berikut ini adalah contoh makalah tentang TANTANGAN DAN MASA DEPAN ILMUWAN dalam mata kuliah Filsafat Ilmu
Deskripsi lengkap
Dalam konteks politik Indonesia modern hingga hari ini. Soekarno menduduki paling tidak tiga status istimewa yang bisa diperkirakan tidak akan bisa dicapai oleh pemimpin manapun di Indonesia. Perta...
Teknologi Masa Depan Nanoteknologi
Billahi Hayaatuna Wallahu Fii Hayati 'I-Mustadz'afin... Hidup Kita Bersama Allah, dan Allah Berada Dalam Kehidupan Kaum TertindasDeskripsi lengkap
Makalah Filsafat PendidikanDeskripsi lengkap
pendidikan masa depan menurut pandangan indonesia, pandangan islam, pandangan baratFull description
Semoga bermanfaatDeskripsi lengkap
Full description
Trend keperawatan
Trend keperawatanFull description
Promosi Kesehatan Di Masa DepanDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Makalah membahas mengenai Dampak Perubahan Iklim terhadap Perekonomian Global,Full description
Full description
BAB 1 PENDAHULUAN
Kita telah memfokuskan memfokuskan perhatian pada implikasi-i implikasi-implika mplikasi si yang dimiliki oleh proses internasionalisasi terhadap aktivitas-aktivitas dan kebijaksanaan-kebijaksanaan MSDM. MSDM. Suatu Suatu aktivi aktivitas tas besar besar dalam dalam penemp penempata atan: n: siapa siapa yang yang ditemp ditempatk atkan an dalam dalam operasi-operasi asing dan unit-unit untuk melayani kebutuhan-kebutuhan manajerial dan teknikal dari pertumbuhan bisnis internasional. Bab-bab dalam bagian II membahas berbagai aspek berkaitan dengan penempatan karyaan: mengelola dan mendukung penugasan-penugasan internasional. Kita juga mempertimbangkan isu-isu negara tuan rumah dalam bab-bab aal buku ini! seperti standardisasi praktik-praktik kerja! prosesproses! dan prosedur-prosedur serta implikasi-implikasi untuk MSDM. Dalam "ara ini! kita kita men"oba men"oba untuk untuk menghad menghadapi api ketida ketidakse kseimb imbang angan an isu-is isu-isu u ekspat ekspatria riat! t! sekali sekaligus gus meng mengen enal al kebu kebutu tuha han n yang yang berla berlanj njut ut untu untuk k meng mengel elol ola a penu penugas gasan an
penu penugas gasan an
interna internasio sional nal se"ara se"ara efekti efektiff karena karena peran-p peran-peran eran strate stratejik jik para para ekspatr ekspatriat iat dan non ekspatriat yang penting dalam mendukung operasi-operasi internasional. #ada bab-bab sebelumnya! kita juga mengidentifikasi implikasi-implikasi SDM dari beberapa respon mana manaje jeri rial al
terha erhada dap p
peru perub bahan ahan
lingk ingkun unga gan n
ker kerja
glob global al!!
terut erutam ama a
seka sekali li
mengem mengemban bangkan gkan "ara "ara berpiki berpikirr global global untuk untuk menjal menjalank ankan an operas operasi-op i-opera erasi si global global!! penggunaan mekanisme-mekanisme pengendalian informal! komunikasi hori$ontal! tim lintas lintas batas! batas! dan penugasa penugasan-pe n-penug nugasan asan interna internasio sional nal.. Sekaran Sekarang g kita kita mengal mengalihk ihkan an perhatian perhatian kepada perkembangan-perkem perkembangan-perkembangan bangan yang sebelumnya sebelumnya tidak ditekankan dalam dalam literat literatur ur MSDM MSDM Interna Internasio sional nal umum umum dan tantan tantangan gan-ta -tanta ntanga ngan n yang yang mereka mereka hadi hadirk rkan an pada pada MSDM MSDM Inte Intern rnas asio iona nal: l: etik etika a bisn bisnis is inte intern rnas asio iona nal! l! "ara "ara oper operas asi! i! perusahaan-peru perusahaan-perusahaan sahaan ke"il dan menengah! menengah! perusahaan-peru perusahaan-perusahaan sahaan milik keluarga! keluarga! dan organisasi-organisasi non pemerintah. Bab ini disimpulkan dengan suatu diskusi singkat mengenai isu-isu penelitian dan perkembangan-perkembangan teoritikal dalam bidang MSDM Internasional.
BAB II PEMBAHASAN
Dala Dalam m bab bab ini! ini! kita kita meng mengid ident entif ifik ikasi asi dan mengu mengura raik ikan an tren trend-t d-tre rend nd yang yang diobservasi dan arah masa depan MSDM Internasional berkenaan dengan: %. &tika &tika bisnis bisnis interna internasio sional nal '. (ara (ara operasi operasi dan MSDM MSDM Interna Internasio sional. nal. ). Isu-i su-isu su
kepe kepemi millikan ikan
berk berkai aita tan n
deng dengan an
pers persy yarat aratan an-p -per ersy syar arat atan an
MSDM MSDM
Internasional organisasi selain perusahaan perusah aan multinasional besar! seperti: o
#erusahaan-perusahaan skala ke"il dan menengah
o
#erusahaan-perusahaan milik keluarga
o
*rganisasi-organisasi non pemerintah +,*
1. ETIKA BISNIS INTERNASIONAL DAN MSDM
Ketika Ketika bisnis bisnis dilaksa dilaksanak nakan an melint melintasi asi batas-b batas-bata atas s nasion nasional al dan kebuday kebudayaan! aan! operasionalisasi suatu program etika perusahaan memberikan suatu tambahan tingkat kompleksita kompleksitas. s. /erutama erutama sekali mun"ul pertanyaan-pert pertanyaan-pertanyaan anyaan mengenai mengenai eksistensi eksistensi standar-standar etika universal dan nilai-nilai global. 0al ini terutama sekali menjadi problematik problematik ketika perusahaan-peru perusahaan-perusahaan sahaan multinasion multinasional al beroperasi beroperasi di negara-negara negara-negara tuan rumah yang memiliki standar-standar praktik bisnis yang berbeda! yang se"ara ekonomi miskin! yang tidak memiliki infrastruktur hukum yang memadai! yang memiliki peme pemeri rint ntah ah yang ang koru korup p dan dan terj terjad adii pela pelang ngga gara ran n atas atas hakhak-ha hak k asas asasii manu manusi sia. a. #ert #ertan anya yaan an rela relati tivi vita tas s
etik etik tida tidak k
hany hanya a
timb timbul ul dala dalam m
kont kontek eks s
prak prakti tikk-pr prak akti tik k
kepegaaian negara asal dan negara tuan rumah yang berbeda! tetapi juga dalam operasi operasi pusat pusat dan kebija kebijaksa ksanaan naan-ke -kebij bijaksa aksanaan naan perusah perusahaan aan multin multinasi asiona onal. l. Dalam Dalam bagian ini kita mengulas perkembangan-perkembangan dalam empat bidang penting etik etika a bisn bisnis is inte intern rnas asio iona nall dan dan tant tantan anga gan-t n-tant antan angan gan yang yang diti ditimbu mbulk lkan an bagi bagi para para prof profes esio iona nall SDM: SDM: nila nilaii-ni nila laii glob global al!! kode kode ting tingka kah h laku laku korp korpor orat at inte intern rnas asio iona nal! l! kriminalisa kriminalisasi si penyuapan! penyuapan! dan mun"ulnya mun"ulnya peran SDM dalam operasionalisasi operasionalisasi programprogram etik korporat.
1.1 Relativisme Etik atau Nilai-nilai l!"al#
*rgani *rganisas sasi-o i-orga rganisa nisasi si global global mengha menghadap dapii suatu suatu tantan tantangan: gan: haruska haruskah h mereka mereka menerapkan nilai-nilai mereka sendiri di manapun mereka melakukan bisnis! dengan mengabaikan mengabaikan konteks kebudayaan kebudayaan dan standar-stand standar-standar ar praktik-prakti praktik-praktik k lokal1 lokal1 2ntuk memahami dilema itu! ambil "ontoh situasi suatu perusahaan multinasional yang telah menugaskan seorang #(, untuk mengelola operasinya di suatu negara tuan rumah di mana mana peny penyua uapan pan umum umum dipra diprakt ktik ikka kan! n! tenag tenaga a kerj kerja a anakanak-an anak ak digun digunak akan an!! dan dan keselam keselamata atan n tempat tempat kerja kerja kurang. kurang. Standa Standarr mana mana yang yang seharus seharusnya nya diberla diberlakuk kukan! an! apakah standar negara asal perusahaan multinasional atau ,egara tuan rumah1 3da tiga respon utama terhadap pertanyaan ini. 4ang pertama melibatkan melibatkan relativisme relativisme etik! yang kedua absolutisme etik dan yang ketiga universalisme etik. 2ntuk penganut relativisme etik! tidak ada benar dan salah yang berlaku universal atau internasional! itu semua tergantung pada suatu nilai-nilai budaya dan keyakinankeyaki keyakinan nan khusus. khusus. 5adi jika jika rakyat rakyat Indone Indonesia sia mentol mentoleri erirr penyuapa penyuapan n terhad terhadap ap para pejabat publik mereka! hal ini se"ara moral tidak lebih baik atau lebih buruk daripada orang orang Singapu Singapura ra atau atau Denmar Denmark k yang yang menolak menolak untuk untuk meneri menerima ma penyuapa penyuapan. n. Bagi Bagi penganu penganutt relati relativis visme me etik! etik! ketika ketika ada di 6oma! 6oma! seseora seseorang ng seharus seharusnya nya melaku melakukan kan seperti apa yang dilakukan oleh orang 6oma. #ada saat relativisme etik dapat menarik mereka yang takut imperialisme kebudayaan! hal ini se"ara logis dan etik merupakan teori yang membingungkan. /idak seperti relativisme! penganut absolutisme etik +atau imperalis yakin baha ketika di 6oma! seseorang seharusnya melakukan apa yang dilakukannya di negara asal! asal! dengan dengan mengaba mengabaikan ikan apa yang yang dilaku dilakukan kan orang orang 6oma. 6oma. #andang #andangan an etika etika ini memberi keunggulan pada nilai-nilai kebudayaannya sendiri. #enentang pandangan ini berpendapat baha para penganur absolutisme etik adalah para individu yang tidak bertole bertolerans ransi! i! yang yang membin membingun gungka gkan n rasa rasa hormat hormat untuk untuk tradis tradisi-t i-trad radisi isi lokal lokal dengan dengan penganut relativisme etik. 0aruslah di"atat baha pada saat beberapa perilaku salah di manapu manapun n mereka mereka diprakt dipraktikk ikkan an +misal +misalnya nya penyuap penyuapan an para pejabat pejabat pemeri pemerinta ntahan han! ! perilaku-perilaku lainnya dapat ditolerir dalam konteks kebudayaan mereka +misalnya praktik praktik pemberian pemberian hadiah se"ara rutin antara orang-orang bisnis 5epang. Ketika #(,
terlalu lambat menemukan baha lingkungan politik7hukum di mana kebijaksanaankebijaksanaan negara asal mereka dirumuskan se"ara signifikan berbeda dari apa yang terdapat di negara-negara tuan rumah di mana mereka beroperasi! akibat-akibatnya dapat sangat jauh berbeda. Kelly +%88) menyebutkan suatu "ontoh seorang manajer bank ekspatriat 3merika Serikat di Itali dikejutkan oleh rekomendasi "abang lokal untuk melaporkan laba bank yang diperke"il untuk tujuan pajak penghasilan dan mendesak pendapatan bank dilaporkan dalam "ara yang sama dengan yang mereka lakukan di 3merika Serikat dengan akurat. Kemudian pada pemeriksaan pajak bank! ia diberitahu oleh Departemen #erpajakan Itali baha bank berutang tiga kali dari pajak yang telah dibayarkan. 0al ini men"erminkan asumsi standar Departemen #erpajakan Itali baha semua perusahaan yang melaporkan lebih rendah penghasilannya sebesar dua pertiga. #enilaian baru ini berlaku meskipun ekspatriat merriprotesnya. Bertentangan dengan relativisme etik! penganut universalisme etik yakin baha terdapat prinsip-prinsip fundamental tentang benar dan salah yang lebih penting dari batasan-batasan kebudayaan dan perusahaan multinasional harus patuh pada prinsipprinsip fundamental atau nilai-nilai global ini. /idak seperti penganut absolutisme! penganut universalisme berhati-hati untuk membedakan praktik-praktik yang hanya berbeda se"ara budaya dengan yang se"ara moral salah. /etapi apakah nilai-nilai dan prinsip-prinsip etik global bersama ini1 Donaldson +%889: ;-9' mengidentifikasi kejujuran! perasaan terharu! tanggung jaab! kebebasan! rasa hormat pada kehidupan dan alam! keadilan! toleransi! dan kesatuan +keluarga atau komunitas sebagai nilai-nilai global inti yang dianut orangorang dengan mengabaikan ras! budaya! jenis kelamin! atau agama. /antangan untuk bisnis terletak pada bagaimana menjadikan mereka sebagai nilai-nilai bisnis inti! melaksanakannya! bagaimana meluruskan karyaan kepada nilai-nilai ini. Misalnya! nilai rasa hormat dapat meliputi menilai perbedaan-perbedaan +jenis kelamin! orientasi seksual! ras! agama! dan sebagainya! perlindungan terhadap godaan seksual! dan memahami stereotype seperti keselamatan tempat kerja! keamanan produk! dan perlindungan lingkungan. /antangan bagi para manajer yang beroperasi dalam lingkungan-lingkungan kebudayaan yang beragam adalah kebudayaan-kebudayaan yang berbeda akan memberi prioritas nilai-nilai etik inti se"ara berbeda dan akan
menerjemahkan nilai-nilai ke dalam perilaku-perilaku spesifik se"ara berbeda pula. 0al ini merupakan alasan utama mengapa kebudayaan-kebudayaan bertentangan dan pokok dilema etik yang sesungguhnya. Misalnya! di 3merika Serikat! kebebasan dianggap sebagai nilai global yang paling penting! sedangkan di 3sia! keluarga atau kesatuan
komunitas
dipilih
sebagai
nilai
terpenting.
&ropa
menggambarkan
serangkaian kebudayaan! termasuk keadilan! kejujuran! dan tanggung jaab bersama dengan kebebasan dan kesatuan sebagai nilai-nilai etik utama. &ksistensi prinsip-prinsip etik universal dapat juga dilihat dalam persetujuanpersetujuan yang ada di antara negara-negara yang menandatangani Deklarasi 0akhak 3sasi Manusia #BB dan sejumlah persetujuan internasional seperti #edoman untuk #erusahaan-perusahaan Multinasional yang disetujui oleh Organization of Economic Cooperation and Development +*&(D dan Caux Roundtable Principles of Business. Frederic +%88<: =<9-=;; membahas eenang moral dari kode transnasional dan
menyatakan baha mereka menunjukkan timbulnya suatu etika korporat transbudaya dan menyediakan pedoman-pedoman yang memiliki kemampuan untuk diterapkan se"ara langsung pada sejumlah operasi sentral dan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan multinasional meliputi aktivitas-aktivitas MSDM seperti penempatan staf! kompensasi! pelatihan karyaan! kesehatan dan keselamatan kerja. /etapi pernyataan baha terdapat nilai-nilai global dan prinsip-prinsip universal yang seharusnya diikuti dalam bisnis internasional tidaklah konsisten dengan pandangan baha terdapat suatu rentang situasi yang lebar di mana variasi-variasi dalam praktik bisnis diperbolehkan. Donaldson dan Dunfee +%889: ;-9' menyebutnya ruang bebas moral dalam suatu dunia norma-norma moral universal.
Kebutuhan untuk persetujuan-persetujuan internasional dan kode tingkah laku korporat telah tumbuh sejaian dengan penyebaran bisnis internasional. Kita membahas beberapa hal ini dalam bab % pada bagian mengelola para subkontraktor! usaha-usaha perusahaan
multinasional
untuk
melakukan
praktik-praktik
perekrutan!
isu-isu
kesehatan dan keselamatan serta perilaku yang tepat melalui ketaatan terhadap kode tingkah laku. Menerjemahkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etik dalam praktik ilayah
bisnis internasional bahkan memperkenankan beberapa konsensus dalam komunitas internasional! adalah suatu tugas yang sangat besar tanpa adanya eenang legislatif yang melampaui batas-batas negara. Seperti disebutkan di atas! sejumlah mekanisme untuk memfasilitasi penyatuan nilai-nilai etik ke dalam perilaku bisnis internasional telah disarankan. Dapat diperkirakan! hal-hal ini telah memusatkan perhatian pada regulasi! baik yang ditentukan sendiri dan ditetapkan pemerintah! pengembangan persetujuanpersetujuan internasional! dan penggunaan program-program pendidikan dan pelatihan. Satu inisiatif yang paling menarik dalam regulasi sendiri bisnis internasional adalah (au> 6oundtable #rin"iples for Business (ondu"t yang dikembangkan pada tahun %88 oleh para pemimpin bisnis 5epang! &ropa! dan 3merika 2tara yang mengadakan pertemuan di (au>! Sit$erland. Ini merupakan kode etik bisnis internasional yang pertama dan bertujuan untuk menetapkan suatu a"uan global! di mana perusahaan-perusahaan individu dapat menulis kode etik mereka sendiri dan mengukur perilaku para eksekutif mereka. Caux Principles didasarkan pada dua teladan etik dasar: kyosei dan martabat manusia. Mukadimah Caux Principles menyatakan baha: !"#e $apanese concept of yosei means living and %oring toget#er for t#e common good & enabling cooperation and mutual prosperity to co&exist %it# #ealt#y and fair competition. 'uman dignity relates to t#e sacredness or value of eac# person as an end( not simply as t#e means to t#e fulfillment of ot#er)s purposes or even ma*ority prescription.!
+Konsep orang 5epang kyosei berarti hidup dan bekerja bersama untuk kebaikan bersama7memung-kinkan
kerja
sama dan
kemakmuran bersama
untuk
berdampingan dengan kesehatan dan persaingan yang jujur. Martabat manusia berkaitan dengan kesu"ian atau nilai setiap orang sebagai suatu tujuan! tidak hanya sebagai "ara untuk memenuhi maksud-maksud lain atau bahkan mayoritas resep. Caux Principles bertujuan untuk mengoperasionalisasi dua nilai ganda untuk
hidup
dan
bekerja
sama serta martabat manusia
dengan memperkenalkan
perdagangan bebas! integritas lingkungan dan kebudayaan! serta pen"egahan
penyuapan dan korupsi. #rinsip-prinsip umum menjelaskan semangat kyosei dan martabat manusia. Menurut #ayne +%88<: %<'<-%<)=! kebutuhan untuk kode tingkah laku yang kohesif dan komprehensif untuk perusahaan-perusahaan multinasional dan perusahaan-perusahaan yang lebih ke"il yang terlibat dalam bisnis internasional diakui se"ara luas sebagai suatu isu penting. Studi-studi di 3merika Serikat! Inggris! Kanada! dan 3ustralia se"ara konsisten melaporkan baha ;?-8= persen perusahaan memiliki kode tingkah laku. Suatu "ontoh yang baik dari kode tingkah laku korporat perusahaan multinasional yang se"ara kohesif dan komprehensif mengakui hubungan antara perusahaan dan para pihak berkepentingannya adalah 5ohnson @ 5ohnsonAs (redo! yang menyatakan sebagai berikut seperti dikiutip oleh Boatright +'???: %%: Ce are responsible to our employee( t#e men and %omen %#o %or %it# us t#roug#out t#e %orld. Everyone must be considered as an individual. Ce must respect t#eir dignity and recognize t#eir merit. "#ey must #ave a sense of security in t#eir *obs. Compensation must be fair and ade+uate( and %oring conditions clean( orderly and safe. Ce must be mindful of %ays to #elp our employees fulfill t#eir family responsibilities. Employees must feel free to mae suggestions and complaints. "#ere must be e+ual op portunity for employment( development and advancement for t#ose +ualified. Ce must provide competent management( and t#eir actions must be *ust and et#ical. Ce are responsible to t#e communities in %#ic# %e %ill live and %or and to t#e %orld community as %ell. Ce must be good citizens & support good %ors and c#arities and bear our fair s#are of taxes. Ce must encourage civic improvements and better #ealt# and education. Ce must maintain in good order t#e property %e are privileged to use. protecting t#e environment and natural resources.!
+Kami bertanggung jaab kepada karyaan kami! para pria dan anita yang bekerja dengan kami di seluruh dunia. Setiap orang harus diakui sebagai seorang individu. Kita harus menghormati martabat mereka dan mengakui jasa mereka. Mereka harus memiliki suatu rasa aman dalam pekerjaan mereka. Kompensasi harus adil dan memadai serta kondisi kerja bersih! teratur! dan aman. Kami harus memikirkan "ara-"ara untuk membantu para karyaan kami memenuhi tanggung
jaab kelu-arga mereka. #ara karyaan harus merasa bebas untuk membuat saran-saran dan keluhan-keluhan. 0arus ada peluang yang sama untuk pekerjaan! pengembangan dan kemajuan bagi mereka yang bermutu. Kami harus menyediakan manajemen yang kompeten! dan tindakan-tindakan mereka harus pantas dan etis. Kami bertanggung jaab kepada komunitas-komunitas di mana kami hidup dan bekerja dan juga kepada komunitas dunia. Kami harus menjadi arga negara yang baik7mendukung pekerjaan-pekerjaan dan amal-amal baik serta menanggung bagian pajak kami dengan jujur. Kami harus mendorong perbaikan-perbaikan penduduk dan kesehatan serta pendidikan yang lebih baik. Kami harus memelihara milik kami dengan baik! melindungi lingkungan dan sumber-sumber daya alam. Dalam menyebut nilai-nilai inti kemanusiaan dari arga negara yang baik! rasa hormat untuk martabat manusia! rasa hormat untuk hak-hak dasar! keadilan! dan menggunakannya untuk membatasi perilaku etis! 5ohnson @ 5ohnsonAs (redo memenuhi standar-standar Caux Principles( deklarasi #BB mengenai hak-hak asasi manusia fundamental! dan OECD ,uidelines for -ultinational Enterprises. Suatu kesulitan umum dengan kode-kode etik adalah pelaksanaan. Sikap-sikap manajemen senior memainkan suatu peran yang sangat penting dalam mengembangkan! melaksanakan! dan mendukung standar-standar etik yang tinggi. #ara profesional SDM dapat membantu perusahaan multinasional untuk melembagakan ketaatan pada kodekode etik melalui suatu rangkaian aktivitas-aktivitas SDM meliputi pelatihan dan sistem kinerja - imbalan. #enelitian tentang program-program etik korporat menunjukkan baha pada saat sebagian besar perusahaan-perusahaan besar memiliki kode tingkah laku korporat! pelatihan di dalam dan pelaksanaan kode-kode menjadi problematis. Misalnya Brester +'??) menyatakan dari suatu studi tentang operasionalisasi etik terhadap '.??? perusahaan 3ustralia dilaporkan baha 8' persen perusahaan memiliki kode tingkah laku korporat! 99 persen menyediakan pelatihan dalam kode-kode ini! =) persen meliputi pelaksanaan etik dalam program-program manajemen kinerja formal dan %9 persen meliputi pelaksanaan etik dalam sistem imbalan formal mereka. Studistudi di 3merika Serikat! Inggris! dan Kanada melaporkan temuan-temuan yang sama.
5ika mekanisme-mekanisme peraturan sendiri gagal membentuk tingkat perilaku yang bertanggung jaab se"ara sosial yang dibutuhkan oleh masyarakat dari perusahaan -perusahaan multinasional! perusahaan-perusahaan dapat mengharapkan langkah legislatif akan diminta untuk menyelesaikan konflik-konflik antara mereka sendiri serta negara-negara asal dan negara-negara tuan rumah. Demikian pula dengan kasus penyuapan.
reen +%88: '8? menyatakan baha penyuapan dan korupsi menduduki peringkat atas dalam daftar masalah-masalah etik yang paling sering dihadapi oleh para manajer internasional. #ada tahun '??' Bank Dunia memperkirakan sekitar ;? miliar dolar 3merika Serikat setiap tahunnya dikorupsi para pejabat pemerintah. #enyuapan
melibatkan
pembayaran
pada
agen-agen
atau
akil-akil untuk
mengerjakan hal-hal yang tidak konsisten dengan kegunaan posisi atau kantor mereka untuk memperoleh suatu keuntungan yang tidak layak. #enyuapan dapat dibedakan dari apa yang disebut pemberian hadiah dan pembayaran peli"in atau pemberian fasilitas. 4ang terakhir adalah pembayaran-pembayaran untuk memotivasi para agen atau akil untuk menyelesaikan suatu tugas yang akan mereka kerjakan se"ara rutin dalam rangkaian keajiban-keajiban normal mereka. Sementara sebagian besar orang tidak se"ara terbuka memaafkan penyuapan! banyak yang beralasan untuk suatu pendekatan yang toleran berdasarkan pada pandangan baha penyuapan diperlukan untuk melakukan bisnis +argumen penganut relativisme etik. Bagaimanapun juga sekarang ini umumnya disetujui baha penyuapan meruntuhkan keadilan! efisiensi! dan integritas dalam pelayanan publik! mengurangi keper"ayaan publik di pasar dan membantu program-program! menambah biaya produk dan dapat mempengaruhi keselamatan dan kemakmuran ekonomi publik. 2ntuk alasan-alasan ini telah ada suatu gerakan yang luas se"ara internasional untuk mengkriminalisasikan praktik penyuapan. #ada tahun %8<
pejabat pemerintahan asing. Selain itu! pembayaran-pembayaran kepada para agen melanggar FCP jika diketahui baha agen akan menggunakan pembayaranpembayaran itu untuk menyuap seorang pejabat pemerintahan. FCP diamandemen pada tahun
%8;; untuk
mengi$inkan
pembayaran-pembayaran
fasilitas
atau
kemudahan! tetapi mengamanatkan ketentuan pemeliharaan "atatan untuk memastikan baha pembayaran-pembayaran illegal tidak disamarkan sebagai biaya-biaya bisnis atau hiburan. (arson +%8;: 99-8? menyatakan baha FCP dikritik telah menempatkan perusahaan-perusahaan 3merika Serikat pada keadaan persaingan yang tidak menguntungkan karena perusahaan-perusahaan &ropa dan 3sia tidak menghadapi tuntutan kriminal untuk memberikan suapan kepada para pejabat asing. Bukti kerugian kompetitif FCP ber"ampur. FCP juga dikritik oleh beberapa pihak untuk ethnosentriknya! sementara pihak lain melihatnya sebagai kepemimpinan moral pada ilayah-ilayah di 3merika Serikat. Dalam kekurangan peraturan internasional sendiri yang memadai untuk mengendalikan penyuapan dan korupsi! 3merika Serikat men"oba mempengaruhi negara-negara berbangsa tunggal lainnya selama hampir dua dekade untuk memberlakukan peraturan pemerintah domestik yang seragam dengan tujuan menyediakan suatu tingkat aturan medan permainan. 3khirnya pada bulan Desember %889 #BB menerapkan Deklarasi Melaan Korupsi dan #enyuapan dalam /ransaksitransaksi Komersial Internasional! yang melibatkan para anggota #BB untuk mengkriminalisasikan
penyuapan
dan
meniadakan
pengurangan
pajak
untuk
penyuapan. Satu tahun kemudian Deklarasi yang disahkan oleh )? negara anggota dan negara bukan anggota OECD menyetujui Konvensi Memberantas #enyuapan #ara #ejabat #ublik 3sing dalam /ransaksi-transaksi Bisnis Internasional +Konvensi OECD/. Di baah Konvensi OECD( para anggota menyetujui untuk menetapkan per2ndang2ndangan domestik sebelum akhir tahun %88; yang mengkriminalisasikan penyuapan para pejabat publik asing atas suatu dasar ekstra tentorial. Konvensi OECD mulai berlaku ebruari %888 dan menjelang pertengahan tahun '??' Konvensi itu telah disahkan oleh ) dari )= negara-negara yang menandatangani. Setiap negara anggota diharuskan untuk melakukan suatu tinjauan rekan kerja dan menyediakan suatu laporan mengulas pelaksanaan konvensinya. Eaporan-laporan negara tersedia dalam ebsite
OECD. Beberapa negara di luar OECD juga telah bergerak membatasi penyuapan dan
korupsi. Misalnya! di Malaysia dan Singapura! beberapa perusahaan asing yang tertangkap menyuap para pejabat publik telah dinyatakan tidak berhak ikut menaarkan kontrak-kontrak pemerintah masa yang akan datang. Konvensi OECD mengharuskan sanksi-sanksi yang sepadan dengan hukuman-hukuman domestik yang diterapkan kepada penyuapan para pejabat publik. Di baah FCP denda korporat dapat men"apai 2S F ' juta dan hukuman individu sampai dengan 2S F %??!??? dan = tahun penjara. Dengan keseriusan pelanggaran terhadap Konvensi OECD( adalah sangat penting baha perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam bisnis global mengambil langkah-langkah aktif untuk mengelola pembongkaran potensial mereka. 5uga meskipun Konvensi OECD sekarang ini menyebutkan sisi penaaran korupsi dalam sektor publik! tampaknya baha ambisi Konvensi akan diperluas untuk meliputi penyuapan pada sektor sasta selain sisi kebutuhan penyuapan. #ara profesional SDM memiliki suatu peran penting untuk bermain dalam melaksanakan suatu ren"ana stratejik untuk pemenuhan aspek hukum dan mengembangkan kode-kode korporat untuk pemenuhan sukarela. Mereka dapat menyediakan pelatihan dalam memahami perbedaan antara korupsi! pembayaran-pembayaran suap! hadiah-hadiah! dan pembayaran-pembayaran
kemudahan
atau
fasilitas
yang
dii$inkan
dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan negosiasi untuk menangani situasi-situasi yang dapat timbul dalam ilayah-ilayah atau daerah-daerah dan industri-industri yang sensitif se"ara geografis. Seperti di"atat di atas! mereka dapat juga melaksanakan program-program manajemen kinerja untuk mendukung usaha-usaha mengurangi korupsi. #erdebatan tentang pembayaran kepada para pejabat asing tampaknya berlanjut untuk beberapa tahun. Kelompok non pemerintah Berlin "ransparency 0nternational menerbitkan suatu Indeks #ersepsi Korupsi tahunan. Indeks itu mengukur
tingkat persepsi! bukan tingkat aktual korupsi pada lebih =? negara dan didasarkan pada survei internasional terhadap orang bisnis dan jurnalis-jurnalis finansial. #eringkat diberi skor dari ? +paling korup sampai %? +paling tidak korup. /abel 9-% menunjukkan %? negara paling korup dan %? negara paling tidak korup dalam urutan menurun dari
indeks tahun '??'. inlandia dan Denmark adalah dua negara paling tidak korup! sedangkan ,igeria dan Bangladesh berada di ranking %?% dan %?' pada daftar itu. Meskipun tidak termasuk dalam tabel itu! data untuk 3merika Serikat menunjukkan baha negara itu berada dalam posisi urutan ke-%9 pada tahun '??' untuk negaranegara yang paling tidak korup.
Ta"el 1.,
Indeks Korupsi Dunia 1 ne&a(a
Sk!( In'eks
1 ne&a(a +alin&
Sk!( In'eks Pe(-
+alin& k!(u+
Pe(se+si K!(u+si/
ti'ak k!(u+
se+si K!(u+sia0
Bangladesh %!' inlandia 8!< ,igeria %!9 Denmark 8!= #araguay %!< ,e Gealand 8!= Madagaskar %!< Islandia 8! 3ngola %!< Singapura 8!) Kenya %!8 Sedia 8!) Indonesia %!8 Kanada 8!? 3$erbaijan '!? Belanda 8!? 2ganda '!% Eu>emburg 8!? Moldova '!% Inggris ;!< Skor Indeks #ersepsi Korupsi tahun '??' menghubungkan persepsi tingkat korupsi yang dilihat oleh orang bisnis dan analis risiko! dan rentang antara %? +sangat bersih atau tidak korup dan ? +sangat korup Sum"e() Diam"il 'a(i In'eks Pe(se+si K!(u+si T(ans+a(en Inte(nati!nal ta*un $$ 2333.t(ans+a(en.!(&0
Baru-baru ini terdapat diskusi dalam literatur etik tentang fungsi SDM dalam menjalankan peran berkaitan dengan masalab etik! dengan beberapa penulis berpendapat baha SDM memiliki suatu peran khusus dalam melaksanakan formulasi! komunikasi! pemantauan! dan pelaksanaan suatu program etik perusahaan. Ciley +%88;: %<-%9% berpendapat baha literatur etika bisnis 3merika Serikat umumnya
menggambarkan pandangan baha fungsi SDM bersamaan dengan keuangan dan hukum merupakan bidang tanggung jaab yang tepat untuk suatu program etik perusahaan. Studi-studi empiris telah mulai menyelidiki petunjuk-petunjuk dan strategi-strategi etik mana untuk manajemen etika yang seharusnya digerakkan oleh SDM. Survei yang dilakukan oleh 1ociety for 'uman Resource -anagement2Et#ics Resource Centre +S06MH&6( pada tahun '??) menemukan baha <% persen profesional SDM terlibat dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan etik untuk perusahaan-perusahaan mereka dan 98 persen adalah suatu sumber daya yang utama untuk inisiatif etika perusahaan mereka. /etapi para responden S06M tidak menganggap etik sebagai satu-satunya tanggung jaab SDM. Ketika diminta untuk menunjukkan derajat di mana mereka memikirkan unit-unit atau posisi-posisi lain yang seharusnya bertanggung jaab untuk kepemimpinan etik! 89 persen professional SDM mengatakan C#ief Executive Officer +(&*! 8) persen Cakil #residen fungsional! 8? persen atasan
langsung! << persen Dean Direksi! dan 9= persen penasihat hukum. Brester! (arey! Doling! robler dan rekan-rekan +'??) menyatakan baha suatu studi 3ustralia mengenai operasionalisasi etik dalam perusahaan-perusahaan melaporkan temuan serupa dengan sekitar persen responden melaporkan baha derajat di mana SDM saat ini yang bertanggung jaab untuk perumusan program-program etik korporat adalah suatu jumlah besar +);! persen atau betul-betul banyak +)%!) persen. Brooks +%88= mengemukakan baha suatu survei Kanada terhadap para CEO memberikan dukungan terhadap temuan-temuan 3merika Serikat dan 3ustralia. Ketika ditanya bidang fungsional mana yang seharusnya memiliki tanggung jaab untuk administrasi kode tingkah laku korporat! )< persen CEO menjaab SDM! %8 persen menjaab hukum! dan 8 persen menjaab manajemen senior. Dalam tugas tanggung jaab untuk merevisi kode tingkah laku korporat! ? persen menyebutkan SDM! )% persen menyebutkan hokum! dan %? persen menyebutkan #residen Direktur perusahaan. /etapi! 6obertson dan S"hlegelmil"h +%88): )?%-)%' melaporkan baha perusahaan-perusahaan di Inggris lebih besar kemungkinannya mengkomunikasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan etik melalui para eksekutif senior daripada departemen SDM. 0asil-hasil mereka menunjukkan baha CEO dan Direktur #elaksana memiliki
tanggung jaab utama untuk mengkomunikasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan kode-kode etik dalam 98 persen perusahaan Inggris dan ' persen perusahaan 3merika Serikat. Ini dibandingkan dengan fungsi SDM yang memiliki tanggung jaab utama untuk mengkomunikasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan etik dalam %=!< persen perusahaan Inggris dan ))!' persen perusahaan 3merika Serikat. Se"ara keseluruhan! temuan-temuan empiris ini mengakui baha SDM diposisikan dengan baik dalam membuat kontribusi penting untuk men"iptakan! melaksanakan! dan mendukung perilaku organisasi etik dalam suatu paradigma SDM stratejik. #ara profesional SDM telah mengkhususkan keahlian dalam bidang budaya organisasi! komunikasi! pelatihan! manajemen kinerja! kepemimpinan! motivasi! dinamika kelompok! struktur organisasi! dan manajemen perubahan7semua itu adalah faktor-faktor kun"i untuk mengintegrasikan tanggung jaab etik ke dalam seluruh aspek kehidupan organisasi. #ada aktu yang bersamaan! temuan itu menyatakan baha tanggung jaab untuk kepemimpinan etik seharusnya melintasi semua fungsi dan tingkatan manajerial! termasuk para manajer lini dan senior.
1.5 Tantan&an-tantan&an untuk 6un&si SDM Pe(usa*aa n Multinasi!nal
Meskipun orang-orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas bisnis internasional menghadapi banyak isu etik yang sama seperti yang mereka hadapi dalam bisnis domestik! isu-isu dalam bisnis internasional lebih kompleks karena lingkunganlingkungan sosial! ekonomi! politik! budaya! dan hukum yang berbeda di mana perusahaan multinasional beroperasi. Sebagai akibatnya! perusahaan multinasional akan perlu mengembangkan praktik-praktik pembuatan peraturan sendiri melalui kodekode etik dan pedoman-pedoman perilaku untuk ekspatriat! /(,! dan karyaan 0(, lokal. #erusahaan-perusahaan yang boleh memilih dengan sengaja atau tidak sengaja untuk meninggalkan pertimbangan-pertimbangan etik sampai kepada individu tidak hanya berkontribusi pada tekanan-tekanan beroperasi dalam suatu lingkungan asing +dan mungkin berkontribusi pada kinerja yang buruk atau penarikan kembali ekspatriat sebelum aktunya! tetapi juga memungkinkan terjadinya inkonsistensi internal yang mempengaruhi kinerja global se"ara keseluruhan.
Ketika merekrut dan menyeleksi para ekspatriat! kemampuan mereka untuk mengelola dengan integritas dapat merupakan suatu kriteria yang relevan dengan jabatan. #elatihan sebelum keberangkatan para ekspatriat dan program orientasi mereka seharusnya meliputi suatu komponen etik. 0al ini dapat meliputi studi-studi formal dalam teori etika dan pengambilan keputusan! juga diskusi interaktif dan permainan peran seputar dilema-dilema yang mungkin dihadapi para ekspatriat. Dalam suatu usaha untuk membuat para manajer peka terhadap perbedaan kebudayaan dan menerima pendapat baha praktik-praktik negara asal tidak selalu merupakan praktik terbaik atau satu-satunya praktik. Masih terdapat suatu penekanan dalam pelatihan bisnis internasional untuk menerapkan "ara-"ara yang dilakukan oleh budaya-budaya lain dalam menjalankan bisnis. Dalam meran"ang program-program pelatihan untuk memenuhi tantangan-tantangan bisnis multinasional! para profesional SDM harus mengangkat tidak hanya isu relativitas budaya! tetapi juga derajat di mana tuntutantuntutan moral melebihi batas-batas nasional dan budaya. 5uga penting bagi departemen SDM untuk memantau kinerja sosial +etik para manajer ekspatriat untuk memastikan baha pada saat para manajer menjadi terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan dan praktik-praktik persaingan di negara tuan rumah! mereka tidak kembali mengerjakan kebiasaan lama yang tidak baik dan masuk dalam rasionalisasi baha setiap orang lainnya berbuat seperti itu. 2ntuk menghindari godaan memutus sudut etik! para ekspatriat tidak seharusnya ditempatkan di baah tekanan-tekanan yang tidak masuk akal untuk menyampaikan hasil-hasil keuangan yang baik dan mereka harus diberi umpan balik dan penguatan. #enilaian kinerja! program-program kompensasi! dan perjalanan-perjalanan ke negara asal se"ara teratur merupakan
instrumen-instrumen
paling
penting
dalam
mengembangkan
dan
memelihara budaya-budaya etik. Departemen SDM juga harus menaarkan dukungan terus menerus kepada para ekspatriat melalui penugasan-penugasan mereka. 0al ini dibuat relatif lebih mudah melalui teknologi seperti surat elektronik 3e&mail/ dan konferensi video 4video conference/. Seseorang dapat membayangkan baha seorang ekspatriat yang dihadapkan dengan suatu dilema moral dapat memiliki akses yang siap pakai untuk memantau situasi di negara asal atau para ekspatriat di negara-negara lain melalui teknologi ini.
#erkembangan suatu komunitas murni internasional masih berada dalam masa pertumbuhan dan masih belum ada kesepakatan tentang apa yang seharusnya merupakan suatu etika global untuk menyelesaikan konflik-konflik yang mun"ul dalam suatu komunitas seperti ini. /etapi! terdapat suatu konsensus yang mun"ul mengenai nilai-nilai inti kemanusiaan yang mendasari perbedaan-perbedaan budaya dan nasional serta isi pedoman dan kode-kode yang membantu untuk mengoperasionalisasikan tanggung jaab etik perusahaan-perusahaan multinasional. 0al-hal ini terdapat dalam Manajemen SDM yang akan mempertimbangkan se"ara baik isu-isu seperti itu ketika mengembangkan
strategi-strategi
organisasi
serta
menyeleksi!
melatih!
dan
mengembangkan para ekspatriat.
$. 7ARA OPERASI DAN MSDM INTERNASIONAL
Kita telah menekankan perlunya skope MSDM Internasional yang bertambah luas di luar operasi-operasi "abang. Meskipun tidak mengurangi kepentingan mereka! bagi banyak perusahaan multinasional! mengelola dan menempatkan staf pada unit-unit "abng hanyalah satu aspek operasi bisnis internasional! meskipun bobot yang diberikan kepada manajemen "abang akan berbeda sesuai dengan sifat aktivitas-aktivitas internasional dan ukuran perusahaan yang melakukan internasionalisasi. Beberapa perusahaan multinasional akan menggabungkan metode-metode operasi yang berbeda! meliputi operasi-operasi "abang! untuk memanfaatkan peluang-peluang pasar di luar negeri yang spesifik! sedangkan yang lainnya dapat beroperasi melalui suatu mode kontraktual tunggal seperti lisensi dan kontrak manajemen. Isu-isu MSDM yang berbeda dapat tampak dengan "ara-"ara operasi yang berbeda7dibandingkan dengan operasi-operasi "abang. akta baha pihak-pihak eksternal terlibat dalam mode-mode kontraktual! usaha-usaha patungan! dan aliansi stratejik menentukan manajemen dan batasan-batasan SDM yang tidak biasanya terdapat dalam operasi-operasi yang sepenuhnya dimiliki sendiri. Bi"ara se"ara relatif! implikasi-implikasi MSDM Internasional pada usaha-usaha patungan internasional telah menerima perhatian yang sungguh-sungguh! tetapi tetap ada suatu kebutuhan untuk studi-studi yang mempertimbangkan implikasi-implikasi SDM pada mode-mode kontraktual! di mana perusahaan beroperasi agak jauh.
#elatihan! misalnya sering merupakan suatu bagian mode kontraktual! memainkan suatu peran kun"i dalam transfer teknologi dan sistem! penanaman budaya perusahaan dan bertindak sebagai suatu proses penyaringan +misalnya! dalam menyeleksi para fran"hisee yang "o"ok. Sebagai suatu hasil! staf dapat terutama terlibat dalam penugasan-penugasan jangka pendek untuk menyampaikan pelatihan di lokasi-lokasi asing daripada sebagai para ekspatriat tradisional. #erusahaan-perusahaan yang diikutsertakan dalam proyek-proyek internasional tidak hanya akan menggunakan suatu varietas bentuk penugasan-penugasan internasional! tetapi juga akan memerlukan para karyaan yang dapat menghadapi para mitra perusahaan multinasional. Misalnya! proyek-proyek yang didanai oleh Bank Dunia bersama dengan suatu agen pemerintah tuan rumah menimbulkan isu-isu SDM yang tidak perlu dihadapi dalam operasi-operasi "abang! seperti bekerja dengan suatu tim perusahaan multinasional yang para anggotanya berasal dari berbagai organisasi dengan tingkat keterampilan dan metode kerja yang berbeda. /ipe-tipe proyek ini sering berada dalam lokasi yang se"ara fisik jauh dan menantang! sehingga menimbulkan kebutuhan akan manajemen risiko. Misalnya! antara tahun %88; dan '??'! terdapat < persen kasus pen"ulikan yang dilaporkan terjadi di 3merika Eatin! dibandingkan dengan % persen di 3sia #asifik! < persen di &ropa dan 2ni Soviet terdahulu! dan )!= persen di 3frika dan /imur /engah. Menurut 0am +'??): %'! kelompok berisiko paling besar adalah orang bisnis +para pekerja proyek! insinyur! operator! dan para eksekutif bisnis bergaji tinggi dan para tanggungan mereka. Kita telah membahas dalam Bab ; beberapa isu yang dihadapi perusahaan multinasional dengan menggunakan para subkontraktor dalam mengembangkan pasar untuk memproduksi barang-barang mereka. Kita juga menyoroti beberapa implikasi SDM dalam menggunakan kontrak-kontrak manajemen. Dalam kenyataannya! disarankan
baha
perusahaan-perusahaan
multinasional
akan
dituntut
untuk
meningkatkan serangkaian "ara yang digunakan untuk mempertahankan dan mengembangkan pasar-pasar di luar negeri pada masa mendatang. /untutan-tuntutan ini tampaknya memerlukan suatu perbedaan respon SDM yang lebih besar. 2ntuk memainkan suatu peran yang lebih stratejik! karyaan SDM korporat akan perlu memiliki pengetahuan "ara dan implikasi SDM untuk menyediakan input yang
berhubungan dengan keputusan-keputusan manajemen pun"ak menyangkut pilihanpilihan "ara yang berbeda. Karyaan SDM akan perlu menjadi lebih "akap berurusan dengan para mitra asing yang bukan merupakan karyaan perusahaan multinasional. Misalnya! hal ini dapat memerlukan pelatihan karyaan pada tingkatan yang berbeda dan dalam berbagai fungsi serta lokasi untuk berurusan dengan para licensee dan franc#isee asing.
,. ISU-ISU KEPEMILIKAN
Seperti disebutkan sebelumnya! perusahaan-perusahaan internasional berbeda dalam ukuran! struktur kepemilikan! tingkat pengalaman internasional! dan penyebaran grografis. 3ktivitas-aktivitas perusahaan multinasional yang besar dan dimiliki oleh publik mendominasi literatur manajemen bisnis internasional dan MSDM Internasional! ter"ermin dalam konsentrasi isu-isu "abang. Meskipun terdapat kekurangan studi-studi empiris untuk menggambarkannya! tetapi adalah mungkin untuk menguraikan se"ara singkat beberapa "iri perusahaan-perusahaan ke"il dan menengah serta perusahaanperusahaan keluarga yang membedakannya dari perusahaan multinasional yang lebih besar! dan membuat beberapa referensi untuk kepentingan yang mun"ul dalam artian bisnis internasional organisasi-organisasi non pemerintah.
,.1 Pe(usa*aan-+e(usa*aan Keil 'an Menen&a*
2ntuk perusahaan-perusahaan manufaktur! ekspor sering merupakan langkah pertama yang penting dalam internasionalisasi! dan hal ini diakui oleh pemerintah melalui suatu rentang ukuran! seperti pola ekspor kelompok untuk mendorong dan membantu perusahaan-perusahaan ke"il dan menengah untuk menjadi berorientasi internasional. Sesuai dengan artikel Far Eastern Economic Revie% tahun '??)! perusahaan-perusahaan ke"il dan menengah diharapkan menjadi aliran utama ekonomi Korea Selatan! menggantikan kelompok usaha yang dijalankan keluarga dalam jangka panjang yang dikenal sebagai "haebols yang serampangan meminjam dan mengelola usaha dengan buruk yang dianggap sebagai penyebat terjadinya krisis keuangan negara tersebut pada tahun %88<. #ada pertengahan tahun %8;?an perusahaan-
perusahaan ke"il dan menengah Korea Selatan menyumbang kurang dari )( persen total ekspor negara itu. #ada tahun '??'! mereka menyumbang ' persen. Di negara-negara Barat seperti 3merika Serikat dan 3ustralia! terdapat suatu pertumbuhan proporsi perusahaan-perusahaan ke"il dan menengah yang dimiliki dan dikelola oleh para anita. Ke"enderungan ini telah dihubungkan dengan frustrasi kurangnya kemajuan karir dalam perusahaan-perusahaan lebih besar +langit-langit ka"a dan kebebasan yang menyertai saat mengelola bisnis milik sendiri. Banyak perusahaan ke"il dan menengah yang terlibat dalam bisnis internasional. 3pa yang mun"ul dari literatur keirausahaan dan manajemen bisnis ke"il adalah penekanan baha aktivitas internasional memasukkan manajemen perusahaan ke"il dan menengah. 2ntuk mendukung ekspor yang efektif! perjalanan internasional ke pasar-pasar luar negeri untuk memantau agen-agen dan distributor-distributor! misalnya! dapat memasukkan tuntutan khusus bagi Direktur #elaksana untuk juga bertanggung jaab langsung dalam pemasaran internasional. Dalam perusahaan yang sangat ke"il! Direktur #elaksana sering juga merangkap sebagai Manajer &kspor. #ara individu kun"i ini mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang perlu! sehingga menggambarkan
persediaan
kompetensi
internasional
perusahaan
ke"il
dan
menengah.
,.$ Pe(usa*aan-+e(usa*aan Milik Kelua(&a
Sering kali perusahaan-perusahaan milik keluarga diperlakukan sebagai suatu bagian dari perusahaan-perusahaan ke"il dan menengah. /etapi perusahaan multinasional besar dapat juga dimiliki keluarga! meskipun definisi mengenai apa yang terdapat dalam kepemilikan keluarga berbeda antar negara-negara. #erusahaanperusahaan yang kemudian menjadi milik publik telah menahan para anggota keluarga pendiri sebagai pemegang saham mayoritas. Misalnya! keluarga-keluarga disebut memiliki pengaruh antara )= persen sampai = persen pada =?? perusahaan 3merika Serikat yang tertera dalam daftar ortune +tergantung pada bagaimana kata pengaruh itu didefinisikan. Keluarga ord dalam manajemen perusahaan otomotif 3merika Serikat ord Motor (ompany dan anggota-anggota keluarga #a"kard selama merger perusahaan-perusahaan 3merika Serikat 0elett-#a"kard dan (ompa merupakan
ilustrasi baru-baru ini di mana perhatian-perhatian keluarga telah menerima liputan media yang luas dalam konteks pembuatan keputusan bisnis internasional. Bagian terbesar perusahaan-perusahaan dunia adalah milik keluarga. Misalnya perusahaan-perusahaan ke"il yang dikelola pemilik merupakan kelompok massa bisnis-bisnis 5erman. Sesuai dengan survei internasional tentang perusahaanperusahaan keluarga! ? persen berhenti atau memutuskan untuk keluar dalam = tahun terakhir. Sekitar 99 persen dari perusahaan yang bertahan dalam periode kritis! mungkin akan mati atau melepaskan kepemilikan tangan keluarga pendiri dalam generasi pertama. 0anya %< persen perusahaan yang masih akan bertahan terus sampai generasi ketiga keluarga pendiri. Suatu faktor yang berkontribusi pada keruntuhan atau pengambilalihan suatu perusahaan keluarga adalah "ara di mana suksesi manajemen ditangani. Mengganti manajemen pun"ak sering dipandang sebagai suatu tantangan! tetapi menyerahkan kendali bisnis dapat penuh dengan konflik dan keka"auan ketika bisnis keluarga terlibat. #eren"anaan SDM mengambil suatu dimensi yang berbeda dalam konteks perusahaan milik keluarga dan memberi peningkatan kepada banyak spekulasi dalam perusahaan-perusahaan multinasional skala besar seperti Mi"helin +perusahaan ban #eran"is! Ikea +produsen mebel Sedia! 0yundai +perusahaan otomotif Korea! 3ldi +rantai supermarket 5erman! dan ,e Eimited +kelompok media Murdo"k! termasuk Eondon /imes! ,e 4ork /imes! Sky (hannel! dan o>. 3spek lainnya adalah "ara di mana proses internasionalisasi ditangani dalam perusahaan-perusahaan milik keluarga. 3da suatu pendapat baha perusahaanperusahaan keluarga 3sia berusaha mempertahankan pengendalian sebanyak mungkin dalam keluarga langsung atau setidaknya keluarga tambahan. Seperti kita ketahui baha
pada
beberapa
tahap!
pertumbuhan
internasionalisasi
berarti
baha
perusahaan tidak akan dapat mengisi posisi-posisi kun"i dengan para anggota keluarga dan tantangannya kemudian adalah men"ari dan mengembangkan para karyaan yang tepat! sehingga perusahaan harus berhadapan dengan urusan-urusan penempatan karyaan.
Suatu
studi
yang
dilakukan
oleh 4eung
+'???:
==-
tentang
internasionalisasi tiga perusahaan 0ong Kong yang dimiliki oleh keluarga orang (ina menemukan baha perusahaan-perusahaan ini dapat memenuhi tantangan-tantangan
pertumbuhan sekaligus masih mempertahankan manajemen dan struktur keluarga! meskipun pengendalian melalui sosialisasi digunakan ketika para manajer di luar keluarga ditempatkan dalam posisi-posisi kun"i. Seperti ditunjukkan 4eung! globalisasi perusahaan-perusahaan keluarga telah menjadi suatu topik yang jarang dibahas dalam studi-studi bisnis internasional.
,., O(&anisasi-!(&anisasi N!n Peme(inta*
Keinginan globalisasi perdagangan dan bisnis telah menimbulkan suatu perdebatan hebat dalam negara-negara kebangsaan dan sering diekspresikan dalam rapat-rapat umum dan protes-protes anti globalisasi. 3ktivitas-aktivitas kelompok lingkungan seperti reenpea"e menyoroti bagaimana hal-hal ini juga telah menjadi diinternasionalisasikan. Mereka "enderung mempunyai para manajer nasional di berbagai negara dan perbedaan-perbedaan bentuk struktural untuk koordinasi dan akuntabilitas. Badan-badan bantuan seperti 6ed (ross! 6ed (res"ent! Corld Jision! dan Mede"ins San rontieres +dokter tanpa batas adalah organisasi-organisasi internasional yang dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan multinasional nirlaba. Mereka dapat menggunakan struktur-struktur organisasional berbeda dan memiliki anggota-anggota yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan bersama dalam suatu derajat yang lebih besar! karena sifat missi dan aktivitas-aktivitas organisasi dibandingkan dengan yang dapat ditemukan dalam suatu perusahaan multinasional yang berorientasi pada laba. Meskipun demikian dalam hal operasi dan pengendalian global! terdapat urusan-urusan managerial yang serupa! misalnya dengan perusahaan-perusahaan minyak. 6isiko fisik seperti bahaya karyaan yang disandera dan hak milik yang dirusak merupakan hal yang umum untuk perusahaanperusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang tidak ramah. Bagaimanapun juga seperti yang diungkapkan oleh eni"k +'?? baha organisasi-organisasi nirlaba telah diabaikan dalam penelitian MSDM Internasional stratejik dengan alasan: !0t seems t#at strategic international #uman resource management 310'R-/ #as not addressed t#e non&profit context because( despite its ideals of valuing #uman
resources and commitment( it 310'R-/ reflects t#e traditional management et#os of effectiveness and efficiency rat#er t#an t#e non&profit et#os of values&driven( c#aritable and p#ilant#ropic ideals.!
+/ampaknya MSDM internasional stratejik tidak menyebut konteks non laba sebab meskipun "ita-"itanya menghargai SDM dan komitmen! MSDM Internasional stratejik men"erminkan etos manajemen tradisional mengenai efektivitas dan efisiensi daripada etos organisasi nirlaba mengenai do-rongan nilai! murah hati! dan "ita-"ita atau keinginan suka berderma. /ampaknya memperluas fokus implikasi-implikasi SDM dari fokus sekarang dalam investasi langsung dan perusahaan multinasional besar untuk laba adalah penting sekali karena trend-trend yang diidentifikasi di atas kemungkinan akan terus berlanjut dalam abad ke-'%. (ara-"ara kontraktual dalam operasi bisnis internasional! perusahaan-perusahaan ke"il dan menengah! perusahaan-perusahaan milik keluarga serta organisasi-organisasi non pemerintah hanyalah tiga hal di mana isu-isu MSDM Internasional tetap dibahas se"ara utuh.
BAB III KESIMPULAN
Bab ini disimpulkan dengan suatu diskusi singkat mengenai isu-isu penelitian dan perkembangan-perkembangan teoritikal dalam bidang MSDM Internasional . A. ISU-ISU PENELITIAN
Bidang MSDM Internasional telah lambat mengembangkan sekumpulan teori yang tepat. /erdapat tiga alasan utama untuk ini: •
Banyak peneliti manajemen dan MSDM telah menganggap baha bidang MSDM Internasional sebagai suatu bidang akademis yang ke"il. Sikap ini di"erminkan dengan relatif sedikitnya jumlah kursus MSDM Internasional yang berdiri sendiri dalam bidang pengajaran. Demikian juga! MSDM Internasional memiliki suatu posisi yang ke"il dalam komunitas bisnis internasional yang lebih luas. Dominasi ilmu ekonomi dalam bidang bisnis internasional hingga kini! dengan fokusnya pada investasi asing langsung merupakan suatu faktor kontribusi. #erkembanganperkembangan terakhir seperti pembukaan jurnal-jurnal +misalnya 0nternational $ournal of 'uman Resource -anagement/ telah mengangkat riayat bidang itu.
Se"ara keseluruhan! terdapat suatu penekanan terhadap perbandingan SDM dan hubungan-hubungan industrial daripada MSDM Internasional dalam konteks perusahaan multinasional. Studi-studi internasional selalu lebih mahal dibandingkan studi-studi domestik. #enelitian internasional memakan lebih banyak aktu! melibatkan lebih banyak perjalanan dan sering kali memerlukan kerja sama dengan organisasi-organisasi negara tuan rumah! para pejabat pemerintah! dan peneliti. Mengembangkan suatu urutan penelitian jauh lebih sulit. Suatu "ontoh! yang dikemukakan oleh lino +'??' meskipun bagaimana para akademisi dapat mengatasi beberapa kesulitan ini yang merupakan praktik terbaik studi negaraHilayah! tetapi analisis %? pendekatan negara terhadap MSDM melibatkan suatu tim akademisi yang beragam dari berbagai negara. •
/erdapat
masalah-masalah
metodologi
besar
yang
terlibat
dalam
bidang
manajemen internasional dan MSDM Internasional. Masalah-masalah ini sangat
menambah
kompleksitas
pelaksanaan
penelitian
internasional
dan
seperti
diungkapkan oleh 3dler +%8;): ''9-')' baha sering kali tidak mungkin untuk menyelesaikan dengan kaku dan biasanya diperlukan studi-studi kebudayaan oleh para redaktur dan peninjau jurnal. Masalah-masalah metodologi besar dalam hal ini adalah: •
Memberikan
pengertian
budaya
dan
perbedaan
eti"-eti".
#erbandingan-
perbandingan kelompok statis. Suatu isu yang berlangsung terus dalam penelitian internasional adalah semua perbandingan lintas budaya pasti didasarkan pada ran"angan kelompok statis. Kesulitan dengan perbandingan kelompok statis dalam penelitian internasional adalah subjek tidak se"ara a"ak ditentukan dari suatu populasi atasan kepada tingkatan-tingkatan berbeda untuk suatu variabel perlakuan. Dalam praktik! adalah tidak mungkin bagi para peneliti lintas budaya untuk menghindari masalah metodologi ini. Kesulitan ini lebih lanjut diperumit oleh gagasan definisi budaya yang keliru sebagai suatu variabel bebas.
•
&kuivalensi terjemahan dan dorongan. #ara peneliti perlu menyadari baha masalah-masalah
dapat
timbul ketika menerjemahkan
konsep pusat
satu
kebudayaan ke dalam bahasa budaya lainnya. /riandis dan Brislin +%8;: %??9 %?%9 mempertimbangkan baha masalah-masalah penerjemahan seharusnya menjadi suatu titik aal untuk penelitian! daripada suatu kegagalan pengumpulan data. /eknik untuk tidak memusatkan 3decentering tec#ni+ue/ - menerjemahkan dari bahasa asli ke bahasa sasaran dan kembali lagi melalui beberapa pengulangan yang dianjurkan. /eknik ini memungkinkan peneliti untuk menguji apakah ada emi" yang mearnai konsep-konsep yang diselidiki. Suatu hal yang berkaitan adalah para pembi"ara bukan penduduk asli 3non&native speaers/ perlu menerjemahkan temuan-temuan penelitian ke dalam Bahasa Inggris untuk publikasi dalam jurnal jurnal berbahasa Inggris. /eknik-teknik seperti decentering adalah penting! terutama ketika membahas data kualitatif.
B. Pe(kem"an&an-+e(kem"an&an Te!(itikal
Eebih dari dua dekade terakhir! berbagai peneliti dalam bidang MSDM Internasional telah mengembangkan suatu kumpulan pengetahuan teoritikal untuk memberikan kerangka-kerangka dan model-model yang kuat berkaitan dengan suatu bidang penyelidikan ilmiah yang lebih matang. Banyak dari perkembangan ini telah dimasukkan dalam bab-bab yang relevan dari buku ini. Saat mengulas kontribusikontribusi teoritikal ini! adalah mungkin untuk mengidentifikasi dua aliran penyelidikan: •
/ingkat
mikro-memusatkan
perhatian pada isu-isu
manajemen
ekspatriasi.
#ekerjaan aal dalam bidang MSDM Internasional didominasi oleh studi-studi kuantitatif skala besar yang dilakukan oleh para peneliti 3merika terhadap isu-isu manajemen ekspatriat dalam perusahaan-perusahaan multinasional 3merika Serikat. Studi-studi ini memiliki suatu pendekatan umum dalam menggunakan para manajer SDM sebagai responden. Beberapa studi yang dilakukan oleh /ung! Bla"k! *ddou! Mendenhall! dan regersen merupakan "ontoh-"ontoh yang baik mengenai kontribusi-kontribusi demikian. Studi-studi ini telah menjadi penting dalam temuantemuan empiris yang mengidentifikasi isu-isu kun"i dan tantangan-tantangan penggunaan para ekspatriat dalam penempatan staf operasi-operasi "abang. Eebih signifikan! para peneliti ini mengangkat profil MSDM Internasional sebagai suatu bidang penyelidikan ilmiah. •
/ingkat makro. Mensurvei para manajer SDM merupakan suatu kontribusi logis dan berguna untuk penelitian dan pembentukan teori! tetapi tidaklah dapat dihindarkan baha MSDM Internasional sebagai suatu bidang ilmiah perlu mempertimbangkan fenomena MSDM Internasional yang lain! selain aktivitas-aktivitas manajemen ekspatriasi. Bona"he dan rekan-rekannya +'??%: )-'? menunjukkan baha sebagian besar studi dalam literatur ekspatriat telah gagal menganalisis hubungan antara kebijaksanaan-kebijaksanaan ekspatriasi dan strategi-strategi perusahaan multinasional. Beberapa peneliti berusaha keras untuk mengatasi kelemahan ini melalui serangkaian penelitian dengan tema MSDM Internasional stratejik. MSDM Internasional stratejik mempertimbangkan isu-isu dan aktivitas-aktivitas MSDM yang
diakibatkan oleh dan berpengaruh terhadap aktivitas-aktivitas stratejik dan perhatian-perhatian
internasional
dari
perusahaan
multinasional. 6angkaian
penyelidikan ini sejalan dengan MSDM stratejik! yang memfokuskan kaitan antara strategi organisasi dan kinerja serta MSDM. #enelitian-penelitian tersebut tepat dan penting bagi pengembangan teori. Selanjutnya diperlukan sekali bagi penelitian untuk bergerak di luar deskripsi dan memperluas pendekatan-pendekatan metodologi untuk meliputi penelitian induktif dan deduktif. #ara peneliti berusaha keras untuk mengatasi beberapa isu metodologi melalui pekerjaan kolaborasi. Misalnya! budaya berbeda memiliki sikap-sikap yang berbeda terhadap kuesioner yang dikirim melalui pos! yang dapat mempengaruhi suatu tingkat respon yang rendah. 0ar$ing +%88<: 9%-99= menemukan baha semakin tinggi perbedaan budaya antara negara peneliti +pengirim dan negara sasaran +penerima! semakin rendah tingkat respon yang diberikan. Ia mengakui baha penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa kuesioner mungkin merupakan suatu faktor yang berkontribusi dan orientasi internasional dari responden dapat memiliki suatu pengaruh positif terhadap tingkat respon. Sumbangan-sumbangan dari
penelitian kualitatif sangatlah
berarti dalam
menganalisis proses internasionalisasi! khususnya studi-studi yang menyelidiki hubungan antara proses internasionalisasi dan faktor-faktor yang menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan praktik-praktik MSDM Internasional. #enggunaan metode-metode penelitian yang memungkinkan pandangan-pandangan manajer SDM didukung oleh pihak lainnya seperti para ekspatriat dan mitra! selain masalah utama materi dan dokumentasi! telah memberikan aasan tambahan dalam aktivitasaktivitas dan isu-isu MSDM Internasional dan suatu pertimbangan untuk lebih memperluas faktor-faktor organisasional. Satu "ontoh dari suatu kerangka teoritikal yang berasal dari suatu pendekatan stratejik
dengan
menggunakan
banyak
pendekatan
metodologi adalah
yang
dikemukakan oleh De (ieri dan Doling. #ara penulis ini berpendapat baha seaktu MSDM Internasional stratejik yang merupakan suatu bidang penelitian yang berbeda telah menjadi suatu langkah yang berguna! mungkin lebih tepat untuk membahas
MSDM stratejik dalam perusahaan multinasional. Kerangka tersebut dilukiskan dalam ambar 3.%
am"a( A.1
Suatu Model MSDM Stratejik dalam #erusahaan Multinasional Faktor-faktor eksternal - Karakteristik industri - Karakteristik negara regional
Faktor-faktor eksternal - Struktur perusahaan multinasional - Struktur operasi internasional - Jaringan dalam organisasi - Mekanisme koordinasi - Cara operasi - Strategi perusahaan multinasional - Strategi tingkat korporasi - Strategi tingkat bisnis - Pengalaman dalam mengelola operasi-operasi internasional - Orientasi internasional kantor
Sum"e(
Perhatian dan sasaran perusahaan multinasional - Daya saing - Efisiensi - Keseimbangan antar intergrasi global dan kepekaan lokal - Fleksibilitas
MSDM Strategik - Strategi fungsi SDM - Praktik-
) Diam"il 'a(i H. De 7ie(i 'an R8. D!3lin&9 St(ate&i Human Res!u(e
Mana&ement
in
Multinati!nal
Devel!+ments9 'alam Resea(*
Ente(+(ises) in
T*e!(etial
Personnel
and
an'
Em+i(ial
Human
Resource
Management: Strategic Human Resources in the 21st Century, Stam%!('9 7T) 8AI P(ess9 1::: 2'ite(;ema*kan +enulis0.
#erusahaan-perusahaan multinasional beroperasi dalam konteks kondisi-kondisi mendunia! meliputi konteks-konteks eksternal dari industri! negara! ilayah! dan jaringan-jaringan antar organisasi dan aliansi! seperti ditunjukkan dalam gambar %)-%. Misalnya! penghapusan hambatan-hambatan perdagangan internal dan integrasi
pasar-pasar nasional di 2ni &ropa membaa suatu rentang hubungan antar organisasi yang baru. Seperti telah kita bahas dalam konteks manajemen kinerja! faktor-faktor eksternal memberikan pengaruh langsung terhadap faktor-faktor internal organisasi! strategi dan praktik-praktik MSDM Internasional stratejik dan perhatian-perhatian serta sasaran-sasaran perusahaan multinasional. aktor-faktor internal organisasi ditunjukkan dalam urutan dari yang paling berujud sampai kepada yang paling tidak berujud. Struktur perusahaan multinasional merujuk kepada struktur operasi-operasi internasional! jaringan-jaringan dalam organisasi! dan mekanisme koordinasi. /ahapan daur hidup perusahaan dan industri di mana perusahaan beroperasi merupakan pengaruh-pengaruh penting bagi MSDM stratejik dalam perusahaan multinasional! seperti berbagai "ara operasi internasional yang dibahas sebelumnya dan tingkatan strategi perusahaan. aktor organisasi yang paling tidak berujud adalah pengalaman dalam bisnis internasional dan orientasi internasional kantor pusat. Mengikuti perkembangan-perkembangan dalam literatur! seperti studi yang dilakukan oleh /aylor dan rekan-rekannya pada tahun %889! yang mengambil suatu integrasi ketergantungan sumber daya dan pandangan berbasis sumber daya! model tersebut menyatakan baha terdapat hubungan-hubungan timbal balik antara faktor-faktor organisasional! MSDM stratejik! dan perhatian-perhatian serta sasaran-sasaran perusahaan multinasional. Dengan mempertimbangkan strategi dan praktik-praktik SDM! hubunganhubungan timbal balik antara isu-isu stratejik dan strategi serta praktik-praktik MSDM stratejik telah disoroti oleh penelitian yang mengambil suatu pandangan berbasis sumber daya. Selain itu beberapa studi telah menunjukkan baha aktivitas-aktivitas SDM seperti manajemen ekspatriat dipengaruhi baik oleh faktor-faktor eksternal maupun faktor-faktor internal. MSDM stratejik yang efektif diharapkan membantu perusahaan dalam men"apai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuannya. #andangan ini dipengaruhi oleh mun"ulnya sekumpulan literatur MSDM stratejik yang menguji hubungan-hubungan antara karakteristik-karakteristik dalam sistem! strategi dan praktik-praktik MSDM stratejik serta kinerja perusahaan atau keunggulan kompetitif. #ada saat beberapa penelitian telah menyarankan baha perusahaan-perusahaan
multinasional akan memperoleh untung dengan menggunakan dan mengintegrasikan strategi dan praktik-praktik MSDM stratejik.