau atau
mendorong mendorong perasaan perasaan emosional emosional seseorang seseorang sala satunya satunya yaitu yaitu melalui media sosial. Kriteria Objektif Tida Tidak k baik baik
:
Jika Jika ling lingku kung ngan an yang yang memi memili liki ki peng pengar aruh uh nega negati tif f lain lain
yang ang
mem mempeng penga aruh ruhi
emosional
seseorang
atau tau
men mendoro dorong ng
untuk
melalukan
hubungan seksual seperti media social Baik
:
Jika suatu lingkungan tidak memiliki pengaruh negatif
lain
mendorong
yang emosion ional
mempengaruhi seseorang
atau untuk
mela melalu luka kan n hubu hubung ngan an seks seksua uall sepe sepert rtii medi media a sosial. D.
Hipote Hipotesis sis Peneli Penelitia tian n 1. Hiposes Hiposes Altern Alternatif atif (Ha) a. Ada Ada Hubu Hubung ngan an peng penget etah ahua uan n deng dengan an peni pening ngka kata tan n angk angka a pen penderi derita ta HIV/ HIV/AI AIDS DS di wila wilay yah kerja erja KPA Kecam ecama atan tan Wamena kota kabupaten Jayawijaya.
65
b. Ada hubung hubungan an Sikap Sikap dengan dengan pening peningkat katan an angka angka pender penderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS di wilaya wilayah h kerja kerja KPA Kecama Kecamatan tan Wamena Wamena kota kota kabupaten Jayawijaya. c. Ada Ada
hub hubunga ungan n
Tin Tindaka dakan n
deng dengan an
penin eningk gkat ata an
angk angka a
pen penderi derita ta HIV/ HIV/AI AIDS DS di wila wilay yah kerja erja KPA Kecam ecama atan tan Wamena kota kabupaten Jayawijaya. d. Ada
hubungan
Lingkungan
(Media
Sosial)
dengan
peningkatan angka penderita HIV/AIDS di wilayah kerja KPA Kecamatan Wamena kota kabupaten Jayawijaya. 2. Hipotesis Hipotesis Nol (H0) a. Tida Tidak k ada ada Hubu Hubung ngan an peng penget etah ahua uan n deng dengan an peni pening ngka kata tan n angka penderita HIV/AIDS di wilayah kerja KPA Kecamatan Wamena kota kabupaten Jayawijaya. b. Tida Tidak k ada ada hubu hubung ngan an Sika Sikap p deng dengan an peni pening ngka kata tan n angk angka a pen penderi derita ta HIV/ HIV/AI AIDS DS di wila wilay yah kerja erja KPA Kecam ecama atan tan Wamena kota kabupaten Jayawijaya. c. Tidak Tidak ada hubung hubungan an Tindak Tindakan an dengan dengan peningk peningkata atan n angka angka pen penderi derita ta HIV/ HIV/AI AIDS DS di wila wilay yah kerja erja KPA Kecam ecama atan tan Wamena kota kabupaten Jayawijaya. d. Tida Tidak k ada ada hubu hubung ngan an Ling Lingku kung ngan an (Med (Media ia Sosi Sosial al)) deng dengan an peningkatan angka penderita HIV/AIDS di wilayah kerja KPA Kecamatan Wamena kota kabupaten Jayawijaya
66
BAB IV METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Jenis Jenis peneli penelitia tian n ini adalah adalah survai survai analit analitik ik accide accidenta ntall sampling sampling dengan dengan pendekata pendekatan n Cros Cross s Secti Section onal al
stud study y yang teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam untuk mengetahui Hubungan Hubungan antara Variabel Variabel independen independen dengan Variabel Variabel dependen dependen pada pada masyar masyaraka akatt di wilaya wilayah h Kerja Kerja KPA Kecamata Kecamatan n Wamena Wamena kota Kabupaten Jayawijaya tahun 2015. B.
Waktu dan Lokasi penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian Penelitian telah di lakukan selama bulan mei 2015. 2. Lokasi Lokasi penelitian penelitian Peneli Penelitia tian n dilaku dilakukan kan di Wilayah Wilayah kerja kerja Komisi Komisi Penang Penanggul gulang angan an Aids (KPA) Kecamatan Wamena kota Kabupaten Jayawijaya tahun 2015.
C.
Populasi dan Sampel 1.
Popu Popula lasi si
67
Populasi Populasi dalam penelitian penelitian ini adalah adalah Semua masyarakat masyarakat yang berada berada di wilaya wilayah h kerja kerja Komisi Komisi Penang Penanggul gulang angan an Aids Aids (KPA) (KPA) Kecamatan Wamena kota kabupaten Jayawijaya tahun 2015.
2. Samp Sampel el Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat yang mend mende erita rita
dan
tid tidak
mende enderi rita ta
deng dengan an men menggun ggunak akan an
accide accidenta ntall sampli sampling, ng, yaitu yaitu siapa siapa saja saja yang yang secara secara kebetu kebetulan lan bertem bertemu u peneli peneliti, ti, maka maka itulah itulah yang yang dapat dapat di gunaka gunakan n sebaga sebagaii sampel. E. Metode Pengumpulan Data 1.
Data Data Sekund Sekunder er Data yang telah di perolah dari KPA kecamatan Wamena kota mengenai peningkatan angka penderita HIV/AIDS pada masyarakat periode tahun 2015.
2.
Data Data Prim Primer er
Data Data yang yang secara secara langsu langsung ng dipero diperoleh leh dilapa dilapanga ngan n melalu melaluii wawanc wawancara ara langsu langsung ng kepada kepada responde responden n quesioner.
F.
Pengolaha Pengolahan n dan Penyajian Penyajian Data
dengan dengan mengguna menggunakan kan
68
1.
Pengol Pengolaha ahan n Data Data Pengol Pengolaha ahan n data data secara secara elektr elektroni onik k dengan dengan menggu menggunak nakan an komputer.
2.
Penyaj Penyajian ian Data Data Analisis univariat analisi data yang dilakukan dengan penyajian hipotesis HIV/AIDS yang diuji adalah HIV AIDS yang alternatif (Ho) yang ang
digu diguna naka kan n
untu untuk k
meli melih hat
hub hubunga ungan n
anta antara ra
varia ariab bel
dependen dependen dengan variabel variabel independen independen dengan dengan menggunak menggunakan an uji chi square. a. Analisis Analisis univariat. univariat. Analisis univariat , dengan menggunakan analisis pada setia setiap p variab variabel el meng menget etah ahui ui
dari dari hasil hasil penel penelit itia ian n
deng dengan an tujua tujuan n untuk untuk
dist distri ribu busi si,, ferk ferkwe wens nsii pada pada seti setiap ap vari variab able le
penelitian, data telah di sajikan dalam bentuk tabel. b.
Analis Analisis is bivari bivariat. at. Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan sebagai berikut :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Jumlah
Kategori 1
Kategori I a
Kategori 2 b
Kategori 2
c
d
c+d
a+c
b+d
a+b+c+d
Total
a+b
69
Tabel Kontigensi 2 × 2
Keterangan : a. Banyak Banyakny nya a kasu kasus s yang yang bena benar-b r-ben enar ar mend mender erit ita a penyakit dengan hasil tes yang positif b. Banyak Banyak kasus kasus yang yang sebena sebenarny rnya a tidak tidak sakit tetapi tetapi menunjukkan hasil yang positif c. Banyak Banyak kasus kasus yang sebenarny sebenarnya a menderita menderita penyakit penyakit tetapi hasil tes adalah negatif d. Bany Banyak ak kasu kasus s yang yang tidak tidak saki sakitt deng dengan an hasi hasill tes tes yang negatif Rumus Statistik :
X2 = Σ
(Sumber : Sukijo) Keterangan : X2 :
Chi-sq Chi-squar uare e perhit perhitung ungan an
Oi :
Frekue Frekuensi nsi observ observasi asi
70
Ei :
Frekue Frekuensi nsi harapa harapan n
Interpretasi : 1. Di kataka katakan n berhub berhubung ungan an apabil apabila a hitung hitung nilai X 2 ≥ dari X2 tabel ( 3, 841) atau nilai p <α 0,05.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Lokasi Penelitian 1. Seja Sejarrah
kom komisi isi
penan enangg ggul ulan anga gan n
Aids Aids
(KP (KPA)
Kecam ecama atan tan
Wamena kota. Tahun 1995 menjadi tahun yang sangat berarti bagi masyarakat Kecamatan Wamena kota yang ada disekitarnya, hal ini dikarenakan mereka dapat mengakses informasi tentang penularan, pencegahan, dan dan
pena penang nggu gula lang ngan an
Hiv/ Hiv/Ai Aids ds
untu untuk k
mend mendap apat atka kan n
berb berbag agai ai
71
info inform rmas asih ih
tent tentan ang g
Penang Penanggul gulang angan an Aids Aids
Hiv Hiv/Aid /Aids s
denga engan n
dib dibangu angun nnya nya
Komis omisii
(KPA). (KPA). Akhir tahun tahun 1995 1995 KPA kecamat kecamatan an
Wamena Wamena kota kota diresm diresmika ikan n langsu langsung ng oleh oleh Bupati Bupati Jayawi Jayawijay jaya a David David Hubi untuk langsung dapat melayani masyarakat Wamena Kota dan seki sekita tarn rnya ya.. Awal Awal dire diresm smik ikan anny nya a hany hanya a 4 oran orang g yang yang menj menjad adii pega pegawa wain inya ya 3 PNS PNS 1 hono honorr samp sampai ai tahu tahun n 1997 1997.”R .”Res espo pon n warg warga a terh terhad adap ap kebe kebera rada daan an KPA KPA ini ini sang sangat at baik baik,, mere mereka ka pun pun sena senang ng karen arena a tid tidak perlu erlu menem enemp puh jara jarak k yang ang begit egitu u jauh jauh untu untuk k mengakses informasih”. 2. Visi, Misi dan Motto a. Visi Visi Tercap Tercapain ainya ya kecama kecamatan tan sehat sehat menuju menuju terwuj terwujudn udnya ya indone indonesia sia sehat Keca Kecama mata tan n seha sehatt adal adalah ah gamb gambar aran an masy masyar arak akat at keca kecama mata tan n masa depan yang ingin dicapai melalui KPA : 1.
Masy Masyar arak akat at yang yang hid hidup up dal dalam am ling lingku kung ngan an deng dengan an peri perila laku ku
sehat 2. Memi Memili liki ki kema kemamp mpua uan n untu untuk k menj menjan angk gkau au peny penyul uluh uhan an
yang yang
bermutu secara adil dan merata 3. Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya setinggi-tingginya berdasarkan berdasarkan Indikator kecamatan sehat : a. Lingkunga Lingkungan n sehat sehat
72
b. Perilaku Perilaku sehat sehat c. Cakupan pelayanan konseling yang bermutu d. Derajat Derajat kesehatan kesehatan b. Misi Misi 1. Meng Mengge gera rakk kkan an pemb pemban angu guna nan n berw berwaw awas asan an kese keseha hata tan n di wilayah wilayah kerjanya. kerjanya. KPA Kecamatan Kecamatan Wamena kota kota akan selalu selalu menggerakkan
pembangunan
sektor
lain
yang
disele diselengg nggara arakan kan diwila diwilayah yah kerjan kerjanya ya agar agar memper memperhat hatika ikan n aspek kesehatan, kesehatan, yaitu pelayanan pelayanan yang tidak menimbulkan menimbulkan dampak negatif terhadap penderitaan Hiv/Aids. 2. Mend Mendor oron ong g kema kemand ndir iria ian n hidu hidup p seha sehatt bagi bagi kelu keluar arga ga dan dan masyarakat masyarakat di wilayah wilayah kerjanya. kerjanya. KPA akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal diwi diwila laya yah h kerja kerjany nya a maki makin n berd berday aya a di bida bidang ng kese keseha hata tan n melalui melalui peningkatan peningkatan pengetahu pengetahuan an dan kemampuan kemampuan menuju menuju kemandirian untuk hidup sehat. 3. Mem Memelih eliha ara
dan
meni mening ngka katk tka an
mutu utu
pemer emerat ataa aan n
dan
kete keterja rjang ngka kaua uan n peny penyul uluh uhan an HIV/ HIV/AI AIDS DS.. KPA KPA akan akan sela selalu lu beru berupa paya ya meng mengem emba bang ngka kan n pela pelaya yana nan n kese keseha hata tan n sesu sesuai ai
den dengan gan
meng mengup upay ayak akan an
sta standa ndar
dan
peme pemera rata taan an
memu memua askan skan
yang yang
masya asyara raka kat, t,
pela pelaya yana nan n kese keseha hata tan n sert serta a
73
mening meningkat katkan kan efesie efesiensi nsi pengel pengelola olaan an dana dana sehing sehingga ga dapat dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. c. Motto Motto Jogotak Hubuluk Motok Hanorogo (Hari esok lebih baik dari hari ini 3. Tujuan Tujuan a. Mengetahui gambaran umum keadaan keadaan KPA b. Mengetahui Mengetahui SDM Kantor Kantor KPA c. Tersedianya Puskesmas yang baik dan benar d. Sebagai bahan evaluasi kinerja KPA e. Tersed Tersedian ianya ya data data hasil hasil kegiat kegiatan an memuat memuat gambaran gambaran situasi situasi pelayanan 4. Fasilitas Fasilitas Pelayanan Pelayanan a. Sarana Sarana Rawat Rawat Jalan Jalan 1. Instalasi Instalasi Rawat Rawat Darura Daruratt 24 24 Jam Jam 2. 3 Klinik Klinik Umum & 5 VCT Buka 09.00–13.0 09.00–13.00 0 Wit b. Sarana Sarana Penunj Penunjang ang 1. Laboratori Laboratorium um 2. Farmas Farmasii 3. Operasi Operasi Kecil B. Hasil Analisi Penelitian
74
Peneli Penelitia tian n ini di laksan laksanaka akan n di Kantor Kantor
Komisi Komisi Penangg Penanggula ulanga ngan n
AIDS (KPA) Kecamatan Wamena Kota. Kabupaten Jayawijaya selama 7 hari hari dari dari tang tangga gall 25 sampa sampaii 30 Mei 2015 deng dengan an menga mengamb mbil il 114 sampel yang terdiri dari masyarakat yang menderita HIV/AIDS dan tidak menderita. menderita. Data di olah dan dianalisis dianalisis dengan dengan menggun menggunakan akan program program komputerisasi (SPSS). Hasil analisis data di sajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Analisis Analisis Univariat Univariat a. Jenis Jenis Kelami Kelamin n Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayajawijaya Propinsi Papua Tahun 2015 Jenis Kelamin
n
Persentase
Laki-Laki
60
52.6
Perempuan
54
47.4
114
100.0
Jumlah Sumber : Data Primer Mei 2015
Tabe Tabell 2 menu menunj njuk ukan an bahw bahwa a dari dari 114 114 samp sampel el terd terdap apat at jenis jenis kela kelami min n
laki laki-la -laki ki
seba sebany nyak ak 52,6 52,6%, %, dan dan
pere peremp mpua uan n seba sebany nyak ak
47,4%. b. Distribusi Distribusi Kelomp Kelompok ok Umur Umur Tabel 3. Distribusi Responden menurut Kelompok Umur Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 Kelompok Umur
n
Persentase
4-12
9
7.9
75
13-21
19
16.7
22-30
25
21.9
31-39
17
14.9
40-48
18
15.8
49-57
10
8.8
58-66
13
11.4
67-75
3
2.6
114
100.0
Jumlah Sumber : Data Primer, 2015
Tabe Tabell 3 menu menunj njuk uka an bahw ahwa dari ari 114 samp sampe el kelompok kelompok umur tertinggi tertinggi sebanyak sebanyak 21,9%, 21,9%, dan dan
terd terda apat pat
terenda terenda seban sebanyak yak
2,6%. c. Agama Agama Tabel 4. Distribusi Responden Agama Di Wilayah Kerja KPA Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 Agama
n
Persentase
Islam
7
6.1
Kristen
107
93.9
Jumah 114 Sumber : Data Primer Mei 2015 Tabe Tabell 4 menu menunj njuk ukan an bahw bahwa a dari dari 114 114 samp sampel el
100.0
terd terdap apat at yang yang
beragamaIslam sebanyak 6,1%, dan Kristen sebanyak 93,9%.
d. Pendidika Pendidikan n Tabel 5. Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota KabupatenJayawijaya Propinsi Papua
76
tahun 2015 Pendidikan
n
Persentase
SD
24
23.7
SMP
22
16.7
SMA
30
26.3
S1
18
15.8
Tidak Sekolah
20
17.5
Jumlah
114
100.0
Sumber : Data Primer Mei 2015 Tabel Tabel 5 menunj menunjuka ukan n bahwa bahwa dari 114 sampel sampel terdap terdapat at jumlah jumlah pend pendid idik ikan an terti terting nggi gi
seba sebany nyak ak 26,3 26,3%, %, dan
tere terend ndah ah seba sebany nyak ak
15,8%. e.
Peke Pekerj rjaa aan n Tabel 6. Distribusi Responden menurut Pekerjaan Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten JayawijayaPropinsi Papua tahun 2015 Pekerjaan
n
Persentase
Petani
25
21.9
28
24.6
Wiraswasta/Swasta
23
20.2
IRT
18
15.8
Tidak Bekerja
20
17.5
114
100.0
PNS
Jumlah Sumber : Data Primer Mei 2015
Tabe Tabell 6 menu menunj njuk ukan an bahw bahwa a dari dari 114 sampe sampell peke pekerj rjaa aan n tert tertin ingg ggii 15,8%.
seba sebany nyak ak 24,6 24,6%, %, dan dan
terd terdap apat at jenis jenis
tere terend nda a
seba sebany nyak ak
77
f. HIV/ HIV/AI AIDS DS Tabel 7. Distribusi Distribusi Respondent Respondent Berdasarkan Penderita HIV/AIDS Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 HIV/AIDS
n
Persentase
Menderita
75
65,8
Tidak Menderita
39
34,2
114
100.0
Jumlah Sumber : Data Primer Mei 2015
Berdasarka Berdasarkan n tabel 7 menunjuka menunjukan n bahwa dari 114 sampel sampel terdapat terdapat yang ang men menderi derita ta Hiv Hiv/Aid /Aids s seba sebany nyak ak
65,8 65,8% %
tid tidak Pend Pender erit ita a
sebanyak 34,2%. g. Pengetahuan Tabel 8 Distribusi Respondent menurut Pengetahuan Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 Pengetahuan
n
Persentase
Kurang
64
56,1
Cukup
50
43,9
114
100.0
Jumlah Sumber : Data Primer Mei 2015
Tabel Tabel 8 menunj menunjuka ukan n bahwa dari dari 114 sampel sampel terdap terdapat at meiliki meiliki peng penget etah ahua uan n kura kurang ng 43,9%.
h. Sika Sikap p
seba sebany nyak ak 56, 56,1% 1%,, dan dan
cuku cukup p seb seban anya yak k
78
Tabel 9. Distribusi Respondent berdasarkan Sikap Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena KotaKabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 Sikap
n
Persentase
Kurang
67
58,8
Cukup
47
41,2
Jumlah 114 Sumber : Data Primer Mei 2015
100.0
Tabel Tabel 9 menunjukan menunjukan bahwa dari 114 sampel sampel terdapat terdapat memilik memilikii sikap yang yang kurang sebanyak 58,8%, dan cukup sebanyak 41,2%. i. Tindakan Tabel 10. Distribusi Respondent berdasarkan Tindakan Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 Tindakan
n
Persentase
Kurang
65
57,0
Cukup
49
43,0
Jumah 114 Sumber : Data Primer Mei 2015
100.0
Tabel 10 menunjukan bahwa bahwa dari 114 sampel terdapat mermiliki tindakan kurang sebanyak 57,0%, dan cukup sebanyak 43,0%.
79
j. Lingkungan Media Sosial Tabel 11. Distribusi Respondent berdasarkan Lingkungan Media Sosial Di Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 Lingkungan Media Sosial
n
Persentase
Tidak Baik
67
58,8
Baik
47
41,2
Jumlah 114 Sumber : Data Primer Mei 2015
100.0
Tabe Tabell 11 men menunju unjuk kan bahw bahwa a dari dari 114 114 samp sampel el
terd terdap apat at
ling lingku kung ngan an media media sosia sosiall tida tidak k baik baik seban sebanya yak k 58,8 58,8%, %, dan dan
baik baik
sebanyak 41,2%. 2. Analisis Analisis Bivariat Bivariat a. Hubung Hubungan an Penget Pengetahu ahuan an dengan dengan Peningka Peningkata ta Angka Angka Pender Penderita ita HIV/AIDS Tabel 12. Hubungan Pengetahuan Dengan Peningkatan Angka Penderita HIV/AIDS Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 HIV/AIDS Pengetahuan
Menderita
Tidak menderita
Kurang Cukup
n 32 43
n 32 7
Jumlah
75
% 50, 0 86, 0 65, 8
% 50,0 14,0
Jumla h
(p)
64 50 (0,000 )
39
34,2
114
80
Sumber : Data Primer Mei 2015 Berdasarkan tabel 12 di atas menunjukan bahwa dari 64 responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 50,0% yang mender menderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS
dan yang yang tidak mender menderita ita HIV/AID HIV/AIDS S 50,0%
sedang sedangkan kan dari dari 50 respon responden den yang yang memilik memilikii penget pengetahu ahuan an cukup cukup 86,0 86,0% % yang yang mende menderi rita ta HIV/A HIV/AID IDS S
dan dan 14,0 14,0% %
tida tidak k mende menderi rita ta
HIV/AID. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,000 yang menunjukan nilai p < 0,05. 0,05. Ini berart berartii bahwa bahwa ada hubung hubungan an yang yang signifik signifikan an antara antara pengetahuan dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS. b. Hub Hubun unga gan n
Sika Sikap p
deng dengan an
Peni Pening ngka kata ta Angk Angka a Pend Pender erit ita a
HIV/AIDS Tabel 13. Hubungan Sikap Dengan Peningkatan Angka Penderita HIV/AIDS Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 Sikap Kurang Cukup Jumlah
HIV/AIDS Menderita Tidak menderita n % n % 41 61,2 26 38,8 34 72,3 13 27,7 75 65,8 39 34,2
Jumlah
(p)
67 47 114
(0,002 )
81
Sumber : Data Primer Mei 2015 Berdasarka Berdasarkan n tabel tabel 13 di atas menunju menunjukan kan bahwa bahwa dari 67 respond responden en yang yang memi memili liki ki sika sikap p kura kurang ng
terd terdap apat at 61,2 61,2% % yang yang mend mender erit ita a
HIV/ HIV/AI AIDS DS dan dan yang yang tida tidak k mend mender erit ita a HIV/ HIV/AI AIDS DS seba sebany nyak ak 38,8 38,8% % seda sedang ngka kan n dari dari 47 resp respon onde den n yang yang memi memilik likii sika sikap p cuku cukup p baik baik sebany sebanyak ak 72,3% 72,3% yang yang mender menderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS dan 27,7% 27,7% yang yang tidak tidak menderita HIV/AIDS. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,002 yang menunjukan nilai p < 0,05. 0,05. Ini berart berartii bahwa bahwa ada hubungan hubungan yang yang signif signifika ikan n antara antara sikap dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS. c. Hubung Hubungan an Tindak Tindakan an dengan dengan Pening Peningkat katan an Angka Angka Pender Penderita ita HIV/AIDS Tabel 14. Hubungan Tindakan Dengan Peningkatan Angka Penderita HIV/AIDS Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 HIV/AIDS Tindakan Menderita Tidak menderita n % n % Kurang 51 78,5 14 21,5 Cukup 24 49,0 25 51,0 Jumlah 75 65,8 39 34,2 Sumber : Data Primer Mei 2015
Jumlah
(p)
65 49 114
(0,001 )
Berdasarkan tabel 14 diatas menunjukan bahwa dari 65 responden yang yang memili memiliki ki tindak tindakan an kurang kurang sebany sebanyak ak 78,5% 78,5% yang yang mender menderita ita HIVAID HIVAIDS, S, dan yang yang tidak tidak mender menderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS 21,5%, 21,5%, sedang sedangkan kan
82
dari dari
49
resp respon onde den n yang yang memil memilik ikii tind tindak akan an cukup cukup 49,0% 49,0% yang yang
menderita HIV/AIDS, dan 51,0% yang tidak menderita HIV/AIDS. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,001 yang menunjukan nilai p < 0,05. 0,05. Ini berart berartii bahwa bahwa ada ada hubung hubungan an yang yang signif signifika ikan n antara antara tindakan dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS. d. Hubung Hubungan an Lingku Lingkunga ngan n Media Media Sosial Sosial dengan dengan Pening Peningkat katan an Angka Penderita HIV/AIDS Tabel 15. Hubungan Lingkungan Media Sosial Dengan Peningkatan Angka Penderita HIV/AIDS Wilayah Kerja KPA Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua tahun 2015 HIV/AIDS Menderita Tidak menderita n % n % 45 67, 22 32,8 30 2 17 36,2 63, 8 Jumlah 75 65, 39 34,2 8 Sumber : Data Primer Mei 2015 Lingkungan Media Sosial Tidak baik Baik
Jumlah
(p)
67 47 (0,003 ) 114
Berdasarkan tabel 15 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden yang memiliki lingkung lingkungan an media sosial sosial tidak baik sebanya sebanyak k 67,2% atau atau 45 orang orang yang yang mender menderita ita Hiv/aids Hiv/aids dan yang yang tidak tidak menderi menderita ta Hiv/ Hiv/Ai Aids ds seba sebany nyak ak 32,8 32,8%, %, seda sedang ngka kan n dari dari 47 resp respon onde den n yang yang memi memili liki ki
lingk lingkun unga gan n medi media a sosi sosia a baik baik seba sebany nyak ak 63,8% 63,8% atau atau 30
orang yang menderita menderita Hiv/Aids, dan 36,2% tidak menderita Hiv/Aids. Hiv/Aids.
83
Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,003 yang menunjukan nilai p < 0,05 0,05.. Ini berar berarti ti bahw bahwa a ada hubun hubunga gan n yang yang sinifi sinifika kan n anta antara ra ling lingku kung ngan an medi media a sosi sosial al deng dengan an peni pening ngka kata tan n angk angka a pend pender erita ita Hiv/Aids.
D. Pembahas Pembahasan an Dari hasil penelitian mengenai faktor yang berhubungan penin ening gkata katan n
angka ngka pend pender erit ita a
HIV HIV/AID /AIDS S
di
wila wilay yah karj karja a
Keca Kecama mata tan n Wame Wamena na kota kota kabu kabupa pate ten n Jaya Jayawi wija jaya ya,, adap adapun un
KPA KPA hasi hasill
penelitian bedasarkan bedasarkan variable yang yang diteliti adalah sebagai sebagai berikut : 1. Pengetahu Pengetahuan an Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang orang melaku melakukan kan pengin penginder deraan aan terhad terhadap ap suatu suatu objek objek terten tertentu, tu, seperti pengindraan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Hasil penelitian didapatkan bahwa, dari 64 responden yang memiliki memiliki pengetahu pengetahuan an kurang kurang dan menderita Hiv/Aids sebanyak sebanyak 50,0%, sementara yang tidak menderita Hiv/Aids 50,0% sedangkan dari dari 50 resp respon onde den n
yang ang memi memili lik ki peng penge etah tahuan uan cuku cukup p dan
84
menderita menderita Hiv/Aids sebanyak sebanyak 86,0%, 86,0%, dan tidak menderit menderita a Hiv/Aids 14,0%. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara pengetahuan dengan dengan peningka peningkatan tan angka angka pender penderita ita Hiv/Ai Hiv/Aids ds di wilayah wilayah kerja kerja KPA KPA keca kecama mata tan n Wame Wamena na kota kota kabu kabupa pate ten n Jaya Jayawi wiya ya.. Hal Hal ini ini di karenakan nilai p = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Hal Hal ini ini
dise diseba babk bkan an kare karena na peng penget etah ahua uan n meru merupa paka kan n sala sala satu satu
faktor yang memepengaruhi peningkatan angka penderita Hiv/Aids Penelitian ini sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Melkio Melkiorr (2014) (2014),, dimana dimana berdas berdasark arkan an uji chi square square dengan dengan nilai P-Value= 0,000< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada ada hubu hubung ngan an yang yang sign signif ifik ikan an anta antara ra peng penget etah ahua uan n deng dengan an peningkatan angka penderita Hiv/Aids. Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia dije dijela lask skan an bahw bahwa a peng penget etah ahua uan n adal adalah ah “seg “segal ala a sesu sesuat atu u yang yang diketahui setelah melihat dan menyaksikan, mengalami atau diajar. Pengetahu Pengetahuan an juga didukung didukung oleh kesadaran kesadaran untuk hidup hidup sehat.” sehat.” Maka dengan demikian peningkatan angka penderita Hiv/Aids pun selalu selalu berhub berhubung ungan an dengan dengan penget pengetahu ahuan an dan kesada kesadaran ran yaitu, yaitu, dimana pengetahuan masyarakat tentang penularan, pencegahan, dan penang penanggul gulang angan an Hiv/Ai Hiv/Aids ds masih masih kurang kurang dan tidak tidak memili memiliki ki
85
kesada kesadaran ran maka maka penula penularan ran semaki semakin n cepat cepat dan angka pender penderita ita semakin meningkat setiap tahunnya. 2. Sika Sikap p Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dari berbagai batasan tentang sikap dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat Hasil penelitian penelitian,, didapatkan didapatkan bahwa bahwa dari 67 respond responden en yang yang memiliki memiliki sikap kurang kurang dan menderita menderita Hiv/Aids Hiv/Aids sebanya sebanyak k 61,2% dan tidak tidak mender menderita ita sebany sebanyak ak 38,8% 38,8% sedang sedangkan kan 47 respon responden den yang yang memiliki sikap cukup dan menderita Hiv sebanyak 72,3% dan tidak menderita sebanyak 27,7%. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara sikap dengan dengan peningkata peningkatan n angka penderita penderita Hiv/Aids Hiv/Aids di wilayah wilayah kerja KPA kecamatan Wamena kota kabupaten Jayawijya. Hal ini di karenakan nilai p = 0,002 lebih kecil dari α = 0,05. karena karena sikap sikap merupakan merupakan satu bagian faktor faktor yang memepen memepengaruh garuhii peningkatan angka penderita Hiv/Aids. Penelitian ini sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Yant Yantii (201 (2014) 4),, dima dimana na berd berdas asar arka kan n uji uji chi chi squa square re dengan dengan nilai nilai p-Value = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
86
ada hubung hubungan an yang yang signif signifika ikan n antara antara sikap sikap dengan dengan pening peningkat katan an angka penderita Hiv/Aids. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dari berbagai batasan tentang sikap sikap dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa manife manifesta stasi si sikap sikap itu tidak tidak dapat dapat lang langsu sung ng dili diliha hat. t. Newc Newcom omb b sala salah h seor seoran ang g ahli ahli psik psikol olog ogii sosi sosial al menyataka menyatakan n bahwa bahwa “sikap “sikap itu merupakan merupakan kesiapan kesiapan atau atau kesediaan kesediaan untuk untuk bertin bertindak dak,, dan bukan bukan merupa merupakan kan pelaks pelaksana ana motif motif terten tertentu. tu. Sikap Sikap belum belum merupa merupakan kan suatu suatu tindak tindakan an atau atau aktifi aktifitas tas,, akan akan tetapi tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.
3. Tindak Tindakan an Tindakan adalah hal-hal yang dilakukan terhadap suatu objek. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau (like) atau tidak senang (dislike).Dalam (dislike).Dalam hal ini Tindak Tindakan an yang yang di lakuka lakukan n oleh oleh masyar masyarakt akt tanpa tanpa disada disadari ri ataupu ataupun n tanp tanpa a ada ada kesa kesada dara ran n sala sala satu satuny nya a adal adalah ah hubu hubung ngan an seks seksua uall berganti-ga berganti-ganti nti pasangan pasangan akibatnya akibatnya penyebara penyebaran n virus HIV/AIDS di mana-mana. Hasil penelitian, didapatkan bahwa dari 65 responden yang memi memili liki ki tind tindak akan an yang yang kura kurang ng dan dan
mend mender erita ita AIDS AIDS seba sebany nyak ak
87
78,5% 78,5% dan tidak tidak mender menderita ita sebany sebanyak ak 21,5% 21,5% sedang sedangkan kan dari 49 resp respon onde den n yang yang memi memili liki ki tind tindak akan an cuku cukup p dan dan mend mender erit ita a Hiv Hiv sebanyak 49,0% dan tindakan tidak menderita 51,0%. Hasi Hasill pene penelit litia ian n dipe dipero role leh h deng dengan an pend pender erit ita a Hiv/ Hiv/Ai Aids ds
ada ada hubu hubung ngan an anta antara ra tinda tindaka kan n
di wila wilaya yah h kerj kerja a KPA KPA keca kecama mata tan n
Wamena Wamena kota kota kabupa kabupaten ten Jayawi Jayawiya. ya. Hal ini di karena karenakan kan nilai nilai p = 0,001 lebih kecil dari α = 0,05. Hubungan Hubungan antara antara tindakan tindakan dengan peningka peningkatan tan angka penderita penderita Hiv/Ai Hiv/Aids. ds. Hal ini
diseba disebabka bkan n karena karena tindaka tindakan n merupa merupakan kan suatu suatu
faktor yang memepengaruhi peningkatan angka penderita Hiv/Aids. Penelitian ini sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Robert Robert (2013) (2013),, dimana dimana berdas berdasark arkan an uji chi square square dengan dengan nilai p-Valu p-Value e = 0,000 0,000 < 0,05 0,05 sehingga sehingga ada hubung hubungan an yang signif signifika ikan n antara tindakan dengan peningkatan angka penderita Hiv/Aids. Bila Bila sese seseor oran ang g tela telah h bera berada da pada pada ting tingka katt ketr ketram ampi pila lan n tert tertin ingg ggi. i. Beke Bekerja rja sang sangat at tera teramp mpil il tanp tanpa a memb membua uatt kesa kesala laha han n sediki sedikitpu tpun.K n.Keti etiga ga domain domain perila perilaku ku tersebu tersebutt di atas atas menunj menunjukk ukkan an bahwa perilaku tidak terlepas dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, pema pemaha hama man n atau atau peng penget etah ahua uan n masy masyar arak akat at tent tentan ang g Hiv/ Hiv/Ai Aids ds dapa dapatt menj menjad adii pert pertim imba bang ngan an dala dalam m peri perila laku ku mereka. Sehingga mereka bisa mengambil tindakan pencegahan, penularan Hiv/Aids terhadap dirinya maupun orang lain.
88
Hasi Hasill pene peneli litia tian n yang yang dila dilaku kuka kan n Surv Survey ey Terp Terpad adu u Biol Biolog ogis is Perilaku tahun 2014 terhadap Masyarakat Masyarakat kecamatan wamena wamena kota menu menunj njuk ukka kan n
bahw bahwa, a,
pada pada
dasa dasarn rnya ya
masy masyar arak akat at memi memili liki ki
pengetahuan yang cukup terhadap tindakan-tindakan pencegahan penularan penularan penanggu penanggulanga langan n Hiv/Aids, Hiv/Aids, namun pengetahuan pengetahuan mereka mereka dalam alam hal hal peny penyak akit it Hiv cende enderu rung ng rend rendah ah . Lebih ebih dari dari 85% 85% masyarakat cecamatan Wamena kota mengetahui bahwa kondom melind melindung ungii mereka mereka dari dari infeks infeksii Hiv, Hiv, 60% atau atau lebih lebih menget mengetahu ahuii bahwa tindakan mengurangi jumlah pasangan seksual mereka akan mengur mengurang angii risiko risiko infeks infeksii dan 63%-79 63%-79% % menget mengetahu ahuii bahwa bahwa seks seks anal anal memp mempun unya yaii risi risiko ko yang yang lebi lebih h ting tinggi gi untu untuk k teri terinf nfek eksi si Hiv. Hiv. Mesk Meskip ipun un demi demiki kian an,, pers persep epsi si yang yang sala salah h meng mengen enai ai Hiv/ Hiv/Ai Aids ds ters terseb ebar ar luas luas yang yang ditu ditunj njuk ukka kan n deng dengan an peng penget etah ahua uan n tent tentan ang g Hiv/Aids yang rendah hanya berkisar 11-18%. 4. Lingkung Lingkungan an Media Media social social Lingkungan hidup sebagai tempat hidup dan berinteraksi manu manusi sia a deng dengan an mahl mahluk uk hidu hidup p lain lainny nya a di perm permuk ukaa aan n bumi bumi ini, ini,.. manusia manusia
menjalanka menjalankan n kehidupan kehidupan setiap setiap harinya harinya untuk hidup. hidup. dan
melakukan melakukan segala segala aktifitas, dan oleh karena karena itu, lingkung lingkungan an media media sosi sosial al meru merupa paka kan n suat suatu u akti aktifi fias as seha sehari ri-h -har ari, i, baik baik itu itu medi media a komunikasi, media media elektronik, media cetak dan dan lain sebagainya sebagainya
89
Hasil penelitian, didapatkan bahwa dari 67 responden yang memiliki memiliki lingkuang lingkuang media media sosia sosia tidak baik baik dan menderita menderita Hiv/ Aids sebanyak 67,2% dan tidak menderita sebanyak 32,8% sedangkan dari dari 47 resp respon onde den n yang yang memi memilik likii lingk lingkua uang ng media media sosia sosia menduk mendukung ung
yang yang
dan mender menderita ita Hiv/Ai Hiv/Aids ds sebanya sebanyak k 63,8% dan tidak tidak
menderita 36,2%. Hubungan Hubungan antara lingkuang lingkuang media sosial sosial dengan dengan penderita penderita Hiv/Ai Hiv/Aids ds wilaya wilayah h kerja kerja KPA kecamat kecamatan an Wamena Wamena kota kabupate kabupaten n Jayawiya. Hal ini di karenakan nilai p = 0,003 lebih kecil dari α = 0,05. Penelitian ini ada berhubungan antara lingkuang media sosial dengan dengan peningkatan peningkatan angka penderita penderita Hiv/Aids. Hiv/Aids. Hal ini disebabka disebabkan n karena
lingkuang
media
sosial
merupakan
faktor
yang
memepengaruhi peningkatan angka penderita Hiv/Aids. Penelitian ini sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Mari Maria a (201 (2013) 3),, dima dimana na berd berdas asar arka kan n uji uji chi square square dengan dengan nilai nilai p-Valu p-Value= e= 0,002 0,002 < 0,05 0,05 sehing sehingga ga anta antara ra
ada hubung hubungan an yang signifi signifikan kan
ling lingku kung ngan an medi media a sosi sosial al deng dengan an peni pening ngka kata tan n angk angka a
penderita Hiv/Aids. Lingkungan hidup sebagai tempat hidup dan berinteraksi manusi manusia a dengan dengan mahluk mahluk hidup hidup lainny lainnya a di permuk permukaan aan bumi bumi ini,. ini,. manusia manusia
menjalanka menjalankan n kehidu kehidupan pan setiap setiap hariny harinya a untuk untuk hidup. hidup. dan
90
melakukan melakukan segala segala aktifitas, aktifitas, dan oleh karena itu, itu, lingkungan lingkungan media media sosi sosial al meru merupa paka kan n suat suatu u akti aktifi fias as seha sehari ri-h -har ari, i, baik baik itu itu medi media a komuni komunikas kasi, i, media media elektr elektroni onik, k,
media media cetak dan lain sebagai sebagainya nya..
Dengan Dengan demikian demikian pada dasarnya lingkungan lingkungan hidup terben terbentuk tuk oleh oleh dua komponen,
yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Sala satu kompoenen makhluk hidup dalam suatu lingkunagn yang bisa bisa tert tertul ular ar viru viru Hiv Hiv adal adalah ah Manu Manusi sia a dan dan akti aktifi fita tasn snya ya deng dengan an lingkungan media sosial, seperti iklan radio, televise, Koran, majala dan lain-lain, lain-lain, di dalamnya dalamnya terkandun terkandung g hal-hal negatif. negatif. karena karena ketika ketika manusia itu melihat dan mendengar seperti itu pasti ingin mencoba sampai melakukan akhirnya tertular virus Hiv.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN C. Kesimp Kesimpula ulan n
91
Berd Berdas asar ark kan hasi hasill
pene peneli liti tian an dan dan
pemba embaha hasa san n
pada ada
bab bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada Ada hubu hubung ngan an yang yang berm bermak akna na anta antara ra Peng Penget etah ahua uan n deng dengan an peningkatan angka penderita Hiv/Aids. 2. Ada hubung hubungan an yang yang signif signifika ikan n Sikap Sikap dengan dengan pening peningkat katan an angka angka penderita Hiv/Aids. 3. Ada Ada hubu hubung ngan an yang yang berm bermak akna na Tind Tindak akan an deng dengan an peni pening ngka kata tan n angka penderita Hiv/Aids. 4. Ada hubungan hubungan yang bermak bermakna na Lungku Lungkunga ngan n media media sosial sosial dengan dengan peningkatan angka penderita Hiv/Aids.
D. Sara Saran n 1.
Diharapka Diharapkan n agar adanya adanya pembinaan pembinaan atau atau penyuluhan penyuluhan baik baik secara secara langsung maupun tidak langsung oleh petugas kesehatan tentang Penyebaran, pencegahan, penanggulangan & pengobatan penyakit Hiv/Aids.
2. Perl Perlu u ambi ambill tind tindak akan an untu untuk k meru meruba bah h sika sikap p
dan dan tind tindak akan an dari dari
masyaraka masyarakatt agar memiliki memiliki respon respon positif positif dalam mencegah mencegah penyakit penyakit Hiv/Aids. 3. Perl Perlu unya nya
pene eneliti litia an
lan lanjuta jutan n
meng mengen enai ai
varia ariab bel
lain lain
yang yang
berhub berhubung ungan an dengan dengan pening peningkat katan an angaka angaka pender penderita ita Hiv/Ai Hiv/Aids ds di wilaya kerja KPA kecamatan Wamena kota kabupaten Jayawijaya..
92