BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi1,2
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klini kliniss terma termasuk suk hete heterog rogen en denga dengann manife manifest stasi asi berupa berupa hila hilangn ngnya ya tole toleran ransi si karbohidrat. 1 Menurut American Diabetes Association Association (ADA) (ADA) 2005, 2005, Diabete Diabetess melitus melitus merupaka merupakann suatu suatu kelompok kelompok penyakit penyakit metaboli metabolikk dengan dengan karakter karakteristi istik k hipergli hiperglikemi kemiaa yang terjadi terjadi karena karena kelaina kelainann sekresi sekresi insulin insulin,, kerja kerja insulin insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 1980 dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.
B.
2
Etiologi1
Diabe Diabetes tes melit melitus us tipe tipe 1 dapat dapat diseb disebabk abkan an oleh oleh faktor faktor genet genetik ik,, faktor faktor imunologi dan faktor lingkungan. Sedangkan Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik dan faktor- faktor risikonya. Pada Pada diabet diabetes es meli melitus tus tipe tipe 1 yang yang autoi autoimun mun,, indivi individu du yang yang peka peka secar secaraa genetik tampaknya memberikan respon terhadap kejadian-kejadian pemicu yang diduga berupa infeksi virus (Coxsackie B4, gondongan, dan virus lain) dengan memprodu memproduksi ksi autoant autoantibod ibodii terhadap terhadap sel-sel sel-sel beta, beta, yang akan mengaki mengakibatk batkan an berkura berkurangny ngnyaa sekresi sekresi insulin. insulin. Bukti Bukti kelaina kelainann genetik genetik diabetes diabetes tipe 1 adalah adalah adany adanyaa kaita kaitann denga dengann tipe-t tipe-tipe ipe histok histokomp ompat atib ibili ilita tass HLA ( human leucocy leucocyte te antigen ) spesifik yaitu DW3 dan DW4 yang memberi kode kepada protein-protein
yang berperan berperan penting penting dalam dalam interaks interaksii monositmonosit-limf limfosit osit.. ProteinProtein-prot protein ein ini mengatur respon sel T yang jika terjadi kelainan, fungsi limfosit T yang terganggu
akan berperan penting dalam patogenesis perusakan sel-sel pulau Langerhans. Selain itu, juga terdapat peningkatan antibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans yang ditujukan ditujukan terhadap terhadap komponen komponen antigenik antigenik tertentu tertentu dari sel beta. beta. Obat-oba Obat-obatt tertentu juga dapat memicu proses autoimun pada pasien diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus melitus tipe 2 mempunyai pola familial familial yang kuat. Untuk diabetes diabetes meli melitu tuss tipe tipe 2 pada pada kemb kembar ar mono monozi zigo gott inde indeks ksny nyaa hamp hampir ir 100% 100%.. Risi Risiko ko berkembangnya diabetes melitus tipe 2 pada saudara kandung mendekati 40% dan 33% untuk anak cucunya. cucunya. Jika orangtua orangtua menderita diabetes diabetes melitus melitus tipe 2, rasio diabe diabete tess dan non diabet diabetes es pada pada anak anak adala adalahh 1:1 1:1 dan sekit sekitar ar 90% memba membawa wa (carrier ) diabetes melitus melitus tipe 2. Pada diabetes diabetes melitus tipe 2, 2, terdapat kelainan kelainan dala dalam m peng pengik ikat atan an insu insuli linn deng dengan an rese resept ptor or yang yang dapa dapatt dise diseba babk bkan an oleh oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor pada membran sel yang responsif terhadap insul insulin in atau atau ketid ketidakn aknorm ormal alan an resept reseptor or insul insulin in intri intrinsi nsik. k.
Akiba Akibatny tnyaa terja terjadi di
penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin dengan sistem transpor glukosa.
C.
Klasifikasi
Klasifikasi diabetes ADA ( American Diabetes Association Association )1 dan intoleransi intoleransi glukosa abnormal. 1.
Diabetes melitus a.
Tipe 1 (a (auto utoimun, mun, idiopat opatiik)
b.
Tipe 2
2.
Diab Diabet etes es mel melit itus us ges gesta tasi sion onal al (GD (GDM) M)
3.
Tipe spesifik lain a.
Caca Cacatt gen genet etik ik fung fungsi si sel sel bet betaa = MODY MODY
b.
Cacat Cacat gene geneti tikk kerja kerja insu insuli linn =sindr =sindrom om resi resiste stensi nsi insul insulin in ber berat at
c.
Endo Endokr krin inop opat atii = sin sindr drom om cush cushin ing, g, akro akrome mega gali li
d.
Peny Penyaakit kit end endok okri rinn pa pankre nkreaas
e.
Oba Obat/ di diinduks duksii se secara kim kimia
f.
Infeksi
4.
Gang Ganggu guan an tole tolera rans nsii glu gluko kosa sa (IGT (IGT// impairment glucose tolerance )
5.
Gan Ganggua gguann gl glukos ukosaa pu puasa (IFG/ IFG/ impairment fasting glucose )
Klasifikasi diabetes melitus berdasarkan The National Diabetes Data Group .18 1.
Primer a.
Diab Diabet etes es mel melit itus us ter terga gant ntun ungg insu insuli linn (IDD (IDDM, M, tip tipee 1)
b.
Diabet Diabetes es mel melit itus us tid tidak ak terg tergant antung ung insul insulin in (NIDDM (NIDDM,, tipe tipe 2) 2) 1)
NIDD NIDDM M non non obes obes (IDD (IDDM, M, tipe tipe 1 dal dalam am evol evolus usi) i)
2)
NIDDM obes
3)
Diab Diabet etes es juve juveni nile le awit awitan an (MOD (MODY, Y, maturity onset diabetes of the young )
2.
D.
Sekunder a.
Penyakit pa pankreatik
b.
Kelainan hormonal
c.
Induk nduksi si obat bat ata atau zat kimia mia
d.
Kel Kelaina inan rese esepto ptor insul nsuliin
e.
Sindrom genetik
Faktor Risiko4,5
Faktor risiko diabetes melitus tipe 2 yang tidak dapat dimodifikasi. 1.
Riwa Riwaya yatt kel kelua uarg rgaa den denga gann dia diabe bete tess
2.
Ras dan etnik Termasuk kelompok ras atau etnik berisiko tinggi adalah African American, Hispanic, Asian , atau American Indian. 11
3.
Jenis kelamin Diabetes melitus tipe 2 sedikit lebih banyak pada perempuan usia tua daripada laki-laki. 9 Rodrigo P.A. Barros, Ubiratan Fabres Machado2 and
Jan-Åke Gustafsson tahun 2006 menyebutkan bahwa yang mempengaruhi pen penin ingk gkat atan an prev preval alen ensi si diab diabet etes es meli melitu tuss tipe tipe 2 pada pada jeni jeniss kela kelami minn per perem empu puan an adal adalah ah kada kadarr estr estrog ogen en.. Pada Pada pere peremp mpua uan, n, estr estrad adio ioll akan akan menga mengakti ktivas vasii ekspre ekspresi si gen ER α
dan ER β . Ke Kedua dua ge gen in ini
akan
bertang bertanggung gungjawa jawabb dalam dalam sensiti sensitivita vitass insulin insulin dan peningka peningkatan tan ambilan ambilan glukosa. glukosa. Seiring Seiring dengan dengan pertamba pertambahan han usia, usia, kadar kadar estrogen estrogen dalam tubuh tubuh perempuan akan semakin menurun. Penurunan estrogen akan menurunkan aktivasi ekspresi gen ER α dan ER β sehingga sehingga sensiti sensitivita vitass insulin insulin dan ambilan glukosa juga akan menurun. 4.
Usia Diabetes melitus tipe 2 mengenai individu berusia >40 tahun 9 atau >45 tahun. 10
Risiko Risiko untuk untuk menderi menderita ta intolera intoleransi nsi glukosa glukosa meningka meningkatt seiring seiring
dengan meningkatnya meningkatnya usia. usia. WHO menyebutkan menyebutkan bahwa tiap tiap kenaikan satu satu dekade umur, kadar glukosa darah puasa akan naik sekitar 1-2 mg/dl dan 5,6-13 5,6-13 mg/dl mg/dl pada 2 jam post post prandi prandial al..
Menuru Menurutt Marro Marrow w dan Halle Haller, r,
patofisiologi gangguan intoleransi glukosa pada usia lanjut saat ini masih belum belum jelas jelas atau belum seluruhn seluruhnya ya diketahu diketahuii selain selain faktor faktor intrins intrinsik ik dan ekstrinsik seperti menurunnya ukuran masa tubuh dan naiknya lemak tubuh mengakib mengakibatka atkann kecender kecenderunga ungann timbuln timbulnya ya penuruna penurunann kerja kerja insulin insulin pada jaringan sasaran. sasaran. Timbulnya Timbulnya gangguan toleransi toleransi glukosa pada pada usia lanjut lanjut semula diduga karena menurunnya sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Sementara ahli lain menemukan bahwa terjadi kenaikan kadar insulin pada 2 jam post prandial yang diduga disebabkan oleh karena adanya resistensi insulin. Goldberg dan Coon menyebutkan bahwa usia sangat erat kaitannya dengan terja terjadin dinya ya kenai kenaika kann glukos glukosaa darah darah sehing sehingga ga pada pada golong golongan an usia usia yang yang semaki semakinn tua, tua, preva prevalen lensi si ganggu gangguan an tole toleran ransi si glukos glukosaa akan akan mening meningkat kat,, demikian pula prevalensi diabetes melitus. Timbulnya resistensi insulin pada usia lanjut disebabkan oleh empat faktor, yaitu:
a.
Adan Adanya ya perub perubah ahan an kompo komposi sisi si tubu tubuhh dima dimana na terj terjad adii penu penuru runa nann masa masa otot dan peningkatan lemak, mengakibatkan menurunnya jumlah serta sensitivitas reseptor insulin.
b. b.
Menu Menuru runn nnya ya akti aktivi vita tass fisi fisikk yang yang akan akan meng mengak akib ibat atka kann penu penuru runa nann jumlah reseptor insulin sehingga kecepatan translokasi GLUT-4 juga menu menuru run. n. Kedu Keduaa hal hal ters terseb ebut ut akan akan menu menuru runk nkan an baik baik kece kecepa pata tann maupun jumlah ambilan glukosa.
c.
Per Perubah ubahaan pola ola mak makan pada ada usia lanj anjut yang dis disebabk babkaan oleh leh berkura berkurangny ngnyaa gigi sehingga sehingga persent persentase ase bahan bahan makanan makanan karbohid karbohidrat rat akan meningkat.
d.
Peru Peruba baha hann neuro neuro-h -hor ormo mona nal, l, khus khusuusnya snya insulin-like insulin-like growth factor-1 (IGF-1) dan dehidroepandrosteron (DHEAS) plasma. Penurunan IGF1 akan mengakibatkan mengakibatkan penurunan ambilan glukosa karena menurunnya sensitivitas reseptor insulin serta menurunnya aksi insulin. Penurunan DHE DHEAS ada kai kaitannya nya denga engann kenai naikan kan lemak tubuh ubuh sert erta berkurangnya aktivitas fisik.
Dari keempat faktor di atas menunjukkan bahwa kenaikan kadar glukosa darah pada usia lanjut terjadi akibat resistensi insulin. 12 5.
Riwaya Riwayatt keham kehamil ilan an den dengan gan berat berat bad badan an lahi lahirr bayi bayi >4000 >4000 gra gram. m.
6.
Riwa Riwaya yatt men menga gala lami mi diab diabet etes es gest gestas asio iona nal. l.
7.
Prediabetes Kondisi dimana gula darah lebih dari normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebegai diabetes melitus tipe 2. 10 Faktor risiko diabetes melitus tipe 2 yang dapat dimodifikasi
1.
Berat ba badan be berlebih Obesitas, terutama obesitas sentral secara bermakna berhubungan dengan sindrom metabolik (dislipidemia, hiperglikemia, hipertensi), yang didasari oleh resistensi insulin. Sebagian Sebagian besar pasien pasien diabetes diabetes melitus melitus tipe tipe 2 mengala mengalami mi obesita obesitas, s, dan obesitas obesitas itu sendiri sendiri menyebabka menyebabkann resistensi resistensi insulin. insulin.
Namun, Namun, penderi penderita ta
dia diabet betes
mel melitus
yang
relatif
tidak dak
obe obesit sitas
dapat pat
menga engallami
hiperinsulinemia dan pengurangan kepekaan insulin, membuktikan bahwa obesitas bukan merupakan penyebab resistensi satu-satunya. 18 NHANES III menyebutkan menyebutkan bahwa ± 12% orang dengan dengan indeks masa masa tubuh 27 menderita menderita diabetes melitus tipe 2. Sebanyak 80% dari penderita penderita diabetes diabetes melitus melitus tipe 2 mengalami obesitas. obesitas. Obesitas dengan dengan berat badan ≥ 20 % dari berat badan idea ideall atau atau BMI BMI ≥25 ≥25 kg/m kg/m2 adalah adalah fakto faktorr risiko risiko bagi bagi seseo seseoran rangg untuk untuk menga mengalam lamii diabe diabete tess melitu melituss tipe tipe 2. Menur Menurut ut ADA 2005, 2005, risik risikoo untuk untuk mengalami diabetes melitus tipe 2 yaitu IMT > 23 kg/m 2. Tingka Tingkatt preval prevalen ensi si diabe diabete tess meli melitus tus tipe tipe 2 mening meningkat kat sesuai sesuai denga dengann pertambahan umur dan bertambahnya indeks masa tubuh, baik pada laki-laki maupun maupun perempuan. perempuan. Pada obesitas obesitas abdominali abdominalis, s, terjadi terjadi pelepasan pelepasan asamasam lemak bebas bebas secara cepat yang yang berasal dari dari lemak viseral, viseral, sehingga terjadi sirkulasi asam-asam lemak bebas di hati mengakibatkan kemampuan hati untuk mengikat mengikat dan mengekstrak mengekstrak insulin dari darah berkurang. berkurang. Hal ini dapat menyebabkan menyebabkan hiperinsulinemi hiperinsulinemia. a. Akibat lainnya lainnya adalah peningkatan peningkatan glukoneogenesis glukoneogenes is dimana terjadi peningkatan glukosa darah. Efek kedua dari peningka peningkatan tan asam-asa asam-asam m lemak lemak bebas bebas adalah adalah menghamb menghambat at pengambi pengambilan lan glukosa oleh sel otot. Dengan demikian, walaupun kadar insulin meningkat, namun glukosa darah tetap abnormal tinggi sehingga memicu terjadinya suatu resistensi fisiologis terhadap insulin. 8 Pada obesitas, obesitas, terjadi peningkatan peningkatan jumlah jumlah dan ukuran ukuran sel-sel adiposa. adiposa. Hal ini menyebab menyebabkan kan overprod overproduksi uksi hormon hormon leptin, leptin, sitokin sitokin (TNF α) dimana dimana beberapa hormon menyebabkan resistensi insulin. Sebaliknya, peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel adiposa menyebabkan penurunan sintesis hormon adiponectin, yaitu hormon yang mempertahankan respon terhadap insulin. Resist Resisten ensi si insuli insulinn di jarin jaringan gan adipos adiposaa mening meningkat katkan kan aktiv aktivita itass hormon hormon sens sensit itif if lipa lipase se..
Akib Akibat atny nyaa terj terjad adii peni pening ngka kata tann sirk sirkul ulas asii NEFA NEFAs. s.
Peningkatan kadar serum NEFAs akan dibawa ke hati untuk selanjutnya diubah diubah menjadi menjadi trigli triglisero seroll dan kolester kolesterol. ol. Kolester Kolesterol ol dilepask dilepaskan an sebagai sebagai VLDL Kapasitas pankreas untuk overproduksi insulin menurun sehingga
terjadi peningkatan glukosa darah puasa dan penurunan toleransi glukosa. Peningkatan Peningkatan kadar serum NEFAs juga berkontribusi berkontribusi dalam resistensi insulin di otot otot dan hati. hati. Awalny Awalnyaa pankre pankreas as mempe memperta rtahan hanka kann kontr kontrol ol glike glikemi mik k dengan overproduksi overproduksi insulin. Keadaan hiperinsulinemi hiperinsulinemiaa dapat menstimulasi siste sistem m saraf saraf simpa simpati tiss yang yang akan akan memic memicuu retens retensii air dan natri natrium um serta serta vasokonstriksi. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah. 13 2.
Kurang ak aktivitas fi fisik
3.
Hipertensi Hiperte Hipertensi nsi dan beberapa beberapa medikasi medikasi yang digunaka digunakann untuk untuk mengobat mengobatinya inya dapat dapat mening meningkat katka kann risik risikoo diabet diabetes es..
Ada Ada hubung hubungan an yang yang kuat kuat antar antaraa
resisten resistensi si insulin insulin dan hiperte hipertensi. nsi. Akan tetapi tetapi masih belum jelas jelas kondisi kondisi mana yang menyebabkan kondisi yang lain. 6 Dat Data lain ain menye nyebut butkan kan bahwa ahwa pen peningka ngkattan teka ekanan nan darah rah dap dapat memp mempen enga garu ruhi hi area area sekr sekres esii insu insuli linn di pank pankre reas as sehi sehing ngga ga memi memicu cu peningkatan glukosa darah.7 Kelompok berisiko terkena diabetes adalah yang memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg. 11 4.
Dislipidemia Gambaran dislipidemia yang sering didapatkan pada penyandang diabetes adalah peningkatan kadar trigliserida, trigliserida, dan penurunan kadar kolesterol HDL, sedangkan kadar kolesterol LDL normal atau sedikit meningkat. 2 Kadar abnormal lipid darah erat kaitannya dengan obesitas, walaupun tidak semua semua orang orang yang obesita obesitass mengala mengalami mi hiperkolest hiperkolesterol erolemia emia.. Pada ±38% pasien dengan indeks masa tubuh 27 adalah penderita hiperkolesterolemia. Framingham studi memperlihatkan bahwa untuk setiap 10% kenaikan berat badan terjadi peningkatan kolesterol sebesar 12 mg/dl. 8 Kelompok yang memiliki risiko terkena diabetes apabila kadar HDL ≤35 mg atau kadar trigliserida ≥250mg/dl. 11 Penyebab Kelainan Lipoprotein Pada Diabetes:
Kerusaka Kerusakann kerja kerja insulin insulin dan keadaan keadaan hipergli hiperglikemi kemiaa akan menyebab menyebabkan kan perubahan lipoprotein plasma pada pasien dengan diabetes. Pada diabetes tipe 2, obesitas atau kekacauan metabolisme yang resisten terhadap insulin dapat menjadi penyebab dislipidemia, selain hiperglikemia itu sendiri. 19Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan dislipidemia diabetes, yaitu: efek insulin pada produksi apoprotein hati, regulasi lipoprotein lipase (LpL), aksi cholesteryl ester transfer protein (CETP), dan aksi periferal dari insulin pada jaringan otot dan adiposa. 20 Sejuml Sejumlah ah studi studi yang yang menggu menggunak nakan an pencar pencarii kinet kinetik ik pada pada manus manusia ia telah telah memaparkan bahwa produksi apolipoprotein B (apoB) oleh hati, komponen prote protein in mayor mayor dari dari VLDL VLDL dan dan LDL menin meningka gkatt pada pada diabe diabete tess tipe tipe 2.21 Peningka Peningkatan tan lipolisi lipolisiss pada jaringa jaringann adiposa adiposa yang disebabk disebabkan an oleh kadar kadar insulin yang rendah mengakibatkan meningkatnya kadar asam lemak yang dilepaskan oleh sel-sel lemak. Meningkatnya transpor asam lemak ke hati, yang biasanya terlihat pada diabetes yang resisten dengan insulin, dapat menyebabkan peningkatan sekresi VLDL. Insulin dapat mengatur sejumlah prote protein in lain lain yang yang mempe mempenga ngaru ruhi hi level level sirku sirkula lasi si lipop lipoprot rotei ein. n. Proses Proses ini termasuk apoCIII, apoprotein apoprotein kecil yang dapat meningkatkan VLDL dengan cara mencegah aksi LpL dan menghambat pengambilan lipoprotein melalui LDL LDL rece recept ptor or-r -rel elat ated ed prot protei einn (LRP (LRP). ). LpL LpL adal adalah ah enzi enzim m utam utamaa yang yang bertang bertanggung gung jawab jawab atas konversi konversi lipopro lipoprotei teinn trigli trigliseri serida da menjadi menjadi asam lemak lemak bebas. bebas. Penderit Penderitaa dengan dengan diabete diabetess tipe tipe 1 dan 2 dilapork dilaporkan an memiliki memiliki penurunan aktifitas LpL. 21 Dibandingkan Dibandingkan dengan pasien non diabetes, pasien dengan diabetes memiliki pem pembe bers rsih ihan an kilo kilomi mikr kron on dala dalam m dara darahh yang yang lebi lebihh lamb lambat at sete setela lahh mengkonsumsi lemak. Pada pasien dengan diabetes, terutama diabetes tipe 2, terjadi peningkatan produksi VLDL. Pada diabetes, asam lemak dalam juml jumlah ah yang yang lebih lebih banya banyakk kemba kembali li ke hati hati dan dan diruba dirubahh lagi lagi menja menjadi di trigliserida dan disekresikan ke dalam VLDL.
21
Peningkatan konsentrasi
VLDL VLDL plasm plasmaa mendor mendorong ong pertu pertukar karan an trig trigli liser serid idaa dari dari VLDL VLDL denga dengann
kolest kolestero eroll ester ester yang yang terdap terdapat at dalam dalam HDL. HDL. 19Dengan Dengan demikia demikiann etiologi etiologi hipertrigliseridemia dan penurunan HDL bisa dijelaskan sebagai berikut: CETP CETP seba sebaga gaii pera perant ntar araa pert pertuk ukar aran an trig trigli lise seri rida da dari dari VLDL VLDL deng dengan an kolesterol kolesterol ester HDL dipercepat dipercepat dalam keadaan hipertrigliseridemi hipertrigliseridemia. a. Ukuran klinis klinis HDL adalah adalah kolester kolesterol ol HDL. Untuk Untuk itu, itu, penggant penggantian ian triglise trigliserida rida dengan kolesterol ester pada inti partikel HDL menyebabkan penurunan dalam pengukuran ini. Selain itu, trigliserida, tapi bukan kolesterol ester, dalam HDL adalah substrat untuk lipase plasma, terutama hepatic lipase (HL) yang mengubah HDL menjadi partikel yang lebih kecil yang lebih cepa cepatt dibe dibers rsih ihka kann dari dari plas plasma ma.. Kont Kontri ribu buto torr HDL HDL lain lain adal adalah ah lipi lipidd permukaan dari partikel kaya trigliserida yang ditransfer ke HDL selama lipolisi lipolisiss VLDL dan kilomik kilomikron. ron. Hal ini meningka meningkatkan tkan kandunga kandungann lipid lipid HDL. Lipolisis yang tidak sempurna ini menyebabkan penurunan produksi HDL.20 Tabel Tabel 1. Klasi Klasifik fikasi asi Disli Dislipi pidem demia ia Menur Menurut ut WHO WHO Berda Berdasar sarkan kan Krite Kriteri riaa Fredrickson-Levy-Lees
5.
Fredrickson I IIa IIb III
Klasifikasi di dislipidemia Hiperkolesterolemia Dislipidemia kombinasi Dislipidemia remnant
IV V
Dislipidemia endogen Dislipidemia campuran
Peningkatan li lipoprotein Kilomikron LDL LDL + VLDL VLDL remnant (IDL)+ kilomikron VLDL VLDL + kilomikron
Kebiasaan me merokok Merokok dapat meningkatkan glukosa darah dan memicu resistensi insulin. Perokok berat (merokok >20 batang/hari) berisiko dua kali lipat menjadi diabetes jika dibandingkan dengan bukan perokok. 10
6.
Minum alkohol
Minum alkohol >1 gelas/hari untuk perempuan dan >2 gelas.hari untuk lakilaki berisiko terkena terkena diabetes. diabetes. Peminum berat bisa bisa menyebabkan inflamasi inflamasi kronik pankreas (pankreatitis) dimana dapat merusak kemampuan pankreas untuk mensekresikan insulin sehingga memicu diabetes. 10 Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes: 2 1. Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin 2. Pende Penderit ritaa sindr sindrom om met metabo aboli lik k 3. Memiliki Memiliki riwaya riwayatt toleransi toleransi glukosa glukosa tergang terganggu gu (TGT) atau atau glukosa glukosa darah puasa puasa terganggu (GDPT) sebelumnya. 4. Memi Memili liki ki riwa riwaya yatt peny penyak akit it kard kardio iova vask skul ular ar,, sepe sepert rtii stro stroke ke,, PJK, PJK, PAD PAD ( Peripheral Peripheral Arterial Diseases).
E.
Man Manifes festas tasi kl klinis
Gejala klasik diabetes diabetes melitus yaitu poliuria, poliuria, polidipsia polidipsia dan polifagia. Pada diab diabet etes es meli melitu tuss tipe tipe 2, terj terjad adin inya ya resi resist sten ensi si insu insuli linn yang yang meny menyeb ebab abka kann hipergli hiperglikemi kemia, a, mengakibatk mengakibatkan an kapasita kapasitass ginjal ginjal untuk mereabsorp mereabsorpsi si
glukosa glukosa
melebihi ambang ambang batas sehingga terjadi terjadi glikosuria. Akibat dari glikosuria glikosuria adalah terj terjadi adi pening peningkat katan an diure diuresis sis osmot osmotik ik sehin sehingga gga memic memicuu terj terjadi adinya nya poliur poliuria ia.. Kehil Kehilang angan an caira cairann akiba akibatt poliu poliuria ria menda mendapa patt respon respon dari dari hipota hipotalam lamus us untuk untuk mensekresikan mensekresikan ADH dan memicu rasa haus sehingga terjadilah terjadilah polidipsia. Akibat dari glikosuria, glukosa plasma hilang bersama urin sehingga keseimbangan kalori negatif menyebabkan menyebabkan timbulnya timbulnya rasa lapar sehingga sehingga terjadilah terjadilah polifagia. Selain gejala klasik tersebut, penderita diabetes juga mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, muncul rasa lelah dan mengantuk. Pada diabetes melitus tipe 1 sering memperlihatkan awitan gejala yang eksplosi eksplosiff dengan dengan polidips polidipsi, i, poliuri, poliuri, penuruna penurunann berat berat badan, badan, polifagi polifagi,, lemah, lemah, somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Sebaliknya,
pada pasien diabetes melitus tipe 2, mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala gejala apapun apapun dan diagnos diagnosis is hanya hanya dibuat dibuat berdasar berdasarkan kan pemeriks pemeriksaan aan darah darah di laboratorium laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. glukosa. Pada hiperglikemia hiperglikemia yang lebih berat, pasien mungkin menderita polidipsi, poliuri, lemah dan somnolen.
1
MedicineNet.com menjelaskan beberapa simtom diabetes yaitu: 3 1.
Dehidrasi Diabetes melitus (Peningkatan kadar glukosa darah) Peningkatan glukosuria Peningkatan urin output (poliuri) Dehidrasi Peningkatan Peningkatan rasa haus Konsumsi air meningkat (polidipsi) Gambar 1. Skema Mekanisme Terjadinya Dehidrasi pada Diabetes Melitus
2.
Penuru Penurunan nan berat berat badan badan dan pening peningkat katan an nafsu nafsu makan makan Diabetes melitus (Hiperglikemia) Penuruna Penurunann glukosa glukosa intrase intrasell
penuruna penurunann energi(A energi(ATP) TP)
Peningkatan Peningkatan pemecahan glikogen,protein glikogen,protein dan lemak Penurunan ma masa otot dan cadangan le lemak tu tubuh
rasa lapar polifagi
Penurunan berat badan Gambar 2. Skema Mekanisme Terjadinya Penurunan Berat Badan dan Peningkatan Nafsu Makan pada Diabetes Melitus 3.
Infe Infeks ksii vesi vesika ka uri urina nari ria, a, kul kulit it dan dan are areaa vagi vagina na
4.
Peng Pengli liha hata tann kabu kabur, r, leta letarg rgii dan dan koma koma
F.
Patofisiologi
Pasien Pasien diabetes diabetes melitus melitus tipe 2 mempunyai mempunyai dua defek fisiologi fisiologik: k: sekresi sekresi insulin insulin abnormal abnormal dan resiste resistensi nsi terhada terhadapp kerja kerja insulin insulin pada jaringa jaringann sasaran sasaran (target). (target). Secara deskriptif, deskriptif, tiga fase dapat dikenali dikenali pada urutan klinis yang biasa. biasa. Pertama, glukosa plasma tetap normal meskipun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat. Pada fase kedua, resistensi insulin cenderung memburuk sehingga sehingga meskipun meskipun konsentr konsentrasi asi insulin insulin meningka meningkat, t, tampak tampak intoler intoleransi ansi glukosa glukosa dalam dalam bentuk bentuk hipergli hiperglikemi kemi setelah setelah makan. makan. Pada fase ketiga, ketiga, resisten resistensi si insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin menurun, menyebabkan hiperglikemi puasa dan diabetes diabetes yang nyata. Hipotesis yang yang menjelaskan menjelaskan melibatkan melibatkan sintesis lemak terst terstim imula ulasi si insul insulin in dalam dalam hati hati denga dengann transp transpor or lemak lemak (mela (melalui lui lipop lipoprot rotei einn kepadatan kepadatan sangat rendah) menyebabkan menyebabkan penyimpanan penyimpanan lemak sekunder dalam otot. Peningka Peningkatan tan oksidasi oksidasi lemak lemak akan menggang mengganggu gu ambilan ambilan glukosa glukosa dan sintesis sintesis glikogen. glikogen. Penurunan pelepasan pelepasan insulin yang terlambat dapat disebabkan oleh efek toks toksik ik gluk glukos osaa terh terhad adap ap pula pulauu pank pankre reas as atau atau akib akibat at defe defekk gene geneti tikk
yang yang
mendasari. Meskipun resistensi insulin pada diabetes melitus tipe 2 disertai penurunan jumlah reseptor insulin, sebagian besar resistensi resistensi adalah tipe pascareseptor. Sudah lama diketahui bahwa endapan amiloid ditemukan dalam pankreas pasien diabetes tipe tipe 2. Bahan Bahan ini adalah peptida peptida asam amino amino 37 yang disebut disebut amilin. amilin. Amilin Amilin normalnya terbungkus bersama-sama dengan insulin dalam granula sekretori dan dikeluar dikeluarkan kan bersamabersama-sama sama sebagai sebagai respon respon terhadap terhadap pengelu pengeluaran aran insulin. insulin. Pada hewan, amilin dilaporkan memicu resistensi insulin. Penumpukan amilin dalam pulau pankreas mungkin merupakan akibat kelebihan produksi sekunder karena resistensi insulin. Kemungkinan lain, penumpukan amilin dalam pulau pankreas dapat menyebabkan kegagalan lambat produksi insulin dengan diabetes melitus tipe 2 yang sudah berjalan lama. 18
G.
Komplikasi5
Komplikasi diabetes terdiri dari komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut yang dapat terjadi adalah koma hipoglikemia, ketoasidosis dan hyperosmolar hyperosmolar hypergycemic hypergycemic state (HHS). (HHS). Sedangka Sedangkann komplika komplikasi si kronik kronik yaitu yaitu
makroangiopati pembuluh darah tepi, jantung dan otak, mikroangiopati termasuk retinopati diabetik dan nefropati diabetik, neuropati diabetik, rentan infeksi TB paru, gingivitis dan infeksi saluran urinarius, serta kaki diabetik. Sekitar 20-40% penyandang diabetes akan mengalami nefropati diabetik. Prevalensi disfungsi ereksi pada penyandang diabetes tipe 2 lebih dari 10 tahun cukup tinggi dan merupakan akibat adanya neuropati autonom, angiopati dan problem psikis.
H. Pengelolaan
Tuju Tujuan an jang jangka ka pend pendek ek peng pengel elol olaa aann diab diabet etes es meli melitu tuss adal adalah ah untu untuk k menghila menghilangkan ngkan keluhan keluhan atau atau gejala gejala diabete diabetess melitus. melitus. Tujuan Tujuan jangka jangka panjang panjang pengelolaan diabetes melitus adalah untuk mencegah komplikasi. Empat pilar utama pengelolaan diabetes melitus tipe 2 yaitu: 1.
Penyuluhan (edukasi)17
Penyuluhan atau edukasi penderita diabetes adalah pendidikan dan latihan menge mengenai nai penget pengetahu ahuan an dan keter keteramp ampil ilan an dalam dalam pengel pengelola olaan an diabe diabete tess melit melitus us yang yang diber diberika ikann kepad kepadaa setia setiapp pasi pasien en diabet diabetes es melit melitus, us, anggot anggotaa kelu keluar arga gany nya, a, kelo kelomp mpok ok masy masyar arak akat at beri berisi siko ko ting tinggi gi dan dan piha pihakk-pi piha hak k perencana kebijakan kesehatan.
2.
Perencanaan makan (meal (meal planning )5
Standar yang dianjurkan pada konsensus PERKENI adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat 60-70%, protein 10-15% dan lemak 20-25%. Jumlah kandungan kolesterol <300 mg/hari, jumlah kandungan serat ± 25 gram/hari, konsumsi garam dibatasi apabila terdapat hipertensi. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. 3.
Latihan jasmani 15
Prinsip latihan jasmani pada penderita diabetes melitus. a.
Frek Frekue uens nsii : juml jumlah ah ola olahr hrag agaa per per ming minggu gu,, seba sebaik ikny nyaa dila dilaku kuka kann seca secara ra teratur 3-5x/minggu
b.
Intensitas
: ringan dan sedang (60-70% maximum heart rate )
c.
Durasi
: 30-60 menit
d.
Jenis
: la latihan ja jasmani en endurans (aerobik) un untuk me meningkatkan
kema kemamp mpua uann
kard kardio iore resp spir iras asii
sepe sepert rtii
jala jalan, n, jogging ,
bere berena nang ng,,
bersepeda. 4.
Obat hipoglikemik oral (OHO)16
`
Terapi farmakologi pada diabetes melitus tipe 2 dilakukan apabila pen penge gelo lola laan an diab diabet etes es deng dengan an pend pendek ekat atan an non non farm farmak akol olog ogis is sasa sasara rann pengendalian diabetes belum tercapai. Macam-macam obat antihiperglikemik oral. a.
b. b.
Gol Golonga ngan ins insul uliin se sensit sitizing 1)
Biguanid
2)
Glitazone
Gol Golonga ngan sekr sekreetagok gok ins insuli ulin
c. 5.
1)
Sulfonilurea
2)
Glinid
Peng Pengha ham mbat bat al alfa gl gluko ukosida sidasse
Insulin 2
Insulin diperlukan pada keadaan: a.
Penu Penuru runa nann bera beratt bada badann yang yang cepa cepatt
b.
Hiper Hipergli glike kemia mia bera beratt yang yang disert disertai ai ketos ketosis, is, ket ketoa oasid sidosi osiss diabet diabetik ik
c.
Hype Hy pero rosm smol olar ar hype hyperg rgly lyce cemi micc sta state te
d.
Hipe Hiperg rgli like kemi miaa deng dengan an asid asidos osis is lakt laktat at
e.
Gaga Gagall deng dengan an komb kombin inas asii OHO OHO dosi dosiss hamp hampir ir mak maksi sima mall
f.
Stres Stres berat berat (infek (infeksi si siste sistemik mik,, opera operasi si besar besar,, IMA, IMA, stroke stroke))
g.
Keham Kehamil ilan an denga dengann diabet diabetes es meli melitu tus/ s/ diabet diabetes es meli melitu tuss gestasi gestasiona onall yang yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
h.
Gang Ganggu guan an fung fungsi si ginj ginjal al atau atau hat hatii yan yangg bera beratt
i.
Kont Kontra rain indi dika kasi si dan dan atau atau aler alergi gi terh terhad adap ap OHO OHO
DAFTAR PUSTAKA
1. Scht Schtei eing ngar artt DE. DE. Pank Pankre reas as:: Meta Metabo boli lism smee Gluk Glukos osaa dan dan Diab Diabet etes es Meli Melitu tus. s. Dalam: Price SA, Wilson LM, Editor. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-Proses Penyakit, volume 2. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2005; 12601270. 2. PERKENI. PERKENI. Konsensus Konsensus Pengelo Pengelolaa laann dan Pencegahan Pencegahan Diabete Diabetess Melitus Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: PB.PERKENI. 2006. 3. Mathur, Ruchi MD. MD . Diabetes Mellitus. Diunduh dari http://medicineNet.com 4. Suyo Suyono no,, Slam Slamet et.. Diab Diabet etes es Meli Melitu tuss di Indo Indone nesi sia. a. Dala Dalam: m: Sudo Sudoyo yo AW, AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editor. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006; 1852-1856. 5. Mansjoe Mansjoerr A, Triyanti Triyanti K, Savitri Savitri R, Wardha Wardhani ni WI, Setiowu Setiowulan lan W. Metabol Metabolik ik Endokrin. Dalam: Kapita Selekta, Jilid I. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius FK UI. 1999; 580-590. 6. Anonymous. How Serious High Blood Pressure . Diundu Diunduhh dari: dari: http://www.umm.edu/patiented/articles/how_serious_ high_blood_pressure_000014_5.htm 7. Weber, Craig MD. Why Why Do Diab Diabet etes es and and Hy Hype pert rten ensi sion on Comm Common only ly Occur Together?
Diunduhdari:http://highbloodpressure.about.com/od/highbloodpressure Diunduhdari: http://highbloodpressure.about.com/od/highbloodpressure /hypertention-in-diabeteics.htm 8. Wahyuni E. Obesitas Vs Penyakit Kronis. Kronis . Diunduh dari: http://ksupointer.com/ 2009/obesitas-us-penyakit-kronis 9. Kenneth, Kenneth, Patrick Patrick LL. LL. Diabetes Diabetes Melitus, Melitus, tipe tipe 2. Updated: Updated: October October 28. 2009. 2009. 10. Mayo Foundatio Foundationn for Medical Medical Educati Education on and Research. Research. Type 2 diabetes . Updated June 23. 2009.
Diun Diundu duhh dar dari: http://www.mayoclinic.com/health/type2diabetes/ DS00585/DISECTION=risk-factors 11. Anonymous Anonymous.. What is Diabetes? Diunduh dari: http://www.diabetesnd.org/whatis.html . 12. 12. Roch Rochma mahh W. Diab Diabet etes es Meli Melitu tuss pada pada Usia Usia Lanj Lanjut ut.. Dala Dalam: m: Sudo Sudoyo yo AW, AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editor. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006; 1915-1917. 13. Masurk, Thevenod Thevenod F, Zankes KS (eds). Diabetes and Cancer. Epidemiological Epidemiological Evidence and Molecular Links. Front Diabetes. Basel, Karger. Vol 19, 2008; p. 1-18. 14. Arisman. Arisman. Dasar Penghit Penghitunga ungann Kebutuha Kebutuhann akan akan Energi Energi Pasien Pasien Rawat Rawat Inap. Inap. Dalam: Pemeriksaan Status Gizi dan Prediksi Kebutuhan akan Zat Gizi. Jakarta:EGC. 2007; 60-76. 15. Yunir Yunir EM, Soebardi Soebardi S. Terapi Terapi Non Farmakol Farmakologis ogis pada Diabetes Diabetes Melitus Melitus.. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editor. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006; 1864-1867. 16. Soegondo Soegondo S. Farmakotera Farmakoterapi pi pada Pengendali Pengendalian an Glikemia Glikemia Diabetes Diabetes Melitus Melitus Tipe 2. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setia Setiati ti S, Editor Editor.. Ilmu Ilmu Penyak Penyakit it Dalam, Dalam, Jilid Jilid III. III. Jakart Jakarta: a: Pusat Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006; 1860-1863. 17. Tjokro Tjokroneg negoro oro,, Arjat Arjatmo. mo. Pedoma Pedomann Diet Diet Diabe Diabete tess Meli Melitus tus.. Jakar Jakarta: ta: Balai Balai Penerbit FK UI. 2002. 18. Foster DW. Diabetes mell mellitus. itus. Dalam: Harrison. Harrison. Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 5. Edisi 13. Jakarta:EGC. Jakarta:EGC. 2000; 2196-2217. 19. 19. Paul Paul S, Jell Jellin inge gerr MD, MD, FACE FACE.. The The Amer Americ ican an Asso Associ ciat atio ionn of Clin Clinic ical al Endocri Endocrinolo nologist gistss Medical Medical Guideli Guidelines nes for Clinical Clinical Practic Practicee for the Diag Diagno nosi siss and and Trea Treatm tmen entt of Dysl Dyslip ipid idem emia ia and and Prev Preven enti tion on of Athe Athero roge gene nesi siss 2002 2002 Amen Amende dedd Vers Versio ion. n. Endo Endocr crin inee Prac Practi tice ce.. 2000;6:170-177. 20. Goldbe Goldberg rg IJ. Diabet Diabetic ic Dysli Dyslipi pidem demia ia:: Causes Causes and Conseq Consequen uenses ses,, Clini Clinical cal Review 124. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2001; 86(3): 965-971.
21. Taghibiglou Taghibiglou C, Carpentier A, Van Iderstine Iderstine SC, et al. Mechanisms of Hepatic Hepatic Very Low Density Lipoprotein Overproduction in Insulin Resistance, Evidence for Enhanced Lipoprotein Assembly, Reduced Intracellular ApoB Degradation, and Increased Microsomal Triglyceride Transfer Prot Protei einn in a Fruc Fructo tose sefe fedd Hams Hamste terr Model odel.. J Biol Biol Chem Chem.. 2000 2000;; 275:8416–8425.