KONTAK SURVEY TB PARU
LOGO KAB/KOTA
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
00
SOP TanggalTerbit :
04 April 2016
Halaman
1/2
:
Cara /metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB paru dengan
1. Pengertian
melakukan kegiatan
penjaringan
suspek pada keluarga yang kontak serumah
dengan penderita TB Paru terutama dengan TB Paru BTA Positif Positif Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk me nemukan kasus TB Paru sedini mungkin dan segera dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan ke
2. Tujuan
orang lain
3. Kebijakan 1 Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis Jakarta :
4. Referensi
Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2 DEKES RI (2010). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
Persiapan alat 1. Alat tulis dan buku catatan harian 2. Sputum Pot yang sudah diberi label 3. Alat transportasi
Pelaksanaan :
5. Prosedur
1
Menuju ke tempat /rumah penderita TB Paru
2
Mempersiapkan alat tulis menulis
3
Menjelaskan maksud dan tujuan datang ke Rumah penderita TB Paru dan mengajarkan cara batuk yang efektif agar mendapatkan sputum yang kental
4
Melakukan pengambilan sputum pada anggota keluarga untuk pemeriksaan laboratorium
5
Petugas Kembali ke puskesmas, sputum yang telah di ambil dirujuk ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
6. Unit Terkait
BPU, KIA, Klinik VCT.
PENGOBATAN TB PARU
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
: 00
TanggalTerbit
:
Halaman
: 1/1
1. Pengertian
Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana pengobatan TB Nasional.
2.Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
3.Kebijakan
SK Pimpinan Puskesmas nomor 1
/pkm /2016 tentang Pengobatan TB Paru
Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien
Tubeckulosis Jakarta :
Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan 4.Referensi
Lingkungan 2
DEPKES RI (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
Persiapan alat 1. Register rawat jalan 2. Register TB 02 3. Register TB 06 4. Form TB 01 5. Form TB 02 5.Prosedur
6. Form TB 03 7. Obat OAT
Persiapan pasien Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan pada pasien
Penatalaksanaan 1.
Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang BP setelah dari
loket
pendaftaran 2. dokter memberi penjelasan sesuai.hasil pemeriksaan dahak di TB 05 3. Pasien dirujuk ke ruang pengelola program untuk diberi obat OAT dan Konseling serta penjelasan sesuai prosedur pengobatan 4. Untuk pasien dengan hasil BTA positif dengan kasus baru diberikan pengobatan dengan
OAT
kategori I,pasien dengan BTA positif dengan kasus kambuh diberikan pengobatan dengan OAT kategori II dan untuk pasien dengan hasil BTA negative dan rongsent ringan mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat badan dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut : tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien
Berat Badan
Tahap intensif tiap hari selama 56 hari RHZE (150/75/400/275)
Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH (150 /150)
30-37 kg
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2 KDT
38-54 kg
3 tablet 4 KDT
3 tablet 2 KDT
55-70 kg
4 tablet 4 KDT
4 tablet 2 KDT
>71 kg
5 tablet 4 KDT
5 tablet 2 KDT
bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan selama 1 bulan dengan dosis sesuai berat badan pasien
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB
4.
Berat Badan
Tahap intensif (150/75/400/275)
30-37 kg
2 tablet 4 KDT
38-54 kg
3 tablet 4 KDT
55-70 kg
4 tablet 4 KDT
>71 kg
5 tablet 4 KDT
Bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke VI atau a khir pengobatan.
5.
Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh. dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan negative dengan rongsent positif pasien dikatakan pengobatan lengkap
6.Unit terkait
BPU, KIA,Klinik VCT, Labratorium
PENEMUAN SUSPEK TB PARU
SOP
No.Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
:
00
1/3
Cara atau metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan 1. Pengertian
serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendapatkan/menemukan kasus
2. Tujuan
TB melalui
serangkaian kegiatan sehingga segera dapatdilakukan pengobatan agar
sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain. SK Kepala Puskesmas No 3. Kebijakan
tentang Standar layanan klinis Penemuan Suspek
TB Paru 1. Kementerian Kesehatan RI (2010). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis .
6.
Referensi
Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. DEPKES RI (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Persiapan alat 1. Ruang Pengelola 2. Pengelola P2 TB. 3. Meja, kursi dan kipas angin.
5. Prosedur
4. ATK dan buku register,Buku penderita TB.05 dan TB.06 5. Pot dahak 6. alat tulis 7. Masker Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan pasien Penatalaksanaan 1. Penemuan pasien TB secara pasif, penyuluhan aktif dengan melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan pengobatan. 2. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap : a. Kelompok khusus yang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti pasien dengan HIV AIDS. b. Kelompok yang rentan tertular TB, ( anggota keluarga yang kontak serumah dengan pasien TB), terutama dengan TB BTA positif. c. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan pencegahan. 3. Tahap awal penemuan dilakukan dengan mendaftar pasien diloket kartu 4. Petugas kartu menanyakan dan mencatat identitas pasien : nama, tanggal lahir,jenis
kelamin, alamat lengkap, dan pekerjaan pasien kemudian mencari
dan mengisi buku famyli folder penderita. 5 .Buku famyli folder pasien dibawa ke ruang Polik umum berdasarkan nomor urut pendaftaran. 6 . Pasien dipersilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil. 7. Pasien masuk di ruang Polik umum. 8. dokter melakukan anamese pasien mengenai keluhan ada batuk/tidak, berapa lama batuk dan bila tersangka TB, dokter merujuk untuk pemeriksaan dahak ke Pengelola program TB. 9. Pesien ke ruang pengelola program TB. 10. Pesien dipersilahkan masuk dan duduk Pengelola program TB melakukan anamese ulang dan mencatat mengenai berapa lama batuk, berdahak/tidak, dahak bercampur darah/tidak, sesak nafas/tidak,nyeri dada /tidak, kurang nafsu makan/tidak, berat badan menurun/tidak, riwayat kontak dengan pasien TB dan apakah pernah minum obat
paru-paru selama kurang dari 1 bulan atau lebih dari 1 bulan. . 12. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06 13 Pengelola program TB memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen. 14. Memberikan pot yang sudah diberi label identitas pasien sesuai format tb 06 untuk pengambilan dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan dilakukan dibelakang Puskesmas. 15.Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5 ml.Bila volumennya kurang, pengelola harus meminta agar pasien batuk lagi sampai volumenya mencukupi. 16. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di Rumah pasien dan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan kedua. 17. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke l aboratorium 18. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan hasil pemeriksaan ke TB 06. Hasil pemeriksaan lab dikirim ke dokter 19. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai protap pengobatan TB. 20.Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan antibiotik selama dua minggu. 21. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax 22. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
Unit Terkait
BPU, KIA, Klinik VCT, Laboratorium