F ri ska Ayu NI M . 1012142 1012142530 53014 14 UA S K3 M igas Dosen Dosen : Rosl Rosl in ormansyah,I ormansyah,I r .,M Sc
Soal 1
Gambar 1
a.
(Untuk absen nomor nomor belakang genap), Buatkan study analisis HAZOP HAZOP secara lengkap untuk pompa P-401 dan P-402 dengan guideword : Part of & Reverse (Nilai : 35)
Fr iska Ayu NI M . 101214253014 UAS K3 M igas Dosen : Rosli normansyah,I r.,M Sc
JAWABAN: NO
Guide
Deviation
Cause
Consequence
Action
Word 1.
Part Of
High concentration of product
Terjadinya perbedaan ratio hydrocarbon dalam vessel
2.
Reverse
Terjadinya aliran balik pada pompa yang standy
Upstream proses terganggu
Proses up stream terjadi gangguan sehingga feed yang masuk ke dalam vessel rationya berbeda Valve passing
Risk Rank S
L
R
3
2
B
Kerja pompa semakin berat karena terjadinya perbedaan feed consentration dari proses sebelumnya Performance pump turun
Komunikasikan ke Control room agar proses feed di upstream line yang masuk kedalam vessel segera dilakukan pengaturannya
Laju alir ke downstream terganggu
Check vessel level
Level di vessel terganggu
Check Amp motor pump
Product offspect
Check laju alir di downstream line dari pump discharge
Terjadi perubahan tekanan di dalam vessel sehingga berakibat terhadap pump seperti Kapitasi, Vibration.
Drain aliran di dalam pompa sambil melihat tekanan discharge pump. Switched pump Check system perpipaan dissel. Check line proses
3
2
B
Pump motor brgerak reverse. Pump damage
Install check valve
3
2
B
Pengecekan sample secara regular
Fr iska Ayu NI M . 101214253014 UAS K3 M igas Dosen : Rosli normansyah,I r.,M Sc Keterangan : ( S ) Severity, 3 = artinya Medium - Low , minor injury hazard ( L ) Likelihood, 2 = artinya Medium - High, Hazard expected several time in the plant life. ( R ) Ranking , B = Almost acceptable risk level. Ranking B, dapat dipahami karena tingkat resi konya hampir dapat diterima. Diterima jika sesuai dengan manajemen pengendalian. Prosedur pemeriksaan harus sesuai dengan atau siste m kontrol yang berlaku.
Fr iska Ayu NI M . 101214253014 UAS K3 M igas Dosen : Rosli normansyah,I r.,M Sc Keterangan : ( S ) Severity, 3 = artinya Medium - Low , minor injury hazard ( L ) Likelihood, 2 = artinya Medium - High, Hazard expected several time in the plant life. ( R ) Ranking , B = Almost acceptable risk level. Ranking B, dapat dipahami karena tingkat resi konya hampir dapat diterima. Diterima jika sesuai dengan manajemen pengendalian. Prosedur pemeriksaan harus sesuai dengan atau siste m kontrol yang berlaku.
F ri ska Ayu NI M . 101214253014 UA S K3 M igas Dosen : Rosl in ormansyah,I r .,M Sc
Soal 2
Gambar 2
F ri ska Ayu NI M . 101214253014 UA S K3 M igas Dosen : Rosl in ormansyah,I r .,M Sc
Soal 2
Gambar 2
a.
Sebutkan IPL ( Independent Layer Protection) pada sistem diatas, dan jelaskan pula fungsinya untuk sebuah proses seperti gambar diatas (minimal : 2 IPL) (Nilai : 25)
b.
Sebutkan dan jelaskan kriteria suatu alat atau kontrol/pengendali risiko untuk dapat menjadi IPL (Nilai : 15)
c.
Sebutkan IPL apa saja yang tergolong “aktif” dan IPL apa saja tergolong “pasif” serta jelaskan pula alasannya (Nilai : 10)
JAWABAN: 2. a. IPL yang digunakan pada sistem Gambar 2, yaitu:
a) RV ( Relief Valve ) di mana fungsinya untuk mengontrol over pressure yang ada di sistem sirkulasi proses compressor. Apabila terjadi over pressure pada sistem ini maka RV akan terbuka dengan sendirinya ke flare untuk membuang tekanan yang berlebihan tadi, dan akan kembali menutup apabila tekanan di sistem tersebut kembali normal.
F ri ska Ayu NI M . 101214253014 UA S K3 M igas Dosen : Rosl in ormansyah,I r .,M Sc
b) PT ( Pressure Transmitter) berfungsi sebagai indikasi tekanan, apabila tekanan berlebihan atau berkurang, PT ini akan mengontrol tekanan tersebut sehingga diharapkan dengan adanya PT sistem tekanan akan tetap dijaga. c) FC ( Flow Control ) berfungsi untuk mengatur besaran flow/aliran untuk memaintain sistem atau unit compressor ini tetap berjalans esuai kapasitasnya. d) TC( Temperature Control) berfungsi sebagai pengontrol temperature, apabila temperature naik pada output compressor, yang
apabila dipertahankan akan
menyebabkan high bahkan high-high temperature. Sehingga fungsi TC merespon untuk memberikan pendinginan lebih melalui after cooler. e) LC ( Level Control ) berfungsi untuk mengontrol level liquid yang ada di suction KOD, dengan harapannya level di KOD benar-benar zero, sehingga memprotek compressor dari kerusakan apabila level yang di KOD sempat terikut ke dalam proses compressing. f) Diberikanpembungkus (insulation) pada seluruh peralatan dan perpipaannya, karena di operation pada suhu yang sangat berbeda dengan suhu lingkungan, hal ini selain untuk saving energy juga untuk mencegah terjadinya cold burn (di area yang dioperasikan pada suhu di bawah nol) dan kulit terbakar pada area yang panas. g) Adanya skenario Emergency, apabila teradi hal-hal yang tidak diinginkan. Biasanya pada alat-alat besar dan penting seperti compressor diberikan tombol emergency. h) Dipasang gas detector disekitar peralatan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas dan dipasang juga Fire Detector yang berfungsi memberikan informasi apabila terjadi kebakaran. 2b. Kriteria suatu alat kontrol/pengedali resiko untuk dapat menjadi IPL jika memiliki syarat, yaitu: a. Efektif Alat kontrol/pengedali resiko untuk dapat menjadi IPL haruslah efektif dalam fungsi pencegahan risiko yang mungkin terjadi. Biasanya dengan membentuk scenario kejadian. Semakin banyak scenario yang dibuat semakin baik pencegahannya.
F ri ska Ayu NI M . 101214253014 UA S K3 M igas Dosen : Rosl in ormansyah,I r .,M Sc
b. Independen Alat kontrol/pengedali resiko untuk dapat menjadi IPL harus terbebas dari adanya konsekuensi dari initiating event yang lain. c. Auditable Alat kontrol/pengedali resiko untuk dapat menjadi IPL adalah komponen, sistem, maupun tindakan yang dapat diaudit. Proses audit haruslah menyatakan bahwa IPL telah efektif untuk pencegahan dan berfungsi sesuai desainnya. Audit tersebut juga harus mnyatakan bahwa desain dari IPL, instalasi, pengujian fungsi, sistem maintenance telah digunakan untuk memenuhi dan digunakan sebagai IPL. 2C. IPL dapat digolongkan menjadi IPL “pasif” dan IPL “aktif”. 1) IPL PASIF,yaitu: a. Sistem drainase bawah tanah, karena akan digunakan untuk menurunkan frekuensi dari konsekuensi yang luas (tumpahan yang luas) dari pengisian tangki yang berlebih /bocor/ tumpah dll. b. Tanggul, karena dapat menurunkan frekuensi dari konsekuensi yang luas (tumpahan yang luas) dari pengisian tangki yang berlebih /bocor/ tumpah dll. c. Open vent (no valve), akan mencegah overpressure d. Fireproofing, akan menurunkan jumlah input panas dan akan memberikan waktu untuk depressurizing, firefighting dll e. Desain yang aman, apabila benar benar diimplementasikan akan secara signifikan mengurangi frekuensi dari konsekuensi berkaitan dengan skenario. 2) IPL AKTIF, yaitu: a. Relieve valve, karena dapat mencegah overpresure pada sistem. b. Rupture disc, karena dapat mencegah overpresure pada sistem. c. Basic Process Control System, karena dapat digunakan sebagai IPL untuk mengurangi konsekuensi dari skenario. d. Safety Instrumented Functions (Interlocks), karena dapat mengurangi risiko yang apabila beberapa SIF digabungkan akan menjadi sebuah safety instrumented system (SIS).
F ri ska Ayu NI M . 101214253014 UA S K3 M igas Dosen : Rosl in ormansyah,I r .,M Sc