Upaya Apoteker Apoteker dalam Pencegahan Kesalahan Obat A. Aspe Aspek k Mana Manaje jemen men Aspek manajemen dalam upaya upa ya menanggulangi medication error , meliputi :
1. Pemi Pemili liha han n Perbek Perbekal alan an Farma Farmasi si Jumlah item obat dan penggunaan sesuai formularium. 2. Pengadaan Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. . !elalu !elalukan kan trainin training g terhad terhadap ap karya karya"an "an #raining merupakan metode yang diper$aya dapat mengurangi medication error %. Penggu Penggunaa naan n tekn teknolo ologi gi inform informasi asi &istem komputer dapat mengurangi kesalahan ba$a penulisan resep dan kebingungan memba$a singkatan. 'erdasarkan penelitian, sistem komputerisasi dapat menurunkan kesalahan dari 1%2 per 1((( menjadi 2),) per 1(((. &elain itu,juga dapat digunakan bar$ode *. +abe +abell llin ing g bat bat Pelabe Pelabelan lan dapat dapat men$eg men$egah ah medication medication error error terutam terutamaa untuk untuk obat-ob obat-obatan atan,, misal misal : dopamine dan dobutamine dilabel menjadi Pamine dan 'U#amine 'U#amine ). Admi Admin nistr istras asii Admi Admini nistr strasi asi diba dibagi gi menj menjad adii dua, dua, yait yaitu u admi admini nistr strasi asi umum umum dan dan admi admini nist stras rasii pelayanan. Administrasi umum, meliputi pen$atatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai ketentuan yang berlaku. Administrasi pelayanan, melputi pengarsipan resep, pengarsipan $atatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan penggunaan obat B. Aspe Aspek k Klin Klinik ik a. Sk Skri rini ning ng Rese Resep p /denti /dentifik fikasi asi pasien pasien minima minimall dengan dengan dua identi identitas, tas, misal misal nama nama dan nomor nomor rekam rekam
medi$. /nterpretasi resep jika tidak jelas dikomunikasikan dengan dokter sebagai penulis resep. /nformasi pasien harus didapatkan didapatkan sebagai petunjuk petunjuk pengambilan pengambilan keputusan, keputusan, data demografi, data klinis, hasil pemeriksaan pasien.
b. Disp Dispeensing ing Pera$ikan merupakan kegiatan menyiapkan menimbang, men$ampur, mengemas, dan
memberikan memberikan etiket pada "adah. alam melaksanakan melaksanakan pera$ikan pera$ikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar. 0tiket harus jelas dan dapat diba$a. bat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang $o$ok sehingga terjaga kualitasnya. Prosedur umum penyiapan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan:
-
!enyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan
-
resep. !enghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum. !engambil obat dengan menggunakan sarung tanganalatspatulasendok. !enutup kembali "adah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat
-
semula. !era$ik obat timbang, $ampur, kemas3. !engen$erkan sirup kering sesuai dengan takaran dan menggunakan air yang layak
-
untuk diminum. !enyiapkan etiket. !enuliskan nama dan $ara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan pada resep
c. Penyerahan Pemberian !n"ormasi Obat dan Konseling Penyerahan bat &ebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap
kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. Prosedur umum penyerahan farmasi dan perbekalan kesehatan: - !elakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan - !emanggil nama dan nomor tunggu pasien - !emeriksa ulang identitas dan alamat pasien - !enyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat - !embuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apotker - !enyiapkan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
Pemberian /nformasi bat Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. /nformasi obat pada pasien sekurangkurangnya meliputi: $ara pemakaian obat, $ara penyimpanan obat, jangka "aktu pengobatan, akti4itas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Prosedur tetap pelayanan informasi obat: -
!emberikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep atau kartu pengobatan pasien medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis.
-
!elakukan penelusuran literatur bila diperlukan bila diperlukan se$ara sistematis untuk memberikan informasi.
-
!enja"ab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis, dan bijaksana baik se$ara lisan maupun tertulis.
-
!endisplai brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan untuk informasi pasien.
-
!endokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat.
5onseling 5onseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan meme$ahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan. Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penanggulangan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardio4askular, diabetes, #'6, asma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling se$ara berkelanjutan.
d. Pengg#naan Obat &ejumlah pasien dapat mengalami $edera atau insiden pada saat memperoleh layanan
kesehatan, khususnya terkait penggunaan obat yang dikenal dengan medication error . i rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, kejadian tersebut dapat di$egah atau diturunkan tingkat insidennya apabila melibatkan pelayanan farmasi klinik dari apoteker yang sudah terlatih, mengingat keberadaannya terbukti memiliki kontribusi yang $ukup besar. 5egiatan farmasi klinik sangat diperlukan terutama pada pasien yang menerima pengobatan dengan risiko tinggi. &alah satu fokus dan upaya dalam pen$egahan medication error adalah perhatian terhadap "aktu pemberian obat kepada pasien. &elain itu, terdapat pedoman yang berisi hal-hal lain, dimana perlu dilaksanakan apoteker dan pera"at selama penyiapan dan pemberian obat kepada pasien sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien serta orang yang menyiapkan dan memberikan obat tersebut kepada pasien. Pedoman tersebut adalah : $. #epat pasien 7ama pasien harus lengkap pada order dokter, gelang identitas pasien, kartu pengobatan, dan identitas pada tempat tidur pasien yang meliputi nama minimal terdiri dari dua kata, tanggal lahir, dan nomor dari rekam medik pasien. &ebelum menyiapkan obat, pera"at menge$ek order dokter, kartu pengobatan, dan etiket pada kemasan obat. &ebelum pemberian obat, kartu pengobatan pasien disesuaikan dengan gelang identitas pasien dan identitas pada tempat tidur pasien. %. #epat bat
rder dokter menyatakan nama obat dengan jelas dan sebaiknya dalam nama generik resmi. rder atau resep obat yang diterima /F8& adalah order asli, bukan yang disalin kembali oleh pera"at. Dispensing obat dilakukan menurut teknik dispensing obat yang baik. 9asil dispensing obat diserahkan kepada pera"at melalui sistem distribusi obat yang telah ditetapkan. Pera"at menyiapkan obat pasien sesuai "aktu yang ditetapkan dalam order obat. &etelah melaksanakan tahapan pada butir #epat Pasien;, pera"at menyesuaikan nama obat pada etiket "adah dengan nama obat yang tertera pada tembusan dokter. . #epat dosis osis obat dinyatakan dalam order atau resep obat pasien. Agar dapat tepat dosis, para apoteker harus menghitung dosisnya dengan benar dan tepat, apabila terdapat penyimpangan, diharapkan dapat dikonsultasikan kembali dengan dokter. Untuk men$egah kesalahan pemberian obat kepada pasien, sebaiknya diterapkan sistem distribusi unit dosis obat, yaitu dosis yang telah disiapkan oleh /F8& untuk siap pakai dan selanjutnya diberikan kepada pasien baik se$ara langsung oleh apoteker ataupun oleh pera"at. bat oral, apabila belum mungkin dibuat unit dosis, apoteker "ajib menyediakan sendok dengan ukuran yang tepat, misalnya sendok makan 1* m+ dan sendok teh * m+. &elain itu diharapkan pera"at dapat menakar obat dengan benar dan menga"asi pasien se"aktu memakannya. bat berupa suspensi dan emulsi harus selalu diberi label ko$ok dahulu; dan diko$ok dahulu sebelum ditakar dan diberikan kepada pasien. Untuk obat yang harus direkonstitusi terlebih dahulu, sebaiknya dilakukan di /F8& agar lebih akurat dan untuk meringankan tugas pera"at. Perhatian khusus terhadap pasien yang masih anak-anak, usia lanjut, dan gagal ginjal yang memang harus diperhatikan dosisnya jangan sampai terlalu berlebihan atau malah kurang sehingga tidak memberikan efek. %. #epat rute pemberian Pada resep dokter, harus diberikan rute pemberiannya yang digunakan oleh suatu obat. 8ute pemberian harus disesuaikan dengan obatnya dan dosisnya, jangan sampai
menyimpang atau terjadinya
kesalahan. Apabila kondisi
pasien
memerlukan pemberian rute lain dari rute pemberian yang tertulis, harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter dan dokter akan memberikan order baru untuk rute pemberian yang lain. 'erbagai faktor dapat mempengaruhi pilihan
rute, seperti kondisi pasien, ke$epatan absorpsi yang diperlukan untuk pengobatan, sifat kerja yang diinginkan, dan efek samping obat tersebut. *. #epat "aktu dan hari okter biasanya menyatakan hari dan "aktu penggunaan obat dalam order atau resepnya se$ara jelas, kemudian apoteker harus dengan jelas men$antumkan informasi pada etiket obat mengenai "aktu dan hari pemakaian obat sehingga pera"at yang memberikan perlu men$o$okkan hari dan "aktunya dengan etiket dan yang tertulis dalam order, resep, atau kartu pengobatan pasien. emi mendapatkan tepat "aktu dan hari, jika pada resep tidak diberikan penjelasan tersebut apoteker atau pera"at dapat memastikannya dengan dokter yang bersangkutan atau disesuaikan dengan "aktu pemberian yang telah ditetapkan dalam kebijakan rumah sakit. ). #epat teknik #eknik pembuatan obat tersebut haruslah sesuai dan tepat serta terhindar dari kontaminasi ataupun inkompatibilitas, terutama untuk obat-obat intra4ena karena akan berhubungan langsung dengan sirkulasi sistemik. Pen$ampuran obat intra4ena harus dilakukan oleh /F8& dalam suatu ruangan khusus. Pera"at harus memba$a etiket se$ara teliti tentang komposisi $ampuran tersebut dan menge$ek kartu pengobatan se"aktu mengambil obat yang telah tersedia. Apoteker diharapkan memberikan informasi kepada pera"at mengenai $ampuran yang terdapat di dalam obat intra4ena tersebut. <. #epat informasi Pemberian obat harus disertai dengan informasi yang tepat terhadap pasien ra"at inap mengenai obat, hasil yang diharapkan, $ara penggunaan, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan pada saat penggunaan obat. =. #epat pendekatan Pada tepat pendekatan, $ara berkomunikasi dengan pasien dilakukan dengan $ara yang baik sehingga dapat mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari pasien. Pengetahuan mengenai umur, diagnosis, dan pola perilaku pasien diperlukan untuk memilih pendekatan yang tepat bagi pasien dalam hal pemberian obat, terutama untuk pasien anak-anak ataupun orang yang sudah lanjut usia. >. #epat pemantauan Pemantauan atau monitoring terhadap pasien dilakukan setelah diberikan obat atause"aktu-"aktu jika diperlukan. 9al-hal yang perlu diperhatikan adalah efek
samping, toksisitas, alergi, dan hal-hal lainnya. Jika terjadi efek samping yang parah, diharapkan segera menghubungi dokter yang bersangkutan. engan adanya pedoman seperti yang telah disebutkan, diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan kesalamatan pasien dari medication error . e. Monitoring dan &'al#asi &elain melakukan langkah-langkah pen$egahan di atas, apoteker juga perlu
melakukan monitoring se$ara berkesinambungan terhadap terapi yang telah diberikan. !onitoring dilakukan dengan $ara melakukan penga"asan dalam pemberian obat dan memantau terapi obat se$ara menyeluruh. 9al-hal yang perlu diperhatikan, seperti die4aluasi bagaimana efek terapi dari obat, me"aspadai efek samping obat, dan memastikan kepatuhan pasien. 9asil dari monitoring yang dilakukan harus diidentifikasi, didokumentasikan, dan dipelajari sehingga kemudian akan ditindaklanjuti agar kesalahan penggunaan obat dapat diminimalkan.
Penangg#langan terhadap Medication Error
5esalahan pengobatan dapat terjadi pada setiap "aktu pengobatan yang diterima oleh pasien. 5esalahan tersebut dapat berupa resiko minimal sampai ke resiko yang dapat mengan$am kehidupan pasien. +aporan dari kesalahan obat dan tindak lanjutnya harus segera die4aluasi dan dimasukkan ke dalam program perbaikan selanjutnya. Jika hal itu terjadi, apoteker harus memiliki tanggung ja"ab dengan memiliki langkah-langkah penanggulangan dari hal tersebut dan mengembangkannya, serta mengimplementasikan ren$ana dan pen$egahan dari kesalahan obat setelah pendeteksian dan e4aluasi. Jika terjadi kesalahan obat, beberapa langkah penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain: 1. !enge4aluasi obat yang digunakan pada pengobatan pasien dengan pihak yang terlibat dalam pengobatan 2. #erapi perbaikan dan terapi pendukung akibat dari kesalahan obat yang harus segera diberikan pada pasien . !embuat proses identifikasi dan alur terjadinya kesalahan obat serta menentukan penggolongan dari kesalahan obat yang terjadi. Penggolongan sederhana dari kesalahan obat adalah: 13 &e$ara klinik signifikan men$akup kemungkinan besar menimbulkan kematian atau parah, kemungkinan serius, dan kemungkinan kesalahan yang signifikan3 atau 23 !inor
%. 5esalahan tersebut harus segera didokumentasikan dan dilaporkan setelah ditemukan, sesuai
prosedurdokumentasi.
Untuk
kesalahan
yang
signifikan
se$ara
klinik,
pemberitahuan se$ara lisan segera disampaikan pada dokter, pera"at, dan kepala /F8&. &uatu laporan kesalahan obat tertulis harus segera menyusul. Form laporan dibuat sederhana dan lengkap. *. Untuk kesalahan yang signifikan se$ara klinik, harus dilakukan pengumpulan fakta dan in4estigasi harus segera dimulai. Fakta harus ditetapkan dan didokumentasikan, termasuk apa yang terjadi dan siapa yang terlibat. 'ukti produk yang tepat harus di$ari dan disimpan. ). 9arus dilakukan in4estigasi yang dilakukan oleh penga"as dan anggota staf yang terlibat dalam kesalahan bagaimana itu terjadi dan pen$egahannya. <. +aporan kesalahan yang signifikan se$ara klinik dan kegiatan perbaikan yang terkait harus dikaji oleh penga"as, kepala bagian &!F yang terlibat, pengurus rumah sakit yang sesuai, komite keselamatan rumah sakit, dan penasehat hukum. =. Apabila diperlukan, penga"as dan anggota staf yang terlibat dalam kesalahan harus membi$arakan tentang bagaimana kesalahan terjadi dan bagaimana upaya pen$egahannya 5esalahan pengobatan pada umumnya berasal dari permasalahan sistem daripada hasil kerja staf ataupun faktor lingkungan. leh karena itu, laporan kesalahan tidak dimaksudkan untuk menghukum tetapi untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang. >. /nformasi yang diperoleh dari laporan kesalahan obat dan sarana lain yang menunjukkan kegagalan berkelanjutan dari profesionalitas suatu indi4idu dapat di$egah dengan memberlakukan suatu manajemen yang efektif dan alat edukasi dalam pengembangan staf. 1(. 5ajian terhadap laporan kesalahan harus dilakukan se$ara berkala oleh penga"as, pemimpin bagian atau departemen dari berbagai komite yang sesuai, kemudian dilakukan analisa mengenai penyebab kesalahan serta men$ari solusi mengenai tindakan yang harus dilakukan agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali. 11. 5esalahan pengobatan harus dilaporkan kepada program pemantauan rumah sakit agar pengalaman dari apoteker, pera"at, dokter dan pasien dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan keamanan pasien, pengembangan pelayanan edukasi yang bernilai, serta pen$egahan kesalahan yang akan datang.
Program peningkatan mutu se$ara berkala diperlukan untuk pemantauan kesalahan pengobatan. 5esulitan dalam mendeteksi kesalahan pada umumnya dikarenakan masalah tersebut sudah terlampau lama, sehingga akan sulit untuk diketahui dan diselidiki. leh
karena
itu,
sebaiknya
kesalahan
tersebut
harus
diin4estigasi,
diidentifikasi,
dan
didokumentasikan sebaik dan se$epat mungkin agar dapat dikembangkan sistem yang dapat meminimalkan terjadinya kembali kesalahan pengobatan. alam penanggulangan kesalahan pengobatan, apoteker diharapkan tidak lari dari tanggung ja"abnya. &elain itu, komunikasi yang baik adalah kun$i dalam proses pengumpulan informasi dalam penanggulangan kesalahan obat yang terjadi. 5omunikasi tersebut tidak hanya dilakukan antara tenaga kesehatan yang terlibat dalam terapi tetapi juga perlu dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien.
Da"tar P#staka
irektorat Jenderal Pelayanan 5efarmasian dan Alat 5esehatan epartemen 5esehatan 8/. 2(()3. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek . epkes 8/: Jakarta.