10
MAKALAH
EKONOMI PANGAN
"HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PEREKONOMIAN DI KALIMANTAN BARAT"
DOSEN :
Ir. JONNY SYAH PURBA M.KES
SYAFRANI DANIEL, SE, MM
DISUSUN OLEH :
WAHYU ISLAMI
20142310052
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
A. Pengertian Status Gizi ( Nutrition Status ) 6
B. Perekonomian di Kalimantan Barat 7
C. Hubungan status gizi dengan perekonomian di Kalimantan Barat 8
BAB III 9
PENUTUP 9
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pontianak, 11 November 2016
Wahyu Islami
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin yang tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih popular kita kenal dengan penyakit sariawan. Baru pada awal abad XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahwa penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin C. (http://wikipedia.org)
Penyakit gangguan gizi juga terjadi baru-baru ini di Indonesia. Penyakit tersebut adalah kurang gizi. Penyakit ini menyerang sebagian besar anak balita. Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energy dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang akibat kurang mengkonsumsi makanan bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB). (http://www.puskelblogspot.com)
Beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi status gizi pada balita umumnya yaitu faktor pendapatan, pendidikan dan pengetahuan. Masalah gizi tidak semata-mata hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan dan masalah kesempatan kerja. Meningkatkan status gizi dalam masyarakat harus memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya terjamin (Supariasa, 2001).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian status gizi ?
2. Bagaimana perekonomian di Kalimantan Barat ?
3. Bagaimanakah hubungan status gizi dengan perekonomian di Kalimantan Barat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian status gizi
2. Untuk mengetahui perekonomian di Kalimantan Barat.
3. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perekonomian di Kalimantan Barat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Status Gizi ( Nutrition Status )
Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : Gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.Beberapa Pengertian Penting terkait status gizi :
1) Proses gizi (nutrition) : proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolismedan penggunaan zat untuk pemeliharaan hidup,,pertumbuhan,,fungsi organ tubuh dan produksi energi.
2) Keadaan Gizi (Nutriture): keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi disatu pihak dan penggunaan oleh organisme dipihak lain,,atau keadaan fisiologik akiibat darii ttersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
3) Status gizi (Nutritional Status): tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan dari nutriture yang dilihat melalui variabel tertentu (indikator status gizi) seperti berat, tinggi dll.
B. Perekonomian di Kalimantan Barat
Perekonomian di Kalimantan Barat terlihat pada UMP pada SK Gubernur Nomor 827/Disnakertrans/2015 tanggal 29 Oktober 2015 upah minimum provinsi (UMP) Kalimantan Barat tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp 1.739.400. Angka ini naik 11,5% dari UMP tahun 2015 Rp 1.560.000.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat membuat bahan pangan juga ikut naik karena menyesuaikan dengan keadaan pasar. Pada daerah terpencil yang kurang akses untuk masuk ke wilayah yang sulit di jangkau menyebabkan pangan yang di daerah terpencil sangat sulit karena akses masuknya. Sehingga di daerah terpencil masih didapat anak-anak yang memiliki status gizi kurang.
Dari data BPS Kalimantan Barat (Data Sakernas 2005-2010) terlihat dari Tingkat Penggangguran terbuka Kabupaten/Kota, perbandingan tingkat kemiskinan antara kabupaten dan kota, terlihat kota memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dari daerah kabupaten karena ini dampak arus urbanisasi(imigrasi), kurangnya lapangan kerja di daerah perkotaan mengakibatkan tingkat kemiskinan meningkat.
C. Hubungan status gizi dengan perekonomian di Kalimantan Barat
Pada penelitian Hartati (2013) diketahui bahwa respon yang memiliki penghasilan yang rendah menyebabkan anaknya memiliki status gizi kurang karena ibunya tidak dapat memberikan konsumsi yang bergizi untuk pertumbuhan anaknya.
Terlihat data BPS Kalimantan Barat, bahwa tingkat kemiskinan terjadi di daerah kota karena tingkat pengangguran tinggi disebabkan alur urbanisasi dari daerah desa ke kota, sehingga tingkat kemiskinan yang tinggi menyebabkan ekonomi daerah Kalimantan barat masih rendah sehingga berdampak dengan status gizi yang rendah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah ada factor eksternal (pendapatan, pendidikan, pekerjaan, budaya) dan factor internal (usia, fisik, dan infeksi). Status gizi seseorang dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu secara langsung (antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik,) dan secara tidak langsung (survey konsumsi makanan, statistic vital, dan factor ekologi).
Pada keluarga yang mendapat UMP(Upah Minimal Provinsi) tidak akan cukup untuk memenuhi asupan keluarga terutama untuk keluarga yang mempunyai anak yang lebih dari satu, sehingga factor pendapatan keluarga sangat berpengaruh pada status gizi anak.
Status gizi sekarang tidak hanya disebabkan dua factor yaitu asupan dan infeksi, asupan yaitu dari konsumsinya dan infeksi dari bahan makanan yang dikonsumsi, tetapi faktor ketersedian bahan pangan dan tingkat ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Hartati. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Perembeu Kecamatan Kawai XVI Kabupaten Aceh Barat.(Skripsi)
ANDI. (2014). Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga, Pendidikan dan Pengetahuan dengan Status Gizi pada Balita di Desa Parit Baru Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat Tahun 2014.
BPS Kalimantan Barat (Data Sakernas 2005-2010) terlihat dari Tingkat Penggangguran terbuka Kabupaten/Kota