MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI DAN CONTOH KASUS YANG TERJADI DI IFRS RSUD dr. ADJIDARMO KAB. LEBAK
Diajukan unuk !"!"nu#i ni$ai !aa ku$ia# Patient Safety
NAMA
% FITRI FITR I &ORIA'A &ORI A'ATY TY
NIM
% ()*+(*+,**(-
MAGISTER FARMASI KONSENTRASI FARMASI RUMAH SAKIT FAKULTAS FARMASI UNIERSITAS PADJAJARAN TAHUN TAHUN (*+) (*+ )
BAB I PENDAHULUAN
+.+ Laar B"$akan/
Resiko Resiko
merupak merupakan an
keadaa keadaan n
adanya adanya
ketidak ketidakpas pastian tian
dan
tingkat tingkat
ketidakpastiannya terukur secara kuantitiatif. Resiko dapat dikategorikan ke dalam resiko murni dan resiko spekulatif. Resiko murni merupakan resiko yang dapat mengak mengakiba ibatkan tkan kerugian kerugian,,
tetapi tetapi tidak tidak ada kemung kemungkin kinan an mengun menguntun tungka gkan. n.
Sedangnkan resiko spekulatif adalah resiko yang dapat mengakibatkan dua kemungkinan, merugikan atau menguntungkan. Seluruh Seluruh
kegiatan kegiatan
yang
dilakukan
baik
perseorangan perseorangan
ataupun
organisasi/perusahaan juga mengandung resiko. Semakin besar resiko yang dihadapi umumnya dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang diterima juga akan lebih besar. Pola pengambilan pengambilan resiko menunjukkan menunjukkan sikap yang berbeda berbeda terhadap pengambilan resiko. Resiko adalah ketidakpastian dan dapat menimbulkan terjadinya peluang kerugian terhadap pengambilan keputusan. Ketidakpastian merupakan situasi yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, mendefinisikan resiko sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga resiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi. Manajeme resiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu resiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menantang sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Resiko yang melekat dari tindakan tindakan pelayanan kesehatan kesehatan adalah bahwa dalam pelayanan kesehatan yang diukur adalah upaya yang dilakukan inspaning verbentenis!, verbentenis!, bukanlah hasil akhirnya resultante resultante verbintennis!. verbintennis!. "#RS merupakan
salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Setiap kegiatan pelayanan yang dilakukan di "nstalasi #armasi pasti mengandung resiko, baik yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui. $leh karena itu, dengan manajemen resiko, diharapkan kerugian yang ditimbulkan dari ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk kelangsungan pelayanan kesehatan khususnya di "nstalasi #armasi Rumah Sakit.
BAB II MANAJEMEN RESIKO
(.+ D"0ini1i Manaj"!"n R"1ik2
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, mengindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu. Menurut %jojosoedarso &''(,p. &! manajemen risiko merupakan berbagai cara penanggulangan risiko. %an menurut Peltier &''), p. &&*!, manajemen risiko merupakan proses mengidentifikasi risiko, mengukur untuk mengurangi risiko. Sedangkan, menurut %orfman &''*, p. +! manajeme n risiko merupakan proses logik yang digunakan oleh perusahaan bisnis dan indiidual. $leh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap orang harus selalu berusaha untuk mencegah terjadinya resiko, artinya bahwa adanya upaya untuk meminimumkan resiko yang terjadi. %an pencegahan resiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengelolaan dari pencegahan resiko inilah yang kita sebut sebagai manajemen risiko. Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas, seperti )! Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi &! Mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut (! Mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko *! Menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko ! Mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko serta mengealuasi program penanggulangan risiko yang telah di buat.
(.+ Fun/1i3 Fun/1i P2k2k Manaj"!"n Ri1ik2
Menurut %jojosoerdarso&'', p.)*!, fungsi pokok manajemen risiko terdiri dari0 ).
Menemukan Kerugian Potensial 1rtinya berupaya untuk menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi perusahaan, yang meliputi a! Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan b! Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi perusahaan c! Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain d! Kerugian-kerugian yang timbul karena penipuan, tindakan 2 tindakan kriminal lainnya, tidak jujurnya karyawan e! Kerugian-kerugian yang timbul akibat karyawan kunci keymen! meninggal dunia, sakit dan cacat.
&.
Mengealuasi Kerugian Potensial 1rtinya melakukan ealuasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan. 3aluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai a! 4esarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian artinya memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama suatu periode tertentu atau berapa kali terjadinya kerugian tersebut selama suatu periode tertentu b!4esarnya bahaya dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian tersebut, terutama terhadap kondisi financial perusahaan c! Memilih teknis/cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik-teknik yang tepat guna menanggulangi kerugian.
(.4 Id"ni0ika1i dan Ana$i1a R"1ik2
Menurut %armawi &''+! tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. "dentifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara
sistematis
dan
terus
menerus
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, huta ng, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang
terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus diidentifikasi. Proses identifikasi harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikas i. %alam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain0 a. Brainstorming b. Questionnaire c. Industry benchmarking d. Scenario analysis e. Risk assessment workshop f. Incident investigation g. Auditing h. Inspection i. Checklist j. 516$P Haard and !perability Studies! Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity kerusakan! dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. 4eberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengealuasi dampak severity kerusakan! seringkali cukup sulit untuk asset immateriil.
(.5 P"n/"$2$aan R"1ik2
7enis-jenis cara mengelola risiko0 ). Risk avoidance 8aitu memutuskan untuk tidak melakukan aktiitas yang mengandung risiko sama
sekali.
%alam
memutuskan
untuk
melakukannya,
maka
harus
dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktiitas. &. Risk reduction Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. (. Risk trans"er 8aitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak asuransi!. *. Risk de"erral %ampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk de"erral meliputi menunda aspek saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil. . Risk retention 9alaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktiitas. Penanganan risiko High probability# high impact 0 risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun
ditransfer. $ow probability# high impact 0 respon paling tepat untuk tipe risiko ini
adalah dihindari. %an jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan contingency plan.
High probability# low impact 0 mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan
$ow probability# low impact 0 efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun
biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. %alam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari risiko tersebut. Contingency plan0 :ntuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu
dipersiapkan
contingency
plan
seandainya
benar-benar
terjadi.
Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak risiko tersebut.
%alam
banyak
mengalokasikan sejumlah dibandingkan
kasus sumber
mengembangkan
seringkali daya
lebih
untuk
contingency
efisien
mengurangi plan
yang
untuk risiko jika
diimplementasikan akan lebih mahal. ;amun beberapa scenario memang membutuhkan "ull contingency plan.
(., Pr21"1 Manaj"!"n R"1ik2
Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Menurut <$S$, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam + komponen tahap! ). Internal environment =ingkungan internal! Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi.
!b&ective setting Penentuan tujuan! Manajemen harus menetapkan ob&ectives tujuan-tujuan! dari organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. !b&ective dapat diklasifikasikan menjadi strategic ob&ective dan activity ob&ective. Strategic ob&ective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan
merupakan implementasi dari isi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity ob&ective dapat dipilah menjadi ( kategori, yaitu
) ' operations
ob&ectives &! reporting ob&ectives dan (! compliance ob&ectives. Risk tolerance dapat diartikan sebagai ariasi dalam pencapaian objectif yang dapat diterima oleh manajemen. (. (vent identi"ication "dentifikasi risiko! Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif )opportunities!, namun dapat pula sebaliknya atau negatif risks!. *. Risk assessment Penilaian risiko! Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events kejadian atau keadaan! dapat mengganggu pencapaian dari ob&ectives. 4esarnya dampak dapat diketahui dari inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif,
yaitu0
likelihood
kecenderungan
atau
peluang!
dan
impact*conse+uence besaran dari terealisirnya risiko!. %engan demikian, besarnya risiko atas setiap kegiatan organisasi merupakan perkalian antara likelihood dan conse+uence. Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu0 )! +ualitative techni+ues dan &! +uantitative techni+ues. Qualitative techni+ues menggunakan beberapa tools seperti sel"%assessment low# medium# high!, +uestionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu, +uantitative techni+ues data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability based# non%probabilistic models optimalkan hanya asumsi conse+uence!, dan benchmarking. 8ang perlu dicermati adalah events relationships atau hubungan antar kejadian/keadaan. (vents yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. ;amun, bila digabungkan bisa menjadi signifikan. %emikian pula, risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event categories, dan dinilai secara aggregat e. . Risk response Sikap atas risiko!
$rganisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari organisasi dapat berupa0 )!
avoidance,
yaitu
dihentikannya
aktiitas
atau
pelayanan
yang
menyebabkan risiko &! reduction, yaitu mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari risiko (! sharing , yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain *! acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi biasanya risiko yang kecil!, dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan. %alam memilih sikap response!, perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap respon terhadap risk likelihood dan impact , respon yang optimal sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus bene"its, dan kemungkinan peluang opportunities' yang dapat timbul dari setiap risk response. >. Control activities 1ktifitas-aktifitas pengendalian! Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan policies! dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. 1ktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi0 )! integritas dan nilai etika &! kompetensi (! kebijakan dan praktik-praktik
S%M *! budaya organisasi
! filosofi
dan gaya
kepemimpinan manajemen >! struktur organisasi dan ?! wewenang dan tanggung jawab. %ari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas pengendalian. @erdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive# detective# corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa0 )! pembuatan kebijakan dan prosedur &! pengamanan kekayaan organisasi (! delegasi wewenang dan pemisahan fungsi dan *! superisi atasan. 1ktifitas pengendalian hendaknya terintegrasi dengan manajemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat menjadi optimal.
?. In"ormation and communication "nformasi dan komunikasi! #okus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relean kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai. #aktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi. "nformasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, dan kualitas informasi dapat dipilah menjadi0 ),' appropriate- )' timely- )/' current- )0' accurate dan )1' accessible. 1rah komunikasi dapat bersifat internal dan eksternal. Sedangkan alat komunikasi berupa diantaranya manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media elektr onis. +. Monitoring Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus on going ! maupun terpisah separate evaluation!. 1ktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktiitas superisi, rekonsiliasi, dan aktiitas rutin lainnya. Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu kasuistis!. Pada monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses ealuasi metodologi, dokumentasi, dan action plan. Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting de"iciencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan tidak relean!. Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN
4.+ Ka1u1 Yan/ P"rna# T"rjadi di IFRS RSUD dr. Adjidar!2
Kasus yang pernah terjadi di "#RS RS:% dr. 1djidarmo adalah terjadinya kesalahan pemberian obat di depo rawat jalan pada pasien dengan nama yang sama dan berasal dari poliklinik yang sama. Pasien berasal dari poliklinik spesialis jantung. Pasien memiliki dua nama yang sama secara lafal pengucapan!, tetapi berbeda secara penulisan. Pasien pertama bernama Sunarya, dan pasien kedua bernama Sunariah. Kesalahan terjadi ketika petugas farmasi memanggil pasien untuk penyerahan obat dan akan diberikan informasi obat. Ketika diberikan pertanyaan oleh petugas farmasi mengenai data-data pasien untuk memastikan kembali obat yang akan diberikan, orang yang mengambil obat tersebut hanya mengangguk sepertinya bukan pasien/keluarga pasien ybs atau suruhan pasien!. Petugas farmasi baru menyadari kalau obat yang diberikan keliru ketika pasien atas nama Sunariah menanyakan obatnya karena ybs ada keperluan lain, jadi resep ditinggal di apotek tetapi obat belum diambil!. Sementara obat atas nama pasien Sunariah sudah tidak ada di apotek. $bat yang ada di apotek hanya ada atas nama Sunarya. Setelah ditelusuri ternyata kesalahan bukan hanya terjadi di "nstalasi #armasi saja, melainkan juga terjadi di poliklinik jantung. Perawat di poliklinik salah menulis nama di resep tidak sesuai dengan S3P/jaminan yang ada pada lembar kedua!. Segera setelah petugas farmasi menyadari terjadi kesalahan pemberian obat pada pasien tersebut, petugas farmasi segera mencari kembali resep atas nama Sunariah dan menyiapkan kembali obatnya. Sementara pasien atas nama Sunarya ditelusuri alamat rumah dan nomer telepon yang bisa dihubungi. @etapi dari data
yang ada di sydtem pendaftaran tidak mencantumkan dengan lengkap no telepon. Sehingga mau tidak mau petugas farmasi mencari alamat pasien tersebut, dan mendatangi rumahnya, untuk menukar obat yang salah. 4eruntungnya pasien ybs belum meminum obat tsb satupun, sehingga resiko lebih besar dari kesalahan penggunaan obat tidak terjadi dan dengan segera tertanggulangi.
4.( Pr21"1 Manaj"!"n R"1ik2 Pada Ka1u1
a. Mengidentifikasi resiko Resiko
merupakan
peristiwa
yang
menghambat
pencapaian
tujuan
perusahaan. Seluruh resiko yang mungkin terjadi dan berdampak negatif bagi perusahaan secara signifikan harus terlebih dahulu diidentifikasi.
5al-hal
yang dapat menyebabkan terjadinya resiko di "nstalasi #armasi diantaranya adalah sebagai berikut 0 -
Pada proses perencanaan untuk pembelian, data yang digunakan berdasarkan pada pola konsumsi, bukan pada pola penyakit, sehingga menyebabkan perencanaan tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada, sehingga perlu ada perencanaan susulan, sehingga bisa jadi terjadi stock out, menjadikan pasien tidak mendapat obat sesuai permintaan dokter.
-
Pada proses pengadaan, dapat terjadi barang kosong di pihak distributor, padahal barang tersebut sangat diperlukan oleh pasien, sehingga diperlukan usaha tambahan untuk mencari barang yang sama di distributor lain.
Resiko lain adalah pihak rumah sakit belum
menyelesaikan pembayaran kesalahan dari pihak distributor tidak melakukan penagihan, ataupun pihak rumah sakit karena panjangnya prosedur yang harus ditempuh!, sehingga instalasi farmasi tidak mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan. -
Pada proses penerimaan barang dari pihak distributor, terjadi resiko barang tidak diperiksa betul masa kadaluarsanya, sehingga bisa jadi diberikan barang yang dekat masa kadaluarsanya. %ekat masa
kadaluarsa
berakibat
merugikan
pihak
terjadinya
rumah
sakit
barang bila
kadaluarsa,
barang
tersebut
sehingga ternyata
perputarannya tidak baik mengendap!. -
Pada proses penyimpanan, terjadi resiko barang tidak disimpan pada suhu ataupun kelembaban yang memenuhi persyaratan, sehingga dapat mengurangi kualitas dari barang tersebut, menjadikan obat tidak efektif diberikan pada pasien. Pada penyimpanan yang memerlukan perlakuan khusus, seperti narkotika dan psikotropika yang harus disimpan pada lemari dua pintu dua kunci, dipegang oleh dua orang yang berbeda, mempunyai resiko tidak ditaati oleh petugas karena dirasakan tidak efektif dalam bekerja, mengakibatkan dapat terjadi penyalahgunaan.
-
Pada proses distribusi ke unit, dapat terjadi resiko barang yang didistribusikan tidak sesuai baik jumlah maupun item, sehingga unit terkait tidak mendapatkan obat yang diperlukan dalam pelayanan. :ntuk tempat yang agak jauh, resiko yang terjadi adalah barang dalam kemasan kaca, dapat pecah dalam proses distribusi, sehingga merugikan pihak rumah sakit.
-
Pada proses distribusi ke pasien, resiko yang mungkin terjadi diantaranya 0 Salah membaca tulisan dokter, sehingga pasien tidak mendapat
obat sesuai penyakitnya, dapat berakibat fatal bila obat yang diberikan ternyata memberikan dampak yang berbahaya bagi pasien. Salah mengambil obat karena mirip nama atau kemasan
=1S1, look alike sound alike!, karena tidak dipisahkan dalam penyimpanannya, ataupun kesalahan karena ketidaktelitian pengambilan. Salah memberikan etiket tertukar dengan etiket obat lain!,
sehingga dalam aturan pakainya dapat terjadi kesalahan.
@idak mengkaji resep ada tidaknya interaksi antar obat,
sehingga bila ada interaksi yang menurunkan potensinya, tujuan pengobatan tidak berjalan maksimal. Salah memberikan obat kepada pasien yang bukan seharusnya
tertukar karena nama sama misalnya!, sehingga dapat menyebabkan efek yang dapat berbahaya bagi pasien seperti kasus yang akan dibahas!. Salah
memberikan
informasi
kepada
pasien
misalnya
penggunaan obat off label, tapi pasien tidak ditanya terlebih dahulu, sehingga terjadi kesalahan informasi! b. Menganalisis Resiko Setelah seluruh resiko diidentifikasi, maka dilakukan pengukuran tingkat kemungkinan dan dampak resiko. Pengukuran resiko dilakukan setelah mempertimbangkan pengendalian resiko yang ada. Pengukuran resiko dilakukan menggunakan criteria pengukuran resiko secara kualitatif, semi kualitatif, atau kuantitatif tergantung pada ketersedia an data tingkat kejadian peristiwa dan dampak kerugian yang ditimbulkannya. Pada kasus salah memberikan obat pada pasien, maka pengukuran kualitatif frekuensi/kemungkinan likehood! adalah sebagai berikut 0 Kemungkinan
%eskripsi
;ilai
jarang
@erjadi pada keadaan khusus
)
Kadang-kadang
%apat terjadi sewaktu-sewaktu
&
Mungin terjadi sewaktu-waktu
(
:nlikely! Mungkin Possible! Mungkin sekali likely!
Mungkin
terjadi
pada
banyak *
keadaan tapi tidak menetap 5ampir pasti almost %apat terjadi pada tiap keadaan dan certain!
Menetap
@ermasuk Akadang-kadangB bobot nilai &!, dengan sebab diantaranya 0 -
Perawat poliklinik dan petugas farmasi dalam kondisi lelah karena banyaknya jumlah pasien yang dilayani/hari.
-
@idak ada cross cek
Pengukuran kualitatif konsekuensi / dampak tingkat
%eskriptor
)
@idak bermakna
@idak ada cedera, kerugian keuangan kecil
&
Rendah
Pertolongan pertama dapat diatasi, kerugian keuangan sedang
(
Menengah
Memerlukan pengobatan medis, kerugian keuaangan besar
*
4erat
Katostropik
Kematian, kerugian keuangan sangat besar
%an dampak yang ditimbulkan berbobot nilai dua &! yaitu rendah, pertolongan pertama dapat diatasi, kerugian keuangan sedang. Kerugian keuangan sedang, karena instalasi farmasi harus menyiapkan kembali obat yang sudah dibawa oleh pasien yang salah
Sunarya s Sunaria!.
Pertolongan pertama dapat diatasi, karena adanya laporan dari pasien Sunaria bahwa obatnya
belum diambil, sehingga
petugas
farmasi
dapat segera
mengantisipasinya, dengan menyiapkan kembali obat tersebut dan mengganti obat pasien Sunarya dengan mendatangi rumah pasien tsb, diberikan penjelasan dan segera dilakukan perbaikan.
%ampak Kemungkinan
Sangat rendah
rendah
sedang
besar
3kstrim
7arang
)
&
(
*
Kadang-kadang
&
*
>
+
)'
Mungkin
(
>
C
)&
)
Mungkin sekali
*
+
)&
)>
&'
5ampir pasti
)'
)
&'
&
likehood!
;ilai 0 )-(
*->
+-)&
)-&
rendah
sedang
bermakna
@inggi
4obot likehood D & 4obot dampak D & 4obot total penilaian adalah &E& D *! berada di kolom kuning yaitu sedang.
c.
Mengealuasi Resiko Setelah resiko diukur tingkat kemungkinan dan dampaknya, maka disusunlah urutan prioritas resiko. Mulai dari resiko dengan tingkat resiko tertinggi, sampai dengan resiko terendah. Resiko yang tidak termasuk dal am resiko yang dapat diterima/ditoleransi merupakan resiko yang menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah diketahui besarnya tingkat resiko dan prioritas resiko,
maka perlu disusun peta resiko. %ari kasus salah memberikan obat pada pasien, peta resiko yang dapat dibuat berdasarkan prioritas resiko adalah sebagai berikut 0 Penerimaan resep identitas pasien, umur, berat badan untuk pasien anak! Pembacaan resep pengkajian! Pengentrian ke komputer untuk pengklaiman keuangan Pembuatan etiket Penyiapan obat dispensing! Penggabungan antara etiket dan obat yang telah disiapkan Pemberian informasi kepada pasien ketika menyerahkan obat
Menjadi prioritas utama dalam penerimaan resep, terutama saat pembacaan resep bila salah membaca resep, salah pula obat yang diberikan!. %iperlukan juga ketelitian dalam kesesuaian antara lembar resep dengan lembar S3P/jaminan pasien.
"ni adalah langkah yang menempati urutan prioritas
resiko untuk kasus ini. d. Menangani Resiko Resiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi segera dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisir kemungkinan dampak terjadinya resiko dan personel yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tindakan.
resiko
dengan
cara
menambah/meningkatkan
kecukupan
pengendalian internal yang ada pada proses pelayanan kefarmasian, dan mengeksploitasi resiko bila tingkat resiko dinilai lebih rendah dibandingkan dengan peluang terjadinya peristiwa yang akan terjadi. Pemilihan cara menangani resiko dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan manfaa t, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan rencana tindakan lebih rendah daripada manfaat yang diperoleh dari pengurangan dampak kerugian resiko. Seluruh resiko yang diidentifikasi, dianalisis, diealuasi, dan ditangani dimasukkan ke dalam register resiko yang memuat informasi mengenai nama resiko, uraian mengenai indikator resiko, faktor pencetus terjadinya peristiwa
yang merugikan, dampak kerugian bila resiko terjadi, pengendalian resiko yang ada, ukuran tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko setelah mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan rencana tindakan untuk meminimalisir tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko, serta personil yang bertanggung jawab melakukannya. :ntuk kasus ini, cara menangani resiko tersebut adalah dengan segera membuat perbaikan agar masalah pasien terantisipasi. Kendali intern, dengan memanggil petugas terkait baik dari petugas farmasi maupun perawat di poliklinik!, agar kasus tersebut diharapkan tidak terjadi lagi di masa yang akan dating. 1nalisis beban kerja ditinjau ulang, dengan menghitung pelayanan yang diberikan kepada pasien. e. Memantau Resiko Perubahan kondisi internal dan eksternal menimbulkan resiko baru, mengubah tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko, dan cara penanganan resikonya. Sehingga setiap resiko yang teridentifikasi masuk dalam register resiko dan peta resiko perlu dipantau perubahannya. :ntuk kasus ini, cara memantau resiko adalah dengan mengetatkan kembali sistem double cross cek diantara petugas farmasi dan perawat di poliklinik, sehingga diharapkan kesalahan dalam proses penyiapan resep, mulai dari penerimaan resep dan seterusnya, tetap dilakukan kontrol untuk masingmasing pekerjaan tersebut.
Mengkomunikasikan Resiko Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis, ealuasi, dan penanganan resiko dikomunikasikan/dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan terhadap aktiitas bisnis yang dilakukan perusahaan untuk memastikan bahwa tujuan manajemen resiko dapat tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan berasal dari internal manajemen, karyawan! dan eksternal pemasok, pemerintah daerah/pusat, masyarakat
sekitar lingkungan rumah sakit!. :ntuk kasus ini, cara mengkomunikasikan resiko salah satu yang dapat diperbuat adalah dengan melakukan pertemuan penyegaran, dengan memberikan materi seputar manajemen resiko dan akibat- akibat yang dapat timbul bila para petugas tidak mempedulikan keselamatan pasien. Petugas diberikan pemahaman, bagaimana agar dapat memahami
bahwa
segala
sesuatu
yang
dilakukan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan karena berkaitan dengan kelangsungan hidup dari pasien yang datang ke rumah sakit.
4.4 P"!6a#a1an
(rror secara garis besar terbagi dua, yaitu0 human error dan organiational error . Human error sendiri dapat berasal dari faktor pasien dan faktor tenaga kesehatan. !rganiational error sendiri seringkali diistilahkan sebagai system error , atau dalam konteks pelayanan kesehatan di rumah sakit diistilahkan sebagai hospital error .
Pendekatan yang saat ini paling banyak menjadi perhatian dalam mengelola terjadinya resiko dan terbukti memberikan leverage yang tinggi dalam memperbaiki mutu pelayanan kesehatan adalah melakukan interensi pada organisasi pelayanan karena akan mereduksi organiational error . =andasan teori ini sangat sederhana, bahwa terjadinya unsa"e act dari tenaga kesehatan adalah kondisi kerja yang tidak baik dan mendorong hal tersebut terjadi. Kondisi kerja ini sangat tergantung dari proses organisasi yang ada di dalamnya, dalam hal ini manajemen pengelolaan sarana pelayanan yang ada di belakangnya.
P"nd"kaan 7ada Si1"! 8Sarana9 P"$a:anan K"1"#aan
#ilosofi dari risk management melalui interensi organisasi dilakukan melalui pendekatan, yaitu0 ,' Recognition o" !rganiational 2isease' Commitment to 3roduce Results/' 4anaging Risk by !b&ectives0' !rganiational Acceptance dan 1' Sta"" management .
%alam perjalanannya, dilakukan langkah-langkah yang bersifat0 )! Preentif, &! Korektif, (! %okumentasi *! 3dukatif, ! 1dministratif >! Penanganan problem potensial. Manajemen Resiko dalam Pelayanan Kesehatan merupakan upa ya untuk mereduksi K@% yang dalam pelayanan kesehatan apabila hal ini terjadi akan merupakan beban tersendiri, terlepas dari K@% tersebut karena resiko yang melekat ataupun memang setelah dianalisis karena adanya error atau negligence dalam pelayanan. 1pabila K@% sudah terjadi, beban pelayanan tidak hanya pada sisi finansial semata, namun beban psikologis dan sosial kadang-kadang terasa lebih berat. :ntuk mencegah K@% dan menempatkan resiko K@% secara prorposional beberapa pendekatan dapat dilakukan pada sumber penyebab itu sendiri, baik pada faktor manusianya pasien dan tenaga kesehatannya!, maupun dari sisi organisasinya. %ari sisi organisasi, konsep interensi organisasi-pendekatan pada sistem sarana! pelayanan kesehatan memerlukan penanganan khusus namun akan jauh lebih antisipatif dalam mengelola resiko kemungkinan terjadinya K@%. Sehingga akhir-akhir ini manajemen resiko melalui konsep pengelolaan pada sistem pelayanan kesehatan merupakan metode yang banyak dikembangkan.
BAB I KESIMPULAN
4eberapa hal yang dapat disimpulkan dari kasus yang telah dibahas antara lain 0 ). 4an Sumber %aya Manusia! perlu dianalisis kembali berkaitan dengan beban kerja, karena beban kerja yang berat dapat memunculkan resiko terjadinya kesalahan. &. 4oney keuangan! berakibat sedang karena instalasi farmasi harus memberikan obat pengganti yang telah dibawa oleh pasien yang salah. Keungan akan lebih berat bila menyangkut resiko yang lebih berat. (. 4ethode Metoda!, diperhatikan kembali berkaitan dengan standar operasional prosedur, agar dapat ditaati oleh seluruh pegawai, dan juga perlunya refreshing ulang untuk sosialisasi standar operasional prosedur yang ada. %iperlukan adanya double check disetiap tahapan pekerjaan, agar dapat meminimalisir resiko terjadinya kesalahan. *. 4achine, berhubungan dengan alat-alat yang digunakan dalam pelayanan, diantaranya system komputerisasi data pasien yang lengkap dan terintegrasi! dan alat komunikasi lain iphone, whatsapp/bbm dengan tenaga kesehatan lain! yang dapat
dimaksimalkan
kembali
fungsinya
untuk
meminimalisir
terjadinya
kesalahan, minimal pada saat input resep ataupun koneksi data dengan bagian pendaftaran dan poliklinik rawat jalan. . 4aterial , berhubungan dengan sarana dan prasarana yang ada di instalasi farmasi, dalam hal ini adalah tidak adanya sistem nomer antrian yang terintgrasi secara otomatis yang dipegang oleh pasien dan petugas apotek, sehingga tingkat kesalahan masih tinggi dan tidak ada data penunjang yang lengkap untuk petugas farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
http0//e- journal.ua jy.ac.id/*'&/(/&M@S')*&?.pdf diakses tanggal )> Maret &')> https0//library.binus.ac.id/e Maret &')> http0//repository.widyatama.ac.id/Emlui/bitstream/handle/)&(*>?+C/(?>C/4abF &'&.pdfGseHuenceD? diakses tanggal )> Maret &')> https0//s&informatics. f iles.wordpress.com/&''?/)) /prosesImana jemenIrisiko.pdf diakses tanggal )> Maret &')> "dris, #achmi %r. dr. M.Kes. &''?. Manajemen Resiko %alam Pelayanan Kesehatan0 Konsep %alam Sistem Pelayanan Kesehatan. 4agian "lmu Kesehatan
Masyarakat2Kedokteran
Kedokteran
Komunitas
:niersitas
http0//eprints.unsri. ac.id/()(/) /).
"KM/"KK!
#akultas
Sriwijaya-Palembang.
Mana jemenIResiko.pdf
diakses
tanggal )> Maret &')> Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
"ndonesia
;omor
)>C)/M3;K3S/P3R/J"""/&')) @entang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
View publication stats