DRAFT I
KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA)
Oleh: Prof. Dr. Syams !sf" !sf" LN #a$ %&m
ASOSIASI ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA '
KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) PENDA*+L+AN Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah suatu organisasi profesi yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan kualifikasi pendidikan akademik strata satu (S-1) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling dan Program Pendidikan Konselor (PPK) Kualifikasi yang dimiliki konselor adalah kemampuan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam ranah layanan pengembangan pribadi! sosial! bela"ar dan karir bagi seluruh konseli Konselor
profesional
memberikan
layanan
berupa
pendampingan
(ad#okasi)
pengkoordinasian! mengkolaborasi dan memberikan layanan konsultasi yang dapat men$iptakan peluang yang setara dalam meraih kesempatan dan kesuksesan bagi konseli berdasarkan prinsip-prinsip pokok profesionalitas% 1 Setiap indi#idu memiliki hak untuk dihargai! diperlakukan dengan hormat dan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling Konselor memberikan pendampingan bagi indi#idu dari berbagai latar belakang kehidupan yang beragam dalam budaya& etnis! agama dan keyakinan& usia& status sosial dan ekonomi& indi#idu dengan kebutuhan khusus& indi#idu yang mengalami kendala bahasa& dan identitas gender ' Setiap indi#idu berhak memperoleh informasi yang mendukung kebutuhannya untuk mengembangkan dirinya Setiap indi#idu mempunyai hak untuk memahami arti penting dari pilihan hidup dan bagaimana pilihan tersebut akan mempengaruhi masa depannya Setiap indi#idu memiliki hak untuk di"aga kerahasiaan pribadinya sesuai dengan aturan hukum! kebi"akan! dan standar etika layanan Kode etik Profesi Konselor Indonesia memiliki lima tu"uan! yaitu%
(Draft I)
Page
2
1 *elindungi konselor yang men"adi anggota asosiasi dan konseli sebagai penerima layanan ' *endukung misi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Kode etik merupakan prinsip-prinsip yang memberikan panduan perilaku yang etis bagi konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling Kode etik membantu konselor dalam membangun kegiatan layanan yang profesional + Kode etik men"adi landasan dalam menghadapi dan menyelesaikan keluhan serta permasalahan yang datang dari anggota asosiasi
A. Pe$,er%&a$ ,tika adalah suatu sistem prinsip moral! etika suatu budaya Aturan tentang tindakan yang dianut berkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia! kelompok! atau budaya tertentu ,tika Profesi Bimbingan dan Konseling adalah kaidah-kaidah perilaku yang men"adi ru"ukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung "aabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli Kaidah-kaidah perilaku yang dimaksud adalah% 1 Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai manusia& dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku bangsa! agama! atau budaya ' Setiap orang.indi#idu memiliki hak untuk mengembangkan dan mengarahkan diri Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung "aab terhadap keputusan yang diambilnya Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli! melalui layanan bimbingan dan konseling se$ara profesional + /ubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang didasarkan kepada kode etik (etika profesi)
(Draft I)
Page
3
Kode ,tik adalah seperangkat standar! peraturan! pedoman! dan nilai yang mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu perusahaan! profesi! atau organisasi bagi para peker"a atau anggotanya! dan interaksi antara para peker"a atau anggota dengan masyarakat Kode ,tik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang di"un"ung tinggi! diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia Kode ,tik Bimbingan dan Konseling Indonesia sa"ib dipatuhi dan diamalkan oleh pengurus dan anggota organisasi tingkat nasional ! propinsi! dan kebupaten.kota (Anggaran 0umah angga ABKIN! Bab II! Pasal ')
B.
Dasar Ko#e E%&- Profes& B&m&$,a$ #a$ Ko$sel&$, 1 Pan$asila dan 2ndang-2ndang 3asar 14+ ' 2ndang-2ndang Nomor '5 ahun '55 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah 0epublik Indonesia Nomor 14 ahun '55+ tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal '6 ayat 1! ' dan tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan) Peraturan *enteri Pendidikan Nasional 0epublik Indonesia Nomor '7 tahun '556 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor + Peraturan Pemerintah 0epublik Indonesia Nomor 7 ahun '556 tentang 8uru
(Draft I)
Page
4
BAB I K+ALIFIKASI" KOMPETENSI DAN KEGIATAN PROFESIONAL KONSELOR
A. Kal&f&-as& 1 Sar"ana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling ' Berpendidikan profesi konselor (PPK)
B. Kom/e%e$s& Sosok utuh kompetensi konselor terdiri atas dua komponen yang berbeda namun terintegrasi dalam praksis sehingga tidak bisa dipisahkan yaitu kompetensi akademik dan kompetensi profesional Kompetensi tersebut di"abarkan seperti tertera pada gambar berikut
(Draft I)
Page
5
0.
MEMA*AMI SE1ARA MENDALAM KONSELI !ANG *ENDAK DILA!ANI 1 *enghargai dan men"un"ung tinggi nilai-nilai kemanusiaan! indi#idualitas!
kebebasan memilih! dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum ' *engaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli '. MENG+ASAI LANDASAN TEORETIK BIMBINGAN DAN KONSELING
1 *enguasai teori dan praksis pendidikan ' *enguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam "alur! "enis! dan "en"ang! satuan pendidikan *enguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling *enguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling 2.
MEN!ELENGGARAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING !ANG MEMANDIRIKAN
0. *eran$ang program Bimbingan dan Konseling '. *engimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif 2. *enilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling 3. *enguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi! kebutuhan! dan masalah konseli 3. MENGEMBANGKAN PRIBADI DAN PROFESIONALITAS SE1ARA BERKELAN4+TAN
1 ' + :
(Draft I)
Beriman dan bertaka kepada uhan 9ang *aha ,sa *enun"ukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat *emiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional *engimplementasikan kolaborasi intern di tempat beker"a Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling *engimplementasikan kolaborasi antarprofesi
Page
6
1. KEGIATAN PROFESIONAL KONSELOR 0. INFORMASI" TESTING DAN RISET a. Pe$y&m/a$a$ #a$ /e$,,$aa$ I$formas& 1) ;atatan tentang diri konselispt& aan$ara! testing! surat-menyurat! rekaman dan data lain merupakan informasi yg bersifat rahasia dan hanya boleh dipergunakan untuk kepentingan konseli ') Penggunaan data.informasi dimungkinkan untuk keperluan riset atau pendidikan $alon konselor sepan"ang identitas konselidirahasiakan ) Penyampaian informasi ttg konselikepada keluarganya atau anggota profesi lain membutuhkan persetu"uan konseli ) Penggunaan informasi ttg Konselidalam rangka konsultasi dgn anggota profesi yang sama atau yang lain dpt dibenarkan asalkan kepentingan konselidan tidak merugikan konseli +) Keterangan mengenai informasi profesional hanya boleh diberikan kepada orang yang berenang menafsirkan dan menggunakannya . Tes%&$, Suatu "enis tes hanya diberikan oleh konselor yang berenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya 1) esting dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat! atau $iri kepribadian subyek untuk kepentingan pelayanan ') Konselor a"ib memberikan orientasi yg tepat pada konselidan orang tua mengenai alasan digunakannya tes! arti dan kegunaannya ) Penggunaan satu "enis tes a"ib mengikuti pedoman atau petun"uk yg berlaku bagi tes tersebut ) 3ata hasil testing a"ib diintegrasikan dengan informasi lain baik dari konselimaupun sumber lain +) /asil testing hanya dapat diberitahukan pada pihak lain se"auh ada hubungannya dgn usaha bantuan kepada konseli 5. R&se% 0) 3alam mempergunakan riset thdp manusia! a"ib dihindari hal yang merugikan subyek ') 3alam melaporkan hasil riset! identitas konselisebagai subyek a"ib di"aga kerahasiannya '. PROSES PELA!ANAN a. *$,a$ #alam Pemer&a$ Pelaya$a$
(Draft I)
Page
7
0) Konselor a"ib menangani konseliselama ada kesempatan dlm hubungan antara konselidgn konselor ') Konselisepenuhnya berhak mengakhiri hubungan dengan konselor! meskipun proses konseling belum men$apai hasil konkrit 2) Sebaliknya Konselor tidak akan melan"utkan hubungan bila konselitidak memperoleh manfaat dari hubungan tersebut .
*$,a$ #e$,a$ Ko$sel&
0) Konselor a"ib menghormati harkat! martabat! integritas dan keyakinan konseli ') Konselor a"ib menempatkan kepentingan konselinya diatas kepentingan pribadinya 2) Konselor tidak diperkenankan melakukan diskriminasi atas dasar suku! bangsa! arna kulit! agama! atau status sosial tertentu 3) Konselor tidak diperkenankan memaksa seseorang untuk memberi bantuan pada seseorang tanpa i
BAB II *+B+NGAN KONSELING
A. KESE4A*TERAAN BAGI ORANG !ANG DILA!ANI KONSELOR Konselor mendorong pertumbuhan dan perkembangan konseli dengan $ara membantu kese"ahteraan konseli dan mema"ukan pembentukan hubungan yang sehat Konselor harus se$ara aktif untuk memahami perbedaan latar belakang budaya yang dimiliki konseli yang sedang dilayani Konselor harus mengeksplorasi
(Draft I)
Page
8
identitas budaya dan dampaknya terhadap nilai dan keper$ayaan dalam proses konseling Konselor mendorong konseli untuk dapat berkontribusi pada masyarakat dengan mendedikasikan kemampuan yang dimilikinya
0. TANGG+NG 4AAB KONSELOR anggung "aab konselor adalah
menghargai
dan meningkatkan
kese"ahteraan konseli 3alam rangka meu"udkan hal tersebut maka konselor harus melaksanakan tanggung "aab sebagai berikut
a. Ta$,,$, ;a
. Ta$,,$, 4a
5. Ta$,,$, ;a
#. Ta$,,$, 4a
(Draft I)
Page
9
1) *enyadari baha karakteristik pribadinya memberikan dampak terhadap kualitas layanan konseling ') *emiliki pemahaman terhadap batas-batas kompetensi yang dimilikinya! dan menerima tanggung "aab terhadap kegiatan yang dilakukannya ) Berusaha se$ara terus menerus untuk mengembangkan kompetensi (aasan pengetahuan!
dan
keahlian)
profesionalitas!
dan
kualitas
kepribadiannya
e. Ta$,,$, 4a
BAB III KERA*AASIAAN DALAM KOM+NIKASI DAN *AL>*AL !ANG BERSIFAT PRIBADI
Konselor menyadari baha keper$ayaan merupakan hal yang paling utama dalam hubungan konseling Konselor berusaha mendapatkan keper$ayaan konseli melalui hubungan konseling! men$iptakan batasan dan keleluasan yang sepatutnya! hingga men"aga kerahasiaan Konselor mengkomunikasikan tolok ukur kerahasiaan dengan $ara yang baik dan bisa diterima oleh konseli
1 Me$,har,a& ha->ha- -o$sel& a Kesadaran konselor akan keberagaman atau hal yang bersifat multikultural b *enghargai hal-hal yang bersifat pribadi menyangkut kehidupan konseli
(Draft I)
Page
10
$ *enghargai kerahasiaan informasi mengenai konseli 3alam hal ini konselor hanya berbagi informasi sei
'. Bera,& I$formas& #e$,a$ /&ha- la&$ a Pegaai =embaga! dalam hal ini konselor harus memastikan keamanan dan kerahasian informasi mengenai data-data konseli yang diurus oleh pegaai lembaga! termasuk pegaai! mahasia! asisten dan tenaga sukarela b eam Konselor! "ika penanganan konseli melibatkan se"umlah konselor dengan peranannya
masing-masing! maka
konseli terlebih dahulu diberitahukan
mengenai hal tersebut dan informasi-informasi apa sa"a mengenai dirinya yang akan dibagi dalam tim tersebut $ Pihak ketiga yang membiayai! konselor akan membagi informasi kepada pihak ketiga mengenai konseli "ika konseli membuat per"an"ian dengan pihak yang memiliki otoritas d *emindahkan informasi rahasia! konselor memperhatikan dan memastikan keamanan pemindahan data-data rahasia dengan
komputer melalui surat
elektronik! mesin fa>! telepon! dan perlengkapan teknologi komputer lainnya
2. Re-ama$ Da%a Ko$sel&$, a Kerahasiaan rekaman! terkait dengan proses dan tempat penyimpanan hingga orang-orang yang memiliki eenang untuk rekaman tersebut b I
data yang menyangkut
konseli
yang
memintanya
dan
tidak
menyertakan salinan data yang menyangkut konseli lain
(Draft I)
Page
11
e Bantuan dengan rekaman data! konselor memberikan bantuan kepada konseli f
dengan $ara memberikan konsultasi dalam memaknai rekaman data *embuka atau memindahkan rekaman! konselor meminta persetu"uan tertulis dari konseli untuk membuka atau memindahkan rekaman data kepada pihak
ketiga yang memiliki eenang g Penyimpanan dan pemutihan rekaman setelah konseling berakhir! "ika konselor mengatur penyimpanan rekaman-rekaman data konseling dengan mengikuti tahapan pengakhiran agar memudahkan proses membuka data tersebut di masa yang akan datang ataupun "ika rekaman tersebut akan dimusnahkan Konselor memelihara data rekaman konseli dengan tetap men"aga kerahasiaannya
3. Pe$el&%&a$ #a$ /ela%&ha$ a Persetu"uan institusi atau lembaga! "ika konselor akan menggunakan informasiinformasi mengenai konseli sebagai bagian dari peren$anaan penelitian! maka konselor harus terlebih dahulu mendapatkan persetu"uan dari institusi atau lembaga tempat konselor beker"a b Informasi rahasia yang diperlukan dalam
penelitian!
konselor men"aga
kerahasiaan setiap rekaman data konseli dengan sebaik-baiknya "ika penelitian yang akan dilakukan melibatkan banyak pihak
6. Ko$sl%as& a Per"an"ian! "ika konselor memberikan konsultasi terkait dengan permasalahan konseli dengan pihak lain! konselor membuat per"an"ian dengan setiap indi#iduindi#idu yang terlibat! dengan memberitahukan baha konselini memiliki hak untuk di"aga kerahasiaannya kepada setiap indi#idu dan men"elaskan akibatakibat yang mungkin ter"adi "ika kerahasian tersebut dibo$orkan ke pihak lain b *enghargai hal-hal yang bersifat pribadi! konselor memberikan konsultasi ataupun mendiskusikan permasalahan konseli dengan tu"uan professional hanya kepada pihak-pihak yang terkait! dengan tetap men"aga kerahasiaan identitas konseli
(Draft I)
Page
12
BAB I? E?AL+ASI" ASESMEN DAN INTERPRETASI Konselor menggunakan
instrument asesmen
sebagai
salah
satu
komponen dari proses konseli dengan disesuaikan pada pribadi konseli dan budaya yang dimiliki Konselor berusaha men$iptakan kebermaknaan dari konseli
atau kelompok konseli dengan membangun dan menggunakan
instrument asesmen pendidikan! psikologi dan karir
0. Asesme$ u"uan utama dari asesmen karir! psikologi dan pendidikan adalah untuk menyediakan pengukuran yang #alid dan reliable! dalam rangka memperoleh data yang akurat mengenai konseli dan lingkungannya Assesmen yang dilakukan tidak hanya terbatas pada% pengukuran bakat! kepribadian! minat! dan intelegensi
'. Kese;ah%eraa$ -o$sel& Konselor tidak diperkenankan untuk menyalahgunakan hasil asesmen dan interpretasinya! dan konselor harus men$egah ter"adinya penyalahgunaan Konselor harus menghormati hak konseli untuk mengetahui hasil dan interpretasi yang dibuat! dan melihat keputusan dan rekomendasi yang dibuat konseli
a. Kom/e%e$s& #alam me$,,$a-a$ #a$ me$,&$%er/re%as& &$s%rme$ asesme$ mel&/%&: 1) Pemahaman terhadap keterbatasan kompetensi ') Pemahaman terhadap penggunaan hasil asesmen se$ara tepat ) Pengambilan keputusan yang berbasis hasil asesmen
(Draft I)
Page
13
. Pemer&a$ &;&$ memer& &$formas& #alam asesme$ #&la--a$ #e$,a$: a *emberikan pen"elasan kepada konseli b *emberikan pen"elasan kepada penerima hasil
BAB ? PELANGGARAN TER*ADAP KODE ETIK
A. Pe$#ahla$ Konselor a"ib mengka"i se$ara sadar tingkah laku dan perbuatannya baha ia mentaati kode etik Konselor a"ib senantiasa mengingat baha setiap pelanggaran terhadap kode etik akan merugikan diri sendiri! konseli! lembaga dan pihak lain yg terkait Pelanggaran terhadap kode etik akan mendapatkan sangsi yang mekanismenya men"adi tanggung "aab 3ean Pertimbangan Kode ,tik ABKIN sebagaimana diatur dalam Anggaran 0umah angga ABKIN! Bab ?! Pasal ': ayat 1 dan ' sebagai berikut% (1) Pada organisasi tingkat nasional dan tingkat propinsi dibentuk 3,@AN P,0I*BAN8AN K3, ,IK BI*BIN8AN 3AN KNS,=IN8 IN3N,SIA (') 3ean Pertimbangan Kode ,tik Bimbingan dan Konseling Indonesia sebagaimana yang dimaksud oleh ayat (1) mempunyai fungsi pokok% a *enegakkan penghayatan dan pengalaman Kode ,tik Bimbingan dan Konseling Indonesia b *emberikan pertimbangan kepada Pengurus Besar atau Pengurus 3aerah ABKlN atau adanya perbuatan melanggar Kode ,tik Bimbingan dan Konseling oleh Anggota setelah mengadakan penyelidikan yang seksama dan bertanggung"aab $ Bertindak sebagai saksi di pengadilan dalam perkara berkaitan dengan profesi bimbingan dan konseling
B. Be$%- Pela$,,ara$ 0. Terha#a/ Ko$sel&
(Draft I)
Page
14
a *enyebarkan.membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak terkait dengan kepentingan konseli b *elakukan perbuatan asusila (pele$ehan seksual! penistaan agama! rasialis) $ *elakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseli d Kesalahan dalam melakukan pratik profesional (prosedur! teknik! e#aluasi! dan tindak lan"ut)
'. Terha#a/ Or,a$&sas& Profes& a idak mengikuti kebi"akan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi b *en$emarkan nama baik profesi (menggunakan organisasi profesi untuk kepentingan pribadi dan atau kelompok)
2. Terha#a/ Re-a$ Se;a
1. Sa$,s& Pela$,,ara$ Konselor a"ib mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan Konseling Apabila ter"adi pelanggaran terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan Konseling maka kepadanya diberikan sangsi sebagai berikut 1 *emberikan teguran se$ara lisan dan tertulis ' *emberikan peringatan keras se$ara tertulis Pen$abutan keanggotan ABKIN Pen$abutan lisensi + Apabila
terkait
dengan permasalahan hukum.
kriminal
maka akan
diserahkan pada pihak yang berenang
D. Me-a$&sme Pe$era/a$ Sa$,s& Apabila ter"adi pelanggaran seperti ter$antum diatas maka mekanisme penerapan sangsi yang dilakukan adalah sebagai berikut% 1 *endapatkan pengaduan dan informasi dari konseli dan atau masyarakat
(Draft I)
Page
15
' Pengaduan disampaikan kepada dean kode etik di tingkat daerah Apabila pelanggaran yang dilakukan masih relatif ringan maka penyelesaiannya dilakukan oleh dean kode etik di tingkat daerah Pemanggilan konselor yang bersangkutan untuk #erifikasi data yang disampaikan oleh konseli dan atau masyarakat + Apabila berdasarkan hasil #erifikasi yang dilakukan oleh dean kode etik daerah terbukti kebenarannya maka diterapkan sangsi sesuai dengan masalahnya
(Draft I)
Page
16