Tuberkulosis laring merupakan salah satu tuberkulosis ekstrapulmonal yang disebabkan oleh kuman mikobakterium tuberkulosis. Tuberkulosis masih menjadi masalah nasional....Full description
laringFull description
Tuberkulosis LaringFull description
hhh
Presentación del primer libro en uruguayo en Trauma, Cirugía y Emergentología: «Trauma. La enfermedade del nuevo milenio» de Carlos Juambeltz, Fernando Machado y Julio Trostchansky, editores…Full description
TraumaDeskripsi lengkap
mmFull description
adsadas
Referat Tumor LaringFull description
eFull description
eFull description
TRAUMA LARING Trauma pada laring dapat berupa trauma tumpul atau trauma tajam yang dapat merusak struktur laring dan meruusak jaringan lunak seperti otot, saraf, pembuluh darah, dll Penyebab trauma laring menurut Ballenger: 1. Trauma mekanik eksternal (trauma tumpul, tajam, komplikasi trakeostomi, krikotirotomi); Trauma mekanik internal (akibat tindakan endoskopi, intubasi endotrakea, pipa nasogaster) 2. Trauma akibat luka bakar oleh panas (gas atau cairan yang panas) dan kimia (cairan alkohol, amoniak, natrium hipoklorit dan lisol) 3. Trauma akibat radiasi (pada pemberian radioterapi tumor ganas di leher) 4. Trauma otogen (akibat pemakaian suara yang berlebihan/vokal abuse misalnya akibat berteriak, menjerit keras, dan bernyanyi dengan suara keras)
Patofisiologi – Trauma dapat menyebabkan edema dan hematoma di plika ariepiglotika dan plika ventrikularis – Mukosa pada faring dan laring mudah robek sehingga terjadi emfisema subkutis – Tulang rawan laring dapat mengalami fraktur dan dislokasi. Kerusakan pada perikondrium menyebabkan hematoma, nekrosis, dan perikondritis sehingga mengakibatkan penyempitan lumen laring dan trakea
Gejala Klinik – Pasien dirawat observasi 24 jam pertama – Timbul gejala stridor yang makin menghebat dan timbul mendadak setelah trauma, merupakan tanda adanya sumbatan jalan napas – Suara serak (disfoni) atau suara hilang (afoni) timbul bila terdapat kelainan pita suara akibat trauma – Emfisema subkutis bila terjadi robekan mukosa laring atau trakea, atau frakturnya tulangtulang rawan laring sehingga mengakibatkan udara pernapasan akan keluar dan masuk ke jaringan subkutis leher – Hemoptisis terjadi akibat laserasi mukosa jalan napas – Disfagia (sulit menelan) dan odinofagia (nyeri menelan)
Penatalaksanaan Luka terbuka: – Ditujukan pada perbaikan saluran nafas dan mencegah aspirasi ke paru – Segera lakukan trakeostomi, dan pasang balon trakeostomi sehingga tidak terjadi aspirasi ke paru – Eksplorasi luka dan menjahit mukosa dan tulang rawan jika robek – Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi dan serum anti tetanus untuk mencegah tetanus
tertutup: - Trakeostomi bila terdapat sumbatan jalan nafas - Eksplorasi atau konservatif berdasarkan hasil pemeriksaan laringoskopi, CT-scan, foto toraks - Konservatif: istirahat suara,humidifikasi, dan pemberian kortikosteroid pada pasien laserasi ringan tanpa adanya sumbatan laring - Eksplorasi laring: membuat insisi kulit secara horizontal, tujuannya untuk reposisi tulang rawan yang fraktur atau dislokasi, lalu menjahit mukosa yng robek dan menutup tulang rawan yang terbuka dengan tehnik flap atau graft
Komplikasi - Terbentuknya jaringan parut dan stenosis laring - Paralisis nervus rekuren - Infeksi luka