ASPEK-ASPEK YANG MENDUKUNG PENINGKATAN SIKAP PROFESIONAL SEORANG APOTEKER 1. APOTEKER SEBAGAI TENAGA KESEHATAN: - UNDANG-UNDANG TAHUN 1963 - UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 1992 - UNDANG-UNDANG NO 32 TAHUN 1996 - UNDANG-UNDANG N0.36 TAHUN 2009 - PERATURAN PEMERINTAH NO.51 TAHUN 2009: BAGAIMANA APOTEKER MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN BIDANG YANG TERKAIT DENGAN F ARMASI : - OBAT - OBAT TRADISIONAL - MAKANAN-MINUMAN - ALAT KESEHATAN - KOSMETIKA - REAGENSIA ADA 4 HAL TERKAIT DENGAN PERAN PERAN APOTEKER MASING-MASING MASING-MASING BIDANG TERSEBUT TERSEBUT DI ATAS, YAITU: PRODUKSI - PENGADAAN - PENYALURAN - PELAYANAN y
PERAN APOTEKER SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB PRODUKSI:
APOTEKER MELAKUKAN PRAKTEK BUKAN BEKERJA PERBEDAAN PRINSIP YAITU: - PRAKTEK, BEKERJA MANDIRI BERDASARKAN STANDAR-STANDAR YANG TIDAK BISA DIINTERVENSI OLEH SIAPAPUN TERMASUK ATASAN ATAU PEMILIK MODAL. - BEKERJA , BISA DIINTERVENSI OLEH ATASAN. DI INDUSTRI FARMASI, APOTEKER MENJALANKAN PRAKTEK KEFARMASIAN BUKAN BEKERJA CONTOH :JIKA AKAN MEMPRODUKSI TABLET AMOKSISILIN 500MG, MENURUT STANDAR FARMAKOPE INDONESIA RENTANG 90% - 110%. DEMIKIAN JUGA JIKA BEKERJA DI QUALITY CONTROL ATAU QUALITY ASSURANCE. PERAN APOTEKER DI BIDANG PENGADAAN: PENGADAAN BAIK DI BIDANG PEMERINTAHAN MAUPUN SWASTA. y
MENENTUKAN KEBUTUHAN OBAT: - FARMAKOEPIDEMIOLOGI FARMAKOEPIDEMIOLOGI : BERDASARKAN BERDASARKAN POLA PENYAKIT PENYAKIT - FARMAKOEKONOMI: MENGHITUNG DARI SUDUT HARGA HARGA - LEGALITAS: SESUAI ATURAN YANG ADA.. MISALNYA PENGADAAN MORFIN HARUS OLEH APOTEKER. APOTEKER AKAN MAMPU MENILAI BAGAIMANA KUALITAS BARANG, CARA MENYIMPAN DAN MENDISTRIBUSIKAN UNTUK STABILITAS KUALITAS. MISALNYA: PERHITUNGAN BUFFER STOCK, PENGADAAN GOLONGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN MENYIMPAN VAKSIN. PERAN APOTEKER DI BIDANG DISTRIBUSI: PENANGGUNG JAWAB PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) , SEHINGGA BISA MELAKUKAN RE-PACKING MELAKUKAN RE-PACKING,, MISALNYA : KEBUTUHAN OBAT DI APOTIK HANYA 50 TABLET SEDANGKAN KEMASAN YANG ADA 200 TABLET, MAKA KALAU PENANGGUNG JAWAB SEORANG APOTEKER , BISA DILAKUKAN RE-PACKING (KEMASAN ULANG) DARI KEMASAN 200 TABLET MENJADI 50 T ABLET. RE-PACKING HANYA UNTUK KE APOTEK ATAU SARANA LAINNYA YANG PENANGGUNG JAWABNYA SEORANG APOTEKER, TIDAK BOLEH KE TOKO OBAT. y
PERAN APOTEKER DI BIDANG PELAYANAN: SARANA PELAYANAN KESEHATAN: RUMAH SAKIT, APOTEK, PUSKESMAS, BALAI PENGOBATAN. SELAMA INI APOTEKER HANYA SEBAGAI MANAJER, KOORDINATOR. KEDEPAN, PERAN APOTEKER YAITU HARUS BISA MENILAI APAKAH OBAT TERSEBUT RASIONAL ATAU TIDAK. SEKARANG INI MASIH SERING DIJUMPAI OBAT YANG IRRASIONAL. POLIFARMASI (OVER (OVER PRESCRIBING) PRESCRIBING) MISALNYA 1 LEMBAR RESEP ISINYA 3 MACAM VITAMIN YANG KOMPOSISI DAN INDIKASINYA SAMA. , DIA BISA BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN SEHINGGA PERESEPAN DAN PENGOBATAN MENJADI RASIONAL. DI RUMAH SAKIT, DOKTER MEMPUNYAI KEWENANGAN MENENTUKAN DRUG OF CHOISE. INFORMASI DRUG OF CHOISE DIPEROLEH CHOISE DIPEROLEH DARI MASUKAN APOTEKER. MENGENAI INTERAKSI OBAT, EFEK SAMPING OBAT SEHINGGA TUJUAN PENGOBATAN DAPAT TERCAPAI DAN TERHINDAR DARI MEDICATION DARI MEDICATION ERROR. APOTEKER DAPAT MENJELASKAN KEPADA PASIEN TENTANG KEPATUHAN MINUM OBAT.MISALNYA PENGGUNAAN OBAT JANGKA PANJANG Y AITU OBAT TBC. DI PUSKESMAS, OBAT-OBATAN TERBATAS BISA DIKATAKAN GENERIK SEMUA. DISINI APOTEKER BISA MENJADI UJUNG TOMBAK PENGGUNAAN OBAT GENERIK. APOTEKER HARUS MAMPU MEMBERI PENJELASAN YANG MEYAKINKAN TENTANG KHASIAT DAN KUALITAS OBAT GENERIK y
SEHINGGA MASYARAKAT AKAN DIUNTUNGKAN. PERAN APOTEKER: - PIO (PELAYANAN INFORMASI OBAT), - SEBAGAI AGEN PEMBANGUNAN - MENJAMIN RASIONALITAS PENGGUNAAN, STABILITAS STABILITAS DAN KUALITAS OBAT -MENGELOLA AGAR KEBUTUHAN OBAT ANTARA POLA NPENYAKIT BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN ITEM OBAT YANG TERSEDIA MATCH ( SESUAI) SESUAI)
HUBUNGAN ANTARA PROFESI KESEHATAN TIDAK ADA TENAGA KESEHATAN YANG TIDAK TERGANTUNG PADA TENAGA KESEHATAN LAINNYA. DI RUMAH SAKIT HAL INI NYATA SEKALI, MISALNYA: SETELAH MENDIAGNOSA PENYAKIT PASIEN, DOKTER MELAKUKAN INTERVENSI DENGAN OBAT (APOTEKER) , DIET MAKANAN (NUTRITIONIS), KEPERAWATAN (NURSE). DALAM HAL OBAT, APOTEKER HARUS MENJELASKAN KEPADA PERAWAT BAGAIMANA MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN OBAT KEPADA PASIEN, APAKAH SINGLE DOSAGE ATAU UNIT DOSAGE . PRINSIPNYA ANTAR TENAGA KESEHATAN HARUS DIBANGUN KERJASAMA , KOLABORASI DAN KOMUNIKASI YANG BAIK DAN SALING MENGHARGAI. MUARANYA BAGAIMANA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT MENJADI SEMAKIN BAIK. PEMBERIAN LAYANAN TERAPI YANG OPTIMAL KEPADA MASYARAKAT MENJADI TUJUAN UTAMA PELAYANAN KESEHATAN. TUGAS UNTUK MELAYANI KESEHATAN MASYARAKAT , TIDAK BISA BERJALAN SENDIRI-SENDIRI ANTAR TENAGA KESEHATAN. PERLUB SINKRONISASI KERJA ANTARA DOKTER, APOTEKER, PERAWAT, AHLI GIZI DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA.. DOKTER MEMILIKI KEMAMPUAN MENEGAKKAN DIAGNOSA, APOTEKER MAMPU MEREKOMENDASI TERAPI PENGOBATAN, PERAWAT MAMPU MELIHATBPERKEMBANGAN KESEHARIAN PASIEN, AHLI GIZI MENGETAHUI KEBUTUHAN NUTRISI PASIEN. DENGAN DEMIKIAN PERLU KEMAUAN APOTEKER UNTUK TERUS MENGGALI POTENSI DAN KEMAMPUANNYA, MEMBUKA WAWASAN DAN SELALU TERTARIK DENGAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN.
IKATAN APOTEKER INDONESIA ( IAI) BERPERAN UNTUK MEMFASILITASI CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT DENGAN MELAKUKAN KURSUSKURSUS UNTUK MENJAMIN PENINGKATAN KOMPETENSI APOTEKER. FARMASI SEBAGAI ILMU TERAPAN ADALAH BAGAIMANA ILMU FARMASI DAPAT DITERAPKAN SELUAS-LUASNYA, BUKAN SEBATAS ILMU UNTUK DIPAHAMI SEBAGAI ILMU SAJA. PERUBAHAN ORIENTASI PRAKTEK KEFARMASIAN DARI PRODUCT ORIENTED KE PATIENT CENTERED ADALAH BAGIAN DARI KONTRIBUSI PROFESI APOTEKER UNTUK MENGEDEPANKAN KESELAMATAN KONSUMEN OBAT .
