Abstrak
Kesehatan hal terpenting dalam hidup. Menjaga kesehatan itulah yang harus kita lakukan saat ini guna mencegah berbagai penyakit. Adapun yang disebut Paradigma sehat yaitu model pembangunan kesehatan yang yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan perlindungan penduduk sehat dan bukan bukan hanya penyembuhan. Dimana terdapat Puskesmas Puskesmas dan Posyandu, tempat kita bisa mendapat berbagai pengalaman dan penjelasan dari kegiatan-kegiatannya. Maka dari itu dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Sebab ini semua dari oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Kata Kunci
Paradigma sehat, Puskesmas, Posyandu. Abstract
abstract Health is a very important thing in life. Maintaining Maintai ning health is what we must do now to prevent various diseases. As for called the paradigm of health is health-oriented development model to build, maintain and protect the healthy population and not just healing. Where there are health centers and integrated, where we can get a variety of experiences and explanations of its activities. Therefore, it needs the active participation of the community. This causes all by and for the community itself.
Keyword
The paradigm of health, Puskesmas, Posyadu. Pendahuluan
Perkembangan kesehatan selalu berubah dari masa ke masa. Di masa sekarang ini, masalah kesehatan menjadi hal yang sangat mudah ditemukan dimana saja. Contoh konkrit adalah penumpukan sampah di selokan bahkan bahkan dijalanan akibat ulah kehidupan dan pola pola hidup yang tidak sehat dari masyarakat. Pada akhirnya, penyakitpun timbul dan mulai menyerang masyarakat. Maka, salah satu caran ya adalah berobat dan mengikuti berbagai penyuluhan di Puskesmas dan Posyandu, guna mendapat pengetahuan tentang hidup sehat. Melalui makalah ini, saya akan menjelaskan tentang paradigma sehat, Puskesmas, Posyandu dan berbagai pendukung kesehatan lainnya. lainnya. 1
Visi Indonesia Sehat
Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu Indonesia Sehat 2010. Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.1 Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai,perumahan dan pemukiman sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, dan kehidupan masyarakat saling tolong menolong.Adapun Perilaku sehat yaitu perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.1
Paradigma Sehat
Cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif, antisipatif, melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi banyak faktor secara dinamis dan bersifat lintas-sektor dalam satu wilayah. Paradigma sehat adalah model pembangunan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan. 2 Paradigma sehat berdasarkan Departemen Kesehatan R I lebih menekankan pada upaya proaktif dan berorientasi pada upaya kesehatan pencegahan (preventif) dan promotif.3 Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 (paradigma sehat) adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui t erciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, upaya kesehatan dilaksanakan secara merata, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehubungan dengan itu puskesmas sebagai unit pal ayanan kesehatan terdepan dengan mutu yang lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat (Depkes RI, 2002). 4 Puskesmas 2
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah unit pelaksana teknisi dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja (Depkes RI,2004), dengan kata lain, puskesmas memiliki tanggung jawab dan wewenang atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya, yaitu satu kecamatan atau sebagian kecamatan. Wilayah kerja Puskesmas diatur oleh walikota atau bupati melalui kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Sasaran penduduk dalam satu puskesmas kira-kira 30.000 penduduk. Bila mengalami kelebihan penduduk dapat dirujuk ke Puskesmas pembina. Di Puskesmas juga terdapat pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).3 Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP = private goods) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM = public goods).5 Upaya kesehatan di Puskesmas dibagi dalam dua kategori yakni : Pertama, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer yakni puskesmas sebagai pemberi l ayanan promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan Kedua, Puskesmas sebagai pusat pela yanan kesehatan perseorangan primer dimana peran Puskesmas dimaknai sebagai gate keeper atau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan standard pelayanan medik.6 Tujuan Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nas ional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat. 7 1. Terdapat upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya kesehatan Wajib, merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia, yang termasuk dalam upaya kesehatan adalah : Promosi Kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak , Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Mas yarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan.
3
2. Upaya Kesehatan Pengembangan, merupakan upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Selain itu posyandu juga adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267).
8
Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk : Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera, Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan – kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi, Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi untuk swakelola usaha – usaha kesehatan masyarakat.9 Dalam posyandu terdapat pengurus yaitu ibu-ibu kader. Kader itu sendiri disebut juga promotor kesehatan desa (prokes), yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat. Menurut, K. Santoso (1979), kader melaksanakan berbagai kegiatan sederhana seperti: pengobatan ringan, pemberian obat cacing, obat sederhana dan obat diare, penimbangan dan penyuluhan, pemberantasan penyakit menular, pemberian alat kontrasepsi KB, penyuluhan NKKBS, penyuluhan kesehatan lingkungan, penyelenggaraan dana sehat, poskesdes dan lain-lain. Dengan adanya kader, dapat membantu tenaga kesehatan dan menjadi wujud pembangunan dalam bidang kesehatan. Kader dapat memberi dan membantu pelayanan serta melakukan rujukan kepada masyarakat. 10 Posyandu merupakan perpaduan kegiatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan, berupa lima kegiatan : kegiatan pelaksanaan gerakan keluarga berencana, kegiatan evaluasi 4
kesehatan ibu dan anak, penanggulangan diare, upaya peningkatan gizi keluarga-ibu hamil, imunisasi balita dan anak.11 Kemudian berkembang menjadi Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi: keluarga berencana, kesehatan ibu anak, penanggulangan diare, peningkatan gizi, imunisasi, sanitasi dasar, penyediaan obat esensial. Sasaran dari posyandu itu sendiri yaitu bayi, balita, anak, ibu hamil dan menyusui, serta pasangan usia subur (PUS). 12 Sistem “ Pola Lima Meja “ Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduan KBKesehatan dengan sistem lima meja 13: Meja I
: Pendaftaran.
Meja II
: Penimbangan bayi dan anak balita.
Meja III
: Pengisian KMS.
Meja IV
: Penyuluhan perorangan
Meja V
: Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.
Imunisasi
Imunisasi merupakan prosedur pencegahan penyakit menular yang diberikan kepada anak sejak masih bayi hingga remaja. Melalui program imunisasi , tubuh diperkenalkan dengan bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun guna membentuk antibodi. Antibodi tersebut untuk meli ndungi tubuh dari serangan mikroorganisme di masa yang akan datang. Inilah yang disebut dengan kekebalan aktif. Bayi yang baru lahir mendapat antibodi dari ibunya sejak dalam kandungan. Tapi, kekebalan tersebut hanya bertahan beberapa waktu. Bayi akan rentan kembali t erhadap penyakit dan perlu mulai memproduksi antibodinya sendiri. Oleh sebab itu imunisasi penting untuk menjaga kekebalan.14 Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO, keluarga berencana adalah usaha menolong induvidu atau pasangan antara lain untuk mencegah terjadinya kelahiran yang tidak dikehendaki, mengatur interval waktu kehamilan, mengontrol waktu kelahiran berhubung dengan usia orang tua, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. KB dapat berpadu dengan kesehatan guna mengurangi angka 5
kematian bayi dan balita serta angka kelahiran, dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). 15 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu kegiatan penting dalam posyandu. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah, memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral, pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya, serta penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
16
Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai s osial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
17
Promosi kesehatan bukan hanya mengubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan kebijakan kesehatan. Sasaran promosi kesehatan diarahkan kepada individu/keluarga, masyarakat, pemerintahan/lintas sektor/politisi/swasta, dan petugas atau pelaksana tugas. Menurut Weiss(1991), program promosi dikembangkan dalam tiga daerah utama, yaitu sekolah, tempat kerja, dan kelompok masyarakat. Agar lebih spesifik, sasaran dibagi menjadi tiga, yaitu sasaran primer (sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut), sasaran sekunder (individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran ini diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer), dan sasaran tersier(para pengambil kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh, diberbagai tingkatan seperti pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan).
18
Menurut Ewles dan Simnett (1994), terdapat 7 area kegiatan promosi kesehatan, antara lain program pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan preventif, kegiatan berbasis masyarakat, pengembangan organisasi, kebijakan publik yang sehat, tindakan kesehatan berwawasan lingkungan, kegiatan ekonomi, dan bersifat peraturan. 6
18
Konsep Sehat/Sakit
Konsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi. Dimana sehat memiliki arti yaitu kondisi yang normal dan alami. Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan dan menurut UU Kesehatan RI. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan sakit adalah keadaan tidak normal/sehat. Secara s ederhana sakit atau dapat pula disebut penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal. Menurut Parson, sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
19
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
20
Manfaat PHBS
adalah setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, anggota keluarga giat bekerja pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.21 Faktor Intrinsik pada Penyakit erat hubungan dengan Segitiga Epidemiologi yang dikemukakan oleh Gordon dan La Richt (1950) dalam Timreck (2004), yang menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada organisme dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu host (makhluk hidup), agent (infektivitas, patogenesitas dan virulensi) dan environment (lingkungan). Gordon dan La Richt mengemukakan bahwa : pen yakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan host (organisme hidup), keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host (baik individu maupun kelompok) dan karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami pada lingkungan (lingkungan sosial, fisik, ekonomi dan biologis. 22 Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidak nyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter. 23
7
4 tahap pencegahan penyakit
24
:
Pencegahan Premodial Pencegahan ini sering terlambat dilakukan terutama di negara-negara berkembang karena sering harus ada keputusan secara nasional. Pencegahan Primer Bertujuan mengurangi incidence dengan mengontrol penyebab dan faktor-faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik disposable pada pencegahan infeksi HIV, imunisasi dll. Biasanya merupakan strategi populasi sehingga secara individual gunanya sangat sedikit, seperti: penggunaan Seat-belt, program berhenti merokok dll. Pencegahan Sekunder Tujuannya untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang lebih serius lewat diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara timbulnya penyakit dan waktu didiagnosis & usaha prevalensi. Dilaksanakan pada penyakit dengan periode awal mudah diindentifikasi dan diobati sehingga perkembangan kearah buruk dapat di hentikan, perlu metode yang aman & tepat untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal : Screening pada kanker cervik, pengukuran tekanan darah secara rutin dll Pecegahan Tersier Untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan & rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Misal pada rehabilitasi pasien Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dll 5 Tingkat pencegahan penyakit Health promotion Saat pejamu sehat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan atau memelihara kesehatan : penyuluhan/pendidikan kesehatan, rekreasi sehat, olahraga teratur dan perhatian terhadap perkembangan kepribadian.
8
Specific protection Mencegah pada pejamu (Host) dengan menaikkan daya tahan tubuh : imunisasi, pelindung khusus : Helm, tutup telinga, perbaikan lingkungan dan engurangi penggunaan bahan yang membahayakan kesehatan : pengawet, pewarna dll. Early Diagnosis and prompt threatment Dilakukan bila pejamu sakit, setidak – tidaknya diduga sakit (penyakitnya masih ringan) dan mencegah orang lain tertular. Misal : Case finding, skrining survei penyakit asymtomatis, dmeteksi dini pencemaran dll Disability Limitation (Pembatasan kecacatan / kelemahan ) Dilakukan waktu pejamu sakit / sakit berat de ngan tujuan mencegah cacat lebih lanjut, fisik, sosial maupun mental. Misal : Amputasi pada ganggren karena DM, pada penyakit-penyakit menahun diatasi gang guan mental maupun sosialnya Rehabilitation Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri n ya sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi. Misal : Fisioterapi pada kelumpuhan supaya ti dak timbul kontraktur/atropi, psikoterapi pada gangguan mental, latihan ketrampilan tertentu pada penderita cacat, prothesa post amputasi, penyediaan fasilitas khusus pada penderita kesehatan vegan.24
Sosial Ekonomi
Perkembangan pelayanan kesehatan juga berkaitan dengan sosial ekonomi, yaitu krisis ekonomi yang tidak berkesudahan. Status kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan kuratif yang terasa mahal untuk dibayar masyarakat. Ini menjadi salah satu kendala yang memungkinkan adanya permasalahan kesehatan. Lingkungan
9
25
Lingkungan merupakan bagian penting sebagai perantara penyakit. Lingkungan dan kesehatan sudah sepantasnya menjadi sorotan utama dalam berbagai pengembangan sosial yang dilakukan oleh kalangan masyarakat. Karena terkadang manusia melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap hasil alam tanpa memperdulikan keadaan lingkungan dan kesehatan. Padahal kerusakan bagi lingkungan akan memberikan dampak buruk ters endiri bagi manusia berupa banyaknya masalah kesehatan yang muncul. 26 Hal tersebut disebabkan oleh karena lingkungan sangat besar peranannya bagi kesehatan manusia. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang harus dimiliki manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Mulai dari air yang diminum setiap hari, berbagai produk konsumsi yang dimakan oleh manusia, hingga udara yang dihirup, merupakan satu kesatuan lingkungan yang tidak terpisahkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa l ingkungan dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan erat dan saling berkaitan. (Hubungan erat lingkungan dan kesehatan.
26
Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dapat membaiki berbagai masalah kesehatan. Sebab bukan hanya pemerintah yang melakukannya. Perlu ada keterlibatan masyarakat secara langsung. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu pula bersikap efisien dan efektif dalam pelayanan kesehatan. Segala sesuatu yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan dilakukan dari oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.
27
Penutup Kesimpulan
Puskesmas dan Posyandu merupakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. Keduanya harus bisa bekerjasama dengan baik, untuk menjamin dan melayani masyarakat setempat dalam menyelesaikan masalah kesehatan di lingkungan sekitar. Daftar Pustaka
1. Susanto AA. Visi Indonesia sehat 2010. Diunduh dari : http://id.scribd.com/doc/99003081/Visi-Indonesia-Sehat-2010, 30 November 2014. 2. Purwandari A. Paradigma sehat. Konsep kebidanan sejarah dan profesionalisme. Jakarta: EGC; 2008: h.44.
10
3.
Efendi F, Makhfudli.Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009: h. 251-276.
4. (Saragih R. Gambaran perilaku masyarakat tentang pelayanan puskesmas di Desa Sukarya kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang. Diunduh dari: http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%209%20-%20Rosita%20Saragih1.pdf, 30 November 2014) 5. Sopacua E, Handayani L. Potret pelaksanaan revitalisasi puskesmas. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan. Maret 2008; 11(1): h.27. 6. Tujuan Puskesmas. Diunduh dari: http://puskesmas-kotakulon.edu.tf/?page_id=29, 30 November 2014. 7. Profil Puskesmas Bakunase. Diunduh dari: www.dinkeskotakupang.web.id/uptd/puskesmas-bakunase.html, 30 November 2014.) 8. Pengertian Posyandu Kegiatan Definisi Tujuan Fungsi Manfaat dan Pelaksanaan Posyandu, KMS. Diunduh dari : http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian posyandu-kegiatan-definisi.html, 30 November 2014. 9. Manajemen posyandu. Diunduh dari: http://www.indonesian publichealth.com/2013/03/manajemen-posyandu.html, 30 November 2014. 10. Efendi F, Makhfudli. Peran dan fungsi kader kesehatan. Keperawatan kesehatan komunitas. Teori dan praktik dalma keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009: h. 287289. 11. Manajemen posyandu. Diunduh dari: http://www.indonesian publichealth.com/2013/03/manajemen-posyandu.html, 30 November 2014. 12. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Sistem kesehatan nasional. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007; h.15. 13. Khoiri A. Pengembangan sistem informasi Posyandu guna mendukung surveilans kesehatan ibu dan anak berbasis masyarakat pada Desa siaga. Disertasi.Universitas Diponegoro. Semarang 2008. 14. Pengertian imunisasi. Diunduh dari: http://www.alodokter.com/imunisasi, 30 November 2014. 15. Chandra B. Keluarga berencana dan kesehatan. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas.Jakarta: EGC; 2009: h. 243-248. 16. Posyandu. Diunduh dari: http://posyandu.org/posyandu/622-posyandu.html, 30 November 2014.
11
17. Pemberdayaan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan. Diuduh dari: http://dinkes.slemankab.go.id/pemberdayaan-kesehatan-masyarakat-dan-promosikesehatan, 30 November 2014. 18. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta:EGC; 2009: h. 20-26. 19. Asmadi. Sehat sakit. Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC; 2008 :h.27-28. 20. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Diunduh dari : http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/phbs/, 30 November 2014. 21. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Diunduh dari : http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/phbs/, 30 November 2014 . 22. Determinan penyakit. diunduh dari : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/04/30/determinan-penyakit-551466.html, 30 November 2014. 23. Diunduh dari: http://www.gentongmas.com/berita/904-pengertian-patologi-penyakitmenular-penyakit-tidak-menular-dan-penyakit-kronis-.html, 30 November 2014. 24. Pola makan berbasis nabati. Diunduh dari: http://kesehatanvegan.com/2009/10/02/tahaptahap-pencegahan-penyakit/, 30 November 2014. 25. Endra F. Paradigma sehat. Diunduh dari: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/1012/1125, 30 November 2014. 26. Hubungan erat lingkungan dan kesehatan. Diunduh dari :http://cyberkesehatan.com/hubungan-erat-lingkungan-dan-kesehatan.html/, 30 November 2014. 27. Hidayat AAA. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.Jakarta: Medika Salemba; 2008 :h.4.
12