PENERAPAN KEMAMPUAN TELUSUR ( TRACEABILITY ) DI RANTAI SUPPLAI HASIL PERIKANAN
Direktorat Standardisasi dan Akreditasi
EVOLUSI Persyaratan Negara2 Importir
ISO 22000
GHd P, GMP
GlobalGAP
EVOLUSI Persyaratan Negara2 Importir
ISO 22000
GHd P, GMP
GlobalGAP
EVOLUSI Persyaratan Negara2 Importir
Capture Aquaculture • GhdP • GAP, • GlobalGAP • Organic • Product
Cert.
Primary Processing
Manufacturing
• GMP
• GMP
• Organic
• BRC
• BRC
• SQF
• Product
Cert.
• Non
Wholesale Spec
Retail •
Supply Chain Inspection
2000 • Product Cert.
HACCP / ISO 9001 / ISO 14001 14001 , Ecolab el , An im al Walfare
ISO 22000 (Food Safety Management System), Traceability (a buyers’ requirement)
k r o F / e l b a T
P ro ro s p er o u s & P r o s p ec t i v e C at a t c h C er e r t i f ic i c a t io io n S c h e m e
Upaya kedepan Sangat mendukung pemenuhan persyaratan buyer /importir /importir atau kemungkinan legislasi negara importir terkait dengan Ekolabel kita akan menghadapi tantangan persyaratan ekolabel bagi produk crabmeat (pasteurized) - blue swimming crab yang akan diterapkan oleh WALMART tahun tahun 2012
Pre Assessment Ekolabel Assessment Ekolabel
Principle 1 : Species / Stock Target
stock outcome
Harvest
strategy
Principle 2 : Ecosystem Health
Principle 3 : Management System Governance
& Policy
Latar Belakang
Globalisasi Globalisasi industri pangan berkembang secara dramatis dengan segala sistem dan pendukungnya : sumber bahan baku, teknologi pengolahan, komunikasi elektronik.
Rantai Bisnis (Pangan) yang rumit
Salah satu komponen utama yang terintegrasi dalam jaminan keamanan keamanan pangan (food (food safety ) tersebut adalah kemampuan telusur ((traceability traceability ) akan asal usul dan riwayat bahan makanan.
Dengan mengetahui asal usul dan rantai produksi ikan yang dikonsumsi, semakin jelas bagi konsumen untuk pemenuhan jaminan keamanan pangan.
Mengapa Traceability Penting
Mengurangi resiko ekonomi bila terjadi recall oleh pihak Buyer , UPI dengan mudah dapat mengoreksi & mengenali produk recall tsb
Country of Origin (transhipment)
Verifikasi food safety dan asal produk
Menggunakan data sendiri dan data rantai supplai
Menyampaikan cerita kepada konsumen
Meningkatkan efektifitas kegiatan sertifikasi dan inspeksi
Pemenuhan/pemeliharaan (Chain of Custody ) rantai informasi dari hilir – hulu
Mengapa Traceability : Dalam Praktek •
Ketika ada sesuatu yang salah, kita butuh untuk mencari siapa yang bertanggung jawab
•
Menghindari, kesalahan yang sama tidak akan dibuat lagi
SIAPA MEMERLUKAN DATA TRACEABILITY?
TRACEABILITY PADA USAHA PERIKANAN: UPAYA MENJAMIN MUTU PRODUK
Buyer / Pelanggan
PRODUSEN • • •
tindakan koreksi
historical data continual improvement
Auditor/inspektor Otoritas Kompeten
• •
Pengertian : Tracing
>< T r a c k i n g
: upaya untuk mendapatkan kembali informasi yang berkaitan sebelum suatu produk dikirim ( u p s t r e am )
Tracing
T r a c k i n g : upaya untuk mengikuti rantai perdagangan dari produk setelah dikirim/dikapalkan ( d o w n s t r e am )
(ISO 8402) : kemampuan untuk penelusuran balik atau Traceability mendapatkan kembali informasi mengenai asal – usul (lokasi, proses, dll) suatu produk melalui identifikasi nomor/code registrasi yang dibuat sebelumnya. Trace : telusur, lacak ability : kemampuan
Persyaratan LEGAL UNI EROPA
Council and European Parliament Regulation (EC) No 178/2002 : Article 18, 19, 20 merupakan lembaran kunci legislasi Food Traceability di Uni Eropa
Article 18 : Traceability traceability should be established at all stages in the food production traceability should be both forward and backward in the supply chain all food or feed which is placed on the market should be adequately labeled or identified to facilitate its traceability provisions for applying traceability requirements of specific sectors
LEGISLASI
Article 19 : outlining the responsibilities of food business operators (tanggung jawab pelaku usaha pangan) Article 20 : outlining the responsibilities of feed manufactures (tanggung jawab pabrik pakan) Article 19 & 20 : make the responsibility of individual companies to immediately :
Withdraw product suspected of being unfit for human consumption. Inform the competent authority of such incidents and cooperate with the to reduce or eliminate the risk associated from a product
Directive 2001/95/EC on general product safety which requires companies to : – have traceability back to point of production – have systems to recall unsafe products – notify competent authorities of unsafe products Directive 89/396/EEC made it a requirement that all food products were identified by a “lot” number, where a lot was defined as “ a batch of sales units of a foodstuff produced, manufactured or packaged under practically the same conditions”.
Other EU legislation that applies to the capture or production of fishery products
Council Regulation (EEC) No 2847/93 establishing a control system applicable to the common fisheries policy and council Regulation (EC) No 2371/2002 on the conservation and sustainable exploitation of fisheries resources under the Common Fisheries Policy – Species, common name and Latin name – Method of production caught at sea, inland water or farmed – Area of capture
Commission Regulation (EC) No 2065/2001, laying down detailed rules for the application of Council Regulation (EC) No 104/2000 as regards informing consumers about fishery and aquaculture products. Council Regulation (EEC) No 2092/91 ……. : gives possibility to make national provisions for organic aquaculture including traceability
Labeling requirements for fishery products
An essential element of a traceability system is correct labeling so that information relating to the identity, composition and source of the product is clearly and easily transmitted to the next link in the supply chain. Fish species, both commercial and common name whether the fish is from a marine resource or aquaculture. Area in which fish is caught or farmed. (FAO area or country of origin for farmed and freshwater fish) Additional information is normally required to be included on box and pallet labels, to ensure the identification and traceability of specific units of product is maintained
3 Prinsip-Prinsip Dasar EU Legislation 1. Food and Safe Food from : From Farm to Fork – from Water to Mouth 2. Producer is responsible 3. Supervision Competent Authority :
through traceability HACCP Apply
to All stages of production, processing and distribution Includes : Food, Feed, food producing animals, and any other substances incorporated in the food
LEGISLASI USA
Public Health Security and Bioterrorism Preparedness and Response Act of 2002 (PL107 – 188); this act divided into five section, of which Title III: protecting Safety and Security of Food and Drug Supply has the most relevant to traceability. This section has the following provisions : – Section 305 Registration of Food Facilities – Section 306 Establishment and maintenance of Records – Section 307 Prior Notice of Imported Food Shipments, which include : a description of product, the manufacturer/shipper, the grower, the country of origin, the country from which the article is shipped, the anticipated port of entry
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan ☺
PERMENKP RI Nomor : Per. 01/Men/2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. ☺
☺
KEPMENKP RI No.: 01/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di Tahap Produksi, Pengolahan dan Distribusi. ☺
☺
BAB III , Prisip-prinsip Pengendalian Pasal 3, huruf c. Menerapkan prinsip ketertelusuran bagi pelaku usaha.
BAB VIII, Pasal 13 Ketertelusuran
Ketertelusuran hasil perikanan pada seluruh tahap produksi, pengolahan dan distribusi harus dikembangkan.
Pelaku usaha hasil perikanan harus mampu mengidentifikasi personil dan pelaku usaha yang mengirim pasokan ikan untuk tujuan pengolahan, serta membangun system dan prosedur yang memungkinkan otoritas kompeten dapat mendapatkan informasi bila diperlukan
Pelaku usaha pengolahan harus memberikan label atau informasi yang mengidentifikasi ketertelusurannya sesuai dengan persyaratan jenis produk tertentu.
Peraturan Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : PER.001/DJ-P2HP/2007 tentang Pedoman Penerapan Sistem jaminan Mutu Hasil Perikanan. Pasal 10 lampiran XVI mengenai daftar Penilaian Kemampuan Telusur
ISO22005:2007 recommendations
Traceability system dipengaruhi oleh regulasi, karakteristik produk dan harapan customer
ISO22005:2007 recommendations
ISO22005:2007 tidak membedakan antara paper-based dan electronic traceability systems.
Karakteristik Penting –
Dapat diverifikasi
–
Diterapkan secara konsisten
–
Orientasi hasil nyata
–
Efektif dalam biaya
–
Secara praktek dapat dilaksanakan
–
Pelaksanaan sesuai dengan regulasi atau kebijakan
–
Pelaksanaan sesuai dengan persyaratan
Penetapan Prosedur
Dokumentasi aliran bahan-bahan dan informasi termasuk media untuk menyimpan dokumen
Manajemen data
Informasi yang dapat diperoleh kembali
Penanganan Non-conformity dan corrective action
Manfaat Traceability
Mengendalikan insiden keamanan pangan ( f o o d s a f et y i n c i d e n t s ) : Produk dapat direcall dengan mudah jika sumber material yang berbahaya dapat diidentifikasi dan produk bermasalah dapat dikeluarkan dari rantai supplai
Verifikasi asal produk
Chain of Custody : pemenuhan rantai informasi dari hilir ke hulu
Dasar Pengambilan Keputusan
Meningkatkan efisiensi pabrik: Meminimalkan kerugian pada waktu me-recall produk karena hanya dilakukan pada produk yang bermasalah saja
Siapa yang mengerjakan rekaman/data •
Saya mencatat apa yang saya kerjakan, sumber yang dipakai, parameter proses dll. Saya memiliki datadase sendiri di tambak/kolam, kapal, pabrik, container, dll.
•
Saya memperoleh data dari alur-alur sebelumnya dalam suatu rantai, lalu informasi dilewatkan bersamaan dengan ikan/produk
•
Data dipindahkan pada label atau bersamaan dengan dokumentasi (kertas, fax, e-mail, hp, dll)
Komponen Sistem Traceability
S u p p l i er t r a c e ab i l i t y : memastikan bahwa sumber atau
asal bahan baku/bahan tambahan dapat diidentifikasi dari catatan/dokumen dan rekaman yang ada.
P r o c e s s t r a c e ab i l i t y : kemampuan untuk mengidentifikasi
semua bahan baku/bahan tambahan yang digunakan untuk setiap produk yang dihasilkan suatu pabrik.
C u s t o m e r t r a c e ab i l i t y : memastikan bahwa ada rekaman/
dokumen untuk mengindentifikasi pelanggan yang menerima produk.
Internal traceability Data milik sendiri
Chain traceability Data yang kita terima dan sampaikan
Internal Traceability Systems Komponen
Identifikasi Produk : ID c o d e s untuk spesifik B a t c h produk Supplier
Tanggal Penerimaan
A Ahmad
Species Sn
Snapper
LJ
Leather Jacker
C Coki
Yt
Yellowtail
D Dani
Oc
Octopus
E Eko
Cf
Cuttlefish
Sq
Squid
B Budi
dd/mm/yy
Internal Traceability Systems
Manajemen Data 1. Transfer
2. Penambahan
A
A x
3. Penggabungan
Process Step
A
Process Step
A
Process Step
X
A B C
4. Pemisahan
A
ID baru
X
Process Step
Y Z
ID baru
Model Alir Sederhana :
I
II
III
Proces Suatu process secara sistematis merubah satu atau lebih bagianbagian ikan/produk a.l. menambah sesuatu, mengambil sesuatu kembali, merubah suhu, lokasi, dsb
Model Alir lebih Detail:
I
II
III
Batches Suatu B a t c h dapat berupa ikan, kemasan, box, pallet, container, hari tangkapan atau hari produksi, kemasan konsumen, dsb.
Dalam Praktek : P ap e r -b a s e d T r ac e a b i l i t y S y s t e m s Metode Tradisional Secara manual dimana informasi dikirim dari beberapa media sementara ke dokumen/catatan kertas (paper based record)
Label : Nama middlemen Nama tambak Nama petani tambak Nama desa Nama kabupaten Nama provinsi Id petak kolam
Operasional harian tambak di white board Pond id, age of prawn, pH, feed quantity, total feed quantity,
P ap e r -b a s e d T r ac e a b i l i t y S y s t e m s
Proces didokumentasikan melalui prosedur dan check-lists:
By Whom (individu yang melaksanakan tugas)
Where (Farm, pond, processor, process line where task is being carried out etc)
When (Date and time of task being carried out)
How (How task is being carried out, reference to procedures, methods etc)
What (What task is being carried out)
Keuntungan
Biaya rendah
Praktis
Rekaman komprehesif dapat dirawat bila good document management practices diterapkan
Tahan apabila arsip dalam kondisi baik
Dokumen yang ditanda tangani dapat mewakili dokumen legal
Kelemahan Untuk memperoleh kembali dokumen memakan waktu Jumlah dokumen yang diarsipkan dapat melimpah Kertas mudah lembab, terbakar, dsb Pertukaran informasi hanya pada lokasi dan waktu tertentu Kertas mudah dicopy & dipalsukan Cenderung salah Seketika hilang, informasi dapat dengan mudah diperbaiki Analisa data, statistik dan menggali data merupakan tantangan
P ap e r l es s E l ec t r o n i c Tr a c e ab i l i t y S y s t e m s
Relatif metode baru Solusi meniru paper-based melalui proses rekaman, procedur dan check-lists secara elektronik Menggunakan berbagai alat entry data Data yg disetujui melewati partner rantai supplai secara elektronik di catatan kiriman elektronik Data dapat dibuat tersedia tepat waktu, dimana saja, setiap saat
Electronic traceability systems
Operator dituntut untuk mengikuti alur process yang benar
Download application
Select farm operation
Receive acknowledgement
SMS data to server
Enter data
Enter more data
Transfer data
Hatchery
Rantai supplai udang tambak : informasi farm input, hatchery, nursery, middleman, farm, processor dapat dimasukkan dalam sistem elektronik; management di kantor pusat dapat menerima informasi yang relevan tanpa menghubungi setiap staff di setiap lokasi berbeda di rantai supplai.
Nursery
Middleman Farm
Farm input provider
HQ Processor
Source : Courtesy Audrey Yong
Immediate feedback on branch operations
Keuntungan
Memperbaiki food safety prosedur recall cepat
Perolehan kembali dokumen dengan segera
Data dapat dengan mudah diakses oleh partner rantai supplai, agency sertifikasi, inspektur food safety dan otoritas import
Fasilitasi analisis terkait statistik dan penggali dana, yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi
Dapat dikonfigurasi untuk memberikan peringatan secara automatis.
Memperbaiki produktifitas dan mengurangi biaya
Menangani jumlah besar data secara tepat dan teliti
Traceability monitoring system bagi competent authority, importers, buyers and consumers
Kelemahan
Biaya Mahal
Mudah terkena gangguan / data rahasia
Membutuhkan pemahaman tingkat bahasa IT oleh pemakai
Hanya media penyimpan yang aman dan prosedur back-up yang bisa diterapkan
Rantai Suplai Hasil Perikanan di Indonesia Bisnis Integrated (Inti – Plasma)
Feed Budidaya Perikanan
Supplier
Hatchery
Kapal Ikan/ Nelayan
Supplier
TPI/Pelabuhan Perikanan
Supplier Supplier
Supplier Mini Plant Suplai langsung (kerjasama) / Bisnis Integrated / Inti –Plasma
UPI
APLIKASI TRACEABILITY DI RANTAI SUPLAI HASIL PERIKANAN
a) Unit Produsen Pembudidaya Ikan/Udang Skala Kecil/Menengah •
Pada setiap kode produksi, para pembudidaya mampu memberikan informasi data : tanggal panen, alamat tambak & kode petak/kolam, jenis udang, ukuran, volume, dan mutu udang mentah segar.
BR = Nama Desa Lokasi Tambak
BT = Jenis Udang
BR-BT-02-180909-300-1
02 = No petak Kolam
300 = volume udang (kg) 1 = mutu udang
180909 = tgl panen
b). Unit Produsen Nelayan Skala Kecil/Menengah •
Pada setiap kode produksi, para nelayan mampu memberikan informasi data : nama kapal/nelayan, alamat nelayan, tanggal panen/penangkapan, ukuran, volume, dan mutu ikan segar. Contoh kode data traceability menggunakan kertas :
MJ = Area Penangkapan
TN = Jenis Ikan
MJ-TN-AH-180909-150-1
150 = Volume Ikan (kg) 1 = Mutu Ikan
AH = Kode Nelayan
180909 = tgl panen/ penangkapan
c) Unit Pemasok ( S u p p l i e r ) •
Unit Pengumpul : pelaku usaha perikanan baik perorangan maupun badan usaha yang menyediakan atau memasok bahan baku hasil perikanan baik yang belum diolah maupun yang sudah mengalami penanganan/pengolahan setengah jadi ke UPI.
•
Dalam rantai suplai hasil perikanan di Indonesia, unit supplier inilah yang berperan sangat besar untuk memasok bahan baku hasil perikanan ke UPI.
•
Penerapan alur informasi dan koleksi data untuk traceability di unit supplier dapat menggunakan prinsip transfer data, dan atau penggabungan data sebagaimana contoh sebagai berikut : Koleksi data meliputi : - Daftar nama nelayan atau kapal = kode nelayan - Alamat nelayan - Lokasi pendaratan - Jenis Ikan - tanggal pembelian bahan baku - Volume ikan per nelayan/ kapal - Mutu Ikan
ID Suplai ke UPI terdiri dari : - Kode supplier - Jenis Ikan - Tgl pengiriman - volume ikan - Mutu ikan
Unit Supplier : Contoh ID bahan baku hasil perikanan tangkap untuk suplai ke UPI
PS = alamat Supplier OCT = Jenis Ikan
PS-AH-OCT-180909-300-1
AH = Kode Supplier
01 = Volume Ikan (kg) 1 = Mutu Ikan
180909 = tgl pengiriman bahan baku ke UPI
Unit Supplier : Penggabungan data pembelian bahan baku hasil perikanan budidaya
Lokasi Tambak 1
Lokasi Tambak 2
Lokasi Tambak 3
Koleksi data meliputi : - Daftar nama pembudidaya ikan/udang (Kode) - Alamat pembudidaya - Lokasi budidaya - Jenis Ikan/udang - tanggal pembelian bahan baku - Volume per pembudidaya - Mutu Ikan/udang : bebas bahan kimia/antibiotik
ID terdiri dari : - Kode supplier - Jenis Ikan/udang - Tgl pembelian - vol. ikan/udang
Contoh : Kode Traceability di Unit Supplier Udang Tambak
129= urutan jumlah hari dalam setahun
Jenis udang
BR-BT-0280912909
Nama Petambak dan Lokasi
09=2009 028= nomor seri bahan baku diterima dalam setahun
Implementasi Sistem Traceability di UPI Dalam manajemen rantai suplai hasil perikanan, UPI seharusnya memiliki tanggung jawab/komitmen dalam menjamin mutu dan keamanan produk akhir serta penerapan kemampuan telusur (traceability) secara konsisten melalui upaya membangun kerjasama dengan para supplier (building alliances with suppliers) dalam rangka Approved Supplier
UPI membina dan menilai para supplier sampai mereka memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan pangan.
Selanjutnya unit supplier mendapatkan Approved Supplier dari UPI
UPI lalu melakukan audit secara berkala dan evaluasi para supplier , dan bukannya UPI hanya meminta surat garansi ( letter of guarantee).
Apabila
terjadi kasus penolakan produk oleh otoritas kompeten di negara importir, maka UPI bersama unit supplier yang akan bertanggung jawab atas terjadinya kasus penolakan.
Identifikasi lapangan menunjukkan UPI telah menerapkan traceability sesuai dengan desain dan prosedur masing-masing
Implementasi Sistem Traceability di UPI 1. Analisa sistem :
Menetapkan tim
Menentukan flow diagram
Identifikasi prosedur
Identifikasi rekaman
Konfirmasi di lapangan
2. Assesmen Traceability di Pabrik : Menilai apakah sistem yang ada sudah menjamin bahwa seluruh operasi di pabrik didokumentasi 3. Prosedur Recall – Tim Manajemen Recall – Arsip Complain – Daftar Recall contact – Melacak produk – Catatan Supplai dan distribusi
) Contoh Aplikasi Traceability di UPI (Bisnis Integrated Hatchery Tambak Udang Intensif UPI
TRACEABILITY PADA USAHA PERIKANAN:
“From plate to pond” UPAYA MENJAMIN MUTU PRODUK
•
Alur Informasi & Koleksi Data untuk Traceability Kode Produksi di UPI
Container No.
Kode produksi : • Tgl Penerimaan • Nama plasma • Alamat tambak • Kode kolam • Jenis & size udang • Volume
Kode Kolam Tambak
Alamat Kolam Tanggal Panen
Setiap alamat kolam tambak, mampu menelusuri data :
Kode Benur : mampu menelusuri data •
Asal Induk (Broodstock )
•
Monitoring pembenihan
•
Bahan – bahan lain
•
Tanggal panen benur, volume, & mutu
•
Tujuan Kolam Tambak
•
Asal/Kode benur
•
No. Lot Pakan
•
Bahan – bahan lain untuk kebutuhan tambak
•
Monitoring
•
Tanggal panen, mutu, volume & distribusi
Bagaimana sistem Traceability di UPI bekerja : •
Data : Nomor Container
•
Data Produksi pada kemasan –
Contoh : Kode Produksi 301270021252 pada kemasan dan tabel dibawah ini :
30127 Produksi tanggal 30/12/2007
00 Basis Kode Kolam 00
2 Diproduksi di Unit Pengolahan 2
1 Di produksi oleh Group pekerja Shift 1
252 ID Spesifik Produk
Rencana Kerja Pengendalian Mutu di Hulu (penerapan GHdP & Traceab ility )
A p p r o v e d S u p p l i er P r o g r am ( m endukung i n p r o c e s s i n s p e c t io n )
Database Supplier di UPI
UPI membina Supplier
Sertifikasi Supplier oleh DKP Prov
Database Supplier di Dinas
Pedoman teknis G H d P & Aplikasi Traceability di supplier
Pembinaan teknis (sosialisasi) & non teknis (transformasi kesadaran/m i n d s e t ) kepada S u p p l i e r
Supplier menerapkan G H d P & Traceability
Kebijakan aturan Sertifikasi Supplier
Implementasi Sertifikasi Supplier / M i n i p l a n t Tahapan
voluntary
mandatory
Dukungan dana Dekon : Fasilitasi Sertifikasi Supplier
Tantangan / Kendala
Komitmen/kesadaran Nelayan/Pembudidaya/ Supplier rendah / m i n d s e t tidak berubah
Komitmen Otoritas Kompeten Daerah = ???
Mungkin tambahan biaya bagi s u p p l i e r
Pembinaan supplier tidak maksimal kendala Jarak tempuh supplier
SDM & Dana terbatas
References •
EU DG SANCO : EC Regulation
•
Dillon, M and Derrick,S (2004) : Traceability within the Fish Industry
•
Yong, A (2009) : Paper-based vs electronic system, FoodReg, Malaysia
•
Peterson, A. (2004) : Status of Food Traceability in the European Union (EU) and United States of America (US), with Special Emphasis on Seafood and Fishery Products