7 0 0 2 / 3 I S I D E
FREE
EDISI III / 2007
1
www.thelightmagz.com
TABLEOFCONTENT
THEEDITORIAL
Satu edisi lagi selesai. Ada beberapa improvement yang kami lakukan, seperti ukuran oto yang
Fashion photography Hary Subastian Fine art photography Nico Darmadjungen Liputan Utama Being a commercial photogarapher Jurnalistic photography Enny Nuraheni The Inspiration kreatitas bergantung alat Pro comment Wedding photography Perak Mas (Gondo S) Commercial Photography Henky Christianto Lepasan Do you have guts?
6 25 42 59 78 85 87 101 137
kini lebih besar dan lebih banyak, walaupun berdampak berdampak pada jumlah halaman dan juga besar ukuran le. Namun belajar dari edisi-edisi sebelumnya, tampaknya tampaknya hal ini tidak akan menjadi masalah. Perubahan Perubahan ke arah lebih baik akan terus kami lakukan. Dan pada edisi mendatang pun anda akan semakin dimanjakan dengan beberapa perkembangan yang sudah kami rencanakan dari sekarang. Tunggu saja tanggal mainnya. Menyikapi beberapa komentar dan permintaan yang masuk mengenai rubrik tutorial, step by step, lighting diagram, data teknis, dan lain sebagainya kami memilih untuk tidak menghadirkan hal-hal tersebut dalam majalah ini. Semata-mata karena alasan untuk mendidik pehobi otograer untuk lebih MENGERTI FOTOGRAFI, bukan MENGHAPAL FOTOGRAFI. Sejak didirikan, THE LIGHT mengambil posisi sebagai inspirasi bagi para pehobi otogra, bukan buku pelajaran dimana anda bisa menemukan dan menghapalkan lighting diagram membosankan yang berakibat pada keluhan banyak otograer proesional bahwa otograer sekarang tidak memiliki karakter. Bagaimana tidak, jika lighting diagram dan hal-hal teknisnya dihapal. Pertimbangan lain adalah karena kami ingin menjadikan THE LIGHT sebagai sumber inspirasi yang akan selalu menarik bagi anda bahkan ketika anda sudah dalam level yang berbeda. Bayangkan bagaimana tidak menariknya majalah ini bagi anda jika masih menampilkan lighting diagram dan hal teknis lainnya padahal anda sudah dalam level yang jauh lebih advanced dari sekarang. Untuk itu, biarlah lighting diagram dan data teknis menjadi “barang dagangan”
ABOUT THE COVER PHOTOGRAPHER: HENKY CHRISTIANTO MAKE UP: QIQI FRANKIE MODEL: DIGITAL IMAGING IMAGING:: LAURA MAGIC WANT
majalah lain yang memang menyasar segmen pemula. Pada akhirnya, terima kasih atas respon luar biasa yang telah diberikan dan selamat membaca. Redaksi “Hak cipta foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan, dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang menggunakan foto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa seijin pemiliknya.” pemiliknya.”
PT Imajinasia Indonesia, Jl. Pelitur no. 33A Jakarta, 47866725, www.thelightmagz.com, Pemimpin Perusahaan/Reda Perusahaan/Redaksi: ksi: Ignatius Untung, Technical Advisor: Gerard Adi, Redaksi:
[email protected], Contributor: C Production, Public relation: Prana Pramudya, Marketing: , Albert Ishak,
[email protected], Sirkulasi: Maria Fransisca Pricilia,
[email protected],
[email protected], Graphic Design: ImagineAsia, Webmaster: Gatot Suryanto
2
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
3
4
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
5
4
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FASHIONPHOTOGRAPHY
5
FASHIONPHOTOGRAPHY
HARY SUBASTIAN, MENITI KARIR MENJADI FOTOGRAFER MAJALAH Bagi para pehobi otogra terutama otogra ashion, nama Hary Subastian sepertinya bukan nama asing. Hary Subastian adalah salah satu otograer ashion senior di Indonesia. Saat ini ia bekerja di group majalah cosmopolitan. Pada kesempatan kali ini kami mendapat kehormatan untuk diperbolehkan berbincang-binca berbincang-bincang ng dengannya.
Hary mengenal otogra sudah sejak kelas
sendiri. Namun ketika sudah pada tahap
6 SD. Saat itu ia dipinjami sebuah kamera
kecanduan berat, ayahnya justru member-
rangender oleh ayahnya. Rupanya keinginan
hentikan dukungan nansialnya untuk hobi
ayahnya untuk menceburkan Hary ke dunia
otogra Hary tersebut. Alasannya karena
otogra sudah sangat besar. Segala macam
semakin lama pengeluaran Hary semakin
kebutuhan Hary untuk mempelajari otogra
besar di otogra.
disediakan oleh orang tuanya itu. Mulai dari lm hingga biaya untuk cuci cetak. Hary pun
Karena sudah terlanjur kecanduan dengan
makin dalam dan makin cinta pada otogra.
otogra, hari pun mencari cara untuk bisa
Ia mulai lebih serius mempelajari otogra
terus mendalami otogra walaupun tanpa
dengan banyak melihat buku dan majalah.
dukungan nansial dari orang tuanya. “Orang
Ia juga melakukan eksplorasi teknik otogra
kalau dalam posisi tertekan seringkali justru
6
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007 (c) Hary Subastian
7
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
HARY SUBASTIAN, MENITI KARIR MENJADI FOTOGRAFER MAJALAH Bagi para pehobi otogra terutama otogra ashion, nama Hary Subastian sepertinya bukan nama asing. Hary Subastian adalah salah satu otograer ashion senior di Indonesia. Saat ini ia bekerja di group majalah cosmopolitan. Pada kesempatan kali ini kami mendapat kehormatan untuk diperbolehkan berbincang-binca berbincang-bincang ng dengannya.
Hary mengenal otogra sudah sejak kelas
sendiri. Namun ketika sudah pada tahap
6 SD. Saat itu ia dipinjami sebuah kamera
kecanduan berat, ayahnya justru member-
rangender oleh ayahnya. Rupanya keinginan
hentikan dukungan nansialnya untuk hobi
ayahnya untuk menceburkan Hary ke dunia
otogra Hary tersebut. Alasannya karena
otogra sudah sangat besar. Segala macam
semakin lama pengeluaran Hary semakin
kebutuhan Hary untuk mempelajari otogra
besar di otogra.
disediakan oleh orang tuanya itu. Mulai dari lm hingga biaya untuk cuci cetak. Hary pun
Karena sudah terlanjur kecanduan dengan
makin dalam dan makin cinta pada otogra.
otogra, hari pun mencari cara untuk bisa
Ia mulai lebih serius mempelajari otogra
terus mendalami otogra walaupun tanpa
dengan banyak melihat buku dan majalah.
dukungan nansial dari orang tuanya. “Orang
Ia juga melakukan eksplorasi teknik otogra
kalau dalam posisi tertekan seringkali justru
6
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
7
(c) Hary Subastian
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
“Orang kalau dalam posisi tertekan seringkali justru menjadi lebih kreatif. kreatif.” ” menjadi lebih kreati.” Ungkapnya. Hari pun menemukan cara untuk bisa terus memperdalam otogra tanpa membebani kocek orang tuanya. Setiap harinya Hary selalu memburu temanteman wanita di sekolahnya untuk di oto dari jarak jauh (candid), terutama mereka yang banyak pengaggumnya. Selanjutnya utnya hasil otonya itu dicetak dan dijual ke teman-teman laki-laki yang tertarik dengan teman-teman wanitanya itu. Hasil menjual oto itu ia gunakan untuk membeli lm dan cuci cetak. Di sisi lain, kecintaannya untuk mendaki gunung dan bergabung dengan kelompok pecinta alam membuatnya memiliki kesempatan banyak untuk memiliki oto landscape yang menarik. Dan sekali lagi Hary menemukan cara untuk membiayai hobinya tersebut. Hary menjual oto-oto landscapenya tersebut ke teman-teman wanitanya. Perjalanan hidup Hary di otogra berlanjut ketika ia kuliah di IISIP Jakarta. Ketika duduk di semester 2 masa kuliahnya, sebuah majalah terbitan Amerika serikat menawarinya menjadi kontributor oto untuk seni dan budaya. Hary pun menyambut tawaran itu. Berselang beberapa waktu, Hary berpindah bekerja untuk sebuah majalah otomoti. Di sana ia banyak melakukan pemotretan landscape di samping memotret sepeda motor motor.. Namun lama kelamaan memotret landscape menjadi sedikit membosankan bagi Hary. Hary berpikir untuk menambahkan model pada setiap oto landscape atau otomotinya. “Bahkan kalau ke daerah lain, saya biasa nyari sinden atau warga setempat yang menarik untuk dijadikan model oto saya.” Kenangnya. Perjalanan Hary berpindah-pindah dari satu majalah yang satu ke yang lain akhirnya berhenti
8
EDISI III / 2007
(c) Hary Subastian
EDISI III / 2007
9
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
“Orang kalau dalam posisi tertekan seringkali justru menjadi lebih kreatif. kreatif.” ” menjadi lebih kreati.” Ungkapnya. Hari pun menemukan cara untuk bisa terus memperdalam otogra tanpa membebani kocek orang tuanya. Setiap harinya Hary selalu memburu temanteman wanita di sekolahnya untuk di oto dari jarak jauh (candid), terutama mereka yang banyak pengaggumnya. Selanjutnya utnya hasil otonya itu dicetak dan dijual ke teman-teman laki-laki yang tertarik dengan teman-teman wanitanya itu. Hasil menjual oto itu ia gunakan untuk membeli lm dan cuci cetak. Di sisi lain, kecintaannya untuk mendaki gunung dan bergabung dengan kelompok pecinta alam membuatnya memiliki kesempatan banyak untuk memiliki oto landscape yang menarik. Dan sekali lagi Hary menemukan cara untuk membiayai hobinya tersebut. Hary menjual oto-oto landscapenya tersebut ke teman-teman wanitanya. Perjalanan hidup Hary di otogra berlanjut ketika ia kuliah di IISIP Jakarta. Ketika duduk di semester 2 masa kuliahnya, sebuah majalah terbitan Amerika serikat menawarinya menjadi kontributor oto untuk seni dan budaya. Hary pun menyambut tawaran itu. Berselang beberapa waktu, Hary berpindah bekerja untuk sebuah majalah otomoti. Di sana ia banyak melakukan pemotretan landscape di samping memotret sepeda motor motor.. Namun lama kelamaan memotret landscape menjadi sedikit membosankan bagi Hary. Hary berpikir untuk menambahkan model pada setiap oto landscape atau otomotinya. “Bahkan kalau ke daerah lain, saya biasa nyari sinden atau warga setempat yang menarik untuk dijadikan model oto saya.” Kenangnya. Perjalanan Hary berpindah-pindah dari satu majalah yang satu ke yang lain akhirnya berhenti
8
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
9
(c) Hary Subastian
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
(c) Hary Subastian
10
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
11
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
(c) Hary Subastian
10
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FASHIONPHOTOGRAPHY
11
FASHIONPHOTOGRAPHY
di majalah Harper’s Bazaar setelah sebelumnya sempat bekerja pada majalah internal PT Pembangunan Jaya, majalah Aneka dan majalah Femina. Kecintaan Hary akan otogra ashion salah satunya karena team yang terlibat cukup banyak. Mulai dari klien yang memiliki bajunya, make up artis, model, stylist hingga otograer itu sendiri. “Di ashion eksplorasinya bisa lebih tak terbatas, baik dari warna, gerak, komposisi, dan sebagainya. Dan semuanya bisa kita kontrol.” Jelasnya. Untuk itu Hary sangat tertarik membuat karya oto yang kaya akan warna, Gerak dan komposisi yang dinamis. Namun begitu sesekali Hary melakukan pemotretan komersil di hari non kerja. “Kebanyakan klien pemotretan komersil saya nggak jauh dari produk ashion.” Ungkapnya. Ungkapnya. Untuk masalah ini Hary mengaku tidak mendapat hambatan dari kantor tempat ia bekerja selama tidak mengganggu jam kerja dan tidak ada confict o interest dengan majalah tempat ia bekerja. Bagi Hary otogra ashion adalah salah satu otogra yang paling dinamis. Hal ini mengikuti trend mode yang juga terus berubah. Untuk itu Hary mengaku sering mencari reerensi dari berbagai sumber. Mulai dari majalah dan buku ashion hingga website ashion. Peran seorang otograer pada otogra ashion akan sangat menentukan walaupun tidak jarang konsep justru datang dari ashion stylist. “Walaupun “Walaupun konsepnya dari stylist, tapi stylist kan nggak begitu ngerti lighting. Nah di situ otograernya bisa eksplorasi. Bahkan lebih jauh lagi sampai pemilihan property dan pemilihan warna otograer bisa banyak bermain di situ.” Ungkapnya. Misalnya untuk pemotretan
“Walaupun konsepnya dari stylist, tapi stylist kan nggak begitu ngerti lighting. Nah di situ fotografernya bisa eksplorasi. Bahkan lebih jauh lagi sampai pemilihan property & pemilihan warna, fotografer bisa banyak bermain di situ.”
dengan tema winter. Biasanya ashion stylist hanya datang dengan satu set pakaian winter. Peran otograer di situ sangat besar. Karena
12
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
13
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
di majalah Harper’s Bazaar setelah sebelumnya sempat bekerja pada majalah internal PT Pembangunan Jaya, majalah Aneka dan majalah Femina. Kecintaan Hary akan otogra ashion salah satunya karena team yang terlibat cukup banyak. Mulai dari klien yang memiliki bajunya, make up artis, model, stylist hingga otograer itu sendiri. “Di ashion eksplorasinya bisa lebih tak terbatas, baik dari warna, gerak, komposisi, dan sebagainya. Dan semuanya bisa kita kontrol.” Jelasnya. Untuk itu Hary sangat tertarik membuat karya oto yang kaya akan warna, Gerak dan komposisi yang dinamis. Namun begitu sesekali Hary melakukan pemotretan komersil di hari non kerja. “Kebanyakan klien pemotretan komersil saya nggak jauh dari produk ashion.” Ungkapnya. Ungkapnya. Untuk masalah ini Hary mengaku tidak mendapat hambatan dari kantor tempat ia bekerja selama tidak mengganggu jam kerja dan tidak ada confict o interest dengan majalah tempat ia bekerja. Bagi Hary otogra ashion adalah salah satu otogra yang paling dinamis. Hal ini mengikuti trend mode yang juga terus berubah. Untuk itu Hary mengaku sering mencari reerensi dari berbagai sumber. Mulai dari majalah dan buku ashion hingga website ashion. Peran seorang otograer pada otogra ashion akan sangat menentukan walaupun tidak jarang konsep justru datang dari ashion stylist. “Walaupun “Walaupun konsepnya dari stylist, tapi stylist kan nggak begitu ngerti lighting. Nah di situ otograernya bisa eksplorasi. Bahkan lebih jauh lagi sampai pemilihan property dan pemilihan warna otograer bisa banyak bermain di situ.” Ungkapnya. Misalnya untuk pemotretan
“Walaupun konsepnya dari stylist, tapi stylist kan nggak begitu ngerti lighting. Nah di situ fotografernya bisa eksplorasi. Bahkan lebih jauh lagi sampai pemilihan property & pemilihan warna, fotografer bisa banyak bermain di situ.”
dengan tema winter. Biasanya ashion stylist hanya datang dengan satu set pakaian winter. Peran otograer di situ sangat besar. Karena
12
EDISI III / 2007
FASHIONPHOTOGRAPHY
14 (c) Hary Subastian
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
13
FASHIONPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
15
FASHIONPHOTOGRAPHY
14
FASHIONPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
15
(c) Hary Subastian
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
jika otograer yang melakukan eksekusi tidak berhati-hati dan memperhatikan tiap detailnya maka konsep yang diinginkan tidak optimal dan menjadi janggal. “Misalnya ketika melakukan pemotretan dengan tema winter seharusnya oto yang dihasilkan jangan terlalu kuat kontrasnya, karena winter kan artinya minim matahari, jadi kontrasnya juga minim.” Jelasnya. Pemilihan Pemilihan warna pun juga harus berhati-hati, agar kesan winternya lebih menyatu maka warna yang dipilih pun juga
bertambahnya jam terbang. Bahkan seringkali
harus warna-warna “dingin”. Setiap detail ini
karakter justru terbentuk dengan sendirinya
lah yang seringkali dilupakan dan dianggap
tanpa disengaja. Proses pembentukan
remeh oleh otograer. Padahal justru dengan
karakter bisa dengan mengeksplorasi hal-hal
bantuan hal-hal detail seperti itu oto yang
kecil dalam otogra, mulai dari permainan
dihasilkan justru lebih sesuai dengan tema.
komposisi, permainan warna, kontras, tonal balance, hingga pada gerakan dan gesture.
Mengenai otograer masa kini yang semakin
Hary sendiri saat ini sedang sangat menyu-
lama semakin mirip otonya, Hary ber-
kai oto-oto dengan kontras tinggi, colorul
pendapat bahwa sebaiknya setiap otograer
dan terdapat motion. Namun hari mengaku
memiliki karakter pada setiap oto-otonya.
style harus terus berkembang sesuai dengan
Karakter bisa terbentuk sejalan dengan makin
perkembangan ashion itu sendiri. Hary mengakui bahwa keuntungan menjadi otograer inhouse sebuah majalah liestyle adalah dari network majalah tersebut. Seperti majalah Cosmopolitan tempat ia bekerja yang juga terdapat di beberapa Negara dengan konten local masing-masing. Setiap Negara
16
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
17
(c) Hary Subastian
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
jika otograer yang melakukan eksekusi tidak berhati-hati dan memperhatikan tiap detailnya maka konsep yang diinginkan tidak optimal dan menjadi janggal. “Misalnya ketika melakukan pemotretan dengan tema winter seharusnya oto yang dihasilkan jangan terlalu kuat kontrasnya, karena winter kan artinya minim matahari, jadi kontrasnya juga minim.” Jelasnya. Pemilihan Pemilihan warna pun juga harus berhati-hati, agar kesan winternya lebih menyatu maka warna yang dipilih pun juga
bertambahnya jam terbang. Bahkan seringkali
harus warna-warna “dingin”. Setiap detail ini
karakter justru terbentuk dengan sendirinya
lah yang seringkali dilupakan dan dianggap
tanpa disengaja. Proses pembentukan
remeh oleh otograer. Padahal justru dengan
karakter bisa dengan mengeksplorasi hal-hal
bantuan hal-hal detail seperti itu oto yang
kecil dalam otogra, mulai dari permainan
dihasilkan justru lebih sesuai dengan tema.
komposisi, permainan warna, kontras, tonal balance, hingga pada gerakan dan gesture.
Mengenai otograer masa kini yang semakin
Hary sendiri saat ini sedang sangat menyu-
lama semakin mirip otonya, Hary ber-
kai oto-oto dengan kontras tinggi, colorul
pendapat bahwa sebaiknya setiap otograer
dan terdapat motion. Namun hari mengaku
memiliki karakter pada setiap oto-otonya.
style harus terus berkembang sesuai dengan
Karakter bisa terbentuk sejalan dengan makin
perkembangan ashion itu sendiri. Hary mengakui bahwa keuntungan menjadi otograer inhouse sebuah majalah liestyle adalah dari network majalah tersebut. Seperti majalah Cosmopolitan tempat ia bekerja yang juga terdapat di beberapa Negara dengan konten local masing-masing. Setiap Negara
16
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
17
(c) Hary Subastian
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
punya ciri khas sendiri, dan oto-oto dari Negara lain itu bisa memperkaya reerensi Hary. Selain itu menjadi otograer inhouse membuat Hary bisa ikut ambil bagian lebih banyak pada setiap konsep otonya. Ditanya mengenai kasus tersulit yang pernah ia hadapi dalam melakukan pemotretan, Hary menjawab dalah ketika modelnya tidak begitu menarik sementara pakaian yang digunakan juga ribet dan juga lokasi yang terbatas aksesnya. Mengenai model yang tidak begitu menarik, Hary mengaku sesekali bisa diakali dengan photoshop dan juga make up. Selain itu Hary selalu mencoba menolong menolong dengan permainan angle dan komposisi yang bisa menutupi kelemahan model tersebut. Untuk itu Hary selalu memilih model yang relative tinggi, dengan bentuk tubuh yang proporsional, otogenic dan yang tidak kalah penting adalah memiliki attitude yang baik. “attitude itu penting banget. Model seberapa cantiknya kalau attitudenya jelek juga jadi susah dapetin oto bagus. Karena jadi nggak enak diajak kerjasama.” Ungkapnya. Selain hal teknis yang harus dikuasai seperti penguasaan lighting, Hary melihat sangat (c) Hary Subastian
18
perlunya mempelajari ekspresi dan gesture
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
19
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
punya ciri khas sendiri, dan oto-oto dari Negara lain itu bisa memperkaya reerensi Hary. Selain itu menjadi otograer inhouse membuat Hary bisa ikut ambil bagian lebih banyak pada setiap konsep otonya. Ditanya mengenai kasus tersulit yang pernah ia hadapi dalam melakukan pemotretan, Hary menjawab dalah ketika modelnya tidak begitu menarik sementara pakaian yang digunakan juga ribet dan juga lokasi yang terbatas aksesnya. Mengenai model yang tidak begitu menarik, Hary mengaku sesekali bisa diakali dengan photoshop dan juga make up. Selain itu Hary selalu mencoba menolong menolong dengan permainan angle dan komposisi yang bisa menutupi kelemahan model tersebut. Untuk itu Hary selalu memilih model yang relative tinggi, dengan bentuk tubuh yang proporsional, otogenic dan yang tidak kalah penting adalah memiliki attitude yang baik. “attitude itu penting banget. Model seberapa cantiknya kalau attitudenya jelek juga jadi susah dapetin oto bagus. Karena jadi nggak enak diajak kerjasama.” Ungkapnya. Selain hal teknis yang harus dikuasai seperti penguasaan lighting, Hary melihat sangat (c) Hary Subastian
18
perlunya mempelajari ekspresi dan gesture
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FASHIONPHOTOGRAPHY
19
FASHIONPHOTOGRAPHY
(c) Hary Subastian (c) Hary Subastian
20
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
21
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
(c) Hary Subastian (c) Hary Subastian
20
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FASHIONPHOTOGRAPHY
21
FASHIONPHOTOGRAPHY
bagi mereka yang tertarik menjadi otograer ashion. “banyak model yang cantik tapi (c) Hary Subastian
begitu disuruh ekspresi tertentu jadi nggak cantik lagi. Maka dari itu perlu dipelajari lebih dulu.” Ungkapnya. Untuk itu Hary juga merasa perlu untuk memperlakukan model dengan proporsional. “Saya selalu memperlakukan model kayak teman aja. Jangan Cuma dijadiin obyek oto. Karena akan jadi susah komunikasinya. Levelnya harus sama dulu baru enak komunikasinya.” Ungkapnya. Di akhir perbincangan kami dengannya, kami menanyakan apakah ia tidak tertarik untuk berhenti bekerja sebagai otograer ashion dan menjadi otograer komersil mengingat bayaran yang didapat juga lebih besar. Hary pun menjawab “Di ashion, biarpun duitnya nggak sebesar komersil tapi stresnya juga (c) Hary Subastian
nggak sebesar ashion. Jadi yang penting un.” Ia pun bersyukur karena dengan menjadi otograer ashion ia bisa berteman banyak dengan berbagai kalangan mulai dari model, make up artist, stylist dan lain-lain.
22
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
23
FASHIONPHOTOGRAPHY
FASHIONPHOTOGRAPHY
bagi mereka yang tertarik menjadi otograer ashion. “banyak model yang cantik tapi (c) Hary Subastian
begitu disuruh ekspresi tertentu jadi nggak cantik lagi. Maka dari itu perlu dipelajari lebih dulu.” Ungkapnya. Untuk itu Hary juga merasa perlu untuk memperlakukan model dengan proporsional. “Saya selalu memperlakukan model kayak teman aja. Jangan Cuma dijadiin obyek oto. Karena akan jadi susah komunikasinya. Levelnya harus sama dulu baru enak komunikasinya.” Ungkapnya. Di akhir perbincangan kami dengannya, kami menanyakan apakah ia tidak tertarik untuk berhenti bekerja sebagai otograer ashion dan menjadi otograer komersil mengingat bayaran yang didapat juga lebih besar. Hary pun menjawab “Di ashion, biarpun duitnya nggak sebesar komersil tapi stresnya juga (c) Hary Subastian
nggak sebesar ashion. Jadi yang penting un.” Ia pun bersyukur karena dengan menjadi otograer ashion ia bisa berteman banyak dengan berbagai kalangan mulai dari model, make up artist, stylist dan lain-lain.
22
23
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WEDDINGPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
TOTALITAS SEORANG FOTOGRAFER AN INTERVIEW WITH NICO DARMADJUNGEN
Salah satu spesialisasi dalam otogra yang cukup jarang peminatnya di Indonesia adalah ne art photography. Setidaknya Setidaknya ini terlihat dari minimnya oto art yang bisa kita temui dengan mudah di web gallery, photo blog dan juga komunitas otogra online. Alasannya Alasannya bisa beragam, mulai dari kemampuan artistic yang tergolong terlalu spesik dan sulit untuk dipelajari hingga alasan klise seperti kurang menghasilkan uang. Jika kita lihat portolio otograer-otograer otograer-otograer senior kita, tidak sedikit dari mereka memiliki karya ne art. Ya, Ya, memang dahulu ne art photography seringkali menjadi salah satu karya otograer yang seakan-akan bisa menjadi pembuktian akan “jiwa seni” yang dimiliki otograer yang bersangkutan. Namun entah mengapa, semakin lama ne art photography semakin langka. Di tengah langkanya ne art otograer, kami menemui Nico Darmadjungen, seorang otograer ne art yang masih konsisten dan konsekuen dengan komitmennya untuk terus hidup bersama karya-karya ne artnya. Adalah salah satu kehormatan bagi kami untuk menjadi salah satu yang diperbolehkan berbicara hingga berjam-jam bersamanya, mengingat begitu selektinya ia terhadap permintaan interview dari majalah-majalah otogra yang ada.
24
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
25
WEDDINGPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
TOTALITAS SEORANG FOTOGRAFER AN INTERVIEW WITH NICO DARMADJUNGEN
Salah satu spesialisasi dalam otogra yang cukup jarang peminatnya di Indonesia adalah ne art photography. Setidaknya Setidaknya ini terlihat dari minimnya oto art yang bisa kita temui dengan mudah di web gallery, photo blog dan juga komunitas otogra online. Alasannya Alasannya bisa beragam, mulai dari kemampuan artistic yang tergolong terlalu spesik dan sulit untuk dipelajari hingga alasan klise seperti kurang menghasilkan uang. Jika kita lihat portolio otograer-otograer otograer-otograer senior kita, tidak sedikit dari mereka memiliki karya ne art. Ya, Ya, memang dahulu ne art photography seringkali menjadi salah satu karya otograer yang seakan-akan bisa menjadi pembuktian akan “jiwa seni” yang dimiliki otograer yang bersangkutan. Namun entah mengapa, semakin lama ne art photography semakin langka. Di tengah langkanya ne art otograer, kami menemui Nico Darmadjungen, seorang otograer ne art yang masih konsisten dan konsekuen dengan komitmennya untuk terus hidup bersama karya-karya ne artnya. Adalah salah satu kehormatan bagi kami untuk menjadi salah satu yang diperbolehkan berbicara hingga berjam-jam bersamanya, mengingat begitu selektinya ia terhadap permintaan interview dari majalah-majalah otogra yang ada.
24
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
26
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
25
FINEARTPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
27
FINEARTPHOTOGRAPHY
26
FINEARTPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
27
FINEARTPHOTOGRAPHY
Sore itu, ketika kami tiba di rumah sekaligus studionya di bilangan pasar minggu, Jakarta Selatan kami disambut dengan hangat. Di luar dugaan kami akan persepsi kehidupan otograer yang mentereng, Nico justru menyambut kami dengan kesederhanaanny kesederhanaannya. a. Dengan bercelana pendek ia menyambut kami dan mempersilahkan kami masuk ke dalam rumahnya itu. Di ruang depan, tampak
mercial juga.” Ungkapnya untuk membuka
beberapa buah pigura dengan oto-oto ne
perbincangan kami dengannya. “Motret iklan
art tergantung di tembok. Kami pun diajak
untuk cari uang, tapi untuk mengimbanginya
masuk ke dalam ruang kerjanya. Tampak ban-
saya motret art.” Tambahnya. Namun lama
yak sekali oto terpampang di tembok ruang
kelamaan dengan alasan idealismenya yang
kerjanya. Lebih dari 50 oto menurut hitungan
begitu kuat ditambah tuntutan otograer kom-
kasar kami. “Saya dulu sempat motret com-
ersil yang harus lebih kompromi dengan klien, Nico memutuskan untuk lebih total memotret ne art. “Hati saya sudah di sana.” Ungkapnya. Nico berpendapat bahwa memotret
“Saya pernah selama 5 tahun motret besi aja, nggak ada yang lain. Saya Cuma mau motret besi.”
memang harus menggunakan hati selain juga mata dan pikiran. Nico memulai hidupnya sebagai seorang otograer dengan berbekal sekolah otogra, kamar gelap, seni gras hingga lukis di Jerman. Totalitasnya untuk mempelajari seni sudah terlihat sejak saat itu. Ia juga suka melukis dan menulis. Namun karena berbagai alasan ia memilih untuk lebih menekuni otogra. Totalitas Nico untuk mengeksplorasi
28
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
29
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
Sore itu, ketika kami tiba di rumah sekaligus studionya di bilangan pasar minggu, Jakarta Selatan kami disambut dengan hangat. Di luar dugaan kami akan persepsi kehidupan otograer yang mentereng, Nico justru menyambut kami dengan kesederhanaanny kesederhanaannya. a. Dengan bercelana pendek ia menyambut kami dan mempersilahkan kami masuk ke dalam rumahnya itu. Di ruang depan, tampak
mercial juga.” Ungkapnya untuk membuka
beberapa buah pigura dengan oto-oto ne
perbincangan kami dengannya. “Motret iklan
art tergantung di tembok. Kami pun diajak
untuk cari uang, tapi untuk mengimbanginya
masuk ke dalam ruang kerjanya. Tampak ban-
saya motret art.” Tambahnya. Namun lama
yak sekali oto terpampang di tembok ruang
kelamaan dengan alasan idealismenya yang
kerjanya. Lebih dari 50 oto menurut hitungan
begitu kuat ditambah tuntutan otograer kom-
kasar kami. “Saya dulu sempat motret com-
ersil yang harus lebih kompromi dengan klien, Nico memutuskan untuk lebih total memotret ne art. “Hati saya sudah di sana.” Ungkapnya. Nico berpendapat bahwa memotret
“Saya pernah selama 5 tahun motret besi aja, nggak ada yang lain. Saya Cuma mau motret besi.”
memang harus menggunakan hati selain juga mata dan pikiran. Nico memulai hidupnya sebagai seorang otograer dengan berbekal sekolah otogra, kamar gelap, seni gras hingga lukis di Jerman. Totalitasnya untuk mempelajari seni sudah terlihat sejak saat itu. Ia juga suka melukis dan menulis. Namun karena berbagai alasan ia memilih untuk lebih menekuni otogra. Totalitas Nico untuk mengeksplorasi
28
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
30
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
29
FINEARTPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
31
FINEARTPHOTOGRAPHY
30
FINEARTPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
satu per satu obyek otonya sudah ditunjukan sejak berada di jerman. “Saya pernah selama 5
Selama tinggal di Jerman, Nico pernah
tahun motret besi aja, nggak ada yang lain. Saya Cuma mau motret besi.” Begitu ungkapnya.
menjalani hidup sebagai seorang asisten
Setiap harinya Nico bersepeda hingga 10 sampai 20 kilometer dengan membawa peralatan
otograer reelance. Dalam satu masa, ia bisa
otogranya untuk mencari besi dengan moti dan tekstur yang belum pernah ia jumpai untuk ia
mengasisteni beberapa orang otograer. Hal
oto. Hingga akhirnya ia mengumpulkan 360 moti besi dalam 5 tahun itu. Beberapa saat kemu-
ini dalam rangka mencapai misinya untuk
dian, sebuah lomba otogra digelar di Jerman. Temanya Temanya adalah “baja” karena disponsori oleh
“mencuri” ilmu dari otograer-o otograer-otograer tograer yang
industri baja di Jerman. Nico yang sebelumnya tidak pernah mengikuti lomba oto pun merasa
lebih senior darinya. “Banyak otograer yang
tertantang untuk mengirimkan hasil otonya. Dan benar saja, ia pun memenangkan lomba itu
bilang “you are the best assistant in town”
dengan oto besinya itu. “Sejak saat itu saya nggak pernah takut menghadapi apa saja. Percaya
Tapi saya bilang, “Yeah right. Tapi saya nggak
diri saya meningkat drastic. Saya bisa hidup dengan otogra. Ditaruh di Arika pun saya bisa
mau jadi the best assistant in town, saya mau
hidup dari otogra. Biarpun mungkin nggak bisa kaya, tapi saya akan tetap hidup.” Ungkapnya.
jadi the best photographer in town.” Kenang-
Sejak saat itu Nico pun menganggap berkarya dalam otogra seperti sumber energi baginya.
nya. Setelah 1 tahun puas menimba ilmu dari
Setiap harinya Nico selalu haus untuk berkarya. “Orang lain terserah mau gimana, tapi saya
para otograer yang lebih senior, Nico pun
harus selalu bikin hal baru. Kalau saya nggak dapat hal baru dalam berkarya maka saya depresi
memutuskan untuk membuka studio sendiri.
hingga akhirnya saya menemukan sesuatu yang baru.” Terangnya. Terangnya. Berbagai macam teknik
Ia mulai membuat pameran-pame pameran-pameran ran atas
otogra pun ia coba dan bahkan ia ciptakan. Hasratnya untuk membuat karya yang baru tidak
karya-karyanya. Karirnya pun terus menanjak
pernah padam.
hingga bisa mempekerjakan asisten yang
“Saya bisa hidup dengan otograf. Ditaruh di Arika pun saya bisa hidup dari otograf. Biarpun mungkin nggak bisa kaya, tapi saya akan tetap t etap hidup. hidup.”” 32
EDISI III / 2007
31
justru adalah orang jerman. “Kalau dulu saya yang jadi asisten otograer jerman, sekarang orang jerman yang jadi asisten saya.” Ucapnya geli. Tahun 1992, Nico memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Ia pun menjalani kehidupannya sebagai otograer komersil. Beberapa klien besar seperti Gudang Garam pun pernah mempercayakan pekerjaan pemotretan kepa-
“Orang lain terserah mau gimana, tapi saya harus selalu bikin hal baru. Kalau saya nggak dapat hal baru dalam berkarya maka saya depresi hingga akhirnya saya menemukan sesuatu yang baru.”
danya. Bahkan salah satu iklan legendaries Gudang Garam yang pernah dipasang berta-
EDISI III / 2007
33
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
satu per satu obyek otonya sudah ditunjukan sejak berada di jerman. “Saya pernah selama 5
Selama tinggal di Jerman, Nico pernah
tahun motret besi aja, nggak ada yang lain. Saya Cuma mau motret besi.” Begitu ungkapnya.
menjalani hidup sebagai seorang asisten
Setiap harinya Nico bersepeda hingga 10 sampai 20 kilometer dengan membawa peralatan
otograer reelance. Dalam satu masa, ia bisa
otogranya untuk mencari besi dengan moti dan tekstur yang belum pernah ia jumpai untuk ia
mengasisteni beberapa orang otograer. Hal
oto. Hingga akhirnya ia mengumpulkan 360 moti besi dalam 5 tahun itu. Beberapa saat kemu-
ini dalam rangka mencapai misinya untuk
dian, sebuah lomba otogra digelar di Jerman. Temanya Temanya adalah “baja” karena disponsori oleh
“mencuri” ilmu dari otograer-o otograer-otograer tograer yang
industri baja di Jerman. Nico yang sebelumnya tidak pernah mengikuti lomba oto pun merasa
lebih senior darinya. “Banyak otograer yang
tertantang untuk mengirimkan hasil otonya. Dan benar saja, ia pun memenangkan lomba itu
bilang “you are the best assistant in town”
dengan oto besinya itu. “Sejak saat itu saya nggak pernah takut menghadapi apa saja. Percaya
Tapi saya bilang, “Yeah right. Tapi saya nggak
diri saya meningkat drastic. Saya bisa hidup dengan otogra. Ditaruh di Arika pun saya bisa
mau jadi the best assistant in town, saya mau
hidup dari otogra. Biarpun mungkin nggak bisa kaya, tapi saya akan tetap hidup.” Ungkapnya.
jadi the best photographer in town.” Kenang-
Sejak saat itu Nico pun menganggap berkarya dalam otogra seperti sumber energi baginya.
nya. Setelah 1 tahun puas menimba ilmu dari
Setiap harinya Nico selalu haus untuk berkarya. “Orang lain terserah mau gimana, tapi saya
para otograer yang lebih senior, Nico pun
harus selalu bikin hal baru. Kalau saya nggak dapat hal baru dalam berkarya maka saya depresi
memutuskan untuk membuka studio sendiri.
hingga akhirnya saya menemukan sesuatu yang baru.” Terangnya. Terangnya. Berbagai macam teknik
Ia mulai membuat pameran-pame pameran-pameran ran atas
otogra pun ia coba dan bahkan ia ciptakan. Hasratnya untuk membuat karya yang baru tidak
karya-karyanya. Karirnya pun terus menanjak
pernah padam.
“Saya bisa hidup dengan otograf. Ditaruh di Arika pun saya bisa hidup dari otograf. Biarpun mungkin nggak bisa kaya, tapi saya akan tetap t etap hidup. hidup.”” 32
hingga bisa mempekerjakan asisten yang justru adalah orang jerman. “Kalau dulu saya yang jadi asisten otograer jerman, sekarang orang jerman yang jadi asisten saya.” Ucapnya geli. Tahun 1992, Nico memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Ia pun menjalani kehidupannya sebagai otograer komersil. Beberapa klien besar seperti Gudang Garam pun pernah mempercayakan pekerjaan pemotretan kepa-
“Orang lain terserah mau gimana, tapi saya harus selalu bikin hal baru. Kalau saya nggak dapat hal baru dalam berkarya maka saya depresi hingga akhirnya saya menemukan sesuatu yang baru.”
danya. Bahkan salah satu iklan legendaries Gudang Garam yang pernah dipasang berta-
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
33
FINEARTPHOTOGRAPHY
hun-tahun adalah salah satu karyanya. Hanya saja, perlahan-lahan idealismenya yang teguh semakin bersinggungan dengan tuntutan kompromi layaknya otograer komersil pada umumnya. Saat itu Nico berpendapat bahwa kondisi periklanan di Indonesia semakin tidak menguntungkan otograer.. Fotograer komersil semakin lama semakin dituntut untuk “patuh” pada keinginan otograer klien. Hal ini membuat banyak karya oto iklan yang menjadi tidak optimal artnya. “Seharusnya kalau klien sudah milih otograer ya percayain aja ke otograernya, nggak usah banyak ikuta campur.” campur .” Ungkapnya. Hal ini pula yang menurutnya menjadikan iklan-iklan di Indonesia ketinggalan dibandingkan di luar negeri. Walaupun Walaupun ia menyadari bahwa tingkat pendidikan rakyat Indonesia lah yang membuat cita rasa terhadap satu karya otogra & iklan sebegitu parahnya, namun ia berpendapat bahwa seharusnya proses edukasi pasar untuk memperkenalka memperkenalkann karya otogra & iklan yang baik harus dimulai. Maka dari itu ia pun memutuskan untuk meninggalkan otogra komersil untuk terjun total ke “quadran” ne art.
Tapi saya nggak mau jadi the best assistant in town, saya mau jadi the best photographer in town.”
Eksplorasi Nico terhadap sebuah proses penciptaan karya otogra pun habis-habisan. Walaupun didesak kebutuhan hidup layaknya manusia biasa Nico pun tetap berpegang teguh pada komitmennya untuk “mengabdikan diri” pada ne art photography, walaupun ia tahu bahwa penghasilan yang ia dapat dari otogra ne art tidak seberapa jika dibandingkan otogra komersil. “Mungkin saya satu-satunya yang masih berani begini. Orang lain mungkin sudah pindah ke komersil atau ashion, yang jelas lebih menghasilkan. Tapi hati saya sudah terlanjur di sini.” Ujarnya. Totalitas Tota litas Nico pun terus berjalan di jalurnya sendiri. Setiap harinya ia mencari sesuatu
34
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
35
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
hun-tahun adalah salah satu karyanya. Hanya saja, perlahan-lahan idealismenya yang teguh semakin bersinggungan dengan tuntutan kompromi layaknya otograer komersil pada umumnya. Saat itu Nico berpendapat bahwa kondisi periklanan di Indonesia semakin tidak menguntungkan otograer.. Fotograer komersil semakin lama semakin dituntut untuk “patuh” pada keinginan otograer klien. Hal ini membuat banyak karya oto iklan yang menjadi tidak optimal artnya. “Seharusnya kalau klien sudah milih otograer ya percayain aja ke otograernya, nggak usah banyak ikuta campur.” campur .” Ungkapnya. Hal ini pula yang menurutnya menjadikan iklan-iklan di Indonesia ketinggalan dibandingkan di luar negeri. Walaupun Walaupun ia menyadari bahwa tingkat pendidikan rakyat Indonesia lah yang membuat cita rasa terhadap satu karya otogra & iklan sebegitu parahnya, namun ia berpendapat bahwa seharusnya proses edukasi pasar untuk memperkenalka memperkenalkann karya otogra & iklan yang baik harus dimulai. Maka dari itu ia pun memutuskan untuk meninggalkan otogra komersil untuk terjun total ke “quadran” ne art.
Tapi saya nggak mau jadi the best assistant in town, saya mau jadi the best photographer in town.”
Eksplorasi Nico terhadap sebuah proses penciptaan karya otogra pun habis-habisan. Walaupun didesak kebutuhan hidup layaknya manusia biasa Nico pun tetap berpegang teguh pada komitmennya untuk “mengabdikan diri” pada ne art photography, walaupun ia tahu bahwa penghasilan yang ia dapat dari otogra ne art tidak seberapa jika dibandingkan otogra komersil. “Mungkin saya satu-satunya yang masih berani begini. Orang lain mungkin sudah pindah ke komersil atau ashion, yang jelas lebih menghasilkan. Tapi hati saya sudah terlanjur di sini.” Ujarnya. Totalitas Tota litas Nico pun terus berjalan di jalurnya sendiri. Setiap harinya ia mencari sesuatu
34
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
35
FINEARTPHOTOGRAPHY
“Mungkin saya satu-satunya yang masih berani begini. Orang lain mungkin sudah pindah ke komersil atau ashion, yang jelas lebih mengha menghasilkan silkan.. Tapi hati saya sudah terlanjur di sini.” yang baru dari karya-karyanya. Sesekali
hingga pada tahap pasca produksi pun proses
ia hendak memotret sebuah konsep yang
penciptaan karya itu pun tidak berhenti. Suatu
membutuhkan besi yang dipenuhi bercak, ia
saat Nico terpikir untuk mendapatkan sebuah
pun mengambil besi kemudian menyiraminya
eek yang tidak mungkin didapatkan dengan
dengan cuka setiap harinya lalu dijemur. Ia
kameranya. Ia pun memutar otaknya untuk
mengulanginya terus hingga besi itu menge-
mencari jalan keluarnya. Hingga akhirnya ia
luarkan bercak karat seperti yang diinginkan-
menemukan jalan keluarnya, yaitu dengan
nya. Nico selalu membuat sendiri property
merusak bagian tertentu pada lm negative
yang akan digunakan dalam oto-otonya.
hasil otonya sebelum diproses. Ia masuk
Proses penciptaan karya otonya tidak seba-
kamar gelap dan menggores bagian-bagian
tas hanya pada sesi pemotretan saja. Sejak
tertentu pada lm negative yang belum
memikirkan konsep yang ingin dieksekusi
diproses itu dengan kuku dan jarinya. Hasilnya
proses penciptaan sebagai seorang otograer
oto dengan teknis yang benar-bena benar-benarr beda.
sudah ia mulai. Berlanjut hingga proses
Sekali lagi totalitasnya membuktikannya
persiapan property yang dibutuhkan. Bahkan
bahwa Nico layak disebut sebagai otograer, otograer, bukan sekedar “tukang jepret”.
36
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
37
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
“Mungkin saya satu-satunya yang masih berani begini. Orang lain mungkin sudah pindah ke komersil atau ashion, yang jelas lebih mengha menghasilkan silkan.. Tapi hati saya sudah terlanjur di sini.” yang baru dari karya-karyanya. Sesekali
hingga pada tahap pasca produksi pun proses
ia hendak memotret sebuah konsep yang
penciptaan karya itu pun tidak berhenti. Suatu
membutuhkan besi yang dipenuhi bercak, ia
saat Nico terpikir untuk mendapatkan sebuah
pun mengambil besi kemudian menyiraminya
eek yang tidak mungkin didapatkan dengan
dengan cuka setiap harinya lalu dijemur. Ia
kameranya. Ia pun memutar otaknya untuk
mengulanginya terus hingga besi itu menge-
mencari jalan keluarnya. Hingga akhirnya ia
luarkan bercak karat seperti yang diinginkan-
menemukan jalan keluarnya, yaitu dengan
nya. Nico selalu membuat sendiri property
merusak bagian tertentu pada lm negative
yang akan digunakan dalam oto-otonya.
hasil otonya sebelum diproses. Ia masuk
Proses penciptaan karya otonya tidak seba-
kamar gelap dan menggores bagian-bagian
tas hanya pada sesi pemotretan saja. Sejak
tertentu pada lm negative yang belum
memikirkan konsep yang ingin dieksekusi
diproses itu dengan kuku dan jarinya. Hasilnya
proses penciptaan sebagai seorang otograer
oto dengan teknis yang benar-bena benar-benarr beda.
sudah ia mulai. Berlanjut hingga proses
Sekali lagi totalitasnya membuktikannya
persiapan property yang dibutuhkan. Bahkan
bahwa Nico layak disebut sebagai otograer, otograer, bukan sekedar “tukang jepret”.
36
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
37
FINEARTPHOTOGRAPHY
Pada akhir abad lalu, Nico sempat membuat rangkaian workshop gratis untuk otograer-otograer muda. Beberapa nama sukses pun bermunculan dari situ, Mulai dari Paul Kadarisman hingga Davy Linggar adalah beberapa orang lulusan workshopnya itu. Nico mengaku senang bergaul dengan otograer muda. “Saya dapat banyak inspirasi dari yang muda-muda. Salah satunya karena saya nggak pernah mau kalah dari yang muda-muda.” Ungkapnya. “Kalau “Kalau dari yang senior saya nggak dapet apa-apa, mereka nggak pernah kasih inspirasi buat saya.” Tambahnya. Tamb ahnya. Namun begitu Nico masih beranggapan bahwa bergaul dengan otograer senior juga masih banyak gunanya. “Yang senior, biar udah nggak bagus pun tapi oto-otonya punya karakter. Nggak kayak yang muda, sedikit sekali yang punya karakter. Kebanyakan otonya sama.” Jelasnya.
“Saya dapat banyak inspirasi dari yang mudamuda. Salah satunya karena saya nggak pernah mau kalah dari yang muda-muda.”
Ketika kami minta untuk berbagi tips kepada otograer pemula untuk menjadi otograer yang baik, Nico pun membagikan beberapa tips. “Motret yang benar itu dari mata, masuk ke otak, turun ke hati, lalu naik ke otak lagi, baru motret.” Ungkapnya mengenai tips yang pertama. Nico melihat banyak oto yang dihasilkan hanya dengan mata dan pikiran saja, tapi tidak dengan hati, sehingga banyak oto yang terkesan hampa. Mengenai minimnya otograer muda yang memiliki karakter, Nico berujar “kalau berguru sama Nico, jangan jadi Nico yang kedua, tapi jadi kamu yang pertama.” Nico melihat seharusnya otograer muda hanya menjadikan otograer senior sebagai reerensi untuk memberikan inspirasi bukan untuk dicontek habis-habisan. “Buatlah “Buatlah warnamu sendiri, buat oto & karaktermu sendiri.” Tambahnya. Selain itu Nico juga
38
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
39
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
Pada akhir abad lalu, Nico sempat membuat rangkaian workshop gratis untuk otograer-otograer muda. Beberapa nama sukses pun bermunculan dari situ, Mulai dari Paul Kadarisman hingga Davy Linggar adalah beberapa orang lulusan workshopnya itu. Nico mengaku senang bergaul dengan otograer muda. “Saya dapat banyak inspirasi dari yang muda-muda. Salah satunya karena saya nggak pernah mau kalah dari yang muda-muda.” Ungkapnya. “Kalau “Kalau dari yang senior saya nggak dapet apa-apa, mereka nggak pernah kasih inspirasi buat saya.” Tambahnya. Tamb ahnya. Namun begitu Nico masih beranggapan bahwa bergaul dengan otograer senior juga masih banyak gunanya. “Yang senior, biar udah nggak bagus pun tapi oto-otonya punya karakter. Nggak kayak yang muda, sedikit sekali yang punya karakter. Kebanyakan otonya sama.” Jelasnya.
“Saya dapat banyak inspirasi dari yang mudamuda. Salah satunya karena saya nggak pernah mau kalah dari yang muda-muda.”
Ketika kami minta untuk berbagi tips kepada otograer pemula untuk menjadi otograer yang baik, Nico pun membagikan beberapa tips. “Motret yang benar itu dari mata, masuk ke otak, turun ke hati, lalu naik ke otak lagi, baru motret.” Ungkapnya mengenai tips yang pertama. Nico melihat banyak oto yang dihasilkan hanya dengan mata dan pikiran saja, tapi tidak dengan hati, sehingga banyak oto yang terkesan hampa. Mengenai minimnya otograer muda yang memiliki karakter, Nico berujar “kalau berguru sama Nico, jangan jadi Nico yang kedua, tapi jadi kamu yang pertama.” Nico melihat seharusnya otograer muda hanya menjadikan otograer senior sebagai reerensi untuk memberikan inspirasi bukan untuk dicontek habis-habisan. “Buatlah “Buatlah warnamu sendiri, buat oto & karaktermu sendiri.” Tambahnya. Selain itu Nico juga
38
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
“Yang senior, biar udah nggak bagus pun tapi oto-otonya punya karakter. karakter. Nggak kayak yang muda, sedikit sekali yang punya karakter karakter.. Kebanyakan otonya sama.” menganjurkan otograer muda untuk memperkaya pengalaman. “Tapi “Tapi jangan lupa untuk bermimpi. Karena semuanya berasal dari mimpi. Takutlah jika kamu tidak memiliki mimpi.” Mengenai reerensi Nico mempercayai bahwa karena otogra berasal dari Negara barat, maka banyaklah belajar ke sana. Lihat reerensi otograer barat. Di akhir perbincangan kami dengannya ia membacakan sepenggal tulisannya kepada kami. “ketika memotret, kurangilah inormasi perbanyak sugesti. Kurangi prosanya perbanyak puisi. Kurangi deskripsi perbanyak sumber inormasi.”
“Tapi jangan lupa untuk bermimpi. Karena semuanya berasal dari mimpi. Takutlah jika kamu tidak memiliki mimpi.” 40
EDISI III / 2007
39
“ketika memotret, kurangilah inormasi perbanyak sugesti. Kurangi prosanya perbanyak puisi. Kurangi deskripsi perbanyak sumber inormasi.” EDISI III / 2007
41
FINEARTPHOTOGRAPHY
FINEARTPHOTOGRAPHY
“Yang senior, biar udah nggak bagus pun tapi oto-otonya punya karakter. karakter. Nggak kayak yang muda, sedikit sekali yang punya karakter karakter.. Kebanyakan otonya sama.” menganjurkan otograer muda untuk memperkaya pengalaman. “Tapi “Tapi jangan lupa untuk bermimpi. Karena semuanya berasal dari mimpi. Takutlah jika kamu tidak memiliki mimpi.” Mengenai reerensi Nico mempercayai bahwa karena otogra berasal dari Negara barat, maka banyaklah belajar ke sana. Lihat reerensi otograer barat. Di akhir perbincangan kami dengannya ia membacakan sepenggal tulisannya kepada kami. “ketika memotret, kurangilah inormasi perbanyak sugesti. Kurangi prosanya perbanyak puisi. Kurangi deskripsi perbanyak sumber inormasi.”
“Tapi jangan lupa untuk bermimpi. Karena semuanya berasal dari mimpi. Takutlah jika kamu tidak memiliki mimpi.” 40
“ketika memotret, kurangilah inormasi perbanyak sugesti. Kurangi prosanya perbanyak puisi. Kurangi deskripsi perbanyak sumber inormasi.”
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
41
LIPUTAN UTAMA
BEING A COMMERCIAL PHOTOGRAPHER
paling lama 6 bulan, atau kalau di Indonesia
Obyek dan treatment pada otogra bisa beragam. Mulai dari landscape, human interest, architecture, produk, still lie, ood, ashion, portraiture, wedding, ne art, jurnalistik dan masih banyak lagi. Setiap bidangnya memiliki keunikan tersendiri. Misalnya pada otogra jurnalistik yang lebih memprioritaskan oto yang bercerita di atas teknis dan detail. Begitu juga dengan ashion yang prioritasnya lebih banyak ke arah style & overall mood di atas detail lighting. Setiap pehobi di bidangnya masing-masing seharusnya mengetahui apa yang menjadi prioritas dari bidang otogra yang mereka minati. Pada edisi ini, kami tertarik untuk membahas otogra komersil. Fotogra komersil yang kami maksud di sini adalah otogra yang aplikasinya untuk keperluan iklan baik itu iklan di majalah dan Koran, poster, billboard, POP (point o purchase) material, dan berbagai materi penun jang pemasaran sebuah merk. Fotogra komersil mungkin masih menjadi salah satu kiblat dari banyak pecinta otogra di dunia. Hal ini karena memang output yang dihasilkan cukup comprehensive. “Tidak hanya otogra, bahkan di bidang broadcasting pun segala hal yang berkaitan dengan keperluan iklan outputnya pasti benar-benar comprehensive.” Tegas Tegas Indra, seorang creative group head sebuah perusahaan periklanan multinasional. Indra yang sudah lebih dari 7 tahun bekerja di divisi kreati perusahaan periklanan dan sehari-harinya bekerja dengan berbagai macam lm director & otograer menganggap kualitas output sebuah materi iklan bisa sangat tinggi standarnya karena supervisinya dilakukan benar-benar sampai hal paling detail. “Bayangkan “Bayangkan lm layar lebar yang berdurasi 2 jam shootingnya memakan waktu
42
EDISI III / 2007
“Tidak hanya otogra, bahkan di bidang broadcasting pun segala hal yang berkaitan dengan keperluan iklan outputnya pasti benar-benar comprehensive.”
tidak lebih dari 3 minggu dengan jumlah take terbanyak dari tiap adegannya tidak lebih dari 5. Sementara TV Commercial (iklan TV) yang durasinya hanya 30 detik saja, shootingnya bisa memakan waktu 1 sampai 3 hari dengan jumlah take per adegannya bisa 20 sampai 30 take. Kebayang dong gimana nggak sempurna detailnya. Begitu juga dengan sesi pemotretannya.” Tambahnya. Pendapat Indra pun dibenarkan oleh Ati, seorang creative director yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja di berbagai perusahaan periklanan. “Pemotretan iklan waktunya memang paling lama. Jaman masih pakai slide medium ormat saya pernah supervisi pemotretan sampai 2 hari non stop. Selama itu bukan karena otograernya nggak jago, tapi justru karena tuntutan oto yang dihasilkan sebisa mungkin nggak ada cacatnya.” Ungkapnya. Senada dengan Indra dan Ati, Didit salah EDISI III / 2007
43
LIPUTAN UTAMA
LIPUTAN UTAMA
BEING A COMMERCIAL PHOTOGRAPHER
paling lama 6 bulan, atau kalau di Indonesia
Obyek dan treatment pada otogra bisa beragam. Mulai dari landscape, human interest, architecture, produk, still lie, ood, ashion, portraiture, wedding, ne art, jurnalistik dan masih banyak lagi. Setiap bidangnya memiliki keunikan tersendiri. Misalnya pada otogra jurnalistik yang lebih memprioritaskan oto yang bercerita di atas teknis dan detail. Begitu juga dengan ashion yang prioritasnya lebih banyak ke arah style & overall mood di atas detail lighting. Setiap pehobi di bidangnya masing-masing seharusnya mengetahui apa yang menjadi prioritas dari bidang otogra yang mereka minati. Pada edisi ini, kami tertarik untuk membahas otogra komersil. Fotogra komersil yang kami maksud di sini adalah otogra yang aplikasinya untuk keperluan iklan baik itu iklan di majalah dan Koran, poster, billboard, POP (point o purchase) material, dan berbagai materi penun jang pemasaran sebuah merk. Fotogra komersil mungkin masih menjadi salah satu kiblat dari banyak pecinta otogra di dunia. Hal ini karena memang output yang dihasilkan cukup comprehensive. “Tidak hanya otogra, bahkan di bidang broadcasting pun segala hal yang berkaitan dengan keperluan iklan outputnya pasti benar-benar comprehensive.” Tegas Tegas Indra, seorang creative group head sebuah perusahaan periklanan multinasional. Indra yang sudah lebih dari 7 tahun bekerja di divisi kreati perusahaan periklanan dan sehari-harinya bekerja dengan berbagai macam lm director & otograer menganggap kualitas output sebuah materi iklan bisa sangat tinggi standarnya karena supervisinya dilakukan benar-benar sampai hal paling detail. “Bayangkan “Bayangkan lm layar lebar yang berdurasi 2 jam shootingnya memakan waktu
42
“Tidak hanya otogra, bahkan di bidang broadcasting pun segala hal yang berkaitan dengan keperluan iklan outputnya pasti benar-benar comprehensive.”
pasti lebih sempurna daripada oto lainnya, ini karena yang supervisi pemotretan adalah art director yang notabene orang-orang yang memang ahli di bidang artistik. Belum lagi mempertimbangkan mempertimbang kan oto yang dihasilkan harus bisa membantu kegiatan pemasaran yang dilakukan, jadi pasti lebih teliti ngerjainnya.” Dengan tingkat kesulitan yang tinggi seperti itu tidaklah heran jika bayaran rata-rata seorang otograer komersil tergolong paling mentereng dibandingkan otograer lain. Pernyataan ini pun terjawab oleh survey kecil-kecilan terhadap bayaran berbagai macam bidang otograer. Seorang otograer landscape dan human interest rata-ratanya bisa menjual sebuah otonya dengan kisaran angka Rp.500 ribu hingga Rp.5 juta rupiah. Sementara otograer jurnalistik lepasan hanya dibayar Rp.50 ribu hingga Rp.250 ribu
44
EDISI III / 2007
5. Sementara TV Commercial (iklan TV) yang durasinya hanya 30 detik saja, shootingnya bisa memakan waktu 1 sampai 3 hari dengan jumlah take per adegannya bisa 20 sampai 30 take. Kebayang dong gimana nggak sempurna detailnya. Begitu juga dengan sesi pemotretannya.” Tambahnya. Pendapat Indra pun dibenarkan oleh Ati, seorang creative director yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja di berbagai perusahaan periklanan. “Pemotretan iklan waktunya memang paling lama. Jaman masih pakai slide medium ormat saya pernah supervisi pemotretan sampai 2 hari non stop. Selama itu bukan karena otograernya nggak jago, tapi justru karena tuntutan oto yang dihasilkan sebisa mungkin nggak ada cacatnya.” Ungkapnya.
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
periklanan berpendapat “Hasil oto iklan
terbanyak dari tiap adegannya tidak lebih dari
Senada dengan Indra dan Ati, Didit salah
EDISI III / 2007
seorang creative director sebuah perusahaan
tidak lebih dari 3 minggu dengan jumlah take
43
LIPUTAN UTAMA
“Hasil oto iklan pasti lebih sempurna daripada oto lainnya, ini karena yang supervisi pemotretan adalah art director yang notabene orang-orang yang memang ahli di bidang artistik. Belum lagi mempertimbangkan oto yang dihasilkan harus bisa membantu kegiatan pemasaran yang dilakukan, jadi pasti lebih teliti ngerjainnya.”
per otonya. Pada tingkat yang lebih tinggi ada otograer ashion & wedding. Fotograer ashion menerima upah rata-rata berkisar dari Rp.1,5 juta hingga Rp.5 Juta per otonya. Sementara upah yang diterima seorang otograer wedding memiliki rentang yang cukup luas, mulai dari Rp.500 ribu per paket (bisa terdiri dari 10 oto) hingga Rp.50 Juta per paket. Namun di atas semua itu yang tidak kalah lebar rentangnya adalah otograer komersil. Seorang Seorang otograer komersil menerima upah rata-rata berkisar dari Rp.5 Juta hingga Rp.100 Juta per otonya. Besaran itu tidak termasuk bayaran memotret produk yang sederhana yang biasanya berkisar antara Rp.1,5 juta hingga Rp. 5 juta per otonya. Angka rata-rata sebuah project pemotretan komersil yang memakan waktu seharian berkisar antara Rp.15 juta rupiah hingga Rp.25 juta rupiah. Bayangkan jika perharinya pemasukan seorang otograer komersil bisa mencapai angka tersebut, berapa banyak penghasilan seorang otograer komersil per bulannya. Mungkin banyak yang tidak percaya dan terkejut dengan angka yang bisa dihasilkan oleh seorang otograer komersil. “Bayaran “Bayaran otograer komersil bisa setinggi itu selain karena memang standar kualitasnya tinggi juga karena adanya worldwide advertising agency yang menjadi kliennya. Sehingga sedikit banyak harga yang diterapkan juga tidak terlalu jauh dengan harga pemotretan iklan di luar negeri.” Ungkap Gerard Adi salah seorang otograer komersil. Pernyataan Gerard ini pun diamini oleh Indra, “Apapun yang berhubungan dengan iklan pasti mahal, Lihat aja produksi iklan TV yang bisa mencapai ratusan juta dan bahkan miliaran rupiah hanya untuk sebuah iklan berdurasi 30 detik. Begitu juga dengan bayaran modelnya. Kalau untuk main sinetron seorang artis terkenal dibayar Rp.10 Juta per episode, kalau di iklan bisa dibayar sampai 300 juta untuk kontrak per tahun.” Melihat besaran itu tidak heran jika otogra komersil menjadi salah satu bidang yang paling diminati. Pertanyaannya Pertanyaannya adalah apakah semua otograer bisa menjadi otograer komersil? Dan bagaimana caranya menjadi otograer komersil? Banyak pehobi otograer yang tergiur menjadi otograer komersil sayangnya tidak banyak yang mengetahui standar kualikasi seorang otograer komersil. Kondisi ini terjadi salah satunya karena lingkungan pekerjaan yang menyangkut iklan sangat tertutup. “Pemotretan “Pemotretan iklan seringkali tertutup, karena seringnya iklan yang sedang dibuat rahasia, begitu juga dengan
EDISI III / 2007
45
LIPUTAN UTAMA
seorang creative director sebuah perusahaan periklanan berpendapat “Hasil oto iklan pasti lebih sempurna daripada oto lainnya, ini karena yang supervisi pemotretan adalah art director yang notabene orang-orang yang memang ahli di bidang artistik. Belum lagi mempertimbangkan mempertimbang kan oto yang dihasilkan harus bisa membantu kegiatan pemasaran yang dilakukan, jadi pasti lebih teliti ngerjainnya.” Dengan tingkat kesulitan yang tinggi seperti itu tidaklah heran jika bayaran rata-rata seorang otograer komersil tergolong paling mentereng dibandingkan otograer lain. Pernyataan ini pun terjawab oleh survey kecil-kecilan terhadap bayaran berbagai macam bidang otograer. Seorang otograer landscape dan human interest rata-ratanya bisa menjual sebuah otonya dengan kisaran angka Rp.500 ribu hingga Rp.5 juta rupiah. Sementara otograer jurnalistik lepasan hanya dibayar Rp.50 ribu hingga Rp.250 ribu
44
LIPUTAN UTAMA
“Hasil oto iklan pasti lebih sempurna daripada oto lainnya, ini karena yang supervisi pemotretan adalah art director yang notabene orang-orang yang memang ahli di bidang artistik. Belum lagi mempertimbangkan oto yang dihasilkan harus bisa membantu kegiatan pemasaran yang dilakukan, jadi pasti lebih teliti ngerjainnya.”
per otonya. Pada tingkat yang lebih tinggi ada otograer ashion & wedding. Fotograer ashion menerima upah rata-rata berkisar dari Rp.1,5 juta hingga Rp.5 Juta per otonya. Sementara upah yang diterima seorang otograer wedding memiliki rentang yang cukup luas, mulai dari Rp.500 ribu per paket (bisa terdiri dari 10 oto) hingga Rp.50 Juta per paket. Namun di atas semua itu yang tidak kalah lebar rentangnya adalah otograer komersil. Seorang Seorang otograer komersil menerima upah rata-rata berkisar dari Rp.5 Juta hingga Rp.100 Juta per otonya. Besaran itu tidak termasuk bayaran memotret produk yang sederhana yang biasanya berkisar antara Rp.1,5 juta hingga Rp. 5 juta per otonya. Angka rata-rata sebuah project pemotretan komersil yang memakan waktu seharian berkisar antara Rp.15 juta rupiah hingga Rp.25 juta rupiah. Bayangkan jika perharinya pemasukan seorang otograer komersil bisa mencapai angka tersebut, berapa banyak penghasilan seorang otograer komersil per bulannya. Mungkin banyak yang tidak percaya dan terkejut dengan angka yang bisa dihasilkan oleh seorang otograer komersil. “Bayaran “Bayaran otograer komersil bisa setinggi itu selain karena memang standar kualitasnya tinggi juga karena adanya worldwide advertising agency yang menjadi kliennya. Sehingga sedikit banyak harga yang diterapkan juga tidak terlalu jauh dengan harga pemotretan iklan di luar negeri.” Ungkap Gerard Adi salah seorang otograer komersil. Pernyataan Gerard ini pun diamini oleh Indra, “Apapun yang berhubungan dengan iklan pasti mahal, Lihat aja produksi iklan TV yang bisa mencapai ratusan juta dan bahkan miliaran rupiah hanya untuk sebuah iklan berdurasi 30 detik. Begitu juga dengan bayaran modelnya. Kalau untuk main sinetron seorang artis terkenal dibayar Rp.10 Juta per episode, kalau di iklan bisa dibayar sampai 300 juta untuk kontrak per tahun.” Melihat besaran itu tidak heran jika otogra komersil menjadi salah satu bidang yang paling diminati. Pertanyaannya Pertanyaannya adalah apakah semua otograer bisa menjadi otograer komersil? Dan bagaimana caranya menjadi otograer komersil? Banyak pehobi otograer yang tergiur menjadi otograer komersil sayangnya tidak banyak yang mengetahui standar kualikasi seorang otograer komersil. Kondisi ini terjadi salah satunya karena lingkungan pekerjaan yang menyangkut iklan sangat tertutup. “Pemotretan “Pemotretan iklan seringkali tertutup, karena seringnya iklan yang sedang dibuat rahasia, begitu juga dengan
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
45
LIPUTAN UTAMA
“Apapun yang berhubungan dengan iklan pasti mahal, m ahal, Lihat aja produksi iklan TV yang bisa mencapai ratusan juta dan bahkan miliaran rupiah hanya untuk sebuah iklan berdurasi 30 detik. Begitu juga dengan bayaran modelnya. Kalau untuk main sinetron seorang artis terkenal dibayar Rp.10 Juta per episode, kalau di iklan bisa dibayar sampai 300 juta untuk kontrak per tahun.”
“Nggak usah buru- produknya. Jadi memang susah untuk dapet buru, kalau belum akses untuk belajar otogra komersil.” bisa memenuhi Ungkap Henky Christianto, seorang otograer standarnya jangan komersil. Kondisi tertutupnya akses ke dalam masuk dulu. Karena lingkungan pekerja iklan juga dibenarkan oleh kalau sudah masuk Ati. “Jangankan untuk bisa jadi otograer kodan terlanjur ngece- mersil, untuk jadi pekerja iklan aja susahnya wain klien beritanya bukan main. Hal ini karena bidang ini terkesan nyebar sangat ce- eklusi dan tertutup, Jadi aksesnya terbatas pat di lingkungan sekali, Padahal kalau sudah masuk, inormasi ini akhirnya malah apapun di lingkungan pekerja iklan walaupun jadi di black list dan beda kantor bisa nyebar dengan cepat.” Ungmalah jadi makin su- kapnya. Untuk itu pula Ati menyarankan para sah dapet orderan. otograer yang tertarik menjadi otograer Karena pertemanan komersil untuk lebih sabar dan berhati-hati. di antara sesama “Nggak usah buru-buru, kalau belum bisa pekerja iklan sangat memenuhi standarnya jangan masuk dulu. erat, jadi berita ba- Karena kalau sudah masuk dan terlanjur gus dan jelek bisa ngecewain klien beritanya nyebar sangat menyebar sangat cepat di lingkungan ini akhirnya malah jadi di cepat.” black list dan malah jadi makin susah dapet 46
EDISI III / 2007
orderan. Karena pertemanan pertemanan di antara sesama pekerja iklan sangat erat, jadi berita bagus dan jelek bisa menyebar sangat cepat.” Tambahnya. Tertutupnya Tertu tupnya akses ke lingkungan pekerja iklan memperburuk posisi otograer yang tertarik menjadi otograer komersil. Di satu sisi seorang otograer harus tahu standar kualitas komersil, namun di sisi lain aksesnya terbatas, sehingga inormasi mengenai standar kualitas komersil sendiri masih tidak jelas. Untuk permasalahan ini, Didit memberi saran “Gampang aja, coba sering-sering lihat oto iklan, terutama yang bagus-bagus. Kalau oto yang kamu buat sudah selevel dengan oto-oto itu, artinya sudah bisa memenuhi standar. Tapi Tapi harus hati-hati jangan sampai ketika oto yang dibuat masih di bawah level oto-oto iklan tetapi dianggap sudah selevel, mendingan jangan jadi otograer sekalian. Karena Karena kalau bedain oto bagus dan jelek aja nggak bisa, gimana mau berhadapan dengan klien yang lebih jago dalam hal artistic?” Pernyataan ini senada dengan pernyataan Sam Nugroho pada edisi kedua THE LIGHT yang mengatakan “Banyak banget otograer yang bilang “gue mau jadi otograer” dan setelah dua bulan belajar, berani bilang “gue udah jadi otograer”. Banyak orang yang ketika pegang kamera berani ngaku otograer. Itu banyak banget dan menurut saya itu sangat-sangat salah. Kebanyakan orang suka disebut otograer.” Karena tertutupnya akses ke lingkungan pekerja komersil ini tidak heran jika Henky menyarankan setiap otograer yang tertarik menjadi otograer komersil untuk berguru langsung kepada otograer komersil. “Belajarnya “Belajarnya ya dari otograer komersil, karena memang beda. Bahkan kalau bisa terlibat pada proses pemotretan komersil.”
EDISI III / 2007
47
LIPUTAN UTAMA
LIPUTAN UTAMA
“Apapun yang berhubungan dengan iklan pasti mahal, m ahal, Lihat aja produksi iklan TV yang bisa mencapai ratusan juta dan bahkan miliaran rupiah hanya untuk sebuah iklan berdurasi 30 detik. Begitu juga dengan bayaran modelnya. Kalau untuk main sinetron seorang artis terkenal dibayar Rp.10 Juta per episode, kalau di iklan bisa dibayar sampai 300 juta untuk kontrak per tahun.”
“Nggak usah buru- produknya. Jadi memang susah untuk dapet buru, kalau belum akses untuk belajar otogra komersil.” bisa memenuhi Ungkap Henky Christianto, seorang otograer standarnya jangan komersil. Kondisi tertutupnya akses ke dalam masuk dulu. Karena lingkungan pekerja iklan juga dibenarkan oleh kalau sudah masuk Ati. “Jangankan untuk bisa jadi otograer kodan terlanjur ngece- mersil, untuk jadi pekerja iklan aja susahnya wain klien beritanya bukan main. Hal ini karena bidang ini terkesan nyebar sangat ce- eklusi dan tertutup, Jadi aksesnya terbatas pat di lingkungan sekali, Padahal kalau sudah masuk, inormasi ini akhirnya malah apapun di lingkungan pekerja iklan walaupun jadi di black list dan beda kantor bisa nyebar dengan cepat.” Ungmalah jadi makin su- kapnya. Untuk itu pula Ati menyarankan para sah dapet orderan. otograer yang tertarik menjadi otograer Karena pertemanan komersil untuk lebih sabar dan berhati-hati. di antara sesama “Nggak usah buru-buru, kalau belum bisa pekerja iklan sangat memenuhi standarnya jangan masuk dulu. erat, jadi berita ba- Karena kalau sudah masuk dan terlanjur gus dan jelek bisa ngecewain klien beritanya nyebar sangat menyebar sangat cepat di lingkungan ini akhirnya malah jadi di cepat.” black list dan malah jadi makin susah dapet 46
orderan. Karena pertemanan pertemanan di antara sesama pekerja iklan sangat erat, jadi berita bagus dan jelek bisa menyebar sangat cepat.” Tambahnya. Tertutupnya Tertu tupnya akses ke lingkungan pekerja iklan memperburuk posisi otograer yang tertarik menjadi otograer komersil. Di satu sisi seorang otograer harus tahu standar kualitas komersil, namun di sisi lain aksesnya terbatas, sehingga inormasi mengenai standar kualitas komersil sendiri masih tidak jelas. Untuk permasalahan ini, Didit memberi saran “Gampang aja, coba sering-sering lihat oto iklan, terutama yang bagus-bagus. Kalau oto yang kamu buat sudah selevel dengan oto-oto itu, artinya sudah bisa memenuhi standar. Tapi Tapi harus hati-hati jangan sampai ketika oto yang dibuat masih di bawah level oto-oto iklan tetapi dianggap sudah selevel, mendingan jangan jadi otograer sekalian. Karena Karena kalau bedain oto bagus dan jelek aja nggak bisa, gimana mau berhadapan dengan klien yang lebih jago dalam hal artistic?” Pernyataan ini senada dengan pernyataan Sam Nugroho pada edisi kedua THE LIGHT yang mengatakan “Banyak banget otograer yang bilang “gue mau jadi otograer” dan setelah dua bulan belajar, berani bilang “gue udah jadi otograer”. Banyak orang yang ketika pegang kamera berani ngaku otograer. Itu banyak banget dan menurut saya itu sangat-sangat salah. Kebanyakan orang suka disebut otograer.” Karena tertutupnya akses ke lingkungan pekerja komersil ini tidak heran jika Henky menyarankan setiap otograer yang tertarik menjadi otograer komersil untuk berguru langsung kepada otograer komersil. “Belajarnya “Belajarnya ya dari otograer komersil, karena memang beda. Bahkan kalau bisa terlibat pada proses pemotretan komersil.”
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
Tantangan Tanta ngan menjadi otograer komersil semakin rumit saja ketika banyaknya pernyataan otograer proessional yang menyatakan bahwa kemampuan teknis yang selama ini justru menjadi pusat perhatian para pehobi otograer ternyata bukan satu-satunya hal penting dalam otogra komersil. Seperti mengutip dari pernyataan Jerry Aurum pada edisi perdana THE LIGHT yang mengatakan “… di otogra komersil memotret dengan bagus itu masih jauh dari cukup…” Memang, Memang, otogra komersil tantangannya lebih berat karena bukan melulu masalah teknis dan artistic. Seperti pernyataan Gerard Adi “Kalau mau jadi otograer ya belajar motret, tapi kalau mau jadi otograer komersil jangan lagi belajar motret tapi ada yang lebih penting yaitu belajar bisnis. Masalah teknis sih bisa dicari, karena di komersil yang penting end resultnya, gimana cara dapetnya terserah.” Pernyataan ini senada dengan pernyataan Jerry Aurum pada THE LIGHT edisi perdana
LIPUTAN UTAMA
“Kalau mau jadi otograer ya belajar motret, tapi kalau mau jadi otograer komersil jangan lagi belajar motret tapi ada yang lebih penting yaitu belajar bisnis. “Di dunia komersil (otogra komersil.Red) yang penting resultnya dapet. Bagaimana cara mendapatkannya bukan masalah, justru ketika kita nggak tau teknik yang benar sementara kita dituntut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan di situ justru tersedia banyak kesempatan untuk penemuan-penem penemuan-penemuan uan baru. Misalnya lighting scheme yang baru dan belum pernah dipakai orang lain.” Dalam hal hasil akhir yang menjadi penting, Gerard mengingatkan para pehobi otograer yang tertarik menjadi otograer komersil
48
EDISI III / 2007
47
untuk bisa membedakan keperluan penggunaan digital imaging dalam oto. “Banyak yang punya oto bagus dan layak jadi otograer komersil setelah dioprek di photoshop. Tapi sayangnya ketika motret iklan semua proses disupervisi, jadi jelas nggak mungkin hasil otonya apa adanya lalu sisanya dikerjain di photoshop. Karena klien juga nggak akan biarin kita selesai motret kalau otonya belum kelihatan jadi. Nggak bisa bilang “nanti sisanya dikerjain di photoshop”. Jadi otonya harus kelihatan jadi dulu, baru photoshop untuk bantu bikin yang bener-bene bener-benerr nggak bisa dibikin dengan kamera.” Ungkapnya. Ini membuktikan anggapan kebanyakan pehobi otograer bahwa otograer komersil terlihat lebih bagus outputnya karena bantuan photoshop. “Benar photoshop memang bisa bantu outputnya jadi maksimal, tapi art director yang supervisi juga nggak bego-bego amat. Jadi motretnya harus bener dulu, baru dirapihin sedikit di photoshop.” Mengenai hal lain di luar kemampuan teknis otogra, Gerard Adi pun menjelaskan beberapa actor yang juga harus dipenuhi untuk menjadi otograer komersil “Jadi komersial otograer harus punya standar. Standar equipment, standar service dan
“Banyak yang punya oto bagus dan layak jadi otograer komersil setelah dioprek di photoshop. Tapi Tapi sayangnya ketika motret iklan semua proses disupervisi, jadi jelas nggak mungkin hasil otonya apa adanya lalu sisanya dikerjain di photoshop. Karena klien juga nggak akan biarin kita selesai motret kalau otonya belum kelihatan jadi. Nggak bisa bilang “nanti sisanya dikerjain di photoshop”. Jadi otonya harus kelihatan jadi dulu, baru photoshop untuk bantu bikin yang bener-bener nggak bisa dibikin dengan kamera.” EDISI III / 2007
49
LIPUTAN UTAMA
Tantangan Tanta ngan menjadi otograer komersil semakin rumit saja ketika banyaknya pernyataan otograer proessional yang menyatakan bahwa kemampuan teknis yang selama ini justru menjadi pusat perhatian para pehobi otograer ternyata bukan satu-satunya hal penting dalam otogra komersil. Seperti mengutip dari pernyataan Jerry Aurum pada edisi perdana THE LIGHT yang mengatakan “… di otogra komersil memotret dengan bagus itu masih jauh dari cukup…” Memang, Memang, otogra komersil tantangannya lebih berat karena bukan melulu masalah teknis dan artistic. Seperti pernyataan Gerard Adi “Kalau mau jadi otograer ya belajar motret, tapi kalau mau jadi otograer komersil jangan lagi belajar motret tapi ada yang lebih penting yaitu belajar bisnis. Masalah teknis sih bisa dicari, karena di komersil yang penting end resultnya, gimana cara dapetnya terserah.” Pernyataan ini senada dengan pernyataan Jerry Aurum pada THE LIGHT edisi perdana
LIPUTAN UTAMA
“Kalau mau jadi otograer ya belajar motret, tapi kalau mau jadi otograer komersil jangan lagi belajar motret tapi ada yang lebih penting yaitu belajar bisnis. “Di dunia komersil (otogra komersil.Red) yang penting resultnya dapet. Bagaimana cara mendapatkannya bukan masalah, justru ketika kita nggak tau teknik yang benar sementara kita dituntut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan di situ justru tersedia banyak kesempatan untuk penemuan-penem penemuan-penemuan uan baru. Misalnya lighting scheme yang baru dan belum pernah dipakai orang lain.” Dalam hal hasil akhir yang menjadi penting, Gerard mengingatkan para pehobi otograer yang tertarik menjadi otograer komersil
48
untuk bisa membedakan keperluan penggunaan digital imaging dalam oto. “Banyak yang punya oto bagus dan layak jadi otograer komersil setelah dioprek di photoshop. Tapi sayangnya ketika motret iklan semua proses disupervisi, jadi jelas nggak mungkin hasil otonya apa adanya lalu sisanya dikerjain di photoshop. Karena klien juga nggak akan biarin kita selesai motret kalau otonya belum kelihatan jadi. Nggak bisa bilang “nanti sisanya dikerjain di photoshop”. Jadi otonya harus kelihatan jadi dulu, baru photoshop untuk bantu bikin yang bener-bene bener-benerr nggak bisa dibikin dengan kamera.” Ungkapnya. Ini membuktikan anggapan kebanyakan pehobi otograer bahwa otograer komersil terlihat lebih bagus outputnya karena bantuan photoshop. “Benar photoshop memang bisa bantu outputnya jadi maksimal, tapi art director yang supervisi juga nggak bego-bego amat. Jadi motretnya harus bener dulu, baru dirapihin sedikit di photoshop.” Mengenai hal lain di luar kemampuan teknis otogra, Gerard Adi pun menjelaskan beberapa actor yang juga harus dipenuhi untuk menjadi otograer komersil “Jadi komersial otograer harus punya standar. Standar equipment, standar service dan
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
photography equipment yang digunakan. “Gimana detailnya mau sempurna kalau kameranya noisenya tinggi, nggak tajam, megapixelnya nggak cukup, dan kualitas sensornya nggak bisa menangkap detail.” Tambahnya. Begitu juga dengan lighting equipment yang digunakan, Gerard menganggap penggunaan lighting equipment yang tanggung justru bisa menjadi blunder yang membahayakan. Namun Namun melihat mahalnya harga photography equipment terutama yang sering digunakan oleh otograer komersil, Gerard pun memberi solusi. “Equipment “Equipment yang digunakan harus bagus, tapi saya nggak bilang harus punya. Kan bisa sewa. Sekarang ini kan banyak otograer komersil yang nggak punya alat sendiri tapi motretnya bagus-bagus kayak Heret & Henky.” Jelasnya.
“Equipment yang digunakan harus bagus, tapi saya nggak bilang harus punya. Kan bisa sewa. departemen client service ada account executive dan supervisornya (account manager, account director atau client service director). Sementara dari pihak klien biasanya diwakili
Standar kedua yang harus dipenuhi adalah standar service. Standar service di sini artinya adalah service yang memang terbaik yang diberikan kepada klien. “Motret project sejuta dua juta rupiah harus sama servicenya dengan motret project ratusan juta rupiah. Begitu juga dengan kualitas otonya, nggak boleh kualitas oto yang dihasilkan dari project sejuta dua juta jauh lebih jelek daripada project ratusan juga.” Ungkapnya. Dengan menerapkan pola pikir seperti ini Gerard percaya klien yang sudah mempercayakan pekerjaan pemotretan kepada kita akan kembali lagi.
50
EDISI III / 2007
49
LIPUTAN UTAMA
standar teamwork.” Mengenai standar equipment Gerard menekankan akan pentingnya kualitas
“Gimana detailnya mau sempurna kalau kameranya noisenya tinggi, nggak tajam, megapixelnya nggak cukup, dan kualitas sensornya nggak bisa menangkap detail.”
“Banyak yang punya oto bagus dan layak jadi otograer komersil setelah dioprek di photoshop. Tapi Tapi sayangnya ketika motret iklan semua proses disupervisi, jadi jelas nggak mungkin hasil otonya apa adanya lalu sisanya dikerjain di photoshop. Karena klien juga nggak akan biarin kita selesai motret kalau otonya belum kelihatan jadi. Nggak bisa bilang “nanti sisanya dikerjain di photoshop”. Jadi otonya harus kelihatan jadi dulu, baru photoshop untuk bantu bikin yang bener-bener nggak bisa dibikin dengan kamera.”
oleh product manager atau brand manager dan marketing manager atau marketing director. Pada kasus-kasus pemotretan yang lebih spesik jumlah team yang terlibat bisa lebih banyak lagi. Misalnya untuk pemotretan makanan maka ada tambahan ood stylist dan teamnya yang bisa berjumlah 3 sampai 5 orang. Untuk pemotretan model ada make
Standar ketiga, yaitu teamwork. Pemotretan
up artist, wardrobe, stylist dan pengarah
iklan memang melibatkan banyak orang.
gaya termasuk asistennya masing-masing.
Team standar yang selalu terlibat adalah
Untuk pemotretan dengan set yang cukup
otograer, producer, dan asisten otograer
besar akan melibatkan set builder, property
yang bisa mencapai 3 sampai 5 orang. Belum
manager/art director property, dan asisten-
lagi team dari advertising company dan klien
nya yang bisa mencapai lebih dari 3 orang.
yang menunjuk kita. Dari advertising company
Belum lagi ketika dibutuhkan pasca produksi
biasanya ada Art Director dan supervisornya
dengan digital imaging yang sudah pasti akan
(bisa creative group head, creative director
melibatkan digital imaging artist dan producer
atau associatenya) dan producer agency. Dari
digital imaging. Hal ini menunjukkan betapa
“Motret project sejuta dua juta rupiah harus sama servicenya dengan motret project ratusan juta rupiah. Begitu juga dengan kualitas otonya, nggak boleh kualitas oto yang dihasilkan dari project sejuta dua juta jauh lebih jelek daripada project ratusan juga.” besarnya team yang terlibat dalam proses pemotretan sebuah iklan. Yang menjadi lebih tantangan lagi adalah otograer komersil berungsi sebagai leader dari team yang begitu besarnya yang terdiri dari ahli di masingmasing bidangnya. Artinya selain harus benarbenar bisa memotret, seorang otograer komersil juga harus bisa memimpin sebuah tim, baik dari segi kemampuan menajerial serta kepercayaan diri dalam memimpin team yang begitu besar besar.. “Fotograer komersil nggak bisa kerja sendiri, harus ada teamwork. Nggak bisa semuanya dikerjain sendiri.” Ungkap
EDISI III / 2007
51
LIPUTAN UTAMA
LIPUTAN UTAMA
standar teamwork.” Mengenai standar equipment Gerard menekankan akan pentingnya kualitas photography equipment yang digunakan. “Gimana detailnya mau sempurna kalau kameranya noisenya tinggi, nggak tajam, megapixelnya nggak cukup, dan kualitas sensornya nggak bisa menangkap detail.” Tambahnya. Begitu juga dengan lighting equipment yang digunakan, Gerard menganggap penggunaan lighting equipment yang tanggung justru bisa menjadi blunder yang membahayakan. Namun Namun melihat mahalnya harga photography equipment terutama yang sering digunakan oleh otograer komersil, Gerard pun memberi solusi. “Equipment “Equipment yang digunakan harus bagus, tapi saya nggak bilang harus punya. Kan bisa sewa. Sekarang ini kan banyak otograer komersil yang nggak punya alat sendiri tapi motretnya bagus-bagus kayak Heret & Henky.” Jelasnya.
“Equipment yang digunakan harus bagus, tapi saya nggak bilang harus punya. Kan bisa sewa. departemen client service ada account executive dan supervisornya (account manager, account director atau client service director). Sementara dari pihak klien biasanya diwakili
Standar kedua yang harus dipenuhi adalah standar service. Standar service di sini artinya adalah service yang memang terbaik yang diberikan kepada klien. “Motret project sejuta dua juta rupiah harus sama servicenya dengan motret project ratusan juta rupiah. Begitu juga dengan kualitas otonya, nggak boleh kualitas oto yang dihasilkan dari project sejuta dua juta jauh lebih jelek daripada project ratusan juga.” Ungkapnya. Dengan menerapkan pola pikir seperti ini Gerard percaya klien yang sudah mempercayakan pekerjaan pemotretan kepada kita akan kembali lagi.
“Gimana detailnya mau sempurna kalau kameranya noisenya tinggi, nggak tajam, megapixelnya nggak cukup, dan kualitas sensornya nggak bisa menangkap detail.” 50
oleh product manager atau brand manager dan marketing manager atau marketing director. Pada kasus-kasus pemotretan yang lebih spesik jumlah team yang terlibat bisa lebih banyak lagi. Misalnya untuk pemotretan makanan maka ada tambahan ood stylist dan teamnya yang bisa berjumlah 3 sampai 5 orang. Untuk pemotretan model ada make
Standar ketiga, yaitu teamwork. Pemotretan
up artist, wardrobe, stylist dan pengarah
iklan memang melibatkan banyak orang.
gaya termasuk asistennya masing-masing.
Team standar yang selalu terlibat adalah
Untuk pemotretan dengan set yang cukup
otograer, producer, dan asisten otograer
besar akan melibatkan set builder, property
yang bisa mencapai 3 sampai 5 orang. Belum
manager/art director property, dan asisten-
lagi team dari advertising company dan klien
nya yang bisa mencapai lebih dari 3 orang.
yang menunjuk kita. Dari advertising company
Belum lagi ketika dibutuhkan pasca produksi
biasanya ada Art Director dan supervisornya
dengan digital imaging yang sudah pasti akan
(bisa creative group head, creative director
melibatkan digital imaging artist dan producer
atau associatenya) dan producer agency. Dari
digital imaging. Hal ini menunjukkan betapa
EDISI III / 2007
hal tersebut harus dipenuhi oleh seorang otograer komersil. “harus diingat, bahwa kita dibayar mahal, jadi jangan pakai equipment yang jelek, service yang apa adanya, dan team yang cuma otograer itu sendiri. Tanpa ngeliat hasilnya pun klien juga nggak akan PeDe sama otograernya.” Tambahnya. Hal senada juga diutarakan Pinky Mirror, salah seorang otograer komersil. “Punya dasar pengetahuan otogra yang baik. Di era digital ini mungkin banyak juga yang ‘dadakan’ bisa jadi otograer komersial. Tapi dengan
“harus diingat, bahwa kita dibayar mahal, jadi jangan pakai equipment yang jelek, service yang apa adanya, dan team yang cuma otograer itu sendiri.. Tanpa ngesendiri liat hasilnya pun klien juga nggak akan PeDe sama otograernya.”
ungsi sebagai leader dari team yang begitu besarnya yang terdiri dari ahli di masingmasing bidangnya. Artinya selain harus benarbenar bisa memotret, seorang otograer komersil juga harus bisa memimpin sebuah tim, baik dari segi kemampuan menajerial serta kepercayaan diri dalam memimpin team yang begitu besar besar.. “Fotograer komersil nggak bisa kerja sendiri, harus ada teamwork. Nggak bisa semuanya dikerjain sendiri.” Ungkap
51
mereka-mereka yang mulai meredup. Apa
sendiri. Marketnya bagaimana, saingannya
yang menjadi penyebab mengapa semakin
siapa saja, ood stylist yang bagus siapa,
sedikit advertising company yang memper-
dsb.” Selain kemampuan teknis dan inormasi
cayakan pekerjaan kepada mereka? Kami pun
seputar otogra komersil itu sendiri, Pinky
mewawancarai beberapa pekerja kreati di
juga melihat pentingnya aktor marketing dan
perusahaan periklanan. “waktu masih belum
promosi sebagai salah satu hal yang pent-
rame, motretnya teliti banget, disupervisi juga
ing. “Jadi otograer komersial tidak semata
enak banget. Tapi begitu sudah rame dan
mengandalkan kemampuan teknis. Sudah
sudah punya nama besar, disupervisi nggak
sering saya tekankan pentingnya kemam-
mau. Maunya kita yang nurutin otograer.
puan non teknis, misalnya marketing, PR dan
Mereka lupa bahwa yang dibayar tuh ya
promotion. Jadi nggak semua otograer yang
otograernya. Jadi harusnya lebih kooperati.”
jago motret pasti bisa menembus dunia oto
Ungkap Udin (nama samaran) salah seorang
komersial. sebaliknya dengan promosi yang
pekerja iklan yang tak mau disebutkan
sangat menolong dalam menghadapi client/
sedang-sedang saja bisa saja”
art director yang berbeda-beda kemauannya. Juga harus mengenal seluruh aspek dalam
Fotogra komersil memang susah dimasuki,
dunia otogra, secara spesik. Misalnya
namun sayangnya sangat mudah untuk
otograer khusus Food. Tentunya diharap-
terlempar dari persaingan di lahan otogra komersil. Di tengah persaingan yang semakin
EDISI III / 2007
tantangan lagi adalah otograer komersil ber-
kan mengetahui A-Z dunia otogra ood itu
bagus, otograer yang kemampuan teknisnya
52
pemotretan sebuah iklan. Yang menjadi lebih
LIPUTAN UTAMA
pengetahuan yang memadai, biasanya
“Fotograer komersil nggak bisa kerja sendiri, harus ada teamwork. Nggak bisa semuanya dikerjain sendiri.”
besarnya team yang terlibat dalam proses
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
Gerard. Gerard beranggapan bahwa ketiga
“Motret project sejuta dua juta rupiah harus sama servicenya dengan motret project ratusan juta rupiah. Begitu juga dengan kualitas otonya, nggak boleh kualitas oto yang dihasilkan dari project sejuta dua juta jauh lebih jelek daripada project ratusan juga.”
ketat di antara para otograer komersil, banyak nama-nama besar yang pernah berjaya di bidang ini yang mulai berguguran. Order pemotretannya menurun drastis bahkan sampai titik dimana tidak ada lagi yang mau mempercayakan pemotretan kepadanya. Untuk itu tanpa bermaksud merendahkan kami pun merasa harus bisa mengambil pelajaran dari
“...Jadi nggak semua otograer yang jago motret pasti bisa menembus dunia oto komersial. sebaliknya dengan promosi yang bagus, otograer yang kemampuan teknisnya sedangsedang saja bisa saja” EDISI III / 2007
53
LIPUTAN UTAMA
Gerard. Gerard beranggapan bahwa ketiga hal tersebut harus dipenuhi oleh seorang otograer komersil. “harus diingat, bahwa kita dibayar mahal, jadi jangan pakai equipment yang jelek, service yang apa adanya, dan team yang cuma otograer itu sendiri. Tanpa ngeliat hasilnya pun klien juga nggak akan PeDe sama otograernya.” Tambahnya. Hal senada juga diutarakan Pinky Mirror, salah seorang otograer komersil. “Punya dasar pengetahuan otogra yang baik. Di era digital ini mungkin banyak juga yang ‘dadakan’ bisa jadi otograer komersial. Tapi dengan
LIPUTAN UTAMA
“harus diingat, bahwa kita dibayar mahal, jadi jangan pakai equipment yang jelek, service yang apa adanya, dan team yang cuma otograer itu sendiri.. Tanpa ngesendiri liat hasilnya pun klien juga nggak akan PeDe sama otograernya.”
kan mengetahui A-Z dunia otogra ood itu
mereka-mereka yang mulai meredup. Apa
sendiri. Marketnya bagaimana, saingannya
yang menjadi penyebab mengapa semakin
siapa saja, ood stylist yang bagus siapa,
sedikit advertising company yang memper-
dsb.” Selain kemampuan teknis dan inormasi
cayakan pekerjaan kepada mereka? Kami pun
seputar otogra komersil itu sendiri, Pinky
mewawancarai beberapa pekerja kreati di
juga melihat pentingnya aktor marketing dan
perusahaan periklanan. “waktu masih belum
promosi sebagai salah satu hal yang pent-
rame, motretnya teliti banget, disupervisi juga
ing. “Jadi otograer komersial tidak semata
enak banget. Tapi begitu sudah rame dan
mengandalkan kemampuan teknis. Sudah
sudah punya nama besar, disupervisi nggak
sering saya tekankan pentingnya kemam-
mau. Maunya kita yang nurutin otograer.
puan non teknis, misalnya marketing, PR dan
Mereka lupa bahwa yang dibayar tuh ya
promotion. Jadi nggak semua otograer yang
otograernya. Jadi harusnya lebih kooperati.”
jago motret pasti bisa menembus dunia oto
Ungkap Udin (nama samaran) salah seorang
komersial. sebaliknya dengan promosi yang
pekerja iklan yang tak mau disebutkan
pengetahuan yang memadai, biasanya
bagus, otograer yang kemampuan teknisnya
sangat menolong dalam menghadapi client/
sedang-sedang saja bisa saja”
art director yang berbeda-beda kemauannya. Juga harus mengenal seluruh aspek dalam
Fotogra komersil memang susah dimasuki,
dunia otogra, secara spesik. Misalnya
namun sayangnya sangat mudah untuk
otograer khusus Food. Tentunya diharap-
terlempar dari persaingan di lahan otogra komersil. Di tengah persaingan yang semakin ketat di antara para otograer komersil, ban-
“Fotograer komersil nggak bisa kerja sendiri, harus ada teamwork. Nggak bisa semuanya dikerjain sendiri.” 52
yak nama-nama besar yang pernah berjaya di bidang ini yang mulai berguguran. Order pemotretannya menurun drastis bahkan sampai titik dimana tidak ada lagi yang mau mempercayakan pemotretan kepadanya. Untuk itu tanpa bermaksud merendahkan kami pun merasa harus bisa mengambil pelajaran dari
“...Jadi nggak semua otograer yang jago motret pasti bisa menembus dunia oto komersial. sebaliknya dengan promosi yang bagus, otograer yang kemampuan teknisnya sedangsedang saja bisa saja”
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
LIPUTAN UTAMA
“waktu masih belum rame, motretnya teliti banget, disupervisi juga enak banget. Tapi begitu sudah rame dan sudah punya nama besar, disupervisi nggak mau. Maunya kita yang nurutin otograer.. Mereka lupa bahwa yang otograer dibayar tuh ya otograernya. otograernya . Jadi harusnya lebih kooperati.”
54
EDISI III / 2007
bisa menghadapi generasi baru yang mungkin lebih muda darinya. “Fotograer komersil harus bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka, walaupun mereka jauh lebih muda.” Tambah Jaya.
mulai merintis, art director yang supervisi kebanyakan seumurannya. Setelah sepuluh
company yang menuntut pre production dan
itu bukan seniman, jadi nggak bisa nurutin
“Fotograer komersil harus bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka, walaupun mereka jauh lebih muda.”
seharusnya otograer selalu update. Ketika generasi di advertising berganti, otograer harus
“Harus diingat advertising adalah komersil menjadi tidak laku adalah karena salah satu bidang tidak mampunya otograer yang bersangyang paling dinakutan menjawab tuntutan klien yang selalu mis. Mereka seberkembang. “Harus diingat advertising lalu berubah dan adalah salah satu bidang yang paling dinamis. berkembang, baik Mereka selalu berubah dan berkembang, baik style, selera dan style, selera dan juga tuntutan. Fotograer juga tuntutan. komersil harus bisa mengimbanginya kalau Fotograer mau bertahan.” Ungkap Indra. Tuntutan klien komersil harus yang jelas-jelas terlihat berkembang salah bisa satunya adalah pada proses pemotretan itu mengimbanginya sendiri. Jika dulu proses pemotretan hanya kalau mau berlangsung di hari H, kini banyak advertising bertahan.”
namanya. “Harus diingat, otograer komersil
Harus diingat, otograer komersil itu bukan seniman, jadi nggak bisa nurutin maunya sendiri.”
53
maunya sendiri.” Tambahnya. Mengenai hal ini Jaya (nama samaran) seorang otograer komersil yang berkeberatan disebut namanya pun berpendapat bahwa hal ini akibat budaya senioritas yang dianut otograer tersebut. “Dulu waktu otograer tersebut
Faktor lain yang membuat otograer
tahun kemudian, art director yang supervisi
post production yang selain menyita waktu
pada tahap pre production dan post produc-
kan sepuluh tahun lebih muda dari dia, karena
juga menuntut otograer yang bersangkutan
tion. “sayangnya suka ada yang menganggap
yang seumuran dia sudah naik pangkat dan
untuk menyiapkan segala hal yang diperlukan
enteng perkembangan tuntutan ini. Akhirnya
nggak supervisi lagi. Di situ kadang otograer
mereka tersingkir dan nggak kepakai lagi.”
merasa lebih hebat dari art director yang lebih
Ungkap Indra.
muda dan mungkin lebih pendek jam terbangnya. Padahal tetap kliennya adalah mereka,
Sikap menganggap enteng dan meremehkan
yang ngerti konsepnya mereka jadi kita yang
klien juga sering dilakukian oleh otograer
harus bisa deliver apa yang mereka mau.”
komersil yang sudah mapan, setidaknya ini
Ungkap Jaya. Selain itu Jaya beranggapan EDISI III / 2007
55
LIPUTAN UTAMA
LIPUTAN UTAMA
“waktu masih belum rame, motretnya teliti banget, disupervisi juga enak banget. Tapi begitu sudah rame dan sudah punya nama besar, disupervisi nggak mau. Maunya kita yang nurutin otograer.. Mereka lupa bahwa yang otograer dibayar tuh ya otograernya. otograernya . Jadi harusnya lebih kooperati.”
54
bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka, walaupun mereka jauh lebih muda.” Tambah Jaya.
mulai merintis, art director yang supervisi kebanyakan seumurannya. Setelah sepuluh
company yang menuntut pre production dan
itu bukan seniman, jadi nggak bisa nurutin
“Fotograer komersil harus bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka, walaupun mereka jauh lebih muda.”
bisa menghadapi generasi baru yang mungkin lebih muda darinya. “Fotograer komersil harus
“Harus diingat advertising adalah komersil menjadi tidak laku adalah karena salah satu bidang tidak mampunya otograer yang bersangyang paling dinakutan menjawab tuntutan klien yang selalu mis. Mereka seberkembang. “Harus diingat advertising lalu berubah dan adalah salah satu bidang yang paling dinamis. berkembang, baik Mereka selalu berubah dan berkembang, baik style, selera dan style, selera dan juga tuntutan. Fotograer juga tuntutan. komersil harus bisa mengimbanginya kalau Fotograer mau bertahan.” Ungkap Indra. Tuntutan klien komersil harus yang jelas-jelas terlihat berkembang salah bisa satunya adalah pada proses pemotretan itu mengimbanginya sendiri. Jika dulu proses pemotretan hanya kalau mau berlangsung di hari H, kini banyak advertising bertahan.”
namanya. “Harus diingat, otograer komersil
Harus diingat, otograer komersil itu bukan seniman, jadi nggak bisa nurutin maunya sendiri.”
seharusnya otograer selalu update. Ketika generasi di advertising berganti, otograer harus
maunya sendiri.” Tambahnya. Mengenai hal ini Jaya (nama samaran) seorang otograer komersil yang berkeberatan disebut namanya pun berpendapat bahwa hal ini akibat budaya senioritas yang dianut otograer tersebut. “Dulu waktu otograer tersebut
Faktor lain yang membuat otograer
tahun kemudian, art director yang supervisi
post production yang selain menyita waktu
pada tahap pre production dan post produc-
kan sepuluh tahun lebih muda dari dia, karena
juga menuntut otograer yang bersangkutan
tion. “sayangnya suka ada yang menganggap
yang seumuran dia sudah naik pangkat dan
untuk menyiapkan segala hal yang diperlukan
enteng perkembangan tuntutan ini. Akhirnya
nggak supervisi lagi. Di situ kadang otograer
mereka tersingkir dan nggak kepakai lagi.”
merasa lebih hebat dari art director yang lebih
Ungkap Indra.
muda dan mungkin lebih pendek jam terbangnya. Padahal tetap kliennya adalah mereka,
Sikap menganggap enteng dan meremehkan
yang ngerti konsepnya mereka jadi kita yang
klien juga sering dilakukian oleh otograer
harus bisa deliver apa yang mereka mau.”
komersil yang sudah mapan, setidaknya ini
Ungkap Jaya. Selain itu Jaya beranggapan
EDISI III / 2007
LIPUTAN UTAMA
EDISI III / 2007
55
LIPUTAN UTAMA
keluar dari mulut para art director director.. “Dulu mereka motret pakai digital back 22 megapixel, tapi sekarang mereka malah pakai DSLR dengan resolusi di bawah 20 megapixel. Apa mereka pikir kita bego?” ungkap Udin menyikapi otograer yang mulai mengakali klien. Hal serupa juga diungkapkan Awan, seorang art director sebuah perusahaan periklanan papan atas “udah supervisi capek-capek, ternyata besar lenya nggak cukup. Art director memang nggak banyak yang ngerti kualitas kamera, tapi kita tahu persis kualitas le output dari kamera bagus atau tidaknya.” Ketidakpuasan Ketidakpuasan terhadap otograer komersil juga dirasakan Bebet, Creative director Bintang Pratama sebuah perusahaan periklanan local yang selalu masuk dalam ranking 10 besar. Bebet Bebet pernah mengalami hasil yang didapatkan tidak memuaskan dan hal ini diduga karena otograer yang mengerjakan pemotretan kurang okus karena terlalu banyak pemotretan yang harus dikerjakan.
“Dulu mereka motret pakai digital back 22 megapixel, tapi sekarang mereka malah pakai DSLR dengan resolusi di bawah 20 megapixel. Apa Apa mereka me reka pikir kita bego?”
56
EDISI III / 2007
“udah supervisi capek-capek, ternyata besar lenya nggak cukup. Art director memang nggak banyak yang ngerti kualitas kamera, tapi kita tahu persis kualitas le output dari Pada akhirnya, banyak pekerja kreati kamera bagus atau periklanan yang memutuskan untuk menuntidaknya.” juk otograer untuk melakukan pemotretan iklan mereka berdasarkan beberapa criteria utama yaitu portolio yang dimiliki harus bisa menggambarkan kemampuan otograer yang Selanjutnya aktor service, Selanjutnya “Sejago-jagonya bersangkutan. teamwork dan equipment yang digunakan otograer, kalau juga menjadi perhatian tersendiri. Dan yang nggak bisa diajak tidak kalah penting adalah attitude dari okomunikasi dan tograer yang bersangkutan. “Sejago-jagonya “Sejago-jagonya kerjasama juga otograer otograer,, kalau nggak bisa diajak komunikasi percuma, karena dan kerjasama juga percuma, karena yang yang punya proj- punya project kan kita bukan dia.” Ungkap ect kan kita bu- salah seorang art director. kan dia.”
EDISI III / 2007
57
LIPUTAN UTAMA
LIPUTAN UTAMA
keluar dari mulut para art director director.. “Dulu mereka motret pakai digital back 22 megapixel, tapi sekarang mereka malah pakai DSLR dengan resolusi di bawah 20 megapixel. Apa mereka pikir kita bego?” ungkap Udin menyikapi otograer yang mulai mengakali klien. Hal serupa juga diungkapkan Awan, seorang art director sebuah perusahaan periklanan papan atas “udah supervisi capek-capek, ternyata besar lenya nggak cukup. Art director memang nggak banyak yang ngerti kualitas kamera, tapi kita tahu persis kualitas le output dari kamera bagus atau tidaknya.” Ketidakpuasan Ketidakpuasan terhadap otograer komersil juga dirasakan Bebet, Creative director Bintang Pratama sebuah perusahaan periklanan local yang selalu masuk dalam ranking 10 besar. Bebet Bebet pernah mengalami hasil yang didapatkan tidak memuaskan dan hal ini diduga karena otograer yang mengerjakan pemotretan kurang okus karena terlalu banyak pemotretan yang harus dikerjakan.
“Dulu mereka motret pakai digital back 22 megapixel, tapi sekarang mereka malah pakai DSLR dengan resolusi di bawah 20 megapixel. Apa Apa mereka me reka pikir kita bego?”
56
“udah supervisi capek-capek, ternyata besar lenya nggak cukup. Art director memang nggak banyak yang ngerti kualitas kamera, tapi kita tahu persis kualitas le output dari akhirnya, banyak pekerja kreati kamera bagus atau Pada yang memutuskan untuk menuntidaknya.” jukperiklanan otograer untuk melakukan pemotretan iklan mereka berdasarkan beberapa criteria utama yaitu portolio yang dimiliki harus bisa menggambarkan kemampuan otograer yang Selanjutnya aktor service, Selanjutnya “Sejago-jagonya bersangkutan. teamwork dan equipment yang digunakan otograer, kalau juga perhatian tersendiri. Dan yang nggak bisa diajak tidakmenjadi adalah attitude dari okomunikasi dan tograerkalahyangpenting bersangkutan. “Sejago-jagonya “Sejago-jagonya kerjasama juga otograer , kalau nggak bisa diajak komunikasi percuma, karena otograer, dan kerjasama juga percuma, karena yang yang punya proj- punya project kan kita bukan dia.” Ungkap ect kan kita bu- salah seorang art director. kan dia.”
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
FASHIONPHOTOGRAPHY
57
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
ENNY NURAHENI, KARTINI FOTOGRAFI INDONESIA Fotogra jurnalistik adalah salah satu spesialisasi otogra yang membutuhkan bukan hanya kemampuan otogra yang mumpuni, tapi juga keberanian, ketahanan ketahanan sik, disamping kepekaan dalam menangkap momen. Fotograer jurnalistik seringkali harus terjun ke tengah medan berita yang tidak bersahabat dan bahkan cenderung berbahaya. Mulai dari situasi demo para mahasiswa dan buruh yang seringkali berakhir dengan bentrokan sik, situasi bencana seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir, gempa bumi dan tsunami hingga situasi perang yang seringkali juga merenggut korban jiwa dari pihak jurnalis mau tidak mau harus menjadi keseharian bagi para jurnalis termasuk otograer jurnalistik. Dengan resiko dan pertaruhan yang begitu besar, kami mendapati sebuah nama yang begitu menonjol. Bukan hanya karena prestasi dan kapabilitas otogranya saja yang menonjol, namun
58
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
59
FASHIONPHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
ENNY NURAHENI, KARTINI FOTOGRAFI INDONESIA Fotogra jurnalistik adalah salah satu spesialisasi otogra yang membutuhkan bukan hanya kemampuan otogra yang mumpuni, tapi juga keberanian, ketahanan ketahanan sik, disamping kepekaan dalam menangkap momen. Fotograer jurnalistik seringkali harus terjun ke tengah medan berita yang tidak bersahabat dan bahkan cenderung berbahaya. Mulai dari situasi demo para mahasiswa dan buruh yang seringkali berakhir dengan bentrokan sik, situasi bencana seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir, gempa bumi dan tsunami hingga situasi perang yang seringkali juga merenggut korban jiwa dari pihak jurnalis mau tidak mau harus menjadi keseharian bagi para jurnalis termasuk otograer jurnalistik. Dengan resiko dan pertaruhan yang begitu besar, kami mendapati sebuah nama yang begitu menonjol. Bukan hanya karena prestasi dan kapabilitas otogranya saja yang menonjol, namun
58
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
59
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
juga karena ia adalah seorang wanita (tanpa bermaksud membedakan kemampuan pria dan wanita). Ia adalah Enny NurahenI. Enny adalah seorang ibu dari 2 orang anak
kamar gelap. Perjalanan karir Enny sebagai
yang sejak tahun 1986 menjadi satu-satunya
otograer jurnalistik pun dimulai. Walaupun Walaupun
otograer untuk Reuters. Enny mengenal
tidak berbekal pendidikan jurnalistik dan
otogra secara lebih serius sejak tahun
otogra ormal, Enny tidak pernah menyu-
1983. Saat itu, ketika baru saja lulus SMA di
rutkan langkahnya untuk menjadi otograer
Wonosobo Enny memutuskan untuk mem-
jurnalistik. “saya belajar menjadi otograer
bantu kakaknya yang memiliki usaha studio
jurnalistik dari senior-senior saya di Reuters,
oto yang banyak menangani pemotretan
karena waktu itu yang saya tahu hanya motret
documenter dan wedding. Kurang lebih
documenter dan wedding.” Ungkapnya.
selama 4 tahun Enny mempelajari otogra
Senior-seniornya Senior-se niornya yang juga otograer Reuters
melalui kakaknya itu. Tidak hanya cara
di biro luar negeri dianggap sebagai gurunya,
memotret, namun juga segi artistic otogra
karena ia mendapat banyak pelajaran dari
seperti komposisi hingga teknik kamar gelap.
mereka. Enny pun menjalani hari-hari sebagai
Sesuatu yang sudah langka saat ini. Enny
otograer satu-satunya Reuters di Indonesia
merasa bahwa kemampuan penguasaan
hingga tahun 1993. Bahkan ketika sedang
teknik kamar gelap itu pulalah yang membuat
hamil 7 bulan pun Enny tetap melakukan
kemampuan otogranya lebih matang dan
pemotretan liputan sepak bola. Pada awalnya
akhirnya membawanya bekerja di Reuters.
sang suami tidak mengijinkannya, namun dengan alasan tidak ada orang lain yang ada
Tahun 1986, ketika Reuters membuka
untuk mengerjakan pekerjaannya itu Enny
lowongan untuk posisi otograer, Enny
pun mengantongi ijin dari sang suami. Enny
memberanikan diri untuk mengajukan diri.
pun berangkat memotret di stadion utama
Setelah menjadi salah satu dari 3 nalis yang
senayan dengan ditemani sang suami. Hanya
ada, Enny berhasil terpilih menjadi otograer
saja kalau Enny harus berada di pinggir lapan-
Reuters dan alasan utamanya adalah karena
gan untuk memotret, sang suami menunggu
ia adalah satu-satunya yang menguasai teknik
di tribun atas. Rupanya kekhawatiran sang
60
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
61
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
juga karena ia adalah seorang wanita (tanpa bermaksud membedakan kemampuan pria dan wanita). Ia adalah Enny NurahenI. Enny adalah seorang ibu dari 2 orang anak
kamar gelap. Perjalanan karir Enny sebagai
yang sejak tahun 1986 menjadi satu-satunya
otograer jurnalistik pun dimulai. Walaupun Walaupun
otograer untuk Reuters. Enny mengenal
tidak berbekal pendidikan jurnalistik dan
otogra secara lebih serius sejak tahun
otogra ormal, Enny tidak pernah menyu-
1983. Saat itu, ketika baru saja lulus SMA di
rutkan langkahnya untuk menjadi otograer
Wonosobo Enny memutuskan untuk mem-
jurnalistik. “saya belajar menjadi otograer
bantu kakaknya yang memiliki usaha studio
jurnalistik dari senior-senior saya di Reuters,
oto yang banyak menangani pemotretan
karena waktu itu yang saya tahu hanya motret
documenter dan wedding. Kurang lebih
documenter dan wedding.” Ungkapnya.
selama 4 tahun Enny mempelajari otogra
Senior-seniornya Senior-se niornya yang juga otograer Reuters
melalui kakaknya itu. Tidak hanya cara
di biro luar negeri dianggap sebagai gurunya,
memotret, namun juga segi artistic otogra
karena ia mendapat banyak pelajaran dari
seperti komposisi hingga teknik kamar gelap.
mereka. Enny pun menjalani hari-hari sebagai
Sesuatu yang sudah langka saat ini. Enny
otograer satu-satunya Reuters di Indonesia
merasa bahwa kemampuan penguasaan
hingga tahun 1993. Bahkan ketika sedang
teknik kamar gelap itu pulalah yang membuat
hamil 7 bulan pun Enny tetap melakukan
kemampuan otogranya lebih matang dan
pemotretan liputan sepak bola. Pada awalnya
akhirnya membawanya bekerja di Reuters.
sang suami tidak mengijinkannya, namun dengan alasan tidak ada orang lain yang ada
Tahun 1986, ketika Reuters membuka
untuk mengerjakan pekerjaannya itu Enny
lowongan untuk posisi otograer, Enny
pun mengantongi ijin dari sang suami. Enny
memberanikan diri untuk mengajukan diri.
pun berangkat memotret di stadion utama
Setelah menjadi salah satu dari 3 nalis yang
senayan dengan ditemani sang suami. Hanya
ada, Enny berhasil terpilih menjadi otograer
saja kalau Enny harus berada di pinggir lapan-
Reuters dan alasan utamanya adalah karena
gan untuk memotret, sang suami menunggu
ia adalah satu-satunya yang menguasai teknik
di tribun atas. Rupanya kekhawatiran sang
60
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
61
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
suami pun terjadi, suatu saat ketika salah satu tim sedang melakukan sepak pojok, bola mengalir dengan derasnya ke perut Enny yang sudah membesar karena hamil 7 bulan. Beruntung refeksnya menolong, ia segera menggunakan tangannya untuk menangkis bola yang sudah beberapa centimeter lagi akan mengunjam kandungannya tersebut, ia pun selamat. Namun rupanya bahaya belum mau pergi dari Enny pada saat itu, usai pertandingan penonton yang tidak puas pun rusuh. Beruntung sang suami ada di situ untuk melindunginya. Melihat kondisi penonton yang semakin beringas, sang suami pun segera turun ke pinggir lapangan dan mengamankan Enny dari amukan penonton yang semakin brutal. Untuk kedua kalinya Enny selamat dari bahaya. Berhadapan dengan bahaya saat sedang mangalami kehamilan usia tua tidak menyurutkan semangat Enny untuk menekuni hidupnya sebagai seorang otograer jurnalistik. Pada masa reerendum di Timor Timur, Enny pun harus kembali berhadapan dengan bahaya ketika harus menggantikan rekannya Bea Wiharta yang tertembak ketika sedang bertugas di sana. Enny pun berangkat ke
62
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
63
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
suami pun terjadi, suatu saat ketika salah satu tim sedang melakukan sepak pojok, bola mengalir dengan derasnya ke perut Enny yang sudah membesar karena hamil 7 bulan. Beruntung refeksnya menolong, ia segera menggunakan tangannya untuk menangkis bola yang sudah beberapa centimeter lagi akan mengunjam kandungannya tersebut, ia pun selamat. Namun rupanya bahaya belum mau pergi dari Enny pada saat itu, usai pertandingan penonton yang tidak puas pun rusuh. Beruntung sang suami ada di situ untuk melindunginya. Melihat kondisi penonton yang semakin beringas, sang suami pun segera turun ke pinggir lapangan dan mengamankan Enny dari amukan penonton yang semakin brutal. Untuk kedua kalinya Enny selamat dari bahaya. Berhadapan dengan bahaya saat sedang mangalami kehamilan usia tua tidak menyurutkan semangat Enny untuk menekuni hidupnya sebagai seorang otograer jurnalistik. Pada masa reerendum di Timor Timur, Enny pun harus kembali berhadapan dengan bahaya ketika harus menggantikan rekannya Bea Wiharta yang tertembak ketika sedang bertugas di sana. Enny pun berangkat ke
62
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
64
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
63
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
65
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
64
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
65
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
Timor Timur. Saat tiba di sana, ia bersama beberapa orang rekan sesama jurnalis mendengar akan ada aksi mass adi sekitar kantor UNAMET. Ia pun memutuskan untuk berangkat ke lokasi bersama beberapa orang rekan jurnalis. Berbekal rompi dan helm anti peluru, Enny tiba di lokasi. Namun tidak ada aksi massa yang dikabarkan akan terjadi. Ia pun menyimpan rompi dan helm anti pelurunya di mobil yang membawa mereka di situ dan kembali menunggu di pinggir jalan depan kantor UNAMET itu. Tiba-tiba segerombolan massa bergerak menuju tempat itu dengan beringasnya. Ia pun berlari masuk ke dalam sebuah gedung SD yang berada tepat di samping kantor UNAMET dan terjebak di dalam sana. Sayangnya justru para pengungsi yang berada di gedung SD itu juga berpikir untuk mengungsi ke kantor UNAMET. Setelah puas memotret, ia pun membantu satupersatu para pengungsi itu untuk memanjat tembok pembatas yang tingginya tidak kurang dari 2,5 meter. Hingga semua orang sudah tertolong, ia baru sadar bahwa tinggal dirinya sendiri yang berada di situ, sementara gerombolan massa sudah semakin dekat. Sempat berusaha sembunyi di sebuah truk bertutup terpal di situ, ia pun akhirnya memutuskan untuk berteriak minta tolong kepada orang-
66
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
67
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
Timor Timur. Saat tiba di sana, ia bersama beberapa orang rekan sesama jurnalis mendengar akan ada aksi mass adi sekitar kantor UNAMET. Ia pun memutuskan untuk berangkat ke lokasi bersama beberapa orang rekan jurnalis. Berbekal rompi dan helm anti peluru, Enny tiba di lokasi. Namun tidak ada aksi massa yang dikabarkan akan terjadi. Ia pun menyimpan rompi dan helm anti pelurunya di mobil yang membawa mereka di situ dan kembali menunggu di pinggir jalan depan kantor UNAMET itu. Tiba-tiba segerombolan massa bergerak menuju tempat itu dengan beringasnya. Ia pun berlari masuk ke dalam sebuah gedung SD yang berada tepat di samping kantor UNAMET dan terjebak di dalam sana. Sayangnya justru para pengungsi yang berada di gedung SD itu juga berpikir untuk mengungsi ke kantor UNAMET. Setelah puas memotret, ia pun membantu satupersatu para pengungsi itu untuk memanjat tembok pembatas yang tingginya tidak kurang dari 2,5 meter. Hingga semua orang sudah tertolong, ia baru sadar bahwa tinggal dirinya sendiri yang berada di situ, sementara gerombolan massa sudah semakin dekat. Sempat berusaha sembunyi di sebuah truk bertutup terpal di situ, ia pun akhirnya memutuskan untuk berteriak minta tolong kepada orang-
66
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
68
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
67
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
69
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
68
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
69
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
orang yang sudah berada di dalam kantor
yang ia hasilkan terpampang di surat kabar
takut tersaingi.” Ungkapnya. Enny melihat ada sekelompok otograer senior yang takut disaingi
UNAMET. Beberapa orang mencoba meno-
terkemuka di dunia, ditambah lagi namanya
ketika mereka membagikan ilmunya pada juniornya. “Jangan “Jangan takut disaingi, jangan takut bersa-
longnya dengan menarik tangannya, namun
tercantum di bawah oto yang ia hasilkan.
ing. Karena biar ilmunya ditulari pun belum tentu motretnya sama, karena “mata”nya beda.”
berkali-kali ia coba tetap tak berhasil juga.
Bekerja di kantor berita juga memberikan
Tambahnya. Tamb ahnya. Hal ini lah yang membuat Indonesia sering “dijajah” seperti ketika beberapa kali
“saya sudah putusa asa, sampai akhirnya da-
kebebasan pada level tertentu untuk memilih
oto pemenang world press yang berasal dari Indonesia yang dihasilkan oleh otograer asing.
lam hati saya bilang “Tuhan “Tuhan tolong saya” dan
oto yang akan dipakai, tidak seperti di surat
tiba-tiba saya sudah berada di atas tembok
kabar dimana redaktur oto lah yang berhak
Mendengar pernyataannya untuk tidak berpelit ilmu, kami pun segera memintanya untuk mem-
itu.” Kenangnya. Ia pun selamat dari amukan
memilih oto yang akan diterbitkan. Namun di
bagikan ilmu otogra jurnalistik kepada para pembaca The Light. Enny pun dengan senang hati
massa.
atas segala macam kelebihan yang bisa dida-
membagikannya. Enny berpendapat bahwa untuk menjadi otograer jurnalistik yang baik sisi
patkan seperti di atas, Enny juga mengakui
teknis harus sudah dikuasai. Selebihnya Enny juga menyarankan untuk mengembangkan daya
Pergulatan Enny menjadi seorang otograer
ada tantangan tersendiri ketika bekerja di
cipta. “oto jurnalistik jangan Cuma dokumentasi, tapi harus bercerita dan bermakna.” Ungkap-
jurnalistik yang baik tidak pernah padam
sebuah kantor berita yang melayani berbagai
nya. Untuk melatih itu, saran klasik yang selalu muncul dari otograer manapun terucap, yaitu
walaupun menghadapi begitu banyak bahaya.
macam surat kabar di berbagai macam Neg-
memperbanyak reerensi, baik oto-oto local maupun dunia. Bagi mereka yang tertarik untuk
Hingga kini pun ia masih bangga menjabat
ara dengan berbagai macam tenggat waktu
bekerja di kantor berita yang melayani surat kabar di berbagai Negara di seluruh dunia Enny
chie otograer Reuters Jakarta.
penerbitan. “di Reuters, setiap detik adalah
menganjurkan untuk mempelajari mempelajari selera dan standar dari tiap surat kabar yang ada. Hal ini bisa
deadline. Jadi selain kemampuan memotret
dilakukan dengan rajin-rajin melihat-lihat oto-oto di berbagai surat kabar internasional. Ada
Berbicara mengenai Reuters dan kantor berita
yang baik management waktunya juga harus
beberapa surat kabar yang hanya tertarik pada straight news style. Yaitu Yaitu gaya oto yang mengu-
sejenis, Enny merasa bahwa sebagai seorang
baik. Begitu dapat oto bagus harus langsung
tamakan perekaman momen penting. Sementara ada juga yang tertarik dengan gaya majalah/
otograer jurnalistik bekerja di sebuah kantor
kirim.” Ungkapnya.
essay. Gaya Essay ini pun diyakini bisa memperkaya sudut pandang yang bisa dimiliki seorang
berita seperti Reuters merupakan kebang-
otograer jurnalis. Misalnya ketika memotret seorang yang kakinya bunting karena tsunami,
gaan tersendiri. Hal ini karena dengan bekerja
Mengenai kemampuan otogra jurnalistik
bisa jadi angle yang diambil tidak hanya dengan pose standar dokumentasi, tapi bisa juga justru
di Reuters oto yang ia hasilkan berstandar
otograer Indonesia Enny percaya bahwa
kaki buntungnya itu yang dijadikan oreground sementara usaha yang ia jalankan (apapun itu)
internasional karena dipakai di berbagai
kualitas otograer urnalistik local tidak kalah
bisa dijadikan background. Dengan permainan komposisi yang baik oto tersebut diyakini bisa
macam surat kabar di seluruh dunia. Berbeda
dibandingkan otograer asing. Hanya saja
sangat menarik. Enny juga menyarankan para otograer jurnalistik pemula untuk tidak terpaku
dengan otograer jurnalis di surat kabar
Enny menyayangkan sikap otograer senior
hanya pada momen. “jangan jadi nggak bisa motret ketika nggak ada bencana, atau nggak ada
tertentu, di Reuters oto yang dihasilkan pada
yang pelit ilmu. “otograer asing itu mau
demo. Karena berita dimana-mana ada, setiap saat setiap waktu. Bahkan di pasar pun banyak
setiap event bisa dipakai secara bersamaan
membagikan ilmunya sehabis-habisnya dan
sekali yang bisa dioto.” Ungkapnya. Selain itu Enny juga berpesan untuk selalu melatih “mata”.
di berbagai surat kabar di seluruh dunia.
tidak takut tersaingi, sayangnya di Indonesia
Artinya ketika menjadi otograer jurnalis terutama untuk kantor berita yang melayani berbagai
Dan menjadi kepuasan tersendiri ketika oto
banyak yang nggak mau bagi ilmu karena
surat kabar dari berbagai Negara, mata kita harus mewakili mata orang asing tersebut. Artinya
70
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
71
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
orang yang sudah berada di dalam kantor
yang ia hasilkan terpampang di surat kabar
takut tersaingi.” Ungkapnya. Enny melihat ada sekelompok otograer senior yang takut disaingi
UNAMET. Beberapa orang mencoba meno-
terkemuka di dunia, ditambah lagi namanya
ketika mereka membagikan ilmunya pada juniornya. “Jangan “Jangan takut disaingi, jangan takut bersa-
longnya dengan menarik tangannya, namun
tercantum di bawah oto yang ia hasilkan.
ing. Karena biar ilmunya ditulari pun belum tentu motretnya sama, karena “mata”nya beda.”
berkali-kali ia coba tetap tak berhasil juga.
Bekerja di kantor berita juga memberikan
Tambahnya. Tamb ahnya. Hal ini lah yang membuat Indonesia sering “dijajah” seperti ketika beberapa kali
“saya sudah putusa asa, sampai akhirnya da-
kebebasan pada level tertentu untuk memilih
oto pemenang world press yang berasal dari Indonesia yang dihasilkan oleh otograer asing.
lam hati saya bilang “Tuhan “Tuhan tolong saya” dan
oto yang akan dipakai, tidak seperti di surat
tiba-tiba saya sudah berada di atas tembok
kabar dimana redaktur oto lah yang berhak
Mendengar pernyataannya untuk tidak berpelit ilmu, kami pun segera memintanya untuk mem-
itu.” Kenangnya. Ia pun selamat dari amukan
memilih oto yang akan diterbitkan. Namun di
bagikan ilmu otogra jurnalistik kepada para pembaca The Light. Enny pun dengan senang hati
massa.
atas segala macam kelebihan yang bisa dida-
membagikannya. Enny berpendapat bahwa untuk menjadi otograer jurnalistik yang baik sisi
patkan seperti di atas, Enny juga mengakui
teknis harus sudah dikuasai. Selebihnya Enny juga menyarankan untuk mengembangkan daya
Pergulatan Enny menjadi seorang otograer
ada tantangan tersendiri ketika bekerja di
cipta. “oto jurnalistik jangan Cuma dokumentasi, tapi harus bercerita dan bermakna.” Ungkap-
jurnalistik yang baik tidak pernah padam
sebuah kantor berita yang melayani berbagai
nya. Untuk melatih itu, saran klasik yang selalu muncul dari otograer manapun terucap, yaitu
walaupun menghadapi begitu banyak bahaya.
macam surat kabar di berbagai macam Neg-
memperbanyak reerensi, baik oto-oto local maupun dunia. Bagi mereka yang tertarik untuk
Hingga kini pun ia masih bangga menjabat
ara dengan berbagai macam tenggat waktu
bekerja di kantor berita yang melayani surat kabar di berbagai Negara di seluruh dunia Enny
chie otograer Reuters Jakarta.
penerbitan. “di Reuters, setiap detik adalah
menganjurkan untuk mempelajari mempelajari selera dan standar dari tiap surat kabar yang ada. Hal ini bisa
deadline. Jadi selain kemampuan memotret
dilakukan dengan rajin-rajin melihat-lihat oto-oto di berbagai surat kabar internasional. Ada
Berbicara mengenai Reuters dan kantor berita
yang baik management waktunya juga harus
beberapa surat kabar yang hanya tertarik pada straight news style. Yaitu Yaitu gaya oto yang mengu-
sejenis, Enny merasa bahwa sebagai seorang
baik. Begitu dapat oto bagus harus langsung
tamakan perekaman momen penting. Sementara ada juga yang tertarik dengan gaya majalah/
otograer jurnalistik bekerja di sebuah kantor
kirim.” Ungkapnya.
essay. Gaya Essay ini pun diyakini bisa memperkaya sudut pandang yang bisa dimiliki seorang
berita seperti Reuters merupakan kebang-
otograer jurnalis. Misalnya ketika memotret seorang yang kakinya bunting karena tsunami,
gaan tersendiri. Hal ini karena dengan bekerja
Mengenai kemampuan otogra jurnalistik
bisa jadi angle yang diambil tidak hanya dengan pose standar dokumentasi, tapi bisa juga justru
di Reuters oto yang ia hasilkan berstandar
otograer Indonesia Enny percaya bahwa
kaki buntungnya itu yang dijadikan oreground sementara usaha yang ia jalankan (apapun itu)
internasional karena dipakai di berbagai
kualitas otograer urnalistik local tidak kalah
bisa dijadikan background. Dengan permainan komposisi yang baik oto tersebut diyakini bisa
macam surat kabar di seluruh dunia. Berbeda
dibandingkan otograer asing. Hanya saja
sangat menarik. Enny juga menyarankan para otograer jurnalistik pemula untuk tidak terpaku
dengan otograer jurnalis di surat kabar
Enny menyayangkan sikap otograer senior
hanya pada momen. “jangan jadi nggak bisa motret ketika nggak ada bencana, atau nggak ada
tertentu, di Reuters oto yang dihasilkan pada
yang pelit ilmu. “otograer asing itu mau
demo. Karena berita dimana-mana ada, setiap saat setiap waktu. Bahkan di pasar pun banyak
setiap event bisa dipakai secara bersamaan
membagikan ilmunya sehabis-habisnya dan
sekali yang bisa dioto.” Ungkapnya. Selain itu Enny juga berpesan untuk selalu melatih “mata”.
di berbagai surat kabar di seluruh dunia.
tidak takut tersaingi, sayangnya di Indonesia
Artinya ketika menjadi otograer jurnalis terutama untuk kantor berita yang melayani berbagai
Dan menjadi kepuasan tersendiri ketika oto
banyak yang nggak mau bagi ilmu karena
surat kabar dari berbagai Negara, mata kita harus mewakili mata orang asing tersebut. Artinya
70
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
72
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
71
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
73
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
72
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
74
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
73
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
75
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
74
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
75
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
sesuatu yang buat kita bisa biasa-biasa saja, buat orang asing bisa jadi menarik karena mereka tidak terbiasa melihatnya. Misalnya tukang ikan di pinggir jalan di pasar ikan. Di Indonesia hal seperti ini adalah obyel yang biasa saja, namun buat Negara-negara di barat hal ini bisa menjadi menarik. Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah cita rasa seni. Enny melihat cita rasa seni adalah salah satu prioritas yang harus diperjuangkan bagi seorang otograer proessional. Cara memperjuangkannya salah satunya adalah dengan tidak cepat puas dengan oto yang dihasilkan. “cari angle yang terbaik, kalau perlu dari berbagai angle.” Dengan begitu Enny yakin seorang otograer jurnalis bisa menjadi jauh lebih baik lagi.
76
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
77
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
sesuatu yang buat kita bisa biasa-biasa saja, buat orang asing bisa jadi menarik karena mereka tidak terbiasa melihatnya. Misalnya tukang ikan di pinggir jalan di pasar ikan. Di Indonesia hal seperti ini adalah obyel yang biasa saja, namun buat Negara-negara di barat hal ini bisa menjadi menarik. Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah cita rasa seni. Enny melihat cita rasa seni adalah salah satu prioritas yang harus diperjuangkan bagi seorang otograer proessional. Cara memperjuangkannya salah satunya adalah dengan tidak cepat puas dengan oto yang dihasilkan. “cari angle yang terbaik, kalau perlu dari berbagai angle.” Dengan begitu Enny yakin seorang otograer jurnalis bisa menjadi jauh lebih baik lagi.
76
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
THEINSPIRATION
KREATIFITAS SEORANG FOTOGRAFER DIBATASI ALAT
THEINSPIRATION
Beberapa tahun yang lalu ketika saya mengawali karir saya di divisi kreati sebuah perusahaan iklan saya pun berpendapat sama terhadap kelompok tersebut. Bahwa ide, kreatitas, konsep dan cita rasa seni adalah segala-galanya, sementara aktor lain seperti alat untuk mengeksekusiny mengeksekusinyaa bukan hal penting lagi. Namun perlahan pemikiran ini pun memudar. Bahwa memang benar iklan yang baik tidak harus menggunakan teknologi komputer gras dan kamera tercanggih di dunia, sama benarnya seperti pernyataan teman-teman di komunitas otogra itu bahwa oto yang baik tidak harus dibuat dengan
Diskusi tersebut membahas mengenai pentingnya kecanggihan kamera bagi seorang otograer. otograer. Ada yang berpendapat bahwa kecanggihan dan kehebatan sebuah kamera tidak begitu penting. Yang penting adalah cita rasa seni yang dimiliki otograer yang bersangkutan sehingga bisa menghasilkan oto-oto yang indah. Beberapa orang dari kelompok ini mengajukan beberapa
Banyak ide-ide menarik yang ternyata amat sangat sulit untuk dieksekusi karena memang teknologinya belum ada di republik ini.
kamera bermegapixel besar dan lensa super tajam yang meraih penghargaan di berbagai ajang otogra dunia. Namun sayangnya
Beberapa waktu yang lalu saya terlibat pada sebuah diskusi menarik di sebuah mailing list.
77
seiring dengan perkembangan imajinasi dan daya cipta kreati saya yang terus meningkat, datar ide-ide brilian (brilian menurut saya setidaknya) yang tidak berhasil dieksekusi pun mulai terisi dan makin lama semakin panjang.
Alasannya bukan lain adalah karena keterbatasan teknologi broadcasting dan computer gras yang tidak mampu mewujudkan “ide-ide gila” saya tersebut. Banyak ide-ide menarik yang ternyata amat sangat sulit untuk dieksekusi karena memang teknologinya
contoh oto dari beberapa orang otograer terkenal yang semuanya luar biasa bagusnya bahkan
belum ada di republik ini. Perlahan-lahan
ketika tampak sedikit blur dan kurang ocus. Ada beberapa oto yang juga tidak kalah bagusnya
kepercayaan saya pada anatisme bahwa
bahkan ketika terdapat noise.
ide adalah yang terpenting pun memudar,
Berbekal oto-oto yang jika ditinjau dari kualitas le memiliki beberapa kelemahan itu (blur (blur,,
atau dalam bahasa orang-orang optimis
noise, dll) kelompok ini berpendapat bahwa cita rasa seni lah yang terpenting. Sedangkan
bisa disebut “berkembang”. Berkembang
kualitas alat yang digunakan seperti ketajaman lensa, kualitas sensor yang minim noise dan
menjadi pemikiran bahwa “ide dan daya cipta
keunggulan teknologi lain dalam peralatan otogra apapun menjadi kurang penting lagi.
kreati bukan satu-satunya hal yang penting.”
78
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
79
THEINSPIRATION
KREATIFITAS SEORANG FOTOGRAFER DIBATASI ALAT
THEINSPIRATION
Beberapa tahun yang lalu ketika saya mengawali karir saya di divisi kreati sebuah perusahaan iklan saya pun berpendapat sama terhadap kelompok tersebut. Bahwa ide, kreatitas, konsep dan cita rasa seni adalah segala-galanya, sementara aktor lain seperti alat untuk mengeksekusiny mengeksekusinyaa bukan hal penting lagi. Namun perlahan pemikiran ini pun memudar. Bahwa memang benar iklan yang baik tidak harus menggunakan teknologi komputer gras dan kamera tercanggih di dunia, sama benarnya seperti pernyataan teman-teman di komunitas otogra itu bahwa oto yang baik tidak harus dibuat dengan kamera bermegapixel besar dan lensa super tajam yang meraih penghargaan di berbagai ajang otogra dunia. Namun sayangnya
Beberapa waktu yang lalu saya terlibat pada sebuah diskusi menarik di sebuah mailing list. Diskusi tersebut membahas mengenai pentingnya kecanggihan kamera bagi seorang otograer. otograer. Ada yang berpendapat bahwa kecanggihan dan kehebatan sebuah kamera tidak begitu penting. Yang penting adalah cita rasa seni yang dimiliki otograer yang bersangkutan sehingga bisa menghasilkan oto-oto yang indah. Beberapa orang dari kelompok ini mengajukan beberapa
Banyak ide-ide menarik yang ternyata amat sangat sulit untuk dieksekusi karena memang teknologinya belum ada di republik ini.
seiring dengan perkembangan imajinasi dan daya cipta kreati saya yang terus meningkat, datar ide-ide brilian (brilian menurut saya setidaknya) yang tidak berhasil dieksekusi pun mulai terisi dan makin lama semakin panjang.
Alasannya bukan lain adalah karena keterbatasan teknologi broadcasting dan computer gras yang tidak mampu mewujudkan “ide-ide gila” saya tersebut. Banyak ide-ide menarik yang ternyata amat sangat sulit untuk dieksekusi karena memang teknologinya
contoh oto dari beberapa orang otograer terkenal yang semuanya luar biasa bagusnya bahkan
belum ada di republik ini. Perlahan-lahan
ketika tampak sedikit blur dan kurang ocus. Ada beberapa oto yang juga tidak kalah bagusnya
kepercayaan saya pada anatisme bahwa
bahkan ketika terdapat noise.
ide adalah yang terpenting pun memudar,
Berbekal oto-oto yang jika ditinjau dari kualitas le memiliki beberapa kelemahan itu (blur (blur,,
atau dalam bahasa orang-orang optimis
noise, dll) kelompok ini berpendapat bahwa cita rasa seni lah yang terpenting. Sedangkan
bisa disebut “berkembang”. Berkembang
kualitas alat yang digunakan seperti ketajaman lensa, kualitas sensor yang minim noise dan
menjadi pemikiran bahwa “ide dan daya cipta
keunggulan teknologi lain dalam peralatan otogra apapun menjadi kurang penting lagi.
kreati bukan satu-satunya hal yang penting.”
78
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
THEINSPIRATION
79
THEINSPIRATION
Setidaknya ada hal-hal lain seperti penguasaan teknologi yang juga tidak kalah pentingnya.
lahir untuk mewujudkan keinginan-keinginan nan
Bahwa banyak iklan bagus yang dibuat tanpa menggunakan kamera tercanggih dan mesin edit-
manusia yang belum bisa direalisasikan oleh
ing tercanggih. Namun saya menyadari bahwa dalam teori keseimbangan statement tersebut
imajinasi itu sendiri. Berabad-abad yang lalu
belumlah komplit. Untuk menjadi komplit mungkin bisa ditambahkan satu statement di bela-
amat sangat mungkin manusia memimpikan
kangnya lagi yaitu: “bahwa tidak kalah banyaknya iklan bagus yang tidak sempat tereksekusi
imajinasi untuk bisa berbincang-binca berbincang-bincang ng
karena ketidakmampuan teknologi dalam mewujudkannya.”. Beberapa Beberapa tahun yang lalu seorang
dengan kerabatnya yang berada di belahan
senior saya di sebuah perusahaan iklan tempat saya dulu bekerja pernah berkata bahwa iklan
lain dunia dalam waktu yang real time tanpa
Indonesia masih susah menembus estival iklan di tingkat regional seperti Adest, London
harus keluar rumah. Dan sangat mungkin ide-
advertising estival, Clio Award, Cannes Advertising Festival & New York Advertising Festival
ide gila semacam ini tidak pernah terpuaskan
salah satunya karena crating yang masih “pas-pasan”. Crating di sini bisa diartikan sebagai
hingga ditemukan teknologi telepon.
cara mengemas ide kreati yang ada menjadi sebuah ide brilian yang “komplit”. Crating Crating bisa
Berabad-abad yang lalu amat sangat mungkin
malam) dengan sebuah lm daylight. Namun
menyangkut art directing (pemilihan warna, typogra, komposisi, dll) dan juga bisa menyangkut
ada segelintir manusia yang memimpikan
itu tidak terwujud hingga muncul teknologi
kualitas eksekusi oto yang di dalamnya tentu saja teknologi untuk mengeksekusinya. Memang
untuk bisa bertukar oto dengan teman-teman
white balance adjustment pada kamera digital
benar,, iklan yang mendapat penghargaan di estival tingkat dunia tidak selalu iklan dengan benar
sesama pehobi otogra di belahan bumi lain
kita.
kualitas otogra yang tajam, bebas noise dan luas dynamic rangenya, namun ketika ide saya
dalam hitungan detik. Ide ini pun mungkin
Manusia tercipta dengan kodratnya sebagai
membutuhkan eksekusi yang clean & sharp tentunya saya tidak bisa menggunakan camera
tidak sempat terwujud hingga ditemukan
mahluk yang tidak pernah puas. Terlebih
pocket untuk mengeksekusinya. Artinya ketika saya tidak memiliki datar otograer yang memi-
internet.
sebagai manusia kreati, daya cipta imajinasi
liki kualitas yang “komplit” maka kreatitas saya untuk membuat karya iklan tentu saja menjadi terbatas.
Teknologi memang lahir untuk mewu judkan keinginankeinginan manusia yang belum bisa direalisasikan oleh imajinasi itu sendiri.
kita pun berkembang. Saat ini mungkin saja Bagaimana dengan otogra? Beberapa tahun
kita puas bereksperimen dengan kamera tua
yang lalu mungkin banyak otograer yang
kita. Ide-ide yang muncul bisa dieksekusi
Begitu juga dengan otogra. Adalah benar bahwa amat sangat banyak oto yang luar biasa
memimpikan untuk membuat oto yang baik
dengan kamera tua sekalipun. Namun seiring
bagusnya tercipta dari kamera lm dengan tur yang paling standar sekalipun. Namun untuk
dengan color temperature yang relative tepat
dengan perkembangan daya cipta kreati kita,
melengkapi statement itu menurut teori keseimbangan, jadi ada tambahan dibelakangnya yaitu
dari berbagai macam waktu (pagi, siang, sore,
suatu saat kita pun akan menemui batasan
“adalah tidak kalah benarnya bahwa amat sangat banyak oto yang amat sangat bagusnya yang
di mana ide-ide kita sudah jauh melampaui
belum sempat tercipta karena ketidakmampu ketidakmampuan an kamera yang kita punyai dalam mewujudkan
teknologi kamera yang kita miliki sehingga
ide kita tersebut.
sudah merasa layak dan sepantasnya jika kita memiliki kamera yang lebih canggih. Hal ini
Jika melihat mundur ke beberapa tahun sebelum saat ini, sudah menjadi hakikatnya penemuan
berkembang terus hingga pada titik tertentu
berbagai macam teknologi adalah untuk memuaskan ide-ide liar manusia. Teknologi Teknologi memang
ketika kita memiliki kamera tercanggih di
80
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
81
THEINSPIRATION
THEINSPIRATION
Setidaknya ada hal-hal lain seperti penguasaan teknologi yang juga tidak kalah pentingnya.
lahir untuk mewujudkan keinginan-keinginan nan
Bahwa banyak iklan bagus yang dibuat tanpa menggunakan kamera tercanggih dan mesin edit-
manusia yang belum bisa direalisasikan oleh
ing tercanggih. Namun saya menyadari bahwa dalam teori keseimbangan statement tersebut
imajinasi itu sendiri. Berabad-abad yang lalu
belumlah komplit. Untuk menjadi komplit mungkin bisa ditambahkan satu statement di bela-
amat sangat mungkin manusia memimpikan
kangnya lagi yaitu: “bahwa tidak kalah banyaknya iklan bagus yang tidak sempat tereksekusi
imajinasi untuk bisa berbincang-binca berbincang-bincang ng
karena ketidakmampuan teknologi dalam mewujudkannya.”. Beberapa Beberapa tahun yang lalu seorang
dengan kerabatnya yang berada di belahan
senior saya di sebuah perusahaan iklan tempat saya dulu bekerja pernah berkata bahwa iklan
lain dunia dalam waktu yang real time tanpa
Indonesia masih susah menembus estival iklan di tingkat regional seperti Adest, London
harus keluar rumah. Dan sangat mungkin ide-
advertising estival, Clio Award, Cannes Advertising Festival & New York Advertising Festival
ide gila semacam ini tidak pernah terpuaskan
salah satunya karena crating yang masih “pas-pasan”. Crating di sini bisa diartikan sebagai
hingga ditemukan teknologi telepon.
cara mengemas ide kreati yang ada menjadi sebuah ide brilian yang “komplit”. Crating Crating bisa
Berabad-abad yang lalu amat sangat mungkin
malam) dengan sebuah lm daylight. Namun
menyangkut art directing (pemilihan warna, typogra, komposisi, dll) dan juga bisa menyangkut
ada segelintir manusia yang memimpikan
itu tidak terwujud hingga muncul teknologi
kualitas eksekusi oto yang di dalamnya tentu saja teknologi untuk mengeksekusinya. Memang
untuk bisa bertukar oto dengan teman-teman
white balance adjustment pada kamera digital
benar,, iklan yang mendapat penghargaan di estival tingkat dunia tidak selalu iklan dengan benar
sesama pehobi otogra di belahan bumi lain
kita.
kualitas otogra yang tajam, bebas noise dan luas dynamic rangenya, namun ketika ide saya
dalam hitungan detik. Ide ini pun mungkin
Manusia tercipta dengan kodratnya sebagai
membutuhkan eksekusi yang clean & sharp tentunya saya tidak bisa menggunakan camera
tidak sempat terwujud hingga ditemukan
mahluk yang tidak pernah puas. Terlebih
pocket untuk mengeksekusinya. Artinya ketika saya tidak memiliki datar otograer yang memi-
internet.
sebagai manusia kreati, daya cipta imajinasi
liki kualitas yang “komplit” maka kreatitas saya untuk membuat karya iklan tentu saja menjadi terbatas.
Teknologi memang lahir untuk mewu judkan keinginankeinginan manusia yang belum bisa direalisasikan oleh imajinasi itu sendiri.
kita pun berkembang. Saat ini mungkin saja Bagaimana dengan otogra? Beberapa tahun
kita puas bereksperimen dengan kamera tua
yang lalu mungkin banyak otograer yang
kita. Ide-ide yang muncul bisa dieksekusi
Begitu juga dengan otogra. Adalah benar bahwa amat sangat banyak oto yang luar biasa
memimpikan untuk membuat oto yang baik
dengan kamera tua sekalipun. Namun seiring
bagusnya tercipta dari kamera lm dengan tur yang paling standar sekalipun. Namun untuk
dengan color temperature yang relative tepat
dengan perkembangan daya cipta kreati kita,
melengkapi statement itu menurut teori keseimbangan, jadi ada tambahan dibelakangnya yaitu
dari berbagai macam waktu (pagi, siang, sore,
suatu saat kita pun akan menemui batasan
“adalah tidak kalah benarnya bahwa amat sangat banyak oto yang amat sangat bagusnya yang
di mana ide-ide kita sudah jauh melampaui
belum sempat tercipta karena ketidakmampu ketidakmampuan an kamera yang kita punyai dalam mewujudkan
teknologi kamera yang kita miliki sehingga
ide kita tersebut.
sudah merasa layak dan sepantasnya jika kita memiliki kamera yang lebih canggih. Hal ini
Jika melihat mundur ke beberapa tahun sebelum saat ini, sudah menjadi hakikatnya penemuan
berkembang terus hingga pada titik tertentu
berbagai macam teknologi adalah untuk memuaskan ide-ide liar manusia. Teknologi Teknologi memang
ketika kita memiliki kamera tercanggih di
80
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
THEINSPIRATION
81
THEINSPIRATION
dunia sekalipun masih banyak ide liar kita yang tidak sempat terwujud karena sudah melebihi
tanpa bisa mewujudkannya di depan mata
kemampuan dari teknologi yang ada. Kalau begitu sejatinya, saya rasa tidaklah berlebihan jika
saya semata-mata karena alasan ketidakpa-
saya berkeyakinan bahwa kreatitas seorang otograer dibatasi oleh alat. Bahwa benar kita
haman terhadap keterbatasan sang partner
bisa mencipta oto bagus yang tak terbatas jumlahnya hanya dengan sebuah kamera kuno.
tersebut.
Namun bahwa banyak oto bagus yang tidak bisa kita ciptakan dengan kamera kuno juga sama benarnya.
Dan karena saya tidak ingin menjadi manusia yang dibatasai imajinasinya saya memilih un-
Untuk itu, ketika beberapa rekan saya memilih untuk seakan-akan memperlakukan kamera dan
tuk memiliki partner (baca: peralatan otogra)
saya. Apakah saya harus memiliki kamera
berbagai macam peralatan otogra dengan pemiliknya seperti majikan dan budak belian atau
yang memiliki kemampuan terbaik yang
yang lebih baik?” Jawabannya sederhana,
dalam kasta yang lebih rendah dengan nama “tools”, saya justru memilih untuk berbeda, yaitu
masih mampu saya beli. Karena semakin baik
ketika semua permasalahan dalam pen-
dengan menganggap kamera dan berbagai macam peralatan otogra lainnya dalam kasta
peralatan otogra yang kita miliki seharusnya
ciptaan ide oto yang baik sudah terjawab
yang sederajat dalam konteks penciptaan karya oto yang baik. Kasta yang sederajat itu saya
semakin luas pula batasan imajinasi yang bisa
oleh kamera yang kita punya, jangan-jangan
namai “partner”. Ya, kamera bukan sekedar “tools” buat saya, kamera adalah partner bagi saya.
kita wujudkan.
justru imajinasi kitalah yang harus diupgrade.
Partner yang bisa membuat imajinasi saya lebih berkembang lagi dengan mengetahui betul
Karena ketika semua ide sudah terjawab
seluk beluk kekurangan dan kelebihannya. Partner Partner yang ketika saya mengerti betul kelebihan-
Selanjutnya muncul pertanyaan: “apa yang
dan tercipta oleh teknologi yang ada berarti
nya membuat saya memiliki kesempatan lebih untuk memaksa imajinasi saya berkembang
harus saya lakukan jika saya merasa kamera
kemajuan teknologi sudah selangkah lebih
setidaknya sampai tahap dimana bisa diwujudkan oleh partner saya tersebut. Partner untuk
saya sudah bisa mewujudkan semua ide-ide
maju dari imajinasi kita.
saya pelajari betul batasannya sehingga saya tidak terlalu banyak (maa) “bermasturbasi” dengan menghasilkan gambaran-gambaran gambaran-gambaran indah di pikiran saya (baca: ide oto yang luar biasa)
Kalau begini mana yang anda pilih? Menjadi tidak tergantung pada teknologi yang lebih
ketika semua permasalahan dalam penciptaan ide oto yang baik sudah terjawab oleh kamera yang kita punya, jangan-jangan justru imajinasi kitalah yang harus diupgrade. Karena ketika semua ide sudah terjawab dan tercipta oleh teknologi yang ada berarti kemajuan teknologi sudah selangkah lebih maju dari imajinasi kita. 82
EDISI III / 2007
baik karena semua permasalahan sudah terjawab dengan peralatan otogra yang kita miliki namun berarti imajinasi kita “dikalahkan” oleh kepintaran pencipta teknologi kamera masa kini, atau memilih untuk tergantung pada peralatan otogra yang lebih baik karena imajinasi kitalah yang sudah selangkah lebih maju daripada kepintaran produsen peralatan otogra?
EDISI III / 2007
83
THEINSPIRATION
THEINSPIRATION
dunia sekalipun masih banyak ide liar kita yang tidak sempat terwujud karena sudah melebihi
tanpa bisa mewujudkannya di depan mata
kemampuan dari teknologi yang ada. Kalau begitu sejatinya, saya rasa tidaklah berlebihan jika
saya semata-mata karena alasan ketidakpa-
saya berkeyakinan bahwa kreatitas seorang otograer dibatasi oleh alat. Bahwa benar kita
haman terhadap keterbatasan sang partner
bisa mencipta oto bagus yang tak terbatas jumlahnya hanya dengan sebuah kamera kuno.
tersebut.
Namun bahwa banyak oto bagus yang tidak bisa kita ciptakan dengan kamera kuno juga sama benarnya.
Dan karena saya tidak ingin menjadi manusia yang dibatasai imajinasinya saya memilih un-
Untuk itu, ketika beberapa rekan saya memilih untuk seakan-akan memperlakukan kamera dan
tuk memiliki partner (baca: peralatan otogra)
saya. Apakah saya harus memiliki kamera
berbagai macam peralatan otogra dengan pemiliknya seperti majikan dan budak belian atau
yang memiliki kemampuan terbaik yang
yang lebih baik?” Jawabannya sederhana,
dalam kasta yang lebih rendah dengan nama “tools”, saya justru memilih untuk berbeda, yaitu
masih mampu saya beli. Karena semakin baik
ketika semua permasalahan dalam pen-
dengan menganggap kamera dan berbagai macam peralatan otogra lainnya dalam kasta
peralatan otogra yang kita miliki seharusnya
ciptaan ide oto yang baik sudah terjawab
yang sederajat dalam konteks penciptaan karya oto yang baik. Kasta yang sederajat itu saya
semakin luas pula batasan imajinasi yang bisa
oleh kamera yang kita punya, jangan-jangan
namai “partner”. Ya, kamera bukan sekedar “tools” buat saya, kamera adalah partner bagi saya.
kita wujudkan.
justru imajinasi kitalah yang harus diupgrade.
Partner yang bisa membuat imajinasi saya lebih berkembang lagi dengan mengetahui betul
Karena ketika semua ide sudah terjawab
seluk beluk kekurangan dan kelebihannya. Partner Partner yang ketika saya mengerti betul kelebihan-
Selanjutnya muncul pertanyaan: “apa yang
dan tercipta oleh teknologi yang ada berarti
nya membuat saya memiliki kesempatan lebih untuk memaksa imajinasi saya berkembang
harus saya lakukan jika saya merasa kamera
kemajuan teknologi sudah selangkah lebih
setidaknya sampai tahap dimana bisa diwujudkan oleh partner saya tersebut. Partner untuk
saya sudah bisa mewujudkan semua ide-ide
maju dari imajinasi kita.
saya pelajari betul batasannya sehingga saya tidak terlalu banyak (maa) “bermasturbasi” dengan menghasilkan gambaran-gambaran gambaran-gambaran indah di pikiran saya (baca: ide oto yang luar biasa)
Kalau begini mana yang anda pilih? Menjadi tidak tergantung pada teknologi yang lebih
ketika semua permasalahan dalam penciptaan ide oto yang baik sudah terjawab oleh kamera yang kita punya, jangan-jangan justru imajinasi kitalah yang harus diupgrade. Karena ketika semua ide sudah terjawab dan tercipta oleh teknologi yang ada berarti kemajuan teknologi sudah selangkah lebih maju dari imajinasi kita. 82
EDISI III / 2007
baik karena semua permasalahan sudah terjawab dengan peralatan otogra yang kita miliki namun berarti imajinasi kita “dikalahkan” oleh kepintaran pencipta teknologi kamera masa kini, atau memilih untuk tergantung pada peralatan otogra yang lebih baik karena imajinasi kitalah yang sudah selangkah lebih maju daripada kepintaran produsen peralatan otogra?
EDISI III / 2007
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
83
PROCOMMENT
Subscribe via:
Fotograer: Mulyadi Natakusumah Hary Subastian: Komposisi sudah bagus karena memusat, POI pas. Lighting pas karena menunjukan siapa orang ini. Gradasinya ok. Namun sayang penggunaan lensanya terlalu wide sehingga membuat muka jadi cembung. Kecuali memang itu yang ingin didapatkan.
Henky Christianto: Cool banget, moodnya moodnya dapat Saya mellihat karakter ini cocok sekali dengan pembawaannya Glenn Fredly sendiri. Pemilihan Hitam putih serta jas sangat cocok dengan Glenn Fredlly yang memang metro seksual.
Fotograer: Much. Firmansyah Hary Subastian: Lighting bagus, low key dramatis. Kontras di kiri kanan muka juga pas, simetris. Sayangnya detail bajunya hilang, akan lebih baik jika croppingnya sekalian lebih ketat di muka, supaya lebih nonjolin karakter wajahnya.
Henky Christianto: Lighting tidak ada masalah, akan tetapi “aura” si model kurang keluar. Sebaiknya dicari dulu karakter si model cocoknya untuk apa. (serius?, santai? marah?, dll)
84
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
85
JURNALISTIK PHOTOGRAPHY PHOTOGRAPHY
PROCOMMENT
Subscribe via:
Fotograer: Mulyadi Natakusumah Hary Subastian: Komposisi sudah bagus karena memusat, POI pas. Lighting pas karena menunjukan siapa orang ini. Gradasinya ok. Namun sayang penggunaan lensanya terlalu wide sehingga membuat muka jadi cembung. Kecuali memang itu yang ingin didapatkan.
Henky Christianto: Cool banget, moodnya moodnya dapat Saya mellihat karakter ini cocok sekali dengan pembawaannya Glenn Fredly sendiri. Pemilihan Hitam putih serta jas sangat cocok dengan Glenn Fredlly yang memang metro seksual.
Fotograer: Much. Firmansyah Hary Subastian: Lighting bagus, low key dramatis. Kontras di kiri kanan muka juga pas, simetris. Sayangnya detail bajunya hilang, akan lebih baik jika croppingnya sekalian lebih ketat di muka, supaya lebih nonjolin karakter wajahnya.
Henky Christianto: Lighting tidak ada masalah, akan tetapi “aura” si model kurang keluar. Sebaiknya dicari dulu karakter si model cocoknya untuk apa. (serius?, santai? marah?, dll)
84
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
PROCOMMENT
85
WEDDINGPHOTOGRAPHY
PERAK MAS, JAWARA WEDDING DARI SURABAYA
Subscribe via:
Fotograer: Arie Satria Hary Subastian: Permainan kontras biru & orange menarik. Penempatan model juga pas. Permainan zoom terlalu kuat eek komputernya. Mungkin kalau dibuat lebih asli tapi lebih kuat birunya & lebih bersih (garisnya dikurangi) akan lebih menarik. Perspektinya Perspektinya bisa lebih menarik dengan penggunaan lensa lebih wide, supaya ujung perspekti tidak putus.
Henky Christianto: Jauh-jauh hari sebelum edisi perdana ini diluncurkan otogra wedding sudah menjadi salah
Saya suka dengan pemilihan warna orangenya, eek gerak juga menimbulkan
satu spesialisasi dalam otogra yang kami rencanakan untuk ikut memenuhi halaman-
kesan dinamis yang lebih kuat, didukung
halaman majalah ini. Alasannya beragam, mulai dari paling banyaknya peminat spesialisasi ini
dengan eek gerak di wardrobe yang menim-
hingga pada berbagai macam permasalahan yang cukup rumit yang sering dihadapi oleh para
bulkan kesan seksi.
otograer wedding. Namun karena berbagai macam alasan, baru pada edisi ketiga ini otogra
Fotograer: Sigit Prasetyo Hary Subastian: Susah untuk nunjukin terbang dengan alami karena kaitan dengan baju. Sayang tangan kirinya hilang. Lebih bagus kalau tangannya kelihatan dua-duanya. Lighting OK, dengan backlight & ll in yang pas. Komposisi agak dead centre, lebih baik geser ke kiri sedikit,
Henky Christianto:
wedding bisa ambil bagian dalam lembaran majalah ini. Salah satu nama otograer wedding yang sudah menjadi incaran kami sejak ide pembentukan majalah ini dicetuskan adalah Gondo dari Perak Mas Surabaya. Alasannya adalah karena di tengah persaingan otogra pre wedding yang semakin berdarah-darah, Gondo dan Perak mas menjadi salah satu yang konsisten mempertahankan standar kualitas dan harganya. Untuk itu, walaupun harus menempuh perjalanan tidak kurang dari satu setengah jam dengan pesawat ke Surabaya, kami pun tidak pernah mengurungkan niat kami untuk menimba ilmu dari Gondo & Perak Mas untuk dibagikan kepada anda semua.
supaya lebih seimbang, “Dulu keluarga saya sudah mulai usaha lab cuci cetak duluan”. Ungkap lelaki beranak dua ini
Mood ashionnya dieksekusi dengan sukses..warna wardrobe yang kemerahan dan shadow
di sebuah kae yang tak jauh dari studionya di Surabaya. Ya, sebelum sebelum mendirikan Perak Mas,
juga menimbulkan kesan sangat bagus. Saya sangat senang melihat oto ini.
Gondo sudah banyak belajar mengenai otogra dari usaha yang dijalankan orang tuanya.
86
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
87
PROCOMMENT
WEDDINGPHOTOGRAPHY
PERAK MAS, JAWARA WEDDING DARI SURABAYA
Subscribe via:
Fotograer: Arie Satria Hary Subastian: Permainan kontras biru & orange menarik. Penempatan model juga pas. Permainan zoom terlalu kuat eek komputernya. Mungkin kalau dibuat lebih asli tapi lebih kuat birunya & lebih bersih (garisnya dikurangi) akan lebih menarik. Perspektinya Perspektinya bisa lebih menarik dengan penggunaan lensa lebih wide, supaya ujung perspekti tidak putus.
Henky Christianto: Jauh-jauh hari sebelum edisi perdana ini diluncurkan otogra wedding sudah menjadi salah
Saya suka dengan pemilihan warna orangenya, eek gerak juga menimbulkan
satu spesialisasi dalam otogra yang kami rencanakan untuk ikut memenuhi halaman-
kesan dinamis yang lebih kuat, didukung
halaman majalah ini. Alasannya beragam, mulai dari paling banyaknya peminat spesialisasi ini
dengan eek gerak di wardrobe yang menim-
hingga pada berbagai macam permasalahan yang cukup rumit yang sering dihadapi oleh para
bulkan kesan seksi.
otograer wedding. Namun karena berbagai macam alasan, baru pada edisi ketiga ini otogra
Fotograer: Sigit Prasetyo Hary Subastian: Susah untuk nunjukin terbang dengan alami karena kaitan dengan baju. Sayang tangan kirinya hilang. Lebih bagus kalau tangannya kelihatan dua-duanya. Lighting OK, dengan backlight & ll in yang pas. Komposisi agak dead centre, lebih baik geser ke kiri sedikit,
Henky Christianto:
wedding bisa ambil bagian dalam lembaran majalah ini. Salah satu nama otograer wedding yang sudah menjadi incaran kami sejak ide pembentukan majalah ini dicetuskan adalah Gondo dari Perak Mas Surabaya. Alasannya adalah karena di tengah persaingan otogra pre wedding yang semakin berdarah-darah, Gondo dan Perak mas menjadi salah satu yang konsisten mempertahankan standar kualitas dan harganya. Untuk itu, walaupun harus menempuh perjalanan tidak kurang dari satu setengah jam dengan pesawat ke Surabaya, kami pun tidak pernah mengurungkan niat kami untuk menimba ilmu dari Gondo & Perak Mas untuk dibagikan kepada anda semua.
supaya lebih seimbang, “Dulu keluarga saya sudah mulai usaha lab cuci cetak duluan”. Ungkap lelaki beranak dua ini
Mood ashionnya dieksekusi dengan sukses..warna wardrobe yang kemerahan dan shadow
di sebuah kae yang tak jauh dari studionya di Surabaya. Ya, sebelum sebelum mendirikan Perak Mas,
juga menimbulkan kesan sangat bagus. Saya sangat senang melihat oto ini.
Gondo sudah banyak belajar mengenai otogra dari usaha yang dijalankan orang tuanya.
86
87
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
Justru karena belajar dari lab cuci cetak milik orang tuanya, Gondo merasa makin mengerti otogra. “Karena “Karena belajar dari lab cuci cetak, saya jadi tau lm seperti itu jadinya kayak apa.” Ungkapnya. Memang banyak sekali otograer yang menjadi lebih matang dalam memotret karena mengerti dan menguasai kemampuan cuci cetak. Sebut saja Arbain Rambey, Enny Nuraheni, dan nama-nama besar lainnya yang menjadi besar salah satunya karena menguasai teknik cuci cetak oto. Sama seperti otograer wedding pada umumnya, Gondo juga memulai usaha otogra wedding dengan hanya memotret untuk beberapa orang teman dekatnya saja. Namun pada akhirnya lama kelamaan menjadi makin banyak yang puas dan merekomendasikannya. Namun, walaupun terjunnya Gondo ke dalam usaha otogra wedding terkesan tidak disengaja, Gondo tidak pernah tidak serius terhadap pekerjaannya. Bahkan ketika pada awal-awal ia menjalankan usaha ini ia menggunakan kamera medium ormat walaupun masih dengan media lm/slide. Berbeda dengan kebanyakan otograer wedding saat itu yang merasa puas dengan menggunakan kamera SLR. Ketika kamera digital mulai marak di Indonesia, Gondo pun berpindah menggunakan DSLR. Namun, dengan alasan ingin
“Karena belajar dari lab cuci cetak, saya jadi tau lm seperti itu jadinya kayak apa.” “Saya ingin memberikan yang terbaik, termasuk dari segi equipment.” 88
EDISI III / 2007
memberikan yang terbaik untuk klien, sudah tiga tahun lebih ini Gondo menggunakan Digital Back dengan resolusi tidak kurang dari 22 megapixel. “Saya ingin memberikan yang terbaik, termasuk dari segi equipment.” Hal ini pulalah menjadi salah satu alasan mengapa kami tertarik untuk mengenalnya lebih dalam, mengingat dari ratusan atau bahkan ribuan otograer wedding yang ada di Indonesia ini hanya beberapa yang berani berinvestasi untuk membeli digital back berharga tidak kurang dari Rp.200.000.000,-. Bukanlah besaran rupiah dari alatnya yang membuat kami EDISI III / 2007
89
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
Justru karena belajar dari lab cuci cetak milik orang tuanya, Gondo merasa makin mengerti otogra. “Karena “Karena belajar dari lab cuci cetak, saya jadi tau lm seperti itu jadinya kayak apa.” Ungkapnya. Memang banyak sekali otograer yang menjadi lebih matang dalam memotret karena mengerti dan menguasai kemampuan cuci cetak. Sebut saja Arbain Rambey, Enny Nuraheni, dan nama-nama besar lainnya yang menjadi besar salah satunya karena menguasai teknik cuci cetak oto. Sama seperti otograer wedding pada umumnya, Gondo juga memulai usaha otogra wedding dengan hanya memotret untuk beberapa orang teman dekatnya saja. Namun pada akhirnya lama kelamaan menjadi makin banyak yang puas dan merekomendasikannya. Namun, walaupun terjunnya Gondo ke dalam usaha otogra wedding terkesan tidak disengaja, Gondo tidak pernah tidak serius terhadap pekerjaannya. Bahkan ketika pada awal-awal ia menjalankan usaha ini ia menggunakan kamera medium ormat walaupun masih dengan media lm/slide. Berbeda dengan kebanyakan otograer wedding saat itu yang merasa puas dengan menggunakan kamera SLR. Ketika kamera digital mulai marak di Indonesia, Gondo pun berpindah menggunakan DSLR. Namun, dengan alasan ingin
“Karena belajar dari lab cuci cetak, saya jadi tau lm seperti itu jadinya kayak apa.” “Saya ingin memberikan yang terbaik, termasuk dari segi equipment.” 88
memberikan yang terbaik untuk klien, sudah tiga tahun lebih ini Gondo menggunakan Digital Back dengan resolusi tidak kurang dari 22 megapixel. “Saya ingin memberikan yang terbaik, termasuk dari segi equipment.” Hal ini pulalah menjadi salah satu alasan mengapa kami tertarik untuk mengenalnya lebih dalam, mengingat dari ratusan atau bahkan ribuan otograer wedding yang ada di Indonesia ini hanya beberapa yang berani berinvestasi untuk membeli digital back berharga tidak kurang dari Rp.200.000.000,-. Bukanlah besaran rupiah dari alatnya yang membuat kami
89
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
“silau”, namun setidaknya hal itu adalah salah satu bukti akan keseriusannya dalam menekuni usahanya. Mengenai equipment yang digunakan, Gondo juga menyadari bahwa sebagian besar klien tidak mengetahui peralatan yang baik dan ini yang menjadikan banyak otograer yang tertarik untuk menjalankan usaha otogra wedding. Namun Gondo percaya bahwa ketika dibandingkan secara berdampingan klien akan mengetahui kualitas yang lebih baik. Berbicara mengenai otogra wedding, Gondo justru melihat persaingan dan perjuangan untuk menghadapi klien sebagai hal yang menarik. Klien yang dihadapinya bermacam-macam, dari karakter sampai seleranya. Banyak juga yang cerewet. “Justru yang cerewet itu yang menarik untuk saya. Karena kalau saya berhasil muasin dia, rasanya “menang” banget. Lagipula yang cerewet kalau sudah puas, justru akan merekomendasikan ke teman-temannya.” Jelasnya. Gondo bisa mengerti jika klien dari otogra wedding cenderung lebih sulit untuk dihadapi. Karena selain relative tidak begitu mengerti tentang otogra dan seni, kemauannya pun
“Saya selalu cari ide yang susah. Susah dari segi lighting, detail, lokasi, dll. Saking susahnya kadang saya juga males ngerjainnya ngerja innya,, Tapi dengan begitu competitor nggak gampang untuk niru.” 90
EDISI III / 2007
“Justru yang cerewet itu yang menarik untuk saya. Karena kalau saya berhasil muasin dia, rasanya “menang” banget. Lagipula yang cerewet kalau sudah puas, justru akan merekomendasikan ke temantemannya.” EDISI III / 2007
91
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
“silau”, namun setidaknya hal itu adalah salah satu bukti akan keseriusannya dalam menekuni usahanya. Mengenai equipment yang digunakan, Gondo juga menyadari bahwa sebagian besar klien tidak mengetahui peralatan yang baik dan ini yang menjadikan banyak otograer yang tertarik untuk menjalankan usaha otogra wedding. Namun Gondo percaya bahwa ketika dibandingkan secara berdampingan klien akan mengetahui kualitas yang lebih baik. Berbicara mengenai otogra wedding, Gondo justru melihat persaingan dan perjuangan untuk menghadapi klien sebagai hal yang menarik. Klien yang dihadapinya bermacam-macam, dari karakter sampai seleranya. Banyak juga yang cerewet. “Justru yang cerewet itu yang menarik untuk saya. Karena kalau saya berhasil muasin dia, rasanya “menang” banget. Lagipula yang cerewet kalau sudah puas, justru akan merekomendasikan ke teman-temannya.” Jelasnya. Gondo bisa mengerti jika klien dari otogra wedding cenderung lebih sulit untuk dihadapi. Karena selain relative tidak begitu mengerti tentang otogra dan seni, kemauannya pun
“Saya selalu cari ide yang susah. Susah dari segi lighting, detail, lokasi, dll. Saking susahnya kadang saya juga males ngerjainnya ngerja innya,, Tapi dengan begitu competitor nggak gampang untuk niru.” 90
“Justru yang cerewet itu yang menarik untuk saya. Karena kalau saya berhasil muasin dia, rasanya “menang” banget. Lagipula yang cerewet kalau sudah puas, justru akan merekomendasikan ke temantemannya.” 91
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
Banyak klien yang datang “Seharusnya oto macam-macam. Banyak pre wedding bisa dengan tanpa ide. Untuk itu adalah tugas mendekati atau otograer untuk menciptakan konsep dan ide bahkan sekelas pemotretan. “maunya macem-macem, begitu dengan kualitas dibuatin ide yang macem-macem mentoknya oto commercial & di duit.” Jelasnya mengenai permasalahan ashion.” yang sering dihadapi dalam berhadapan
92
EDISI III / 2007
dengan klien.
mengadakan pre production meeting sebelum
Untuk itu Gondo menekankan pentingnya
pemotretan. Pada pre production meeting
komunikasi di antara otograer dan klien.
ini Gondo selalu mengkomunika mengkomunikasikan sikan semua
“dari ide itu diciptakan, sampai saat pe-
detail pemotretan yang akan dilakukan, mulai
motretan butuh beberapa kali ketemu, supaya
dari tema, make up, kostum, lokasi, dll. Hal
mereka makin yakin dengan hasil yang akan
ini untuk menghemat waktu pemotretan serta
didapatkan.” Jelasnya. Untuk itu Gondo selalu
memaksimalkan output. EDISI III / 2007
93
WEDDINGPHOTOGRAPHY
Banyak klien yang datang “Seharusnya oto macam-macam. Banyak dengan tanpa ide. Untuk itu adalah tugas pre wedding bisa mendekati atau otograer untuk menciptakan konsep dan ide bahkan sekelas pemotretan. “maunya macem-macem, begitu dengan kualitas dibuatin ide yang macem-macem mentoknya oto commercial & di duit.” Jelasnya mengenai permasalahan ashion.” yang sering dihadapi dalam berhadapan
92
WEDDINGPHOTOGRAPHY
dengan klien.
mengadakan pre production meeting sebelum
Untuk itu Gondo menekankan pentingnya
pemotretan. Pada pre production meeting
komunikasi di antara otograer dan klien.
ini Gondo selalu mengkomunika mengkomunikasikan sikan semua
“dari ide itu diciptakan, sampai saat pe-
detail pemotretan yang akan dilakukan, mulai
motretan butuh beberapa kali ketemu, supaya
dari tema, make up, kostum, lokasi, dll. Hal
mereka makin yakin dengan hasil yang akan
ini untuk menghemat waktu pemotretan serta
didapatkan.” Jelasnya. Untuk itu Gondo selalu
memaksimalkan output.
93
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
Menyikapi persaingan yang semakin tidak karuan di bidang otogra wedding, Gondo menyesalkan kondisi ini. Gondo melihat seharusnya otograer wedding tidak perlu terjebak dalam perang harga jika kualitas output yang dihasilkan di atas rata-rata. Bahkan Gondo melihat enomena baru dalam usaha otogra wedding, yaitu dengan adanya paket-paket yang membuat otograer hanya
“nggak perlu ikutikutan banting harga, karena nggak akan ada habisnya. Yang penting kita yakin kualitas yang diberikan sesuai harganya.”
dibayar jasa pemotretan saja. Sedangkan untuk cetaknya klien lah yang akan mencetak
Strategi yang ia jalankan untuk menghadapi
sendiri setelah mendapat sot copy dari hasil
persaingan yang makin tidak menguntungkan
pemotretannya. Gondo menyayangkan kondisi
otograer wedding adalah dengan selalu
ini. Ia berpendapat sebuah standar kualitas
menjaga kualitas. “nggak perlu ikut-ikutan
oto wedding bisa didapatkan ketika 3 tahap
banting harga, karena nggak akan ada
yang dilalui dikontrol. Mulai dari input yang
habisnya. Yang penting kita yakin kualitas
meliputi konsep, ide, detail property, kostum,
yang diberikan sesuai harganya.” Ungkapnya.
lokasi, tahap processing yang meliputi editing,
Gondo selalu menjalankan pekerjaannya
touch up, color correction, cropping dan post
dengan serius, mulai dari melibatkan team
production hingga tahap akhir yaitu output
dalam melakukan pemotretan. Mulai dari
yang merupakan proses cetak. Dengan mem-
otograernya sendiri yang bisa mencapai
berikan hanya sot copynya saja setidaknya
2 orang untuk tiap pemotretan, make up
tahap akhir yang juga tidak kalah pentingnya
artis, dan beberapa orang asisten. Untuk
menjadi terkorbankan. Padahal akan lebih
pemotretan indoor, Gondo selalu menggu-
baik jika otograer yang melakukan ketiga
nakan 2 studio sekaligus. Ketika pemotretan
tahap tadi sehingga penyimpangan warna dan
sedang berlangsung di studio 1, teamnya
tonal pada proses cetak dapat diminimalisir. diminimalisir.
bisa mempersiapkan studio 2, sehingga ketika pemotretan selesai di studio 1, mereka bisa langsung pindah ke studio 2 sementara
94
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
95
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
Menyikapi persaingan yang semakin tidak karuan di bidang otogra wedding, Gondo menyesalkan kondisi ini. Gondo melihat seharusnya otograer wedding tidak perlu terjebak dalam perang harga jika kualitas output yang dihasilkan di atas rata-rata. Bahkan Gondo melihat enomena baru dalam usaha otogra wedding, yaitu dengan adanya paket-paket yang membuat otograer hanya
“nggak perlu ikutikutan banting harga, karena nggak akan ada habisnya. Yang penting kita yakin kualitas yang diberikan sesuai harganya.”
dibayar jasa pemotretan saja. Sedangkan untuk cetaknya klien lah yang akan mencetak
Strategi yang ia jalankan untuk menghadapi
sendiri setelah mendapat sot copy dari hasil
persaingan yang makin tidak menguntungkan
pemotretannya. Gondo menyayangkan kondisi
otograer wedding adalah dengan selalu
ini. Ia berpendapat sebuah standar kualitas
menjaga kualitas. “nggak perlu ikut-ikutan
oto wedding bisa didapatkan ketika 3 tahap
banting harga, karena nggak akan ada
yang dilalui dikontrol. Mulai dari input yang
habisnya. Yang penting kita yakin kualitas
meliputi konsep, ide, detail property, kostum,
yang diberikan sesuai harganya.” Ungkapnya.
lokasi, tahap processing yang meliputi editing,
Gondo selalu menjalankan pekerjaannya
touch up, color correction, cropping dan post
dengan serius, mulai dari melibatkan team
production hingga tahap akhir yaitu output
dalam melakukan pemotretan. Mulai dari
yang merupakan proses cetak. Dengan mem-
otograernya sendiri yang bisa mencapai
berikan hanya sot copynya saja setidaknya
2 orang untuk tiap pemotretan, make up
tahap akhir yang juga tidak kalah pentingnya
artis, dan beberapa orang asisten. Untuk
menjadi terkorbankan. Padahal akan lebih
pemotretan indoor, Gondo selalu menggu-
baik jika otograer yang melakukan ketiga
nakan 2 studio sekaligus. Ketika pemotretan
tahap tadi sehingga penyimpangan warna dan
sedang berlangsung di studio 1, teamnya
tonal pada proses cetak dapat diminimalisir. diminimalisir.
bisa mempersiapkan studio 2, sehingga ketika pemotretan selesai di studio 1, mereka bisa langsung pindah ke studio 2 sementara
94
95
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
gantian studio 1 yang disiapkan untuk setting berikutnya. Gondo juga menjaga maksimal hanya 1 klien per hari, sehingga tidak terburu-buru dalam melakukan pemotretan. Ketika ditanya bagaimana caranya mempertahankan kualitas oto, Gondo memberikan saran sederhana. “Saya selalu cari ide yang susah. Susah dari segi lighting, detail, lokasi, dll. Saking susahnya kadang saya juga males ngerjainnya, Tapi dengan begitu competitor nggak gampang untuk niru.” Ungkapnya. “Seharusnya oto pre wedding bisa mendekati atau bahkan sekelas dengan kualitas oto commercial & ashion.” Tambahnya. Namun Gondo menyayangkan hal tersebut tidak dapat terjadi dengan berbagai alasan. “Di wedding nggak bisa hanya cari uang, kita harus suka motret wedding. Kalo enggak nggak akan
“Jangan mentangmentang klien nggak begitu ngerti lalu dikasih apa adanya. Padahal mereka juga nggak bego-bego amat, suatu saat mereka juga bisa bedain mana yang bagus mana yang enggak.”
bagus jadinya.” Ungkapnya. Di akhir perbincangan kami dengannya, Gondo menyarankan kepada para pehobi otogra yang tertarik mendalami otogra wedding untuk memprioritaskan kepuasan klien. “Jangan mentang-mentang klien nggak begitu ngerti lalu dikasih apa adanya. Padahal mereka juga nggak bego-bego amat, suatu
“Di wedding nggak bisa hanya cari uang, kita harus suka motret wedding. Kalo enggak nggak akan bagus jadinya.”
saat mereka juga bisa bedain mana yang bagus mana yang enggak.” Tutupnya.
96
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
97
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
gantian studio 1 yang disiapkan untuk setting berikutnya. Gondo juga menjaga maksimal hanya 1 klien per hari, sehingga tidak terburu-buru dalam melakukan pemotretan. Ketika ditanya bagaimana caranya mempertahankan kualitas oto, Gondo memberikan saran sederhana. “Saya selalu cari ide yang susah. Susah dari segi lighting, detail, lokasi, dll. Saking susahnya kadang saya juga males ngerjainnya, Tapi dengan begitu competitor nggak gampang untuk niru.” Ungkapnya. “Seharusnya oto pre wedding bisa mendekati atau bahkan sekelas dengan kualitas oto commercial & ashion.” Tambahnya. Namun Gondo menyayangkan hal tersebut tidak dapat terjadi dengan berbagai alasan. “Di wedding nggak bisa hanya cari uang, kita harus suka motret wedding. Kalo enggak nggak akan
“Jangan mentangmentang klien nggak begitu ngerti lalu dikasih apa adanya. Padahal mereka juga nggak bego-bego amat, suatu saat mereka juga bisa bedain mana yang bagus mana yang enggak.”
bagus jadinya.” Ungkapnya. Di akhir perbincangan kami dengannya, Gondo menyarankan kepada para pehobi otogra yang tertarik mendalami otogra wedding untuk memprioritaskan kepuasan klien. “Jangan mentang-mentang klien nggak begitu ngerti lalu dikasih apa adanya. Padahal mereka juga nggak bego-bego amat, suatu
“Di wedding nggak bisa hanya cari uang, kita harus suka motret wedding. Kalo enggak nggak akan bagus jadinya.”
saat mereka juga bisa bedain mana yang bagus mana yang enggak.” Tutupnya.
96
97
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WEDDINGPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
98
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
99
WEDDINGPHOTOGRAPHY
98
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
WEDDINGPHOTOGRAPHY
99
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
HENKY CHRISTIANTO NGGAK PERNAH MIMPI JADI FOTOGRAFER KOMERSIL Jika edisi terdahulu pada rubric ini kami menampilkan Sam Nugroho salah seorang otograer komersil tersukses di Indonesia, pada edisi ini kami tertarik untuk menggali segala hal mengenai otogra komersil dari Henky ChristIanto, salah seorang otograer komersil yang relative masih muda yang bisa dikatakan murid dari Sam Nugroho. Yang Yang menarik bagi kami adalah Henky memiliki latar belakang yang bertolak belakang dengan Sam. Ketika Sam dibesarkan di Amerika Serikat, Henky hanyalah seorang otograer muda yang terlahir dari keluarga pedagang di republik yang jauh masih tertinggal dibandingan Amerika Serikat. Namun begitu, Henky memiliki visi dan pandangan yang bisa menjadi inspirasi bagi otograer muda Indonesia.
100
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
101
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
HENKY CHRISTIANTO NGGAK PERNAH MIMPI JADI FOTOGRAFER KOMERSIL Jika edisi terdahulu pada rubric ini kami menampilkan Sam Nugroho salah seorang otograer komersil tersukses di Indonesia, pada edisi ini kami tertarik untuk menggali segala hal mengenai otogra komersil dari Henky ChristIanto, salah seorang otograer komersil yang relative masih muda yang bisa dikatakan murid dari Sam Nugroho. Yang Yang menarik bagi kami adalah Henky memiliki latar belakang yang bertolak belakang dengan Sam. Ketika Sam dibesarkan di Amerika Serikat, Henky hanyalah seorang otograer muda yang terlahir dari keluarga pedagang di republik yang jauh masih tertinggal dibandingan Amerika Serikat. Namun begitu, Henky memiliki visi dan pandangan yang bisa menjadi inspirasi bagi otograer muda Indonesia.
100
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
Sony Ericsson
101
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Advis
Arie Wibowo
Henky adalah seorang lulusan marketing manajemen Universitas Atma Jaya Jakarta. Saat masih berkuliah, sama seperti kebanyakan orang Henky bercita-cita ingin bekerja di perkantoran dengan kemaja dan dasi sebagai pakaian sehari-hari. Maka dari itu walaupun sejak kuliah ia sudah tertarik untuk mendalami otogra dan bahkan sempat menjabat ketua Studio 51, sebuah komunitas otogra di kampusnya, Henky tetap meneruskan jalurnya sebagai seorang sarjana ekonomi dengan bekerja di perusahaan sekuritas. Bagi Henky bekerja sebagai pegawai kantoran dengan berkemeja dan berdasi sudah cukup baginya pada saat itu. Hingga pada suatu saat, salah seorang klien lamanya menghubunginya dan menanyakan apakah ia masih memotret. Henky pun segera mengiyakan, walaupun mencari uang dari otogra hanya sebagai pekerjaan sampingan baginya. Akhirnya pekerjaan pemotretan itu pun ia kerjakan. Dan yang
102
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007 henky christianto
M d
S
i
M Ri d
103 S i l
M i
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
Sony Ericsson
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Advis
Arie Wibowo
Henky adalah seorang lulusan marketing manajemen Universitas Atma Jaya Jakarta. Saat masih berkuliah, sama seperti kebanyakan orang Henky bercita-cita ingin bekerja di perkantoran dengan kemaja dan dasi sebagai pakaian sehari-hari. Maka dari itu walaupun sejak kuliah ia sudah tertarik untuk mendalami otogra dan bahkan sempat menjabat ketua Studio 51, sebuah komunitas otogra di kampusnya, Henky tetap meneruskan jalurnya sebagai seorang sarjana ekonomi dengan bekerja di perusahaan sekuritas. Bagi Henky bekerja sebagai pegawai kantoran dengan berkemeja dan berdasi sudah cukup baginya pada saat itu. Hingga pada suatu saat, salah seorang klien lamanya menghubunginya dan menanyakan apakah ia masih memotret. Henky pun segera mengiyakan, walaupun mencari uang dari otogra hanya sebagai pekerjaan sampingan baginya. Akhirnya pekerjaan pemotretan itu pun ia kerjakan. Dan yang
102
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007 henky christianto
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
104
EDISI III / 2007
Man dom
S atucitra
M Ridwan
103 Sugis alon
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Qiqi Frangky
Magic want
EDISI III / 2007
105
Magicwant
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
104
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Qiqi Frangky
Magic want
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
106
EDISI III / 2007
105
Qiqi Frangky
Magic want
Denny Wirawan
EDISI III / 2007
107
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
106
Qiqi Frangky
Magic want
Denny Wirawan
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
107
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
membuatnya berpikir ulang mengenai masa depannya adalah karena bayaran yang ia peroleh untuk melakukan pemotretan yang hanya makan waktu sehari itu sama dengan 3 bulan penghasilannya dari kantor tempat ia bekerja sebagai pegawai kantoran. “lumayan juga, motret sehari bisa untuk hidup 3 bulan.” Kenangnya. Akhirnya ia pun memutuskan untuk membelot ke jalur otogra karena ia yakin bisa mendapatkan order pemotretan dalam waktu 3 bulan, sebelum cadangan keuangannya habis.
henky christianto
Marjan Syrup
BBDO Komunika
Any
C Prodaksien
Henky pun memulai peruntungan di otogra
Masa awal bergabung dengan The Looop,
dengan berguru pada Anton Ismael, salah
Henky sempat rustasi karena selama
seorang otograer komersil yang juga murid
berbulan-bulan ia tidak mendapat klien.
Sam Nugroho. Selama beberapa bulan Henky
Sementara jika ia tidak mendapat klien maka
berguru pada Anton sambil membantunya
ia tidak akan mendapat bayaran. “Gue sempet
bekerja. “Gue mulai dari ngangkat-ngang ngangkat-ngangkat kat
menggadaikan lensa tua gue, itu pun ditolak
lampu, mindahin lampu.” Ungkapnya. Setelah
di beberapa toko, sampai akhirnya ada yang
beberapa lama Henky dikenalkan Anton pada
mau juga walaupun harganya nggak sampai
Sam Nugroho. Sejak saat itu Henky ser-
setengah harga pasar.” Kenangnya. Hal itu ia
ing mengintip-intip ketika Sam memotret.
lakukan sekedar untuk menyambung hidup.
Keinginannya untuk belajar begitu besar besar.. Hingga akhirnya Henky ditawari Sam untuk
Namun kegigihannya dan kebulatan tekadnya
bergabung dengan The Looop, perusahaan
pun mulai berbuah. Perlahan-lahan Henky
photography service miliki Sam, sebagai junior
mulai mendapat beberapa order pemotretan
photographer. Henky pun sempat kaget dan
walaupun berawal dari menampung order
merasa minder, namun keinginannya untuk
yang tidak tertampung Sam & Anton karena
belajar otogra yang membuatnya menerima
penuhnya jadwal pemotretan kedua seniornya
tawaran itu.
itu. Henky pun selalu menerima tawaran yang datang tanpa mempedulikan apa yang akan
henky christianto
108
EDISI III / 2007
Cristal Jade
ia potret dan bayarannya. “Yang penting bisa EDISI III / 2007
109
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
membuatnya berpikir ulang mengenai masa depannya adalah karena bayaran yang ia peroleh untuk melakukan pemotretan yang hanya makan waktu sehari itu sama dengan 3 bulan penghasilannya dari kantor tempat ia bekerja sebagai pegawai kantoran. “lumayan juga, motret sehari bisa untuk hidup 3 bulan.” Kenangnya. Akhirnya ia pun memutuskan untuk membelot ke jalur otogra karena ia yakin bisa mendapatkan order pemotretan dalam waktu 3 bulan, sebelum cadangan keuangannya habis.
henky christianto
Marjan Syrup
BBDO Komunika
Any
C Prodaksien
Henky pun memulai peruntungan di otogra
Masa awal bergabung dengan The Looop,
dengan berguru pada Anton Ismael, salah
Henky sempat rustasi karena selama
seorang otograer komersil yang juga murid
berbulan-bulan ia tidak mendapat klien.
Sam Nugroho. Selama beberapa bulan Henky
Sementara jika ia tidak mendapat klien maka
berguru pada Anton sambil membantunya
ia tidak akan mendapat bayaran. “Gue sempet
bekerja. “Gue mulai dari ngangkat-ngang ngangkat-ngangkat kat
menggadaikan lensa tua gue, itu pun ditolak
lampu, mindahin lampu.” Ungkapnya. Setelah
di beberapa toko, sampai akhirnya ada yang
beberapa lama Henky dikenalkan Anton pada
mau juga walaupun harganya nggak sampai
Sam Nugroho. Sejak saat itu Henky ser-
setengah harga pasar.” Kenangnya. Hal itu ia
ing mengintip-intip ketika Sam memotret.
lakukan sekedar untuk menyambung hidup.
Keinginannya untuk belajar begitu besar besar.. Hingga akhirnya Henky ditawari Sam untuk
Namun kegigihannya dan kebulatan tekadnya
bergabung dengan The Looop, perusahaan
pun mulai berbuah. Perlahan-lahan Henky
photography service miliki Sam, sebagai junior
mulai mendapat beberapa order pemotretan
photographer. Henky pun sempat kaget dan
walaupun berawal dari menampung order
merasa minder, namun keinginannya untuk
yang tidak tertampung Sam & Anton karena
belajar otogra yang membuatnya menerima
penuhnya jadwal pemotretan kedua seniornya
tawaran itu.
itu. Henky pun selalu menerima tawaran yang datang tanpa mempedulikan apa yang akan
henky christianto
108
ia potret dan bayarannya. “Yang penting bisa
Cristal Jade
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
109
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Di komersil, seberapapun bagus dan jagonya lo, klien nggak akan balik kalau lo sombong dan nggak bisa bekerjasama.” henky christianto
HSBC
Jejak, Rumah Iklan Dan Desain
Jejak Creative
nambah portolio sekaligus nyambung hidup.” Ungkapnya. Lama kelamaan order pemotretan
Berbicara mengenai otogra komersil, Henky
Henky pun bertambah dan Henky pun mulai
berpendapat bahwa hal-hal yang membuat
memiliki klien tetap yang kembali karena puas
otogra komersil unik adalah karena menjadi
akan hasil karya Henky.
otograer komersil bukan sekedar menguasai teknik otogra dan memiliki daya cipta
Lama kelamaan Henky merasa sudah bisa
artistic yang baik. Namun lebih jauh lagi
“berdiri sendiri”, maka ia mengajak Heret Fr-
dibutuhkan attitude yang baik. “Di komersil,
asthio rekan sesama otograer di The Looop
seberapapun bagus dan jagonya lo, klien ng-
untuk keluar dari The Looop dan mendirikan
gak akan balik kalau lo sombong dan nggak
sebuah perusahaan sendiri. Heret pun me-
bisa bekerjasama.” Jelasnya. “Fotograer
nanggapinya dan kini mereka bernaung pada
komersil harus sadar bahwa dia hanyalah satu
sebuah perusahaan sendiri bernama 2Hphoto
bagian dari sekian banyak pihak yang terlibat
(Henky & Heret Photography).
dalam proses penciptaan iklan yang baik, jadi
110
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007 Dentsu
111
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Di komersil, seberapapun bagus dan jagonya lo, klien nggak akan balik kalau lo sombong dan nggak bisa bekerjasama.” henky christianto
HSBC
Jejak Creative
Jejak, Rumah Iklan Dan Desain
nambah portolio sekaligus nyambung hidup.” Ungkapnya. Lama kelamaan order pemotretan
Berbicara mengenai otogra komersil, Henky
Henky pun bertambah dan Henky pun mulai
berpendapat bahwa hal-hal yang membuat
memiliki klien tetap yang kembali karena puas
otogra komersil unik adalah karena menjadi
akan hasil karya Henky.
otograer komersil bukan sekedar menguasai teknik otogra dan memiliki daya cipta
Lama kelamaan Henky merasa sudah bisa
artistic yang baik. Namun lebih jauh lagi
“berdiri sendiri”, maka ia mengajak Heret Fr-
dibutuhkan attitude yang baik. “Di komersil,
asthio rekan sesama otograer di The Looop
seberapapun bagus dan jagonya lo, klien ng-
untuk keluar dari The Looop dan mendirikan
gak akan balik kalau lo sombong dan nggak
sebuah perusahaan sendiri. Heret pun me-
bisa bekerjasama.” Jelasnya. “Fotograer
nanggapinya dan kini mereka bernaung pada
komersil harus sadar bahwa dia hanyalah satu
sebuah perusahaan sendiri bernama 2Hphoto
bagian dari sekian banyak pihak yang terlibat
(Henky & Heret Photography).
dalam proses penciptaan iklan yang baik, jadi
110
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007 henky christianto
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
112
EDISI III / 2007
Panasonic
Dentsu
111
Tommy Hartanto
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
NEA Magazine
Miranda Tobing
EDISI III / 2007
113
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
112
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
NEA Magazine
Miranda Tobing
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
114
EDISI III / 2007
113
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
NEA Magazine
Miranda Tobing EDISI III / 2007
115
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
114
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
NEA Magazine
Miranda Tobing
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
115
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
nggak bisa punya mental maunya sendiri. Tapi harus diubah jadi apa maunya team. Karena teamnya banyak dari klien hingga make up artist, dari art director sampai digital imaging artist.” Tambahnya. Dan karena team yang terlibat tergolong paling banyak dibanding otogra lain, Henky berpendapat bahwa komunikasi dan service yang ditawarkan harus comprehensive dan pro akti. Henky pun setuju bahwa hal non teknis sering menjadi hal yang menentukan di otogra komersil. “yang membedakan otogra komersil dan otogra lain lebih banyak di hal non teknisnya. Tapi Tapi sayangnya justru hal non teknis itulah yang paling sering menghambat seseorang jadi otograer komersil.” Jelasnya. “masalah teknis, nggak usah diomongin lagi. Karena itu sudah suatu keharusan.”
116
EDISI III / 2007
“Fotograer komersil harus sadar bahwa dia hanyalah satu bagian dari sekian banyak pihak yang terlibat dalam proses penciptaan iklan yang baik, jadi nggak bisa punya mental maunya sendiri. Tapi harus diubah jadi apa maunya team.
henky christianto
TVS
Aryo
Heru
henky christianto
TVS
Aryo
Heru
EDISI III / 2007
117
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
nggak bisa punya mental maunya sendiri. Tapi harus diubah jadi apa maunya team. Karena teamnya banyak dari klien hingga make up artist, dari art director sampai digital imaging artist.” Tambahnya. Dan karena team yang terlibat tergolong paling banyak dibanding otogra lain, Henky berpendapat bahwa komunikasi dan service yang ditawarkan harus comprehensive dan pro akti. Henky pun setuju bahwa hal non teknis sering menjadi hal yang menentukan di otogra komersil. “yang membedakan otogra komersil dan otogra lain lebih banyak di hal non teknisnya. Tapi Tapi sayangnya justru hal non teknis itulah yang paling sering menghambat seseorang jadi otograer komersil.” Jelasnya. “masalah teknis, nggak usah diomongin lagi. Karena itu sudah suatu keharusan.”
116
“Fotograer komersil harus sadar bahwa dia hanyalah satu bagian dari sekian banyak pihak yang terlibat dalam proses penciptaan iklan yang baik, jadi nggak bisa punya mental maunya sendiri. Tapi harus diubah jadi apa maunya team.
EDISI III / 2007
henky christianto
TVS
Aryo
Heru
henky christianto
TVS
Aryo
Heru
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
117
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
g n i b o T a d n a r i M h e l a S a h s r a M
e n i z a g a M e l a m e F
E W O L
a n o x e R
o t n a i t s i r h c y k n e h
o t n a i t s i r h c y k n e h
“yang membedakan otogra komersil dan otogra lain lebih banyak di hal non teknisnya. Tapi sayangnya justru hal non teknis itulah yang paling sering menghambat seseorang jadi otograer komersil.”
Hal penting lainnya dari seorang otograer adalah style. Henky berpendapat bahwa yang membuat klien memilih kita untuk melakukan pemotretan untuk mereka di luar masalah kemampuan otogra dan non teknis seperti service adalah style. Style lah yang membuat klien tertarik dengan oto kita. Dan yang lebih penting lagi style tersebut harus terus diupdate. Untuk itu Henky biasa mencari reerensi sebanyak-banyaknya. Mulai dari website, video clip, lm, hingga iklan-iklan. Berbeda dengan kebanyakan otograer yang menyarankan untuk belajar dari oto yang baik. Henky juga menyarankan semua yang ingin belajar otogra untuk belajar dari oto yang jelek. “Kalau lihat oto yang jelek, coba dicari dimana salahnya. Supaya kita nggak
118
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
119
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
g n i b o T a d n a r i M h e l a S a h s r a M
e n i z a g a M e l a m e F
E W O L
a n o x e R
o t n a i t s i r h c y k n e h
o t n a i t s i r h c y k n e h
“yang membedakan otogra komersil dan otogra lain lebih banyak di hal non teknisnya. Tapi sayangnya justru hal non teknis itulah yang paling sering menghambat seseorang jadi otograer komersil.”
Hal penting lainnya dari seorang otograer adalah style. Henky berpendapat bahwa yang membuat klien memilih kita untuk melakukan pemotretan untuk mereka di luar masalah kemampuan otogra dan non teknis seperti service adalah style. Style lah yang membuat klien tertarik dengan oto kita. Dan yang lebih penting lagi style tersebut harus terus diupdate. Untuk itu Henky biasa mencari reerensi sebanyak-banyaknya. Mulai dari website, video clip, lm, hingga iklan-iklan. Berbeda dengan kebanyakan otograer yang menyarankan untuk belajar dari oto yang baik. Henky juga menyarankan semua yang ingin belajar otogra untuk belajar dari oto yang jelek. “Kalau lihat oto yang jelek, coba dicari dimana salahnya. Supaya kita nggak
118
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
120
EDISI III / 2007
119
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
NEA Magazine
Miranda Tobing
EDISI III / 2007
121
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
henky christianto
120
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
NEA Magazine
Miranda Tobing
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
121
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
melakukan kesalahan yang sama.” Tegasnya. Henky sendiri pernah dimaki-maki klien karena hasil otonya tidak disukai kliennya. Namun Henky pun memilih untuk intropeksi dan pada akhirnya menyadari bahwa memang ia yang melakukan kesalahan. “Jadi otograer terutama komersil harus bisa terima kritik. Jangan nggak mau disalahin, karena kita bukan seniman.” Jelasnya. Walaupun berstatus sebagai otograer komersil, namun Henky mengaku sangat suka memotret ashion dan interior. Mengenai hal ini Henky berkomentar “untuk jadi otograer, idealnya harus bisa semua. Masalah lebih bagusnya dimana itu terserah orang yang melihat.” Ungkapnya. Ditanya mengenai tips menjadi otograer komersil, Henky berpendapat bahwa tidak mudah menjadi otograer komersil. “Nggak setiap orang yang bisa dan suka menyanyi
henky christianto
Female Magazine
Monique
bisa dan suka jadi penyanyi. Nggak setiap
orang yang bisa memotret dengan bagus,
company, tapi tanpa kemauan dan keberanian
orang yang bisa dan jago nyetir bisa dan suka
namun belum tentu bisa dan suka menjadi
nggak akan jadi juga.” Tegasnya. “Begitu juga
otograer komersil. Namun begitu Henky
orang yang punya uang dan relasi, dan juga
menggaris bawahi untuk menjadi otograer
punya kemauan yang kuat tapi nggak berani,
komersil, modal dasar yang harus dimiliki
ya nggak jadi juga. Sebaliknya orang yang
adalah kesempatan, kemauan dan kebera-
punya kemauan kuat dan keberanian yang
nian. “Banyak yang punya kesempatan karena
kuat tanpa punya kesempatan juga nggak
punya uang dan punya relasi di advertising
akan jadi.” Tambahnya. Maka dari itu Henky
jadi pembalap.” Ungkapnya. Artinya banyak
122
EDISI III / 2007
“Kalau lihat oto yang jelek, coba dicari dimana salahnya. Supaya kita nggak melakukan kesalahan yang sama.” EDISI III / 2007
123
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
melakukan kesalahan yang sama.” Tegasnya. Henky sendiri pernah dimaki-maki klien karena hasil otonya tidak disukai kliennya. Namun Henky pun memilih untuk intropeksi dan pada akhirnya menyadari bahwa memang ia yang melakukan kesalahan. “Jadi otograer terutama komersil harus bisa terima kritik. Jangan nggak mau disalahin, karena kita bukan seniman.” Jelasnya. Walaupun berstatus sebagai otograer komersil, namun Henky mengaku sangat suka memotret ashion dan interior. Mengenai hal ini Henky berkomentar “untuk jadi otograer, idealnya harus bisa semua. Masalah lebih bagusnya dimana itu terserah orang yang melihat.” Ungkapnya. Ditanya mengenai tips menjadi otograer komersil, Henky berpendapat bahwa tidak mudah menjadi otograer komersil. “Nggak
henky christianto
setiap orang yang bisa dan suka menyanyi
Female Magazine
Monique
bisa dan suka jadi penyanyi. Nggak setiap
orang yang bisa memotret dengan bagus,
company, tapi tanpa kemauan dan keberanian
orang yang bisa dan jago nyetir bisa dan suka
namun belum tentu bisa dan suka menjadi
nggak akan jadi juga.” Tegasnya. “Begitu juga
jadi pembalap.” Ungkapnya. Artinya banyak
otograer komersil. Namun begitu Henky
orang yang punya uang dan relasi, dan juga
menggaris bawahi untuk menjadi otograer
punya kemauan yang kuat tapi nggak berani,
komersil, modal dasar yang harus dimiliki
ya nggak jadi juga. Sebaliknya orang yang
adalah kesempatan, kemauan dan kebera-
punya kemauan kuat dan keberanian yang
nian. “Banyak yang punya kesempatan karena
kuat tanpa punya kesempatan juga nggak
punya uang dan punya relasi di advertising
akan jadi.” Tambahnya. Maka dari itu Henky
122
“Kalau lihat oto yang jelek, coba dicari dimana salahnya. Supaya kita nggak melakukan kesalahan yang sama.”
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
123
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Jadi otograer terutama komersil harus bisa terima kritik. Jangan nggak mau disalahin, karena kita bukan seniman.”
henky christianto
Female Magazine
Monique
menggarisbawahii ketiga hal tersebut sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan. Sementara menggarisbawah hal-hal yang mungkin membuat orang tidak menyukai menjadi otograer komersil adalah karena menjadi otograer komersil harus bisa memendam idealisme dan ego. “Harus diingat sekali lagi bahwa ini kerja team. Jadi nggak bisa maunya gue, tapi harus maunya kita.” Tegasnya. Mengenai actor “kemauan” Henky pun menekan bahwa untuk menjadi otograer komersil harus punya kemauan yang sangat kuat sehingga menjadi kebulatan tekad. Kebulatan tekad untuk menghadapi berbagai macam rintangan, termasuk terbatasnya modal. Henky berpendapat actor “kesempatan” bisa diciptakan jika kita mau. “sampai sekarang gue nggak punya kamera apapun, bahkan DSLR sekalipun. Gue jadi otograer komersil karena pingin punya uang banyak, bukan karena sudah punya uang banyak.” Ujarnya. Untuk itu Henky selalu menyewa peralatan ketika mendapat order memotret. Namun dari setiap pekerjaan Henky selalu menyisihkan sebagian pemasukan untuk tabungan membeli peralatan.
124
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
henky christianto
Female Magazine
Monique
125
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Jadi otograer terutama komersil harus bisa terima kritik. Jangan nggak mau disalahin, karena kita bukan seniman.”
henky christianto
Female Magazine
Monique
menggarisbawahii ketiga hal tersebut sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan. Sementara menggarisbawah hal-hal yang mungkin membuat orang tidak menyukai menjadi otograer komersil adalah karena menjadi otograer komersil harus bisa memendam idealisme dan ego. “Harus diingat sekali lagi bahwa ini kerja team. Jadi nggak bisa maunya gue, tapi harus maunya kita.” Tegasnya. Mengenai actor “kemauan” Henky pun menekan bahwa untuk menjadi otograer komersil harus punya kemauan yang sangat kuat sehingga menjadi kebulatan tekad. Kebulatan tekad untuk menghadapi berbagai macam rintangan, termasuk terbatasnya modal. Henky berpendapat actor “kesempatan” bisa diciptakan jika kita mau. “sampai sekarang gue nggak punya kamera apapun, bahkan DSLR sekalipun. Gue jadi otograer komersil karena pingin punya uang banyak, bukan karena sudah punya uang banyak.” Ujarnya. Untuk itu Henky selalu menyewa peralatan ketika mendapat order memotret. Namun dari setiap pekerjaan Henky selalu menyisihkan sebagian pemasukan untuk tabungan membeli peralatan.
124
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
henky christianto
Female Magazine
Monique
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“untuk jadi otograer, idealnya harus bisa semua. Masalah lebih bagusnya dimana itu terserah orang yang melihat.”
125
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Hal lain dari actor “kesempatan” adalah relasi dengan klien. Henky membagikan tips konkretnya. Dalam melakukan pencarian dan pendekatan ke klien, Henky membuat ormula 7 step. Step pertama adalah datar klien. “Gampang banget cari datar klien, karena sudah ada directorynya dan dijual bebas di toko buku seperti gramedia.” Jelasnya. Setelah datar klien didapat Henky langsung meneleponnya satu persatu untuk minta kesempatan untuk presentasi. “Kalau bisa presentasi lebih besar peluangnya dibanding Cuma disuruh
henky christianto
Female Magazine
Miranda Tobing
“Nggak setiap orang yang bisa dan suka menyanyi bisa dan suka jadi penyanyi. Nggak setiap orang yang bisa dan jago nyetir bisa dan suka jadi pembalap.”
126
EDISI III / 2007
henky christianto
EDISI III / 2007
Female Magazine
Miranda Tobing
127
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“untuk jadi otograer, idealnya harus bisa semua. Masalah lebih bagusnya dimana itu terserah orang yang melihat.”
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Hal lain dari actor “kesempatan” adalah relasi dengan klien. Henky membagikan tips konkretnya. Dalam melakukan pencarian dan pendekatan ke klien, Henky membuat ormula 7 step. Step pertama adalah datar klien. “Gampang banget cari datar klien, karena sudah ada directorynya dan dijual bebas di toko buku seperti gramedia.” Jelasnya. Setelah datar klien didapat Henky langsung meneleponnya satu persatu untuk minta kesempatan untuk presentasi. “Kalau bisa presentasi lebih besar peluangnya dibanding Cuma disuruh
henky christianto
Female Magazine
Miranda Tobing
“Nggak setiap orang yang bisa dan suka menyanyi bisa dan suka jadi penyanyi. Nggak setiap orang yang bisa dan jago nyetir bisa dan suka jadi pembalap.”
126
EDISI III / 2007
henky christianto
EDISI III / 2007
Female Magazine
127
Miranda Tobing
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Banyak yang punya kesempatan karena punya uang dan punya relasi di advertising company, tapi tanpa kemauan dan keberanian nggak akan jadi juga.”
henky christianto
128
EDISI III / 2007
Female Magazine
Miranda Tobing
EDISI III / 2007
129
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Banyak yang punya kesempatan karena punya uang dan punya relasi di advertising company, tapi tanpa kemauan dan keberanian nggak akan jadi juga.”
henky christianto
128
Female Magazine
Miranda Tobing
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
129
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
kirim portolio.” Ungkapnya. Tahap ketiga adalah presentasi. Ketika tiga tahap awal ini berhasil, maka akan tiba tahap keempat yaitu
n a m i d u B
tahap dimana klien mengirimkan layout oto untuk dioto. Layout ini harus dianalisa dan diolah menjadi penawaran yang merupakan tahap ke 5. “Penawaran yang diajukan pun harus masuk akal, jangan kemahalan jangan
p u o r g y a l P
kemurahan, harus disesuaikan dengan positioning kita. Mau jadi otograer kelas apa.” Jelasnya. Tahap Tahap ke enam adalah pemotretan.
“Belajarnya ya dari otograer komersil, karena memang beda. Bahkan kalau bisa terlibat pada proses pemotretan komersil.”
Dari tahap pertama hingga keenam kita harus hati-hati agar tidak “gagal”. Jika semua g n u s m a S
tahapan ini dilakukan dengan berhasil maka biasanya hasil dari tahapan ke enam adalah munculnya eedback dari klien yang menjadi tahap ke tujuh. Menyikapi eedback pun harus hati-hati agar tidak mengecewakan klien. Jika
o t n a i t s i r h c y k n e h
semua tahapan ini dilakukan dengan benar benar,, maka tahap pertama hingga ketiga tidak usah dilakukan lagi untuk klien yang sama karena mereka sudah mengenal dan mencoba kita. Namun jika ada tahapan yang gagal dan mengakibatkan klien tidak tertarik menggunakan jasa kita lagi, maka kita pun harus melakukan tahap 1 dari awal lagi untuk mencari klien baru.
130
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
131
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
kirim portolio.” Ungkapnya. Tahap ketiga adalah presentasi. Ketika tiga tahap awal ini berhasil, maka akan tiba tahap keempat yaitu
n a m i d u B
tahap dimana klien mengirimkan layout oto untuk dioto. Layout ini harus dianalisa dan diolah menjadi penawaran yang merupakan tahap ke 5. “Penawaran yang diajukan pun harus masuk akal, jangan kemahalan jangan
p u o r g y a l P
kemurahan, harus disesuaikan dengan positioning kita. Mau jadi otograer kelas apa.” Jelasnya. Tahap Tahap ke enam adalah pemotretan.
“Belajarnya ya dari otograer komersil, karena memang beda. Bahkan kalau bisa terlibat pada proses pemotretan komersil.”
Dari tahap pertama hingga keenam kita harus hati-hati agar tidak “gagal”. Jika semua g n u s m a S
tahapan ini dilakukan dengan berhasil maka biasanya hasil dari tahapan ke enam adalah munculnya eedback dari klien yang menjadi tahap ke tujuh. Menyikapi eedback pun harus hati-hati agar tidak mengecewakan klien. Jika
o t n a i t s i r h c y k n e h
semua tahapan ini dilakukan dengan benar benar,, maka tahap pertama hingga ketiga tidak usah dilakukan lagi untuk klien yang sama karena mereka sudah mengenal dan mencoba kita. Namun jika ada tahapan yang gagal dan mengakibatkan klien tidak tertarik menggunakan jasa kita lagi, maka kita pun harus melakukan tahap 1 dari awal lagi untuk mencari klien baru.
130
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
131
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Mengenai hal teknis dalam otogra komersil, Henky menyarankan semua yang tertarik untuk menjadi otograer komersil untuk belajar dari otograer komersil secara langsung. “Belajarnya ya dari otograer komersil, karena memang beda. Bahkan kalau bisa terlibat pada proses pemotretan komersil.” Ungkapnya. Namun Namun begitu Henky berpendapat bahwa untuk bisa melihat apalagi terlibat pada proses pemotretan komersil bukanlah hal yang mudah. “Masalahnya adalah iklan sering kali bersiat rahasia, jadi nggak boleh bocor sebelum ditayangkan. Jadi susah untuk dapet akses ngeliat pemotretan komersil.” Tutupnya. Tutupnya.
henky christianto
132
Golpunk
Muara Bagja
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
henky christianto
Golpunk
133
Muara Bagja
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
Mengenai hal teknis dalam otogra komersil, Henky menyarankan semua yang tertarik untuk menjadi otograer komersil untuk belajar dari otograer komersil secara langsung. “Belajarnya ya dari otograer komersil, karena memang beda. Bahkan kalau bisa terlibat pada proses pemotretan komersil.” Ungkapnya. Namun Namun begitu Henky berpendapat bahwa untuk bisa melihat apalagi terlibat pada proses pemotretan komersil bukanlah hal yang mudah. “Masalahnya adalah iklan sering kali bersiat rahasia, jadi nggak boleh bocor sebelum ditayangkan. Jadi susah untuk dapet akses ngeliat pemotretan komersil.” Tutupnya. Tutupnya.
henky christianto
132
Golpunk
Muara Bagja
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
henky christianto
Golpunk
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
133
Muara Bagja
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Masalahnya ada“Masalahnya lah iklan sering kali bersiat rahasia, jadi nggak boleh bocor sebelum ditayangkan. Jadi susah untuk dapet akses ngeliat pemotretan komersil.” henky christianto
134
EDISI III / 2007
Fe ma male Ma Mag az azine
Mirand a Tob in g
henky christianto
Golpunk
Muara Bagja
EDISI III / 2007
135
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
“Masalahnya ada“Masalahnya lah iklan sering kali bersiat rahasia, jadi nggak boleh bocor sebelum ditayangkan. Jadi susah untuk dapet akses ngeliat pemotretan komersil.” henky christianto
134
EDISI III / 2007
Fe ma male Ma Mag az azine
Mirand a Tob in g
henky christianto
Golpunk
Muara Bagja
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
EDISI III / 2007
135
THELEPASAN
DO YOU YOU HA HAVE VE GUTS? Menjadi seorang proesional; baik itu dalam artian bekerja secara maksimal dan penuh tanggung jawab maupun dalam artian menjadikan sebuah proesi sebagai mata pencaharian utama. Mmhhh… sebuah ungkapan yang sangat sulit untuk dipraktekkan walaupun secara teoritis mudah sekali untuk diucapkan bahkan juga untuk di analisa juga dikritisi. Saya mencoba mencari berbagai reerensi untuk mengartikan “menjadi proessional” proessional” namun entah kenapa akhirnya semua berujung pada kalimat “segalanya berpulang pada pribadi masing-masing” yang buat saya sendiri (yang mungkin subjekti) ini tidak memberikan arti apa-apa, klise. Yah Yah klise; karena kalimat itu saya sudah dengar dari orang tua saya semenjak saya kecil, kemudian terulang beratus-ratus kali banyaknya hingga detik ini. Sebab amat saya yakini bahwa ya keberhasilan atau ketidakberhasilan seseorang itu pasti balik pada orang itu sendiri, loh kok balik lagi??! Lantas apa yak? seperti menyusun puzzle rasanya, perlu sebuah petunjuk kunci untuk menyempurnakan seluruh bagian gambar. Perlu sebuah generalisasi kata tepat yang dapat mengantar kita agar “menjadi proesional” dapat dipahami hingga akhirnya tidak klise. Selalu ada saat pertama kali bagi seseorang , pertama kali bekerja, pertama kali pacaran, pertama kali sekolah, pertama kali punya teman, pertama kali berjalan, pertama kali ejakulasi mungkin… dan saat-saat pertama kali lainnya. Apa yang buat pertama kali itu bisa dilewati yak? Waktu bayi berjalan pertama kalinya dia acap kali terjatuh bahkan terguling tapi dia terus belajar berjalan hingga akhirnya lancarl berjalan. Naluri?… Kemauan?… atau Keberanian?… Bila naluri kok terdengar seperti anak sapi yang baru lahir terus bisa jalan yak? lantas apa bedanya dengan hewan hehehe… Kemauan? bukannya anak bayi belum bisa berkir? Dan ketika itu dia belum tahu apa-apa, agak kurang tepat.
136
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
137
COMMERCIALPHOTOGRAPHY
THELEPASAN
DO YOU YOU HA HAVE VE GUTS? Menjadi seorang proesional; baik itu dalam artian bekerja secara maksimal dan penuh tanggung jawab maupun dalam artian menjadikan sebuah proesi sebagai mata pencaharian utama. Mmhhh… sebuah ungkapan yang sangat sulit untuk dipraktekkan walaupun secara teoritis mudah sekali untuk diucapkan bahkan juga untuk di analisa juga dikritisi. Saya mencoba mencari berbagai reerensi untuk mengartikan “menjadi proessional” proessional” namun entah kenapa akhirnya semua berujung pada kalimat “segalanya berpulang pada pribadi masing-masing” yang buat saya sendiri (yang mungkin subjekti) ini tidak memberikan arti apa-apa, klise. Yah Yah klise; karena kalimat itu saya sudah dengar dari orang tua saya semenjak saya kecil, kemudian terulang beratus-ratus kali banyaknya hingga detik ini. Sebab amat saya yakini bahwa ya keberhasilan atau ketidakberhasilan seseorang itu pasti balik pada orang itu sendiri, loh kok balik lagi??! Lantas apa yak? seperti menyusun puzzle rasanya, perlu sebuah petunjuk kunci untuk menyempurnakan seluruh bagian gambar. Perlu sebuah generalisasi kata tepat yang dapat mengantar kita agar “menjadi proesional” dapat dipahami hingga akhirnya tidak klise. Selalu ada saat pertama kali bagi seseorang , pertama kali bekerja, pertama kali pacaran, pertama kali sekolah, pertama kali punya teman, pertama kali berjalan, pertama kali ejakulasi mungkin… dan saat-saat pertama kali lainnya. Apa yang buat pertama kali itu bisa dilewati yak? Waktu bayi berjalan pertama kalinya dia acap kali terjatuh bahkan terguling tapi dia terus belajar berjalan hingga akhirnya lancarl berjalan. Naluri?… Kemauan?… atau Keberanian?… Bila naluri kok terdengar seperti anak sapi yang baru lahir terus bisa jalan yak? lantas apa bedanya dengan hewan hehehe… Kemauan? bukannya anak bayi belum bisa berkir? Dan ketika itu dia belum tahu apa-apa, agak kurang tepat.
136
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
137
EDISI III / 2007
139
THELEPASAN
Mungkin kata “keberanian” lebih tepat dan rasanya keberanian itu timbul atas dorongan naluriah dan kemauan. Keberanian membuat seseorang mencoba melakukan hal
anda menjadi siap, membuat kita mem-
yang tadinya dia belum tahu, belum pernah,
perhitungkan resiko, juga membantu anda
ataupun yang belum dimengerti bahkan
meyakini apa yang sedang dijalani. Bukankah
belum terbayangkan sehingga seseorang mau
juga ketika hari pertama sekolah kita merasa
mencoba, mau mencari tahu yang akhirnya
takut? Setelah kita bisa mengatasi rasa takut
mau menjalankannya. Memang keberanian
dengan keberanian barulah kita belajar dan
itu ga boleh sekedar berani tapi harus diikuti
terus membekali diri.
dengan perhitungan yang benar, karena bila kata keberanian berdiri sendiri pengalaman
Begitu juga dengan “menjadi proesional”,
membuktikan hasilnya konyol. Tapi kalau
keberanian harus menjadi bagian penting dari
keberanian dengan perhitungan yang benar
proesionalisme seseorang selain segala ak-
kayaknya oke deh.
tor teoritis dari para ahli tentunya. Keberanian Keberanian
Analoginya seperti bila anda hendak menye-
menjadi bekal untuk berbuat sesuatu, menen-
brangi jalan protokol besar yang tidak ada
tukan langkah berikutnya dan terus berkem-
jembatan penyebrangannya, terlalu banyak
bang. Ada beberapa kenalan saya beberapa
kendaraan yang lalu-lalang dengan kecepatan
otograer proesional yang karyanya bagus
yang kalau kita kesenggol pasti masuk ICU di
tapi karena keberaniannya belum mengkristal
rumah sakit. Tidak akan ada kata siap untuk
akhirnya menjadi otograer biasa-biasa
menyebrangi jalan tersebut, mau berkalkulasi
saja, come on don’t be a save player! Make
pun rasanya kelamaan dan malah gak jadi
it happen guys! Skillul tanpa keberanian ga
nyebrang karena takut ketabrak mobil. Yang
ada apa-apanya, inisiati timbul disebabkan
membuat anda akhirnya menyebrangi jalan
adanya keberanian, motivasi adalah kata
adalah keberanian. Keberanian memaksa
selanjutnya dari kata keberanian, so do you have guts? (pp)
138
EDISI III / 2007
THELEPASAN
Mungkin kata “keberanian” lebih tepat dan rasanya keberanian itu timbul atas dorongan naluriah dan kemauan. Keberanian membuat seseorang mencoba melakukan hal
anda menjadi siap, membuat kita mem-
yang tadinya dia belum tahu, belum pernah,
perhitungkan resiko, juga membantu anda
ataupun yang belum dimengerti bahkan
meyakini apa yang sedang dijalani. Bukankah
belum terbayangkan sehingga seseorang mau
juga ketika hari pertama sekolah kita merasa
mencoba, mau mencari tahu yang akhirnya
takut? Setelah kita bisa mengatasi rasa takut
mau menjalankannya. Memang keberanian
dengan keberanian barulah kita belajar dan
itu ga boleh sekedar berani tapi harus diikuti
terus membekali diri.
dengan perhitungan yang benar, karena bila kata keberanian berdiri sendiri pengalaman
Begitu juga dengan “menjadi proesional”,
membuktikan hasilnya konyol. Tapi kalau
keberanian harus menjadi bagian penting dari
keberanian dengan perhitungan yang benar
proesionalisme seseorang selain segala ak-
kayaknya oke deh.
tor teoritis dari para ahli tentunya. Keberanian Keberanian
Analoginya seperti bila anda hendak menye-
menjadi bekal untuk berbuat sesuatu, menen-
brangi jalan protokol besar yang tidak ada
tukan langkah berikutnya dan terus berkem-
jembatan penyebrangannya, terlalu banyak
bang. Ada beberapa kenalan saya beberapa
kendaraan yang lalu-lalang dengan kecepatan
otograer proesional yang karyanya bagus
yang kalau kita kesenggol pasti masuk ICU di
tapi karena keberaniannya belum mengkristal
rumah sakit. Tidak akan ada kata siap untuk
akhirnya menjadi otograer biasa-biasa
menyebrangi jalan tersebut, mau berkalkulasi
saja, come on don’t be a save player! Make
pun rasanya kelamaan dan malah gak jadi
it happen guys! Skillul tanpa keberanian ga
nyebrang karena takut ketabrak mobil. Yang
ada apa-apanya, inisiati timbul disebabkan
membuat anda akhirnya menyebrangi jalan
adanya keberanian, motivasi adalah kata
adalah keberanian. Keberanian memaksa
selanjutnya dari kata keberanian, so do you have guts? (pp)
138
EDISI III / 2007
EDISI III / 2007
WHERETOFIND
JABOTABEK Seasons Imaging Jl Senopati no 37 Kebayoran Baru Jakarta selatan Focus Nusantara KH Hasyim Azhari No 18 Jakarta 5804848 Susan Photo Album Kemang raya no.15, LT 3 Jakarta Selatan 12730 E-studio Wisma Starpage Jl Salemba tengah no 5 3928440 Vogue Photo Studio Ruko Sentra Bisnis Blok B16-17 Tanjung Duren raya 1-38 Jakarta 5647873-75 Shoot & Print Jl. Bulevard Raya Blok FV-1 No. 4 Kelapa Gading-Jakarta TELP: 021-4530670 QFoto Jl. Balai Pustaka Timur No 17 Rawamangun, Jakarta 4706022 Digital Studio College Jl. Cideng Barat No. 21A Jakarta Pusat Tel/Fax : 021-633 0950 Darwis Triadi School o Photography Jl. Patimura No.2
140
EDISI III / 2007
139
WHERETOFIND
Kebayoran eK-gadgets Centre Roxy Square Lt. 1 Blok B2 2829, Jakarta Lubang Mata Jln. Pondok Cipta Raya B2/28 .Bekasi Barat 17134 TELP: 8847105 CONTACT PERSON: Ra Indra Telefkom Fotograf Universitas Pro. Dr. Moestopo (B). Jln. Hang Lekir I Jak-pus. Indonesia Photographer Organization (IPO) Studio 35 Rumah Samsara Jl. Bunga Mawar, no. 27 Jakarta Selatan 12410 Unit Seni Fotograf IPEBI (USF-IPEBI) Komplek Perkantoran Bank Indonesia , Menara Sjaruddin Prawiranegara lantai 4, Jl. MH.Thamrin No.2, Jakarta UKM mahasiswa IBII Fotograf Institut Bisnis Indonesia (FOBI) Kampus STIE-IBII Jl Yos Sudarso Kav 87, Sunter, Jakarta Utara Perhimpunan Penggemar Fotograf Garuda Indonesia (PPFGA), PPFGA, Gedung Garuda Indonesia Lt.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No.13
Jakarta Komunitas Fotograf Psikologi Atma Jaya Jakarta UNIKA Atma Jaya Jakarta Jl Jendral sudirman 51 Sekretariat Bersama Fakultas Psikologi Atma Jaya Ruang G. 100 Kelompok Pelajar Peminat otograf SMU 28 (KPPF28) Jl Raya Ragunan (depan RS Pasar Minggu) Jakarta XL Photograph Grha XL, Jl. Mega Kuningan Kav. E 4 – 7 no. 1 Jakarta Selatan HSBC Photo Club Menara Mulia Lantai 22, Jl Jend Gatot Subroto Kav 9-11, JakSel 12930 LFCN (Lembaga Fotograf Candra Naya) Komplek Green Ville – AW / 58-59, Jakarta Barat 11510 Klub Fotograf PT Komatsu Jl. Raya Cakung CIlincing Km.4 Jakarta Utara 14140 Style Photo Jl Gaya Motor Raya No. 8 Gedung AMDI-B, Sunter Jakarta Utara 14330 Contact Person: Hasan Supriadi Perhimpunan Fotograf
Tarumanagara Kampus I UNTAR Blok M lt. 7 Ruang PFT Jl. Letjen S. Parman I Jak Bar Studio 51 Universitas Atma Jaya Jakarta CP PERFILMA (Film dan Fotograf Hukum UI) Freephot (Freeport Jakarta Photography Community) PT Freeport Indonesia Plaza 89, 6th foor Jl. HR Rasuna Said Kav X-7/ No.6 CANILENS Kolese Kanisius Jakarta Nothoagus PT Freport Indonesia Plaza 895th Floor. Jl Rasuna Said Kav X-7 No. 6 V-3 Technologies Mal Ambasador Lt. UG / 47 Jl. Pro. Dr. Satrio - Kuningan BANDUNG & JAWA BARAT Padupadankan Photography Jl. Lombok No 9s Bandung 4232521 Laboratorium Teknologi Proses Material Jl. Ganesha 10 Labtek VI Lt.dasar Bandung CP: dwi karsa agung r. STUDIO INTERMODEL Fashion Design and Photography Course Jl. Cihampelas 57 A - Bandung 40116
Perhimpunan Amatir Foto (PAF-Bandung) Kompleks Banceuy Permai Kav A-17, Bandung 40111 Jepret Sekeretariat Jepret Lt Basement Labtek IXB Arsitektur ITB Jl. Ganesa 10 Bandung FSRD ITB Contact: Genoveva Hega EcoAdventure Community Jl. Margasari No. 34 RT 2 RW 8 Rajapolah Tasikmalaya 46155 SEMARANG & JAWA TENGAH Digimage Studio I Jl Setyabudi 86a Semarang 7461151 Digimage Studio II Jl Pleburan VIII No 2 Semarang 8413991 Ady Photo Studio d/a Kanwil BRI Jl. Teuku Umar 24 Semarang Contact Person: Ady Agustian Prisma UNDIP PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Joglo Jl. Imam Bardjo SH No. 1 Semarang 50243 Lembaga pendidikan seni dan design visimedia college jl. Bhayangkara 72 Solo YOGYAKARTA Atmajaya Photography club Gedung PUSGIWA kampus 3
UAJY, jl. babarsari no. 007 yogyakarta INDONESIA “UKM MATA” Akademi Seni Rupa dan Desain MSD (Modern SchooL o DEsign) Jalan Taman Siswa 164 Yogyakarta ogyakarta 55151, UFO (Unit Fotograf UGM) Gelanggang Mahasiswa UGM, Bulaksumur Yogyakarta Fotograf Jurnalistik Klub Kampus 4 FISIP UAJY Jl. Babarsari Yogyakarta ADVY Yogyakarta Contact person: Sdr. Toddy FOTKOM Universitas Pembanungan Nasional (UPN) Yogyakarta SURABAYA & JAWA TIMUR Hot Shot Photo Studio Ploso Baru 101 Surabaya 3817950 Toko Digital Ambengan Plasa B2 031-5313366 Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotograf (HIMMARFI) Jl. Rungkut Harapan K / 4, Surabaya UFO (united otograer otograer club) perum mastrip y-8 jember, jawatimur EDISI III / 2007
141
WHERETOFIND
JABOTABEK Seasons Imaging Jl Senopati no 37 Kebayoran Baru Jakarta selatan Focus Nusantara KH Hasyim Azhari No 18 Jakarta 5804848 Susan Photo Album Kemang raya no.15, LT 3 Jakarta Selatan 12730 E-studio Wisma Starpage Jl Salemba tengah no 5 3928440 Vogue Photo Studio Ruko Sentra Bisnis Blok B16-17 Tanjung Duren raya 1-38 Jakarta 5647873-75 Shoot & Print Jl. Bulevard Raya Blok FV-1 No. 4 Kelapa Gading-Jakarta TELP: 021-4530670 QFoto Jl. Balai Pustaka Timur No 17 Rawamangun, Jakarta 4706022 Digital Studio College Jl. Cideng Barat No. 21A Jakarta Pusat Tel/Fax : 021-633 0950 Darwis Triadi School o Photography Jl. Patimura No.2
140
WHERETOFIND
Kebayoran eK-gadgets Centre Roxy Square Lt. 1 Blok B2 2829, Jakarta Lubang Mata Jln. Pondok Cipta Raya B2/28 .Bekasi Barat 17134 TELP: 8847105 CONTACT PERSON: Ra Indra Telefkom Fotograf Universitas Pro. Dr. Moestopo (B). Jln. Hang Lekir I Jak-pus. Indonesia Photographer Organization (IPO) Studio 35 Rumah Samsara Jl. Bunga Mawar, no. 27 Jakarta Selatan 12410 Unit Seni Fotograf IPEBI (USF-IPEBI) Komplek Perkantoran Bank Indonesia , Menara Sjaruddin Prawiranegara lantai 4, Jl. MH.Thamrin No.2, Jakarta UKM mahasiswa IBII Fotograf Institut Bisnis Indonesia (FOBI) Kampus STIE-IBII Jl Yos Sudarso Kav 87, Sunter, Jakarta Utara Perhimpunan Penggemar Fotograf Garuda Indonesia (PPFGA), PPFGA, Gedung Garuda Indonesia Lt.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No.13
EDISI III / 2007
Jakarta Komunitas Fotograf Psikologi Atma Jaya Jakarta UNIKA Atma Jaya Jakarta Jl Jendral sudirman 51 Sekretariat Bersama Fakultas Psikologi Atma Jaya Ruang G. 100 Kelompok Pelajar Peminat otograf SMU 28 (KPPF28) Jl Raya Ragunan (depan RS Pasar Minggu) Jakarta XL Photograph Grha XL, Jl. Mega Kuningan Kav. E 4 – 7 no. 1 Jakarta Selatan HSBC Photo Club Menara Mulia Lantai 22, Jl Jend Gatot Subroto Kav 9-11, JakSel 12930 LFCN (Lembaga Fotograf Candra Naya) Komplek Green Ville – AW / 58-59, Jakarta Barat 11510 Klub Fotograf PT Komatsu Jl. Raya Cakung CIlincing Km.4 Jakarta Utara 14140 Style Photo Jl Gaya Motor Raya No. 8 Gedung AMDI-B, Sunter Jakarta Utara 14330 Contact Person: Hasan Supriadi Perhimpunan Fotograf
Tarumanagara Kampus I UNTAR Blok M lt. 7 Ruang PFT Jl. Letjen S. Parman I Jak Bar Studio 51 Universitas Atma Jaya Jakarta CP PERFILMA (Film dan Fotograf Hukum UI) Freephot (Freeport Jakarta Photography Community) PT Freeport Indonesia Plaza 89, 6th foor Jl. HR Rasuna Said Kav X-7/ No.6 CANILENS Kolese Kanisius Jakarta Nothoagus PT Freport Indonesia Plaza 895th Floor. Jl Rasuna Said Kav X-7 No. 6 V-3 Technologies Mal Ambasador Lt. UG / 47 Jl. Pro. Dr. Satrio - Kuningan BANDUNG & JAWA BARAT Padupadankan Photography Jl. Lombok No 9s Bandung 4232521 Laboratorium Teknologi Proses Material Jl. Ganesha 10 Labtek VI Lt.dasar Bandung CP: dwi karsa agung r. STUDIO INTERMODEL Fashion Design and Photography Course Jl. Cihampelas 57 A - Bandung 40116
Perhimpunan Amatir Foto (PAF-Bandung) Kompleks Banceuy Permai Kav A-17, Bandung 40111 Jepret Sekeretariat Jepret Lt Basement Labtek IXB Arsitektur ITB Jl. Ganesa 10 Bandung FSRD ITB Contact: Genoveva Hega EcoAdventure Community Jl. Margasari No. 34 RT 2 RW 8 Rajapolah Tasikmalaya 46155 SEMARANG & JAWA TENGAH Digimage Studio I Jl Setyabudi 86a Semarang 7461151 Digimage Studio II Jl Pleburan VIII No 2 Semarang 8413991 Ady Photo Studio d/a Kanwil BRI Jl. Teuku Umar 24 Semarang Contact Person: Ady Agustian Prisma UNDIP PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Joglo Jl. Imam Bardjo SH No. 1 Semarang 50243 Lembaga pendidikan seni dan design visimedia college jl. Bhayangkara 72 Solo YOGYAKARTA Atmajaya Photography club Gedung PUSGIWA kampus 3
UAJY, jl. babarsari no. 007 yogyakarta INDONESIA “UKM MATA” Akademi Seni Rupa dan Desain MSD (Modern SchooL o DEsign) Jalan Taman Siswa 164 Yogyakarta ogyakarta 55151, UFO (Unit Fotograf UGM) Gelanggang Mahasiswa UGM, Bulaksumur Yogyakarta Fotograf Jurnalistik Klub Kampus 4 FISIP UAJY Jl. Babarsari Yogyakarta ADVY Yogyakarta Contact person: Sdr. Toddy FOTKOM Universitas Pembanungan Nasional (UPN) Yogyakarta SURABAYA & JAWA TIMUR Hot Shot Photo Studio Ploso Baru 101 Surabaya 3817950 Toko Digital Ambengan Plasa B2 031-5313366 Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotograf (HIMMARFI) Jl. Rungkut Harapan K / 4, Surabaya UFO (united otograer otograer club) perum mastrip y-8 jember, jawatimur EDISI III / 2007
WHERETOFIND
JUFOC (Jurnalistik Fotograf Club) Universitas Muhammadiah Malang VANDA Gardenia Hotel & Villa Jl Raya Trawas, Jawa Timur Contact Person : Roy SENTRA DIGIT DI GITAL AL Pusat IT Plasa Marina Lt. 2 Blok A-5. Jl. Margorejo Indah 97-99 Surabaya SUMATRA Batam Photo Club Perumahan Muka kuning indah Blok C-3 Batam 29435 Medan Photo Club Jl. Dolok Sanggul Ujung
SULAWESI Sorowako Photographers Society General Facilities & Serv. Dept - DP. 27 (Town (T own Maintenance) - Jl. Sumantri Brojonegoro SOROWAKO 91984 - LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN Masyarakat Fotograf Gorontalo Graha Permai Blok B-18, Jl. Rambutan, Huangobotu, Dungingi, Kota Gorontalo MAILING LIST
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] komunitas-otogra
[email protected] [email protected]
[email protected]
141
WHERETOFIND
JUFOC (Jurnalistik Fotograf Club) Universitas Muhammadiah Malang VANDA Gardenia Hotel & Villa Jl Raya Trawas, Jawa Timur Contact Person : Roy SENTRA DIGIT DI GITAL AL Pusat IT Plasa Marina Lt. 2 Blok A-5. Jl. Margorejo Indah 97-99 Surabaya SUMATRA Batam Photo Club Perumahan Muka kuning indah Blok C-3 Batam 29435 Medan Photo Club Jl. Dolok Sanggul Ujung No.4 Samping Kolam Paradiso Medan, 20213 Sumut Telp : 061-77071061 CCC Caltex Camera Club PT. Chevron Pacic Indonesia, SCM-Planning, Main Oce 229, Rumbai Pekanbaru 28271 KALIMANTAN Badak Photographer Club (BPC) ICS Department System Support Section PT BADAK NGL Bontang, KALTIM 75324 KPC Click Club/PT Kaltim Prima Coal Supply Department (M7 Buliding), PT Kaltim Prima Coal, Sangatta
142
EDISI III / 2007
SULAWESI Sorowako Photographers Society General Facilities & Serv. Dept - DP. 27 (Town (T own Maintenance) - Jl. Sumantri Brojonegoro SOROWAKO 91984 - LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN Masyarakat Fotograf Gorontalo Graha Permai Blok B-18, Jl. Rambutan, Huangobotu, Dungingi, Kota Gorontalo MAILING LIST
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] komunitas-otogra
[email protected] [email protected]
[email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] indomelb_otogra@yahoogroups.com WEBSITE www.thelightmagz.com www.estudio.co.id www.orumkamera.com www.ayooto.com http://charly.silaban.net
