UJI KUALITAS REAGEN A. Uji kualitas reagen harus dilakukan : 1. Setiap kali batch larutan kerja (working solution) dibuat. 2. Setiap minggu (sangat penting untuk larutan pewarna Ziehl Neelsen) 3. Bila sudah mendekati masa daluwarsa. 4. Bila ditemukan / terlihat tanda-tanda kerusakan (timbul kekeruhan, perubahan warna, timbul endapan) 5. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan B. Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan : 1. Melakukan pemeriksaan bahan kontrol assayed yang telah diketahui nilainya dengan menggunakan reagen tersebut. 2. Menggunakan strain kuman. C. Uji Ketelitian Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis, pemantauan pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan bahan kontrol assayed atau unassayed. Kegiatan yang harus dilakukan adalam pengujian ini adalah : 1. Periode pendahuluan Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai rujukan untuk pemeriksaan selanjutnya. Periode ini umumnya dilakukan baik untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, imunoserologi maupun kimia lingkungan. Cara : a) Periksalah bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan spesimen setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa sampai mencapai 25 hari kerja. b) Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam formulir periode pendahuluan pada kolom x. c) Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-ratanya (mean), standar deviasi (SD). Koefisien variasi (CV), batas peringatan (mean ± 2 SD) dan batas kontrol (mean ± 3 SD). d) Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean ± 3 SD. Bila ada, maka nilai tersebut dihilangkan. Hitung kembali nilai mean, SD, CV, mean ± 2 SD dan mean ± 3 SD. e) Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan Periode kontrol. 2. Periode kontrol Merupakan periode untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada hari tersebut. Prosedur pada periode kontrol ini tergantung dari bidang pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan kimia lingkungan cara dalah sebagai berikut :
a) Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa. b) Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir periode kontrol. c) Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S (Standar Deviasi Index) dengan rumus : Xi – mean Satuan SD = ------SD d) Satuan S yang diperoleh di plot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X dalam grafik kontrol menunjukkan hari/tanggal pemeriksaan sedangkan sumbu Y menunjukkan satuan S. 3. Evaluasi hasil - 1 3S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol melewati batas x ± 3 S. - 2 2S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila hasil pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu x + 2 S atau x – 2 S. - R 4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila perbedaan antara 2 hasil kontrol yang berturut-turut melebihi 4 S (satu kontrol diatas +2 S, lainnya dibawah -2 S) - 4 1S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 4 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama baik x + S maupun x – S. - 10 X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 10 kontrol berturut-turut berada pada pihak yang sama dari nilai tengah. Aturan ini mendeteksi gangguan ketelitian (kesalahan acak) yaitu 1 3S, R 4S atau gangguan ketepatan (kesalahan sistematik) yaitu 2 2S, 4 1S, 10 x, 1 3S. 4. Uji Ketepatan Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang nilai kontrolnya (assayed). Hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dilihat apakah terletak di dalam atau di luar rentang nilai kontrol menurut metode pemeriksaan yang sama. Bila terletak di dalam rentang nilai kontrol, maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol masih tepat sehingga dapat dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak di luar rentang nilai kontrol, dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga dianggap tidak tepat. D. Quality Control (QC) Laboratorium klinik Quality control Quality Control ( QC) adalah salah satu komponen dalam proses kontrol dan merupakan elemen utama dari sistem manajemen mutu. Memonitor proses yg berhubungan dengan hasil tes serta dapat mendeteksi adanya error yang bersumber dari alat , keadaan lingkungan atau operator. Memberikan keyakinan bagi
laboratorium bahwa hasil yg dikeluarkan adalah akurat & reliabel. Laboratorium harus menyusun program QC Implementasi Memilih bahan kontrol:
Homogen & Stabilitas lama Kemasannya ( volum & jumlah ) disesuaikan kebutuhan Matrix mirip dengan spesimen manusia Konsentrasinya signifikan secara klinik misalnya normal & tinggi atau normal & rendah Pergantian lot number lama
Persiapan & penyimpanan bahan kontrol
Ikuti instruksi dari pabrik / vendor Gunakan pipet terkalibrasi untuk rekonstitusi bahan kontrol Setelah direkonstitusi, aliquot lalu simpan di feezer dalam kemasan kecil sesuai kebutuhan Jika hendak digunakan , keluarkan 1 aliquot dr feezer Jangan beku ulang bahan kontrol Monitor & maintenance suhu feezer untuk menghindari terjadinya degradasi zat bahan kontrol
Guidelines (CLIA 88, CLSI) a. Minimum 2 level dalam 24 jam b. Frekuensi: - setiap 8 jam - Tergantung jumlah tes : < 50 tes/ hari → 1 level / 1 kali per hari 50- 100 tes/hari → 2 level / 1 kali per hari > 100 tes / hari → 2 level / 2 kali per hari c. Jika statistik IQC tidak cukup dpt menggunakan spesimen pasien Kapan menjalankan QC
Setiap hari sebelum sampel pasien Menggunakan alat, reagen & metode baru Tergantung kestabilan reagen Setelah melakukan preventive maintenance Setelah pergantian suku cadang Ada masalah dalam aplikasi klinik dari hasil pasien Tindakan koreksi terhadap “error” Pelatihan & kompetensi terhadap operator. Menetapkan nilai range kontrol
Siapkan bahan kontrol yg sudah dipilih ( low, normal, high) Jalankan setiap kontrol sebanyak minimal 20 kali selama 20 - 30 hari. Lihat hasil kontrol “in control “ dlm range yg sudah ditetapkan oleh pabrik Kumpulkan minimal 20 data , lalu hitung rerata & SD Nilai range kontrol a. Sebelum menghitung nilai range kontrol: jika ada 1 atau 2 data dengan nilai terlalu tinggi atau rendah, data tersebut harus dikeluarkan dalam perhitungan nilai range b. Outliers Jika ada > 2 data outliers in 20 data - identifikasi & tangani masalahnya - ulang pengumpulan data kontrol. c. Pelaksanaan QC range harus meliputi semua operator yg melaksanakan pemeriksaan spesimen d. Bahan kontrol diperlakukan sama seperti spesimen pasien.
SYSTEMATIC ERROR
Pergantian reagen / kalibrator Maintenance alat — Salah nilai kalibrator Persiapan reagen tidak benar Deteriorasi reagen/kontrol/kalibrator Penyimpanan reagen & kalibrator tidak sesuai Perubahan suhu inkubator Perubahan prosedur Volum reagen atau spesimen tidak sesuai Mempengaruhi akurasi (bias, trend , shift ) Rules 2-2S, 4-1s(3-1s), 10-x (12-x), 7-T
RANDOM ERROR Ada gelembung dalam reagen Kontaminasi pada reagen Pencampuran reagen tidak adequat Tidak stabil suhu atau inkubator Tidak stabil sumber listrik Variasi operator dlm pipeting Mempengaruhi presisi Rules : 1-3s, R-4s Deviasi positif atau negatif dari mean (x) DOKUMENTASI 1. Data QC & grafik 2. Data error, tipe error beserta penyebabnya 3. Problem solving & tindakan korektif 4. Data alat , reagensia,kalibrasi 5. Preventif maintenance & troubleshooting
Program QC berperan dalam menilai akurasi & realibility hasil lab. Laboratorium harus membuat program QC untuk monitor hasil lab. Ada kebijakan & prosedur pelaksaaan QC yg harus diikuti semua staf Training semua staf secara terus menerus terhadap prosedur yang berhubungan dengan mutu. Tanggung Jawab QC dibawah seorang manajer mutu yg memonitor & review semua data Untuk monitoring proses QC , digunakan analisa secara statistik, menggunakan grafik L-J Jika kontrol out of range , maka segera lakukan tindakan korektif & trouble shooting, sebelum mengeluarkan hasil pasien Semua data yang berhubungan dengan QC harus didokumentasikan secara lengkap & mudah untuk diakses