Rangkuman Undang-Undang Kepabeanan ( PKN STAN )Full description
Undang-Undang Konservasi Tanah dan Air (UU KTA) ini yang terdiri dari 17 bab, 69 pasal juga terdapat penjelasan pasal demi pasal secara garis besar mengatur 14 substansi
Undang-Undang Konservasi Tanah dan Air (UU KTA) ini yang terdiri dari 17 bab, 69 pasal juga terdapat penjelasan pasal demi pasal secara garis besar mengatur 14 substansiDeskripsi lengkap
Full description
Full description
Full description
Granata biography
TUGAS
tugasFull description
Analitik
Tugas Komputasi UNRIFull description
nFull description
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Full description
Full description
TP
mekatronika penyortir permen tugas presentasiDeskripsi lengkap
Descripción completa
manual
File
TUGAS PERUNDANG- UNDANGAN & ETIKA KEFARMASIAN “ KASUS 16-20”
Disusun Oleh Kelompok 4 : 1. Cahya Mulyati Dewi
1704026016
2. Fadly Nur rakhmat
1704026041
3. Ihsan Lufi, S.Farm
1704026055
4. Meri Rosmalita
1704026082
5. Rahayu Paramita Rasyid
1704026108
6. Siti Maghfiroh
1704026132
7. Yunita Rusdiana Widiastuti
1704026154
Apoteker-28 Pagi (A)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2017
16. Petugas apotek bukan Apoteker, mengganti allopurinol 100 mg yang tertulis dalam resep dokter dengan Zyloric 300 mg dan menyerahkannya kepada pasien. a) Kata kunci
Petus apotek bukan Apoteker mengganti obat yang tertulis dalam resep dan menyerahkan langsung pada pasien b) Pelanggaran kode etik
Pasal 3 Seorang apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai dengan kompetensi Apoteker indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh kepada prinsip kemanusiaan dalam menjalankan kewajibannya. c) Sanksi Tidak ada d) Cara mencengahnya
Apoteker harus stand by di apotek tempat ia bekerja sebagai apoteker penanggung jawab guna menghindari kejadian yang sama. Serta melakukan penyerah obat, pemberian informasi mengenai obat yang akan diserahkan kepada pasien.
17. Apoteker mengajukan izin dan membuka apotek baru persis disebelah apotek yang sudah ada, tanpa berkonsultasi denagan / sepengetahuan apoteker pengelola apoteker yang sudah ada tersebut. a) kata kunci
membuka apotek baru disebelah apotek yang sudah ada b) Pelanggaran Kode Etik
kode etik pasal 10 c) Kode Etik Pasal 10
seorang apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. d) Sanksi
Tidak ada
e) Cara Mencegahnya
1. seorang apoteker harus memahami bahwa, membuat apotek bersebelahan melanggar kode etik apoteker 2. nasehati jika ada yang ingin membangun apotek disebelah apoteknya,bahwa itu adalah tindakan melanggar kode etik apoteker.
18. Apoteker yang bekerja sebagai Medical Representative di industri farmasi diamdiam menjadi Apoteker Pengelola Apotek Swasta a) Kata kunci pelanggaran
Apoteker bekerja menjadi Medical Representative sekaligus menjadi APA di Apotek swasta b) Pelanggaran hukum
PMK RI NO 889 TAHUN 2011, KEMUDIAN TERKAIT PERUBAHAN REGISTRASI,
IZIN
PRAKTIK,
DAN
IZIN
KERJA
TENAGA
KEFARMASIAN PADA PMK NO 31 TAHUN 2016 c) PerUndang-undangan yang dilanggar :
(PMK RI NO 889 TAHUN 2011) Pasal 18
(1) SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian atau SIKA hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas kefarmasian. (2) Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian berupa puskesmas dapat menjadi Apoteker pendamping di luar jam kerja. (3) SIPA bagi Apoteker pendamping dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian (PMK NO 31 TAHUN 2016) Pasal 18
(1) SIPA bagi Apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu) fasilitas kefarmasian.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) SIPA bagi apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian. (3) Dalam hal Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker yang bersangkutan hanya memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas pelayanan kefarmasian lain. Dikatakan melanggar karena apoteker tersebut telah bekerja di Industri Farmasi kemudian menjadi APA di Apotek swasta. Dalam PMK Apoteker yang bekerja di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu) fasilitas kefarmasian sehingga tidak bisa bekerja ditempat/fasilitas kefarmasian lain. d) Sanksi
Pencabutan SIPA
Pemeriksaan SIPA dilakukan dengan baik sehingga tidak terjadi kasus seorang Apoteker bekerja ditempat fasilitas Industri Farmasi dan Pelayanan sekaligus
Memberitahukan
sanksi
yang
akan
diterima
bila
melakukan
pelanggaran tersebut.
19. Apoteker Penanggung Jawab Penilaian Keamanan Kosmetik (Safety Assessor) diam – diam menjadi Apoteker Pengelola Apotek a)
Kata kunci pelanggaran
Apoteker Penanggung Jawab Penilaian Keamanan Kosmetik (Safety Assessor) sekaligus menjadi Apoteker Pengelola Apotek b) Pelanggaran hukum
PMK RI NO 889 TAHUN 2011, KEMUDIAN TERKAIT PERUBAHAN REGISTRASI,
IZIN
PRAKTIK,
DAN
IZIN
KEFARMASIAN PADA PMK NO 31 TAHUN 2016 c)
PerUndang-undangan yang dilanggar :
(PMK RI NO 889 TAHUN 2011) Pasal 18
KERJA
TENAGA
(1) SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian atau SIKA hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas kefarmasian. (2) Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian berupa puskesmas dapat menjadi Apoteker pendamping di luar jam kerja. (3) SIPA bagi Apoteker pendamping dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian (PMK NO 31 TAHUN 2016) Pasal 18
(1) SIPA bagi Apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu) fasilitas kefarmasian. (2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) SIPA bagi apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian. (3) Dalam hal Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker yang bersangkutan hanya memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas pelayanan kefarmasian lain. Dikatakan melanggar karena apoteker tersebut bekerja sebagai Apoteker Penanggung Jawab Penilaian Keamanan Kosmetik (Safety Assessor) kemudian menjadi Apoteker Pengelola Apotek. Dalam PMK Apoteker yang bekerja di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu) fasilitas kefarmasian sehingga tidak bisa bekerja ditempat/fasilitas kefarmasian lain. d) Sanksi
Pencabutan SIPA
Pemeriksaan SIPA dilakukan dengan baik sehingga tidak terjadi kasus seorang Apoteker bekerja ditempat fasilitas Industri Farmasi dan Pelayanan sekaligus
Memberitahukan sanksi yang akan diterima bila melakukan pelanggaran tersebut.
20. Apoteker Pengelola apotek menerima pesanan obat dari Dokter didaerah terpencil, Apoteker di Apotek tersebut menyerahkan obatnya kepada dokter
dan dokter
melakukan penyerahan / dispensing langsung kepada pasien a) Kata kunci
Apoteker menyerahkan obat kepada dokter didaerah terpencil , kemudian dokter melakukan penyerahan / dispensing langsung kepada pasien. b) Dasar Hukum
Alasan : karena di PP No.51 tahun 2009 Pasal 21 ayat 3
Dalam hal di daerah terpencil tidak terdapat Apoteker, Menteri dapat menempatkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki STRTTK pada sarana pelayanan kesehatan dasar yang diberi wewenang untuk meracik dan menyerahkan obat kepada pasien. Pasal 22
Dalam hal di daerah terpencil yang tidak ada apotek, dokter atau dokter gigi yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi mempunyai wewenang meracik dan menyerahkan obat kepada pasien yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. c) Sanksi