Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan HERISPON Akademi Keuangan & Perbankan Riau (AKBAR) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau (STIE Riau) Jl. H.R. Subrantas No. 57 Panam Pekanbaru 28293 (Telp. 0761-63237) E-mail :
[email protected]
Abstract: In a business organization or company, the financial statements can provide a snapshot of the company's current financial condition of the issuance of the report, and for those who have an interest in the development and progress of a company it is important to know the financial condition of firms that can be seen from the description of the balance sheet and profit and loss . A financial statement is important because: a) the financial statements can be used as an indicator of the company's overall assessment of progress for the benefit of both external and internal to the interests of the company. External parties outside the company as creditors and investors can monitor the condition of the company's financial statements as an initial step to invest in a company. b) the financial report is a tool to be accountable to the owners of the company for the trust given to the leader or manager of the company. c) the financial statements can provide a picture or a progress report (progress report) is periodically performed by management. Besides the financial statements can be used by the company for several things; measure the level of costs of various activities of the company, to determine or measure the efficiency of each part, process or production and to determine the degree of benefit that can be achieved by the company concerned, to assess and measure the impact of each individual who has been entrusted with the duty, authority and responsibility, to determine whether policies or procedures used to achieve better results. Keywords : SMEs, Financial Statements
Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) bagi perekonomian nasional memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia, terbukti setelah krisis ekonomi melanda Indonesia periode pertengahan 1996 sampai dengan tahun 1999, hanya sekitar 4 % UKM yang mengalami kebangkrutan, dengan demikian bisa disimpulkan bahwa UKM memiliki tingkat imunitas yang tinggi terhadap gejolak perekonomian makro. Menurut Mudrajad Kuncoro (2008) mengemukakan bahwa UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive dalam perekonomian Indonesia pada periode krisis tersebut karena tidak memiliki utang luar negeri, tidak banyak utang ke pihak perbankan karena UKM masih dianggap unbankable, menggunakan input local dan berorientasi ekspor. Jadi dapat disimpulan bahwa sektor usaha UKM telah menjadi bukti nyata, dan telah dapat menjadi basis kekuatan serta ketahanan ekonomi Indonesia, sampai de-
ngan data tahun 2007 sektor usaha UKM telah memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia sebagai berikut : - Mencapai jumlah unit usaha 48,9 juta unit usaha atau sekitar 99,98 persen terhadap total unit usaha di Indonesia pada tahun 2006. - Daya serap tenaga kerja, sektor UKM mampu menyerap tenaga kerja 85,4 juta orang atau 96,18 % dari total angkatan kerja Indonesia. - Memberikan kontribusi sebesar Rp 122,2 trilyun atau 20,1 % terhadap total ekspor non migas nasional. - Mencapai jumlah unit usaha 50,70 juta unit usaha atau 98,9 % terhadap total unit usaha di Indonesia pada tahun 2007. - Memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 1.7878,7 triliyun atau sebesar 53,3 % dari total PDB Indonesia. Demikian hal yang terjadi di propinsi Riau, sektor usaha kecil menengah (UKM) di Riau tak sekedar mampu berta-
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
han di tengah ketatnya persaingan, namun terus tumbuh dan terbukti menjadi salah satu solusi nyata bagi minimnya lapangan pekerjaan. Menurut data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau (2010), saat ini sektor UKM di Riau mampu menyerap tenaga kerja hampir satu juta orang, atau angka mendekati tepatnya adalah 940.000 tenaga kerja. Saat ini sektor UKM telah mampu menyediakan lapangan pekerjaaan untuk sekitar 940 ribu orang. Serapan tenaga kerja sektor UKM di Riau berdasarkan data resmi keberadaan UKM di Riau hingga akhir 2009 sebanyak 470.000 unit. Berdasarkan standar nasional, setiap UKM di Indonesia rata-rata menjadi tempat pekerjaan bagi dua orang. “Memang ada UKM yang mampu memperkerjakan lebih dari dua orang, namun ada juga UKM yang hanya dikerjakan satu orang, karena itu secara nasional dibuat standar satu UKM dua pekerja, jumlah 470.000 unit UKM di Riau sampai akhir 2009 merupakan peningkatan dari jumlah sebelumnya pada akhir 2008. Data Diskop dan UKM Riau, tahun sebelumnya jumlah UKM di Riau hanya 460.000 unit usaha. Pertumbuhan UKM di Riau tak lepas dari hasil pembinaan berkelanjutan yang di-lakukan pemerintah, baik dalam bentuk pelatihan maupun pengucuran dana bergulir untuk modal UKM. Realisasi Usaha Kecildan Menengah (UKM) di Provinsi Riau hingga pertengahan November 2010 tumbuh sebesar 12 persen.Realisasi pertumbuhan UKM ini dipengaruhi oleh tingginya realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp 700 milyar.Ditargetkan tahun 2011 pertumbuhan UKM ini naik menjadi 15 persen. Raja Indra Bangsawan (2010) bahwa program pengembangan UKM di Propinsi Riau berkorelasi dengan pihak perbankan melalui program KUR sudah memicu peningkatan pengembangan UKM di Riau, terhitung pertengahan November 2010, realisasi KUR sudah mencapai Rp 700 milyar, artinya terjadi peningkatan dari tahun 2009 lalu yang sampai akhir tahunnya mencapai angka yang sama, sedangkan
13
tahun ini diprediksi akan mencapai angka Rp 700 milyar lebih atau naik 1 persen. Dari realisasi peningkatan UKM yang mencapai KUR sebesar Rp 700 milyar yang berasal dari 6 bank milik pemerintah yakni Bank Mandiri, BNI, BRI,Bank Syariah Mandiri,BTN, dan Bukopin, sudah tersalurkan kredit kepada 40 ribu UKM. Sebagian besar realisasi KUR yang merupakan program binaan bagi UKM dan UKM di Riau tersebut dinikmati oleh sektor perdagangan dan jasa.''Sektor ini yang paling banyak, karena dengan ivent dan acara-acara yang dilakukan di Riau membuat geliat perputaran uang menjadi lebih tinggi di sektor ini.Menurut Hari Utomo pimpinan Bank Indonesia Pekanbaru (2010), mengatakan partum-buhan kredit perbankan di Riau membaik. Untuk triwulan III tahun 2010, kredit perbankan di Riau mampu tumbuh sebesar 15,80 persen. Triwulan III yahun 2010 ini, kredit modal kerja mengalami pertumbuhan paling tinggi dibandingkan kredit konsumsi yang total keseluruhannya mencapai 15,80 persen, selain itu skim kredit yang juga menopang UMKM di Riau dan sangat berkembang adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). BI mencatat hingga Juli 2010 sudah menyalurkan KUR sebesar Rp432,76 Miliar. Jumlah KUR Rp432,76 miliyar yang sudah tersalur di Riau ini menempati posisi kedua se Sumatera. semakin banyaknya skim kredit yang tersalurkan di Riau, maka UMKM akan semakin tertolong dalam hal penyediaan modal usahanya. Secara nasional maupun regional sektor UKM menyiratkan bahwa terdapat potensi yang besar jika hal ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik tentu akan dapat mewujudkan usaha menengah yang tangguh. Sementara itu, disisi yang lain UKM juga masih dihadapkan pada masalah yang melilitnya. Pemerintah sudah mencoba membantu mengatasi kendala yang dihadapi oleh sebagian besar UKM, seperti melakukan pembinaan dan pemberian kredit lunak. Namun muncul permasalahan baru, para pelaku UKM diharuskan menyertakan laporan keuangan sebagai syarat
14
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
mengajukan pinjaman kepada pihak bank. Karena dari pihak perbankan sendiri tidak ingin mengambil resiko dalam penyaluran kredit bagi UKM lantaran perbankan tidak mengetahui perkembangan usaha tersebut. Sementara hampir semua UKM tidak memiliki laporan kinerja usaha dan keuangan yang baik sebagai syarat untuk memperoleh kredit. Hal ini terjadi karena UKM tidak dibiasakan untuk melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan sebagai gambaran kegiatan usaha dan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan perubahannya.Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan, prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi.Laporan akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement). Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07 :Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini : neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas. Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki oleh UKM jika mereka ingin mengembangkan usaha dengan mengajukan modal kepada para kreditur yang dalam hal ini adalah pihak perbankan. Untuk itu, kebiasaan untuk mencatat setiap kegiatan usaha yang terjadi dan menyusun laporan keuangan harus ditumbuhkan di kalangan UKM. Tidak begitu sulit untuk menumbuhkan kebiasaan laporan keuangan bagi UKM. Pada dasarnya, dalam bisnis skala mana pun setiap pelaku usaha sudah melakukan kebiasaan mencatat segala sesuatu yang dianggap penting bagi usahanya. Para pelaku usaha kecil dan menengah memiliki kebiasaan mencatat transaksi dengan secara sederhana dan tidak lengkap. Kebanyakan dari UKM hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang / utang. Namun
pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang diinginkan oleh pihak perbankan. Meskipun tidak dapat dipungkiri mereka dapat mengetahui jumlah modal akhir mereka setiap tahun yang hampir sama jumlahnya jika kita mencatat dengan sistem akuntansi. Dari kebiasaaan-kebiasaan mencatat kegiatan usaha secara sederhana tersebut, sebenarnya dapat diarahkan untuk mencatat kegiatan usaha yang sesuai dengan standar akuntansi secara lengkap dan rapih. Tentunya dengan format yang sederhana bagi usaha kecil dan menengah yang memiliki tenaga kerja wan uaktu yang terbatas. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba untuk mengedepankan pentingnya menumbuhkan kebiasaan mencatat dan menyusun laporan keuangan bagi UKM yang sesuai dengan standar akuntansi namun dengan format yang mudah diterapkan. METODE Kajian dalam tulisan ini menggunakan pendekatan kepustakaan, artinya tulisan ini berdasarkan kajian literatur-literatur atau kepustakaan, yang dihubungkan dengan kondisi aktual yang dihadapi oleh UKM PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sebenarnya tidaklah sulit untuk menumbuhkan kebiasaan bagi UKM dalam menyusun laporan keuangan, yaitu dengan memberikan format pencatatan transaksi yang secara sederhana, tidak membutuhkan waktu lama, dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Karena yang tergolong dalam kelompok usaha kecil dan memengah adalah usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang. Menurut Pius Bumi K, secara umum usaha kecil dan menengah memiliki karakteristik antara lain: (1) Sistem pembukuan yang sederhana, (2) Marjin usaha yang tipis karena persaingan yang sangat tinggi, (3) Modal terbatas, (4)
15
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
Pengalaman manajerial yang terbatas. Selain itu, usaha kecil dan menengah juga tergolong dalam usaha rumahan. Sehingga cenderung memiliki waktu usaha yang singkat. Pencatatan Transaksi Usaha Pencatatan transaksi usaha adalah kegiatan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan usaha. Secara standar, transaksi yang perlu dicatat adalah transaksi yang berhubungan dengan kas, pembelian (tunai dan kredit), penjualan (tunai dan kredit), piutang, dan utang. Mencatat setiap transaksi yang terjadi sangat penting sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan. Tanpa adanya catatan mengenai transaksi usaha, mustahil laporan keuangan dapat dibuat. Tentunya setiap transaksi juga harus disertai bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar-benar terjadi dan bukan karangan semata. Dalam dunia akuntansi, setiap transaksi dicatat dalam buku yang dikenal dengan nama jurnal. Dengan menggunakan jurnal, setiap transaksi dapat dicatat dengan rapih, jelas, dan efisien. Berkaitan dengan usaha kecil dan menengah, untuk dapat menumbuhkan kebiasaan mencatat setiap transaksi usaha yang terjadi, diperlukan sebuah format jurnal yang praktis dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Format-format berikut ini dapat digunakan oleh UKM dalam mencatat setiap transaksi keuangan yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat laporan keuangan. Format ini terdiri atas: buku kas, buku pembelian tunai dan kredit, buku penjualan tunai dan kredit, buku piutang dan buku utang. Kesemua buku tersebut memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Format Buku kas Tanggal
Keterangan
Jumlah
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
Yang dicatat pada buku ini adalah transaksi yang mengakibatkan kas bertambah atau berkurang. Dengan format seperti ini, kita bisa melihat posisi kas yang kita miliki secara cepat. Kita tinggal melihat kolom saldo dari pencatatan transaksi terakhir. Selain itu, kita juga bisa mengawasi pemakaian kas agar dapat digunakan secara efektif dengan melihat selisih penerimaan dan pengeluaran. Format Buku Pembelian Tunai Tanggal
Nama Toko dan Barang
Jumlah Barang
Harga Beli Satuan
Jumlah
Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi pembelian secara tunai. Dengan melakukan pencatatan menggunakan format ini pada setiap pembelian, kita dapat mencatat setiap pembelian secara lengkap. Kita juga dapat melihat perubahan harga satuan barang sehingga baik untuk perencanaan pembelian selanjutnya. Selanjutnya jumlah total pembelian tunai pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku kas kolom pengeluaran. Format Buku Pembelian Kredit Tanggal
No. Faktur
Nama Toko dan Barang
Jumlah Barang
Harga Beli Satuan
Jumlah
Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi pembelian secara kredit. Hampir sama dengan format diatas, transaksi pembelian juga dapat dicatat secara lengkap. Bedanya jumlah total pembelian kredit pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku utang kolom kredit.
16
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
Format Buku Penjualan Tunai Nama Toko
Tanggal
Jumlah Barang
Harga Jual Satuan
Jumlah
Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi penjualan secara tunai. Dengan format seperti ini, kita dapat melihat posisi penjualan produk kita. Jumlah total penjualan tunai pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku kas kolom pendapatan. Format Buku Penjualan Kredit Tanggal
Nama Toko
Jumlah Barang
Harga Jual Satuan
Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi penjualan secara kredit atau yang menimbulkan piutang. Jumlah total penjualan kredit pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku piutang kolom debet. Format Buku Piutang Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Jumlah
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain, rekapitulasi penjualan kredit harian, dan pembayaran piutang oleh pihak lain (penjualan kredit dan pengembalian pinjaman). Pada kolom keterangan kita mencatat dari siapa perusahaan menerima pembayar piutang. Piutang bertambah dicatat pada kolom debet dan piutang berkurang dicatat di kolom kredit. Format Buku Utang Tanggal
Keterangan
Jumlah
Debet
Kredit
Saldo
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi perusahaan meminjaman uang dari pihak lain, rekapitulasi pembelian kredit harian, dan pembayaran utang oleh perusahaan (pembelian kredit dan pengembalian pinjaman). Pada kolom keterangan kita mencatat kepada siapa perusahaan membayar utang. Utang bertambah dicatat pada kolom kredit dan utang berkurang dicatat di kolom debet.Karena dalam proses pencatatan akuntansi setiap transaksi akan mempengaruhi pencatatan pada buku yang lainnya, maka jika kita cermati kita akan melihat sebuah keterkaitan antara buku yang satu dengan buku yang lain jika terjadi sebuah transaksi usaha. Dengan berbekal pada catatan yang tertera pada tiap-tiap buku di atas perusahaan sudah dapat membuat sebuah laporan keuangan secara sederhana namun dapat diterima oleh pihak perbankan dalam proses pengajuan kredit usaha. Laporan Keuangan Bagi Usaha Kecil dan Menengah Setelah melakukan pencatatan setiap transaksi selama satu periode tertentu, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan dengan berdasarkan pada buku-buku pencatat transaksi usaha. Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan mengenai informasi kinerja keuangan selama periode tertentu. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern dan pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern, laporan keuangan berguna untuk menilai kinerja keuangan perusahaan selama satu periode pencatatan yang kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Sedangkan bagi pihak ekstern, laporan keuangan digunakan salah satunya sebagai dasar pemberian kredit pinjaman modal untuk perusahaan. Laporan keuangan dapat
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
dibuat secara mingguan, bulanan, triwulanan atau tahunan. Perusahaan yang baik, minimal akan membuat laporan keuangan minimal secara bulanan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Komponen laporan keuangan meliputi Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba/ Rugi (Income Statement), Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes of Equity), Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statement). Namun bagi usaha kecil dan menengah, laporan keuangan yang perlu disusun hanyalah tiga komponen saja, yaitu Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba/ Rugi (Income Statement), dan Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow). Dengan menyusun laporan keuangan dan memahami isi dari laporan keuangan, diharapkan akan dapat membantu pengusaha dalam membuat keputusan dalam mengembangkan usaha, baik keputusan investasi maupun keputusan untuk mengajukan kredit usaha. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca merupakan suatu daftar dari aktivaaktiva, utang-utang dan modal dari suatu
17
kesatuan usaha pada suatu tanggal / periode tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, dan neraca ini Bering disebut "balance sheet". Pada umumnya neraca terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Aktiva Aktiva adalah harta atau kekayaan (tangible dan intangible assets) yang dimiliki oleh perusahaan dan termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Aktiva ini dapat dibagi menjadi : a. Aktiva lancar (current assets), adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditunaikan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode satu tahun. b. Aktiva tetap (fixed assets), adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit) yang digunakan dalam operasi yang bersifat permanen dan tidak habis dalam satu kali perputaran kegiatan perusahaan atau satu tahun. c. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets), adalah kekayaan perusahaan yang secara phisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. d. Aktiva lain-lain, adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. 2. Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana hu-
18
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
tang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar/ hutang jangka pendek (current liability/short term debt) dan hutang jangka panjang (long term debt). a. Hutang lancar, adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya dalam jangka satu tahun (satu tahun sejak tanggal neraca). b. Hutang jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya melebihi dari satu tahun. 3. Modal Merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal.
biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum 3. Bagian ketiga menunjukkan basil yang diperoleh diluar operasional pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan 4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi.
Bentuk Neraca Bentuk atau susunan dari neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaanperusahaan tergantung pada tujuan-tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang umum digunakan adalah : 1. Bentuk Skontro (account form), dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri / debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit. 2. Bentuk Vertikal (report form), dimana semua aktiva, hutang dan modal berderet dari atas kebawah seperti urutan struktural. 3. Bentuk neraca yang disesuaikan, bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas, misal besarnya modal kerja neto atau jumlah modal perusahaan. Laporan Rugi Laba Adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya-biaya, rugi atau laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Pada umumnya dalam laporan rugi laba terdapat bagian yaitu : 1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan, harga pokok, dan laba kotor) 2. Bagian kedua menunjukkan biaya-
2.
Bentuk dari laporan rugi laba adalah sebagai berikut : 1.
Single Step, model laporan rugi se perti ini terdari dari tiga bagian yaitu ; bagian pendapatan atau penghasilan, bagian biaya-biaya, dan bagian pendapatan bersih/keuntungan Multiple Step, model laporan rugi laba seperti ini dilakukan pengelompokkan yang lebih terperinci sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
Laporan Laba yang Ditahan / Perubahan Modal Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan-laporan rugi laba atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan atau dalam laporan perubahan modal tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
Bentuk Neraca Account Form
19
20
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
Bentuk Neraca Disesuaikan Aktiva lancar Hutang jangka pendek Modal kerja netto Investasi Aktiva tetap tangible Aktiva tetap intangible Aktiva lain-lain Hutang jangka panjang Modal
00000 0000000000
00000 00000 00000 00000+ 00000 0000000000
Laporan Laba/ Rugi (Income Statement) Laporan Laba/ Rugi adalah adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu.Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk mengetahui hasil kinerja operasi perusahaan, untung atau rugi.Yang disusun dalam laporan laba/ rugi adalah penjualan bersih dan biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Perusahaan dikatakan untung apabila total pendapatan lebih besar dari total biaya dan dikatakan rugi apabila total pendapatan lebih kecil dari total biaya.“Kegunaan laporan laba/ rugi adalah untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan, dan membantu menilai resiko ketidakpastian arus kas.” Berikut adalah contoh Laporan Laba/ Rugi secara sederhana:
00000
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
21
perusahaan industri yang melakukan proses atau pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi bentuk laporan keuangan sedikit berbeda yaitu ; neraca, rugi/laba, harga pokok produksi, dan perubahan laba yang ditahan. Laporan harga pokok produksi
Bentuk laporan keuangan pada perusahaan / industri pengolahan. Secara umum bentuk laporan keuangan pada semua perusahaan hampir sama yaitu terdiri dari ; neraca, rugi laba, perubahan modal dan ini berlaku pada perusahaan dagang dan jasa, namun pada
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow) Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan perjalanan kas selama periode tertentu. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode.
22
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
Donald E. Kieso, Jerry JW., dan Terry DW., dalam bukunya “Akuntansi Intermediate Edisi Kesepuluh, terj. Emil Salim, mengklasifikasikan Laporan Arus Kas kedalam tiga aktivitas, yaitu: 1. Aktivitas Operasi (Operating Activities), Meliputi pengaruh kas dari transaksioperasaional untuk menentukan laba bersih. 2. Aktivitas Investasi (Investing Activities), Meliputi pemberian dan penagihan pinjamanserta investasi. 3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities), Meliputi kewajiban dan ekuitas pemilik. Berikut format laporan arus kas secara sederhana:
analisis keuangan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kawajiban pada pihak lain dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Dengan rasio ini, sangat dimungkinkan UKM untuk dapat menilai kinerja usahanya sendiri. Rasio keuangan yang dimaksud adalah: 1) Rasio Likuiditas, digunakan untuk mengetahui kemampuan UKM dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek pada suatu saat. 2) Rasio Aktivitas, digunakan untuk mengukur sejauh mana efektifitas manajemen dalam mengelola sumbersumber dana dalam periode tertentu. 3) Rasio Leverage, digunakan untuk mengukur seberapa jauh suatu aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 4) Rasio Profitabilitas, digunakan untuk mengukur produktifitas atau efisiensi penggunaan aktiva perusahan dan hasil-hasil yang dicapai manajemen. SIMPULAN
Laporan Keuangan Sebagai Alat Analisis Kinerja Perusahaan Setelah laporan keuangan selesai disusun, laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk mengukur, menilai, dan mengevalusai kondisi dan potensi perusahaan yang dalam hal ini adalah usaha kecil dan menengah. Untuk melihat kondisi kinerja keuangan perusahaan digunakan rasio laporan keuangan. Penghitungan
Dalam pelaksanaan bisnis dengan skala manapun, laporan sangat penting sebagai alat bantu bagi pemilik usaha dalam pengambilan keputusan terutama untuk memperoleh gambaran kondisi kinerja keuangan perusahaan, untung atau rugi. Melalui catatan yang baik dan terus menerus akan sangat membantu mengingatkan pengusaha mengenai transaksi apa saja yang telah dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Pemilik usaha bisa saja lupa, tapi laporan akan selalu mengingatkan setiap terjadi transaksi. Melalui penataan laporan keuangan yang baik, diharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah tidak akan mengalami kesulitan lagi ketika akan megajukan kredit kepada pihak kreditur. Untuk itu, penyusunan laporan keuangan perlu dilakukan secara berkesinambungan. Tentunya dengan format pencatatan yang sederhana seperti yang telah dijelaskan dalam tulisan ini. Sehingga dapat ditumbuhkan kebiasaan untuk menyusun
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Laporan Keuangan (Herispon)
laporan keuangan pada usaha kecil dan menengah. DAFTAR RUJUKAN Herispon, 2008, Keuangan, Pekanbaru.
Analisis Laporan STIE-AKBAR,
http://zulidamel.wordpress.com/2007/11/28 /bentuk-laporan-keuangan/ Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Per 2002. Jakarta : IAI. Jati, Hironnymus, Bala, Beatus, dan Otnil Nisnoni. 2004, “Menumbuhkan Kebiasaan Usaha Kecil Menyusun Laporan Keuangan.” Jurnal Bisnis dan Usahawan, II No. 8 : 210 – 218. Kellen, Pius Bumi. 2004, ”Peranan Akuntansi Untuk Pengembangan Bisnis Kecil.” Jurnal Bisnis dan Usahawan, II No.7 : 181 – 184. Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Terry DW., 2002, “Akuntansi Intermediate Edisi Kesepuluh, terj. Emil Salim. Jakarta: Penerbit Erlangga. Purnomo Setyawan, Negeri Jakarta.
2008,
Universitas
Wijono, Wiloejo W. 2005, “Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem Keuangan Nasional: Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai Kemiskinan.” Kajian Ekonomi dan Keuangan, Edisi Khusus : 86 – 100
23