8 0 0 2 / 1 1 I S I D E
FREE
THEEDITORIAL
THEEDITORIAL
PT Imajinasia Indonesia, Jl. Pelitur No. 33A, www.thelightmagz.com,
Pemimpin Perusahaan/ Redaksi: Ignatius Untung, Technical Advisor: Gerard Adi, Redaksi: redaksi@thelightmagz. com, Public relation: Prana Pramudya, Kontributor: Novijan
COVER: CAMERA TOSS BY NOVIJAN SANJAYA
Sanjaya, Iklan:
Usia 1 tahun bagi seorang b ayi adalah usia untuk mulai belajar berjalan. Begitu
[email protected] marketing@theligh tmagz.com -
juga dengan kami. Setelah genap berusia 1 tahun pada bulan Maret yang lalu
0813 1100 5200, Sirkulasi: Maria
kami pun berusaha untuk mulai belajar berjalan. Jika sebelumnya kami hanya
Fransisca Pricilia, “Hak cipta oto dalam majalah ini milik otograer yang bersangkutan, dan dilindungi oleh Undangundang. Dilarang menggunakan oto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa ijin tertulis pemiliknya.”
1 TAHUN, SAATNYA BELAJAR BERJALAN
[email protected],
“berguling” dan “merangkak” kini saatnya untuk “berjalan”. Sejak lahirnya hingga saat ini The Light mencoba untuk mengkampanyekan
Graphic Design: ImagineAsia,
kepada pelaku otogra Indonesia untuk berotogra secara ideal. Kehadiran
Webmaster: Gatot Suryanto
The Light di tengah mulai tumbuh pesatnya otogra Indonesia adalah untuk mencoba memberikan warna idealisme lama yang mulai pudar. Idealisme yang menginginkan otogra sebagai satu proses yang harus dihargai tiap detiknya. Idealisme yang seringkali memaksa kami untuk terlihat sombong, angkuh, keras, melawan arus, namun semuanya itu ditujukan untuk mendudukkan kembali otogra ke jalur yang “ideal”.
2
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
3
THEEDITORIAL
THEEDITORIAL
Tanpa mengurangi hormat dan meremehkan kontribusi berbagai pihak yang se-
ing orang lain, bukan atas penggunaan digital imaging berlebihan yang tidak
cara atau tidak sengaja memilih untuk berbeda dengan kami, kami memilih untuk
seharusnya dan seperlunya. Singkatnya, mereka yang layak tampil di sini adalah
menelanjangi akta apa adanya, benar sebagai benar dan salah sebagai salah.
mereka yang sudah berada di jalur yang benar dengan bakat dan undamental
Kadang memang menyakitkan dan memalukan namun tidak ada setitikpun kadar
skill yang baik namun belum berada di level proessional dan tenar.
niat untuk melecehkan.
3. Prostyle Untuk itu, pada tahun kedua kehadiran kami ini, kami berusaha menghadirkan
Rubrik ini mencoba menggali sisi lain kehidupan seorang otograer pr oessional,
perbaikan-perbaikan, menambah hal-hal yang bisa membantu kita semua untuk
mulai dari hobby yang ditekuni selain otogra, makanan yang disukai, lm dan
bisa menjadi berdarah otogra. Mulai dari penerbitan edisi CD untuk membantu
buku yang disukai, hingga cara berpakaian, cara hidup dan lain sebagainya.
mereka yang tidak ingin repot-repot mencari majalah ini dan mendownloadnya
Rubrik ini berusaha menghadirkan inspirasi kepada siapa saja mengenai cara
lewat internet selain ingin mendapatkan kualitas gambar yang lebih baik hingga
hidup seorang otograer proessional. Lagi-lagi ini dihadirkan karena kami yakin
pada dihadirkannya rubrik-rubrik baru yang akan memperkaya warna majalah ini.
otograer menjadi baik bukan karena berusaha menjadi b aik tapi karena men-
Semuanya akan kami mulai pada edisi XII mendatang.
jalani hidup sebagai seorang otorgaer yang baik.
Berikut adalah beberapa rubrik baru yang akan menjadi rubrik tetap setiap bulannya mulai edisi mendatang:
4. The Explorer Rubrik ini berusaha menampilkan eksperimen-eksperiman atau teknis-teknis
1. Thomas Herbirch Rubric
non populer dalam otogra. Dipandu oleh Novijan Sanjaya, rubrik ini berusaha
Rubrik ini adalah rubric spesial yang bisa berisi tips berotogra, lighting, teknis
menginspirasikan semua yang membaca untuk lebih mengeksplorasi kamera dan
hingga digital imaging. Dipandu oleh Thomas Herbrich, seorang otograer proe-
otogra untuk hasil-hasil yang lebih baik.
sional yang menetap di Jerman. Semua rubrik baru ini dihadirkan untuk mengkondisikan semua yang dengan
2. Freshmen
setia membaca majalah ini kepada totalitas pengetahuan dan kehidupan seorang
Rubrik ini tentunya sudah ditunggu-tunggu anda semua. Ya setelah kenyang
otograer. Karena dengan menjalani hidup sebagai seorang otograer kita bisa
menghadirkan hanya otograer proessional dalam edisi-edisi sebelumnya,
mengerti banyak hal mengenai otogra. Semoga berkenan.
akhirnya kami memberi ruang kepada siapa saja yang merasa memiliki bakat dan kemampuan yang baik dalam otogra untuk tampil dalam majalah ini. Mereka yang layak tepilih dan tampil dalam ru brik ini adalah siapa saja yang belum tergolong proessional dan terkenal yang mampu menghasilkan oto yang baik secara konsisten dengan proses penciptaan yang benar, bukan atas setting light-
4
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
5
6
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
7
THEEVENT
THEEVENT
THE LIGHT PADA PESTA TAHUNAN KOMUNITAS FOTOGRAFI INDONESIA, FOCUS 2008
peserta untuk ikut serta, namun lebih kepada konten yang memang berbobot dan relevan dengan otogra. The Light juga tidak secara sporadis membuat banyak acara namun dengan isi yang kurang optimal baik k arena pemilihan pembicara yang kurang tepat atau materi yang “gede-gede ubi”. Ibarat makanan, acara The Light bukan permen atau kue tart dengan banyak cream dengan warna-warna yang menarik dan terlihat dan terasa manis sehingga menarik banyak peminat namun tidak “bergizi” dan tidak “meninggalkan kesan” bagi begitu banyak peserta. Acara The Light juga bukan seperti begitu banyak makanan yang disajikan di meja hingga membuat meja penuh
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pada bulan maret yang lalu digelar FOCUS, pameran industri otogra tahunan. Kali ini untuk per tama kalinya The Light ikut berpartisipasi. The Light mengadakan 2 acara b incang-bincang di panggung utama, sebuah photography clinic, pameran oto dan juga sebuah lomba otogra. Misi keseluruhan dari acara ini selain untuk memperkenalkan The Light sebagai majalah otogra yang serius memiliki passion or good photography tapi juga untuk memberikan pencerahan dan inormasi mengenai standar otogra yang sebenar-benarnya kepada pengunjung.
PAMERAN FOTO – THE ENLIGHTENMENT
Semua acara The Light dibuat tanpa membesar-besarkan dan menaikkan kualitas jika dibandingkan dengan isi majalahnya. Apa yang dibuat The Light pada setiap acaranya diciptakan untuk mengkomunikasikan secara konsisten level berotogra yang sama dengan yang bisa anda temui di tiap edisi The Light. Tiap acaranya tidak sekedar mengejar popularitas dan mati-matian mengejar banyaknya
Berbeda dengan pameran oto lain yang biasanya mengusung satu tema oto yang sama dalam setiap oto yang ditampilkan, The Enlightenmen Enlightenmentt menghadirkan tema besar yang m enarik dari oto dengan aliran dan spesialisasi yang berbeda. Jika biasanya pameran oto hanya berisi oto-oto dari spesialisasi atau konsep yang sama, kali ini The Light menghadirkan 30 orang otograer proessional yang
8
EDISI XI / 2008
namun setelah mencicipi semuanya tidak ada satu “rasa” pun yang saking enaknya seolah-olah terus menempel di lidah bahkan setelah acara selesai. The Light sengaja dan akan tetap konsisten membuat acara yang tidak melulu mengejar popularitas namun lebih mengedepankan konten yang meinggalkan “rasa” “rasa” pada mereka yang mencicipinya. “Menu” yang The Light sajikan bukan seperti makanan yang manis dan porsinya melebihi kewajaran sehingga membuat eneg, m ahteh, dan kekenyangan tapi kapok. “Menu” yang The Light sajikan dibawakan dengan takaran yang pas namun “bergizi”. Berikut ini liputannya:
Pameran industri otogra FOCUS selalu diramaikan oleh pameran oto oleh berbagai pihak. FOCUS kali ini pu n diramaikan oleh lebih dari 7 pameran oto. Masing-masing pameran oto memiliki ciri khas dan tujuan masing-masing. The Light yang prihatin akan pertumbuhan kualitas otogra yang lambat yang salah satunya disebabkan oleh minimnya akses antara amatir dan proessional pun tergerak untuk menghadirkan pameran oto yang mampu memberi pencerahan mengenai standar oto yang baik.
EDISI XI / 2008
9
THEEVENT
THEEVENT
“menjahit” 43 oto yang berbeda ini adalah “enlightenment” atau pencerahan. Melalui pameran oto ini The Light ingin menunjukkan standar kualitas oto yang “mencerahkan” apapun spesialisasinya.
The Light sengaja dan akan tetap konsisten membuat acara yang tidak melulu mengejar popularitas namun lebih mengedepankan konten yang meinggalkan “rasa” pada mereka yang mencicipinya. 10
EDISI XI / 2008
pernah mengisi lembaran-lembaran The Light pada edisi-edisi terdahulu. Seharusnya ada 13 orang otograer lagi yang ikut dalam pameran oto ini. Namun karena kesibukan pribadi mereka gagal memenuhi tenggat waktu yang telah ditetapkan. Jumlah oto yang dipamerkan berjumlah 43 buah dari berbagai spesialisasi mulai dari jurnalistik, still lie, portratiture, commercial, ashion, human interest, wedding, wild lie, under water, otomoti, hingga beuty. Tema yang
Yang membuat pameran oto ini men jadi luar biasa menarik selain jumlah peserta dan level otograer yang ikut memamerkan otonya adalah ukuran oto yang dicetak ekstra besar. Foto terkecil yang dipamerkan berukuran 50cm X 80cm, sementara yang terbesar berukuran 140cm X 95cm. Semua oto dicetak dengan large ormat printer HP Designjet Z series di atas HP printing material dan HP vivera pigment inks. Large ormat printer ini memiliki 8 & 12 tinta termasuk tinta RGB yang tidak anda temui pada printer manapun juga. Proses pencetakan oto-oto ini sendiri tidak memakan banyak waktu karena akurasi warna yang baik dari printer yang digunakan. Satu oto dengan
Melalui pameran oto ini The Light ingin menun jukkan standar kualitas oto yang “mencerahkan” apapun spesialisasinya. ukuran luar biasa besar ini dicetak dengan lama waktu cetak kurang lebih 5-10 menit per oto. Dari seluruh oto yang dicetak, tidak ada satu oto pun yang dicetak ulang karena alasan ketidakakuratan warna. Semua oto dicetak langsung tanpa test print. Dan tidak ada satu keluhan pun dari otograer yang karyanya dipamerkan menyangkut akurasi warna.
EDISI XI / 2008
11
THEEVENT
THEEVENT
PROSES PRINTING FOTO PAMERAN PAMERAN OLEH HE WLETT-PACKAR WLETT-PACKARD D
SUASANA PAMERAN
SEMUA FOTO PADA PAMERAN INI DICETAK DENGAN HP DESIGNJET Z SERIES DI ATAS HP PRINTING MATERIAL & HP VIVERA PIGMENT INKS.
12
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
13
THEEVENT
THEEVENT
AHMAD ALBAR BY AGUSTINUS SIDARTA
SISA TSUNAMI PANGANDARAN BY AGUS SUSANTO
14
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
15
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: AGUSTINUS S IDART IDARTA A
FOTOGRAFER: AJIE LUBIS
16
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
17
THEEVENT
THEEVENT
WIMAR WITOELAR BY ARBAIN RAMBEY
TILL THE LAST DROP BY KRISNA SATMOKO
18
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
19
THEEVENT
THEEVENT
FISHERMEN BY DIBYO GAHARI
NISSAN TERANO BY DJONI DARMO
20
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
21
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: ENNY NURAHENI NISSAN X-TRAIL BY DJONI DARMO
22
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
23
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: ERICH SILALAHI
FOTOGRAFER: GERARD ADI
24
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
25
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: GERARD ADI FOTOGRAFER: GERARD ADI
26
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
27
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: GOENADI HARYANTO
FOTOGRAFER: GERARD ADI
FOTOGRAFER: GERARD ADI
28
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
29
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: HARY SUWANTO
FOTOGRAFER: GONDO
30
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
31
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: HENKY CHRISTIANTO DIGITAL IMAGING: LAY MODEL: PORTRAIT MANAGEMENT
FOTOGRAFER: HERET FRASTHIO DIGITAL IMAGING: GINO FASHION FASHIO N STYLIST: KARIN PROJECT a+ MAGAZINE & PORTRATIT MANAGEMENT
32
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
33
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: ISWANTO SOERJANTO
FOTOGRAFER: INDRA LEONARDI
34
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
35
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: JERRY AURUM
SOUL ODYSSEY BY LANS BRAHMANTYO
36
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
37
THEEVENT
THEEVENT
MYSTICAL TREE BY LEO LUMANTO
MENANTI SANG WAKTU BY LEO LUMANTO
38
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
39
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: NICOLINE PATRICIA MALINA SILENT BY LEO LUMANTO
FOTOGRAFER: MBAH UYO
40
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
41
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: NICOLINE PATRICIA MALINA
FOTOGRAFER: NICOLINE PATRICIA MALINA
42
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
43
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: NICOLINE PATRICIA MALINA
FOTOGRAFER: NOVIJAN SANJAYA
44
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
45
THEEVENT
THEEVENT
BIDADARI HALMAHERA BY RIZA MARLON
FOTOGRAFER: OSCAR MOTULOH
46
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
47
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: SAM NUGROHO
FOTOGRAFER: ROY GENGGAM
48
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
49
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: SAM NUGROHO
FOTOGRAFER: SAM NUGROHO
50
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
51
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: SAM NUGROHO
FOTOGRAFER: SAM NUGROHO
52
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
53
THEEVENT
THEEVENT
FOTOGRAFER: SAM NUGROHO
FOTOGRAFER: SCOTTY GRAHAM
54
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
55
THEEVENT
THEEVENT
MERAPI BY SUPRIATIN
FOTOGRAFER: SONNY SANDJAYA
56
EDISI XI / 2008
EDISI XI / 2008
57
THEEVENT
THEEVENT
PHOTOGRAPHY CLINIC – THE ADVANCED OF BASIC LIGHTING
FOTOGRAFER: TJANDRA AMIN
Membuat sebuah sesi pemotretan dengan model wanita cantik nan seksi tentunya tidaklah susah. Sudah banyakkkk sekali yang membuat dan banyaaaakkkk sekali peminatnya. Ya, Ya, sejauh ini memang harus diakui memotret model dalam tema modeling, sensual apalagi swimsuit masih menjadi acara yang paling diminati pehobi otogra. Namun setelah berulang kali memperhatikan acaraacara semacam ini, kami justru tidak tertarik membuatnya. Alasannya tidak lain karena minimnya ilmu yang didapat dari sesi semacam itu. Justru di tengah luar biasa banyaknya pehobi otogra yang memiliki portolio berupa oto dengan model cantik bertema ashion & beauty sedikit dari mereka yang menurut kami benar-benar memiliki kemampuan teknis lighting yang baik. Bahkan bisa dikatakan sebagian besar dari mereka hampir tidak mengerti sama sekali undamental lighting logic. Merasa tidak tertarik untuk ikut serta pada arus event otogra yang melulu berbau model cantik nan seksi kamipun tertantang untuk membuat sebuah event yang sederhana, namun “bergizi” dan bisa membuka “mata” peserta dan pehobi otogra bahwa ternyata memotret tidak semudah itu. Novijan Sanjaya yang dikenal kuat dengan oto-oto dan teknis still lie pun didatangkan untuk “menyadarkan” “menyadarkan” peserta dari mimpinya. Seperti telah banyak diutarakan oleh otograerotograer proessional, bahwa still lie merupakan undamental yang sangat kuat terhadap penguasaan teknis lighting otogra. Seorang otograer senior yang pernah kami jumpai pernah berkata, “kalau motret still lie udah bagus, motret model sih bisa sambil terpejam.”
58
EDISI XI / 2008
Merasa tidak tertarik untuk ikut serta pada arus event otogra yang melulu berbau model cantik nan seksi kamipun tertantang untuk membuat sebuah event yang sederhana, namun “bergizi” dan bisa membuka “mata” peserta dan pehobi otogra bahwa ternyata memotret tidak semudah itu. EDISI XI / 2008
59
THEEVENT
Sesi The Advanced o basic lighting diadakan karena terinspirasi oleh perkataan Novijan pada The Light edisi terdahulu bahwa kunci berotogra yang baik adalah dengan menguasai basicnya. Sayangnya basic lighting memang tidak berhenti pada sekedar pengenalan alat, karakter asesoris dan cara pengoperasian lampu saja, namun lebih dalam lagi basic lighting adalah mengetahui what to light and why to light. Basic lighting juga menyangkut eksplorasi karakter material, karakter shape, tekstur dan problem solvingnya. Untuk itu di tengah banyaknya pihak yang lebih tertarik untuk membahas otogra dengan obyek-obyek cantik sesi ini justru menantang para peserta
60
EDISI XI / 2008
THEEVENT
untuk menguji kemampuan lightingnya dengan memotret benda-benda yang sama sekali jauh dari cantik. Benda-benda yang sama sekali jauh dari bombastis. Ya, peserta justru ditantang untuk memotret sebuah batu bata, sebuah kubus, sebuah piramida dan sebuah bola terbuat dari sterooam. Setelah mendengar sedikit “ceramah” mengenai ne art, hubungannya dengan otogra, hingga mulai sedikit menyinggung area lighting beberapa orang peserta diminta naik ke panggung untuk memotret bendabenda sederhana tersebut. Semua peralatan mulai dari camera digital back Sinar dengan resolusi 33 megapixel, 6 buah lampu Golden Eagle lengkap beserta asesorisnya, table top dan berbagai peralatan lainnya disediakan di panggung untuk bisa digunakan sebebas-bebasnya. Peserta dipersilahkan menentukan sendiri berapa lampu yang mau digunakan, asesoris mana yang mau dipilih. Setelah mencoba beberapa saat, ternyata terbukti dengan benar bahwa memotret benda-benda sederhana tersebut tidaklah mudah. Komposisi, shape, tekstur, dan dimensi ternyata menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk “diakali”. Setidaknya terlihat
bahwa memotret batu bata jauh lebih sulit dibanding memotret model cantik karena objectnya sendiri sudah tidak menarik jika dibandingkan model cantik. Di akhir sesi, Novijan memberikan petunjuk bagaiman memotret benda-benda sederhana tersebut bisa menjadi menarik dan m enyenangkan. Peserta pun mendapat satu lagi tambahan ilmu.
Sesi ini dihadiri oleh lebih dari 150 orang yang membuat tempat duduk yang disediakan panitia tidak cukup sehingga memaksa mereka untuk ikut duduk lesehan di panggung. Padahal acara ini diadakan pada waktu yang sama sekali tidak strategis, yaitu pada hari Rabu, 12 Maret 2008 pk.12.00 – 15.00, waktu di mana banyak peminat otogra masih beraktitas di kantor dan sekolah.
BINCANG-BINCANG: PHOTOGRAPHY, DIGITAL IMAGING, CGI & MODEL MAKING. Sehari setelah pelaksanaan photography clinic tersebut, The Light kembali mengadakan sebuah acara bincang-bincang mengenai otogra, digital imaging, CGI dan model making dengan menghadirkan Prana Pramudya, seorang p roducer digital imaging dan photography yang juga menjadi team redaksi The Light, S ony, seorang digital imaging artist, dan Indra bayu, seorang 3D animator. Perbincangan diawali dengan membahas tuntutan dunia otogra terutama otogra komersil untuk keperluan iklan terhadap digital imaging. Prana mengutarakan dengan semakin “menggilanya” ide-ide kreati pekerja kreati perusahaan periklanan, penggunaan digital imaging seakan-akan seudah menjadi sesuatu yang tidak langka lagi karena ide-ide yang dihasilkan oleh pekerja kreati periklanan banyak yang sudah melampaui kemampuan otogra di samping actoraktor esiensi budget pemotretan. Prana juga menggaris bawahi kesalahpahaman mengenai penggunaan digital imaging akhir-akhir ini. Digital imaging bukanlah cara untuk memperbaiki oto yang salah. Digital imaging bukan merupakan obat atau pertolongan yang mun-
EDISI XI / 2008
61
THEEVENT
Digital imaging bukan merupakan obat atau pertolongan yang muncul secara tidak terencana di akhir sesi pemotretan akibat ketidakmampuan otograer menghasilkan output yang diharapkan. cul secara tidak terencana di akhir sesi pemotretan akibat ketidakmampuan otograer menghasilkan output yang diharapkan. Digital imaging merupakan proses yang sejak awal, sebelum pemotretan dilaksanakan sudah mulai direncanakan dan dipersiapkan bersama. Bahkan dalam banyak kasus digital imaging menuntut otograer otograer untuk melakukan pemotretan lebih banyak agar source oto untuk melakukan digital imaging seperti penggabungan gambar bisa lebih optimal. Digital imaging sudah harus terencana dari awal, dan bahkan proses pemotretan sebuah oto yang memerlukan digital imaging
62
EDISI XI / 2008
THEEVENT
perlu disupervisi oleh digital imaging artist yang bersangkutan. Dalam sesi ini juga terungkap bahwa tidak semua oto bisa di-digital imaging terutama jika tidak direncanakan dari awal. Bahkan ketika kasus seperti ini dijumpai, tidak jarang digital imaging artist akan meminta pemotretan ulang. Dengan begitu dapat disimpulkan pula bahwa digital imaging adalah satu proses yang harus integrated dan terencana bersama-sama. Pada sesi ini ditunjukkan juga slide show beberapa karya oto yang dibuat dengan bantuan digital imaging. Prana yang sudah banyak bekerja dengan banyak otograer proessional baik dari Indonesia maupun dari luar negeri bercerita mengenai proses dibalik penciptaan karya oto tersebut mulai dari pemotretan, proses digital imaging hingga akhirnya dihasilkan output yang diinginkan. Setelah puas berbicara mengenai digital imaging, giliran Indra Bayu yang berbicara mengenai CGI. CGI adalah penggunaan sotware 3D modeling untuk menciptakan bentuk asli yang terlihat sangat otogras dan realistis. Penggunaan CGI banyak dilakukan pada obyek benda mati dan sesuatu
yang tidak bersiat actual dan mengandung emosi seperti pada otogra jurnalistik dan wedding. Pada sesi ini ditunjukkan betapa sebuah oto mobil yang dibuat dengan otogra juga bisa dibuat dengan tingkat kemiripan 99,999999 % dengan CGI. Bahkan reeksi ambiance di sekeliling mobil yang biasa terlihat di panel mobil yang memang b erkarakter reekti pun bisa dihadirkan oleh teknologi CGI. CGI bisa sangat berguna dan bisa menggantikan otogra ketika digunakan untuk menciptakan karya otogra dengan obyek yang tidak ada atau jauh. Misalnya ketika harus memotret produk lemari es, sementara produk lemari esnya sudah tidak diproduksi lagi dan yang tersisa hanya oto, maka penggunaan CGI akan menyelesaikan masalah ini. Dalam beberapa kasus CGI juga dapat mereduksi biaya penciptaan karya otogra seperti ketika harus memotret obyek yang adanya di luar negeri yang menyebabkan biaya jadi m embengkak. Namun pada akhirnya, semua pembicara yang hadir sadar bahwa CGI layaknya kamera hanyalah sebuah alat. Yang menentukan bagus atau tidaknya adalah kemampuan otogra termasuk penguasaan lighting. Sebagai penutup acara ini, ditunjukkan slide show penciptaan karya otogra yang melibatkan pembuatan model miniatur seperti bangunan, gunung, gedung, dan lain sebagainya. BINCANG-BINCANG: BEING COMMERCIAL PHOTOGRAPHER Pada hari Jumat, 14 Maret 2008, The Light kembali mengadakan acara bincangbincang di panggung utama FOCUS dengan tema “Being Commercial Photographer”.. Pada sesi ini dihadirkan 3 orang otograer muda berbakat, yaitu Gerard rapher” Adi, Henky Christianto, dan Agustinus Sidarta. Selain itu hadir juga commercial photography consultant & producer Prana Pramudya. Seharusnya ada 1 otograer lain yang meramaikan acara ini, yaitu Ajie Lubis. Namun karena keperluan penting mendadak Ajie batal hadir. Sesi ini membicarakan proses perjalanan panjang semua otograer proessional yang hadir dari awal hingga akhirnya menjadi otograer proessional. Henky membuka testimoninya dengan bercerita bahwa ia tidak pernah merencanakan atau bercita-cita ingin menjadi otograer proessional. Bahkan ketiga otograer
EDISI XI / 2008
63
THEEVENT
yang hadir saat itu tidak ada yang mengenyam pendidikan ormal otogra. Henky menceritakan jatuh bangunnya ia di awal karirnya sebagai otograer proessional. Bahkan lensa kesayangan yang tidak seberapa harganya pun harus digadaikannya untuk menyambung nasib karena tidak adanya order pemotretan. Namun dengan kegigihannya Henky pun berhasil melewati masa sulit dan kini sudah tergolong mapan di jalur proessional. Ketiga otograer yang hadir sepakat bahwa untuk menjadi otograer commercial tidaklah mudah karena akses ke kalangan otograer commercial yang seharusnya bisa dijadikan kesempatan belajar tertutup sangat rapat karena pemotretan untuk keperluan iklan sendiri seringkali rahasia. Namun mereka juga sepakat bahwa men jadi otograer iklan adalah sesuatu yang menyenangkan. Selain bayaran yang diterima relati lebih tinggi dari otogra apapun, tantangan yang datang pun silih berganti sehingga tidak membosankan. Gerard Adi yang banyak melakukan pemotretan untuk iklan kecantikan pun berpendapat bahwa untuk men jadi otograer iklan, terdapat beberapa standar kualitas yang harus dipenuhi
64
EDISI XI / 2008
THEEVENT
sebaiknya otograer muda tidak terburuburu terjun ke jalur komersil jika belum siap. Lebih baik menyiapkan diri terlebih darulu baru terjun ke jalur ini. mulai dari team yang lengkap dan bisa diandalkan, service terhadap klien yang harus prima dan juga alat yang digunakan. Namun ketiganya sepakat bahwa walaupun alat yang digunakan untuk keperluan memotret iklan tidak bisa sembarangan, namun otograer iklan tidak harus memiliki semuanya karena sudah tersedia kemungkinan untuk sewa. Gerard juga menggaris bawahi bahwa otogra komersil adalah otogra yang tidak melulu teknik. Bahkan banyak otograer muda yang mencoba terjun ke jalur komersil yang justru gagal karena actor non otogra seperti service.
Senada dengan Gerard, Agustinus Sidarta pun menekankan bahwa ketika terjun ke dunia komersil, teknis harus sudah tidak dibicarakan lagi. Artinya kemampuan teknis sudah menjadi sesuatu yang di luar kepala. Selan jutnya kerjasama dengan team dan pelayananlah yang justru harus diperhatikan dengan baik. Bagi otograer muda yang tertarik untuk terjun ke dunia komersil, Agustinus menekankan perlunya portolio yang baik dan mampu menggambarkan kemampuan sang otograer dan memenuhi standar kualitas dan tuntutan pekerja kreati advertising. Di akhir sesi, ketiga otograer ditambah Prana sepakat bahwa sebaiknya
otograer muda tidak terburu-buru terjun ke jalur komersil jika belum siap. Lebih baik menyiapkan diri terlebih darulu baru terjun ke jalur ini. Ini dikarenakan eratnya hubungan antar pekerja periklanan yang menjadi klien otograer komersil. Sehingga berita buruk, kegagalan memotret dengan otograer tertentu dapat menyebar dengan cepat. Sebaliknya berita bagus termasuk puasnya seorang pekerja kreati akan hasil oto yang dihasilkan oleh seorang otograer juga akan menyebar cepat.
EDISI XI / 2008
65
THEEVENT
LOMBA FOTO – SENSITIVITY ON DEFINING MOMENT Sudah terlalu akrab di telinga kita istilah “menangkap momen” dalam otogra. Istilah ini rupanya sudah menjadi komoditas di k alangan otograer, otograer, terutama otograer yang spesialisasinya lebih ke arah menangkap cerita bukan menciptakan cerita. Di tengah begitu seringnya istilah “menangkap momen” didengung-dengungkan di kalangan peminat otogra, kami justru tertarik untuk menggalinya lebih dalam. Menangkap momen bagi kami memiliki arti yang dalam. Tidak sekedar seperti proses menangkap kupu-kupu dengan kantong plastik, namun lebih dalam lagi melibatkan unsur sensititas dalam “men-dene” momen sebelum ditangkap. Menangkap kupu-kupu menjadi mudah karena kita jelas mengenal kupukupu dan ketika binatang bersayap lebar dan indah muncul, seolah-olah radar di kepala k ita akti dan muncul “label” kupu-kupu pada layar di sensor itu. Sayangnya tidak begitu dengan momen. Bahkan walaupun momen bisa diartikan sebagai sesuatu yang menarik dan menggugah perasaan ketika dilihat, namun parameter “menarik” sendiri berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Momen tidak hadir dengan label bertuliskan “ini momen loh” di bagian bawahnya atau depannya seperti nama artis yang secara otomatis muncul di layar ketika artis yang bersangkutan muncul di layar inotainment. Ketika momen tidak hadir dengan judul atau label, maka tugas terberat menangkap momen bukanlah teknis bagaimana momen itu bisa ditangkap ke dalam kamera, namun lebih kepada mendenisikan sebuah momen di dalam kepala kita yang pada akhirnya mendorong kita untuk menjepret kamera untuk menangkapnya ke dalam memory card camera kita.
66
EDISI XI / 2008
THEEVENT
maka tugas terberat menangkap momen bukanlah teknis bagaimana momen itu bisa ditangkap ke dalam kamera, namun lebih kepada mendenisikan sebuah momen di dalam kepala kita yang pada akhirnya mendorong kita untuk menjepret kamera untuk menangkapnya ke dalam memory card camera kita. SUASANA PENJURIAN LOMBA
EDISI XI / 2008
67
THEEVENT
Dibutuhkan kepekaan untuk bisa memisahkan momen dari peristiwa biasa yang bukan momen. Untuk itu The Light tertantang untuk membuat sebuah lomba otogra yang mencerdaskan ini. Lomba ini mengajak peserta untuk menangkap momen yang terjadi mulai dari hari persiapan pameran ketika kontraktor dan peserta pameran sedang membangun stand mereka hingga hari terakhir pameran. Lingkup pemotretan pun diperluas, tidak hanya pada area pameran saja, namun hingga pada tempat-tempat tidak terduga seperti kamar mandi, lorong, parkiran, dan lobi area pameran di mana biasanya banyak SPG dan peserta pameran beristirahat. Lomba oto ini bukanlah lomba oto cantik. Lomba oto ini adalah lomba oto pintar di mana walaupun oto yang dihasilkan tidak sempurna dari segi kosmetik namun momen dan cerita yang dihadirkan bisa menggugah perasaan. Hal yang menjadi penilaian bagi juri adalah kepekaan menangkap momen, komposisi dan teknis yang menyangkut exposure dan ketajaman oto. Sekali lagi The Light membuktikan bahwa memotret baik itu tidaklah mudah, terlihat dari jumlah peserta yang mendatar lebih banyak dari peserta
68
EDISI XI / 2008
THEEVENT
JURI BERFOTO BERSAMA PEMENANG
yang menyerahkan oto. Bisa disimpulkan bahwa banyak peserta yang setelah mendatar dan mencoba menangkap momen tapi tidak berhasil dan akhirnya membatalkan keikutsertaannya dalam lomba ini dengan tidak mengumpulkan oto kepada panitia. Juri yang didaulat untuk memilih oto yang layak menyandang predikat pemenang adalah Enny Nuraheni, redaktur oto senior kantor berita Reuters, Leo Lumanto, pehobi otogra yang dikenal kepekaannya terhadap hal-hal supranatural, dan Ignatius Untung, chie editor The Light. Juri sepakat bahwa entry yang masuk menggambarkan kondisi sesungguhnya otogra Indonesia. Bahwa banyak yang bisa memotret tapi tidak banyak yang bisa memotret dengan baik. Dari kur ang lebih 180 oto, hanya sekitar 23 oto yang layak untuk diperdebatkan kualitasnya. Sisanya tanpa harus pikir panjang langsung dieliminasi karena tidak berhasil merekam momen atau gagal mendenisikan momen. Dari kurang lebih 23 oto, disaring lagi hingga menjadi 8 oto. 8 oto ini dianggap layak menduduki peringkat juara 1, 2, dan 3 serta 5 oto juara EDISI XI / 2008
69
THEEVENT
harapan. Namun dari entry yang masuk, bisa ditemukan keberagaman oto baik dari lokasi, angle, obyek dan momen. Yang membuat kami bangga adalah bahkan ketika lomba ini dipublikasikan tanpa mencantumkan hadiah alias tidak mengiming-imingi hadiah, namun peserta yang ikut pun banyak yang berasal dari luar kota seperti Sumatra, Kalimantan, Bali selain kotakota di Jawa. Keputusan untuk tidak mengiming-imingi hadiah pun didasari oleh alasan untuk mendewasakan mental pehobi otogra Indonesia. Seperti kita ketahui banyak pehobi
THEEVENT
PEMENANG LOMBA FOTO SENSITIVITY ON DEFINING MOMENT: JUARA I: Azwar JUARA II: Leo Kusnadi JUARA III: Abbas Abdurrahman JUARA HARAPAN: Indra “M3D” Gede Pantiyasa Dwi Haryanto Puji Riswanto M. Fauzi LOMBA INI FULLY SUPPORTED BY:
otogra yang terbiasa dan dibiasakan untuk mengejar hadiah, akhirnya ketika mengikuti lomba lebih berusaha untuk menang daripada berusaha untuk menciptakan oto yang baik. Lomba ini disponsori oleh Datascrip yang memberikan product berupa photo printer Canon Shelpy dan voucher product, Adorama yang memberikan voucher dan Golden Eagle yang memberikan produk. Lomba ini diselenggarakan oleh The Light dan Neep’s Art Institute.
70
EDISI XI / 2008
JUARA I
EDISI XI / 2008
71
THEEVENT
72
EDISI XI / 2008
THEEVENT
EDISI XI / 2008
73
THEEVENT
74
EDISI XI / 2008
THEEVENT
JUARA HARAPAN EDISI XI / 2008 75
THEEVENT
76
EDISI XI / 2008
THEEVENT
EDISI XI / 2008
77
THEEVENT
78
EDISI XI / 2008
THEEVENT
EDISI XI / 2008 JUARA HARAPAN
79
THEEVENT
80
EDISI XI / 2008
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
81
LIPUTANUTAMA
MENGUPAS “DOSA-DOSA” PEHOBI FOTOGRAFI Setahun sudah The Light terbit dan menggali seluk beluk otogra Indonesia. 43 proesional otograer otograer sudah dihadirkan di sini dalam kolom prol dan puluhan otograer lain yang telah menyumbangkan pikiran dan pendapatnya mengenai otogra, otograer dan perkembangannya di Indonesia melalui rubrik liputan utama ini. Pengamatan dan penelusuran kami selama setahun belakangan ini rupanya membawa banyak pengalaman dan masukan berharga bagi dunia otogra Indonesia. Berbagai macam “dosa” yang idealnya tidak dilakukan otograer baik mereka yang masih berada di tahap hobby maupun mereka yang sudah berada di kasta proessional pun terungkap. Kami pun mencoba merangkumnya untuk anda. Bukan untuk menghakimi siapapun yang m asih melakukannya, tapi lebih kepada memberi masukan dan memotivasi anda untuk lepas dari “dosa-dosa” otograer ini. Pada akhirnya segala sesuatu yang kami dramatisir dengan sebutan “dosa-dosa”ini masuk dalam kategori “dosa” hanya hanya karena memiliki perbedaan dari apa yang kami sebut “ideal”. “ideal”. Namun tentu saja kami tidak pernah melarang anda untuk mengklarikasikan dan hidup dalam kepercayaan “ideal” anda masing-masing.
82
EDISI XI / 2008
LIPUTANUTAMA
TIDAK KONSISTEN MEMISAHKAN KESENANGAN DAN KUALITAS Banyak otograer amatir dan pehobi yang gemar ikut dalam sesi hunting bersama. Sepertinya tidak perlu diulang sekali lagi bahwa sesi hunting bersama tidak banyak memberi kesempatan untuk belajar. Hal ini karena siatnya yang masal, bersama-sama dan sangat membatasi eksplorasi ego pribadi. Namun sah-sah saja ketika sesi hunting bersama dilakukan untuk tu juan having un dan bersosialisasi. Yang Yang menjadi permasalahan adalah ketika hasil hunting bersama dimasukkan sebagai portolio pribadi dan digunakan untuk “jualan”. Jika proses pada acara hunting bersama tidak ada setting lighting yang spesik dari si otograer otograer,, tidak ada direction kepada model yang
spesik, tidak ada treatment otogra yang spesik maka idealnya itu tidak bisa dijadikan “bahan jualan” karena merupakan karya beramai-ramai. Di sinilah idealnya kita perlu memisahkan mana oto yang memang dihasilkan untuk tujuan having un, mana oto yang layak dan boleh diakui sebagai portolio pribadi karena mendapat treatment pribadi.
SALAH KAPRAH TERHADAP DATA TEKNIS Entah siapa yang memulai, namun di beberapa media sering kali kita jumpai oto-oto yang dipajang dengan data teknis berupa kamera yang dipakai, lensa yang dipakai, bukaan diaragma, speed, ISO, dll. Sejatinya data teknis ini digunakan untuk membantu menelaah proses terjadinya oto tersebut. EDISI XI / 2008
83
LIPUTANUTAMA
Kesalah pahaman terhadap data ini menun jukkan betapa tidak mengertinya kita terhadap dasardasar cara kerja kamera seperti hubungan diaragma dan kecepatan dengan kondisi pencahayaan.
84
EDISI XI / 2008
LIPUTANUTAMA
Namun sayangnya data teknis tersebut tidak berbicara banyak atau bahkan mungkin tidak berbicara sama sekali dan malah cenderung menyesatkan. Sebagai contoh, ketika kita melihat sebuah oto pegunungan dengan data teknis tertentu, apakah bisa disimpulkan bahwa kalau kita memotret pegunungan dengan data teknis yang persis sama seperti itu, kita akan mendapatkan hasil yang sama. Padahal bukaan diaragma, speed, ISO sangat berhubungan dengan kondisi pencahayaan di lokasi. Kondisi pencahayaan di lokasi di mana oto tersebut dibuat dan ketika kita ingin “meniru” oto tersebut pasti berbeda bahkan ketika dilakukan di jam yang sama. Ini belum mempertimbangkan titik pengambilan oto yang juga kemungkinan besar berbeda. Kesalah pahaman terhadap data ini menunjukkan betapa tidak mengertinya kita terhadap dasar-dasar cara kerja kamera seperti hubungan diaragma dan kecepatan dengan kondisi pencahayaan.
MENGHAPAL BUKAN MENGERTI Di beberapa workshop dan seminar, serta di beberapa media kita juga bisa menemui lighting diagram dari sebuah oto. Lighting diagram diciptakan untuk proses pembelajaran di mana
kita bisa mengetahui di mana lighting equipment diletakkan. Permasalahannya proses pembelajarannya tidak berhenti di situ. Lighting diagram memang untuk menunjukkan letak lampu dan asesoris yang digunakan. Namun pembelajaran yang seharusnya dicerna adalah mengapa lighting equipmentnya diletakkan di situ, untuk apa? Dan apa yang mau dicapai dengan menggunakan lighting equipment itu di situ. Ketika hal ini dimengerti, maka anda pun tidak perlu menghapal lighting diagram, tidak perlu memotret set up lighting yang digunakan ketika workshop.
Idealnya, otograer adalah orang yang menjadi pusat ide dan pemikiran konsep tentang otogra termasuk lighting dan komposisi.
INVESTASI BERLEBIH YANG KURANG TEPAT & EFEKTIF Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa pehobi otogra bisa jauh lebih royal daripada proessional otograer otograer.. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki kamera canggih dan mahal, lighting equipment kelas satu, asesoris yang lengkap mulai dari rangkaian lter, battery grip, dan photo viewer. Hak setiap orang untuk memilih dan memiliki gear masingmasing sesuai kemampuannya. Namun idealnya gear atau peralatan yang kita miliki harus dikonrontasikan dengan kemampuan dan kebutuhan kita. Agak ganjil bagi kami untuk melihat peserta
EDISI XI / 2008
85
LIPUTANUTAMA
LIPUTANUTAMA
workshop otogra yang memiliki digital back sementara pembicaranya hanya memiliki DSLR. Agak ganjil bagi kami melihat kamera DSLR yang tampil semakin gagah dengan penggunaan baterry grip padahal proses pemotretan sering dilakukan di dalam ruangan dengan waktu yang terbatas dan tidak mengharuskan penggunaan baterai lebih dari standar. Tidak ada yang salah memang, tapi mungkin investasi yang dilakukan bisa dialihkan untuk sesuatu yang lebih tepat.
JADI TUKANG PENCET SHUTTER RELEASE Fotograer amatir mulai tertarik untuk masuk ke “kasta” proessional dengan mulai menerima order pemotretan. Ini dilakukan semata-mata karena besaran rupiah yang dijanjikan. Bahkan dengan kemampuan penguasaan lighting equipment yang minim pun mereka memberanikan diri untuk menjadi proessional. Sayangnya jalan yang dilakukan adalah dengan mempekerjakan orang lain yang sudah lebih paham dan asih mengenai lighting equipment untuk menata set up lightingnya dan hanya menyisakan tanggung jawab memencet shutter release kepada dirinya yang pada saat itu bergelar “otograer”. Secara b isnis tidak ada yang salah dengan trik bisnis seperti ini k arena memang seperti itulah bisnis. Namun secara
Bisa kita lihat betapa homogennya style dan karakter eksekusi oto yang bisa kita lihat di komunitas-komunitas tertentu.
86
EDISI XI / 2008
otogra agak janggal menyerahkan lighting set up kepada pihak lain yang lebih mengerti namun masih tetap berani dengan bangga menggelari diri dengan sebutan “otograer”. Idealnya, otograer adalah orang yang menjadi pusat ide dan pemikiran konsep tentang otogra termasuk lighting dan komposisi. Mengenai pelaksanaannya akan dilakukan oleh seorang asisten lighting atau runner itu bukan masalah. Intinya pemikiran dan idenya harus berasal dari sang otograer sebagai sang director.
PENGGUNAAN OLAH DIGITAL BERLEBIH Olah digital memang diciptakan untuk tujuan penyempurnaan karya otogra secara integrated. Olah digital juga dibutuhkan untuk membuat sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh otogra, atau setidaknya tidak dengan mudah dilakukan dengan otogra. Sayangnya denisi ini sering disalah artikan dengan tetap menggunakan olah digital berlebihan pada oto yang sesharusnya bisa dilakukan dengan otogra dengan alasan lebih mudah dilakukan di photoshop. Pengertian lebih mudah dilakukan di photoshop atau di kamera memang selalu menjadi perdebatan terutama jika yang memperde-
batkannya adalah pihak-pihak yang memiliki kemampuan otogra dan photoshop yang berbeda. Bagi mereka yang lebih hebat di photoshop, akan lebih mudah melakukan segala sesuatu di photoshop sehingga kecenderungan penggunaan olah digital sangat besar. Bagi mereka yang lebih hebat di otogra, kecenderungan untuk melakukan segala sesuatunya dengan kamera akan lebih besar. Sayangnya tidak ada garis tegas pembatas antara mana yang seharusnya dilakukan di photoshop dan mana yang seharusnya dilakukan di k amera. Yang harus diingat, olah digital sekalipun men-
EDISI XI / 2008
87
LIPUTANUTAMA
syaratkan optimalisasi penggunaan kamera yang tepat. Artinya oto yang akan di olah digital harus sempurna dan optimal di kamera sebelum masuk dapur olah digital.
KIBLAT NYASAR Fotogra di Indonesia menjadi sesuatu yang sulit dipelajari ketika institusi pendidikan otogra terbatas. Proses pembelajaran yang terencana dan sistematis menjadi sesuatu yag langka dan mahal. Akhirnya banyak pehobi otogra yang harus memilih jalur otodidak untuk
88
EDISI XI / 2008
LIPUTANUTAMA
mempelajari otogra. Mereka banyak belajar dari workshop, dari saling tukar pengalaman dan juga dari otograerotograer yang lebih senior. S ayangnya akses ke k alangan otograer senior yang mumpuni dan masih up to date pun sangat terbatas. Ini menyebabkan otograer junior seakan-akan melihat atamorgana. Mereka tidak bisa menemukan standar kualitas otogra yang sesungguhnya karena tertutupnya pintu-pintu ke kalangan otograer yang berkualitas. Akhirnya otograer kelas menengahlah yang dijadikan sebagai benchmark. Beberapa bulan yang lalu kami terheran ketika mengetahui ketidaktahuan kalangan amatir mengenai siapa itu Nico Darmadjungen, Artli Ali, Gerard Adi, Heret Frasthio, Henky Christianto, Novijan Sanjaya dan Ajie Lubis. Mereka lebih mengenal otograer-otograer otograer-otograer popular di komunitas tertentu walaupun sebenarya karya otogranya masih di bawah nama-nama yang kami sebutkan di atas. Penyebabn Penyebabnya ya selain karena minimnya akses ke k alangan otograer proessional yang berkualitas juga diperkuat dengan malasnya otograer amatir untuk mencari tahu siapa otograer yang benar-benar berkualitas dan layak menjadi benchmark. Kesalahan “kiblat” inilah yang mungkin bisa
menjebak otograer amatir terhadap pemahaman dan wawasan benchmark otogra yang sebenar-benarnya. Bahkan sesungguhnya bagi mereka yang tidak pernah puas dan tidak pernah mau berhenti untuk berkembang nama-nama yang kami sebut di atas pun masih belum “ideal” untuk dijadikan kiblat, karena anda akan menemui banyak nama besar lain di luar sana yang rasanya lebih menarik lagi untuk dijadikan kiblat.
MENJIPLAK BUKAN TERINSPIRASI Banyak otograer menghalalkan menjiplak sebagai satu proses dalam belajar. Sebagai suatu awal dari proses pembelajaran hal ini memang tidak terlalu masalah. Namun ketika proses menjiplak masih dilakukan terus
Fotograer muda nampaknya lebih senang memiliki setumpuk sertikat dan piagam sebagai bukti menang lomba daripada memiliki setumpuk oto yang bagus yang bisa mendatangkan order memotret EDISI XI / 2008
89
LIPUTANUTAMA
menerus dalam kurun waktu tertentu mungkin kita harus mulai mengevaluasi lagi tujuan kita melakukannya. Murahnya akses ke komunitas online yang memanjakan pehobi otogra untuk bisa saling melihat dan memamerkan oto mereka menghadirkan satu kesempatan yang sangat murah untuk terinspirasi dari oto orang lain. Sayangnya banyak yang lebih banyak menjiplak daripada yang terinspirasi dan menghasilkan sesuatu yang baru. Bisa kita lihat betapa homogennya style dan karakter eksekusi oto yang bisa kita lihat di komunitas-komunitas tertentu.
OBRAL JEPRETAN, OBRAL HARGA DIRI Banyak otograer yang senang sekali mengobral jepretan habis-habisan baik dalam rangka hunting bersama, pemotretan komersil, ataupun liputan
90
EDISI XI / 2008
LIPUTANUTAMA
Sayangnya dengan menggunakan kaos yang melabeli diri sebagai otograer tidak secara otomatis membuat anda men jadi otograer. jurnalis dan wedding. Permasalahannya adalah ketika dari sekian banyak oto yang dihasilkan dan memenuhi memory card anda, hanya sedikit yang “jadi”.. Ini menunjukkan kurang percaya “jadi” dirinya otograer untuk mendapatkan hasil yang bagus sehingga berusaha “menembak” sebanyak-banyakn sebanyak-banyaknya. ya. Dan mungkin perilaku ini juga didasari oleh ketidakmampuannya memisahkan momen yang baik untuk dijepret dengan momen yang kurang baik untuk dijepret. Bagaikan seorang tentara yang terkepung di sarang musuh di malam yang gelap gulita, ia berusaha memberondong peluru ke segala arah dengan pertimbangan, “masak iya dari segitu banyak nggak ada yang kena?”.
Permasalahannya justru perilaku Permasalahannya seperti inilah yang membuat anda semakin tidak dihargai lagi. Karena setiap jepretan anda dihargai. Untuk itu, akan lebih ideal jika kita mulai belajar memisahkan mana jepretan yang memang perlu mana yang bukan, dan yang paling penting mempersempit selisih jumlah oto yang anda hasilkan dan yang “jadi”.
BERUSAHA UNTUK MENANG, BUKAN UNTUK BAGUS Di beberapa lomba oto seperti SalonFoto dan lomba-lomba oto sejenisnya termasuk lomba oto yang diadakan di acara-acara seperti pameran industri otogra FOCUS yang baru lalu banyak sekali otograer berusaha untuk menang. Seperti Oscar Motuloh pernah berkata, “jika tahun lalu pemenangnya oto dengan splash air, maka pasti tahun ini peserta yang mengirimkan oto dengan splash air pasti banyak” banyak”.. Sedikit banyak ini memang menggambarkan betapa otograer lomba lebih senang untuk menang daripada untuk menghasilkan oto yang bagus. Fotograer muda nampaknya lebih senang memiliki setumpuk sertikat dan piagam sebagai bukti menang lomba daripada memiliki setumpuk oto yang bagus yang bisa mendatangkan order
memotret. Padahal ketika kita berusaha untuk menang, maka kemungkinan terburuknya anda tidak menang dan tidak mendapat oto yang bagus. Sementara ketika anda berusaha untuk membuat oto bagus, kemungkinannya anda tidak menang tapi memiliki oto yang bagus.
MOTIVASI KURANG TEPAT Pernah di bahas di edisi-edisi awal mengenai motivasi seorang pehobi otogra dalam menekuni dan menghabiskan uangnya untuk otogra. Sayangnya justru motivasi yang tidak ideal yang masih mendominasi. Motivasi seperti ingin dekat dengan model, prestise akibat title “otograer” “otograer” masih
EDISI XI / 2008
91
LIPUTANUTAMA
Jika anda ingin menjadi otograer yang dikenal, biarkanlah oto anda yang melakukannya untuk anda, bukan kaos anda.
92
EDISI XI / 2008
LIPUTANUTAMA
sangat banyak penganutnya. Motivasi tentunya mengarahkan cara anda menghasilkan oto dan juga berpengaruh pada hasil yang didapat. Seperti pepatah you are what you eat, mungkin dalam kasus ini hal senada juga bisa berlaku pada kasus ini. Motivasi anda menentukan akan jadi otograer macam anda kelak.
MEMBERI GELAR HONORIS CAUSA PADA DIRI SENDIRI Tanpa bermaksud merendahkan dan melecehkan, kami sering agak tergelitik ketika menemui orang-orang berjalan dengan kaos bertuliskan nada-nada narcis membanggakan diri sebagai seorang otorgaer. Stickersticker senada juga sering kita jumpai di bagian belakang mobil. Banyak otograer muda yang lupa bahwa setiap title meninggalkan kewajiban selain juga memberikan hak. Ketika kita berani menggelari diri sebagai seorang otograer,, seolah-olah gengsi dan harga tograer diri kita naik pesat. Namun di sisi lain hal itu tidak didapatkan secara gratis. Ada kewajiban dan beban yang harus dipenuhi sebagai bayaran gengsi yang kita beli tadi. Yaitu kemampuan berotogra kita, hasil output otogra kita yang juga harus sudah mencerminkan title yang kita gelari sendiri. Menyebut
diri sebagai otograer apalagi hingga memberi atribut jelas-jelas dengan kaos atau media sejenisnya sama saja memberikan gelar honoris causa pada diri sendiri. Sayangnya dengan menggunakan kaos yang melabeli diri sebagai otograer tidak secara otomatis membuat anda menjadi otograer. otograer. Dengan menenteng kamera SLR yang tampak makin gagah dengan vertical grip dengan lensa panjang yang mahal tidak menjadikan anda otograer. Jika banyak nara sumber kami yang terlalu panjang jika kami sebutkan satu-persatu pernah berkata “jangan pernah mengaku karya anda adalah karya seni, biarkan orang lain yang menilai bukan kita.” Maka hal yang sama juga berlaku di sini, akan lebih baik orang lain yang memanggil anda sebagai seorang otograer daripada menggelari diri
sendiri dengan title otograer. Kami berpendapat, justru atribut-atribut dan pengakuan dan penggelaran terhadap diri sendiri lah yang menunjukkan betapa anda terobsesi menjadi gelar dan pengakuan yang anda berikan kepada diri sendiri. Pernahkah anda melihat Bill Gates, Warren Buet dan banyak orang terkaya di dunia menggunakan atribut yang b ertuliskan “saya orang paling kaya di dunia?” pernahkah anda melihat otograer terkenal yang sudah terbukti kemampuan dan hasil karyanya menggunakan kaos “saya adalah seorang otograer yang sangat terkenal”. Atau pernahkah anda melihat seorang presiden menggunakan kaos “saya seorang presiden”? Saya rasa tidak pernah. Yang membedakan EDISI XI / 2008
93
LIPUTANUTAMA
orang kaya dan orang yang sangat ingin menjadi kaya tapi belum berhasil jadi kaya adalah pembuktian. Orang yang sungguh sudah kaya adalah mereka yang dikenal sebagai orang kaya karena kekayaannya yang diakui dunia, mereka yang sangat amat ingin sekali menjadi sangat amat kaya tapi masih belum menjadi kaya dikenal orang sebagai orang kaya melalui tulisan “saya adalah orang kaya” di kaosnya. Begitu juga dengan otograer. Jika anda ingin menjadi otograer yang dikenal, biarkanlah oto anda yang melakukannya untuk anda, bukan kaos anda.
94
EDISI XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Seperti kata pepatah, mencari kesalahan jauh lebih mudah daripada mencari kebaikan. Untuk itu pulalah datar dosa-dosa pehobi otogra kami akhiri sampai di sini. Sekali lagi kami tekankan bahwa pengungkapan “dosa“dosadosa” ini bukan untuk menghakimi, menjelekkan atau menyudutkan pihak tertentu. Semua ini hanyalah sebuah cambukan yang sakit dan pahit tapi membangunkan kita semua dari zona nyaman kita. Semoga dengan mengetahui kekurangan kita, kita jadi makin bisa mengungkap kebaikan-kebaikan yang belum kita lakukan.
EDISI XI / 2008
95
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
THOMAS HERBRICH: SURPRISE YOUR SELF. AND YOUR AUDIENCE! Mulai edisi mendatang, The Light mendapat kehormatan menjadi majalah otogra pertama di Indonesia yang memiliki kontibutor tetap seorang proessional yang cukup disegani di eropa. Ia adalah Thomas Herbrich, seorang otograer yang juga memiliki kemampuan digital imaging yang mumpuni. Pengetahuann Pengetahuannya ya mengenai proses penciptaan karya otogra dari awal hingga akhir tidak perlu dipertanyakan lagi, mengingat sering kali ia melakukan sendiri proses itu dari awal hingga akhir. Kontribusi yang sangat berharga dan langka ini kami asilitasi tidak hanya untuk The Light saja namun juga untuk dunia otogra Indonesia. Untuk itu, seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang, maka pada kesempatan kali ini kami melakukan interview dengannya sebagai sesi perkenalannya
96
EDISI XI / 2008
kepada masyarakat otogra Indonesia. Dan untuk menghindarkan ketidak akuratan penerjemahan sekaligus untuk memudahkannya mengevaluasi tulisannya untuk majalah ini, hasil interview ini dan rubrik-rubrik yang akan ia tangani secara tetap mulai edisi mendatang akan kami hadirkan apa adanya dalam bahasa Inggris.
How did you got into photography industry? Tell us rom the beginning. I became a photographer here in Duesseldor/Germany. In Germany there are two ways o learning photography: photography: Studying in an university, or working in a studio and besides learning in a photo-school. I took the second way, in 1976. The studio was specialised in still-
EDISI XI / 2008
97
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
98
EDISI XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
99
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
100 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
101
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
For me photography is my best media to tell a story (I am also a writer). That means: I have to be able to tell an interesting story. It is like a movie director: I a movie director can’t tell jokes, he isn’t a movie director!
102 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
lie photography. photography. They did a lot o ood shots, which was my luck. I earned little money, but with the ood we p hotographed, I could survive... My photos today are also a kind o stilllie. Normally a still-lie is something, which you arrange on a table. I arrange single photos, and match them to a nal shot. When I started with photography, there was only lm. I learned everything about it, rom Black and White to negative and transparency. I developed transparencies mysel – and also retouched it. I mainly worked with 20x25cm lms, which is expensive. All my photos were studio shots. Studio photography is something I like very much, because you have to deal with lamps and decorations. I was one o the rst people with digital techniques – I bought my rst equipment in 1988. It was extremely expensive, and it was my rst contact with computers. I couldn’t understand anything, and there was no one to ask.. I sold that equipment 3 months later with 50% discount. Few years later I tried it again and bought a Silicon Graphics machine, and I took some lessons, how to use it. Since then I worked digital, but photographed on lm. In 2001 I got my rst digital camera. The quality now
is very high, much better than with lm. But I am not so heavily involved into the best-and-most-precise way o shooting. It is nice to have the very best quality and resolution, but mainly the content-quality is more important to me: Does this picture have power? I was a king in classic compositing with lms in the lab. A process that is very time consuming and expensive. At these days beore the digital times, there were only ew people in Germany, who could do, what I could. It was handcrated work, with much experience. For example: by cutting a picture out o another, you needed needlene knives and a special breathingtechnique! With digital technique you can easily do this, even when you are drunk!
Why did you interested on photography industry? As a photographer I am not interested in reality the way a photojournalist is. I preer to take photographs more or less the same way a painter paints pictures. With a camera and a lot o classic and digital techniques. My visual enlightenment came when I saw Stanley Kubricks “2001 – A Space Odyssey”.. The overwhelming beauty Odyssey”
It is nice to have the very best quality and resolution, but mainly the content-quality is more important to me: Does this picture have power? and mysterious allure o this lm really threw me o balance; I believe it has inuenced every picture I’ve done since that day. For a while my goal in lie was to create special eects in movies – I love to do spectacular scenes. In act I made the special eects or Roland Emmerichs rst lm. However, I realized airly soon that I would never be more than a small cog in the huge lm industry – as a photographer it is ar easier to imprint your own style on a project.
How’s photography mean or you? How hobbyist should see or done it properly? A hobbyist is a antastic situation: He can shoot, what he wants. No critEDISI XI / 2008
103
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
104 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
105
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
106 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
107
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
ics around. It is the best hobby in the world! As a proessional photographer I see at once, i a pro or an amateur is standing in ront o me. I can see it, how he holds his camera. Amateurs are oten very much interested in the technical parts o photography, and love to discuss this. That’s why mainly men are in photo clubs. Here is a little contest or photo clubs: Buy the cheapest camera you can nd (30$ is enough). Everyone gets the same camera, and then go out or shooting! No technical tricks possible, but this is a good test: can you take nice pictures even with a plastic camera...? I you are an amateur, try to nd your-
108 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
sel a photographic theme. Please do not take photos like “amous photographer X”. X”. No! Try to photograph a special “eeling”. Try to shoot: “Heat”. Or “Action”, or “Coziness” or whatever. Or take a photo o a cat. But try, to make it “very special”, special”, or better: like you have never seen it beore. Not easy, but a good start, even i it takes long time to come to a good result. For me photography is my best media to tell a story (I am also a writer). That means: I have to be able to tell an interesting story. It is like a movie director: I a movie director can’t tell jokes, he isn’t a movie director!
Do you pay attention on the growth o photography industry? The invention o digital technology that made photography much easier, do you think it’s a good thing? Or consequences the negative thing also, or example: the instant generation who lack on photography basic theory. Digital photography is cheap and ast to do. It can become ast ood style. I preer digital, I never liked lm grain, the ear o scratching the lms, or bad
development. I also didn’t like the environment pollution by the chemistry. The only good thing with lm is, that this is long lasting.
So many people and our readers keen to learn about photography lighting techniques. I it must to be ormulated in a one general statement, when taking photo, what or where do they have to put lighting? What to light? And why? It’s more on the lighting logic. Tell us about how important the lighting in photography, and some example i needed.
To be a photographer or me is the best job on earth. Beore you start, you should nd out who you are really. Photography is always a kind o story-telling and this story is always yours, your view and your experience.
This is a complex theme, and I can tell a lot o it. This could be one o our rst columns. Because, I have really good tips to work with light and spend a lot o money.
Ater seeing some Indonesian photographers photo, how you dene it? Is it good? Is it bad? How’s it compared to German photographer? I have to see some more photos o Indonesian photographers.
EDISI XI / 2008
109
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
110 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
111
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
112 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
113
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Tell us about the process o making a photo that involved digital imaging? From the pre production till the end, what should we pay attention more on? First you need a strong idea. Sometimes I sketch it, specially, when other people are involved and have to be inormed o what I want to shoot. I you want spectacular photos, you need a spectacular content. For example, dramatic locations. You You can go to these locations, i possible, but you can also do a stage design. Oten we do that as smaller mock-ups. We build that ourselves, physically, not CGI (I can’t do CGI). We build only the sections
114 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
o a set, which are to be seen by the camera. What is behind, we do not pre pare. When everything is shot (I have a very close look i light and perspective are all the same), I’ll do the compositing work. That oten needs 3 days. A “normal” photo needs a week to do, but I also had photos, which needed 6 weeks. Normally I have 10-15 shots in a photo. You can’t can’t spot them all. For example I use atmospheric things like og or light eects, and I have a big archive with this kind o shots. The biggest number o shots was 70, but I also made one photo with some hundreds, (it shows a wisp nest with many, many wisps)
Tell us about your photography business & equipments. My studio is unique in having its own high-end models-shop, photo-archive with lots o special-eects (and all the other material like landscapes, skies and so on) and a high-end postproduction. I am one o the pioneers in digital photography and postproduction. I work or advertising agencies and magazines worldwide.
Is there any tips or junior & amateur photographer to be a better photographer. To be a photographer or me is the best job on earth. Beore you start, you should nd out who you are really. Photography is always a kind o stor y-telling and this story is always yours, your view and your experience. “Show me your pictures, and I’ll tell you, who you are.” There is a lot o truth in this sentence. Imagine a photographer, who does very wild ashion photography. This person probably has a total dierent personality than a photographer o architecture! Can you gure out the desk o both people? The desk o the archi-
They want to take a picture like “Helmut Newton” or another amous name. Don’t do this! You’ll might be disappointed, because this is very dicult or beginners. Mr. Newton had top models, top locations and top make-up people around. And an enormous knowledge o photography (he was 50, when he became world amous). And you are just a beginner with no money or a big sta. EDISI XI / 2008
115
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
116 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
117
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
118 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
119
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
A good photographer can do a good picture in every eld. But she/he is a master only in ew elds – and you should nd out, which is yours. Be interested in nearly everything! Find out your own mantra…
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
ashion, ood, landscape, m icroscopy, telescopic, scientic, nude, medical, reproduction, and many, many more. Find out, which photos you like most, and then nd out: why? What is in the photos, that “speaks to you”? Try yoursel!
tectural photographer might be very orderly, everything has its own place there. The desk o the ashion guy? Might be a kind o “creative chaos”. What I want to say with this example: Your photography should t perect with your personality. And your personality can increase a lot with photography! So, nd out, who you are, and which kind photography you like. There are so many: reportage, still-lie, travel, wildlie, celebrity, architecture, industrial, science, sport, advertising, portrait,
120 EDISI
XI / 2008
And here is a point, in which many o young photographers make a mistake: They want to take a picture like “Helmut Newton” or another amous name. Don’t do this! You’ll might be disappointed, because this is very dicult or beginners. Mr. Newton had top models, top locations and top makeup people around. And an enormous knowledge o photography (he was 50, when he became world amous). And you are just a beginner with no money or a big sta. Try this: Do a picture, to illustrate a word: HEAT. Shoot a landscape photo, that is totally perect: FRANCE (where ever - you name it). Shoot an animal photo that says: WILD. Do a sport photo that is: FAST FAST.. Take a portrait, which perectly: RELAXED. Just give yoursel little jobs. Find out, which theme is good or you, and nd out, which not. You should try a lot o kinds o photography! One
Your portolio is also a good tool to learn about your progress. Every 6 months you can see, i you have become better.
EDISI XI / 2008
121
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
122 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
123
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
124 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI XI / 2008
125
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
People, who want to work in a photo studio have to have two main talents: First – they have to be “visual” people. Second: They have to have a very wide knowledge, a general education which grows every day.
126 EDISI
XI / 2008
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
week you take only sport photos, and the next you’ll shoot still-lies. Train yoursel in a lot o photographic themes! A good photographer can do a good picture in every eld. But she/he is a master only in ew elds – and you should nd out, which is yours. Be interested in nearly everything! Find out your own mantra… Mine is: “Surprise Yoursel – And Your Audience!” Another point is also essential: Shoot – and print!!! Many young photographers like to take the photos, but are lazy in processing them. Take photos and print them, and put them into a portolio book. You should have some o them, just or yoursel. Have one or two nice books with your best photos, to show them to other people. I am oten visited by young people, who want to become a photographer. They show me their pictures. Oten they say: “Hmm, sorry, but I don’t have nice prints at the moment.” This is a very bad argument! You should show only good prints in a nice portolio book. I you don’t have it, show nothing. Your Your portolio is also a good tool to learn about your progress. Every
6 months you can see, i you have become better.
Try always to work with the best people. When I am asked, i I have a job, I say: “What can I do or you? And what can you do or me?” People, who want to work in a photo studio have to have two main talents: First – they have to be “visual” people. Second: They have to have a very wide knowledge, a general education which grows every day.
Where to get the inspiration? One way is to see photo-magazines. You You should have one or two p roessional magazines monthly. But also use other ways o inspiration. I love to see p aintings o the old masters. This gives me more than photo magazines. The paintings are masterpieces since many, many years – and photography is quite close to painting. Movies are another good base, also cartoons. Meet proessionals! Most o them are kind people and they have also been beginners like you. The may have advises or you, perhaps you can see their studio. Maybe one day you can assist there… but you have also to give something to them. EDISI XI / 2008
127
WHERETOFIND
THEINSPIRATION
BUKAN BERUSAHA MENJADI... TAPI HIDUP DENGAN... Artikel liputan utama pada edisi ini yang membahas tentang “dosa-dosa “dosa-dosa otograer” mungkin sudah membuat panas dan gerah banyak pihak. Mulai dari pehobi oto, komunitas-komunitas otogra baik online maupun ofine, hingga para produsen oto. Untuk ketersinggungan yang disebabkan, kami mohon m aa yang sebesar-besarnya. Namun betapapun besarnya maa kami, pemikiran dan keyakinan yang pahit untuk didengar tersebut tetap harus disampaikan dengan maksud yang baik. Mungkin banyak yang berk ata “siapa “siapa sih The Light sampai segitu sombongnya menghakimi otograer-otograer. otograer-otograer.” Atau mungkin ada pemikiran “urusan apa The Light nyinggung-nyinggung nyinggung-nyinggung gue mau pakai baju apa? Gue mau pake baju atau atribut apa terserah gue lah.” Untuk pemikiran-pemikiran itu, saya berani katakan benar bahwa The Light tidak memiliki hak apa-apa mengenai hal ini jika dilihat dalam kerangka wajar.
128 EDISI
XI / 2008
EDISI XI / 2008
129
THEINSPIRATION
Banyak orang ingin menjadi kreati, banyak orang berusaha untuk kreati. Tapi sedikit orang yang berhasil menjadi kreati. Kesalahannya (menurut keyakinan saya) adalah karena mereka berusaha menjadi kreati, bukan menjalani hidup kreati.
130 EDISI
XI / 2008
THEINSPIRATION
Adalah pertanyaan dari ratusan orang yang saya temui dalam setahun terakhir ini yang membuat kami dengan berat hati dan penuh pertimbangan menerbitkan artikel itu. Sejak berdirinya The Light setahun yang lalu, hingga saat ini banyak orang menanyakan hal yang sama kepada saya atau kepada orang yang dianggap lebih mengerti mengenai otogra. “Mas, gimana sih caranya kok mas otograer bisa bikin oto yang bagus-bagus semua.” Atau ada pertanyaan senada “Sesekali saya bisa bikin oto yang bagus, tapi nggak semua oto saya bagus. Gimana caranya supaya saya bisa terus-terusan bikin oto yang bagus.” Pertanyaan ini mengingatkan saya pada diri saya sendiri beberapa tahun yang lalu ketika saya baru saja mulai bekerja di industri periklanan. Saya seperti kebanyakan orang yang masih bau kencur di industri periklanan sesekali menanyakan kepada senior saya yang sudah memenangkan penghargaan dari estival iklan tingkat dunia, “mas gimana caranya bikin iklan yang creative.” Jawaban yang saya dapatkan mirip dengan jawaban yang saya jawab kepada pehobi otogra yang menanyakan cara untuk menghasilkan oto yang baik kepada saya.
Banyak orang ingin menjadi hebat di bidangnya. Saya beberapa tahun yang lalu hanyalah seorang art director di perusahaan periklanan yang ingin membuat iklan yang bagus, menang award dan membantu mencapai goal klien. Pehobi otograer sangat ingin membuat oto yang bagus. Segala teori untuk menghasilkan oto yang bagus diormulasikan menjadi sebuah rumus pasti untuk menghasilkan oto yang bagus namun sayangnya tidak berhasil secara konsisten membuat kita men jadi seorang otograer yang mampu menghasilkan oto yang bagus. Di mana masalahnya? Banyak orang ingin menjadi kreati, banyak orang berusaha untuk kreati. Tapi sedikit orang yang berhasil men jadi kreati. Kesalahannya (menurut keyakinan saya) adalah karena mereka berusaha menjadi kreati, bukan men jalani hidup kreati. Mengapa banyak orang tidak juga berhasil menjadi otograer yang baik bahkan setelah menjalani serangkaian ujicoba ormula menjadi otograer yang baik adalah karena mereka berusaha menjadi otograer yang baik, bukan hidup sebagai otograer yang baik.
Ya kreatitas, seni, jalan pikir, mindset adalah cara hidup bukan cara bekerja. Saya ulangi sekali lagi, kreatitas, seni, jalan pikir, mindset adalah cara hidup bukan cara bekerja. EDISI XI / 2008
131
THEINSPIRATION
Ya kreatitas, seni, jalan pikir, mindset adalah cara hidup bukan cara bekerja. Saya ulangi sekali lagi, kreatitas, seni, jalan pikir, mindset adalah cara hidup bukan cara bekerja. Lihatlah, tidak ada seorang seniman yang baik pun yang berpakaian seperti seorang panglima perang yang kaku lengkap dengan topi baja dan sepatu boot tinggi. Tidak ada seorang seniman pun yang berpakaian sehari-hari dengan setelan jas atau tuxedo lengkap dengan rompi dan dasi. Mengapa demikian, karena seseorang menjadi seniman setelah menjalani gaya hidup seniman. Seniman cenderung anti kemapaman, luwes, terbuka untuk itu tidak cocok mereka berpakaian tentara atau tuxedo yang cenderung kaku. Lihatlah tidak ada seorang ekonom yang baik dalam pekerjaannya yang kehidupan sehari-hari di luar pekerjaannya bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi. Seseorang menjadi baik pada bidangnya ketika orang tersebut menerapkan pola hidup sebagai orang yang baik di bidangnya bukan sekedar berusaha menjadi orang yang baik di bidangnya. Seorang pekerja kreati di perusahaan periklanan yang baik menjalani hidup kreati, bukan sekedar hidup sebagai pekerja kreati. Cara mereka berpikir,
132 EDISI
XI / 2008
THEINSPIRATION
seorang otograer yang sukses dikenal bukan melalui kamera yang mereka gunakan, bukan dikenal melalui kaos yang mereka gunakan tapi melalui karyakaryanya. cara mereka mengambil kesimpulan, lagu-lagu yang mereka dengarkan, baju yang mereka kenakan, segala sesuatunya mencerminkan gaya hidup kreati. Seorang otograer ashion yang baik, sehari-harinya juga tampil dengan pakaian yang up to date, tidak ketinggalan jaman, tidak salah kostum. Seorang otograer jurnalistik yang baik cenderung memiliki kepekaan di atas rata-rata dalam menangkap peristiwaperistiwa hidup. Apa hubungannya semua ini dengan “kesombongan” kami “menghakimi” orang-orang yang menggunakan
atribut bernada narsis? Sederhana saja, ketika anda ingin menjadi seorang otograer yang baik, jalanilah cara hidup otograer yang baik. Dan (maa), saya belum pernah melihat seorang otograer yang sukses mengenakan atribut narsis. Mengapa mereka tidak mengenakan atribut semacam
itu? Karena seorang otograer yang sukses dikenal bukan melalui kamera yang mereka gunakan, bukan dikenal melalui kaos yang mereka gunakan tapi melalui karya-karyanya. Beberapa tahun yang lalu seorang kenalan saya yang juga seorang otograer senior di Thailand pernah mendapatkan hadiah dari seorang ans nya. Kaos itu bertuliskan “I’m the best photographer in town”. Namun tidak pernah sekali pun ia mengenakan kaos itu. Ia pun berkata “Ketika saya menggunakan kaos itu, seolah-olah saya telah berteriak kepada dunia bahwa oto saya terlalu buruk untuk membuat orang percaya bahwa saya otograer yang sangat baik sehingga saya memerlukan sebuah kaos untuk mengkomunikasikan hal itu.”
“Ketika saya menggunakan kaos itu, seolah-olah saya telah berteriak kepada dunia bahwa oto saya terlalu buruk untuk membuat orang percaya bahwa saya otograer yang sangat baik sehingga saya Tidak ada yang salah dengan kaos memerlukan itu, tidak ada yang salah juga dengan dengan kaos itu, tidak ada yang sebuah kaos tulisan salah juga dengan orang yang menguntuk mengko- gunakan kaos itu. Namun ketika anda munikasikan hal ingin menjadi otograer yang baik dan itu.” anda menggunakan kaos semacam itu, EDISI XI / 2008
133
THEINSPIRATION
cara hidup bagaikan sebuah plat cetakan. Sementara hasil oto kita adalah hasil cetakan tersebut. Nah bagaimana kita bisa menghasilkan sebuah oto yang sempura ketika “cetakan” yang berupa cara hidup saja ternoda dan terdistorsi oleh sebuah cara hidup yang tidak tepat. artinya anda baru pada tahap berusaha menjadi otograer, otograer, belum berusaha hidup sebagai otograer dengan pola pikir dan cara hidup seorang otograer. otograer. Menjadi seorang seniman tidak cukup dengan berusaha membuat check list hal-hal yang membuat orang menjadi seniman, tapi dengan menjalani gaya hidup sebagai seniman. Kaos hanya salah satu dari sekian banyak cara hidup, namun itu tetap berpengaruh. Jika harus dirunut satu per satu, cara
134 EDISI
XI / 2008
WHERETOFIND
hidup macam apa lagi yang tidak dilakukan oleh seorang otograer yang baik, tergantung seperti siapa dan seberapa hebat anda ingin menjadi seorang otograer? Yang saya yakini, cara hidup bagaikan sebuah plat cetakan. Sementara hasil oto kita adalah hasil cetakan tersebut. Nah bagaimana kita bisa menghasilkan sebuah oto yang sempura ketika “cetakan” “ceta kan” yang berupa cara hidup saja ternoda dan terdistorsi oleh sebuah cara hidup yang tidak tepat. Buatlah cetakan yang baik tanpa ternoda dan terdistorsi baru anda bisa menghasilkan hasil cetakan yang bagus. Buatlah cetakan yang bagus dengan menjalani cara hidup otograer yang baik baru anda bisa menghasilkan oto yang baik. Foto yang kita hasilkan hanyalah produk dari cara hidup. Kemampuan otogras kita hanyalah produk dari cara hidup otograer yang baik. Untuk itu, bagi anda yang ingin men jadi otograer yang baik hiduplah seperti seorang otograer yang baik, cara berpikirnya, kedewasaan emosi, cara berpakaian, cara memilih kamera, dan lain sebagainya. Karena bagi seorang otograer yang baik, otogra bukan sekedar pekerjaan tapi cara hidup.
EDISI XI / 2008
135
THEEXPLORATION
THEEXPLORATION
EXOTISME ABSTRAK DENGAN KAMERA TOSS BY THE LIGHT & NOVIJAN SANJAYA Pada penampilan perdana rubrik ini kami m engajak anda semua untuk bermainmain dengan kamera anda untuk menghasilkan sebuah k arya oto yang unik. Teknik ini disebut camera toss. Walaupun bukan teknik yang sama sekali baru, namun teknik ini belum begitu popular di Indonesia. Prinsip dasar camera toss adalah pemotretan dengan slow speed sambil menggerakkan atau bahkan melempar kamera. Pada dasarnya teknik ini mirip dengan painting with light, perbedaannya teknik ini cameranya yang bergerak sementara pada teknik painting with light sumber cahayanya yang digerakkan. Teknik ini diciptakan dengan terinspirasi pada sebuah teknik melukis di mana bukan kuasnya yang bergerak namun kanvasnya yang digerakkan. Beberapa tahun yang lalu, teknik ini pernah sangat populer terutama di Negara-negara eropa. Hanya saja karena waktu itu belum ditemukan media digital, proses pemotretannya jadi jauh lebih susah karena tidak bisa dipreview secara langsung. Prinsip dasar teknik ini bukan untuk mencari tahu atau memunculkan bentuk dan wujud benda yang dioto secara sempurna, melainkan mencari bentukan baru dari hasil yang didapatkan ketika memotret sambil menggerakkan kamera. Teknik
136 EDISI
XI / 2008
EDISI XI / 2008
137
THEEXPLORATION
THEEXPLORATION
ini sebenarnya berusaha memberi atau menghadirkan elemen gras dengan otogra. Penguasaan logika dasar lighting men jadi penting dalam teknik ini. Seperti pada pengetahuan dasarnya bahwa otogra berasal dari 2 kata yaitu oto yang berarti cahaya dan gra yang berarti lukisan. Artinya, siapapun tidak bisa menghasilkan lukisan yang bagus melalui otogra jika tidak mengerti cahaya. Menariknya teknik ini selain bentukan baru yang didapatkan adalah keleluasaan penggunaan kamera dalam melakukan teknik ini. Anda bisa melakukan teknik ini bahkan dengan kamera handphone sek alipun. Yang
dibutuhkan hanyalah sumber cahaya dan sebuah benda atau moti yang akan membantu menciptakan bentukan baru. Perbedaan lain teknik camera toss dengan teknik light painting adalah pada teknik light painting obyek terekan lebih jelas sehingga hasilnya cenderung naturalis. Sementara camera toss akan menghasilkan bentukan baru yang cenderung abstrak gras. Untuk melakukan hal ini, disarankan anda menggunakan background
138 EDISI
XI / 2008
EDISI XI / 2008
139
THEEXPLORATION
140 EDISI
XI / 2008
THEEXPLORATION
EDISI XI / 2008
141
THEEXPLORATION
THEEXPLORATION
kamera, mengayunnya atau bahkan mendekatkan atau menggeser kamera dari kiri ke kanan. Untuk menciptakan hasil yang halus gerakan tangan harus halus dan tanpa hentakan. Mulailah dengan gerakan berpola yang lentur. Perhatikan kombinasi warna yang anda hadirkan dengan lighting equipment dan karakter bentuk yang dioto. Lebih mudah menggunakan continues light dalam melakukan teknik ini.
hitam berbahan bludru karena bludru menyerap cahaya sehingga sumber cahaya bisa benar-benar outstanding. Teknik camera toss bisa dimulai dengan menempatkan sebuah bentuk di atas background yang sudah dipilih sebelumnya. Setelah diberi pencahayaan secukupnya, anda pun bisa memotret dengan speed rendah. Sambil memotret shutter release gerakkan lah kamera anda sambil tetap memastikan obyek yang dioto tetap berada dalam rame viewnder. Gerakkan yang dilakukan bisa sekedar memutar
142 EDISI
XI / 2008
Jika sudah mulai menemui bentuk yang menarik, cobalah bereksperimen dengan juga menggerakkan bendanya. Untuk teknik ini anda bisa menggunakan CD yang diputar seperti uang logam. Ketika sedang berputar lakukanlah teknik camera toss. Beberapa benda yang bisa digunakan dalam mencoba teknik ini adalah benda-benda yang permukaannya mengeluarkan reeksi seperti CD, stainless, kaca, dll. Pada akhirnya untuk menghasilkan oto yang menarik banyaklah ber latih. Selamat mencoba.
EDISI XI / 2008
143
THEEXPLORATION
144 EDISI
XI / 2008
THEEXPLORATION
EDISI XI / 2008
145
WHERETOFIND
PROCOMMENT
KOMENTAR PROFESSIONAL PHOTOGRAPHER TENTANG THE LIGHT “The Light adalah shelter “melihat” tanpa batas. Suatu inniti yang menghubungkan penglihatan sebagai visi.” - Oscar Motuloh “Satu terobosan teknologi: eMag otogra, mudah diterima massa karena isinya. Teknologi dimanaatkan untuk keperluan manusia, memangkas harga.” - Sonny Sandjaya “The Light... kemajuan dunia photography ada di tangan anda... Terus dukung photographer Indonesia. Sukses selalu.” - Heret Frasthio -
146 EDISI
XI / 2008
EDISI XI / 2008
147
PROCOMMENT
“The Light Magazine is an outstanding magazine. The variety o photograp photographs hs eatured each month really makes this magazine stand out. Photographs and photographers (amateurs and proessionals) eatured range rom architectural, ashion, beauty, glamour, ood, photo journalism, editorial, commercial, and underwater photography photography which spans the interests o the amateur and proessional alike. There are many talented photographers photograp hers in Indonesia, and it is nice to showcase these talents in this magazine. My advice to make the magazine even better? I would make the magazine more accessible. Currently, one must “sign-up” and create an account to get access to the magazine. Most viewers will not take the time to do this losing possible customers. I the magazine was on the world wide web and accessible to anyone, more exposure could be brought to Indonesian photographers and the magazine. Also, it would be nice to provide contact inormation or the photographers eatured in the magazine by providing either their website, blog or email address. Photographers Photographers are always looking or ways to increase their exposure, and The Light is a great way to increase our exposure, but i potential customers have no way o contacting us, what is the point?” - Scotty Graham -
PROCOMMENT
“Many magazines come and go, only a ew that survive. Among those little numbers, only one or two that can make a diference to their readers. Be one o them, always! Happy Birthday!” -Jerry Aurum-
“Saya mau menyarankan agar publikasi The Light diperluas. Sayang sekali majalah sebagus ini dengan artikel yang kaya kalau hanya dinikmati oleh sedikit orang. Terus maju, jangan cepat puas walaupun menurut saya The Light is the best photography magazine in Indonesia/South East Asia in 2007. Umur setahun saja sudah bisa seperti ini. Semoga tahun kedua lebih heboh lagi. Selamat ulang tahun The Light.” -Suherry Arno“So ar bagus. Terutama sama perspective yang sangat berbeda. Two thumbs up! Cuma mungkin harus sedikit membumi.” -Novijan Sanjaya-
“Setelah baca The Light saya makin banyak tahu.” -Mbah Uyo148 EDISI
XI / 2008
EDISI XI / 2008
149
PROCOMMENT
“The Light Magazine lahir sebagai media alternati buat penggemar photography photography di Indonesia. Gue salut sama semangat kalian untuk tetap berkarya di The Light Magz.” -Henky Christianto“Saya senang sekali dengan adanya The Light Magazine yang berupa pd. Mudah untuk dibaca, isinya sangat inormative dan bagus. Kedepannya lebih ditingkatkan ditingkatkan lagi saja kualitas isinya. Sukses buat The Light.” -Ajie Lubis‘Selamat ultah. Semoga menambah reerensi otogra Indonesia. Thanks oto jurnalistik mendapat tempat di dalamnya.” -Agus Susanto“Selamat ulang tahun ke-1 untuk The Light. Mudah-mudahan masa depan isinya lebih baik & mengulas masalahmasalah otogra proessional bukan saja teknis otonya tapi juga tentang bisnis otogranya.” -Iswanto Soerjanto-
150 EDISI
XI / 2008
PROCOMMENT
“Menurut saya The Light dalam bentuk pd online eekti dan mudah. Contentnya (isi + design) bagus & edukati. Tapi promosinya kurang. Mungkin harus coba diiklankan di media cetak bukan otogra untuk menjangkau publik lebih luas. Banyak yang belum tahu.” -Agustinuss Sidarta-Agustinu “Aku hanya berdoa semoga The Light umur panjang. Nggak seperti media-media otogra kita yang lain, selalu umurnya pendek.” -Roy Genggam-
“Dunia otogra selalu mengalami pembaharuan dari jaman ke jaman. Namun estetika mendasarnya tidak pernah berubah yaitu sensitivitas. Dan The Light Magz sangat sensitive dalam memberikan inormasi yang betul-betul kompetiti dan berguna untuk dunia otogra. Selamat untuk The Light dan sukses.” -Moh. Leo Lumanto-
EDISI XI / 2008
151
PROCOMMENT
“Bravo untuk The Light. Nggak kerasa sudah 1 tahun ya. Kritik dari saya mungkin hanya masalah editor tulis perlu lebih teliti saja karena masih suka aja ada kurang huru dan salah tik nya. Masalah waktu terbit, kudu lebih pasti saja. Saran, kenapa nggak bikin system kayak jpgmagazine. Pembaca bisa upload oto dan kalau bagus dipublish. Selamet sekali lagi untuk The Light Magz.” -Krisna Satmoko“Tetap semangat. Bikin masakan yang variati, enak di mulut, enak dicerna, enak di hati. Salam dan sukses selalu.” -Ardiles Rante“Congratulation to the rst anniversary o The Light Magz! It “Congratulation was a good start but denitely still need to improve its visual presentation soon i it’s to be considered as a seriously-good Indonesian photography e-magazine. Success or the coming years.” -Lans Brahmantyo-
PROCOMMENT
“Menurut aku ormatnya sudah bagus sih. Cuma mungkin ditambah dengan pengetahuan teknis otogra untuk pemula baik untuk jurnalis, oto salon dan aliran lainnya.” -Supriatin“Majalah online, cerdas dan mencerdaskan. Itu predikat yang patut diberikan pada The Light. Happy Anniversary.” -Goenadi Harianto-
“Ane nggak punya komen banyak karena The Light udah keren abisss. Sedikit saran, The Light harus road show keluar daerah.” -Tjandra Amin“Semoga semakin maju dan tetap menjadi sumber inormasi utama yang memperkaya visi para pencinta otogra Indonesia” -Nicoline Patricia Malina-
“Selama ini aku belajar sama bule-bule di pantai. Setelah ada The Light, aku jadi punya tambahan guru. Well go or it. Viva The Light & sukses.” -Piping-
152 EDISI
XI / 2008
EDISI XI / 2008
153
WHERETOFIND
WHERETOFIND
JAKARTA
Perhimpunan Fotograf Taru-
CybiLens
Jl. KH Hasyim Ashari No. 18, Jakarta POIsongraphy
TelefkomFotograf
manegara
PT Cyberindo Aditama, Mang-
SUSAN + PRO
ConocoPhillips d/a Ratu Prabu 2
Kampus Universitas Pasundan
Universitas Pro. Dr. Moestopo (B),
Kampus I UNTAR Blok M Lt. 7 Ruang
gala Wanabakti IV, 6th oor. Jl.
Kemang raya No. 15 Lt.3, Jakarta
jl.TB.Simatupang kav 18
Jl. Setiabudi No 190, Bandung
Jalan Hang Lekir I, JakPus
PFT. Jl. Letjen S. Parman I JakBar
Gatot Subroto, jakarta 10270
12730
Jakarta 12560
TASIKMALAYA
Indonesia Photographer
Pt. Komatsu Indonesia
FSRD Trisakti
e-Studio
NV Akademie
Eco Adventure Community
Organization (IPO)
Jl. Raya Cakung Cilincing Km. 4
FSRD Trisakti, Kampus A. Jl. Kyai
Wisma Starpage, Salemba Tengah
Jl. Janur Elok VIII Blok QG4 No.15
Jl. Margasari No. 34 Rt. 002/ 008,
Studio 35, Rumah Samsara, Jl.
Jakarta Utara 14140
Tapa, Grogol. Surat menyurat: jl.
No. 5, JKT 10440
Kelapa Gading permai
Rajapolah, Tasikmalaya 46155
Bunga Mawar, no. 27, Jakarta
LFCN (Lembaga Fotograf
Dr. Susilo 2B/ 30, Grogol, Jakbar
VOGUE PHOTO STUDIO
Jakarta 14240
Selatan 12410
Candra Naya)
SKRAF (Seputar Kamera
Ruko Sentra Bisnis Blok B16-17,
Unit Seni Fotograf IPEBI (USF-
Komplek Green Ville -AW / 58-59,
Fikom)
Tanjung Duren raya 1-38
BEKASI
PRISMA (UNDIP)
IPEBI)
Jakarta Barat 11510
Universitas SAHID Jl. Pro. Dr.
Shoot & Print
Lubang Mata
PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa)
Komplek Perkantoran Bank
HSBC Photo Club
Soepomo, SH No. 84, Jak-Sel
jl. Boulevard Raya Blok FV-1 no. 4,
Jl. Pondok Cipta Raya B2/ 28, Bekasi Joglo Jl. Imam Bardjo SH No. 1
Indonesia, Menara Sjarud-
Menara Mulia Lt. 22, Jl. Jendral
12870
Kelapa Gading Permai, jkt
Barat, 17134
din Prawiranegara lantai 4, Jl.
Gatoto Subroto Kav. 9-11, JakSel
One Shoot P hotography
Q Foto
MH.Thamrin No.2, Jakarta
12930
FIKOM UPI YAI jl. Diponegoro no.
Jl. Balai Pustaka Timur No. 17,
BANDUNG
Club
UKM mahasiswa IBII, Fotograf
XL Photograph
74, JakPus
Rawamangun, Jkt
PAF Bandung
FISIP UNDIP
Institut Bisnis Indonesia (FOBI)
Jl. Mega Kuningan Kav. E4-7 No. 1
Lasalle College
Digital Studio College
Kompleks Banceuy Permai Kav A-17, Jl. Imam Bardjo SH. No.1, Semarang
Kampus STIE-IBII, Jl Yos Sudarso
JakSel
Sahid Oce Boutique Unit D-E-F
Jl. Cideng Barat No. 21 A, Jak-Pus
Bandung 40111
Kav 87, Sunter, Jakarta Utara
Kelompok Pelajar Peminat
(komp. Hotel Sahid Jaya). Jl.
Darwis Triadi School o Photog- Jepret
Perhimpunan Penggemar
Fotograf SMU 28
Jend Sudirman Kav. 86, Jakarta
raphy
Sekretariat Jepret Lt. Basement
Fotograf Garuda Indonesia
Jl. Raya Ragunan (Depan RS Pasar
1220
jl. Patimura No. 2, Kebayoran Baru
Labtek IXB Arsitektur ITB, Jl Ganesha Ady Photo Studio
(PPFGA)
Minggu) JakSel
Jurusan Ilmu Komunikasi
eK-gadgets centre
10, Bandung
PPFGA, Jl. Medan Merdeka Selatan
FreePhot (Freeport Jakarta
Universitas Al-Azhar Indo-
Roxy Square Lt. 1 Blok B2 28-29, Jkt Spektrum (Perkumpulan Unit
Teuku Umar 24 Semarang
No.13, Gedung Garuda Indonesia
PhotographyCommunity)
nesia
Style Photo
Fotograf Unpad)
Pandawa7 digital photo studio
Lt.18
PT Freeport Indonesia Plaza 89, 1st
Jl. S isingamangaraja isingamangaraja,, Kebayoran
Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Gedung
jl. Raya Jatinangor Km 21 Sumed-
Jl. Wonodri sendang raya No. 1068C,
Komunitas Fotograf Psikologi
Floor
baru, Jak-Sel, 12110
AMDI-B, Sunter JakUt, 14330
ang, Jabar
Semarang
Atma Jaya, JKT
Jl. Rasuna Said Kav X-7 No. 6
LSPR Photography Club
Neep’s Art Institute
PadupadankanPhotography
Kloz-ap Photo Studio
Jl. Jendral Sudirman 51, Ja-
PSFN Nothoagus (Perhimpu-
London School o Public Relation
Jl. Cideng Barat 12BB, Jakarta
Jl. Lombok No. 9S Bandung
Jl. Kalicari Timur No. 22 Semarang
karta.Sekretariat Bersama Fakultas
nan Seni Fotograf PT Freeport
Campus B (Sudirman Park Oce
V3 Technology
Studio intermodel
DINUSTECH
Psikologi Atma Jaya Ruang G. 100
Indonesia)
Complex)
Mall ambassador Lt.UG/47. Jl. Pro
Jl. Cihampelas 57 A, Bandung 40116 Jl. Arjuna no. 36, Semarang
Studio 51
PT Freeport Indonesia Plaza 89, 1st
Jl. KH Mas Mansyur Kav 35
Dr. Satrio, Kuningan, Jakarta
Lab Teknologi Proses Material ITB
Unversitas Atma Jaya, Jl. Jendral
Floor
Jakarta Pusat 10220
Cetakoto.net
Jl. Ganesha 10 Labtek VI Lt. dasar,
Sudirman 51, Jakarta
Jl Rasuna Said Kav X-7 No. 6
FOCUSNUSANTARA
Kemang raya 49D, Jakarta 12730
Bandung
154 EDISI
XI / 2008
Satyabodhi
SEMARANG
Semarang 50243 MATA Semarang Photography
DIGIMAGE STUDIO Jl. Setyabui 86A, Semarang Jl. Pleburan VIII No.2, Semarang 50243 d/a Kanwil Bank BRI Semarang, Jln.
50131
EDISI XI / 2008
155
WHERETOFIND
WHERETOFIND
SOLO
Jurusan Fotograf
MALANG
MEDAN
PONTIANAK
GORONTALO
HSB (Himpunan Seni Ben-
Fakultas Seni Media Rekam
MPC (Malang Photo Club)
Medan Photo Club
PontianakDeviantart
MasyarakatFotograf
gawan)
Institut Seni Indonesia
Jl. Pahlawan Trip No. 25 Malang
Jl. Dolok Sanggul Ujung No. 4 Samping
CP: Bryan Tamara
Gorontalo
Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ 011,
Kolam Paradiso Medan, Sumatra Utara
0818198901
Graha Permai Blok B-18, Jl.
Solo 57156
Jl. Parangtritis Km. 6,5 Yogyakarta JUFOC (Jurnalistik Fotograf Kotak Pos 1210 Club)
Lembaga pendidikan seni
UKM Fotograf Lens Club
student Centre Lt. 2 Universitas
UKM FOTOGRAFI USU
KALTIM
dan design visimedia college
Universitas Sanata Dharma
Muhammadiyah Malang. Jl. Raya
Jl. Perpustakaan no.2 Kampus USU
Badak Photographer Club (BPC)
Jl. Bhayangkara 72 Solo
Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta
Tlogomas No. 246 malang, 65144
Medan 20155
ICS Department, System Support
AMBON
55281
UKM KOMPENI (Komunitas
Section, PT BADAK NGL, Bontang,
Perorma (Perkumpulan
YOGYAKARTA
20213
Rambutan, Huangobotu, Dungingi, Kota Gorontalo
Mahasiswa Pecinta Seni)
BATAM
Kaltim, 75324
Fotograer Maluku)
kampus STIKI (Sekolah Tinggi
Batam Photo Club
KPC Click Club/PT Kaltim Prima
jl. A.M. Sangadji No. 57 Am-
Perumahan Muka kuning indah Blok
Coal
bon. (Depan Kantor Gapensi
C-3, Batam 29435
Supply Department (M7 Buliding),
kota Ambon/ Vivi Salon)
Atmajaya Photography club
SURABAYA
Gedung PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. babarsari no. 007
Himpunan Mahasiswa Pengge- Inormatika Indonesia) Malang, Jl. mar Fotograf (HIMMARFI) Raya Tidar 100
yogyakarta
Jl. Rungkut Harapan K / 4, Surabaya
“UKM MATA” Akademi Seni
AR TU PIC
JEMBER
PEKANBARU
Rupa dan Desain MSD
UNIVERSITAS UNIVERSIT AS CIPUTRA Waterpark
UFO (United Fotograer Club)
CCC (Caltex Camera Club)
SAMARINDA
ONLINE PICK UP POINTS:
Jalan Taman Siswa 164 Yogya-
Boulevard, Citra Raya. Surabaya
Perum taman kampus A1/16 Jember
PT. Chevron Pasifc Indonesia, SCM-
MANGGIS-55 STUDIO (Samarin-
www.estudio.co.id
karta 55151
60219
68126, Jawa Timur
Planning, Main Oce 229, Rumbai,
da Photographers Community)
http://charly.silaban.
Uni Fotograf UGM (UFO)
FISIP UNAIR
Univeritas Jember (UKPKM
Pekanbaru 28271
Jl. Manggis No. 55 Vooro, Sa-
net/
Gelanggang mahasiswa UGM,
JL. Airlangga 4-6, Surabaya
Tegalboto)
marinda Kaltim
www.studiox-one.com
Bulaksumur, Yogya
Hot Shot Photo Studio
Unit Kegiatan Pers Kampus Maha-
Fotograf Jurnalistik Club
Ploso Baru 127 A, Surabaya, 60133 siswa Universitas Jember Toko Digital jl. Kalimantan 1 no 35 komlek ged.
Malahayatii P hotography Club Malahayat
SOROWAKO
Jl. Pramuka No. 27, Kemiling, Bandar
SorowakoPhotographers
Lampung, 35153. Lampung-Indonesia.
Society
FOTKOM 401
Ambengan Plasa B23. jl Ngemplak PKM Universitas Jember 68121 No. 30 Surabaya
Telp. (0721) 271114
General Facilities & Serv. Dept -
gedung Ahmad Yani Lt.1
Sentra Digital
Kampus FISIPOL UPN “Veteran”
Pusat IT Plasa Marina Lt. 2 Blok A-5. Magic Wave Jl. Margorejo Indah 97-99 Surabaya Kubu Arcade at Kuta Bungalows
Kampus 4 FISIP UAJY Jl BabarsariYogyakarta
yogyakarta. Jl Babasari No.1, Tambakbayan, Yogyakarta,
TRAWAS
55281
VANDA Gardenia Hotel & Villa
PT Kaltim Prima Coal, Sangatta
LAMPUNG
BALI
DP. 27, (Town Maintenance) - Jl.
BALIKPAPAN
Sumantri Brojonegoro, SOROWAKO
FOBIA
91984 - LUWU TIMUR, SULAWESI
Bloc A3/A5/A6 Jl. Benesari,
Indah Foto Studio Komplek Ruko
SELATAN
Legian-kuta
Bandar Klandasan Blok A1, Balikpapan 76112
Jl. Raya Trawas, Jawa Timur
156 EDISI
XI / 2008
EDISI XI / 2008
157