Laporan Kelompok Praktikum Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 2011 BAB II
BAB 1 PENDAHULUAN 1. PEN PENDAHU DAHUL LUAN UAN 1.1 Latar Belakang
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang ilmu yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan mater material ial terha terhada dap p pene penetra trasi si semen sementar taraa untuk para para insi insiny nyur ur disa disain in nila nilaii tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur. Lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur minera mineralog logii nilai nilai itu adalah adalah ketaha ketahanan nan terhadap terhadap goresa goresan, n, dan untuk untuk para para mekanik
workrk-sho shop
lebih
bermakna.
Kepada
ketah tahanan
mater ateriial
terhada terhadap p pemoto pemotonga ngan n dari dari alat potong potong.. Begitu Begitu banyak banyak konsep konsep kekeras kekerasan an mater ial yang dipahami oleh kelompok ilmu, walaupun demikian konsepkonsep tersebut dapat dihubungkan pada satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji. Uji keras merupakan merupakan pengujian pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanis suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup alid untuk menyatakan kekuatan suatu material. !engan dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di golongkan sebagai material ulet atau getas. Uji keras juga dapat digunakan sebaagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas atau dingin terhadap material. Mater Materia iall yang yang teah meng mengal alami ami cold cold worki working ng,, hot hot worki working ng,, dan dan heat heat treatment, dapat diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur kekerasan permuakaan suatu material. "leh sebab itu, dengan uji keras kita dapat dengan mudah melakukan qualit !ontrol terhadap material.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
69
Laporan Kelompok Praktikum Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 2011 BAB II
1.2 TujuanPraktikum
Mahasiswa dapat melakukan pengujian kekerasan material# $. %raktikan %raktikan dapat dapat melakuka melakukan n percobaan percobaan penguji pengujian an kekerasan kekerasan material. material. &. %rak %rakti tika kan n
dapa dapatt
mempe empero role leh h
ang angka
keker ekeras asan an
mater ateria iall
den dengan gan
menggunakan metode 'ockwell. (. %rakti %raktikan kan dapat menentuk menentukan an perger pergeraka akan n dislok dislokasi asi dengan dengan melaku melakukan kan percobaan uji kekerasan.
1.3 Manfaat Praktikum
). Manfaat pengujian pengujian bagi praktikan# praktikan# $. Menget Mengetahu ahuii hasil hasil pengerasa pengerasan n logam logam yang telah mengalam mengalamii penguj pengujian ian kekerasan &. Meng Menget etah ahui ui perb perbed edaa aan n antar antaraa peng penguj ujia ian n keke kekeras rasan an Brin Brinell ell deng dengan an *ickers (. !apat mela elakukan
perhi rhitungan
pada
sua suatu
bahan
yang
telah
melakukan pengujian kekerasan
B. Manfaat Manfaat pengu pengujian jian bagi bagi duni duniaa ind industr ustri# i# $. !apat !apat menentuk menentukan an tingkat tingkat kekerasa kekerasan n suatu produk produk yang diguna digunakan kan dalamindustri &. !apat
menentukan
unsur
dari
logam
untuk
digunakan
dalamp dalampemb embuata uatan n pr oduk od uk (. Memu Memuda dahk hkan an dala dalam m peml pemlih ihar araa aan n baha bahan n yang yang akan akan digu diguna naka kan n padaproses pemeliharaan
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
70
Laporan Kelompok Praktikum Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 2011 BAB II
BAB II
2.
DASA TE!I 2.1 Pengertian "ekera#an
Kekera Kekerasan san +ardn +ardness ess adalah adalah salah salah satu sifat sifat mekani mekanik k +Mecha +Mechanica nicall properties dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khus khusus usny nyaa untu untuk k mate materia riall yang yang dalam dalam peng penggu guna naany anyaa akan akan mang mangal alam amii pergesekan +frictional force, dalam hal ini bidang keilmuan yang berperan penting mempelajarinya adalah lmu Bahan /eknik /eknik +Metallurgy 0ngineering. Kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi +penekanan. !idunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 1 macam metode pengujian kekerasan, yakni # $. Brinnel +B 2 B3 &. 'ockwell +' 2 '3 (. *ikers +* 2 *3 1. Micro ardness +3amun jarang sekali dipakai-red %emilihan masing-masing skala +metode pengujian tergantung pada # a. %ermukaan material b. 4enis dan dimensi material c. 4enis data yang diinginkan d. Ketersedian alat uji
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
71
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2.2 Pengujian "ekera#an
/erdapat tiga jenis umum mengenai ukuran kekerasan yang tergantung cara melakukan pengujian yaitu# ).
Metode goresan + "!rat!h hardne"" Metode goresan merupakan perhatian utama para ahli mineral. %engukuran kekerasan berbagai mineral dan bahan-bahan yang lain, disusun berdasarkan kemampuan goresan satu sama yang lain. )da beberapa metode dalam pengujian kekerasan antara lain# a# Metode skala Moh" Metode Moh" disebut juga metode a$ra"i atau uji kekerasan. 5kala ini terdiri atas $6 standar mineral disusun berdasarkan kemampuannya untuk digores, seperti tampak pada /abel &.$. Mineral yang paling lunak pada skala ini adalah talk +kekerasan gores $, sedangkan intan mempunyai kekerasan $6. 5kala Mohs tidak cocok untuk logam, karena inter%al skala pada nilai kekerasan tinggi tidak benar. Logam yang paling keras mempunyai harga kekerasan pada skala Mohs, antara 1 sampai 7. %engujian ini digunakan untuk mengukur kekerasan batuan. %rinsip kerjanya adalah mineral atau batuan digores dengan mineral lain yang memiliki kekerasan tinggi.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
72
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Ta$el 2.1 Skala M% Material standar Mohs
Material lain
&al!
%b 'p"um (al!ite )luorite Apatite )eld"par *uart+ &opa+ (orundum -iamond
9u Mild Steel ; Marten"iti! "teel ard (r Plating ;9
)ngka Kekerasan 5kala Mohs Knoop $ $ s2d & & & s2d ( ( ( s2d 1 1 8 : < < < s2d 7 7 7 = = s2d $6 $6
& 8 (& 16 $&6 $66 $86 166 8:6 <66 <66 $(66 $766 $766 $766 :666
>$? b. Metode 4arum %enggores dari ntan Metode ini dilakukan dengan cara mengukur kedalaman atau lebar goresan pada permukaan benda uji yang dibuat oleh jarum penggores yang terbuat dari intan. Beban sebesar ( kgf digunakan dan lebar goresan diukur melalui mikroskop dengan rumus# 4
H =
10
d
2
!imana# @ nilai kekerasan goresan d @ lebar goresan dalam mikrometer.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
73
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
B. Metode lekukan + indentation hardne"" !ari ketiga cara pengujian kekerasan, indentation hardne"" adalah yang banyak digunakan. %engetesan ini dapat dilakukan terhadap logam hasil perlakuan panas + eat treatment . Identation hardne"" terdiri dari# $. Metode Brinell Metode ini pertama kali dilakukan oleh Brinell pada tahun $=66. Metode ini berupa pengidentasian sejumlah beban terhadap permukaan material dengan
penetrator yang digunakan berupa bola baja yang
dikeraskan dengan diameter $6 mm dan standar bebanya antara 6.=< s.d (666 kgf. %embebanan dilakukan dengan standar waktu, biasa nya (6 detik. Kekerasan yang diberikan merupakan hasil bagi beban penekan dengan luas permukaan lekukan bekas penekan dari bola baja. !apat dirumuskan dengan # BHN =
P
( ) πD 2
( D −√ D −d ) 2
2
dimana # B3@ nilai kekerasan brinell %
@ beban yang diterapkan +kg
!
@ diameter bola +mm
d
@ diameter lekukan +mm >&?
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
74
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'am$ar 2.1 Brinell Te#ter()* Ta$el 2.2 Stan+ar Uji Brinell ,ASTM 1-
!iameter Bola
Beban +kgf
+mm
)ngka Kekerasan yang !isarankan +B
$6
(666
=:-:66
$6
$866
17-(66
$6
866
$:-$66 >$?
&. Metode .o!kwell Metode pengujian kekerasan
'ockwell merupakan metode yang
paling sering digunakan unutk mengukur kekerasan karena metode ini mudah dipraktekkan dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Beberapa skala yang berbeda dapat digunakan unutk kombinasi yang mungkin dari bermacam A macam indenter dan beban yang berbeda-beda. Indenter + penekan terdiri dari bola baja yang dikeraskan mempunyai diameter antara $2$:, $27, , dan C in +$.877, (.$<8, :.(86, dan $&.<6 mm, dan penekan intan yang berbentuk kerucut yang digunakan untuk material yang sangat keras. !engan metode ini, angka kekerasan dapat ditentukan melalui perbedaan kedalaman dari hasil penekanan dari penerapan beban awal minor dan diikuti oleh beban mayor, penggunaan beban minor dapat mempertinggi akurasi dari pengujian. Berdasarkan besar beban dari minor maupun mayor, ada dua tipe pengujian yaitu 'ockwell dan 5uperficial 'ockwell. Untuk 'ockwell, beban minor adalah $6kgf, dimana beban mayor adalah :6, $66, dan $86 kgf. Masing A masing skala diwakili oleh huruf Ahuruf alphabet yang ada di tabel. Untuk 5uperficial 'ockwell, beban minornya ( kgf dan beban mayornya $8, (6, dan 18 kgf. 5kala ini diidentifikasi dengan $8, (6, atau 18 +berdasarkan beban diikuti dengan
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
75
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
3, /, ;, D, atau E, tergantung pada penekan. %engujian 5uperficial biasanya digunakan untuk "pe"imen tipis. Ketika menentukan kekerasan 'ockwell dan 5uperficial, angka kekerasan dan skalanya harus ditunjukan. 5kala ditunjukan dengan simbol ' diikuti dengan penunjukan skala yang tepat. 9ontohnya 76 'B menunjukan kekerasan 'ockwell 76 pada skala B dan :6'(6; menunjukan kekerasan 5uperficial :6pada skala (6;. Untuk masing A masing skala kekerasannya dapat mencapai $(6, namun nilai kekerasan meningkat diatas $66 atau menurun dibawah &6 pada skala berapapun, mereka menjadi tidak akurat. Ketidakakuratan juga dapat dialami jika "pe"imen terlalu tipis. Ketebalan "pe"imen seharusnya paling tidak $6 kali dari kedalaman penekanan.
'am$ar 2.2 Alat Uji "ekera#an %/k0ell +an Pr%#e# Pengujian %/k0ell ()*
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
76
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Ta$el 2.3 Skala "ekera#an %/k0ell
5kal
Beban Mayor
a
+Kgf
)
:6
B
$66
/ipe ndentor
/ipe Material Uji
$2$:F bola intan
5angat keras, tungsten,
kerucut
karbida Kekerasan sedang, baja
$2$:F bola
karbon rendah dan sedang, kuningan, perunggu Baja keras, paduan yang
9
$86
ntan kerucut
dikeraskan, baja hasil tempering Besi cor, paduan
!
$66
$27F bola
alumunium, magnesium yg dianealing Baja kawakan Kuningan yang dianealing
0
$66
ntan Kerucut
G
:6
$2$:F bola
H
$86
$27F bola
:6
$27F bola
K
$86
F bola
L M ' 5 *
:6 $66 :6 $66 $86
F bola F bola F bola CF bola CF bola
dan tembaga /embaga, berilium, fosfor, perunggu %elat alumunium, timah Besi cor, paduan alumunium, timah %lastik, logam lunak %lastik, logam lunak %lastik, logam lunak %lastik, logam lunak %lastik, logam lunak
>(?
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
77
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Ta$el 2. Skala "ekera#an Suerfi/ial %/k0ell
5kala
Indenter
Beban Mayor + kgf
$83
-iamond
$8
(63
-iamond
(6
183
-iamond
18
$8/
$2$: in. Ball
$8
(6/
$2$: in. Ball
(6
18/
$2$: in. Ball
18
$8;
$27 in. Ball
$8
(6;
$27 in. Ball
(6
18;
$27 in. Ball
18 >(?
/# Metode i!ker" Metode ini mirip dengan metode Brinell tetapi penetrator yang dipakai berupa intan berbentuk piramida dengan dasar bujur sangkar dan sudut puncak $(: 6. Beban yang digunakan biasanya $ s2d $&6 kg >:?.
'am$ar 2.3 ara Pengukuran Diameter a+a Identor 4i/ker#(5*
d
,0
dimana# % L
=
d 1
+ d 2 2
= $,781
P &
L
@ Beban yang ditetapkan @ %anjang diagonal rata-rata
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
78
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'am$ar 2. Alat Uji "ekera#an 4i/ker# ()*
'am$ar 2.) The Vickers Diamonds-piramids Identor (5*
'am$ar 2.5 Ma/am 6Ma/am Lekukan 7ang Di&a#ilkan Penum$uk Intan(8*
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
79
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Lekukan yang benar yang dibuat oleh penumbuk piramida intan harus berbentuk bujur sangkar +a. )kan tetapi, sering juga ditemukan penyimpangan pada pengujian *ickers. Lekukan bantal jarum pada gambar +b adalah akibat pengukuran terjadinya penurunan logam disekitar permukaan piramida yang datar. Keadaan demikian terdapat pada logamlogam yang dilunakkan dan mengakibatkan pengukuran panjang diagonal berlebih. Lekukan berbentuk tong pada +c terdapat pada logam-logam yang mengalami proses pengerjaan dingin. Bentuk demikian diakibatkan oleh penimbunan ke atas logam-logam disekitar permukaan penumbuk. >&?
1. Uji Kekerasan Mikro + Mi!rohardne"" &e"ter Metode ini menggunakan prinsip indenta"i yang digunakan untuk mengukur kekerasan benda-benda mikro. Penetrator n ya adalah intan dengan perbandingan diagonal panjang dan pendek sekitar <#$. ntan tersebut berupa intan kasar yang dibentuk sedemikian menjadi bentuk piramida.. )ngka kekerasan knoop +K3 adalah beban dibagi luas proyeksi lekukan yang tidak akan kembali ke bentuk semula >&?
'am$ar 2.8 The Knoop diamond-pyramid indenter (9*
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
80
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
)ngka kekerasan Knoop +K3 dirumuskan sebagai berikut# >&? K,1
=
P
A
=
P
dimana %
P
L
&
(
@ beban yang diterapkan +kg
) p @ luas proyeksi lekukan yang tidak pulih ke bentuk semula L @ panjang diagonal yang lebih panjang 9 @ konstanta untuk setiap penumbuk
# Metode Meer Metode Meyer hampir sama dengan Metode Brinell, yang membedakan adalah pada Meyer yang diperhatikan adalah pro3e!ted area pada bekas indenta"i sedangkan pada Brinell adalah pada luas area permukaan. 'ata A rata tekanan antara permukaan indentor dan indentasinya sama dengan beban dibagi pro3e!ted area dari bekas indenta"i# P
P
=
π r
&
9ara menghitung kekerasan dengan metode Meyer atau M3 *# >(? M,1
=
1 P π d
&
dimana M3 @ nilai kekerasan Meyer % @ Beban yang diberikan d @ diameter penekanan
5eperti uji kekerasan Brinell, uji kekerasan Meer memiliki satuan kg2mm&. Uji Meer kurang "en"itif dibandingkan dengan uji kekerasan Brinell. Untuk pengerjaan pendinginan pengujian kekerasan Meer lebih kon"tan dan %alid dibandingkan dengan uji kekerasan Brinell yang hasilnya ber fluktua"i. Uji kekerasan Meer lebih fundamental dalam perhitungan kekerasan
indenta"i
namun secara prakteknya
jarang
digunakan untuk pengujian kekerasan. >&?
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
81
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Hambar 2.9 Alat Penguji "ekera#an Me7er (2*
:. Metode Kerucut +'9 Metode ini termasuk metode 'ockwell yang dalam penerapannya menggunakan indentor berupa sebuah batu intan berbentuk piramida dengan sudut puncak $&6 ° %ada metode ini beban awal dipasang sebesar $6 kgf dan ujung kerucut masuk sedikit ke dalam bahan. al ini pertama kali dilakukan agar terhindar dari ketidakrataan permukaan. 5elanjutnya penunjuk jam diset pada kedudukan $66. Lalu beban utama sebesar $16 kgf dipasang, sehingga beban seluruhnya sebesar $86 kgf yang menyebabkan kerucut masuk lebih dalam lagi dan penunjuk jam kembali. 5etelah beberapa saat beban utama diambil kembali, maka kerucut tersebut merapat kembali karena bentuk elastis dari bahan yang diukur. %enunjuk jam ukur akan berputar sedikit naik, kedudukan penunjuk saat itulah dinyatakan dalam '9 +dengan skala 6 s2d $66.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
82
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'am$ar 2.: Per$an+ingan Penetrator +ari met%+e Brinell +an %/k0ell (1*
Berdasarkan gambar perbandingan diatas sudah dapat kita simpulkan bahwa metode ini hanya sesuai untuk "pe!imen yang strukturnya homogen saja. al ini dikarenakan ujung penetrator memiliki luas permukaan yang sempit sehingga tidak dapat mewakili struktur permukaan "pe!imen yang strukturnya heterogen . >$?
<. Metode Knoop -iamond Mi!rohardne"" &e"t Metode yang dikembangkan di )merika 5erikat ini menggunakan indenter intan piramida yang didesain untuk memberikan penekanan tipis dan panjang, panjangnya adalah tujuh kali lebih besar dari lebarnya, dan sekitar (6 kali lebih besar dari kedalamannya . Bentuk ini memberikan keuntungan lebih daripada metode *ickers, karena dapat memberikan keakuratan yang lebih tinggi dalam perhitungan nilai kekerasan. >$? 3ilai kekerasan Knoop, K adalah sebagai berikut HK =
14,229 L d
dimana
2
K @ nilai kekerasan Knoop L @ beban yang diberikan ! @ panjang dari diagonal pada micrometer.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
83
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'am$ar 2.1- Schematic of diamond-point indenter and plan view of theindentation area.
7. Metode %eluru %ada dasarnya metode ini sama dengan metode kerucut, hanya pada metode ini menggunakan penetrator sebuah peluru baja yang dikeraskan dengan diameter $2$: inci menggunakan beban tertentu dalam bahannya. 5kala yang dipakai adalah (6 s2d $(6, dengan skala (6 dianggap beban yang lunak dan $(6 adalah beban yang paling keras. %rinsip kerjanya mula-mula peluru ditekan pada bahan dengan beban awal sebesar $6 kgf, kemudian ditambahkan beban utama sebesar =6 kgf. 5etelah beberapa lama beban utama diambil dan pengukur menunjukkan beberapa mm peluru ke dalam bahan. %ada metode ini kelebihan dan kekurangannya sama dengan metode kerucut, karena ketelitiannya tidak akurat, maka metode ini hampir tidak dipakai.
a.
b.
c.
'am$ar 2.11 Penetrator a. #teel $all 1;9< $. #teel $all 1;15< /. intan (1*
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
84
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Uji kekerasan dilakukan dengan menggunakan spesimen-spesimen dengan syarat-syarat tertentu yang harus terpenuhi. 5yarat spesimen untuk uji kekerasan, yaitu# $.
%ermukaan "pe"imen harus rata +sejajar.
&.
%ermukaan "pe"imen harus halus.
(.
%ermukaan "pe"imen harus bersih.
1.
4arak indenta"i satu dengan yang lain minimal (d +d @ diameter bekas indenta"i.
8.
Ketebalan "pe"imen minimal $6 d +d @ diameter bekas indenta"i.
Ta$el 2.) Ma/am=Ma/am Met%+e "ekera#an Lekukan (3*
9. Metode pantulan + re$ound 4 dnami! hardne"" %ada pengukuran kekerasan dinamik, biasanya penumbuk dijatuhkan ke permukaan
logam
dan
kekerasan
dinyatakan
oleh
energi
tumbuknya.
Skelero"kop Shore + "hore "!lero"!ope, yang merupakan contoh paling umum dari suatu alat penguji kekerasan dinamik mengukur kekerasan yang dinyatakan dengan tinggi lekukan atau tinggi pantulan. 5tandar yang digunakan pada metode "!lero"!ope "hore adalah )5/M 9-77:. . )5/M 9-7:: merupakan
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
85
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Ameri!an "o!iet for te"ting and material" dengan spesifikasi 9-7:: yang merupakan material untuk mesin mesin penguji yang merupakan paduan atau campuran dari !ar$on, !hromium, %anadium, tung"ten atau kombinasi !o$alt atau standar konersi kekerasan dari logam. Metode Kekerasan Sklere"kop ditunjukan dengan angka yang diberikan oleh tingginya ujung palu kecil setelah dijatuhkan dalam tabung gelas dalam ketinggian $6 inch +&86 mm terhadap permukaan benda uji.
2.2.2
Nilai "%n>er#i "ekera#an
Gasilitas untuk mengonersi pengukuran kekerasan pada satu skala menjadi skala yang lain sangat diinginkan. 3amun, karena kekerasan merupakan sifat material yang tidak ditetapkan dengan baik dan karena perbedaan eksperimen antara bermacam-macam teknik, sebuah skema konersi yang luas tidak ditemukan. !ata konersi kekerasan telah ditentukan secara eksperimen dan ditemukan bergantung pada tipe dan karakteristik material. !ata konersi yang paling dapat dipercaya ada pada gambar di bawah ini.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
86
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'am$ar 2.12 Per$an+ingan +ari $e$eraa #kala kekera#an(1*
/abel konersi yang detail untuk bermacam-macam logam dan campuran dimuat dalam )5/M 5tandard 0 $16, IStandard ardne"" (on%er"ion &a$le" for Metal".F )5/M 5tandard 0 $16 merupakan standard yang digunakan untuk mengonersi nilai kekerasan dari satu nilai kekerasan ke nilai kekerasan lainnya. )5/M 0 $16 berisi tabel konersi seperti berikut#
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
87
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Ta$el 2.5 k%n>er#i nilai kekera#an ASTM E 1-
>=?
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
88
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2.2.3
"%rela#i Nilai "ekera#an Dengan Struktur Mikr%
%engaruh besarnya butiran terhadap kekerasan tergantung pada ukuran dari butiran tersebut. 5emakin kecil besar butiran maka semakin kuat kekerasan dari logam tersebut dan sebaliknya. %roses pemanasan + eat &reatment5
dapat membesarkan ukuran dari butiran tersebut sehingga
kekuatan untuk saling mengikat menurun, pada fase ini terjadi perubahan struktur butiran menjadi lebih terstruktur. %roses pendinginan setelahnya membuat ukuran dari butiran kembari mengecil tetapi struktur logam setelah pendinginan menjadi lebih terstruktur +strukturnya menjadi lebih rapi sehingga kekerasan dari logamnya meningkat.
'am$ar 2.13 Per$an+ingan #truktur mikr% ter&a+a kekera#an material (1-*
"%rela#i Nilai "ekera#an ter&a+a Perilaku Pana#
Baja karbon rendah dipanaskan diatas titik kritis atas +tertinggi. 5eluruh unsur karbon masuk ke dalam larutan padat dan selanjutnya didinginkan. Baja karbon tinggi biasanya dipanaskan hanya sedikit diatas titik kritis terendah +bawah. !alam hal ini, terjadi perubahan perlit menjadi austenit. %endinginan yang dilakukan pada suhu itu akan membentuk
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
89
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
martensit. 4uga sewaktu kandungan karbon diatas 6,7(J tidak terjadi perubahan sementit bebas menjadi austenit, karena larutannya telah menjadi keras. 5ehingga perlu dilakukan pemanasan pada suhu tinggi untuk mengubahnya dalam bentuk austenit. Lamanya pemanasan bergantung atas ketebalan bahan tetapi bahan harus tidak berukuran panjang karena akan menghasilkan struktur yang kasar.
'am$ar 2.1 Tran#f%rma#i 7ang Meli$atkan Dek%m%#i#i Au#tenit (3* A
B
C
D
E
F
GC
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
90
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'am$ar 2.1) Diagram fa#a ?e=?e 3 (11*
Beberapa istilah dalam diagram kesetimbangan Ge-Ge(9 dan fasa-fasa yang terdapat didalamnya akan dijelaskan dibawah ini. Berikut adalah batas batas temperatur kritis pada diagram Ge-Ge(9#
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
91
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
)o
# /itik pada temperatur &$6o9 dimana terjadi perubahan sifat magnetik sementit.
)$
# /emperatur reaksi eutektoid +pada temperatur <&(o9 yaitu perubahan fasa menjadi , lalu kemudian berubah menjadi Ge(9 +perlit dan ferit untuk baja hypo eutektoid +N 6,7(J. %erubahan fasa menjadi Ge(9, lalu kemudian berubah menjadi Ge(9 +perlit dan !ementite untuk baja hypo eutektoid +kurang dari 6,7(J
)&
# /itik (urrie +pada temperatur <:=o9, dimana sifat magnetik besi berubah dari feromagnetik menjadi paramagnetik.
)(
# /emperatur transformasi dari fasa menjadi yang ditandai pula dengan naiknya batas kelarutan karbon seiring dengan turunnya temperatur.
)
# /itik cair besi
B
# Larutan padat yang ada hubungannya dengan reaksi peritektik. Kelarutan karbon maksimum adalah 6,$6J
9
# /itik pada cairan yang ada hubungannya dengan reaksi peritektik
!
# /itik eutektik dimana L menjadi solid. Untuk daerah N 1,(J akan menjadi austenite lede$urite dan !ementite, sedangkan daerah O1,(J akan menjadi !ementite dan lede$urite
0
# Haris dimana L mulai bertransformasi menjadi fasa LGe(9
G
# /itik yang menyatakan fasa . )da hubungannya dengan reaksi eutektik
H
# /itik eutektoid yang menjadi batas perubahan menjadi Ge(9
)cm # /emperatur transformasi dari fasa menjadi Ge(9 +sementit yang ditandai pula dengan penurunan batas kelarutan karbon seiring dengan turunnya temperatur. %roses pemanasan + eat &reatment5
dapat membesarkan ukuran dari
butiran tersebut sehingga kekuatan untuk saling mengikat menurun, pada fase ini terjadi perubahan struktur butiran menjadi lebih terstruktur. %roses pendinginan setelahnya membuat ukuran dari butiran kembari mengecil tetapi struktur logam setelah pendinginan menjadi lebih terstruktur +strukturnya menjadi lebih rapi sehingga kekerasan dari logamnya meningkat.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
92
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2.2.
Alika#i Dalam Dunia In+u#tri
). %engaruh %roses /emper /erhadap Kekerasan Material Katup 45 5U $$ Material 45 5U$$ merupakan kelompok heat resistant alloy. Material ini memiliki kadar 9r dan 5i yang tinggi untuk meningkatkan ketahanan korosi dan kekuatan pada temperatur yang cukup tinggi. Material 45 5U$$ biasa digunakan sebagai material untuk katup motor bakar. Katup motor bakar harus memiliki kekerasan dan keuletan yang tinggi. !i industri, kekerasan katup motor bakar setelah proses temper, sering kali berada di luar standar. "leh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan antara proses temper dengan kekerasan material katup, serta mengamati aspek metalurgi yang terjadi pada proses temper.
'am$ar 2.15 "atu @IS (12*
%ada penelitian ini, data-data diperoleh dari hasil pengukuran kekerasan dan struktur mikro spesimen awal, spesimen yang telah dianneal, di-Puench dan ditemper. %roses temper dilakukan dengan memariasikan temperatur dan waktu proses. Untuk temperatur, dilakukan 1 ariasi, yaitu :86o9, :76o9, <&6o9, dan <86o9, sedangkan untuk waktu, dilakukan ( ariasi, yaitu (6 menit, :6 menit, dan =6 menit. %engukuran
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
93
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
kekerasan dilakukan dengan menggunakan metoda microickers dan diuji secara acak pada sampel. asil percobaan ini adalah kura temper. Kura ini dapat dijadikan acuan proses temper agar diperoleh kekerasan yang memenuhi standard kekerasan katup di industri. %roses temper untuk memperoleh harga kekerasan yang sesuai dengan standar untuk material katup 45 5U$$ adalah pada temperatur <&6-<86o9 selama (6 menit, :6 menit, atau =6 menit. )gar proses temper lebih efisien maka disarankan memilih waktu temper (6 menit.
B. %engaruh olding /ime /erhadap Kekerasan dan 5truktur Mikro pada Bahan !ayang 5uper D +5ebuah 5tudi untuk Memperbaiki Kekerasan %iston !ayang 5uper D mendekati %iston onda 5upra D
'am$ar 2.18 Pi#t%n #uer (12*
/ujuan penelitian ini adalah untuk# +$ Menyelidiki komposisi unsur logam paduan piston onda 5upra D serta piston !ayang 5uper D. +& Menyelidiki karakter sifat fisis dan mekanis piston !ayang 5uper D yang belum diberi perlakuan panas +heat treatment, serta yang telah mengalami heat treatment, dan piston onda 5upra D yang tidak mengalami heat treatment +original. +( Menyelidiki adanya pengaruh waktu penahanan +olding /ime terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro bahan piston !ayang 5uper D pada proses heat
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
94
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
treatment. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dan eksperimen. )dapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, oleh karena data yang dihasilkan berupa angka-angka. !ata yang diperoleh kemudian dianalisa dan dideskripsikan dalam grafik maupun histogram. 5elain itu, untuk menentukan jenis perlakuan agar diperoleh hasil yang optimal, maka peneliti juga menggunakan metode 5tudy Literature. !ata dari penelitian ini diperoleh dari hasil pengujian komposisi bahan, foto stuktur mikro, pengujian kekerasan makro dan kekerasan mikro dari sebelum heat treatment dan sesudah heat treatment. 5ampel dari penelitian ini adalah sebuah piston onda 5upra D dan piston !ayang 5uper D yang keduanya identik bentuk dan ukurannya. asil uji komposisi kimia menunjukkan bahwa spesimen piston !ayang 5uper D dan onda 5upra D merupakan paduan )luminium dan silikon ypoeutectoid dengan persentase $6,8 J5i pada spesimen piston !ayang 5uper D dan $6,1 J5i pada spesimen piston onda 5upra D. Berdasarkan standar /he )luminium )ssociation, komposisi paduan )l-5i pada piston !ayang 5uper D dan piston onda 5upra D tersebut mendekati golongan ((& dan (((. asil pengamatan foto struktur mikro piston onda 5upra D, memperlihatkan presipitasi yang terjadi lebih optimal dan menunjukkan struktur butiran yang lebih halus dan padat dari piston !ayang 5uper D. %iston onda 5upra D memiliki nilai ratarata kekerasan makro <$,$: 'B dan piston !ayang 5uper D memiliki nilai rata-rata kekerasan makro :<,:< 'B. %ada pengujian kekerasan mikro dihasilkan nilai rata-rata kekerasan piston !ayang 5uper D $$7,<( *3, sedangkan nilai rata-rata kekerasan mikro pada piston onda 5upra D yaitu $$7,(( *3. %erlakuan panas yang dilakukan untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis piston !ayang 5uper D adalah )ge ardening yang meliputi tahap 5olution /reatment, Quenching, dan )rtificial )ging, dengan ariasi olding /ime pada tahap )rtificial )ging selama &,8 jam, (,8 jam dan 1,8 jam dan olding /ime pada tahap 5olution /reatment selama < jam. Ketentuan tersebut mengacu pada golongan )luminium paduan ((( pada standar /he )luminium )ssociation 3ilai kekerasan meningkat dan mendekati piston onda 5upra D terjadi setelah spesimen mengalami perlakuan panas dengan olding /ime pada
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
95
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
tahap )rtificial )ging selama (,8 jam, yaitu $$7,< *3 pada pengujian mikro dan <(,(1 'B pada pengujian makro. asil foto struktur mikro spesimen piston dengan ariasi holding time selama (,8 jam menunjukkan struktur yang lebih padat dan teratur daripada spesimen piston dengan holding time &,8 jam dan raw material. %eningkatan nilai kekerasan piston !ayang 5uper D setelah mengalami eat /reatment dengan )rtificial )ging 1,8 jam mencapai $(J.
2.3 MET!D!L!'I 2.3.1 Ba&an er/%$aan
Bahan pengujian yang digunakan antara lain# a. Lempeng Logam non perlakuan b. Lempeng Logam & kali penumbukan c. Lempeng Logam 1 kali penumbukan d. Lempeng Logam : kali penumbukan 2.3.2
Peraalatan Pengujian
%eralatan yang digunakan antara lain # a. 'ockwell ardness /ester Merupakan alat yang dipakai untuk mengukur kekasaranpermukaan dengan menggunakan Metode 'ockwell
'am$ar 2.2- %/k0ell Har+ne## Te#ter 6 M%+el H=1)-A ()*
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
96
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
b. )mplas Memiliki fungsi untuk meratakan dan menghaluskan, meratakan dan mensejajarkan
permukaan
spesimen sebelum dilakukan
pengujian
kekerasan + dimana ukuranya &66, 166, :66, 766, $666, $&66, $866, &666
'am$ar 2.21 Amla# ()*
2.3.3
Langka& Pengujian
$. Membersihkan permukaan benda uji dan mengamplasnya
sehingga
kedua permukaan tersebut benar-benar rata dan sejajar. &. Memasang penetrator diamond sesuai dengan jenis material yang akan diuji. (. Memasang benda uji pada kedudukannya +an%il lalu kencangkan dengan memutar hand well searah jarum jam hingga spesimen menyentuh penetrator dan jarum kecil pada dial indi!ator menuju titik merah. 1. Mengatur dial indi!at or sehingga jarum besar tepat pada garis indi!ator 9. 8. 5etelah (6 detik dan jarum panjang berhenti tekan handle pelepas beban untu menghilangkan pengetesan pembebanan utama. :. Melakukan pembacaan pada indi!ator . Untuk pengujian dengan diamond penetrator baca pada garis bagian luar indi!ator +garis warna hitam.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
97
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
<. Memutar hand whell berlawanan jarum jam untuk menurunkan spesimen. 7. Melakukan pengujian di ( titik +( kali pengukuran dengan jarak minimal antara pengujian ( kali diameter lubang hasil pengujian. =. Mengkonersi harga kekerasan 'ockwell ke harga kekerasan Brinell dan *ickers dengan menginterpolasi dari tabel atau dengan rumus $6. Membersihkan dan rapikan alat uji bila tidak digunakan lagi.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
98
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2.3. Diagram Alir Pengujian
Mulai
Mengaplas spesien
Measang penetrator !"A
Measang spesien pa#a anvil
Menge$angkan spesien en%entu& penetrator &ingga 'aru ke$il tepat #ititik era
Mengatur 'aru (esar #ial in#ikator pa#a )
*etela& 1 enit tekan &an#le pelepas (e(an
Men$atat &asil pa#a #ial in#ikator !"A +angka &ita,
A
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
99
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
A
Melepas spesien #engan $ara eutar &an# -ell (erla-anan 'aru 'a
Me(ersi&kan #an erapikan alat
*elesai
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
100
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2..1 DATA PE!BAAN Ta$el 2.8 Material n%n erlakuan
3"
') + -iamond :6
$
Lempeng Logam +non-perlakuan 8<.8
&
8$.7
(
:&.8
'ata-
57.26
rata Ta$el 2.9 Material 2 kali enum$ukan
3"
') + -iamond :6
$
Lempeng Logam +non-perlakuan ::.8
&
8=.(
(
:$.:
'ata-
62.47
rata Ta$el 2.: Material kali enum$ukan
3"
') + -iamond :6
$
Lempeng Logam +non-perlakuan :1
&
:7.&
(
::.<
'ata-
66.3
rata Ta$el 2.1- Material 5 kali enum$ukan 3"
') + -iamond :6
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
101
Laporan Kelompok Praktikum Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 2011 BAB II
$
Lempeng Logam +non-perlakuan :(.8
&
:&.8
(
<$.&
'ata-
65.73
rata
2.. 2..2 2
Peng% ng%la& la&an Da Data
). 'umus 'umus %erhit %erhitung ungan an Koner Konersi si a. %eng %enguji ujian an deng dengan an 5ka 5kala la ') ') ,.A ,.A
,B
= $$&.( −
+:.78 × $6 8 -
$
&
,0
,0
=
R
:.78 × $6 8 & +$$&.( − ,.A ,.A -
= 6.=8 × ,0
b. Untuk pengujian dengan skala 'G +dilihat dari tabel konersi, 4ika nilainya tidak ada maka dilakukan interpolasi. c. nterp nterpolas olasii dari tabel tabel keker kekerasan asan pada pada lamp lampiran iran #
− − ,. ,.
,. ,.n$ata"ata" ,. ,.n$ata"$awah ,. ,.n$ata"ata"
n$ata"$awah
=
−
,0 ,0 $ata"ata" ,0 ,0 $ata"$awah
−
,0 ,0 $ata"ata" ,0 ,0
9ontoh # 3ilai kekerasan kuningan diberikan pada data sebagai berikut # B. Mengkoner Mengkonersi si dari skala skala ') dam 'G 'G ke skala skala * dan B a. Ta$el Ta$el 2.11 Material n%n erlakuan
Lempeng Logam 3o
')
*
B
.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
102
Laporan Kelompok Praktikum Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 2011 BAB II
$.
8<.8
228.10
216.695
&.
8$.7
187.146
177.789
(.
:$.7
265.318
252.02
* @ :,78 :, 78 S $6 $ 68
* @ :,78 :, 78 S $6 $6 8
($$&,( - 8$.7) &
($$&,( - 8<.8) & &
@ 187.146 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 187.146 @ 177.789
@ 228.10 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 228.10 @ 216.695
* @ :,78 :, 78 S $6 $ 68
($$&,( - :&.8 ) & @ 265.318 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 265.318 @ 252.05
$. Ta$el Ta$el 2.12 Material 2 kali enum$ukan
Baja 5/ :6 3o
')
*
B
. $.
::.8
(&:.8:
310.232
&.
8=.(
243.86
231.67
(.
:$.:
266.486
253.16
* @ :,7 : ,78 8 S $6 8
* @ :,78 :,7 8 S $6 $68
($$&,( - 8=.() &
($$&,( - ::.8 ) & @ (&:.8: B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 6,=8 S 326.56 @ 310.232
@ 243.86 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 243.86 @ 231.67
* @ :,78 :,7 8 S $68
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
103
Laporan Kelompok Praktikum Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 2011 BAB II
($$&,( - :$.: ) & @ 266.486 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 266.486 @ 253.16 /. Ta$el 2.13 Material kali enum$ukan
Besi cor *
3o
')
. $.
:1
293.63
278.95
&.
:7.&
352.22
334.61
(.
::.<
329.43
313.34
* @ :,78 :,7 8 S $6 $ 68
($$&,( - :1 ) &
B
&
@ 293.63 B @ 6,=8 S * * B @ 6,=8 S &=(.:( &=(.:( @ 278.95 * @ :,78 :, 78 S $6 8
($$&,( - :7.& ) & @ 352.22 B @ 6,=8 S * * B @ 6,=8 S 352.22 @ 334.61 * @ :,78 :,7 8 S $6 $ 68
($$&,( - ::.< ) & @ 329.43 B @ 6,=8 S * * B @ 6,= 6,=8 8 S 329.43 @ 313.34 +.
Ta$el 2. 2.1 Ma Material 5 kali e enum$ukan
Kuningan 3o
'B
*
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
B
104
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
. $. &. (.
:(.8 :&.8 <$.&
273.26 253.16 385.24
&7<.:1
276.21 405.51
* @ :,78 S $6 8
* @ :,78 S $6 8
($$&,( - <$.&) &
($$&,( - :(.8 ) & @ &7<.:1 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 287.64 @ 273.26
@ 405.51 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 405.51 @ 385.24
* @ :,78 S $68
($$&,( - :&.8) & @ 276.21 B @ 6,=8 S * B @ 6,=8 S 276.21 @ 253.16
&.1.&.& Keseksamaan 3ilai Kekerasan ). 'umus %erhitungan $. Metode 'ockwell
= δ ,.
(
Σ ,. − ,.
(
Keseksamaan
&
)
n n −$
' @ + ' ± 'alat 3isbi
)
δ ,.
δ ,. × $66J , . @ $ − δ ,. × $66J ,. @
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
105
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
&.
Metode *ickers
(
)
Σ ,0 − ,0 δ ,0
(
@+
)
n n −$
@
*
&
,0 ± δ ,0
δ ,0 × $66J ,0 'alat 3isbi @ $ − δ ,0 × $66J Keseksamaan@ ,0 (. Metode Brinell
(
)
Σ ,B − ,B
=
(
)
n n −$
δ ,B
@ + B
B
&
± δ ,B
δ ,B × $66J , B @
'alat 3isbi
Keseksamaan
$ − δ ,B × $66J ,B @
). Material 3on %erlakuan 1. Ta$el 2.25 Baja ST -
3".
')
+')- ,.A &
*
+*- ,0 &
B
+B- ,B &
$.
8(.66
0.25
194.80
11.24
185.06
10.15
&.
81.66
0.25
201.54
11.47
191.46
10.33
(.
8(.86
0.00
198.12
0.00
188.22
0.00
,0 @ $=7.$8
∑ = &&.<&
,B @$77.&
∑ = &6.17
'ata-
,. @
∑ = 6.86
8(.86
rata
δ ,.A =
(
Σ ,.A − ,. A
(
)
8
&
)
n n −$
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
106
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
=
6.86 :
@ 6.&7
3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A @ +8(.86±6.&7
'alat 3isbi
6.&7 × $66J 8(.8 @
= 6..8&J Keseksamaan
$ − 6.&7 × $66J 8(.8 @
= ==.17J δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
&&.<& @
:
@ $.=
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0
± δ ,0
@ +$=7.$8±$.=
'alat 3isbi
$.= × $66J @ $=7.$8 = 6.=8J
Keseksamaan
$ − $.= × $66J $=7.$8 @ = ==.61J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
107
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
&6.17 @
:
@ $.<1
3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B @ +$77.&8±$.<1
$.<1 ×$66J $77.&8 @
'alat 3isbi
= 6.&&J
Keseksamaan
$ − $.<1 × $66J $77.&8 @ = ==.6
2. Ta$el 2.28 Baja ST 5-
')
+')- ,.A &
$
8<.8
0.25
228.1
&
87
0.00
232.32
0.00
220.71
0.00
(
87.8
0.25
236.66
18.49
224.83
16.67
,. @87.66
∑ = 6.86
'ata -rata
δ ,.A =
(
Σ ,.A − ,. A
(
*
+*- ,0 &
3".
,0 @ &(&.(:
)
18.15
∑ = (:.:1
B
216.7
,B @&&6.<8
+B- ,B &
16.38
∑ = ((.68
&
)
n n −$
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
108
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
=
6.86 :
@ 6.67( 3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A @ +87.66±6.67(
'alat 3isbi
6.67( × $66J 87.66 @
= 6.$1(J
Keseksamaan
$ − 6.67( × $66J 87 . 66 @ = ==.78J
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
(:.:1 @
:
@ &.1<
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0
± δ ,0
@+&6$.&±6.&(
'alat 3isbi
6.&( × $66J &6$.& @
= 6.$$J
Keseksamaan
$ − 6.&( × $66J &6$.& @
= ==.77J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
109
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
(
Σ ,B − ,B
δ ,B =
(
)
&
)
n n −$
((.68 :
@
@ &.&(
3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B @+&&6.<8±&.&(
'alat 3isbi
&.&( × $66J &&6.<8 @ =
Keseksamaan
$.6:J
$ − &.&( × $66J &&6.<8 @ = =7 .=( J
3. Ta$el 2.29 Be#i %r
')
+')- ,.A &
$.
:(
0.00
281.84
0.00
267.74
&.
:&.8
0.25
276.21
32.34
262.39
29.
(.
:(.8
0.25
287.64
32.99
273.26
29.
'atarata
,. @
δ ,.A =
=
∑ = 6,86
:(.66
(
Σ ,.A − ,. A
(
)
*
+*- ,0 &
3".
,0 @ &7$.=6
∑ = :8.((
B
,B @
+B-
&:<.76
&
)
n n −$
6,86 :
@6.67
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
110
0.0
∑= 8
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A @ +:(.66±6.67
'alat 3isbi
6.67 × $66J :(.66 @
= &.&&J
Keseksamaan
$ − 6.67 ×$66J :(.66 @
= ==.=
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
:8.(( :
@ @ (.&
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0
± δ ,0
@ +&7$.=6±(.&
'alat 3isbi
(.& ×$66J &7$.=6 @ = $.$(J
Keseksamaan
$ − (.& × $66J &7$,=6 @ = =7.7:J
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
111
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
8=.67 @
:
@ (.$( 3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B @ +&:<.76±(.$(
'alat 3isbi
(.$( × $66J &:<.76 @
= $.$:J
Keseksamaan
$ − (.$( × $66J &:<.76 @ = =7.7(J
. Ta$el 2.2: "uningan
'B
+'B- ,.B &
*
+*- ,0 &
B
+B- ,B &
$.
<6
6.6&7=
1<6
&.<=
11&
6.66:=
&.
:=.8
6.$67=
1:8
$$.6=
11$.<8
6.6&7=
(.
<6
6.6&7=
1<6
&.<=
11&
6.66:=
3".
,.)
'ata-
@:=.7
∑ =6.$<
(
rata
,0 @
1:7.((
∑=
,B @
$:.:<
∑=
11$.=&
6.61& <
Σ( ,.A − ,.A ) δ ,.B = n( n − $)
&
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
112
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
=
(.8 :
@ 6,<:
3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,.A
± δ ,.A
@ +<&.8±6,<:
'alat 3isbi
6,<: × $66J <&.8 @
= $.61J Keseksamaan
$ − 6,<: × $66J <&.8 @
= =7,=:J
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
$1 @
:
@ $.8( 3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0
± δ ,0
@ +$&1±$.8(
'alat 3isbi
$.8( × $66J $&1 @
= $,&(J
Keseksamaan
$ − $.8( × $66J $&1 @
= =7,<
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
113
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
$(.:7 :
@
@ &.&7
3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B @ +$$<.(±&.&7
'alat 3isbi
&.&7 × $66J $$<.( @
= $,=1J
Keseksamaan
$ − &.&7 × $66J $$<.( @
= =7,68J
). Ta$el 2.3- Tem$aga
3".
'B
+'B- ,.B &
*
+*- ,0 &
B
+B- ,B &
$.
(=.8
6.117=
&<1
(.6:&8
&:6.(
&.<<
&.
(7.8
&.<77=
&<&
$1.6:&8
&87.1
<.<7
(.
1&.8
8.1&7=
&7$.&8
(6.&8
&:<.$=
&<.(8
∑ =7.:<
,0 @
'ata -rata
,.)
@ 16.$<
∑=
&<8.7
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
,B @
1<.(<8
∑=
&:$.=:
114
(<.=6
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Σ( ,.A − ,.A ) δ ,.B = n( n − $) =
&
$$.$7 :
@ $.7:
3ilai 'B yang sesungguhnya
@ + ,.A
± δ ,.A
@ +16.$±$.7:
'alat 3isbi
$.7: × $66J 16.$ @
= 1.:(J Keseksamaan
$ − $.7: × $66J 16.$ @
= =8.(:J
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
=.8 @
:
@ $.&: 3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0
± δ ,0
@ +7&.8±$.&:
'alat 3isbi
$.&: × $66J 7&.8 @
= $,8(J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
115
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Keseksamaan
$ − $.&: × $66J 7&.8 @
= =7,1
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
7.8$ @
:
@ $.1$
3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B@ +<7.(:±$.1$
'alat 3isbi
$.1$ × $66J <7.(: @ = $.<=J
Keseksamaan
$ − $.1$ × $66J <7.(: @
= =7.&J
5. Ta$el 2.31 Aluminium
3".
'B
+'B- ,.B &
*
+*- ,0 &
B
+B- ,B &
<&
$.<:7=
1=6
&<<.<<
1:$
&(8.$$
<$
8.1&7=
176
<$$.&=
18$
:1$.:$
<<
$(.1:7=
886
$7<1.7=
8$<
$:81.68
$. &. (.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
116
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'atarata
,.)
∑ = &6.:<
@
,0 @
<(.((
δ ,.B =
=
(
Σ ,.A − ,.A
(
)
86:.<
∑=
,B @
=81.:8
1<:.((
∑=
&8(6.<
&
)
n n −$
$:.:< :
@ $.:<
3ilai 'B yang sesungguhnya
@ + ,.A ± δ ,.A @ +<7.(±$.:<
'alat 3isbi
$.:< × $66J <7.( @ = &.$(J
Keseksamaan
$ − $.:< × $66J <7.( @ = =<.7:J
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
7.:< @
:
@ $.&6
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0 ± δ ,0 -
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
117
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
@ +$$7.(±$.&6
'alat 3isbi
$.&6 × $66J @ $$7.( = $,6$J
Keseksamaan
$ − $.&6 ×$66J $$7.( @ = =7,==J
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
<.7= @
:
@ $.$8
3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B@ +$$&.1±$.$8
'alat 3isbi
$.$8 ×$66J $$&.1 @ = $,6&J
Keseksamaan
$ − $.$8 × $66J $$&.1 @ = =7,=7J
B. Material %erlakuan %anas $. %erlakuan panas dengan pendinginan udara a. Ta$el 2.32 Baja ST 3".
')
+')- ,.A &
*
$.
:<.66
1.36
(((.7$
354.82
($<.$&
320.17
&.
:<.86
0.44
(1$.(6
128.75
(&1.&(
116.28
+*- ,0 &
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
B
+B- ,B &
118
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
(.
3.36
<6.66
'atarata
,. @
(7&.7(
∑ = 1.8
81
(
Σ ,.A − ,. A
δ ,.A =
=
,0 @
)
$=1.77
911.03
∑=
(:(.:=
,B @
:(.67
$78.$1
822.35
∑=
&
n( n − $)
1.8 :
@ 6.7=
3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A@ +81±6.7=
'alat 3isbi
6.7= × $66J 81 @ = $.:J
Keseksamaan
$ − 6.7= × $66J 81 @
= =7.(1J
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
:(.67 @
:
@ (.&
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
119
8<.66
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0 ± δ ,0 @ +$=1.77±(.&
'alat 3isbi
(.& × $66J @ $=1.77 = $: .1J
Keseksamaan
$ − (.& ×$66J $=1.77 @ = 7(.8
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
8<.66 @
:
@ (.67 3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B@ +$78.$1±(.67
'alat 3isbi
(.67 × $66J $78.$1 @
= ( .: J
Keseksamaan
$ − (.67 × $66J $78.$1 @ = ==.(7J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
120
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2. Ta$el 2.33 Baja ST 5-
')
+')- ,.A &
$.
8&.86
0.03
$=$.88
1.29
$7$.=7
1.16
&.
8(.86
0.69
$=7.$&
29.52
$77.&&
26.66
(.
8&.66
0.44
$77.(=
18.46
$<7.=<
16.70
'ata
,. @
∑=
8&.:<
-rata
δ ,.A =
=
*
+*- ,0 &
3".
,0 @ $=&.:=
$.$<
(
Σ ,.A − ,. A
(
)
∑=
B
,B @
1=.&<
$7(.6:
+B- ,B &
∑=
&
)
n n −$
$.$< :
@ 6.11 3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A @ +8&.:<±6.11
'alat 3isbi
6.11 × $66J 8&.:< @
= 6.7(J
Keseksamaan
$ − 6.11 × $66J 8&.:< @ = ==.$:J
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
1=.&< @
:
@ &.7:
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
121
11.8&
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0 ± δ ,0 @ +$=&.:=±&.7:
'alat 3isbi
&.7: × $66J @ $=&.:= = 6.$1J
Keseksamaan
$ − &.7: × $66J $=&.:7 @ = ==.78J
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
11.8&
@
:
@ &.<& 3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B@ +$7(.6:±&.<&
'alat 3isbi
&.<& × $66J @ $7(.6: = $.17J
Keseksamaan
$ − &.<& × $66J $7(.6: @ = =7.8$J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
122
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
3. Ta$el 2.3 Be#i %r
')
+')- ,.A &
$.
88.66
0.25
208.63
14.36
198.20
12.96
&.
88.66
0.25
208.63
14.36
198.20
12.96
(.
8:.86
1.00
220.00
57.46
209.00
51.84
'ata-
,. @
∑=
88.86
rata
δ ,.A =
=
,0 @
$.86
(
Σ ,.A − ,. A
*
+*- ,0 &
3".
∑=
&$&.1&
)
B
,B @
&6$.76
+B- ,B &
∑=
7:.$7
&
n( n − $)
$.8 :
@ 6.8 3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A@ +88.86±6.8
'alat 3isbi
6.8 × $66J 88.8 @
= 6.=J Keseksamaan
$ − 6.8 × $66J 88.8 @
= ==.6=J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
123
<<.<:
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
7:.$7 :
@
@ (.<7
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0 ± δ ,0 @ +&$&.1&±(.<7
'alat 3isbi
(.<7 × $66J &$&.1& @
= $.<7J
Keseksamaan
$ − (.<7 × $66J &$&.1& @
= =7.&J δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
<<.<: @
:
@ (.: 3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B@ +&6$.7±(.:
'alat 3isbi
(.: × $66J &6$.7 @
= $.<7J Keseksamaan
$ − (.: × $66J &6$.7 @
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
124
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
= =7.&$J
&. %erlakuan panas dengan pendinginan air 1. Ta$el 2.3) Baja ST 3".
')
+')- ,.A &
*
+*- ,0 &
B
+B- ,B &
$.
8$
0.69
&67.:(
14.36
$=7.&6
12.96
&.
86.8
1.78
&67.:(
14.36
$=7.&6
12.96
(.
81
4.69
&&6.66
57.46
&6=.66
51.84
'ata
,. @
-rata
8$.7(
∑=
δ ,.A =
=
,0 @
<.$<
(
Σ ,.A − ,. A
(
)
&$&.1&
∑=
,B @
7:.$7
&6$.76
∑=
<<.<:
&
)
n n −$
<.$< :
@ $.6=
3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A @ +8$.7(±$.6=
'alat 3isbi
$.6= × $66J 8$.7( @
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
125
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
= & .$ J
Keseksamaan
$ − $.6= × $66J 8$.7( @ = =< .7= J
δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
7:.$7 :
@
@ (.<7 3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0 ± δ ,0 @ +&$&.1&±(.<7
'alat 3isbi
(.<7 × $66J &$&.1& @ = 6.$< J
Keseksamaan
$ − (.<7 × $66J &$&.1& @ = == .7J
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
<<.<:
@
:
@ (.:
3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B@ +&6$.76±(.:
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
126
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'alat 3isbi
6.$ × $66J $&(.8 @ = 6.$< J
Keseksamaan
$ − 6.$ × $66J $&(.8 @ = == .7J
2. Ta$el 2.35 Baja ST 5-
3".
')
+')- ,.A &
$.
88.86
4.00
&67.:(
14.36
$=7.&6
12.96
&.
8(.66
0.25
&67.:(
14.36
$=7.&6
12.96
(.
8&.66
2.25
&&6.66
57.46
&6=.66
51.84
'ata -rata
,. @
8(.86
δ ,.A =
=
∑=
*
,0 @ &$&.1&
:.8
(
Σ ,.A − ,. A
(
)
+*- ,0 &
∑=
B
,B @
7:.$7
&6$.76
+B- ,B &
∑=
<<.<:
&
)
n n −$
:.8 :
@ $.61 3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A @ +8(.8±$.61
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
127
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
'alat 3isbi
$.61 × $66J 8(.8 @
= $.=J Keseksamaan
$ − $.61 × $66J 8(.8 @
= =7.68J δ ,0 =
(
)
Σ ,0 − ,0
(
&
)
n n −$
7:.$7 :
@
@ (.<7
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0 ± δ ,0 @ +&$&.1&±(.<7
'alat 3isbi
(.<7 × $66J &$&.1& @
= (.$&J Keseksamaan
$ − (.<7 × $66J &$&.1& @
= =:.7J δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
<<.<:
@
:
@ (.: 3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B-
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
128
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
@ +&6$.76±(.:
'alat 3isbi
$.(: × $66J @ $==.& = 6.:7J
Keseksamaan
$ − $.(: × $66J @ $==.& = ==.($J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
129
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
Ta$el 2.38 Be#i %r
3".
')
+')- ,.A &
$.
88.66
0.25
&67.:(
14.36
$=7.&6
12.96
&.
88.66
0.25
&67.:(
14.36
$=7.&6
12.96
(.
8:.86
1.00
&&6.66
57.46
&6=.66
51.84
'atarata
,. @88.8
δ ,.A =
∑=
,0 @ &$&.1&
$.86
(
Σ ,.A − ,. A
(
*
)
+*- ,0 &
∑=
B
,B @
7:.$7
+B- ,B &
∑=
&6$.76
&
)
n n −$
$.8
=
:
@ 6.8
3ilai ') yang sesungguhnya
@ + ,. A ± δ ,.A @ +88.8±6.8
'alat 3isbi
6.8 × $66J 88.8 @ = 6.=6J
Keseksamaan
$ − 6.8 × $66J 88.8 @ = ==.6=J
δ ,0 =
Σ( ,0 − ,0 )
(
&
)
n n −$
7:.$7 @
:
@ (.<7
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
130
<<.<:
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
3ilai * yang sesungguhnya
@ + ,0 ± δ ,0 @ +&$&.1&±(.<7
'alat 3isbi
(.<7 × $66J &$&.1& @
= $.<7J
Keseksamaan
$ − (.<7 × $66J &$&.1& @ = =7.&$J
δ ,B =
(
Σ ,B − ,B
(
)
&
)
n n −$
<<.<: @
:
@ (.:
3ilai B yang sesungguhnya
@ + ,B ± δ ,B@ +&6$.76±(.:
'alat 3isbi
(.: × $66J &6$.76 @ = $.<7J
Keseksamaan
$ − (.: × $66J @ &6$.76 = =7.&J
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
131
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2..3 Anali#a +ata Ta$el 2.39 Nilai "ekera#an
3ama Bahan
Brinell ardness +kg2mm&
Besi cor
$76-&86
5/ :6 nonperlakuan
$<6-$=8
5/ 16 nonperlakuan
=8-$&6
Kuningan
78
/embaga
<8
)lumunium
&8-16
5/ :6 normaliTing
&&=
5/ :6 Puenching
($$
5/ 16 normaliTing
$<6
5/ 16 Puenching
&:&
Untuk lebih mengetahui nilai kekerasan lebih jelas, dapat melihat tabel. Kekerasan besi cor lebih besar daripada baja 5/ :6 dan baja 5/ 16 , ini disebabkan karena besi cor mempunyai kandungan karbon paling besar dibanding baja 5/ :6 dan baja 5/ 16. 5edangkan baja 5/ :6 +Kandungan karbonnya 6,( A 6,< J 9 lebih kaya karbon sehingga termasuk baja karbon tinggi, daripada baja 5/ 16 +N 6,( J 9 dan termasuk baja karbon rendah. 5emakin banyak karbon maka nilai kekerasan makin besar dan keuletan makin kecil. Untuk kandungan karbon kurang dari &,$1J disebut besi baja karbon rendah,antara &,$1J-:,
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
132
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
aluminium dan tembaga. ni disebabkan kuningan mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada tembaga dan aluminium. /embaga memiliki kekerasan yang lebih tinggi daripada aluminium, ini disebabkan tembaga mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada aluminium yaitu sekitar &66 32mm& pada suhu rendah kekuatan tarik jauh lebih besar. /embaga itu sendiri apabila direaksikan dengan oksigen dapat menjadi lebih ulet +6,61 J " hal ini menjadikan berkurangnya kandungan karbon pada tembaga tersebut. )luminium mempunyai kekerasan paling rendah, hal ini disebabkan kekuatan tarik aluminium paling kecil yaitu sekitar $6 kg2mm ( dan aluminium juga mempunyai sifat lunak lebih berat dari 5n dan lebih lunak dari n. (
Mempunyai berat jenis &,<.$6 Kg2m(, regangan $7 A &8 J.
Ta$el 2.3: Ha#il 7ang +i+aat +ari engujian material n%n erlakuan
3)M) B))3
K0K0')5)3
K0K0')5)3
K0K0')5)3
Baja 5/ 16
B'30LL +B +$77.&8±$.<1
'"9K;0LL +' +8(.86 ±6.&7
*9K0' +* +$=7±$.=
Baja 5/ :6
+&&6.<8±&.&(
+87.66 ±6.67(
+&6$.& ±6.&(
Besi 9or
+&7<.76±(.$(
+:(.66 ±6.67
+&7$.=6±(.&
Kuningan
+$$<.(±&.&7
+<&.8±6,<:
+$&1±$.8(
/embaga
+<7.(±$.:<
+16.$±$.7:
+7&.8±$.&:
)luminium
+$$&.1±$.$8
+<7.(±$.:<
+$$7.( ±$.&6
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
133
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
350 300 250 200 150
//"A*A )" +!),
100
//"A*A "/ +!", //"A*A /" +!,
50 0
'am$ar 2.23 'rafik Nilai "ekera#an Material N%n Perlakuan
)nalisa# Berdasarkan data pengujian, nilai kekerasan besi cor tidak lebih besar dibandingkan baja 5/ :6. /erjadi penyimpangan pada data hasil pengujian kekerasan. 5eharusnya nilai kekerasan besi cor lebih besar daripada baja 5/:6 karena besi cor memiliki kandungan karbon paling besar dibanding baja 5/ :6 dan baja 5/ 16. 5edangkan untuk nilai kekerasan kuningan, tembaga dan aluminium terjadi penyimpangan karena hasil kekerasan aluminium lebih besar dibandingkan tembaga. 5eharusnya tembaga memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi daripada aluminium, karena tembaga mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada aluminium %enyimpangan dapat saja terjadi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut# a. !alam persiapan untuk uji keras +seperti mengikir dan mengamplas terjadi banyak perlakuan lain seperti bubut dan gerinda. b. 4arak penetrasi terlalu dekat c. ;aktu penetrasi kurang lama d. Ketidaktelitian praktikan dalam membaca dial indicator pada alat uji kekerasan e. 5pesimen tertukar dengan specimen yang lain
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
134
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2..3.1
Material Perlakuan Pana#
Urutan nilai kekerasan antara bahan yang mengalami perlakuan panas dengan pendinginan udara dan pendinginan air yaitu# pendinginan air O pendinginan udara. %erlakuan panas dengan pendinginan air merupakan proses hardening yaitu proses Puenching. Quenching adalah suatu proses perlakuan panas terhadap suatu material dengan cara dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu austenit +=66 o9. Kemudian dilakukan proses pendinginan %roses
cepat yaitu dalam hal ini dengan media air.
pendinginan
ini
berlangsung
cepat
mengakibatkan
terbentuknya martensit yang keras. Martensit mempunyai struktur kristal yang bersifat tidak stabil,berbentuk seperti jarum, dan bersifat sangat keras dan rapuh. 5edangkan untuk perlakuan panas dengan pendinginan udara merupakan proses softening yaitu proses normaliTing. 3ormaliTing adalah proses di mana material dipanaskan dahulu sampai suhu austenit kemudian dilakukan pendinginan dengan medium udara secara perlahan. %roses ini terjadi pada suhu 88-:8 69 diatas daerah austenit murni. %endinginan ini mencegah timbulnya segregasi praeutektoid sehingga struktur mikro yang terbentuk adalah perlit halus dan tidak ada ferit praeutektoid dalam jumlah banyak. !engan demikian akan dihasilkan material yang kekerasannya lebih kecil dari sebelumnya. !ari penjelasan di atas jelaslah bahwa kekerasan material dengan perlakuan panas dengan pendinginan air lebih besar daripada perlakuan panas dengan pendinginan udara. asil yang didapat dari pengujian adalah#
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
135
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
$
Material %erlakuan %anas dengan %endinginan )ir
Ta$el 2.- Ha#il 7ang +i+aat +ari engujian material en+inginan air
3)M) B))3
K0K0')5)3
K0K0')5)3
K0K0')5)3
Baja 5/ 16
B'30LL +B +&6$.76±(.:
'"9K;0LL +' +81±6.7=
*9K0' +* +&$&.1&±(.<7
Baja 5/ :6
+$===.&±$.(:
+8&.:<±6.11
+&$&.1&±(.<7
Besi 9or
+&6$.7±(.:
+88.86±6.8
+&$&.1&±(.<7
250
200
//"A*A )" +!),
150
//"A*A "/ +!",
100
//"A*A /" +!,
50
0 )a'a *T 40
)a'a *T 60
)esi or
'am$ar 2.2 'rafik Nilai "ekera#an Material Perlakuan Pana# +engan Pen+inginan Air
)nalisa# Berdasarkan data pengujian, nilai kekerasan besi cor tidak lebih besar dibandingkan baja 5/ :6. /erjadi penyimpangan pada data hasil pengujian kekerasan. 5eharusnya nilai kekerasan besi cor lebih besar daripada baja 5/:6 karena besi cor memiliki kandungan karbon paling besar dibanding baja 5/ :6 dan baja 5/ 16. %enyimpangan dari material perlakuan panas dengan pendinginan air pada besi cor dan baja 5/ :6 dapat saja terjadi disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut #
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
136
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
$. !alam persiapan untuk uji keras +seperti mengikir dan mengamplas terjadi banyak perlakuan lain seperti bubut dan gerinda. &. 4arak penetrasi terlalu dekat (. ;aktu penetrasi kurang lama 1. Ketidaktelitian praktikan dalam membaca dial indi!ator pada alat uji kekerasan 8. 5pesimen tertukar dengan spesimen yang lain &
Material %erlakuan %anas dengan %endinginan Udara
Ta$el 2.1 Ha#il 7ang +i+aat +ari engujian material en+inginan u+ara
3)M) B))3
K0K0')5)3
K0K0')5)3
K0K0')5)3
Baja 5/ 16
B'30LL +B +8$.7(±6.$
'"9K;0LL +' +8$.7(±$.6=
*9K0' +* +$(6±6.$(
Baja 5/ :6
+$==.&±&.<&
+8(.8±$.61
+&6=.7±$.6=
Besi 9or
+&6$.76±(.:
+88.8±6.8
+&$&.1& ±(.<7
250 200 150
//"A*A )" +!),
100
//"A*A "/ +!", //"A*A /" +!,
50 0 )a'a *T 40
)a'a *T 60
)esi or
'am$ar 2.2) 'rafik Nilai "ekera#an Material Perlakuan Pana# +enganPen+inginan U+ara
)nalisa# Berdasarkan data pengujian, nilai kekerasan besi cor tidak lebih besar dibandingkan baja 5/ :6. /erjadi penyimpangan pada data hasil pengujian
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
137
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
kekerasan. 5eharusnya nilai kekerasan besi cor lebih besar daripada baja 5/:6 karena besi cor memiliki kandungan karbon paling besar dibanding baja 5/ :6 dan baja 5/ 16. %enyimpangan dari material perlakuan panas dengan pendinginan udara pada besi cor dan baja 5/ :6 dapat saja terjadi disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut # a
!alam persiapan untuk uji keras +seperti mengikir dan mengamplas terjadi banyak perlakuan lain seperti bubut dan gerinda.
b
4arak penetrasi terlalu dekat
c
;aktu penetrasi kurang lama
d
Ketidaktelitian praktikan dalam membaca dial indicator pada alat uji kekerasan
e
5pesimen tertukar dengan specimen yang lain
)nalisa perbandingan antara dua perlakuan tersebut adalah# $
Berdasarkan data hasil pengujian kekerasan material tampak bahwa nilai kekerasan untuk baja 5/ :6 perlakuan panas dengan pendinginan udara dan dengan pendinginan air, hal ini tidak sesuai dengan referensi. Kemungkinan dalam pengujian spesimen dari perlakuan air tertukar dengan spesimen dari perlakuan udara.
&
5elain hasil dari pengujian pada baja 5/ :6 tidak sesuai dengan referensi, hasil pengujian dari baja 5/ 16 dan besi cor hasilnya sesuai dengan referensi. Berdasarkan percobaan # -
Baja 5/ 16 # %endinginan air O %endinginan udara
-
Baja 5/ :6 # %endinginan udara O %endinginan air
-
Besi 9or
# %endinginan air O %endinginan udara
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
138
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
2.) PENUTUP 2.).1 "e#imulan
$. Kekerasan suatu material didefinisikan sebagai ketahanan suatu material untuk menerima penetrasi2tekanan dari material lain atau deformasi. &. Uji kekerasan merupakan pengujian untuk memperoleh nilai kekerasan dari suatu material. (. !ari hasil pengujian diperoleh data sebagai berikut#
Ta$el 2.2 Ha#il 7ang +i+aat +ari engujian material
3on %erlakuan 3)M) B))3 Baja 5/ 16
K0K0')5)3 B'30LL +B +$77.&8±$.<1
K0K0')5)3 '"9K;0LL +' +8(.86 ±6.&7
K0K0')5)3 *9K0' +* +$=7±$.=
Baja 5/ :6
+&&6.<8±&.&(
+87.66 ±6.67(
+&6$.& ±6.&(
Besi 9or
+&7<.76±(.$(
+:(.66 ±6.67
+&7$.=6±(.&
Kuningan
+$$<.(±&.&7
+<&.8±6,<:
+$&1±$.8(
/embaga
+<7.(±$.:<
+16.$±$.7:
+7&.8±$.&:
)luminium
+$$&.1±$.$8
+<7.(±$.:<
+$$7.( ±$.&6
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
139
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
%erlakuan %anas dengan %endinginan Udara 3)M) B))3 Baja 5/ 16
K0K0')5)3 B'30LL +B +8$.7(±6.$
K0K0')5)3 '"9K;0LL +' +8$.7(±$.6=
K0K0')5)3 *9K0' +* +$(6±6.$(
Baja 5/ :6
+$==.&±&.<&
+8(.8±$.61
+&6=.7±$.6=
Besi 9or
+&6$.76±(.:
+88.8±6.8
+&$&.1& ±(.<7
%erlakuan %anas dengan %endinginan )ir 3)M) B))3 Baja 5/ 16
K0K0')5)3 B'30LL +B +$78.$1±(.67
K0K0')5)3 '"9K;0LL +' +81±6.7=
K0K0')5)3 *9K0' +* +$=1.77 ±(.&
Baja 5/ :6
+$7(.6:±&.<&
+8&.:<±6.11
+$=&.:= ±&.7:
Besi 9or
+&6$.7±(.:
+88.86±6.8
+&$&.1& ±(.<7
1. Kekerasan suatu material tergantung dari kadar karbon dan bila mengalami perlakuan panas tergantung juga dari laju pendinginanya. 8. Material mengalami perlakuan panas dengan pendinginan air lebih keras daripada pendinginan udara karena laju pendinginanya lebih cepat sehingga terbentuk martensit.
2.).2 Saran
Untuk mendapatkan data hasil pengujian yang akurat maka sebaiknya # $
%engamplasan dilakukan sebaik mungkin sampai permukaan benda uji benar-benar rata, halus, dan bersih serta sejajar antara permukaan atas dan bawah.
&
%engidentasi dan landasannya harus bersih dan dudukannya baik.
(
/eliti dalam mengatur dial indicator, posisi jarum kecil dan jarum besar harus tepat.
1
!alam menggerakan tuas harus tepat di posisi masing-masing tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
140
Laporan Kelompok Praktikum Struktur dan Sifat Material 2011 BAB II
8
4arak titik penetrasi jangan terlalu dekat.
:
/eliti dalam membaca skala.
<
5pesimen pengujian jangan sampai tertukar.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro
141