B. TRIASE TRIASE LAP LAPANGAN ANGAN 1. Pengertian Pengertian Triase Triase Triase berasal dari bahasa Perancis Perancis trier dan bahasa inggris triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir sortir.. Yaitu aitu prose proses s khusus khusus memi memilah lah pasien pasien berdas berdasar ar beratn beratnya ya cidera/penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep onsep pengk pengkaji ajian an yang yang cepat cepat dan berfok berfokus us dengan dengan suatu suatu cara cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia peralatan serta serta fasilit fasilitas as yang yang paling paling e!sien e!sien terhad terhadap ap "## juta juta orang orang yang yang memerl memerluk ukan an perawa perawatan tan di $%& setiap setiap tahunn tahunnya ya 'Pusp 'Puspone onegor goro o (#"#). Triage Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfok terfokus us dengan dengan suatu suatu cara cara yang yang memu memungk ngkink inkan an peman pemanfaa faatan tan sumber daya manusia peralatan serta fasilitas yang paling e!sien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yan yang
memer emerlu luk kan
per pertolo tolong ngan an
dan
menet enetap apk kan
prio priorritas itas
penanganannya 'Kathleen dkk (##*). Triage Triage
adalah
usaha
pemilahan
korban
sebelum
ditangani
berdas berdasark arkan an tingk tingkat at kegawat egawatdar darura uratan tan traum trauma a atau atau penyak penyakit it dengan dengan mempertimbangkan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triage Triage adalah suatu system pembagian/klasi!kasi pembagian/klasi!kasi prioritas klien berdasar berdasarkan kan berat ringannya ringannya kondisi kondisi klien/k klien/kegawa egawatdar tdarurat uratannya annya yang mem memerlu erluk kan
tind tindak akan an
sege segera ra..
&alam alam
tria triage ge
pera perawa watt
dan dan
dokt dokter er
mempunyai batasan waktu 'respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan memberikan inter+ensi secepatnya yaitu , "# menit.
2.3. TUJUAN TRIAGE Tujuan Tujuan utama adalah untuk mengidenti!kasi mengidenti!kasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau drajat kegawatan yang memerlukan pertolongan kedaruratan. &engan triage tenaga kesehatan akan mampu -
".
enginisiasi atau melakukan inter+ensi yang cepat dan tepat kepada
pasien (. enetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan lanjutan . emfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses penanggulangan/pengobatan gawat darurat 0istem Triage dipengaruhi oleh ". (. . 2.
1umlah tenaga profesional dan pola ketenagaan 1umlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien &enah bangunan !sik unit gawat darurat Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis
2.4. PRINSIP DAN TIPE TRIAGE 3Time Saving is Life Saving 'waktu keselamatan adalah keselamatan hidup) The Right Patient, to The Right Place at The Right Time, with The Right Care Provider . ".
Triase seharusnya dilakukan segera dan tepat waktu Kemampuan berespon dengan cepat terhadap kemungkinan penyakit yang mengancam kehidupan atau injuri adalah hal yang terpenting di
departemen kegawatdaruratan. (. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat Ketelitian dan keakuratan adalah elemen yang terpenting dalam proses inter+iew. . Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian Keselamatan dan perawatan pasien yang
efektif
hanya
dapat
direncanakan bila terdapat informasi yang adekuat serta data yang akurat. 2. elakukan inter+ensi berdasarkan keakutan dari kondisi Tanggung jawab utama seorang perawat triase adalah mengkaji secara akurat seorang pasien dan menetapkan prioritas tindakan untuk pasien tersebut. 4al tersebut termasuk inter+ensi terapeutik prosedur diagnostic dan tugas terhadap suatu tempat yang diterima untuk suatu pengobatan. 5. Tercapainya kepuasan pasien 6 Perawat triase seharusnya memenuhi semua yang ada di atas saat 6
menetapkan hasil secara serempak dengan pasien Perawat membantu dalam menghindari keterlambatan penanganan yang dapat menyebabkan keterpurukan status kesehatan pada seseorang yang sakit dengan keadaan kritis.
6
Perawat memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga atau temannya. enurut 7rooker
(##*.
&alam prinsip
triase diberlakukan system
prioritas prioritas adalah penentuan/penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman 6 6 6 6
jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan 8ncaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit &apat mati dalam hitungan jam Trauma ringan 0udah meninggal Pada umumnya penilaian korban dalam triage dapat dilakukan dengan -
a. b. c. d. e. f.
enilai tanda +ital dan kondisi umum korban enilai kebutuhan medis enilai kemungkinan bertahan hidup enilai bantuan yang memungkinkan emprioritaskan penanganan de!niti+e Tag warna
TIPE TRIAGE DI RUMAH SAKIT ") a. b. c.
Tipe " - Trac Director or Non Nurse 4ampir sebagian besar berdasarkan system triage &ilakukan oleh petugas yang tak berijasah Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa
d. e. () a.
sakitnya Tidak ada dokumentasi Tidak menggunakan protocol Tipe ( - 9ek Triage 9epat Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregistrasi
atau dokter b. Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama c. :+aluasi terbatas d. Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera mendapat perawatan pertama ) Tipe - Comprehensive Triage a. &ilakukan oleh perawat dengan
pendidikan
berpengalaman b. 2 sampai 5 sistem kategori c. 0esuai protocol
2.. KLASI!IKASI DAN PENENTUAN PRI"RITAS
yang
sesuai
dan
7erdasarkan ;man '(##*) pengambilan keputusan triage didasarkan pada keluhan utama riwayat medis dan data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta hasil pengkajian !sik yang terfokus. enurut 9omprehensi+e 0peciality 0tandart :<8 tahun "=== penentuan triase didasarkan pada kebutuhan !sik tumbuh kembang dan psikososial selain pada factor>faktor yang mempengaruhi akses pelayanan kesehatan serta alur pasien lewat system pelayanan kedaruratan. 4al>hal yang harus dipertimbangkan mencakup setiap gejala ringan yang cenderung berulang atau meningkat keparahannya. 7eberapa hal yang mendasari klasi!kasi pasien dalam system triage adalah kondisi klien yang meliputi a.
%awat adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan
yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat. b. &arurat adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan. c. %awat darurat adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan 879 '8irway /
jalan nafas 7reathing /
Pernafasan 9irculation / 0irkulasi) jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal atau cacat '?ijaya (#"#) 7erdasarkan prioritas keperawatan dapat dibagi menjadi 2 klasi!kasi Tabel ". Klasi!kasi Triage KLASI!IKASI Ga#at $ar%rat &P1'
KETERANGAN Keadaan yang mengancam nyawa / adanya gangguan 879 dan perlu tindakan segera misalnya cardiac arrest penurunan kesadaran trauma
Ga#at ti$a( $ar%rat &P2'
mayor dengan perdarahan hebat Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. 0etelah
dilakukan resusitasi
maka
ditindaklanjuti oleh dokter spesialis. isalnya - pasien kanker tahap lanjut Dar%rat ti$a( ga#at &P3'
fraktur sickle cell dan lainnya Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan
darurat.
Pasien
sadar
tidak
ada
gangguan 879 dan dapat langsung diberikan tindak
terapi
lanjut
de!niti+e.
dapat
ke
$ntuk
poliklinik
misalnya laserasi fraktur minor / Ti$a( ga#at ti$a( $ar%rat &P4'
tertutup otitis media dan lainnya Keadaan tidak mengancam nyawa dan
tidak
memerlukan
gawat.
%ejala
ringan
/
dan
tanda
asimptomatis.
penyakit
kulit
tindakan
batuk
klinis
isalnya @u
dan
sebagainya. Tabel (. Klasi!kasi berdasarkan Tingkat Prioritas 'Aabeling) KLASI!IKASI Pri)ritas I &MERAH'
KETERANGAN engancam jiwa atau fungsi +ital perlu resusitasi dan tindakan bedah segera
mempunyai
kesempatan
hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan
pada
pernafasan
jalan
dan
nafas sirkulasi.
9ontohnya sumbatan jalan nafas tension
pneumothorak
hemoragik luka
terpotong
syok pada
tangan dan kaki combutio 'luka Pri)ritas II &KUNING'
bakar tingkat II dan III B (5 C Potensial mengancam nyawa atau fungsi
+ital
ditangani
bila
dalam
singkat.
tidak
segera
jangka
waktu
Penanganan
pemindahan
bersifat
dan jangan
terlambat. 9ontoh - patah tulang besar
combutio
'luka
bakar)
tingkat II dan III D (5 C trauma thorak / abdomen laserasi luas trauma bola mata. Perlu penanganan
Pri)ritas III &HIJAU'
seperti
pelayanan
biasa
segera.
Penanganan
pemindahan
tidak
perlu dan
bersifat
terakhir.
9ontoh luka super!cial luka>luka ringan. Kemungkinan untuk hidup sangat
Pri)ritas * &HITAM'
kecil luka sangat parah. 4anya perlu terapi suportif. 9ontoh henti jantung kritis trauma kepala kritis. Tabel . Klasi!kasi berdasarkan Tingkat Keakutan 'Iyer (##2). TINGKAT KEAKUTAN Ke+as I
KETERANGAN Pemeriksaan !sik
rutin
'misalnya
memar minor) dapat menunggu lama tanpa bahaya
Ke+as II
ruam gejala @u) dapat menunggu lama tanpa bahaya 0emi>urgen / semi
Ke+as III
'misalnya
otitis
mendesak
media)
dapat
menunggu sampai ( jam sebelum pengobatan $rgen / mendesak 'misalnya fraktur
Ke+as I,
panggul laserasi berat asma)E dapat menunggu selama " jam %awat darurat 'misalnya
Ke+as ,
jantung
syok)E
tidak
boleh
henti ada
keterlambatan pengobatan E situasi yang mengancam hidup 7eberapa petunjuk tertentu yang harus diketahui oleh perawat triage yang
mengindikasikan
kebutuhan
Petunjuk tersebut meliputi -
untuk
klasi!kasi
prioritas
tinggi.
". (. . 2. 5. F. G. *. =.
tanda objektif bahwa ia mengalami gangguan pada airway breathing dan circulation maka pasien ditangani terlebih dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data objektif dan data subjektif sekunder dari pihak keluarga. 0etelah keadaan pasien membaik data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subjektif yang berasal langsung dari pasien 'data primer)
A+%r $a+a /r)ses Triage ". Pasien datang diterima petugas / paramedic $%& (. &iruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat 'selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat. . 7ila jumlah penderita / korban yang ada lebih dari 5# orang maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase 'di depan gedung I%&) 2. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna a. 0egera H Immediate ':84). Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. isalnya Tension pneumothoraJ distress pernafasan 'D#J/menit) perdarahan internal dsb b. Tunda H &elayed 'K$
fraktur
tertutup
pada
ekstremitas
dengan
perdarahan
terkontrol luka bakar D(5C luas permukaan tubuh dsb. c. inimal '4I18$). Pasien mendapat cidera minimal dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. isalnya - laserasi minor memar dan lecet luka bakar super!sial. d. :JpeJtant '4IT8). Pasien mengalami cidera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. isalnya - luka bakar derajat hampir diseluruh tubuh kerusakan organ +ital dsb. e. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna - merah kuning hijau hitam. f. Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan $%&. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain. g. Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang obser+asi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani. h. Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan
atau
bila
sudah
memungkinkan
untuk
dipulangkan
penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang. i. Penderita kategori triase hitam 'meninggal) dipindahkan ke kamar jenazah 'owles (##G).
dapat
maka
langsung
2.0. D"KUMENTASI TRIAGE &okumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. 0edangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun akti!tas pemberian jasa 'pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. &okumentasi yang berasal dari kebijakan yang mencerminkan standar nasional berperan sebagai alat manajemen resiko bagi perawat $%&. 4al tersebut memungkinkan peninjau yang objektif menyimpulkan bahwa perawat
sudah
melakukan
mengkomunikasikan
pemantauan
perkembangan
pasien
dengan kepada
tepat
tim
dan
kesehatan.
Pencatatan baik dengan computer catatan naratif atau lembar alur harus menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian dan komunikasi perencanaan dan kolaborasi implementasi dan e+aluasi perawatan yang diberikan dan melaporkan data penting pada dokter selama situasi serius. Aebih jauh lagi catatan tersebut harus menunjukkan bahwa perawat gadar bertindak sebagai ad+okat pasien ketika
terjadi
penyimpangan standar
perawatan
yang mengancam
keselamatan pasien '8nonimous (##().
Pada
tahap
pengkajian
pada
proses
triase
yang
mencakup
dokumentasi ". (. . 2. 5.
?aktu dan datangnya alat transportasi Keluhan utama Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat Penempatan di area pengobatan yang tepat 'missal - cardiac +ersus
trauma perawatan minor +s perawatan kritis) F. Permulaan inter+ensi 'missal - balutan steril es pemakaian bidai prosedur diagnostic seperti pemeriksaan sinar :K% %&8 dll
K"MP"NEN D"KUMENTASI TRIAGE Tanda dan waktu tiba $mur pasien ?aktu pengkajian iwayat alergi
iwayat pengobatan Tingkat kegawatan pasien Tanda>tanda +ital Pertolongan pertama yang diberikan Pengkajian ulang Pengkajian nyeri Keluhan utama iwayat keluhan saat ini &ata subjektif dan data objektif Periode menstruasi terakhir Imunisasi tetanus terakhir Pemeriksaan diagnostic 8dministrasi pengobatan Tanda tangan registered nurse encana perawatan lebih sering tercermin dalam instruksi dokter serta dokumentasi pengkajian dan inter+ensi keperawatan daripada dalam tulisan rencana perawatan formal 'dalam bentuk tulisan tersendiri). ;leh karena itu dokumentasi oleh perawat pada saat instruksi tersebut ditulis dan
diimplementasikan
secara
berurutan
serta
pada saat terjadi
perubahan status pasien atau informasi klinis yang dikomunikasikan kepada dokter secara bersamaan akan membentuk 3landasanL perawatan yang mencerminkan ketaatan pada standar perawatan sebagai pedoman. &alam implementasi perawat gawat darurat harus mampu melakukan dan mendokumentasikan tindakan medis dan keperawatan termasuk waktu sesuai dengan standar yang disetujui. Perawat harus menge+aluasi secara
continue
perawatan
pasien
berdasarkan
hasil
yang
dapat
diobser+asi untuk menentukan perkembangan pasien kea rah hasil dan tujuan dan harus mendokumentasikan respon pasien terhadap inter+ensi pengobatan dan perkembangannya. 0tandar 1oint 9ommision '"==F) menyatakan bahwa rekam medis menerima pasien yang sifatnya gawat darurat mendesak dan segera harus mencantumkan kesimpulan pada saat terminasi pengobatan termasuk disposisi akhir kondisi pada saat pemulangan dan instruksi perawatan tindak lanjut.
Proses dokumentasi triage menggunakan system 0;8PI: sebagai berikut ".
0 - data subjektif
(. .
; - data objektif 8 - analisa data yang mendasari penentuan diagnosa
keperawatan 2. P - rencana keperawatan 5. I - implementasi termasuk didalamnya tes diagnostic F. : - e+aluasi / pengkajian kembali keadaan / respon pasien terhadap pengobatan dan perawatan yang diberikan ':<8 (##5)
DA!TAR PUSTAKA
8nonimous "===. Triage Ocers Course. 0ingapore - &epartement of :mergency edicine 0ingapore %eneral 4ospital 8nonimous (##(. Disaster edicine. Philadelphia $08 - Aippincott ?illiams :<8 (##5. !mergenc" Care. $08 - ?7 0aunders 9ompany Iyer P. (##2. Do#umentasi $eperawatan % Suatu Pende#atan Proses $eperawatan& 1akarta - :%9 ;man Kathleen 0. (##*. Panduan 'ela(ar $eperawatan !mergensi& 1akarta - :%9 ?ijaya 0. (#"#. $onsep Dasar $eperawatan )awat Darurat& &enpasar P0IK MK
$nud 8. Pertolongan Pertama Pada Korban 7encana Peran penting bidang kesehatan juga sangat dibutuhkan dalam penanggulangan
dampak bencana
terutama
dalam penanganan
korban trauma baik !sik maupun psikis. Keberadaan tenaga kesehatan tentunya akan sangat membantu untuk memberi pertolongan pertama sebelum proses perujukan ke rumah sakit yang memadai."" Pengelolaan penderita yang mengalami cidera parah memerlukan penilaian yang cepat dan pengelolaan yang tepat agar sedapat mungkin bisa menghindari kematian. Pada penderita trauma waktu sangatlah penting karena itu diperlukan adanya suatu cara yang mudah dilaksanakan. Proses ini dikenal sebagai Initial assessment 'penilaian
awal)
dan
Triase.
Prinsip>prinsip
ini diterapkan dalam pelaksanaan pemberian bantuan hidup dasar pad a penderita trauma ''asic Trauma Life Support ) maupun *dvanced Trauma Life Support&"" Triage adalah tindakan
mengkategorikan pasien menurut
kebutuhan perawatan dengan memprioritaskan mereka yang paling perlu didahulukan. Paling sering terjadi di ruang gawat darurat namun triage juga
dapat
terjadi
dalam
pengaturan
perawatan
kesehatan di tempat lain di mana pasien diklasi!kasikan menurut keparahan kondisinya. Tindakan ini dirancang untuk memaksimalkan dan menge!sienkan penggunaan sumber daya tenaga medis dan fasilitas yang terbatas."# Triage dapat dila#u#an di lapangan maupun didalam rumah sa#it& Proses triage meliputi tahap pra+hospitallapangan dan hospital atau pusat pela"ana #esehatan lainn"a& Triage lapangan harus dila#u#an oleh petugas pertama "ang ti-a ditempat #e(adian dan tinda#an ini harus dinilai langsung terus menerus #arena status triage pasien dapat -eru-ah& etode "ang diguna#an -isa secara ettag .triage Tagging S"stem/ atau sistem triage penuntun lapangan Star .Simple Triage and Rapid Transportasi/
Penuntun Aapangan ST*RT berupa penilaian pasien F# detik yang mengamati +entilasi perfusi dan status mental untuk memastikan kelompok korban seperti yang memerlukan transport segera atau tidak
atau
yang
tidak
mungkin
diselamatkan
atau
mati.
Ini
memungkinkan penolong secara cepat mengidenti!kasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah tidak memerlukan transport segera. Star merupa#an salah satu metode yang paling sederhana dan umum. etode ini membagi penderita menjadi 2 kategori -
0& Prioritas " H erah erupakan prioritas utama diberikan kepada para penderita yang kritis
keadaannya
seperti
gangguan
jalan
napas
gangguan
pernapasan perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol penurunan status mental. 1& Prioritas ( H Kuning erupakan prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang mengalami keadaan seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau kerusakan alat gerak patah tulang tertutup yang tidak dapat berjalan cedera punggung. 2& Prioritas H 4ijau erupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya dikenal juga sebagai N?alking ?oundedL atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri. 3& Prioritas # H 4itam &iberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang mematikan. Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritisasikan tindakan atas korban adalah yang dijumpai pada sistim !TT*)& Prioritas tindakan dijelaskan sebagai ". Prioritas
dan
transport
segera 'gagal nafas cedera torako>
abdominal cedera kepala atau maksilo>fasial berat shok atau perdarahan berat luka bakar berat).
. Prioritas Kedua 'Kuning)- Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat 'cedera abdomen tanpa shok cedera dada tanpa gangguan respirasi fraktura mayor tanpa shok cedera kepala atau tulang belakang leher serta luka bakar ringan). 2. Prioritas Ketiga '4ijau)- Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera 'cedera jaringan lunak fraktura dan dislokasi ekstremitas cedera maksilo>fasial tanpa gangguan jalan nafas serta gawat darurat psikologis).