Toksisitas Zat Korosif
PENDAHULUAN Zat
Korosif adalah zat berbahaya yang dapat merusak jaringan melalui proses kimiawi. Dapat menyebabkan iritasi atau terbakar pada kulit. Meliputi asam dan basa/alkali. Bekerjalokal,menimbulkannyerihebatpada daerahyangterkenaracun. Semua produk yang menyebabkan korosif dapat merusak jaringan tetapi tempat terjadinya kerusakan dan bentuk spesifiknya tergantung dari tipe zat korosifnya.
PENDAHULUAN Zat
Korosif adalah zat berbahaya yang dapat merusak jaringan melalui proses kimiawi. Dapat menyebabkan iritasi atau terbakar pada kulit. Meliputi asam dan basa/alkali. Bekerjalokal,menimbulkannyerihebatpada daerahyangterkenaracun. Semua produk yang menyebabkan korosif dapat merusak jaringan tetapi tempat terjadinya kerusakan dan bentuk spesifiknya tergantung dari tipe zat korosifnya.
Asam Asam Asam hidroklorida Pembersih logam, Asam muriatik, Cairan pembersih kolam renang, Cairan pembersih toilet. Asam sulfat Asam dalam baterai Pembersih toilet dan zat yang digunakan untuk ‘dry untuk ‘dry clean’ Alkali Natrium atau Kalium hidroksida Tablet klinitest, Detergens, Drano crystals, Pembersih pipa dan pembersih toilet, toilet, Lye, Lye, Pembersih cat, Serbuk pencuci Lain-lain Larutan ammonia (NH4OH) diantaranya yang ya ng digunakan untuk produk rambut, pembersih perhiasan, pembersih rumah tangga. Granul untuk cuci piring elektrik Kalium permanganat Detergen natrium karbonat (non posfat) Natrium hipoklorit (pemutih)
KLASIFIKASI KERACUNAN
1. menurut cara terjadinya keracunan Self Poisoning
Meracuni diri sendiri
Attempted Suicide Accidental Poisoning Homicidal Poisoning
Usaha bunuh diri Tidak disengaja Akibat pembunuhan
2. menurut mula terjadinya keracunan
Keracunan Akut Keracunan Kronis
•
•
1,7 % - 9,6 % terjadi pada anak-anak (tertelan secara tak sengaja) penyimpanansisabahan-bahantoksik, tempatpenyimpananbahantanpalabel. Pada orang dewasa toksisitas bahan korosif sering berhubungan dengan usahabunuhdiri.
PEMAPARAN ZAT KOROSIF DAPAT MELALUI : –
–
–
–
ASAM
Asam kuat adalah senyawa/zat kimia dengan pH dibawah 2.
Klasifikasi asam : 1. Asam anorganik (sulfat, hidroksi klorida,
nitrat, fosfat) 2. Asam organik (oksalat, tartrat, asetat dan lain-lain).
Tidak semua asam menyebabkan keracunan (contohnya asam nitrat dan posfat)
Mekanisme Umum Toksisitas Asam
Kerusakan korosif disebabkan oleh reaksi kimia langsung dengan jaringan. Asam dapat merusak jaringan dengan cara menguraikan protein.
Akibat : lesi → sel mati dan ditandai dengan penggumpalan jaringan nekrosis → kulit akan menjadi keras, kasar sehingga absorpsi sistemik menurun.
Karakteristik Keracunan
Setelah asam masuk kedalam saluran pencernaan, kerusakan korosif yang intens pada mukosa mulut dan esofagus dapat terjadi tetapi secara signifikan kerusakan terjadi didaerah duapertiga lambung bagian bawah.
Karakteristik Keracunan Bagian yang terkena asam → coklat/hitam coffee grounds)
(a
Sifat : tidak dapat diperbaharui tetapi jaringan yang rusak dapat diganti oleh lapisan epitel baru yang tipis. Jika masuk ke dalam saluran pencernaan dapat mengakibatkan perforasi. Kerusakan lambung.
dipengaruhi
jumlah
makanan/
isi
Manifestasi Klinik Keracunan Akut Zat Korosif
Tindakan Penanganan Keracunan Asam Melalui Mulut • Menghindari penggunaan emetikum atau menguras lambung untuk mencegah asam mengenai jaringan lain. • Setelah beberapa detik keracunan, korban segera diberi air putih sebanyak-banyaknya atau minum susu. • Bila terjadi perforasi lambung/esofagus, jangan diberi apaapa secara oral sebelum di endoskopi. • Bila keracunan terjadi melalui inhalasi, kurangi penyempitan esofagus dengan prednisolon 2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi selama 10 hari. (Mungkin pula memerlukan dilatasi).
Penanganan Keracunan Asam yang Kontak Melalui Mata atau Kulit Cuci mata atau kulit dengan air biasa sebanyakbanyaknya, ± 15 – 20 menit. Pakaian, perhiasan atau lensa kontak yang terkontaminasi harus segera di lepas. Cuci dengan larutan sabun yang ringan untuk menetralisasi asam. Jangan menggunakan antidot bahan kimia. Atasi rasa sakit dengan obat analgetika dan atasi kerusakan kulit seperti pada luka bakar.
Beberapa Zat Asam Bersifat Korosif 1. Asam
Hidrogen Fluorida (HF)
Secara luas digunakan di industri untuk mengetsa gelas, bersifat sangat korosif, tidak berwarna dan berupa cairan yang mudah menguap. Menyebabkan lesi pada jaringan, Afinitasnya terhadap air tinggi dan secara cepat dihidrolisis menjadi asam hidrofluorida. Fluorida yang juga digunakan sebagai salah satu komposisi pasta gigi, Secara cepat diabsorpsi setelah terhirup, terminum, kontak dengan kulit atau terpapar melalui rectal. Absorpsi sistemik menghasilkan keracunan fluorida akut.
1.a.Mekanisme Keracunan Fluorida Fluorida terikat dengan beberapa kation salah satunya adalah
kalsium.
mempengaruhi
Ikatannya
proses
dengan
enzimatik
menurunkan proses koagulasi.
kalsium
selular
dan
bisa bisa
Fluorida dan kalsium
akan mengendap sehingga kadar kalsium dalam plasma turun. Gejala keracunan florida akan timbul setelah menelan sekurangnya
200 mg. letal dosis mendekati 4 gr.
1.b. Karakteristik Keracunan Fluorida Lokasi Gastrointestinal
Tanda dan Gejala
Sakit perut, mual, muntah, diare, salivasi.
Selanjutnya badan lemah, tremor, pernafasan dalam dan konvulsi.
Kematian terjadi karena pernafasan terhambat, jika tidak terjadi maka akan timbul oliguria dan ikterus.
Sistem saraf
Paresthesia, hiperaktif refleks, konvulsi kloniktonik, Chvostek’s positif, nyeri otot dan lemah.
Darah
Hipokalsemia dan hipoglisemia.
Cardiovaskular/respirasi
Hipotensi, stimulasi pernafasan yang diikuti dengan depresi.
1.c. Penanganan Keracunan Fluorida Keracunan melalui mulut Penanganan
dilakukan seperti penanganan keracunan
asam. Beri
larutan kalsium (kalsium glukonat, kalsium laktat
atau susu) Antidot : 10 ml larutan kalsium glukonat 10% secara iv perlahan-lahan sampai gejala hilang.
1.d. Penanganan Keracunan Fluorida Keracunan melalui kulit dan selaput lendir
Segera cuci dengan air mengalir selama 15-30 menit.
Tutupi luka, oleskan pasta magnesia oksida-air yang mengandung 20% gliserin.
Jika berpenetrasi ke kuku, hilangkan kuku dengan anastetik lokal dan cuci dengan air. Suntikan 0,5 ml larutan kalsium glukonat 10% dengan anastetika lokal/cm2 dibawah daerah yang terbakar.
1.e. Penanganan Keracunan Fluorida Kontaminasi mata Cuci
dengan air mengalir selama 30-60 menit.
Aliri
dengan tetes mata calcium glukonat
1%. Jika
tidak hilang, tutup dengan kain steril dan bawa ke dokter mata.
2. Asam Borat (H3BO3) •
Borat (sodium tetraborat) secara luas digunakan untuk pembersih luka. Asam borat secara keliru telah
digunakan
persiapan
kelahiran
diantaranya seringkali
sebagai
antiseptik
bayi
menyebabkan
disalahgunakan
dan
beberapa
kematian. sebagai
untuk Boraks
pengawet
makanan dan pengenyal dalam jumlah besar.
2. Asam Borat (H3BO3) •
Asam borat sangat berbahaya bagi semua jaringan dan efeknya tergantung pada organ tubuh dan konsentrasi yang dicapai pada organ tersebut. (kadar tertinggi di ginjal saat diekskresi).
•
Dosis letal pada orang dewasa : 15-20 g
•
Dosis letal pada anak : 5-6 g, tetapi sejumlah kecil saja misalnya 1 g dapat juga berakibat fatal.
•
Kematian yang cepat diakibatkan depresi susunan syaraf pusat.
2.a. Karakteristik Keracunan Asam Borat Kulit:eritema,melepuh,desquamasi,ekskoriasi. anuria Demam,Lemah,lesu DepresiSSP,kolaps,koma Kolapskardiovaskular Gugup,tremor,konvulsi Hiperpireksia Hipotensi Sianosis Jaundice Gagalginjal
2.b. Penanganan Keracunan Asam Borat Keracunan Akut
Jika korban mengalami gangguang pernafasan, Buat saluran arus udara (bougie) serta perhatikan pernafasan korban.
Cuci kulit/selaput lendir yang terkontaminasi dengan air mengalir.
Jika korban mengalami konvulsi beri diazepam 0,1 mg/kg BB iv dengan hati-hati.
Keluarkan asam borat atau senyawa borat dari darah melalui dialisis peritonial atau hemodialisis.
Keracunan kronik
Hentikan penggunaan asam borat dan turunannya
3. Fenol • Merupakan desinfektan/penghilang bau tertua yang telah digunakan oleh masyarakat.
• Sering ditemui disekitar rumah pada cairan pembersih toilet ataupun antiseptik.
• Fenol → berbau, bekerja dengan cara mengendapkan protein sel.
• Intoksikasi
terjadi
setelah
absorpsi
kontaminasi kulit atau secara inhalasi.
• Dosis letal pada orang dewasa : 10-30 g.
sistemik,
3.a. Karakteristik Keracunan Fenol Mual, muntah, diare darah, kram perut Berkeringat Sianosis Stimulasi SSP, hiperaktivitas, konvulsi yang diikuti dengan depresi SSP. Pingsan Hipotensi Pernafasan meningkat tapi kemudian diikuti dengan depresi pernafasan. Edema pulmonal, pneumonia Penyempitan esofagus Hemolisis, methemoglobinemia,dll
3.b. Penanganan Keracunan Fenol • Pada dasarnya sama seperti penanganan keracunan zat korosif asam yang lain. • Atasi gangguan pernafasan, jika perlu buat saluran arus udara. • Pemberian putih telur, susu, larutan gelatin yang diharapkan berinteraksi dengan fenol di lambung • Jika terkena kulit atau selaput lendir, siram dan cuci dengan air minimal 15 menit, kemudian oles dengan minyak kastroli.
ALKALI • Merupakan Senyawa kimia dengan pH ≥ 11.5 • Sangat mudah berpenetrasi ke jaringan • Derajat luka karena terpapar alkali tergantung pada : Jumlah/kuantitas, Konsentrasi, Lama kontak/waktu terpapar, Tipe alkali
• Jumlah yang keracunan alkali (di USA) lebih banyak dibanding keracunan asam → berhubungan dengan produk rumah tangga yang disimpan dengan ceroboh dan mudah dijangkau anak-anak.
• Kerusakan karena terminum terutama terjadi di esofagus dan lambung (20 %). 75% dari semua kasus kerusakan esofagus terjadi pada anak < 5 th, 83% korban dari semua kasus < 3 th.
Mekanisme Toksisitas Alkali Senyawa alkali dengan protein akan membentuk proteinat dan dengan lemak akan membentuk sabun ( saponification).
Dengan demikian, bila senyawa alkali kontak dengan jaringan
jaringan menjadi lunak, nekrosis (liquevactive
necrosis) yang terjadi tidak saja pada permukaan epitel
tetapi juga berpenetrasi ke dinding mukosa dibawahnya.
Karakteristik Keracunan Alkali A. Tahap awal, Fase akut 1. Manifestasi kurang dari 3-5 hari 2. Kerusakan intramukosal atau transmular melibatkan jaringan periesofageal dan struktur mediastinum. 3. Inflamasi, edema, dan kongesti yang terjadi diseluruh dinding esofagus. 4. Pada kasus parah, esofagus mengalami perforasi.
B. Tahap kedua 1. Terjadi sesudah lebih dari 5 hari-12 hari dan ditandai dengan liquevactive necrosis karena inflamasi dan edema. 2. Jika pada saluran cerna tahap ini bisa saja korban mengalami ulkus, perdarahan dan perforasi dinding esofagus. C. Setelah tahap akut selesai, proses penyembuhan dan mulai membentuk bekas luka. Setelah 3-4 minggu, kontraksi dan penyempitan luka mulai terlihat.
•
•
• •
•
Mulut:Rasasakit,muntah,diare,kolaps.Gejalaikutan :rasasangatsakit,rasakakupadalambung,hipotensi, penyempitanpangkaltenggorokandankanker. Keracunanolehsenyawaalkalilainseperti heksametofosoat,tripolifosfat,senyawafosfatlain sebagaidetergen/pencaharyangmasukmelaluimulut: syok,hipotensi,pulsalemah,sianosis,koma,gejala tetanus(kadang-kadang). Mata:kerusakankornea,edemakonjungtiva. Kulit:terjadipenetrasisecaraperlahan.Kulitterbakar, korosi,iritasitergantungpadalamanyakontak. Keracunanalkalikronikyangkontakdengankulitdapat menyebabkandermatitiskronik.
Penanganan Keracunan Alkali Melalui Mulut Encerkan senyawa alkali yang tertelan dengan air atau susu dan biarkan muntah secara alami
Jangan dilakukan usaha untuk muntah atau menguras lambung karena akan meningkatkan resiko perforasi. Bila diduga terjadi korosi esofaguskopi
Penanganan Keracunan Alkali yang Kontak dengan Mata atau Kulit Cuci mata atau kulit dengan air biasa sebanyak-banyaknya, 15 – 20 menit, bila parah bisa sampai 8-24 jam.
±
Bila kontaminasi pada mata parah → tutup mata dengan kain kasa steril tanpa diberi pengobatan dan segera bawa ke dokter mata. Pakaian, perhiasan atau lensa kontak yang terkontaminasi harus segera di lepas. Sabun/basa kuat sebaiknya tidak digunakan selama atau setelah proses pembilasan/pencucian
Beberapa contoh Alkali Korosif
1. Baterai Berbentuk cakram, terdiri atas bagian katoda dan anoda. Kandungan : garam oksida dari merkuri, senyawa mangan alkali, sel perak, zink, cadmium, litium hidroksida. Jika kontak dengan lingkungan akan segera melepaskan kandungannya, sehingga sering tertelan oleh anak-anak. Sel baterai dapat masuk melalui esofagus dan ditemukan kembali dalam feces setelah 48-72 jam. Jika terus melekat dapat menimbulkan obstruksi
Seringkali lempeng baterai dapat lewat saluran gastrointestinal tanpa menyebabkan luka. Walaupun demikian, baterai yang diketahui telah menempel di saluran cerna dapat menyebabkan keracunan korosif parah dan kadang-kadang kematian. Jika terus melekat dapat juga menimbulkanobstruksi.
Penanganan Keracunan Baterai 1.Baterai yang menempel pada esofagus harus dikeluarkan, jika perlu dengan tindakan pembedahan. 2.Katartik dapat diberikan untuk mempercepat keluarnya baterai yang akan mencapai lambung. 3.Metoklopramid dapat juga diberikan untuk mempercepat keluarnya baterai
2a. Sabun, Detergen, Shampo • Secara relatif tidak toksik dan memiliki aksi emetik yang sama efektifnya seperti sirup ipecac. • Tabel dibawah ini merupakan tabel aksi emetikum produk pembersih rumah tangga pada anjing Dosisrata-rata emetik(g/kg)
Trata-ratauntuk emesis(menit)
0.02-0.05
1-4
Detergencair
0.3-1.5
15-45
Cairanpembersihrumah
0.1-1.0
0.5-10
0.25
1-2
Sabuntoilet
5.0
30-60
Sirupipecac
0.1
30-50
Produk Granuldetergenlaundry
Cairanpemutih(natriumhipoklorat)
2b. Sabun, Detergen, Shampo • Meskipun sabun bisa bekerja emetikum tapi sabun/detergen yang masuk ke mulut dapat menyebabkan reaksi yang bervariasi tergantung pada spesifikasi produk (anionok,kationik atau nonionik).
• Secara umum dapat menyebabkan iritasi lokal, selain itu detergen kationik dapat memicu iritasi parah dan mungkin berpengaruh sistemik.
2c. Sabun, Detergen, Shampo • Granul sabun dan detergen secara umum toksisitasnya rendah demikian pula dengan shampo. Tanda : mual, muntah dan diare. • Penanganan keracunan sabun, detergen atau shampo : 1. Encerkan dengan air atau susu. 2. Emesis spontan 3. Jika mual atau muntah menjadi parah terapi simptomtik dan penggantian cairan mungkin diperlukan. • Penanganan keracunan alkali karena kontak dengan mata atau kulit sama seperti penanganan umum zat korosif.
3. Ammonia dan Larutan Ammonium • Merupakan Alkali yang sangat korosif • Keberadaan : dilingkungan rumah (5-10%), di industri (50%). • Digunakan pada berbagai varietas produk dan korosi terhadap semua sel. • Keracunan : Melalui mulut : di terapi seperti menangani keracunan kaena zat kaustik lainnya. Inhalasi : menyebabkan iritasi saluran nafas akut, batuk, dyspnea, dan edema pulmonal. Kontaminasi kulit/mata : nyeri, korosif. • Penanganan : seperti menangani keracunan alkali secara umum.
4a. Pemutih • Sebagian besar pemutih merupakan larutan 3-6% natrium hipoklorat (NaOCl) dalam air. pH kira-kira 11.
• Terminum : iritasi parah, korosi membran mukosa, rasa sakit, inflamasi. Biasanya jumlah yang terminum kecil dan langsung dimuntahkan.
• Penanganan : pengenceran dengan air atau demulsen seperti susu atau antasida. Jangan dirangsang muntah.
4b. Pemutih • Jika bereaksi dengan asam atau alkali lain akan melepaskan gas klorin atau kloramin. Keduanya menyebabkan lakrimasi dan iritasi membran mukosa dan saluran nafas jika terhirup. Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan asphyxiation (=sesak nafas karena kurang asam di darah).
Natrium hipoklorit (NaOCl)
+
Asam kuat → Cl2↑ + NaOH (H+) Alkali kuat (NH4+)
→
NH2Cl↑ + NaOH
5. Iodin • Iodin → korosif terhadap membran mukosa dengan mengendapkan protein langsung.
• Dalam lambung dapat diubah menjadi bentuk yang kurang toksik dan dengan cepat di deaktivasi oleh makanan di saluran GI → merangsang reflek muntah.
• Inhalasi → menyebabkan mual, muntah, diare, gastroenteritis, hipotensi, takhikardi, sianosis.
5a.Penanganan Keracunan Iodin Melalui mulut - Encerkan dengan air atau susu - Beri larutan amilum 1-10% agar iodin terabsorpsi - Pengurasan lambung, jika perlu dengan amilum larut air. - Tambah larutan natrium tiosulfat 1-5% agar iodin berubah menjadi iodida. - Beri glukokortikoid untuk menurunkan resiko fibrosis esofagus. Kematian karena terhirup biasanya terjadi kurang dari 48 jam sejak mengalami kolaps sirkulasi, karena syok selama emesis yang menyebabkan edema pulmonal.
6. Senyawa Ammonium Quarterner • Adalah surfaktan kationik yang digunakan pada berbagai macam produk seperti desinfektan, bakterisid, deodoran, sanitizers. • Berpotensi menyebabkan keracunan → tergantung pada jenis senyawa, konsentrasi produk, dosis, jalur pemberian. • Konsentrasi < 1% : nekrosis membran mukosa, erosi saluran GI, ulcer dan perdarahan. Kadang-kadang mengalami edema glotis, otak. • Pencegahan : dengan sabun karena akan di inaktifkan. Penanganan keracunan zat ini dengan konsentrasi lebih dari 510% sama seperti penanganan keracunan alkali secara umum.
•
•
•
•
•
Zatkorosifpadaumumnyabersifatlokal(asam/basa), menimbulkannyerihebatpadadaerahyangterkenazat korosiftersebut. Penangananbersifatsupportiveagents danpada penanganannyatidakdipaksauntukmuntahkarenadapat memperluaskerusakanjaringansehinggaperlu pengenceransaja. Basabersifatemetikum(mual,muntah)sehinggaperlu diencerkansaja. prosespengenceranmasihmerupakancaraterbaikyang dapatdilakukanuntukmengatasikecelakaanzatkorosif yangterminum.Olehkarenaitu,jumlahairataususuyang digunakanharusbeberapakalilipatlebihbanyakdibanding denganjumlahasamataualkaliyangterminum. Terjadiakumulasiakanberdampaksistemik
•
• •
Padakasuspastagigianak,kadarfluoride padapastagigianak-anakterlalutinggi. Fluoridadapatmenyebabkankeracunanpada anak.Kalsiumakanmengendapsehingga kadarkalsiumdalamplasmaturunsehingga tidakdibenarkananak-anakmenggunakan pastagigiuntukdewasa.Fluoridepunjika masukkedalamtubuhakanberikatandengan kalsiumsehinggadapatmenyebabkan osteoporosis. Padabaterai,disalurancernaakanterurai Penggunaanpembersihlantaisebaiknyatidak mencampurkanzatyangbersifatasamdan yangbersifatbasakarenagugusclakan terlepas,haliniyangakanmengakibatkan sesaknafas.
StudiKasus
Studi Kasus (keracunan pemutih) •
•
•
•
Seorangwanita83tahunmembersihkanbathtube dgnclorox(5,2%)tanpadiencerkan.Karenanoda sulitdihilangkanbaikwalaupundengansabun makadiamenambahkansani-flush(80% Nabisulfat). Dengancepatdiamerasaterbakarpada mulut,hidung,tenggorokandanmata.Pada akhirnyadiakesulitanbernafas. DiamasukUGDdengangejalapulmonariedema. Mendapatkantreatmenoxigen,prednison,morfin. Diasembuhsetelah10hari
•
Apayangterjadiketikapemutihdicampur dengansani-flush(80%Na-bisulfat)?
• Pemutih jika bereaksi dengan basa (Na-bisulfat ) akan melepaskan gas klorin atau kloramin menyebabkan lakrimasi dan iritasi membran mukosa dan saluran nafas jika terhirup. Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan asphyxiation (=sesak nafas karena kurang asam di darah).
–
Gossel,ThomasAandBricker,J. Douglas.,2001,PrinciplesofClinical Toxicology ,3rded.,TaylorandFrancis, 215 239 –
–
Sartono,drs.,2001,Racundan Keracunan ,WidyaMedika,Jakarta,224 235
–