TUTORIAL MINGGU 6 TERMINOLOGI 1. Folley catheter : sebuah selang plastik fleksibel (kateter) yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk drainase kemih 2. Anestesi : Tidak adanya kepekaan secara abnormal terhadap rangsangan (biasanya sentuhan atau rabaan ) 3. Dermatom : Area kulit yang dipersarsarafi terutama oleh satu saraf spinalis 4. Refleks Bisep ( Biseps Pees Refleks (BPR)) Refleks fisiologis dengan cara mengetuk tendon otot bisep Pusat: C5 – C6 C6 Cara: - Lengan bawah penderita semifleksi - Tempatkan ibu jari di atas tendon otot biseps à ketok - Jawaban: fleksi lengan bawah
Refleks biseps
-
5. Refleks Triseps (Triseps Pees Refleks (TPR) Refleks fisiologis dengan cara mengetuk tendon otot trisep Pusat: C6 – C8 C8 Cara: Lengan penderita semifleks semifleksii Ketok insersio tendon m. triseps (atas olekranon) Jawaban: lengan bawah ekstensi
-
Refleks Triseps 6. Knee Pees Refleks (KPR) Refleks Patella , Refleks fisiologis dengan cara mengetuk tendo patella Pusat: L2, L3, L4 Cara: Tungkai di fleksi gantungkan Ketok tendon m. kuadriseps femoris (bawah patella) Jawaban: kontraksi m. kuadriseps femoris à ekstensi tungkai
Refleks patella (KPR)
-
7. Achilles Pees Refleks (APR) Refleks fisiologis dengan cara megetuk tendo achilles Pusat: S1, S2 Cara: Tungkai bawah fleksi sedikit Dorsofleksikan kaki (pegang ujung jari-jari) Ketok tendon Achilles Jawaban: kontraksi m. triseps surae/ plantarfleksi kaki
Reflaks Tendon Achilles (APR) 8.
Refleks babinsky Refleks patologis dengan menggoreskan telapak kaki bagian lateral dariposterior ke anterior( mulai tumit sampai pangkal jari )(gunakan gagang hammer) dengan respon ibu jari terangkat (dorsofleksi) atau jari lainnya mengambang.
Cara sederhana yang dilakukan untuk memperkirakan adanya perdarahan atau infark pada
pasien stroke. § Cara: o Pasien baring, tungkai diluruskan o Pegang pergelangan kaki o Gores dengan pelan telapak kaki bagian lateral mulai tumit sampai pangkal jari (gunakan gagang hammer) § Respon: dorsofleksi ibu jari kaki dan mekar jari lainnya § Respon Babinski timbul oleh: o Cara Chaddock : rangsang diberikan dengan jalan menggoreskan bagian lateral maleolus o Cara Gordon : memencet (mencubit) otot betis o Cara Oppenheim : mengurut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior. Arah mengurut ke bawah (distal) o Cara Gonda : memencet (menekan) satu jari kaki dan kemudian melepas-kannya sekonyong-konyong o Cara Schaefer : memencet (mencubit tendon Achilles o Rossolime : kaki bagian atas di ketuk (sekitar pangkal/proksimal jari tengah-telunjuk) o Mendel : telapak kaki diketuk (sekitar pangkal/proksimal jari tengah-telunjuk)
Refleks Patologis 1. Babinski 4. Schaefer 2. Oppenheim 5.Gonda 3. Gordon Chaddock
RUMUSAN MASALAH 1. Mengapa Pak Yanto (50th) mengalami kelumpuhan pada kedua kaki sejak 1 minggu yang lalu?
Karena adanya lesi neurologis Pada pak yanto terjadi kelemahan anggota gerak yaitu paraplegia kelumpuhan kedua
tungkai akibat lesi bilateral atau transversal di medula spinalis terjadi akibat kelainan pada saraf yaitu berupa kelainan pada medulla Spinalis: bila lesi setinggi cervical terjadi kelumpuhan tangan dan kaki, bila lesi setinggi thorakal atau setinggi lumbosakral terjadi kelumpuhan tungkai. Perbedaan lesi pada thorakal dan lumbosakral yaitu pada letak lesi motoriknya. kalo pada thorakal di upper motorneuron, sedangkan pada lumbosakral di lower motorneuron . Lesi pada UMN (upper motor neuron) atau LMN ( neuron motorik bawah(lower motor neuron) menyebabkan perubahan-perubahan khas pada respon otot. Pada Pak Yanto : UMN , karna refleks tendon fisiologis ada , dan refleks babynski + Sedangkan kalau LMN Paralisis neuron motorik bawahdisebabkan karena destruksi saraf motorik perifer dan sel-sel komuanterior. Kalau ini terjadi maka otot-otot menjadi lemas dan hipotonus dan refleksi tendon dalam hilang Just Ctt:
Susunan neuromuskular terdiri dari Upper motor neuron (UMN) dan lower motor neuron (LMN). Upper motor neurons (UMN) merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornu anterior. Berdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalamsusunan piramidal dan susunan ekstrapiramidal. Susunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbar. Traktus kortikobulbar fungsinya untuk geraakan-gerakan otot kepala dan leher, sedangkan traktus kortikospinal fungsinya untuk gerakan-gerakan otot tubuh dan anggota gerak. Sedangkan lowermotor neuron (LMN), yang merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang berasal dari batang otak, pesan tersebut dari otak dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh seseorang
PENYEBAB : Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam otak atau batang otak (
pusat sistem saraf ) atau mungkin di luar batang otak ( sistem saraf perifer ). Lebih sering penyebab kerusakan pada otak adalah stroke, tumor, truma ( disebabkan jatuh atau pukulan ), multiple sclerosis ( penyakit yang merusak bungkus pelindung yang menutupi sel saraf ), serebral palsy ( keadaan yang disebabkan injuri pada otak yang terjadi sesaat setelah lahir ), gangguan
metabolik
(
gangguan
dalam
penghambatan
kemampuan
tubuh
untuk
mempertahankannya ). Kerusakan pada batang otak lebih sering disebabkan trauma, seperti jatuh atau kecelakaan
mobil. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dalam atau dengan segera berdekatan pada tulang belakang termasuk : tumor, herniasi sendi ( juga disebut ruptur sendi ), spondilosis, rematoid artrirtis pada tulang belakang atau multiple sklerosis.
2. Mengapa pada awalnya kaki kanan terasa kebas, kemudian diikuti oleh kelemahan, keesokan harinya kelemahan juga mengenai kaki kiri, hingga tidak bisa jalan? 3. Mengapa kencing Pak Yanto tidak bisa keluar? 4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik Pak Yanto? Pasien sadar, kooperatif TD 120/80 mmHg Normal Nadi 84x/menit Normal nafas 18 x/menit normal suhu 36,90C normal Kekuatan lengan normal kekuatan kaki 0/0/0 kiri dan kanan tidak ada kontraksi otot
Ditemukan anestesi mulai dari dermatom torakal 10 ke bawah kehilangan sensoris dari umbilikus Batas atas kehilangan sensori pada lesi thorakal adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
T2 T3 T5 T6 T7, T8 T10 T12
: Seluruh tubuh sampai sisi dalam dari lengan atas. : Aksilla. : Putting susu. : Prosesus xifoid. : Margin kostal bawah. : Umbilikus. : Lipat paha
Bices dan Triceps ++/++ KPR dan APR +++/+++
Respon reflex dibagi dalam berbagai tingkatan yang bervareasi dari 0 sampai +4.
Tingkatan Kekuatan Refleks Tingkat +4
+3 +2 +1 0
Makna Sangat kuat, mengesankan adanya penyakit UMN, sering disertai klonus (gerakan osilasi ritmik antara fleksi dan ekstensi) Lebih kuat dari normal, tetapi tidak harus menunjukkan suatu penyakit Rata-rata atau normal Sedikit berkurang Tidak ada respons.
5.
Reflek babinski +/+ ada lesi UMN RefleksBabinski bilateral dapat memberi petunjuk ke arah edema otak, pendarahan subaraknoidal, pendarahan i ntraventrikular, dan pendarahan intraserebral yang besar atau luas Apa pemeriksaan lanjutan yang mungkin dilakukan? Analisa LCS : biasanya normal, dapat xantokrom, protein meningkat MRI CT Scan dengan kontras dengan potongan sagital/koronal bermanfaat pada pasien yang tidak dapat dilakukan MRI Angiografi MR Angiografi spinal selektif menggunakan teknik substraksi digital
6. Bagaimana tatalaksana dan prognosis dari penyakit Pak Yanto? 7. Mengapa anak pak yanto , Neni (17 th) mengalami kelemahan pada keempat anggota gerak dan sudah berulang sebanyak 3 kali sejak 1 t ahun ini?
8. Mengapa kelemahan pada Neni biasanya dipicu oleh kelelahan, setelah berkeringat banyak atau setelah mengalami muntah dan diare? 9. Apa infus yang diberikan ?
10. Mengapa dokter selalu menyarankan agar banyak makan pisang, minum air kelapa dan buah buahan lain yang banyak mengandung elektrolit? 11. Apa diagnosis klinis penyakit Neni?