MATA KULIAH
: AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
Modul
: 1 (pertemuan ke 1)
Dosen
: Drs. Sugianto, MM
Materi/Pokok Bahasan
: PERSEKUTUAN
Tujuan Pembahasan
:
Setelah mempelajari pokok bahasan sebagaimana tersebut diatas, diharapkan dapat memahami materi-materi yang berkenaan dengan : 1. Pengertian 2. Investasi Awal dalm persekutuan (pembentukan) 3. Perjanjian Pembagian Laba/Rugi ; -
berdasarkan perimbangan jasa jasa
-
berdasarkan modal
4. Perubahan kepemilikan ( masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama)
1. PENGERTIAN
Di Amerika didifinisikan dalam seksi 6 Uniform Partnership P artnership Act sebagai
“suatu asosiasi yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menyelenggarakan usaha yang bersama untuk mencari untung” untung”
Di Indonesia, Kitab UU Hukum Perdata Bab 8 Bagian kesatu menyebut sebagai
“suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya”
Ciri hukum persekutuan :
-
Um ur yang ter ter batas; batas; per per sekut uan berakhi r dengan masuknya sekutu baru, pengunduran diri atau dengan
meningggalnya sekutu lama, pembubaran sukarela oleh sekutu, atau pembubaran secara terpaksa misalnya misalnya karena bangkrut.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Sugianto MM
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT LANJUT I
1
Namun, berakhirnya persekutuan tidak berarti berakhirnya bentuk usaha dan entitas akuntansi. Kegiatan usaha tetap berjalan, kecuali bertambahnya sekutu
baru dan pengunduran sekutu lama.
-
Keagenan yang sali ng mengun tun gkan;
Setiap sekutu dianggap sebagai agen bagi seluruh kegiatan persekutuan dengan
kekuatan yang mengikat sekutu lainnya melalui aktivitas yang dilakukannya atas nama persekutuan.
Implikasi dari keagenan yang saling menguntungkan ini menjadi sangat berarti saat dihubungkan dengan kewajiban tak terbatas dari persekutuan.
Setiap sekutu bertanggung jawab atas hutang sekutu lainnya , dan jika terjadi ketidakmampuan membayar hutang, maka harta pribadi harus digunakan untuk membayar hutang persekutuan.
Perjanjian persekutuan ;
Perjanjian persekutuan harus tertulis dan minimal harus menspesifikasikan : 1. bidang usaha yang dilakukan; mencakup industri jasa, perdagangan eceran, grosir dan kegiatan manufaktur, jasa profesi seperti profesi dibidang hukum, medis dan akuntan publik 2. Hak dan kewajiban setiap sekutu 3. Investasi awal tiap-tiap sekutu, mencakup jumlah aktiva non kas yang dicatat 4. Cadangan untuk tambahan atau pengambilan investasi 5. Cara pembagian laba atau rugi; jika perjanjian tertentu mengenai pembagian laba atau rugi tidak disebutkan, maka laba atau rugi dibagikan berdasarkan investasi dan waktu yang diberikan tiap-tiap sekutu. 6. Prosedur pembubaran persekutuan
INVESTASI AWAL DALAM PERSEKUTUAN
Seluruh harta yang disetorkan ke persekutuan menjadi harta persekutuan. Investasi awal dalam persekutuan dicatat dalam akun modal untuk masing-masing sekutu.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Sugianto MM
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I
2
Apabila Andi dan Bagus masing-masing menginvestasikan kas Rp.20.000.000 dalam persekutuan baru, maka investasi ini akan dicatat sebagai berikut :
Kas
Rp.20.000.000 Modal Andi
Rp.20.000.000
Mencatat investasi awal Andi
Kas
Rp.20.000.000 Modal Bagus
Rp.20.000.000
Mencatat investasi awal Bagus
Investasi Non – Kas Jika harta selain kas diinvestasikan dalam persekutuan, harga perolehan harta non kas diukur dan dicatat pada nilai wajarnya pada saat investasi dilakukan.
Konsepnya, nilai wajar harus ditentukan oleh penilai independen, namun untuk praktisnya, nilai wajar harta ditentukan atas kesepakatan bersama seluruh sekutu , karena kesepakatan sangat penting dalam pembentukan persekutuan.
Jumlah yang dimasukkan harus disebutkan dalam persetujuan tertulis dalam persekutuan.
Misalnya, Koko dan Keke membentuk persekutuan dengan investasi berikut :
Koko (nilai wajar) Kas
-
Tanah (harga perolehan Koko Rp.5.000.000) Bangunan (harga perolehan Koko Rp.30.000.000) Persediaan (harga perolehan Keke Rp.28.000.000) Jumlah
Keke (nilai wajar) Rp. 7.000.000
Rp.10.000.000
-
40.000.000
-
Rp.50.000.000
35.000.000 Rp.42.000.000
Penilaian yang akan dicatat harus disetujui oleh Koko dan Keke, dan dibukukan sebagai berikut :
Tanah PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Rp.10.000.000 Drs. Sugianto MM
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I
3
Bangunan
40.000.000
Modal
Rp.50.000.000
Mencatat investasi awal Koko terdiri dari tanah dan bangunan pada nilai wajar
Kas
Rp. 7.000.000
Persediaan
35.000.000
Modal
Rp.42.000.000
Mencatat investasi awal Keke terdiri dari Kas dan Persediaan pada nilai wajar.
Setiap keuntungan atau kerugian dari penggunaan atau penjualan property ini akan dibagikan dalam rasio laba rugi sekutu .
Asumsikan investasi Koko dan Keke dicatat pada harga perolehan awal, kemudian harta non-kas itu dijual pada nilai wajar, dan persekutuan dibubarkan.
Koko menginvestasikan dengan nilai wajar Rp.50.000.000, tetapi hanya menerima Rp.46.000.000 pada saat likuidasi. Keke yang menginvestasikan aktiva dengan nilai wajar Rp.42.000.000 menerima Rp.46.000.000 pada saat likuidasi.
Jurnal pada buku persekutuan untuk menggambarkan akuntansi dengan asumsi ini dapat ditunjukkan dalam peraga/Iustrasi perbandingan investasi awal untuk aktiva non – kas (dalam ribuan) sebagai berikut :
Investasi pada harga perolehan
Investasi pada nilai wajar
Rp. 5.000
Rp.10.000
30.000
40.000
1.Untuk mencatat investasi Koko : Tanah Bangunan Modal Koko
Rp.35.000
Rp.50.000
2.Untuk mencatat investasi Keke : Kas Persediaan Modal Keke
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Rp. 7.000
Rp. 7.000
28.000
35.000 Rp.35.000
Drs. Sugianto MM
Rp.42.000
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I
4
3.Mencatat penjualan aktiva pada nilai wajar : Kas
Rp.85.000
Tanah
Rp.85.000 Rp. 5.000
Rp.10.000
Bangunan
30.000
40.000
Persediaan
28.000
35.000
Keuntungan dari penjualan
22.000
tidak ada
4.Mendistribusikan keuntungan penjualan secara merata : Keuntungan penjualan
Rp.22.000
tidak ada
Modal Koko
Rp.11.000
tidak ada
Modal Keke
11.000
tidak ada
5.Mendistribusikan kas dalam likuidasi akhir : Modal Koko
Rp.46.000
Rp.50.000
Modal Keke
46.000
42.000
Kas
Rp.92.000
Rp.92.000
Karena perjanjian, persekutuan menyepakati pembagian kepemilikan modal sama besarnya, maka saldo akun modal Koko (Rp.50.000) dan Keke (Rp.42.000) harus disesuaikan untuk memenuhi kondisi perjanjian tersebut. Dua pendekatan bisa digunakan dalam hal ini ; metode bonus dan metode goodwill.
Dengan metode bonus, aktiva tak dapat diidentifikasi tidak dicatat pada buku persekutuan dan jurnal yang dibutuhkan hanyalah : Modal Koko
Rp.4.000.000
Modal Keke
Rp.4.000.000
Untuk menyamakan porsi kepemilikan masing-masing menjadi Rp.46.000, dengan mencatat Rp.4.000 sebagai bonus dari Koko untuk Keke.
Jika metode goodwill yang dipakai, aktiva tak dapat diidentifikasi yang diberikan oleh Keke diakui dan diukur berdasarkan investasi Koko Rp.50.000.000 untuk kepemilikan sebesar 50 %. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Drs. Sugianto MM
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I
5