Tugas Akuntansi Manajemen Lanjutan
Bridgeton Industries Automotive Component And Fabrication Plant
Oleh : Claudia Astika Putri Mayangsari Fincy Annisa Irhash Ardhianta
Program Profesi Akuntansi ! "#I$ %&P' %ogyakarta ()!
Bridgeton Industries Automotive Component And Fabrication Plant
A. Pendahuluan
Automotif Component and Fabrication Plant *ACF+ adalah lokasi pabrik Bridgeton Industries yang merupakan pemasok domestik terbesar dari komponen automotif, "emua produknya di-ual ke Big Three manufaktur domestik. namun kenaikan harga bensin dan persaingan dengan pasar internasional memberi tantangan yang cukup berat bagi ACF, Bridgeton sendiri memiliki dua pabrik manufaktur mesin diesel hemat bahan bakar yang salah satunya berada di fasilitas ACF. -ika perkembangan mobil dengan tenaga diesel tidak dapat diteruskan lagi salah satu operasi harus ditutup, Bridgeton kemudian menye/a konsultan strategi untuk memeriksa semua produk Bridgeton dan menglasifikasikannya, Biaya produk diklasifikasikan ke dalam tiga kelas, &elas I untuk produk kelas dunia. kelas II untuk produk yang memiliki potensi untuk men-adi kelas dunia dan produk kelas III yang tidak memiliki harapan untuk men-adi kelas dunia dimana sebaiknya produk tersebut outsource sa-a, 0ntuk tetap bertahan pada akhir tahun )123 dilakukan outsource atas oil pans dan muffler-exhaust systems, Beberapa program lain -uga dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan produktivitas. tetapi bukannya meningkatkan produksi program4 program yang diaplikasikan malahan membuat produk manifold yang tadinya berada di kelas
II turun ke kelas III dan perusahaan tidak dapat melakukan apa4apa untuk
mempertahankan bisnisnya, B. Identiikasi Masalah
Permasalahan utama yang ditemui di kasus Bridgetone adalah ketidak mampuan Bridgetone untuk bersaing harga produk dengan kompetitor lain baik kompetitor lokal maupun internasional, 5al tersebut tercermin dari perkataan Mike 6e/is selaku plant manager perusahaan. 7 #his doesn8t make sense, I kno/ /e are more competitive, 9e have made all kinds of improvements. but our cost keep going up and /e8re still losing business, 9hat more can /e do; "elain itu
perkataan tersebut dapat terlihat bah/a meskipun ACF telah berusaha semaksimal mungkin dalam menurunkan biaya unit produk nyatanya usaha tersebut tidak memberikan hasil yang positif dan perusahaan tetap tidak bisa bersaing dengan para kompetitor lainnya, Masalah lainnya yang timbul adalah kenaikan harga produk di pasar akan memungkinkan ter-adinya death spiral yaitu keadaan dimana harga yang dita/arkan oleh perusahaan tidak dapat mengimbangi atau mengungguli kompetitornya sehingga akan ter-adi penurunan permintaan dan berimbas -uga pada penurunan pen-ualan dan pendapatan perusahaan, Masalah ketiga yang muncul di Bridgetone adalah -atuhnya level produk manifolds yang sebelumnya berada di kelas II ke kelas III padahal Bridgetone telah berusaha mengembangkan produksinya dan melakukan efisiensi dan penurunan biaya unit produk, Masalah tersebut ditegaskan dalam kalimat yang tercantum di kasus. 7In spite of these improvements in the production process. manifolds. designated Class II in the initial study. /ere do/ngraded to Class III in the )121>1( model year budget and identified as candidates for outsourcing,; C. Analisa Masalah Penyebab utama dari kekalahan Bridgetone dalam persaingan harga produk dengan para kompetitor yang menyebabkan perusahaan sedikit demi sedikit kehilangan bisnisnya adalah adanya kesalahan penghitungan biaya overhead yang dibebankan ke produk. dimana biaya overhead sangatlah tinggi mencapai !?@ biaya direct labor , #erlalu besarnya biaya overhead ini disebabkan oleh perusahaan yang masih menggunakan traditional costing atau activity-based management system, dimana pada traditional costing biaya produksi tidak langsung dibebankan ke production cost center. lalu dibebankan kembali ke cost drive, Cost pool yang digunakan -uga biasanya hanya terdiri dari )4 macam costpool , ika kita menghitung biaya produksi tidak langsung dibandingkan dengan biaya langsung tenaga ker-a pada tahun )12>23 D )121>1( maka hasil yang didapatkan adalah peningkatan persentase perbandingan kedua biaya tersebut dari tahun ke tahun, 5al itu disebabkan oleh penurunan biaya tenaga ker-a langsung. sebagai imbas dari outsource yang dilakukan perusahaan dimulai tahun )122>11. namun tidak diimbangi dengan penurunan indirect cost yang signifikan, #ahun )12 > 23 )123 > 22
=irect 6abor Cost !,2 @,1!
Overhead Cost )(3,1@! )(1,21(
Overhead
)122 > 21 )121 > 1(
)?,@?3 )!,)(
32,)@3 31,?1?
@33.? @.11
=engan penggunaan traditional costing yang -auh lebih mudah dan hemat biaya pembebanan indirect cost men-adi tidak tepat. karena pada sistem traditional costing yang diterapkan di perusahaan penghitungan indirect cost menggunakan ukuran tenaga ker-a langsung, =apat dilihat di tahun )122>21 biaya direct labor mengalami penurunan tetapi presentase indirect cost terhadap direct labor sebaliknya menun-ukkan kenaikan, 5al tersebut memacu permasalahan kedua yaitu kemungkinan ter-adinya death spiral atau downward demand spiral dimana outsourcing yang dilakukan perusahaan menyebabkan biaya produk lain yang diproduksi sendiri meningkat karena beberapa biaya overhead terkait dengan produk outsource tetap ada, &enaikan biaya produksi produk non4outsource menyebabkan harga produk di pasar terus meningkat dan tidak dapat bersaing dengan kompetitor lain sehingga ter-adi penurunan permintaan atau yang kita sebut dengan death spiral , Penurunan permintaan memba/a dampak negatif pada pendapatan dan keuntungan perusahaan,
$Epected "elling Price "tandard Material Cost "tandard 6abor Cost Overhead Allocation
Product I )123>22 )121>1( ) ) !?! @? ,) ??,2
Product II )121>1( )121>1( @! @! 3 3 ? ? !?! @? )? ),1
)?,1
,
))
3,)
)(
(
)?
=ari tabel di atas dapat dilihat penurunan gross margin perusahaan dari tahun )123>22 atau tahun sebelum perusahaan melakukan outsource dengan tahun )221>1( dimana perusahaan telah melakukan outsource, 9alaupun perusahaan telah melakukan pengembangan proses produksi agar efisien. perusahaan tidak dapat lari dari kenyataan bah/a produk manifolds yang sebelumnya berada di kelas II harus turun peringkat men-adi produk kelas III dimana untuk produk kelas III konsultan yang dise/a oleh perusahaan menyarankan agar perusahaan melakukan outsourcing pada produk tersebut, !. "olusi
0ntuk mengatasi permasalahan kesalahan penghitungan biaya perlu diterapkan sistem baru yaitu ABC *Activity4Based Cost+ system disamping penggunaan sistem lama yakni traditional costing yang selama ini dipakai oleh Bridgetone, ABC digunakan untuk memberikan cara yang lebih tepat dalam mengukur biaya indirect cost untuk selan-utnya dilakukan pembebanan atas resource dari indirect cost kepada aktivitas indirect cost tersebut sesuai dengan resources drivernya, 6angkah4langkah yang harus dilakukan oleh Bridgetone dalam sistem ABC adalah sebagai berikut :
1. Tentukan aktivitas pendukung
2.
Bebankan resource expense ke
3.
Identifkasi cost driver masingmasing aktivitas
4.
Hitung activity cost driver rate
5. Bebankan biaya ke produk dengan menggunakan cost driver
Penggunaan sistem ABC akan membuat perusahaan membebankan indirect cost ke produk dengan -umlah yang lebih akurat penetapan harga -ual pun akan semakin akurat, "elain itu sistem ABC dapat digunakan untuk menga/asi konsumsi sumber daya dan membantu mengatur consumption dan spending dalam perusahaan, =engan sistem ABC mana-er dapat berusaha melakukan aktivitas dengan lebih efisien. membuat perhitungan ulang atas harga produk atau memperbaiki product mix perusahaan * Cooper. pp, B)41+, Bridgetone sendiri sebaiknya menggunakan ABC berdampingan dengan traditional costing agar produktivitas meningkat dan efisiensi tetap ter-aga atau bahkan dapat meningkat -uga, =engan penggunaan sistem traditional costing berdampingan dengan sistem ABC diharapkan Bridgetone dapat mengklasifikasikan aktivitas produksinya mulai dari yang paling menguntungkan hingga pada produk yang tidak dapat memberikan profit yang maksimal kemudian membuat strategi untuk melakukan pengefisienan produk yang kurang menguntungkan,
=alam kasus Bridgetone disebutkan bah/a produk manifolds -atuh ke kelas III atau sebagai produk yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan outsourcing , "ebelum Bridgeton menghentikan produksi manifolds yang notabene adalah produk unggulan karena memiliki omset pen-ualan tinggi dengan keuntungan yang cukup besar dan memilih untuk melakukan outsource dari tempat lain ada baiknya Bridgetone mengusahakan pengefisienan produksi manifolds dan tidak melakukan outsource terhadap manifolds karena hal tersebut akan mengurangi pen-ualan dan pendapatan Bridgetone,