1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Di zaman era modern ini, apakah sikap toleransi masih mendarah daging dalam tubuh seseorang yang hidup di negara dengan tingkat toleransinya tinggi? Kemungkinan besar, sikap toleransi sudah mulai menghilang seiring berjalannya waktu. Apalagi, saat ini zaman selalu menuntut kita untuk dapat mempertahankan diri dari segala bentuk ancaman hidup dan mendapatkan kehidupan yang layak. Setiap manusia pasti mendambakan hidup di dunia ini dengan layak. Oleh karena itu, sebagian besar
masyarakat
lebih
mementingkan
kepentingan
pribadinya
dibandingkan kepentingan bersama. Hal demikian sering kita jumpai di daerah perkotaan dengan semangat individualisme yang sangat tinggi. Dengan melihat keadaan seperti ini, penyusun ingin menulis makalah ini dengan tema toleransi dalam perspektif pancasila. Karena dalam pancasila, memiliki nilai refleksi bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang dibuat untuk saling membantu satu sama lain. Hal tersebut perlu disadari oleh setiap manusia karena Tuhan memberikan kita akal sehat untuk berpikir dan bertindak. Manusia juga diberikan hati nurani supaya kita mampu menolong orang yang sedang kesulitan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Bisa kita bayangkan jika sikap toleransi benar-benar hilang dalam diri masyarakat Indonesia yang multicultural, kita tidak akan bisa hidup dengan tenang karena hati kita selalu dipenuhi dengan rasa benci, dendam, tidak ada kasih dan akan berujung pada konflik sosial yang berkepanjangan. Dengan adanya konflik, maka kekayaan budaya akan punah secara bertahap. Oleh karena itu, penyusun ingin mengetahui seberapa besar tingkat toleransi dalam perspektif pancasila. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Hal apa saja yang dapat merusak toleransi antar sesama?
2
1.2.2. Bagaimana cara mewujudkan agar saling bertoleransi dalam perspektif pancasila? 1.2.3. Apa alasan bertoleransi dengan sesama perlu untuk dilakukan? 1.3. Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui apa hakikat dari Pancasila 1.3.2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sikap toleransi 1.3.3. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat merusak toleransi antar sesama 1.3.4. Untuk mengetahui cara mewujudkan sikap bertoleransi dalam perspektif Pancasila 1.3.5. Untuk mengetahui pentingnya bertoleransi dengan sesama 1.4. Manfaat 1.4.1. Dapat mengetahui hal-hal yang dapat merusak toleransi antar sesama. 1.4.2. Dapat mengetahui cara mewujudkan sikap bertoleransi dalam perspektif Pancasila. 1.4.3. Dapat mengetahui pentingnya bertoleransi dengan sesama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Pancasila
3
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Jadi, Pancasila dapat diartikan sebagai dasar ideologi yang digunakan oleh Negara Indonesia. Kelima asas Pancasila ini tercantum pada Preambule atau Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 paragraf ke-4. 2.2. Pengertian Toleransi Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare yang artinya menahan diri, bersabar, membiarkan orang berpendapat lain dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat lain. Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak setiap individu dalam suasana demokrasi. Pada umumnya, toleransi dapat diartikan sebagai kebebasan untuk menjalankan atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing selama tidak melanggar aturan yang ada. Dalam konteks kehidupan berbangsa, toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling menghargai antar sesama, berusaha mengurangi sikap diskriminasi dan ketidakadilan yang dilakukan pihak mayoritas terhadap pihak minoritas untuk mewujudkan cita-cita luhur bersama. Dalam suasana demokrasi, toleransi menjadi semakin terasa penting dalam memahami keragaman yang ada. Dalam konteks seperti ini, toleransi dapat diartikan sebagai suatu pandangan yang mengakui “The Right of Self Determination” yaitu sebagai hak menentukan nasib sendiri sesuai dengan hak-hak pribadi. Dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, sikap toleransi yang dibina dan dikembangkan akan menumbuhkan sikap saling menghormati antar sesama agar tercipta suasana tenang, damai, dan tentram.
4
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Ciri-ciri suasana toleransi dalam kehidupan kita antara lain: 3.1.1. Membiarkan mereka memeluk agama sesuai keyakinannya masingmasing. 3.1.2. Saling menghormati dan menghargai sesama. 3.1.3. Tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain. 3.1.4. Memberikan hak yang menjadi milik setiap individu. 3.2. Sikap yang mencerminkan ciri-ciri toleransi antara lain: 3.2.1. Mengakui hak yang dimiliki setiap orang merupakan sikap untuk menjalankan kehidup berdasarkan pilihannya. 3.2.2. “Agree in Disagreement” dapat diartikan sebagai “setuju dalam keseragaman”, maksudnya adalah keanekaragaman harus diterima oleh setiap orang dan tidak menimbulkan pertentangan atau konflik. 3.2.3. Saling memberi dan menerima (take and give) merupakan perwujudan dari sikap saling mengerti, karena tanpa sikap saling mengerti ini tidak akan muncul sikap saling menghargai, saling menolong dan saling ketergantungan (interdependensi) antar sesama. 3.2.4. Kesabaran, kejujuran, dan keadilan sesuai dengan ajaran agama dan Pancasila.
5
3.3. Hal yang dapat merusak toleransi antar sesama 3.3.1. Sukuisme adalah tindakan yang menggambarkan rasa kecintaan yang berlebihan terhadap suku bangsanya sendiri dan berusaha untuk memisahkan diri dari suku-suku yang lain. 3.3.2. Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan yang mengagungkan bangsanya sendiri dan menganggap rendah bangsa lain. Pemerintah dan negara yang sah dengan cara melanggar konstitusi. 3.3.3. Kedaerahan adalah tindakan yang lebih mengutamakan kepentingan daerahnya sendiri di atas kepentingan bersama. 3.3.4. Stereotipe adalah pendapat atau penilaian suatu kelompok terhadap kelompok lain yang hanya berdasarkan persepsi dan pada akhirnya akan berujung pada sikap diskriminatif. 3.4. Cara mewujudkan agar saling bertoleransi dalam perspektif pancasila 3.4.1. Sikap saling mencintai, misalnya: Membantu sesama dan rela berkorban tanpa mengharapkan imbalan. Bertenggang rasa terhadap sesama. 3.4.2. Sikap saling percaya, misalnya: Membuka diri agar seseorang percaya kita adalah teman sejati. Memuji jika mereka melakukan tindakan yang benar dan memberi kritik yang bersifat membangun jika mereka melakukan kesalahan. 3.4.3. Sikap saling menghormati, misalnya: Menerima teman apa adanya, dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Tidak banyak menuntut
mengharapkannya. Mendengarkan dengan baik segala ucapannya sebagai ungkapan
teman
kita,
walaupun
sangat
bahwa kita mengharagai dan menganggapnya sebagai teman
seutuhnya. Tidak memperalat teman.
3.5. Sikap yang harus dihindari dalam mengembangkan sikap toleransi antara lain 3.5.1. Sikap fanatik yang berlebihan yang tidak mau menghargai sesama.
6
3.5.2. Menganggap ajaran agamanya paling benar dan mencampuradukkan ajaran agamanya dengan ajaran agama yang lain. 3.5.3. Sikap apatis atau acuh tak acuh. 3.6. Pentingnya bertoleransi dengan sesama 3.6.1. Kesetaraan martabat Setiap orang memiliki kesetaraan martabat dan hak asasi. Setiap orang diciptakan sebagai pribadi yang diberi akal budi, kebebasan, hati nurani dan dituntut untuk bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri yang mereka lakukan. Perbedaan itulah yang diciptakan oleh manusia sendiri untuk menciptakan jurang pemisah dengan sesamanya. Pemerkosaan terhadap martabat dan hak asasi inilah sering menimbulkan permasalahan akibat dari seseorang yang memberontak dan marah karena selalu diremehkan dan tidak dianggap ada oleh mereka yang merasa dirinya sebagai penguasa. 3.6.2. Menyadari bahwa pluralitas atau kemajemukan adalah suatu kenyataan Setiap orang harus berani menerima kemajemukan dan perbedaan karena kita dapat melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain. 3.6.3. Adanya perbedaan Perbedaan ini akan membantu orang untuk mawas diri, mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri dan orang lain, mengenali identitas diri sendiri dan orang lain dan tidak mudah untuk menghakimi orang lain. 3.6.4. Adanya hukum cinta kasih Hukum cinta kasih mendasari hidup bertoleransi kepada sesama. Cinta berarti menerima apa adanya. Cinta baru dapat menemukan bentuknya, ketika kita mencintai orang lain bukan karena ia sama dengan kita, melainkan terlepas dari segala perbedaanya. 3.6.5. Makhluk sosial Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dari sesamanya. Oleh karena itu, kita harus mampu menanamkan sikap toleransi dan saling menghargai mulai dari dalam diri kita sendiri jika kita ingin dibantu orang lain.
7
3.7. Manfaat toleransi bagi diri sendiri, kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara 3.7.1. Manfaat bagi diri sendiri Martabat dan hak asasi setiap manusia dihormati. Kebebasan memilih agama dan untuk beribadah dihargai. 3.7.2. Manfaat bagi kehidupan masyarakat Kerukunan hidup yang selaras, serasi dan seimbang tercipta. Kerjasama dalam masyarakat terbina. 3.7.3. Manfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Persatuan dan kesatuan bangsa dapat tercipta. Landasan spiritual, moral dan etika bagi pembangunan
nasional diperkuat. Pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Menambah jiwa kebersamaan
BAB IV PENUTUP 4.1.
Kesimpulan Sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena sifatnya sangat penting. Sikap tolern dapat menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, martabat dan hak asasi setiap manusia dihormati, dan menambah jiwa kebersamaan Terbinanya toleransi dalam kehidupan masyarakat akan mewujudkan suasana yang tenang dan nyaman. Hal tersebut akan menunjang kehidupan masyarakat yang serasi, selaras, dan seimbang.
4.2.
Saran
8
4.2.1. Mahasiswa dan masyarakat umum diharapkan untuk tidak merusak toleransi terhadap sesama agar dapat mewujudkan sikap bertoleransi dalam perspektif Pancasila. 4.2.2. Mahasiswa dan masyarakat umum diharapkan mampu memahami arti pentingnya toleransi terhadap sesama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Herdiawanto, Heri dan Jumanta Hamdayama. 2010. Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwaganegara. Jakarta: Erlangga Kaelan. 2001. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Kansil, Christina. 2002. Modul Pancasila dan Kewarganegaran. Jakarta: PT Pradayana Paramita Sukaya, Endang Zaelani, et al. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi
9
https://ultimatesammy.wordpress.com/2013/03/23/pengertian-sikap-dan-perilakutoleransi/ http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-toleransi/
LAMPIRAN
10