LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN “Toleransi Osmotic Eritrosit Hewan Poikilotermik Dan Homoiotermik Terhadap Berbagai Tingkat Kepekatan Medium ”
Disusun oleh : Nama
: Winda Alfianti
NIM
: 120210103068 120210103068
Kelas
:A
Kelompok
:2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS JEMBER 2014
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
I.
JUDUL
Toleransi Osmotik Eritrosit Hewan Poikilotermik dan Homoiotermik terhadap Berbagai Tingkat Kepekatan Medium
II. TUJUAN
Untuk mengetahui besarnya toleransi osmotik eritrosit hewan poikilotermik dan homoiotermik terhadap berbagai tingkat kepekatan medium
III. TINJAUAN PUSTAKA
Darah merupakan salah satu s atu cairan tubuh yang terdapat dalam pembuluh darah dan mengalir ke seluruh tubuh, tersusun dari cairan yang disebut plasma (6070%) terdiri dari air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, enzim, hormon, dan sisanya sel-sel darah yang
terdiri
dari
eritrosit,
leukosit
dan trombosit (Safrida, 2010).
Eritrosit merupakan komponen sel darah terbesar. morfologi dan ukuran eritrosit sangat bervariasi diantara spesies hewan. Eritrosit Eri trosit berukuran
lebih
pada
mammalia
mempunyai
inti
dan
besar dibandingkan dengan unggas. Komponen-komponen penyusun
eritrosit terdiri dari 60 persen air dan 40 persen konjungsi protein yang membentuk protein dan heme. Jumlah eritrosit pada satu individu sangat dipengaruhi dipengaruhi oleh bangsa atau jenis, kondisi nutrisi, aktivitas fisik, kondisi tubuh, jenis kelamin, umur, musim, dan temperatur lingkungan(Lovita, 2011). Di dalam eritrosit terdapat berbagai senyawa seperti glukosa, enzim katalase, enzim karbonat anhidrase, garam organik dan garam anorganik. Kadar ion kalium relatif lebih tinggi daripada ion natrium. Keberadaan glukosa dalam eritrosit sangat penting sebagai sumber energi seluler yang akan mempertahankan kelangsungan fungsional eritrosit. Dikemasnya hemoglobin dalam eritrosit sangat erat kaitannya dengan upaya pencegahan efek viskositas dan tekanan osmotik yang dapat berubah akibat adanya molekul besar seperti hemoglobin jika berada di dalam plasma darah. Dengan terisolasinya letak hemoglobin, maka stabilitas sistem dapat dijaga (Santoso, 2009 : 56) Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram. Seperti halnya sel-sel lainnya, sel darah merah juga memiliki organel-organel sel, sperti nukleus, sitoplasma, membran sel,
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
eritrosit
terdiri
oksigen. Warna
dari merah
hemoglobin, sel
darah
sebuah merah
biomolekul berasal
dari
yang
dapat mengikat
warna hemoglobin yang
unsur pembuatnya adalah zat besi bes i (Mifbakhuddin, 2010). Fragilitas eritrosit adalah reaksi membran eritrosit untuk melawan tekanan osmosis media di sekelilingnya, guna mengetahui berapa besar fragilitas atau daya tegang dinding eritrosit dapat diketahui dengan menaruh eritrosit kedalam berbagai larutan (biasanya NaCl) dengan tekanan osmose beragam. Konsentrasi larutan dengan tekanan osmosis tertentu akan memecah eritrosit, yang menunjukkan fragilitas eritrosit .Darah mengandung berjuta-juta eritrosit yang umurnya tidak sama. Umur eritrosit sangat berpengaruh terhadap daya fragilitasnya (Guyton, 1995). Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma).Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dan lain-lain. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (Dietor, 1992). Sel eritrosit hewan Homoioterm isotonis terhadap larutan 0,9% NaCl, oleh karena itu hemolisis akan terjadi apabila eritrosit hewan homoioterm dimasukkan ke dalam larutan NaCl dengan konsentrasi di bawah 0,9% sedangkan untuk eritrosit hewan poikiloterm adalah larutan NaCl yang lebih rendah dari 0,7%. Namun perlu diketahui bahwa membran eritrosit (teramasuk membran sel yang lain) ememiliki konsentrasi osmotik, artinya sampai batas konsentrasi medium tertentu sel belum mengalami lisis.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
(tida mudah pecah). Peristiwa sebaliknya dari hemolisis adalah krenasi, yaitu peristiwa mengkerutnya membran sel akibat keluarnya air dari dalam eritrosit. Krenasi dapat terjadi apabila eritrosit dimasukkan ke dalam medium hipertonis terhadap isi eritrosit, misalnya untuk eritrosit hewan Homoioterm adalah larutan NaCl yang lebih pekat dari 0,9%, sedangkan untuk hewan Poikiloterm adalah larutan NaCl yang lebih pekat dari 0,7% (Soewolo,2000:88-89).
IV. Metode Pengamatan
4. 1 Alat dan Bahan Alat :
Bahan :
1. Mikroskop
1. Kadal
2. Gelas benda
2. Tikus
3. Gelas penutup
3. Akuades
4. Pipet tetes
4. Larutan garam fisiologis (NaCl)
5. Papan seksio
0,15%,
0,3%,
0,5%,
6. Alat seksio
0,9%, 1%, 2% dan 3%
0,7%,
7. Gelas piala 4. 2 Cara kerja a. Hewan poikilotermik Membius kadal
Membedah kadal di bagian ventral di atas papan seksio hingga nampak jantung dan pembuluh-pembuluh pembuluh-pembuluh besarnya
Menusuk salah satu pembuluh darah sehingga darahnya keluar
Mengambil darah menggunakan pipet tetes
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Mengamati bentuk sel darah kadal di bawah mikroskop
Mengambil darah baru yang kemudian ditetesi dengan berbagai konsentrasi larutan garam fisiologis mulai dari 0,1%; 0,3%; 0,5%; 0,7%; 0,9%; 1%; 2%; dan 3% (tiap ganti konsentrasi menggunakan darah baru)
Mengamati bentuk sel darah di bawah mikroskop untuk masing-masing konsentrasi b. Hewan Homoiotermik Membius tikus kemudian membedahnya di atas papan seksio
Membedah tikus di bagian ventral di atas papan seksio hingga nampak jantung dan pembuluh-pembuluh pembuluh-pembuluh besarnya
Menusuk salah satu pembuluh darah sehingga darahnya keluar
Mengambil darah menggunakan pipet tetes
Meletakkan darah di atas kaca benda
Meneteskan garam fisiologis dengan akuades sebagai kontrol
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Mengambil darah baru yang kemudian ditetesi dengan berbagai konsentrasi larutan garam fisiologis mulai dari 0,1%; 0,3%; 0,5%; 0,7%; 0,9%; 1%; 2%; dan 3% (tiap ganti konsentrasi menggunakan darah baru)
Mengamati bentuk sel darah di bawah mikroskop untuk masing-masing konsentrasi
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
V. HASIL PENGAMATAN
Kel Konsentrasi Poikilotermik
Keterangan
Homoiotermik
Keterangan
larutan
1
0,15%
Lisis
Lisis
2
0,3%
Lisis
Lisis
3
0,5%
Lisis
Lisis
4
0,7%
Lisis
Normal
5
0,9%
Normal
Normal
6
1%
Krenasi
Krenasi
7
2%
Krenasi
Krenasi
8
3%
Krenasi
Krenasi
9
Aquades
Lisis
Krenasi
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah toleransi osmotik
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Variabel kontrol
: Jumlah tetes larutan NaCl yang diberikan
Variabel terikat
: Keadaan sel eritrosit
Pada percobaan ini hewan yang digunakan adalah kadal yang merupakan poikilotermik dan tikus yang merupakan hewan homoiotermik. Hewan poikilotermik adalah hewan yang tidak mampu menyesuaikan dan mengatur suhu tubuhnya sedangkan hewan homoiotermik adalah hewan yang mampu mengatur dan menyesuaikan suhu tubuhnya terhadap lingkungan. Mula-mula kedua hewan tersebut dibius kemudian dibedah hingga terlihat jantung dan pembuluh darahnya, kemudian pembuluh darahnya ditusuk hingga darah keluar. Kemudian darah tersebut diletakkan pada kaca benda dan pada masing-masing kaca benda yang sudah ditetesi darah kemudian masing-masing ditetesi larutan NaCl dengan serial konsentrasi yang berbeda. Setiap kelompok bertugas mengamati sel darah merah setiap hewan yang digunakan terhadap suatu serial konsentrasi. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa untuk hewan poikilotermik, ketika sel darahnya ditetesi NaCl dengan konsentrasi 0,15%, sel darah tersebut mengalami lisis. Hal ini juga terjadi pada saat sel darah hewan poikilotermik ditetesi larutan NaCl dengan konsentrasi 0,3%, 0,5% dan 0,7%. Hal tersebut terjadi karena larutan NaCl yang diteteskan memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari konsentrasi sel darah merah, atau dengan kata lain dalam hal ini larutan NaCl bersifat hipotonik, sehingga larutan NaCl masuk kedalam eritrosit dan menyebabkan eritrosit menggembung. Ketika membrane eritrosit sudah tidak mampu lagi menahan tekanan zat pelarut yang masuk maka eritrosit akan mengalami lisis. Dari data tersebut terdapat keganjalan dimana kadal yang digunakan merupakan hewan poikilotermik, sedangkan hewan poikilotermik memiliki eritrosit yang dapat isotonis dengan larutan NaCl 0,7%, jika eritrosit tersebut dapat
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
yang sudah dilakukan sebelumnya. Pada saat eritrosit hewan poikilotermik ditetesi larutan NaCl dengan konsentrasi 1%, sel-sel eritrositnya mengalami krenasi, yaitu sel-sel eritrosit mengkerut atau mengecil karena konsentrasi NaCl yang diberikan lebih tinggi dan bersifat hipertonik sehingga cairan yang ada didalam sel akan terserap keluar dan mengakibatkan eritrosit mengalami krenasi. Sedangkan ketika eritrosit ditetesi aquades, sel eritrosit tersebut mengalami lisis dimana eritrositnya menggembung dan apabila membrane eritrosit tidak kuat menahan tekanan cairan yang masuk maka eritrosit akan mengalami lisis. Hal ini sesuai dengan teori dimana aquades memiliki konsentrasi lebih rendah daripada cairan didalam eritrosit dan aquades bersifat hipotonik. Sehingga mengakibatkan aquades terserap kedalam eriteosit dan lama-lama dapat mengakibatkan eritrosit lisis. Pada
hasil pengamatan eritrosit
hewan homoiotermik, ketika eritrosit diberi
larutan NaCl dengan konsentrasi 1,5% eritrosit mengalami lisis. Hal ini berlaku sama ketika eritrosit hewan poikilotermik di tetesi larutan NaCl dnegan konsentrasi 0,3%, 0,5% dan 0,7%. Hal tersebut karena larutan NaCl yang diteteskan memiliki konsentrasi yang lebih rendah daripada cairan didalam sel eritrosit, sehingga larutan NaCl bersifat hipotonik dan menyebabkan larutan NaCl masuk kedalam eritrosit dan menyebabkan eritrosit menggembung, ketika membrane eritrosit sudah tidak mempu menahan tekanan cairan yang masuk maka eritrosit akan mengalamai lisis. Perlakuan berikutnya eritrosit ditetesi larutan NaCl
0,7% dan eritrosit tidak
mengalami perubahan atau normal, hal ini tidak sesuai teori dimana eritrosit hewan homoiotermik isotonis dengan larutan NaCl 0,9% bukan bukan larutan NaCl 0.7%, seharusnya ketika ditetesi larutan NaCl 0,7% eritrosit mengalami lisis karena karena konsentrasi larutan
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
larutan NaCl bersifat hipertonik terhadap eritrosit dan hal ini menyebabkan cairan yang ada didalam eritrosit terserap keluar dan mengakibatkan eritrosit mengalami krenasi. Pada pengamatan selanjutnya eritrosit ditetesi dengan akuades dan hal ini menyebabkan eritrosit mengalami krenasi, hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya eritrosit mengalami lisis, karena akuades memiliki konsentrasi lebih rendah dari cairan eritrosit sehingga seharusnya akuades terserap masuk kedalam eritrosit dan menyebabkan eritrosit menggembung dan mengalami lisis. Pemberian aquades sebagai kontrol dalam percobaan ini seharusnya memberikan efek lisis pada sel eritrosit baik sel eritrosit tikus maupun sel eritrosit kadal. Hal tersebut karena aquades merupakan larutan hipotonis bagi sel, artinya aquades merupakan kontrol plasmolisis sempurna bagi semua sel. Toleransi osmotik antara hewan poikilotermik dan homoiotermik memiliki perbedaan, hal tersebut dikarenakan kedua jenis hewan ini memiliki perbedaan dimana hewan
poikilotermik
merupakan
hewan
yang
tidak
mampu
mengatur
dan
menyeimbangkan suhu tubuhnya atau dengan kata lain hewan ini adalah hewan berdarah dingin yaitu hewan yang suhu tubuhnya mayoritas dibawah suhu lingkungan (25 0C). sedangkan hewan homoiotermik adalah hewan yang mampu menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan atau hewan berdarah panas, atau dengan kata lain merupakan hewan yang mayoritas suhu tubuhnya lebih dari suhu lingkungan 25 0C. Hewan poikilotermik lebih toleran terhadap larutan
NaCl yang yang lebih pekat
sedangkan hewan homoiotermik lebih toleran terhadap larutan NaCl yang lebih encer, hal tersebut dapat dibuktikan, yaitu ketika sama-sam diberi perlakuan dengan larutan NaCl 0,7% eritrosit poikilotermik bersifat normal sedangkan eritrosit homoiotermik mengalami juga normal. Namun larutan NaCl merupakan larutan isotonik bagi eritrosit
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
VII. PENUTUP
7.1 KESIMPULAN Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa kisaran toleransi osmotik eritrosit hewan poikiloterm yaitu larutan NaCl dengan konsentrasi konsentrasi 0,7% saja dan hewan homoioterm berkisar 0,7%-0.9%. Di mana isotonis untuk eritrosit hewan poikiloterm adalah 0,7% dan untuk eritrosit hewan homoioterm adalah 0,9%. Dengan demikian maka yang lebih toleran terhadap larutan yang lebih encer daripada garam fisiologisnya adalah eritrosit hewan poikiloterm, dan yang lebih toleran terhadap larutan yang lebih pekat daripada garam fisiologisnya adalah eritrosit hewan homoioterm. 7.2 SARAN Seharusnya pengamatan di bawah mikroskop menggunakan perbesaran yang sama semua, sehingga ukuran sel eritrosit yang lisis, krenasi, dan normal bisa terlihat.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Dietor, delman H. 1992. Histologi Histologi veterinner . Jakarta: UI press Guyton AC. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human Physiology and Mechanism of disease). Diterjemahkan oleh Ken Ariata. Ed ke-3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Kimball, John W. 1983. Biologi 1983. Biologi Edisi kelima Jilid 2. 2. Jakarta : Erlangga Lovita. 2011. 2011. Komposisi Dan Imbangan Bakteri Pada Pembuatan Pembuatan Yoghurt Terhadap Nilai Hematologik Mencit. Biodiversitas. Mencit. Biodiversitas.ISSN ISSN 9812-3265.Vol 2(1) Mifbakhuddin.2010. Hubungan Antara Paparan Gas Buang Buang Kendaraan (Pb) Dengan Kadar Hemoglobin Dan Eritrosit Berdasarkan Lama Kerja Pada Petugas Operator Wanita Spbu Di Wilayah Semarang Selatan. Jurnal Selatan. Jurnal Natur Indonesia. ISSN Indonesia. ISSN 1410-9379.Vol 6(2) Safrida. 2010. Gambaran Diferensiasi Sel Darah Putih Tikus (Ratitus norvegicus) Betina Pada Starvasi. Biodiversitas. Starvasi. Biodiversitas. ISSN 1416-8801. Vol 11(1). 18 Santoso, Putra. 2009. Buku 2009. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Hewan. Padang : Universitas Andalas
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Jurnal natur Indonesia. Oktober 2010 ISSN 1410-9379 Vol 6, No 2 tahun 2010 HUBUNGAN ANTARA ANTARA PAPARAN GAS BUANG KENDARAAN KENDARAAN (Pb) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN ERITROSIT BERDASARKAN LAMA KERJA PADA PETUGAS OPERATOR WANITA SPBU DI WILAYAH SEMARANG SELATAN Mifbakhuddin1, Wulandari Meikawati2, Puji Mumpuni3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Email: mifbakhuddin@yah mif
[email protected] oo.com ABSTRAK Latar Belakang: Adanya pertumbuhan kendaraan di kota Semarang berpotensi besar terhadap pencemaran udara yang akan memberikan efek terhadap kesehatan. Dampak paparan Pb terhadap kesehatan kes ehatan adalah adalah hipertensi , anemia, penurunan
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
A. PENDAHULUAN Kota
Semarang
merupakan
salah
neuromuscular
dan
konsekuensi
satu kota metropolitan dimana angka
psikologis serta kerusakan saraf pusat
peningkatan jumlah kendaraan bermotor
dan perubahan tingkah laku.
rata-rata pertahun mencapai 5 – 9 %.Adanya
Menurut
Child,
J.A
(1995),
pertumbuhan kendaraan di kota Semarang
hemoglobin adalah protein utama tubuh
berpotensi
manusia yang terdapat dalam eritrosit dan
udara
besar
yang
terhadap
akan
pencemaran
memberikan
efek
berperan mengangkut oksigen dari
terhadap kesehatan. Paparan Pb dengan
paru-paru ke jaringan dan mengangkut
kadar rendah yang berlangsung secara
karbon dioksida dari jaringan ke paru-
terus menerus dalam jangka waktu
paru untuk diekskresi.
akan
menimbulkan
diantaranya
dampak
lama
kesehatan
Sel darah merah (eritrosit) adalah
adalah Hipertensi, Anemia,
jenis sel darah yang paling banyak dan
penurunan kemampuan otak dan dapat
berfungsi
menghambat pembentukan darah merah
jaringan-jaringan jaringan-jaringan tubuh melalui darah.
(eritrosit) Timbal (Pb) atau secara secar a umum
Bagian dalam
dikenal
hemoglobin, sebuah biomolekul yang
dengan
sebutan
timah
hitam
merupakan sumber polutan udara utama
membawa
dapat mengikat
eritrosit
oksigen
terdiri
oksigen.
ke
dari
Warna
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Biodiversitas, Januari 2011 Vol 2. No 1 Tahun 2011 ISSN 9812-3265 ABSTRAK KOMPOSISI DAN IMBANGAN BAKTERI PADA PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP NILAI HEMATOLOGIK MENCIT Oleh : Lovita Adriani Penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
imbangan
jumlah
bakteri
campuranantara spesies Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophillus, Lactobacillus acidophilus
dan
Bifidobacterium
terhadap
keadaaan
hematologik
mencit.Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 12 perlakuan, ulangan 4 kali,sehingga terdapat 48 unit percobaan, masing-masing 5 ekor, total 240 ekor. Uji lanjut dengan uji Tukey’s program program minitab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah eritrosit darah mencit
kontrol (Eritrosit
=3,55 x 106butir/mm3, hemoglobin = 10,50 g/100 mL, nilai
hematokrit = 45,50%) lebih rendah dibandingkan dengan semua perlakuan eritrosit = (
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
mengandung
elektrolit.
Peranannya
Eritrosit
sebagai medium pertukaran antara sel-sel
mempunyai
yang
lebih
terfiksasi dalam
tubuh
dan
pada inti
dan
mammalia berukuran
besar dibandingkan dengan
lingkungan luar serta memiliki sifat-sifat
unggas.
protektif
penyusun eritrosit terdiri dari 60 persen
terhadap
organisme,
pula
Komponen-komponen
merupakan jaringan yang bersirkulasi di
air dan 40 persen
dalam
yang
tubuh
dan
mempertahankan menjaga organ
berperan
homeostase
keseimbangan tubuh
dalam
agar
Jumlah eritrosit pada satu individu
fungsi-fungsi
sangat dipengaruhi oleh bangsa atau
berjalan
berfungsi
transportasi makanan
yang
dari
dengan
media
membawa
zat-zat
pencernaan
ke
jaringan tubuh, membawa oksigen dari paru-paru dan membawa sekresi kelenjar endokrin ke seluruh tubuh serta sebagai pertahanan
jenis, kondisi nutrisi, aktivitas fisik, kondisi tubuh, jenis
sebagai
saluran
membentuk protein dan heme.
dan
sempurna (Baldy, 1995). Darah
konjungsi protein
melawan mikroba.
Untuk
kelamin,
umur,
musim, dan temperatur lingkungan.
Jumlah
eritrosit
akan
konstan
pada
lingkungan yang relatif normal, karena eritropoesis yang terjadi akan seimbang dengan destruksi eritrosit (Brown, 1989). Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang belakang dan dialirkan di dalam sirkulasi
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Biodiversitas, Agustus 2010 ISSN: 1410-8801 Vol. 11, No. 1, Hal. 18-23 Gambaran Diferensiasi Sel Darah Putih Tikus (Rati tus norvegicus) Betina Pada Starvasi (The description of differential leukocyte count of female rat (rattus norvegicus) in starvation) Safrida Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Banda Aceh 23111 Email:
[email protected] Abstract Starvation causes food and liquid deficit that needed by body. Percentage differential leukocyte count includes i ncludes neutrophil, eosinophil, basophil, limphosit and