7 0 0 2 / 1 I S I D E
m o c . z g a m t h g i l e h t . w w w
FREE
EDISI I / 2007
Table o contents
Editorial Pekerjaan panjang baru saja diselesaikan dan pekerjaan panjang berikutnya (edisi selanjutnya)
Landscape Dibyo Gahari Commercial Jerry Aurum Prol PAF Liputan Utama Make Money rom photography Fashion Irvan Arryawan Ino Product Jurnalistik Arbain Rambey Lepasan Aku ingin jadi Fotograer Human Interest Rarindra Prakarsa Digital Process Event Pameran 1000 Foto
4 13 28 30 42 52 54 68 72 80 83
baru saja dimulai. Melalui majalah ini kami berkomitmen untuk menghadirkan sedikitnya 5 proessional di masing-masing spesialisasi dalam otogra dalam tiap edisinya. Edisi perdana ini masih menyisakan banyak ruang untuk perbaikan. Namun majalah ini hadir tanpa berusaha memuaskan semua orang. Karena memang kami yakin ketika kemi mencoba untuk memuaskan semua orang, kami justru semakin tidak memuaskan bagi semua orang. Untuk itu dimohonkan kebijaksanaan dan pengertiannya. Beberapa segmen baru sudah direncanakan akan tampil pada edisi-edisi mendatang, Akan ada gallery dimana anda boleh mengirimkan oto ke redaksi kami untuk dimuat (setelah melewati seleksi tentunya), Akan ada segmen proesional portolio, akan ada Gerard’s Clinic dimana anda boleh mengajukan pertanyaan seputar otogra kepada technical advisor kami, Gerard Adi, dan masih banyak segmen yang sudah masuk dalam datar kami untuk segera dihadirkan pada edisi mendatang. Namun, sementara ini, marilah kita telan dulu apa yang ada saat ini, agar kita dapat mengenali rasanya dan menemukan kekurangannya untuk perbaikan di kemudian hari. Terima Terima kasih kepada semua nara sumber: Arbain rambey, rambey, Jerry Aurum, Irvan Arryawan, Dibyo Gahari & Rarindra Prakarsa atas kerjasamanya, juga untuk pemasang iklan, partner pick up point & distribution partner, dan juga anda semua para pembaca yang bisa membuat kami terus exist. Salam,
BEHIND THE COVER: A Collection o Femalography exhibition. Photography by: Jerry Aurum Model: Rachel Maryam & Dinna Olivia Make up artist: Ariya Gunawan
Ignatius Untung
“Hak cipta oto dalam majalah ini milik otograer yang bersangkutan, dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang menggunakan oto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa seijin otograer.”
PT Imajinasia Indonesia, Jl. Pelitur no. 33A Jakarta, 47866725, www.thelightmagz.com, Pemimpin Perusahaan: Ignatius Untung, Technical Advisor: Gerard Adi, Pemimpin Redaksi: Ignatius Untung,
[email protected], Public relation: Prana Pramudya, Marketing: Maria Fransisca Pricilia,
[email protected], Sirkulasi:
[email protected], Graphic Design: Team Creative ImagineAsia, Webmaster: Gatot Suryanto
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Landscape
Landscape
Landscape otograf, hobby yang menyegarkan mata merasakan dorongan kuat lagi untuk motret, maka saya mulai motret lagi. Ditambah lagi
Ceritakan awal Anda mengenal otograf dan kamera.
waktu itu digital sudah masuk Indonesia, dan
Saya kenal otogra sudah agak lama, tahun
lah. Dan tahun 2004 itu saya bener-bener
1975-1976. Kalau tidak salah waktu saya
menyadari bahwa saya suka motret land-
masih SMP. Waktu itu saya masih tinggal
scape. Tahun 2005-2006 saya mulai tertarik
di Malang dan belum ada kamera digital.
inra red, tapi tetap obyeknya landscape.
kebetulan saya suka computer jadi nyambung
Sumber inormasi juga masih terbatas, belum satu majalah otogra, Foto Indonesia kalo
Jadi bisa dikatakan Anda belajar otograf secara otodidak?
nggak salah. Waktu itu saya seneng otogra
Ya saya belajar hanya dari majalah, dari buku,
lalu saya dibelikan kamera sederhana oleh
dari melihat oto orang lain. Saya tidak pernah
orang tua saya, setelah belajar sedikit saya
ikut kursus tapi saya mendapat banyak ilmu
minta dibelikan kamera yang lebih bagus, yah
dari klub. Waktu di Malang saya ikut klub yang
namanya juga anak-anak jadi ya dikasih. Saya
di Surabaya, waktu di Bandung saya ikut PAF
belajar sendiri, pelan-pelan tapi diseriusi.
dan di internet saya ikut Fotograer.net, saya
Awalnya saya motret apa saja yang bisa
ikut ayo oto, dan macem-macem.
ada internet. Kalo nggak salah Cuma ada
Jika ditanya obyek otogra apa yang pertama kita kenal, pastinya pemandangan menjadi
dipotret, tapi lama kelamaan saya menyadari
sebagian besar jawabannya. Ya, oto pemandangan atau lebih dikenal sebagai oto land-
kalau saya lebih menyukai pictorial atau oto-
scape memang menjadi milik semua orang yang memiliki kamera. Semua orang yang pernah
oto yang indah-indah dan enak di mata.
memotret pasti pernah memotret landscape. Tapi apakah memotret landscape itu sesuatu
Tahun 1983 saya berhenti motret, kalo nggak
yang mudah? Kali ini kami berjumpa dengan Dibyo Gahari, seorang otograer landscape yang
salah waktu saya kuliah tingkat 3 di ITB,
sebuah karyanya baru saja memenangkan Salon Foto Indonesia.
biarpun sebelumnya saya sudah sering ikut lomba dan kadang menang. Tahun 2004 saya
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Landscape
Landscape
Landscape otograf, hobby yang menyegarkan mata merasakan dorongan kuat lagi untuk motret, maka saya mulai motret lagi. Ditambah lagi
Ceritakan awal Anda mengenal otograf dan kamera.
waktu itu digital sudah masuk Indonesia, dan
Saya kenal otogra sudah agak lama, tahun
lah. Dan tahun 2004 itu saya bener-bener
1975-1976. Kalau tidak salah waktu saya
menyadari bahwa saya suka motret land-
masih SMP. Waktu itu saya masih tinggal
scape. Tahun 2005-2006 saya mulai tertarik
di Malang dan belum ada kamera digital.
inra red, tapi tetap obyeknya landscape.
kebetulan saya suka computer jadi nyambung
Sumber inormasi juga masih terbatas, belum satu majalah otogra, Foto Indonesia kalo
Jadi bisa dikatakan Anda belajar otograf secara otodidak?
nggak salah. Waktu itu saya seneng otogra
Ya saya belajar hanya dari majalah, dari buku,
lalu saya dibelikan kamera sederhana oleh
dari melihat oto orang lain. Saya tidak pernah
orang tua saya, setelah belajar sedikit saya
ikut kursus tapi saya mendapat banyak ilmu
minta dibelikan kamera yang lebih bagus, yah
dari klub. Waktu di Malang saya ikut klub yang
namanya juga anak-anak jadi ya dikasih. Saya
di Surabaya, waktu di Bandung saya ikut PAF
belajar sendiri, pelan-pelan tapi diseriusi.
dan di internet saya ikut Fotograer.net, saya
Awalnya saya motret apa saja yang bisa
ikut ayo oto, dan macem-macem.
ada internet. Kalo nggak salah Cuma ada
Jika ditanya obyek otogra apa yang pertama kita kenal, pastinya pemandangan menjadi
dipotret, tapi lama kelamaan saya menyadari
sebagian besar jawabannya. Ya, oto pemandangan atau lebih dikenal sebagai oto land-
kalau saya lebih menyukai pictorial atau oto-
scape memang menjadi milik semua orang yang memiliki kamera. Semua orang yang pernah
oto yang indah-indah dan enak di mata.
memotret pasti pernah memotret landscape. Tapi apakah memotret landscape itu sesuatu
Tahun 1983 saya berhenti motret, kalo nggak
yang mudah? Kali ini kami berjumpa dengan Dibyo Gahari, seorang otograer landscape yang
salah waktu saya kuliah tingkat 3 di ITB,
sebuah karyanya baru saja memenangkan Salon Foto Indonesia.
biarpun sebelumnya saya sudah sering ikut lomba dan kadang menang. Tahun 2004 saya
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Landscape
Landscape
Seberapa pentingnya sebuah klub otograf bagi Anda?
kalau klub bisa hubungan keluarga dengan keluarga.
Saya merasa dapat banyak dari klub. Bahkan
dan menarik. Tapi banyak anak-anak muda
Mengapa Anda lebih menyukai landscape dibandingkan dengan yang lain?
yang merasa tidak perlu ikut klub, mereka
Menurut saya itu lebih personal ya, karena
lebih tertarik dengan komunitas otogra di
saya suka yang enak dilihat dan menurut saya
internet. Padahal klub itu punya keterikatan
lihat pemandangan itu nggak usah mikir-mikir
yang lebih kuat. Mungkin karena lebih sering
dan menganalisa bisa langsung menikmati.
ketemu. Bedanya kalau di online itu kan
Selain itu saya suka landscape mungkin
hobbynya saja yang mempersatukan, tapi
karena saya suka jalan-jalan, jadi otomatis
walaupun saya saya sekarang ikut orum otogra di internet tapi saya merasa klub itu baik
koleksinya dan minatnya di sana. Biarpun dulu saya suka motret human interest juga.
Selama ini sudah motret kemana saja?
Manakah tempat avorit Anda untuk motret landscape?
Kalau yang di pulau
Sebenarnya semua tempat punya keung-
Jawa dan Bali sudah
gulannya masing-masing, tapi saya merasa
banyak, selain itu
tidak ada yang selengkap Bali. Karena Bali
makasar, manado, juga
punya pantai, danau, gunung, sawah, budaya,
sudah. Tapi kalau Su-
human interestnya juga kuat. Dan itu yang
matra belum pernah.
bikin lengkap.
Kalau luar negeri saya pernah ke eropa dan Cina.
EDISI I / 2007
Mengenai oto Anda yang berjudul Fisherman yang baru saja menang
“..Sebagus apapun kameranya kalau kita nggak jago ya nggak akan bagus juga otonya.” EDISI I / 2007
Landscape
Landscape
Seberapa pentingnya sebuah klub otograf bagi Anda?
kalau klub bisa hubungan keluarga dengan keluarga.
Saya merasa dapat banyak dari klub. Bahkan
dan menarik. Tapi banyak anak-anak muda
Mengapa Anda lebih menyukai landscape dibandingkan dengan yang lain?
yang merasa tidak perlu ikut klub, mereka
Menurut saya itu lebih personal ya, karena
lebih tertarik dengan komunitas otogra di
saya suka yang enak dilihat dan menurut saya
internet. Padahal klub itu punya keterikatan
lihat pemandangan itu nggak usah mikir-mikir
yang lebih kuat. Mungkin karena lebih sering
dan menganalisa bisa langsung menikmati.
ketemu. Bedanya kalau di online itu kan
Selain itu saya suka landscape mungkin
hobbynya saja yang mempersatukan, tapi
karena saya suka jalan-jalan, jadi otomatis
walaupun saya saya sekarang ikut orum otogra di internet tapi saya merasa klub itu baik
koleksinya dan minatnya di sana. Biarpun dulu saya suka motret human interest juga.
Selama ini sudah motret kemana saja?
Manakah tempat avorit Anda untuk motret landscape?
Kalau yang di pulau
Sebenarnya semua tempat punya keung-
Jawa dan Bali sudah
gulannya masing-masing, tapi saya merasa
banyak, selain itu
tidak ada yang selengkap Bali. Karena Bali
makasar, manado, juga
punya pantai, danau, gunung, sawah, budaya,
sudah. Tapi kalau Su-
human interestnya juga kuat. Dan itu yang
matra belum pernah.
bikin lengkap.
Kalau luar negeri saya pernah ke eropa dan Cina.
Mengenai oto Anda yang berjudul Fisherman yang baru saja menang
EDISI I / 2007
“..Sebagus apapun kameranya kalau kita nggak jago ya nggak akan bagus juga otonya.”
EDISI I / 2007
Landscape
Landscape
Salon Foto, dimana motretnya?
birunya, backgroundnya backgroundnya juga masih dapet
memang itu golden
Itu di Cina, namanya Gulin. Waktu itu saya
detailnya, nggak hitam pekat.
momennya. Sinar matahari masih mir-
pergi khusus buat motret berdua sama istri.
ing dan membentuk
waktu itu le oto ini habis terhapus semua
Bagaimana dengan pengalaman motret di Eropa?
sebanyak 1 giga, untung ada ahli computer
Saya pernah ke Swiss, Italy, Paris. Yang bagus
angan itu bisa men-
di Bandung yang bisa Bantu mengembalikan
itu di Venezia. Yang belum kesampean justru
jadi sesuatu yang
data yang hilang tersebut. Waktu Waktu itu saya
New Zealand, padahal landscapenya luar
menarik. Sayangnya
motret jam 7 malam, nggak pake tripod. Saya
biasa bagusnya. Malah kalau digabung motret
golden momen itu
sengaja motret jam segitu supaya lenter-
sambil honeymoon suasananya benar-ben benar-benar ar
bisa sangat cepat
anya sudah nyala tapi langitnya masih dapet
nggak kebeli.
sekali. Baru ditinggal
Dan sebenarnya sempat rusak juga lenya,
bayangan, dan bay-
sebentar aja udah
“..pemandangan itu nggak usah mikir-mikir dan menganalisa, bisa langsung dinikmati.” akan banyak kalau sudutnya rendah. Selain
Apa yang harus diperhatikan untuk motret landscape?
itu harus tau karakter benda yang dioto. Kalau motret kabut, saya selalu berharap
Dari segi pengetahuan, dia harus tau tentang
cahaya dari depan atau minimal dari samping,
lighting, angle, komposisi. Angle maksudnya
dengan begitu akan terlihat kabutnya, jangan
adalah pengambilannya annya dari mana, harus harus
sampai cahayanya dari belakang kita, jadi
tepat. Kita harus mengenal kelebihan dari
nggak kelihatan nanti. Lihat aja hampir semua
lokasi, misalnya kalau motret ada air, maka
oto landscape yang bagus diambil antara
tentu akan ada refeksi. Dan refeksi nggak
jam 5 sampai jam 9 pagi atau jam 4 sampai
ketinggalan. Setelah itu, penempatan diri juga harus diperhatikan, misalnya kalau mau motret pohon berjejer 5 buah, mau diambil berjejer ke samping atau ke belakang dengan hanya kelihatan satu pohon yang paling depan saja, atau agak diagonal. Itu akan membedakan hasilnya. Bagaimana dengan hardwarenya? Yang pasti harus punya lensa wide. Kalau bisa kalau untuk kamera digital harus punya lensa 10 sampai 11 milimeter. Biarpun bisa juga kalau Cuma punya lensa medium, tapi lensa wide akan terasa bedanya kalau untuk motret landscape. Selain itu tripod. Tripod juga penting terutama kalau mau motret slow speed. Biarpun saya jarang pake tripod karena malas
jam 7 malam. Karena dari segi pencahayaan
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Landscape
Landscape
Salon Foto, dimana motretnya?
birunya, backgroundnya backgroundnya juga masih dapet
memang itu golden
Itu di Cina, namanya Gulin. Waktu itu saya
detailnya, nggak hitam pekat.
momennya. Sinar matahari masih mir-
pergi khusus buat motret berdua sama istri.
ing dan membentuk
waktu itu le oto ini habis terhapus semua
Bagaimana dengan pengalaman motret di Eropa?
sebanyak 1 giga, untung ada ahli computer
Saya pernah ke Swiss, Italy, Paris. Yang bagus
angan itu bisa men-
di Bandung yang bisa Bantu mengembalikan
itu di Venezia. Yang belum kesampean justru
jadi sesuatu yang
data yang hilang tersebut. Waktu Waktu itu saya
New Zealand, padahal landscapenya luar
menarik. Sayangnya
motret jam 7 malam, nggak pake tripod. Saya
biasa bagusnya. Malah kalau digabung motret
golden momen itu
sengaja motret jam segitu supaya lenter-
sambil honeymoon suasananya benar-ben benar-benar ar
bisa sangat cepat
anya sudah nyala tapi langitnya masih dapet
nggak kebeli.
sekali. Baru ditinggal
Dan sebenarnya sempat rusak juga lenya,
bayangan, dan bay-
sebentar aja udah
“..pemandangan itu nggak usah mikir-mikir dan menganalisa, bisa langsung dinikmati.” akan banyak kalau sudutnya rendah. Selain
Apa yang harus diperhatikan untuk motret landscape?
itu harus tau karakter benda yang dioto. Kalau motret kabut, saya selalu berharap
Dari segi pengetahuan, dia harus tau tentang
cahaya dari depan atau minimal dari samping,
lighting, angle, komposisi. Angle maksudnya
dengan begitu akan terlihat kabutnya, jangan
adalah pengambilannya annya dari mana, harus harus
sampai cahayanya dari belakang kita, jadi
tepat. Kita harus mengenal kelebihan dari
nggak kelihatan nanti. Lihat aja hampir semua
lokasi, misalnya kalau motret ada air, maka
oto landscape yang bagus diambil antara
tentu akan ada refeksi. Dan refeksi nggak
jam 5 sampai jam 9 pagi atau jam 4 sampai
ketinggalan. Setelah itu, penempatan diri juga harus diperhatikan, misalnya kalau mau motret pohon berjejer 5 buah, mau diambil berjejer ke samping atau ke belakang dengan hanya kelihatan satu pohon yang paling depan saja, atau agak diagonal. Itu akan membedakan hasilnya. Bagaimana dengan hardwarenya? Yang pasti harus punya lensa wide. Kalau bisa kalau untuk kamera digital harus punya lensa 10 sampai 11 milimeter. Biarpun bisa juga kalau Cuma punya lensa medium, tapi lensa wide akan terasa bedanya kalau untuk motret landscape. Selain itu tripod. Tripod juga penting terutama kalau mau motret slow speed. Biarpun saya jarang pake tripod karena malas
jam 7 malam. Karena dari segi pencahayaan
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Landscape
Landscape coba cari angle lain. Jangan motret dari situ lagi.
Bagaimana dengan actor non teknis dalam otograf landscape? Yang pertama adalah musim. Kita harus tahu
bawanya. Tapi Tapi sekarang saya suka bawa 2 kamera kalau motret, yang satu kamera biasa, yang satu inra red.
Ada tips khusus di luar masalah teknis untuk motret landscape? Untuk yang pake kamera digital, setelah kita lihat bagus dan kita jepret. Coba lihat sekali lagi, lihat apakah benar sudah bagus apa belum apakah sebagus kita lihat langsung? Kalau sudah bagus, saya akan ulang dengan
Bagaimana dengan metering dalam otograf landscape?
cuaca di tempat kita akan motret. Misalnya
Metering itu sudah harus men-
musimnya musim apa? Setelah itu cuacanya.
guasai, nggak boleh masih
Dulu saya suka mengabaikan ramalan cuaca.
belajar. Kita sudah harus tau
Kalau mendung kan percuma jauh-jauh
bahwa kalau meteringnya di
datang, tapi nggak bagus. Selain itu adalah
tempat gelap, maka bagian
pengenalan lokasi. Kalau bisa sempatkan
yang terang akan kelewat
survey sehari sebelumnya. Lihat perijinannya,
kalau kita mau motret ke Cina, cari waktunya bukan ngikutin liburnya kita, tapi lihat di sana
terang, begitu juga sebaliknya. Kita harus ukur
jarak tempur ke lokasi supaya nggak keting-
metering yang pas supaya tidak ada bagian
galan golden momennya. Cari angle yang
yang terlalu terang atau gelap sehingga hilang
unik, pelajari lokasi sekeliling, ada obyek apa
detailnya. Kalau mau aman saya menyarank-
yang menarik yang bisa dijadikan oreground,
an jangan pake spot metering. Takutnya nanti
lihat peta terutama kalau belum menge-
spotnya jatuh di titik yang gelap, padahal
nal daerah situ, lihat gunungnya disebelah
bagian lain banyak yang terang. Paling aman
mana, utara selatannya di mana, sehingga
pake metering matrix aja. Karena itu hasil teknologi dari analisa ribuan oto jadi pasti lebih aman.
tau matahari keluarnya dari mana. Misalnya, waktu motret ke Cina saya tahu bahwa di situ nelayannya nangkep ikan pake burung, jadi burungnya lehernya diikat setelah ikannya dicaplok baru diambil sama nelayan. Dan otograernya harus mau Bangun pagi, karena kalau mau dapet golden momennya itu ya harus berangkat pagi-pagi. Mengenai golden momen ini, saya merasa konsentrasi itu penting. Jangan banyak ngobrol sama teman, karena bisa aja waktu ditinggal ngobrol sama teman, malah ketinggal golden momennya. Hal lain yang perlu adalah kepekaan. Kepekaan artinya bisa melihat sesuatu yang bagus padahal orang lain tidak menyadarinya.
Menurut Anda bisakah memotret bagus dengan kamera poket?
ketelitian, apa sudah pake RAW,
Saya menganut pemikiran bahwa yang paling
apakah ISOnya sudah benar. Tapi ka-
utama adalah kemampuan kita. Sebagus
lau jelek, coba dipelajari apanya yang
apapun kameranya kalau kita nggak jago ya
kurang? Apakah komposisinya? Kalau
nggak akan bagus juga otonya. Makanya
tidak berhasil menemukan salahnya,
jangan menghina yang punya kamera lama dan murah, dan juga jangan terlalu mengaggungkan kamera yang bagus dan mahal.
0
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Landscape
Landscape coba cari angle lain. Jangan motret dari situ lagi.
Bagaimana dengan actor non teknis dalam otograf landscape? Yang pertama adalah musim. Kita harus tahu
bawanya. Tapi Tapi sekarang saya suka bawa 2 kamera kalau motret, yang satu kamera biasa, yang satu inra red.
Ada tips khusus di luar masalah teknis untuk motret landscape? Untuk yang pake kamera digital, setelah kita lihat bagus dan kita jepret. Coba lihat sekali lagi, lihat apakah benar sudah bagus apa belum apakah sebagus kita lihat langsung? Kalau sudah bagus, saya akan ulang dengan
Bagaimana dengan metering dalam otograf landscape?
cuaca di tempat kita akan motret. Misalnya
Metering itu sudah harus men-
musimnya musim apa? Setelah itu cuacanya.
guasai, nggak boleh masih
Dulu saya suka mengabaikan ramalan cuaca.
belajar. Kita sudah harus tau
Kalau mendung kan percuma jauh-jauh
bahwa kalau meteringnya di
datang, tapi nggak bagus. Selain itu adalah
tempat gelap, maka bagian
pengenalan lokasi. Kalau bisa sempatkan
yang terang akan kelewat
survey sehari sebelumnya. Lihat perijinannya,
kalau kita mau motret ke Cina, cari waktunya bukan ngikutin liburnya kita, tapi lihat di sana
terang, begitu juga sebaliknya. Kita harus ukur
jarak tempur ke lokasi supaya nggak keting-
metering yang pas supaya tidak ada bagian
galan golden momennya. Cari angle yang
yang terlalu terang atau gelap sehingga hilang
unik, pelajari lokasi sekeliling, ada obyek apa
detailnya. Kalau mau aman saya menyarank-
yang menarik yang bisa dijadikan oreground,
an jangan pake spot metering. Takutnya nanti
lihat peta terutama kalau belum menge-
spotnya jatuh di titik yang gelap, padahal
nal daerah situ, lihat gunungnya disebelah
bagian lain banyak yang terang. Paling aman
mana, utara selatannya di mana, sehingga
pake metering matrix aja. Karena itu hasil teknologi dari analisa ribuan oto jadi pasti lebih aman.
tau matahari keluarnya dari mana. Misalnya, waktu motret ke Cina saya tahu bahwa di situ nelayannya nangkep ikan pake burung, jadi burungnya lehernya diikat setelah ikannya dicaplok baru diambil sama nelayan. Dan otograernya harus mau Bangun pagi, karena kalau mau dapet golden momennya itu ya harus berangkat pagi-pagi. Mengenai golden momen ini, saya merasa konsentrasi itu penting. Jangan banyak ngobrol sama teman, karena bisa aja waktu ditinggal ngobrol sama teman, malah ketinggal golden momennya. Hal lain yang perlu adalah kepekaan. Kepekaan artinya bisa melihat sesuatu yang bagus padahal orang lain tidak menyadarinya.
Menurut Anda bisakah memotret bagus dengan kamera poket?
ketelitian, apa sudah pake RAW,
Saya menganut pemikiran bahwa yang paling
apakah ISOnya sudah benar. Tapi ka-
utama adalah kemampuan kita. Sebagus
lau jelek, coba dipelajari apanya yang
apapun kameranya kalau kita nggak jago ya
kurang? Apakah komposisinya? Kalau
nggak akan bagus juga otonya. Makanya
tidak berhasil menemukan salahnya,
jangan menghina yang punya kamera lama dan murah, dan juga jangan terlalu mengaggungkan kamera yang bagus dan mahal.
0
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Commercial
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
a collection o Femalography exhibition. Model: Tatya Tatyana na
Commercial
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
a collection o Femalography exhibition. Model: Tatya Tatyana na
Commercial
Commercial
Fotograf komersil, lebih dari sekedar memotret bagus
satu tahun. Dan selama itu pula ia dengan intens mendalami otogra. Lulus dengan predikat cum laude dengan masa waktu tidak lebih dari 4 tahun, Jerry memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. “Orang tua gue cukup keras. Setelah lulus kuliah gue cuma dikasih waktu 3 bulan untuk cari kerja, setelah itu gue harus bisa cari uang sendiri karena orang tua udah nggak akan kasih uang saku.” begitu kenangnya. Jerry mulai mengadu nasib di Jakarta dengan mengontrak sebuah kamar berukuran 2,5 X 2,5 meter di
Fotogra komersil sampai saat ini bisa dikatakan sebagai salah satu kiblat yang menarik banyak pecinta otogra di Indonesia dan bahkan di seluruh dunia. Alasannya beragam, mulai dari exposure yang lebih banyak karena karya yang dihasilkan ditampilkan di media massa dalam lingkup luas melalui iklan, standar kualitas yang cukup tinggi mengingat detil yang kuat hingga alasan klasik seperti bayaran yang lebih menggiurkan. Pada edisi perdana ini kami mendapat kehormatan untuk mewawancarai Jerry Aurum, seorang otograer komersil muda berusia 30 tahun yang meroket dengan cepat akibat visi dan intuisi bisnisnya yang tajam. Oleh karena itu jangan heran jika pembicaraan kami dengannya lebih banyak membicarakan visi dan intuisi bisnisnya daripada detail teknik otogra.
bilangan puri kembangan. Ia pun sempat bekerja selama 3 minggu di sebuah perusahaan gras Leboye dan kemudian pindah ke Aterhours selama 3 bulan. “mungkin banyak orang kira gue ini anak dari keluarga yang bermandikan uang, padahal gue cuma anak kampung yang datang ke Jakarta tanpa punya
“Gue udah pegang kamera dari umur 5 tahun.” Begitu awal pembicaraan kami dengannya di sebuah restoran di sebuah mal di kawasan Jakarta Selatan. Jerry yang tumbuh di Medan
saudara di sini.” Kilahnya. Karena terlalu kecilnya kamar yang bisa
mengaku baru menekuni otogra dengan serius ketika ia masuk SMA. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan ormal di bidang otogra, walaupun ia sempat berkuliah di jurusan desain komunikasi Visual ITB. Ketika pindah ke Bandung, ia sempat menganggur selama kurang lebih
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Commercial
Commercial
Fotograf komersil, lebih dari sekedar memotret bagus
satu tahun. Dan selama itu pula ia dengan intens mendalami otogra. Lulus dengan predikat cum laude dengan masa waktu tidak lebih dari 4 tahun, Jerry memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. “Orang tua gue cukup keras. Setelah lulus kuliah gue cuma dikasih waktu 3 bulan untuk cari kerja, setelah itu gue harus bisa cari uang sendiri karena orang tua udah nggak akan kasih uang saku.” begitu kenangnya. Jerry mulai mengadu nasib di Jakarta dengan mengontrak sebuah kamar berukuran 2,5 X 2,5 meter di
Fotogra komersil sampai saat ini bisa dikatakan sebagai salah satu kiblat yang menarik banyak
bilangan puri kembangan. Ia
pecinta otogra di Indonesia dan bahkan di seluruh dunia. Alasannya beragam, mulai dari
pun sempat bekerja selama 3
exposure yang lebih banyak karena karya yang dihasilkan ditampilkan di media massa dalam
minggu di sebuah perusahaan
lingkup luas melalui iklan, standar kualitas yang cukup tinggi mengingat detil yang kuat hingga
gras Leboye dan kemudian
alasan klasik seperti bayaran yang lebih menggiurkan. Pada edisi perdana ini kami mendapat
pindah ke Aterhours selama 3
kehormatan untuk mewawancarai Jerry Aurum, seorang otograer komersil muda berusia 30
bulan. “mungkin banyak orang
tahun yang meroket dengan cepat akibat visi dan intuisi bisnisnya yang tajam. Oleh karena itu
kira gue ini anak dari keluarga
jangan heran jika pembicaraan kami dengannya lebih banyak membicarakan visi dan intuisi
yang bermandikan uang, padahal
bisnisnya daripada detail teknik otogra.
gue cuma anak kampung yang datang ke Jakarta tanpa punya
“Gue udah pegang kamera dari umur 5 tahun.” Begitu awal pembicaraan kami dengannya
saudara di sini.” Kilahnya. Karena
di sebuah restoran di sebuah mal di kawasan Jakarta Selatan. Jerry yang tumbuh di Medan
terlalu kecilnya kamar yang bisa
mengaku baru menekuni otogra dengan serius ketika ia masuk SMA. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan ormal di bidang otogra, walaupun ia sempat berkuliah di jurusan desain komunikasi Visual ITB. Ketika pindah ke Bandung, ia sempat menganggur selama kurang lebih
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Commercial ia sewa, bahkan untuk alas tidur pun Jerry
Jerry membeli kamera medium ormatnya
hanya punya kasur lipat. “soalnya kalo gue
yang pertama. Sejak itu pekerjaan mulai
beli kasur, lemari dan meja gue nggak muat
datang satu persatu, dan dalam waktu 4 bu-
masuk kamar.”.
lan Jerry sudah berhasil mengembalikan uang pinjaman dari kakaknya itu. Usaha Jerry pun
Pindah ke Jakarta dengan kondisi sederhana
tidak berhenti, beberapa bulan kemudian ia
tidak membuat Jerry pasrah. Dengan berbekal
berhasil mengumpulkan uang untuk menyewa
visi untuk membuka usaha sendiri Jerry
studio yang lebih besar. Proses pencariannya
meminjam uang sebesar 17 juta Rupiah untuk
pun tidak mudah. “nggak gampang karena
membeli computer Applenya yang pertama.
gue pingin studio yang besar tapi murah, dan
Ditambah dengan sedikit uang tabungan-
percaya nggak lo studio yang akhirnya gue
nya, ia mulai membuat sel promotionnya
sewa adalah rumah ke 83 yang gue lihat.”
sendiri dengan kamera yang sudah ia punyai
Ungkapnya. Setiap bulannya Jerry menyem-
dan computer Applenya itu. Tidak lebih dari
patkan diri untuk melihat 10 rumah untuk
lebih 1 tahun, Jerry memutuskan untuk membuka Jerry Aurum Photography & Design dan
2 bulan sejak sel promotionnya itu dibuat
dikontrak dan dijadikan studio.
kemudian pindah lagi ke studio yang baru dengan luas tanah 400 meter persegi. Selama
dan disebarkan, proyek pertamanya datang. Dengan uang muka proyek pertamanya itulah
menempati studio barunya itu Jerry pun semakin menanjak dan Jerry berhasil mengumpulkan Setelah menempati studio itu selama kurang
uang untuk membeli sebuah tanah dan membangun studio berlantai tiga yang pembangunannya selesai pada bulan Februari 2004 dan hingga kini masih ditempatinya. Saat ini Jerry telah menangani lebih dari 1500 project. Hampir semua perusahaan advertising besar di Indonesia pernah mempercayakan pekerjaan otogranya kepada Jerry. Sebagai seorang otograer Jerry tidak mau asal terima pekerjaan. “gue orangnya picky, nggak semua job gue ambil. Yang Yang menurut gue menarik dan besar baru gue ambil.” Ungkapnya. Setiap bulannya Jerry hanya memotret 4 sampai 5 project. Jerry juga tidak tertarik untuk mengerjakan pemotretan product (packshot) dengan alasan kurang menarik disamping bingung menetapkan harganya. “Gue nggak masalah kalau dikasih kerjaan yang nggak menarik, tapi mereka harus bayar lebih mahal. Tapi kalo kerjaannya menarik, bahkan biar bayarannya payah pun gue telan juga. Karena dengan portolio yang bagus kerjaan-kerjaan bagus dan besar akan datang.”
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Commercial ia sewa, bahkan untuk alas tidur pun Jerry
Jerry membeli kamera medium ormatnya
hanya punya kasur lipat. “soalnya kalo gue
yang pertama. Sejak itu pekerjaan mulai
beli kasur, lemari dan meja gue nggak muat
datang satu persatu, dan dalam waktu 4 bu-
masuk kamar.”.
lan Jerry sudah berhasil mengembalikan uang pinjaman dari kakaknya itu. Usaha Jerry pun
Pindah ke Jakarta dengan kondisi sederhana
tidak berhenti, beberapa bulan kemudian ia
tidak membuat Jerry pasrah. Dengan berbekal
berhasil mengumpulkan uang untuk menyewa
visi untuk membuka usaha sendiri Jerry
studio yang lebih besar. Proses pencariannya
meminjam uang sebesar 17 juta Rupiah untuk
pun tidak mudah. “nggak gampang karena
membeli computer Applenya yang pertama.
gue pingin studio yang besar tapi murah, dan
Ditambah dengan sedikit uang tabungan-
percaya nggak lo studio yang akhirnya gue
nya, ia mulai membuat sel promotionnya
sewa adalah rumah ke 83 yang gue lihat.”
sendiri dengan kamera yang sudah ia punyai
Ungkapnya. Setiap bulannya Jerry menyem-
dan computer Applenya itu. Tidak lebih dari
patkan diri untuk melihat 10 rumah untuk
lebih 1 tahun, Jerry memutuskan untuk membuka Jerry Aurum Photography & Design dan
2 bulan sejak sel promotionnya itu dibuat
dikontrak dan dijadikan studio.
kemudian pindah lagi ke studio yang baru dengan luas tanah 400 meter persegi. Selama
dan disebarkan, proyek pertamanya datang. Dengan uang muka proyek pertamanya itulah
menempati studio barunya itu Jerry pun semakin menanjak dan Jerry berhasil mengumpulkan Setelah menempati studio itu selama kurang
uang untuk membeli sebuah tanah dan membangun studio berlantai tiga yang pembangunannya selesai pada bulan Februari 2004 dan hingga kini masih ditempatinya. Saat ini Jerry telah menangani lebih dari 1500 project. Hampir semua perusahaan advertising besar di Indonesia pernah mempercayakan pekerjaan otogranya kepada Jerry. Sebagai seorang otograer Jerry tidak mau asal terima pekerjaan. “gue orangnya picky, nggak semua job gue ambil. Yang Yang menurut gue menarik dan besar baru gue ambil.” Ungkapnya. Setiap bulannya Jerry hanya memotret 4 sampai 5 project. Jerry juga tidak tertarik untuk mengerjakan pemotretan product (packshot) dengan alasan kurang menarik disamping bingung menetapkan harganya. “Gue nggak masalah kalau dikasih kerjaan yang nggak menarik, tapi mereka harus bayar lebih mahal. Tapi kalo kerjaannya menarik, bahkan biar bayarannya payah pun gue telan juga. Karena dengan portolio yang bagus kerjaan-kerjaan bagus dan besar akan datang.”
EDISI I / 2007
Commercial
Commercial
“...Tapi kalau kerjaannya menarik, bahkan biar bayarannya payah pun gue telan juga. Karena dengan portolio yang bagus ker ker- jaan-kerjaan bagus dan besar akan datang.”
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
DSLR paling canggih dan sisanya untuk bikin sel promotion? Satu sampai dua tahun ke depan mana yang punya uang lebih banyak? Jelas yang kedua kan? Setelah punya uang baru beli digital back.” Ujarnya. Di tengah semakin banyaknya otograer yang menspesialisasikan menspesialisas ikan dirinya pada bidangbidang tertentu seperti ood, otomoti, atau beauty, Jerry beranggapan bahwa untuk saat ini belum saatnya baginya untuk menspesialisasikan diri. “kalo gue jadi spesialis let’s say ashion, tapi ada otograer lain yang nggak spesialis ashion tapi ternyata bisa motret ashion lebih bagus dari gue, kan jadi konyol guenya. Karena kalo spesialis harus paling jago di spesialisasinya itu. Kalo di commercial menurut gue, salah satu poin yang penting adalah pengakuan dari klien itu sendiri. Satu hal unik lagi yang kami temui pada
terlalu mahal, jadi daripada gue beli mendin-
Akhirnya jadi masalah cocok-cocokan juga.
Jerry adalah perhitungan bisnisnya yang
gan gue sewa aja kalo pas ada pemotretan
Karena di commercial photography teknik bu-
cukup masuk akal. Seperti kita ketahui bahwa
besar. Apalagi gue motret Cuma 4 sampai
kan segala-galanya. Bisa jadi dia punya teknik
sebagian besar otograer komersil pasti me-
5 kali dalam sebulan.” Namun begitu, Jerry
otogra yang bagus tapi secara komunikasi
miliki kamera medium ormat dengan digital
sudah merencanakan untuk membeli sebuah
tidak sesuai dengan brie yang dikasih klien
back berharga ratusan juta Rupiah. Namun
digital back dengan resolusi 29 megapixel
ke dia. Atau bisa juga sebaliknya komuni-
sampai saat ini Jerry tidak pernah memiliki
dalam waktu beberapa bulan ke depan.
kasinya bagus tapi skill & tekniknya masih
digital back yang seringkali dianggap sebagai
“otogra harus punya prioritas yang masuk
kurang. Makanya suka ada kejadian re-shoot
salah satu syarat mutlak seorang otograer
akal. Misalnya ketika punya uang 100 juta,
dengan otograer lain.” ungkapnya.
komersil. “Buat gue harga digital back masih
mendingan beli digital back 100 juta atau beli
EDISI I / 2007
Commercial
Commercial
“...Tapi kalau kerjaannya menarik, bahkan biar bayarannya payah pun gue telan juga. Karena dengan portolio yang bagus ker ker- jaan-kerjaan bagus dan besar akan datang.”
DSLR paling canggih dan sisanya untuk bikin sel promotion? Satu sampai dua tahun ke depan mana yang punya uang lebih banyak? Jelas yang kedua kan? Setelah punya uang baru beli digital back.” Ujarnya. Di tengah semakin banyaknya otograer yang menspesialisasikan menspesialisas ikan dirinya pada bidangbidang tertentu seperti ood, otomoti, atau beauty, Jerry beranggapan bahwa untuk saat ini belum saatnya baginya untuk menspesialisasikan diri. “kalo gue jadi spesialis let’s say ashion, tapi ada otograer lain yang nggak spesialis ashion tapi ternyata bisa motret ashion lebih bagus dari gue, kan jadi konyol guenya. Karena kalo spesialis harus paling jago di spesialisasinya itu. Kalo di commercial menurut gue, salah satu poin yang penting adalah pengakuan dari klien itu sendiri. Satu hal unik lagi yang kami temui pada
terlalu mahal, jadi daripada gue beli mendin-
Akhirnya jadi masalah cocok-cocokan juga.
Jerry adalah perhitungan bisnisnya yang
gan gue sewa aja kalo pas ada pemotretan
Karena di commercial photography teknik bu-
cukup masuk akal. Seperti kita ketahui bahwa
besar. Apalagi gue motret Cuma 4 sampai
kan segala-galanya. Bisa jadi dia punya teknik
sebagian besar otograer komersil pasti me-
5 kali dalam sebulan.” Namun begitu, Jerry
otogra yang bagus tapi secara komunikasi
miliki kamera medium ormat dengan digital
sudah merencanakan untuk membeli sebuah
tidak sesuai dengan brie yang dikasih klien
back berharga ratusan juta Rupiah. Namun
digital back dengan resolusi 29 megapixel
ke dia. Atau bisa juga sebaliknya komuni-
sampai saat ini Jerry tidak pernah memiliki
dalam waktu beberapa bulan ke depan.
kasinya bagus tapi skill & tekniknya masih
digital back yang seringkali dianggap sebagai
“otogra harus punya prioritas yang masuk
kurang. Makanya suka ada kejadian re-shoot
salah satu syarat mutlak seorang otograer
akal. Misalnya ketika punya uang 100 juta,
dengan otograer lain.” ungkapnya.
komersil. “Buat gue harga digital back masih
mendingan beli digital back 100 juta atau beli
EDISI I / 2007
Commercial
Commercial
“...Karena di commercial photography teknik bukan segalagalanya..”
Uniknya, di tengah persepsi orang bahwa
dan belum pernah dipakai orang lain.” Begitu
suatu saat dia bikin oto dengan gaya tertentu,
otograer komersil adalah salah satu bidang
argumennya. Namun walaupun menjadi
saat lain dia bikin dengan gaya yang berbeda
dalam otogra yang menuntut detail yang
prioritas paling akhir, Jerry tetap berpendapat
seakan-akan bukan dia yang motret, tapi yang
sempurna Jerry malah menempatkan teknis
bahwa dalam dunia komersil kemampuan tek-
selalu sama adalah kedahsyatannya, akhirnya
dalam urutan prioritas paling belakang. “Di
nis harus di atas sebuah standar tertentu.
kedahsyatannya itu yang jadi cirinya.” Buat
dunia komersil (otogra komersil.Red) yang
Jerry otograer yang hebat harus bisa mem-
penting resultnya dapet. Bagaimana cara
Berbicara mengenai ciri khas, Jerry justru
mendapatkannya bukan masalah, justru ke-
merasa tidak perlu membuat satu identitas
tika kita nggak tau teknik yang benar semen-
pada oto-otonya. “Banyak orang berusaha
tara kita dituntut untuk mendapatkan hasil
mengidentikasikan kan oto gue, ada yang bilang
yang diinginkan di situ justru tersedia banyak
wah jerry jago di ashion, ada yang bilang
kesempatan untuk penemuan-penem penemuan-penemuan uan
Jerry tuh jagonya arsitektur, arsitektur, ya silakan aja,
baru. Misalnya lighting scheme yang baru
tapi itu nggak akan pernah keluar dari mulut gue. Dan biarin aja itu jadi mind game yang menyenangkan.” Dalam Dalam hal ini Jerry masih teringat dan setuju akan perkataan seorang dosennya bahwa identitas tidak boleh dibentuk, dia harus selalu terbentuk. Karena ketika dibentuk maka akan jadi kosmetik. Ketika identitas itu terbentuk dengan sendiri itu akan menjadi identitas yang matang. Dan identitas yang matang adalah identitas yang berguna bagi penyandangnya. “Karena kalau cuma kosmetik maka malah jadi kurungan yang membatasi.” Jerry pun memberi contoh dari otograer-otograer otograer-o tograer idolanya seperti David La Chapele, Luis Greeneld dan Nick Night, “coba liat Nick Night biarpun nggak punya ciri tapi setiap oto yang dia buat selalu dahsyat,
0
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
buat oto yang memiliki “WOW” eect.
justru ketika kita nggak tau teknik yang benar sementara kita dituntut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan di situ justru tersedia banyak kesempatan untuk penemuanpenemuan baru. EDISI I / 2007
Commercial
Commercial
“...Karena di commercial photography teknik bukan segalagalanya..”
Uniknya, di tengah persepsi orang bahwa
dan belum pernah dipakai orang lain.” Begitu
suatu saat dia bikin oto dengan gaya tertentu,
otograer komersil adalah salah satu bidang
argumennya. Namun walaupun menjadi
saat lain dia bikin dengan gaya yang berbeda
dalam otogra yang menuntut detail yang
prioritas paling akhir, Jerry tetap berpendapat
seakan-akan bukan dia yang motret, tapi yang
sempurna Jerry malah menempatkan teknis
bahwa dalam dunia komersil kemampuan tek-
selalu sama adalah kedahsyatannya, akhirnya
dalam urutan prioritas paling belakang. “Di
nis harus di atas sebuah standar tertentu.
kedahsyatannya itu yang jadi cirinya.” Buat
dunia komersil (otogra komersil.Red) yang
Jerry otograer yang hebat harus bisa mem-
penting resultnya dapet. Bagaimana cara
Berbicara mengenai ciri khas, Jerry justru
mendapatkannya bukan masalah, justru ke-
merasa tidak perlu membuat satu identitas
tika kita nggak tau teknik yang benar semen-
pada oto-otonya. “Banyak orang berusaha
tara kita dituntut untuk mendapatkan hasil
mengidentikasikan kan oto gue, ada yang bilang
yang diinginkan di situ justru tersedia banyak
wah jerry jago di ashion, ada yang bilang
kesempatan untuk penemuan-penem penemuan-penemuan uan
Jerry tuh jagonya arsitektur, arsitektur, ya silakan aja,
baru. Misalnya lighting scheme yang baru
tapi itu nggak akan pernah keluar dari mulut gue. Dan biarin aja itu jadi mind game yang menyenangkan.” Dalam Dalam hal ini Jerry masih teringat dan setuju akan perkataan seorang dosennya bahwa identitas tidak boleh dibentuk, dia harus selalu terbentuk. Karena ketika dibentuk maka akan jadi kosmetik. Ketika identitas itu terbentuk dengan sendiri itu akan menjadi identitas yang matang. Dan identitas yang matang adalah identitas yang berguna bagi penyandangnya. “Karena kalau cuma kosmetik maka malah jadi kurungan yang membatasi.” Jerry pun memberi contoh dari otograer-otograer otograer-o tograer idolanya seperti David La Chapele, Luis Greeneld dan Nick Night, “coba liat Nick Night biarpun nggak punya ciri tapi setiap oto yang dia buat selalu dahsyat,
0
EDISI I / 2007
Commercial Untuk otograer yang tertarik untuk masuk ke bidang otogra komersil, Jerry membagikan tipsnya “yang pertama, harus sadar bahwa di otogra komersil memotret dengan bagus itu masih jauh dari cukup. Fotograer komersil
buat oto yang memiliki “WOW” eect.
justru ketika kita nggak tau teknik yang benar sementara kita dituntut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan di situ justru tersedia banyak kesempatan untuk penemuanpenemuan baru. EDISI I / 2007
“...identitas tidak boleh dibentuk, dia harus selalu terbentuk. Karena ketika dibentuk maka akan jadi kosmetik...” dari gue, tapi kalo mereka nggak bisa ngejual
seorang otograer komersil harus menguasai
ya nggak kemana-mana juga.”. Mengenai
lighting, “Karena “Karena photography is all about
“can do attitude” Jerry pun menambahkan
lighting. Sudutnya diperhatikan, ratio, posisi
“Mumpung masih muda, sedikit keberanian
lighting dari subject yang menentukan, makin
lebih itu nggak apa-apa. Apalagi kalo baru
jauh makin keras, karakter aksesoris.” Jerry
mulai, ruang untuk membuat kesalahan masih
menganggap dengan hadirnya era digital
ada. Nothing to loose, “start rom zero kalo
seperti saat ini banyak otograer yang tidak
nggak berhasil ya balik ke zero” lain kalo
mau belajar. “Padahal ketika lo kuasai lighting,
udah senior, nggak bisa salah lagi karena bisa
motret jadi jauh lebih gampang.”
hancur semuanya.”
Selain itu otograer komersil harus mengua-
Selain itu bagi Jerry menjadi otograer
sai prinsip dasar otogra seperti komposisi,
komersil juga harus memiliki jiwa entrepreun-
zone system, kompensasi, distribusi tonal,
ership, artinya punya kemampuan analisa
dll yang dipandang sering dilupakan oleh
resiko.
otograer yang lahir di era digital ini. “Banyak orang yang belajar di era digital jadi nggak
Mengenai teknis, Jerry menganggap bahwa
ngerti, karena asal jepret aja. Banyak orang motret tanpa diukur, akhirnya terlalu gelap,
a collection o Femalography exhibition. Model: Adella & Aletta
harus punya 2 attitude, yang pertama adalah “can do attitude.” Artinya mau nyobain, sehingga klien merasa kita reliable. Yang kedua adalah “know how to sell”. Banyak otograer yang bisa motret jauh lebih bagus
EDISI I / 2007
dan pemecahannya mereka selalu olah di computer supaya lebih terang, padahal ketika oto diterangin di computer mereka kira nggak ada yang hilang?”. Sebaliknya Jerry juga melihat otograer yang sudah senior juga seringkali malas untuk
EDISI I / 2007
Commercial Untuk otograer yang tertarik untuk masuk ke bidang otogra komersil, Jerry membagikan tipsnya “yang pertama, harus sadar bahwa di otogra komersil memotret dengan bagus itu masih jauh dari cukup. Fotograer komersil
“...identitas tidak boleh dibentuk, dia harus selalu terbentuk. Karena ketika dibentuk maka akan jadi kosmetik...” dari gue, tapi kalo mereka nggak bisa ngejual
seorang otograer komersil harus menguasai
ya nggak kemana-mana juga.”. Mengenai
lighting, “Karena “Karena photography is all about
“can do attitude” Jerry pun menambahkan
lighting. Sudutnya diperhatikan, ratio, posisi
“Mumpung masih muda, sedikit keberanian
lighting dari subject yang menentukan, makin
lebih itu nggak apa-apa. Apalagi kalo baru
jauh makin keras, karakter aksesoris.” Jerry
mulai, ruang untuk membuat kesalahan masih
menganggap dengan hadirnya era digital
ada. Nothing to loose, “start rom zero kalo
seperti saat ini banyak otograer yang tidak
nggak berhasil ya balik ke zero” lain kalo
mau belajar. “Padahal ketika lo kuasai lighting,
udah senior, nggak bisa salah lagi karena bisa
motret jadi jauh lebih gampang.”
hancur semuanya.”
Selain itu otograer komersil harus mengua-
Selain itu bagi Jerry menjadi otograer
sai prinsip dasar otogra seperti komposisi,
komersil juga harus memiliki jiwa entrepreun-
zone system, kompensasi, distribusi tonal,
ership, artinya punya kemampuan analisa
dll yang dipandang sering dilupakan oleh
resiko.
otograer yang lahir di era digital ini. “Banyak orang yang belajar di era digital jadi nggak
Mengenai teknis, Jerry menganggap bahwa
ngerti, karena asal jepret aja. Banyak orang motret tanpa diukur, akhirnya terlalu gelap,
a collection o Femalography exhibition. Model: Adella & Aletta
harus punya 2 attitude, yang pertama adalah “can do attitude.” Artinya mau nyobain, sehingga klien merasa kita reliable. Yang kedua adalah “know how to sell”. Banyak otograer yang bisa motret jauh lebih bagus
EDISI I / 2007
dan pemecahannya mereka selalu olah di computer supaya lebih terang, padahal ketika oto diterangin di computer mereka kira nggak ada yang hilang?”. Sebaliknya Jerry juga melihat otograer yang sudah senior juga seringkali malas untuk
EDISI I / 2007
Commercial
Commercial
belajar lagi. “sebaliknya yang tua-tua nggak mau belajar computer, akhirnya nggak mau pake digital. Anggapannya digital kalah jauh dibanding analog. Memang kalo settingnya nggak bener digital bisa hancur banget.” Bagi para pemula yang baru mengenal otogra Jerry berpesan, “belilah camera yang punya asilitas yang memberikan keleluasaan untuk set sendiri. Karena kalau serba otomatis dia jadi nggak ngerti kenapa begini kenapa begitu. Jadi kalo mau belajar lebih serius carilah camera yang ada asilitas set manual. Setelah itu, untuk orang awam kalau mau belajar otogra adalah “mulailah memotret” kalo nggak mulai motret nggak akan kemanamana, karena nggak ada explorasi, nggak ada pembelajaran. Bahkan knowledge yang dia tau pun akan lupa lagi kalo dia nggak praktekin.”
“Di Indonesia cewek kalau dipotret lebih sering dijadikan obyek explorasi atau bahkan exploitasi.
EDISI I / 2007
Bekerja sebagai seorang otograer proessional Jerry mengerti betul bahwa terkadang ia harus berhadapan dengan klien yang menyebalkan, namun Jerry menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar terutama jika masih berada di level pemula hingga menengah. Namun ketika sudah berada di level atas Jerry menganggap hal itu jarang terjadi. “Yang “Yang penting kliennya mau dengerin rekomendasi otograer nggak. Karena ketika klien memutuskan untuk pake otograer tertentu itu berdasar atas keyakinan bahwa otograer tersebut bisa mendeliver apa yang ia mau. Nah kalau otograer dipilih karena alasan itu, klien nggak terlalu rese lagi. Karena ngapain bayar mahal-mahal kalo nggak percaya sama otograernya. Karena itu otograer commercial nggak banyak, walaupun sebenernya banyak otograer yang bagus, tapi yang urat sabarnya kuat untuk nanganin klien kan nggak banyak.” Sehubungan dengan harus berhadapannya seorang otograer komersil dengan klien yang
a collection EDoISFemalography I I / 2007 exhibition. Model: DInna Olivia
Commercial
Commercial
belajar lagi. “sebaliknya yang tua-tua nggak mau belajar computer, akhirnya nggak mau pake digital. Anggapannya digital kalah jauh dibanding analog. Memang kalo settingnya nggak bener digital bisa hancur banget.” Bagi para pemula yang baru mengenal otogra Jerry berpesan, “belilah camera yang punya asilitas yang memberikan keleluasaan untuk set sendiri. Karena kalau serba otomatis dia jadi nggak ngerti kenapa begini kenapa begitu. Jadi kalo mau belajar lebih serius carilah camera yang ada asilitas set manual. Setelah itu, untuk orang awam kalau mau belajar otogra adalah “mulailah memotret” kalo nggak mulai motret nggak akan kemanamana, karena nggak ada explorasi, nggak ada pembelajaran. Bahkan knowledge yang dia tau pun akan lupa lagi kalo dia nggak praktekin.”
“Di Indonesia cewek kalau dipotret lebih sering dijadikan obyek explorasi atau bahkan exploitasi.
Bekerja sebagai seorang otograer proessional Jerry mengerti betul bahwa terkadang ia harus berhadapan dengan klien yang menyebalkan, namun Jerry menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar terutama jika masih berada di level pemula hingga menengah. Namun ketika sudah berada di level atas Jerry menganggap hal itu jarang terjadi. “Yang “Yang penting kliennya mau dengerin rekomendasi otograer nggak. Karena ketika klien memutuskan untuk pake otograer tertentu itu berdasar atas keyakinan bahwa otograer tersebut bisa mendeliver apa yang ia mau. Nah kalau otograer dipilih karena alasan itu, klien nggak terlalu rese lagi. Karena ngapain bayar mahal-mahal kalo nggak percaya sama otograernya. Karena itu otograer commercial nggak banyak, walaupun sebenernya banyak otograer yang bagus, tapi yang urat sabarnya kuat untuk nanganin klien kan nggak banyak.” Sehubungan dengan harus berhadapannya seorang otograer komersil dengan klien yang
EDISI I / 2007
Commercial notabene adalah seorang art director yang juga sangat mumpuni di bidang seni, Jerry melihat ada kecenderungan seorang otograer komersil akan menemui banyak distorsi. Hal ini terjadi karena terkadang seorang
a collection EDoISFemalography I I / 2007 exhibition. Model: DInna Olivia
“mulailah memotret” kalo nggak mulai motret nggak akan kemana-mana, karena nggak ada explorasi, nggak ada pembelajaran.”
otograer komersil terlalu sering berkompromi
Commercial ya saja ia melihat otograer Indonesia masih kurang wawasan dan inormasi sehingga tidak tahu apa yang disukai negara lain. “Karena nggak semua yang disukai market Indonesia disukai market regional. Misalnya kalau di
pemotretan ini jauh sebelum pemotretan
Indonesia orang lebih suka oto orang dengan
dengan klien dalam membuat satu hasil oto
tersebut Jerry menerangkan bahwa tema
atau bahkan sebelum idenya lahir. Kalau dia
skin tone yang saturated dan agak hangat,
yang bagus. Maka dari itu Jerry menyarankan
emalography diambil dengan latar belakang
sudah punya semangat yang sama dengan
padahal di Negara-negara tertentu orang lebih
jalan keluarnya adalah dengan membangun
bahwa Jerry adalah seorang laki-laki yang
kita semuanya jadi lebih gampang. Bahkan
suka dengan skin tone yang lebih unsaturat-
satu jalur pengembangan pribadi. “bikinlah “bikinlah
senang memotret Wanita. “Di Indonesia
biarpun baru kenal pun bisa kayak udah
ed. Bahkan dari sisi lighting, orang Indonesia
portolio pribadi, karena dengan jalur pribadi
cewek kalau dipotret lebih sering dijadikan
lama kenal.” Ungkap otograer yang semua
kadang masih kurang berani explore. Di
ini kebebasan untuk bikin portolio yang
obyek explorasi atau bahkan exploitasi.
model dalam bukunya tersebut tidak meminta
Indonesia orang masih suka motret pake
bagus terbuka lebar. Nggak usah pelit sama
Jarang ada oto yang cewek jadi satu subject
bayaran ini.
sotbox, padahal di luar orang sudah balik lagi
diri sendiri kalo emang punya duit ya subsidi
yang representative dimana wanita berubah,
silang lah. Nggak harus selalu cari sponsor.”
ketimbang sekedar jadi obyek yang cantik dia
Berbicara mengenai target ke depan, Jerry
eek yang didapat nggak selalu keras dan
Untuk itu Jerry memberri contoh sebuah buku
bisa jadi satu subyek kolaborasi yang punya
merencanakan akan mengeluarkan Femalog-
hardcore.” Tambahnya. “Ketika mau masuk
yang baru saja ia terbitkan. Sebuah Sebuah buku
andil besar dalam karya ini.”
raphy 2 dalam waktu 3 tahun lagi karena
ke Negara lain, kita harus tau seleranya. Dan
dengan tema emalography yang diluncurkan
Untuk mencapai hal ini Jerry mengaku bahwa
memang sudah direncanakan untuk menjadi
bikinlah portolio yang sesuai dengan selera
di Singapore dan Jakarta dan rencananya
si model diijinkan untuk ambil andil dalam
trilogy. Untuk itu Jerry tidak segan-segan
mereka. Jangan Cuma punya portolio yang
akan dipamerkan di Bali, London & New York.
karya ini. “Kebebasan dan semangatnya
mendatarkan hak paten atas nama dan logo
Cuma sesuai di Negara sendiri dan mau dijual
dibiarkan tumbuh dan itu saling memperkaya.
Femalography yang dibuatnya sendiri itu.
di Negara lain.”
Untuk itu kita harus bisa mengkomunika mengkomunika--
Sementara di bidang otogra komersil Jerry
sikan dengan baik makna dan tujuan dari
pun menargetkan untuk lebih melebarkan
Di akhir wawancara kami Jerry menekankan
sayap di regional. “Untuk cari pengalaman,
pentingnya visi ke depan bagi seorang oto-
jadi nggak cuma jago kandang.” Ungkap oto-
graer. “Dengan begitu kita bisa lebih cepat
graer yang sudah mulai melebarkan sayap ke
sampai ke titik tersebut dan tidak berhenti di
Singapore & Malaysia ini.
satu titik tertentu.” Tutupnya.
Mengenai buku yang baru diterbitkannya
“Mumpung masih muda, sedikit keberanian lebih itu nggak apa-apa.
EDISI I / 2007
dan explore lebih di standard refector, refector, biarpun
Jerry meyakini bahwa otograer Indonesia bisa bersaing dengan otograer regional, han-
EDISI I / 2007
Commercial notabene adalah seorang art director yang juga sangat mumpuni di bidang seni, Jerry melihat ada kecenderungan seorang otograer komersil akan menemui banyak distorsi. Hal ini terjadi karena terkadang seorang
“mulailah memotret” kalo nggak mulai motret nggak akan kemana-mana, karena nggak ada explorasi, nggak ada pembelajaran.”
otograer komersil terlalu sering berkompromi
Commercial ya saja ia melihat otograer Indonesia masih kurang wawasan dan inormasi sehingga tidak tahu apa yang disukai negara lain. “Karena nggak semua yang disukai market Indonesia disukai market regional. Misalnya kalau di
pemotretan ini jauh sebelum pemotretan
Indonesia orang lebih suka oto orang dengan
dengan klien dalam membuat satu hasil oto
tersebut Jerry menerangkan bahwa tema
atau bahkan sebelum idenya lahir. Kalau dia
skin tone yang saturated dan agak hangat,
yang bagus. Maka dari itu Jerry menyarankan
emalography diambil dengan latar belakang
sudah punya semangat yang sama dengan
padahal di Negara-negara tertentu orang lebih
jalan keluarnya adalah dengan membangun
bahwa Jerry adalah seorang laki-laki yang
kita semuanya jadi lebih gampang. Bahkan
suka dengan skin tone yang lebih unsaturat-
satu jalur pengembangan pribadi. “bikinlah “bikinlah
senang memotret Wanita. “Di Indonesia
biarpun baru kenal pun bisa kayak udah
ed. Bahkan dari sisi lighting, orang Indonesia
portolio pribadi, karena dengan jalur pribadi
cewek kalau dipotret lebih sering dijadikan
lama kenal.” Ungkap otograer yang semua
kadang masih kurang berani explore. Di
ini kebebasan untuk bikin portolio yang
obyek explorasi atau bahkan exploitasi.
model dalam bukunya tersebut tidak meminta
Indonesia orang masih suka motret pake
bagus terbuka lebar. Nggak usah pelit sama
Jarang ada oto yang cewek jadi satu subject
bayaran ini.
sotbox, padahal di luar orang sudah balik lagi
diri sendiri kalo emang punya duit ya subsidi
yang representative dimana wanita berubah,
silang lah. Nggak harus selalu cari sponsor.”
ketimbang sekedar jadi obyek yang cantik dia
Berbicara mengenai target ke depan, Jerry
eek yang didapat nggak selalu keras dan
Untuk itu Jerry memberri contoh sebuah buku
bisa jadi satu subyek kolaborasi yang punya
merencanakan akan mengeluarkan Femalog-
hardcore.” Tambahnya. “Ketika mau masuk
yang baru saja ia terbitkan. Sebuah Sebuah buku
andil besar dalam karya ini.”
raphy 2 dalam waktu 3 tahun lagi karena
ke Negara lain, kita harus tau seleranya. Dan
dengan tema emalography yang diluncurkan
Untuk mencapai hal ini Jerry mengaku bahwa
memang sudah direncanakan untuk menjadi
bikinlah portolio yang sesuai dengan selera
di Singapore dan Jakarta dan rencananya
si model diijinkan untuk ambil andil dalam
trilogy. Untuk itu Jerry tidak segan-segan
mereka. Jangan Cuma punya portolio yang
akan dipamerkan di Bali, London & New York.
karya ini. “Kebebasan dan semangatnya
mendatarkan hak paten atas nama dan logo
Cuma sesuai di Negara sendiri dan mau dijual
dibiarkan tumbuh dan itu saling memperkaya.
Femalography yang dibuatnya sendiri itu.
di Negara lain.”
Untuk itu kita harus bisa mengkomunika mengkomunika--
Sementara di bidang otogra komersil Jerry
sikan dengan baik makna dan tujuan dari
pun menargetkan untuk lebih melebarkan
Di akhir wawancara kami Jerry menekankan
sayap di regional. “Untuk cari pengalaman,
pentingnya visi ke depan bagi seorang oto-
jadi nggak cuma jago kandang.” Ungkap oto-
graer. “Dengan begitu kita bisa lebih cepat
graer yang sudah mulai melebarkan sayap ke
sampai ke titik tersebut dan tidak berhenti di
Singapore & Malaysia ini.
satu titik tertentu.” Tutupnya.
Mengenai buku yang baru diterbitkannya
“Mumpung masih muda, sedikit keberanian lebih itu nggak apa-apa.
dan explore lebih di standard refector, refector, biarpun
Jerry meyakini bahwa otograer Indonesia bisa bersaing dengan otograer regional, han-
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Prol
Prol
PAF (Perhimpunan Amatir Foto)
Setiap bulannya, tepatnya setiap hari Rabu
bulanan yang berisi inormasi kegiatan dan
minggu ketiga pada tiap bulan PAF men-
oto-oto anggota PAF yang terbaru.
gadakan pertemuan bulanan di sekretariat. Berbicara mengenai otogra tentunya tidak bisa lepas dengan klub otogra. Jauh sebelum
Pada pertemuan bulanan itu PAF mengada-
Selain itu PAF juga sering ikut serta dalam
internet masuk Indonesia, klub otogra sudah menjadi salah satu bagian penting bagi pecinta
kan perlombaan bulanan dengan berdasar
perlombaan oto. Bahkan mungkin bisa
otogra. Untuk itu pada edisi perdana ini, kami menampilkan sebuah klub otogra yang
level keanggotaan yang ada yaitu senior dan
dikatakan PAF sebagai salah satu klub oto
mungkin tertua yang masih exist di negeri ini. Nama klub tersebut adalah PAF dan berlokasi di
junior. Selain itu pada pertemuan bulanan
yang paling banyak menang dalam Salon
Bandung.
itu PAF terkadang mengadakan workshop,
Foto. Sementara untuk pameran, PAF juga
sharing tentang otogra, hunting bersama,
beberapa kali ikut serta dalam pameran,
dan lain-lain. Selain pertemuan bulanan PAF
termasuk pameran oto di Korea yang baru
mempersilahkan anggotanya untuk datang ke
saja diadakan beberapa waktu lalu.
secretariat kapanpun, sehingga secretariat ini
Hebatnya, PAF mungkin menjadi satu-satunya
bisa menjadi semacam base camp bagi ang-
klub oto yang memiliki bangunan milik sendiri
gota-anggotanya. Biasanya mereka datang
sebagai sekretariatnya.
PAF didirikan pada 15 Februari 1924 dimotori
adalah sebagai wadah para peminat oto
oleh beberapa guru besar dari Technische Technische
waktu itu. Saat ini anggota yang terdatar
Hogeschool Bandung Bandung (sekarang ITB) dian-
berjumlah 2700 orang lebih. walaupun yang
taranya Pro. Schermerhorn dan Pro. Wol
terhitung akti hanya 200 orang. Anggota
Schoemaker, bertempat di Hotel Preanger.
paling muda yang terdatar saat ini berumur
Pro. Wol Schoemaker sendiri adalah arsitek
11 tahun.
membawa makanan, ngobrol. Seusai hunting
ternama kota Bandung yang mewariskan puluhan bangunan indah yang menjadi landmark
Setiap orang boleh menjadi anggota PAF dan
kota Bandung saat ini, diantaranya Villa Isola
tanpa harus melewati proses seleksi tertentu.
(UPI), Peneropongan Bintang Boscha, Hotel
Namun di dalam PAF ada level keanggotaan
Preanger, Gereja Katedral, Gereja Bethel GPIB,
yaitu anggota senior dan anggota yunior. Jika
Gebeo (Gedung PLN) dan puluhan rumah ting-
otograer yang ingin bergabung telah memi-
gal lainnya, seperti Bank NISP jalan Sawung-
liki prestasi tertentu, maka bisa dipromosikan
galing.
untuk menjadi anggota senior. Untuk menjadi anggota PAF, tiap orang dikenai iuran yang
Pada saat didirikan, PAF memiliki kepanjan-
besarnya Rp.100 ribu per tahun. Namun
gan: Preanger Amateur Fotograenvereen Fotograenvereenigig-
tidak menutup kemungkinan untuk mem-
ing, namun sekarang telah berubah menjadi
bayar sekali saja selama seumur hidup untuk
bahasa Indonesia walaupun singkatan PAFnya
mendapatkan lietime membership hanya saja
tetap dipertahankan. Maka jadilah Perhim-
besar iurannya adalah Rp.1 Juta.
biasanya kita ngumpul di secretariat untuk
PAF adalah salah satu anggota dari FPSI (Fed-
ngobrol. PAF memiliki buletin yang terbit 3
erasi Pewarta Seni Indonesia) dan sebagai salah satu anggota dari FPSI, PAF membuka diri untuk bekerja sama dengan klub oto lain seperti mengadakan hunting bersama, atau workshop. Visi PAF adalah ingin selalu memberikan benet bagi para anggotanya berupa peningkatan inormasi dan kemampuan otogra. Semoga PAF bisa memperkaya inspirasi bagi klub otogra lain untuk tetap exist dalam usia yang cukup panjang dan selalu memberikan
punan Amatir Foto. Awal berdirinya klub ini
manaat bagi anggotanya.
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Prol
Prol
PAF (Perhimpunan Amatir Foto)
Setiap bulannya, tepatnya setiap hari Rabu
bulanan yang berisi inormasi kegiatan dan
minggu ketiga pada tiap bulan PAF men-
oto-oto anggota PAF yang terbaru.
gadakan pertemuan bulanan di sekretariat. Berbicara mengenai otogra tentunya tidak bisa lepas dengan klub otogra. Jauh sebelum
Pada pertemuan bulanan itu PAF mengada-
Selain itu PAF juga sering ikut serta dalam
internet masuk Indonesia, klub otogra sudah menjadi salah satu bagian penting bagi pecinta
kan perlombaan bulanan dengan berdasar
perlombaan oto. Bahkan mungkin bisa
otogra. Untuk itu pada edisi perdana ini, kami menampilkan sebuah klub otogra yang
level keanggotaan yang ada yaitu senior dan
dikatakan PAF sebagai salah satu klub oto
mungkin tertua yang masih exist di negeri ini. Nama klub tersebut adalah PAF dan berlokasi di
junior. Selain itu pada pertemuan bulanan
yang paling banyak menang dalam Salon
Bandung.
itu PAF terkadang mengadakan workshop,
Foto. Sementara untuk pameran, PAF juga
sharing tentang otogra, hunting bersama,
beberapa kali ikut serta dalam pameran,
dan lain-lain. Selain pertemuan bulanan PAF
termasuk pameran oto di Korea yang baru
mempersilahkan anggotanya untuk datang ke
saja diadakan beberapa waktu lalu.
secretariat kapanpun, sehingga secretariat ini
Hebatnya, PAF mungkin menjadi satu-satunya
bisa menjadi semacam base camp bagi ang-
klub oto yang memiliki bangunan milik sendiri
gota-anggotanya. Biasanya mereka datang
sebagai sekretariatnya.
PAF didirikan pada 15 Februari 1924 dimotori
adalah sebagai wadah para peminat oto
oleh beberapa guru besar dari Technische Technische
waktu itu. Saat ini anggota yang terdatar
Hogeschool Bandung Bandung (sekarang ITB) dian-
berjumlah 2700 orang lebih. walaupun yang
taranya Pro. Schermerhorn dan Pro. Wol
terhitung akti hanya 200 orang. Anggota
Schoemaker, bertempat di Hotel Preanger.
paling muda yang terdatar saat ini berumur
Pro. Wol Schoemaker sendiri adalah arsitek
11 tahun.
membawa makanan, ngobrol. Seusai hunting
ternama kota Bandung yang mewariskan puluhan bangunan indah yang menjadi landmark
Setiap orang boleh menjadi anggota PAF dan
kota Bandung saat ini, diantaranya Villa Isola
tanpa harus melewati proses seleksi tertentu.
(UPI), Peneropongan Bintang Boscha, Hotel
Namun di dalam PAF ada level keanggotaan
Preanger, Gereja Katedral, Gereja Bethel GPIB,
yaitu anggota senior dan anggota yunior. Jika
Gebeo (Gedung PLN) dan puluhan rumah ting-
otograer yang ingin bergabung telah memi-
gal lainnya, seperti Bank NISP jalan Sawung-
liki prestasi tertentu, maka bisa dipromosikan
galing.
untuk menjadi anggota senior. Untuk menjadi
biasanya kita ngumpul di secretariat untuk
PAF adalah salah satu anggota dari FPSI (Fed-
ngobrol. PAF memiliki buletin yang terbit 3
erasi Pewarta Seni Indonesia) dan sebagai salah satu anggota dari FPSI, PAF membuka diri untuk bekerja sama dengan klub oto lain seperti mengadakan hunting bersama, atau workshop. Visi PAF adalah ingin selalu memberikan ben-
anggota PAF, tiap orang dikenai iuran yang Pada saat didirikan, PAF memiliki kepanjan-
et bagi para anggotanya berupa pening-
besarnya Rp.100 ribu per tahun. Namun
gan: Preanger Amateur Fotograenvereen Fotograenvereenigig-
tidak menutup kemungkinan untuk mem-
ing, namun sekarang telah berubah menjadi
bayar sekali saja selama seumur hidup untuk
bahasa Indonesia walaupun singkatan PAFnya
mendapatkan lietime membership hanya saja
tetap dipertahankan. Maka jadilah Perhim-
besar iurannya adalah Rp.1 Juta.
katan inormasi dan kemampuan otogra. Semoga PAF bisa memperkaya inspirasi bagi klub otogra lain untuk tetap exist dalam usia yang cukup panjang dan selalu memberikan
punan Amatir Foto. Awal berdirinya klub ini
manaat bagi anggotanya.
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
y e n o m ’ n n i a k p h o t o h p a r g o r o m Liputan Utama
Liputan Utama
negeri ini yang sejak kecil sudah bercita-cita untuk menjadi otograer. otograer. Maka dari itu tidak heran
jika banyak kita temui otograer yang memiliki latar belakang pendidikan yang tidak berhubungan secara langsung dengan otogra, seperti ekonomi, lsaat, sastra, dan bahkan agama. Lalu Masih senada dengan tulisan lain di edisi ini, memang harus diakui bahwa tidak banyak atau
bagaimana mereka pada akhirnya bisa masuk ke dalam dunia otogra dan menggantungkan
mungkin bisa dikatakan tidak ada anak kecil di Indonesia yang tertarik untuk menjadikan oto-
hidupnya dari dunia otogra?
graer sebagai cita-citanya. Alasannya karena belum banyak orang tua yang melihat otogra sebagai salah satu mata pencaharian. Benarkah itu?
Sebut saja Unang, salah seorang pehoby otogra yang mengaku mulai menghasilkan uang
Pada edisi kali ini kami mencoba mencari tahu mengenai otogra dan peluang menghasilkan
dari otogra walaupun tidak pernah merencanakannya. Unang adalah seorang sta market-
uang darinya, baik sekedar menghasilkan uang untuk uang saku hingga menghasilkan uang
ing di sebuah otomoti. Sejak lahir hingga lulus kuliah desain dari sebuah perguruan tinggi di
untuk dijadikan mata pencaharian.
Jakarta Unang tidak pernah menekuni otogra. Bahkan ketika duduk di bangku kuliah jurusan Ekonomi, Unang terpaksa harus beberapa kali memotret karena terlibat di kepanitiaan se-
“jangankan otogra, waktu saya mutusin mau kuliah desain gras aja dimarahinnya sam-
buah acara kampus dimana otograer yang seharusnya mengabadikan acara itu mendadak
pai 7 hari tujuh malam sama orang tua saya. Mereka selalu bilang “kuliah desain? Mau jadi
berhalangan. “Dulu “Dulu saya motret cuma karena harus motret, karena otograer yang seharusnya
apa kamu?” dan ternyata banyak teman saya juga yang mengalami hal yang sama.” Ungkap
bertugas waktu acara kampus berhalangan, kalau enggak juga nggak akan.” Ujarnya kepada
Indra seorang mahasiswa desain gras yang mulai mendalami otogra. Memang persepsi
kami. Hingga pada suatu saat ketika ia sudah bekerja di sebuah perusahaan otomoti, ia harus
kebanyakan orang tua kita dulu terhadap otogra dan seni kurang begitu baik. Bahkan kalau kita tanyakan pada orang-orang yang kini sudah menggantungkan hidup sebagai otograer proesional mengenai cita-cita mereka dulu, kami yakin tidak lebih dari 10 orang otograer di
0
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
y e n o m ’ n o t o i n a k h p a r g o h p m r o Liputan Utama
Liputan Utama
negeri ini yang sejak kecil sudah bercita-cita untuk menjadi otograer. otograer. Maka dari itu tidak heran
jika banyak kita temui otograer yang memiliki latar belakang pendidikan yang tidak berhubungan secara langsung dengan otogra, seperti ekonomi, lsaat, sastra, dan bahkan agama. Lalu Masih senada dengan tulisan lain di edisi ini, memang harus diakui bahwa tidak banyak atau
bagaimana mereka pada akhirnya bisa masuk ke dalam dunia otogra dan menggantungkan
mungkin bisa dikatakan tidak ada anak kecil di Indonesia yang tertarik untuk menjadikan oto-
hidupnya dari dunia otogra?
graer sebagai cita-citanya. Alasannya karena belum banyak orang tua yang melihat otogra sebagai salah satu mata pencaharian. Benarkah itu?
Sebut saja Unang, salah seorang pehoby otogra yang mengaku mulai menghasilkan uang
Pada edisi kali ini kami mencoba mencari tahu mengenai otogra dan peluang menghasilkan
dari otogra walaupun tidak pernah merencanakannya. Unang adalah seorang sta market-
uang darinya, baik sekedar menghasilkan uang untuk uang saku hingga menghasilkan uang
ing di sebuah otomoti. Sejak lahir hingga lulus kuliah desain dari sebuah perguruan tinggi di
untuk dijadikan mata pencaharian.
Jakarta Unang tidak pernah menekuni otogra. Bahkan ketika duduk di bangku kuliah jurusan Ekonomi, Unang terpaksa harus beberapa kali memotret karena terlibat di kepanitiaan se-
“jangankan otogra, waktu saya mutusin mau kuliah desain gras aja dimarahinnya sam-
buah acara kampus dimana otograer yang seharusnya mengabadikan acara itu mendadak
pai 7 hari tujuh malam sama orang tua saya. Mereka selalu bilang “kuliah desain? Mau jadi
berhalangan. “Dulu “Dulu saya motret cuma karena harus motret, karena otograer yang seharusnya
apa kamu?” dan ternyata banyak teman saya juga yang mengalami hal yang sama.” Ungkap
bertugas waktu acara kampus berhalangan, kalau enggak juga nggak akan.” Ujarnya kepada
Indra seorang mahasiswa desain gras yang mulai mendalami otogra. Memang persepsi
kami. Hingga pada suatu saat ketika ia sudah bekerja di sebuah perusahaan otomoti, ia harus
kebanyakan orang tua kita dulu terhadap otogra dan seni kurang begitu baik. Bahkan kalau kita tanyakan pada orang-orang yang kini sudah menggantungkan hidup sebagai otograer proesional mengenai cita-cita mereka dulu, kami yakin tidak lebih dari 10 orang otograer di
0
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Liputan Utama
Liputan Utama
melakukan pemotretan sendiri karena ia menangani sebuah proyek iklan dengan tenggat waktu yang sudah mepet dan budget produksi yang juga tidak lebih besar dari gajinya. “waktu itu banjir melanda Jakarta, dan tiba-tiba bos minta dibuatkan iklan mengenai banjir. Karena banjir sudah hampir surut maka pemotretan harus dilakukan hari itu juga, nggak ada waktu untuk menyeleksi otograer, otograer, apalagi nggak ada yang jual stok oto banjir di Indonesia waktu itu. Ditambah lagi kayaknya bos nggak punya budget untuk pemotretan. Jadi walaupun waktu itu perusahaan periklanan kami sudah mulai mencari otograer untuk motret banjir ya saya tetap motret sendiri aja, takutnya keburu surut.” Ungkapnya. Di luar dugaan, ternyata oto yang ia hasilkan disukai oleh atasannya dan juga perusahaan periklanan yang menangani iklannya. Fotonya pun terpakai untuk iklan itu walaupun tidak dibayar. Ia pun tidak menyangka oto itu terpakai karena selain karena tidak menekuni otogra, oto yang ia hasilkan pun diambil dengan kamera pocket kantornya. “waktu “waktu itu saya belum punya kamera, tapi yang saya tahu kantor saya punya kamera
“Mengetahui potensi-potensi menghasilkan uang dari otograf tidak berarti harus ter jerumus kepada sikap “motret untuk uang” saja.
dengan resolusi 4 megapixel, cukuplah untuk iklan yang nggak terlalu besar besar.” .” Lanjutnya. Sejak
tripod. Dan akhirnya sekarang saya punya 2 digital SLR, 7 Lensa, 2 tripod, 1 fash, dan 2 lampu studio berikut asesorisnya. Tapi Tapi saya sudah menghasilkan uang dari otogra sebelum saya punya alat selengkap ini.” Ungkapnya. Memang pertama kali Gatot menghasilkan uang dari otogra adalah ketika teman sekolahnya menyukai oto-oto yang ia hasilkan. Berbekal dari oto-oto tersebut, temanteman yang berbeda kelas darinya sepakat memintanya untuk memotret mereka untuk keperluan buku tahunan sekolah. Sejak saat itu banyak teman-teman sekolahnya yang ingin dioto untuk koleksi pribadi. “awalnya sih
“Banyak sekali orang belajar otograf tapi tidak tahu bahwa oto yang mereka hasilkan bisa menghasilkan uang.”
saat itu Ia pun memutuskan untuk lebih mendalami otogra. Berawal Berawal dari kebanggaannya telah membuat sebuah
bayarannya sukarela, saya nggak pernah pa-
oto yang ternyata memiliki nilai jual walaupun saat itu tidak dibayar, dibayar, ditambah lagi dengan pekerjaannya sewaktu-
sang harga, tapi lama kelamaan kalau nggak
waktu bisa membutuhkan oto untuk materi promosinya. “waktu itu saya mikir, kalau nggak mendalami otogra aja
pasang harga jadi capek juga. Mereka juga
oto saya bisa laku, apalagi kalau saya mendalami lagi.” Jelasnya.
jadi ketagian. Maka dari itu saya mulai pasang
Saat ini, bahkan ketika ia sudah berpindah pekerjaan ia sudah menjual lebih dari 10 oto baik untuk keperluan
harga, biarpun nggak terlalu mahal. Tapi saya
promosi, iklan, kalender, maupun untuk dikoleksi secara pribadi.
juga upgrade kualitas oto saya, supaya nggak ngecewain mereka.” Terangnya. Walaupun
Memang banyak sekali otograer dan pecinta otogra yang sudah menghasilkan uang dari otogra. Sebagian
sudah menghasilkan jutaan rupiah tiap
besar memang dengan tekun sudah mendalami otogra sebelum pada akhirnya oto yang dihasilkan bisa meng-
bulannya dari memotret pre wedding, liputan
hasilkan uang. Seperti Gatot yang sudah sejak SMA mendalami otogra. Gatot tertarik otogra sejak kecil dan
wedding dan anak-anak SMA, namun Gatot
mulai mendalami secara serius dengan ikut ekstrakurikuler otogra di SMAnya. Awalnya Gatot hanya tertarik untuk memotret dengan baik untuk koleksi pribadinya. “waktu itu saya baru punya kamera SLR analog warisan dari ayah saya. Tapi Tapi lama kelamaan karena motretnya sudah makin bagus ditambah kamera digital sudah makin terjangkau, jadi saya putusin untuk lebih serius lagi. Saya beli kamera digital SLR pertama saya setelah 8 tahun mendalami otogra. 1 tahun kemudian saya mulai beli lensa dengan range lain. Beberapa bulan kemudian saya beli fash dan
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Liputan Utama
Liputan Utama
melakukan pemotretan sendiri karena ia menangani sebuah proyek iklan dengan tenggat waktu yang sudah mepet dan budget produksi yang juga tidak lebih besar dari gajinya. “waktu itu banjir melanda Jakarta, dan tiba-tiba bos minta dibuatkan iklan mengenai banjir. Karena banjir sudah hampir surut maka pemotretan harus dilakukan hari itu juga, nggak ada waktu untuk menyeleksi otograer, otograer, apalagi nggak ada yang jual stok oto banjir di Indonesia waktu itu. Ditambah lagi kayaknya bos nggak punya budget untuk pemotretan. Jadi walaupun waktu itu perusahaan periklanan kami sudah mulai mencari otograer untuk motret banjir ya saya tetap motret sendiri aja, takutnya keburu surut.” Ungkapnya. Di luar dugaan, ternyata oto yang ia hasilkan disukai oleh atasannya dan juga perusahaan periklanan yang menangani iklannya. Fotonya pun terpakai untuk iklan itu walaupun tidak dibayar. Ia pun tidak menyangka oto itu terpakai karena selain karena tidak menekuni otogra, oto yang ia hasilkan pun diambil dengan kamera pocket kantornya. “waktu “waktu itu saya belum punya kamera, tapi yang saya tahu kantor saya punya kamera
“Mengetahui potensi-potensi menghasilkan uang dari otograf tidak berarti harus ter jerumus kepada sikap “motret untuk uang” saja.
dengan resolusi 4 megapixel, cukuplah untuk iklan yang nggak terlalu besar besar.” .” Lanjutnya. Sejak
tripod. Dan akhirnya sekarang saya punya 2 digital SLR, 7 Lensa, 2 tripod, 1 fash, dan 2 lampu studio berikut asesorisnya. Tapi Tapi saya sudah menghasilkan uang dari otogra sebelum saya punya alat selengkap ini.” Ungkapnya. Memang pertama kali Gatot menghasilkan uang dari otogra adalah ketika teman sekolahnya menyukai oto-oto yang ia hasilkan. Berbekal dari oto-oto tersebut, temanteman yang berbeda kelas darinya sepakat memintanya untuk memotret mereka untuk keperluan buku tahunan sekolah. Sejak saat itu banyak teman-teman sekolahnya yang ingin dioto untuk koleksi pribadi. “awalnya sih
“Banyak sekali orang belajar otograf tapi tidak tahu bahwa oto yang mereka hasilkan bisa menghasilkan uang.”
saat itu Ia pun memutuskan untuk lebih mendalami otogra. Berawal Berawal dari kebanggaannya telah membuat sebuah
bayarannya sukarela, saya nggak pernah pa-
oto yang ternyata memiliki nilai jual walaupun saat itu tidak dibayar, dibayar, ditambah lagi dengan pekerjaannya sewaktu-
sang harga, tapi lama kelamaan kalau nggak
waktu bisa membutuhkan oto untuk materi promosinya. “waktu itu saya mikir, kalau nggak mendalami otogra aja
pasang harga jadi capek juga. Mereka juga
oto saya bisa laku, apalagi kalau saya mendalami lagi.” Jelasnya.
jadi ketagian. Maka dari itu saya mulai pasang
Saat ini, bahkan ketika ia sudah berpindah pekerjaan ia sudah menjual lebih dari 10 oto baik untuk keperluan
harga, biarpun nggak terlalu mahal. Tapi saya
promosi, iklan, kalender, maupun untuk dikoleksi secara pribadi.
juga upgrade kualitas oto saya, supaya nggak ngecewain mereka.” Terangnya. Walaupun
Memang banyak sekali otograer dan pecinta otogra yang sudah menghasilkan uang dari otogra. Sebagian
sudah menghasilkan jutaan rupiah tiap
besar memang dengan tekun sudah mendalami otogra sebelum pada akhirnya oto yang dihasilkan bisa meng-
bulannya dari memotret pre wedding, liputan
hasilkan uang. Seperti Gatot yang sudah sejak SMA mendalami otogra. Gatot tertarik otogra sejak kecil dan
wedding dan anak-anak SMA, namun Gatot
mulai mendalami secara serius dengan ikut ekstrakurikuler otogra di SMAnya. Awalnya Gatot hanya tertarik untuk memotret dengan baik untuk koleksi pribadinya. “waktu itu saya baru punya kamera SLR analog warisan dari ayah saya. Tapi Tapi lama kelamaan karena motretnya sudah makin bagus ditambah kamera digital sudah makin terjangkau, jadi saya putusin untuk lebih serius lagi. Saya beli kamera digital SLR pertama saya setelah 8 tahun mendalami otogra. 1 tahun kemudian saya mulai beli lensa dengan range lain. Beberapa bulan kemudian saya beli fash dan
EDISI I / 2007
tetap belum berani menggantungkan hidup sebagai otograer. Maka dari itu ia masih berkeinginan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, yaitu telekomunikasi. “saya merasa masih belum ahli di otogra. Saat ini saya memilih untuk menjalani dua-duanya. Sambil cari kerjaan yang sesuai dengan bidang saya, saya masih terus motret. Kalau kerjaannya nggak dapet-dapet sementara kemampuan motret saya udah jauh lebih matang ya mungkin saya akan memutuskan untuk jadi otograer. Tapi kalau dapet kerjaan di bidang saya, ya terpaksa saya motret Cuma di hari libur aja, sambil ngumpulin uang untuk beli perlengkapan otogra yang lebih bagus. Jadi kalau kemampuan otogra saya sudah jauh lebih bagus dari sekarang, saya bisa lebih terdukung dengan peralatan yang
EDISI I / 2007
“Yang jelas banyak orang tidak menge tahui peluang menghasilkan uang dari otograf. bisa karena malas mencari tahu, atau karena mental latah.” saya punya.” Ungkapnya mengenai alasan-
tanpa mempelajari kemungkinan-kemungkinan kemungkinan-kemungkinan yang ada. “Banyak sekali orang belajar otogra
nya mengapa belum berani menggantungkan
tapi tidak tahu bahwa oto yang mereka hasilkan bisa menghasilkan uang. Padahal uangnya
hidup dari otogra.
bisa dipakai untuk membeli peralatan yang lebih baik. Jadi hobi otogra nggak Cuma jadi hobi yang menguras kocek pribadi apalagi orang tua. Sukur-sukur bisa jadi lebih dari sekedar beli
Banyak alasan yang menyeret orang pada
peralatan yang lebih baik.” Ungkap Ujo (bukan nama sebenarnya), seorang pengamat otogra
kondisi dimana otogra dapat menghasilkan
yang namanya tidak ingin dipublikasikan. “Mengetahui “Mengetahui potensi-potensi menghasilkan uang
uang. Ada yang menghasilkan uang dari
dari otogra tidak berarti harus terjerumus kepada sikap “motret untuk uang” saja. Artinya,
otogra bahkan ketika belum mendalaminya
kalau kita tahu peluangnya, kita bisa lebih tahu arah yang benar. Sederhana saja, apapun yang
dan banyak yang mendalaminya terlebih
bagus pasti laku dijual. Begitu juga dengan otogra. Kalau oto kita bagus pasti laku dijual.
dahulu sebelum pada akhirnya menghasilkan
Nah dengan mengetahui kemungkinan menghasilkan uang dari otogra artinya secara tidak
uang. Banyak pehobi otogra yang mulai
langsung kita mempelajari kualitas oto yang sesuai dengan standar kebutuhan otogra itu
menghasilkan uang dari otogra secara tidak
sendiri. Sehingga pada akhirnya kita bisa mulai mempelajari standar kualitas yang jelas diakui
terduga. Hal ini bisa terjadi mungkin karena
itu. Masalah nantinya mau menghasilkan uang atau tidak itu belakangan. Tapi setidaknya kita
minimnya pengetahuan pecinta otogra
nggak kaget dan merasa dirugikan kalau pada akhirnya oto yang kita hasilkan bisa menghasil-
terhadap kebutuhan terhadap otogra dan
kan uang. Jadi jangan jadi kebanyakan orang yang belajar otogra, yaitu dengan belajar motret
standar kualitas otogra yang benar. Banyak
tanpa tahu standar kualitasnya.” Lanjutnya.
pecinta otogra yang tidak memiliki wawasan
EDISI I / 2007
yang luas tentang cara menjual oto, kemana
Mengenai peluang untuk menghasilkan uang dari otogra Ujo melihat begitu banyak peluang
oto harus dijual, untuk keperluan apa saja
yang ada untuk setiap spesialisasi otogra yang ada. Namun ia menyayangkan begitu banyak
bisa dijual, serta kualitas oto yang memenuhi
pecinta otograer yang melihat hanya pada bidang-bidang tertentu saja. “Di setiap spesialisasi
standar tiap aplikasinya. Pada akhirnya,
dalam otogra terdapat peluang masing-masing, tapi sayangnya terlalu banyak orang yang
pecinta oto hanya terpaku hanya pada
melihat hanya pada satu bidang saja. Misalnya pre wedding. Coba berapa banyak otograer
pendalaman teknik otogra sebagai hobi
yang motret pre wedding? Ratusan atau bahkan ribuan. Mereka nggak pernah mencari peluang
EDISI I / 2007
tetap belum berani menggantungkan hidup sebagai otograer. Maka dari itu ia masih berkeinginan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, yaitu telekomunikasi. “saya merasa masih belum ahli di otogra. Saat ini saya memilih untuk menjalani dua-duanya. Sambil cari kerjaan yang sesuai dengan bidang saya, saya masih terus motret. Kalau kerjaannya nggak dapet-dapet sementara kemampuan motret saya udah jauh lebih matang ya mungkin saya akan memutuskan untuk jadi otograer. Tapi kalau dapet kerjaan di bidang saya, ya terpaksa saya motret Cuma di hari libur aja, sambil ngumpulin uang untuk beli perlengkapan otogra yang lebih bagus. Jadi kalau kemampuan otogra saya sudah jauh lebih bagus dari sekarang, saya bisa lebih terdukung dengan peralatan yang
“Yang jelas banyak orang tidak menge tahui peluang menghasilkan uang dari otograf. bisa karena malas mencari tahu, atau karena mental latah.” saya punya.” Ungkapnya mengenai alasan-
tanpa mempelajari kemungkinan-kemungkinan kemungkinan-kemungkinan yang ada. “Banyak sekali orang belajar otogra
nya mengapa belum berani menggantungkan
tapi tidak tahu bahwa oto yang mereka hasilkan bisa menghasilkan uang. Padahal uangnya
hidup dari otogra.
bisa dipakai untuk membeli peralatan yang lebih baik. Jadi hobi otogra nggak Cuma jadi hobi yang menguras kocek pribadi apalagi orang tua. Sukur-sukur bisa jadi lebih dari sekedar beli
Banyak alasan yang menyeret orang pada
peralatan yang lebih baik.” Ungkap Ujo (bukan nama sebenarnya), seorang pengamat otogra
kondisi dimana otogra dapat menghasilkan
yang namanya tidak ingin dipublikasikan. “Mengetahui “Mengetahui potensi-potensi menghasilkan uang
uang. Ada yang menghasilkan uang dari
dari otogra tidak berarti harus terjerumus kepada sikap “motret untuk uang” saja. Artinya,
otogra bahkan ketika belum mendalaminya
kalau kita tahu peluangnya, kita bisa lebih tahu arah yang benar. Sederhana saja, apapun yang
dan banyak yang mendalaminya terlebih
bagus pasti laku dijual. Begitu juga dengan otogra. Kalau oto kita bagus pasti laku dijual.
dahulu sebelum pada akhirnya menghasilkan
Nah dengan mengetahui kemungkinan menghasilkan uang dari otogra artinya secara tidak
uang. Banyak pehobi otogra yang mulai
langsung kita mempelajari kualitas oto yang sesuai dengan standar kebutuhan otogra itu
menghasilkan uang dari otogra secara tidak
sendiri. Sehingga pada akhirnya kita bisa mulai mempelajari standar kualitas yang jelas diakui
terduga. Hal ini bisa terjadi mungkin karena
itu. Masalah nantinya mau menghasilkan uang atau tidak itu belakangan. Tapi setidaknya kita
minimnya pengetahuan pecinta otogra
nggak kaget dan merasa dirugikan kalau pada akhirnya oto yang kita hasilkan bisa menghasil-
terhadap kebutuhan terhadap otogra dan
kan uang. Jadi jangan jadi kebanyakan orang yang belajar otogra, yaitu dengan belajar motret
standar kualitas otogra yang benar. Banyak
tanpa tahu standar kualitasnya.” Lanjutnya.
pecinta otogra yang tidak memiliki wawasan
yang luas tentang cara menjual oto, kemana
Mengenai peluang untuk menghasilkan uang dari otogra Ujo melihat begitu banyak peluang
oto harus dijual, untuk keperluan apa saja
yang ada untuk setiap spesialisasi otogra yang ada. Namun ia menyayangkan begitu banyak
bisa dijual, serta kualitas oto yang memenuhi
pecinta otograer yang melihat hanya pada bidang-bidang tertentu saja. “Di setiap spesialisasi
standar tiap aplikasinya. Pada akhirnya,
dalam otogra terdapat peluang masing-masing, tapi sayangnya terlalu banyak orang yang
pecinta oto hanya terpaku hanya pada
melihat hanya pada satu bidang saja. Misalnya pre wedding. Coba berapa banyak otograer
pendalaman teknik otogra sebagai hobi
yang motret pre wedding? Ratusan atau bahkan ribuan. Mereka nggak pernah mencari peluang
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Liputan Utama mencari tahu, atau karena mental latah. Indonesia ini kan terkenal dengan latahnya. Ketika break dance marak di indonesia semua orang dengerin break dance, nggak ada yang dengerin jazz, blues, dll. Tapi ketika lain. Akhirnya over supply. Nah kondisi over
break dancenya sudah lewat, nggak ada yang
supply ini yang membuat industri pre wedding
dengerin break dance lagi. Beda dengan
jadi hancur-hancuran. Karena dengan kondisi
di luar negeri dimana tiap spesialisasi bisa
dimana sangat mudah mencari otograer pre
jalan dengan konsisten sepanjang tahun, jadi
wedding apalagi dengan kualitas yang nyaris
bukan musiman kayak di sini. Nah mungkin
sama mau tidak mau akan terjadi perang
itu yang terjadi dengan pre wedding. Melihat
harga. Semuanya banting harga. Padahal itu
ada orang yang menghasilkan uang dari pre
justru tidak menguntungkan bagi mereka.
wedding, semuanya ikut motret pre wedding.
Lebih lucunya lagi dengan kondisi penuh
Yang tadinya seneng motret landscape mulai
sesak seperti itu, masih ada yang mau masuk
motret pre wedding, yang tadinya motret
pre wedding. Ketika perang harga terjadi,
model lebih seneng lagi karena model pre
yang akan menimba keuntungan adalah
wedding nggak beda jauh sama motret model,
nama-nama besar dan juga otograer-o otograer-ototo-
bahkan yang tadinya motret jurnalistik pun
graer yang jelas memiliki standar kualitas
ada yang sekarang ikut motret pre wedding.
yang jauh di atas rata-rata.” Ungkap Ujo.
Semata-mata karena latah dan malas. Latah melihat orang sukses di pre wedding, dan
Mirip dengan Ujo, pengamat otogra Agus
malas cari inormasi peluang lain di luar pre
berkomentar bahwa kondisi pre wedding
wedding.” Ungkapnya.
yang penuh sesak seperti sekarang ini akibat
Mengenai peluang peluang menghasilkan
minimnya pengetahuan pecinta otograer
uang dari spesialisasi lain dalam oto-
mengenai peluang kebutuhan terhadap
gra, otograer landscape Dibyo Gahari
otogra. “Yang “Yang jelas banyak orang tidak mengetahui peluang-peluang menghasilkan uang dari otogra. Penyebabnya bisa karena malas
EDISI I / 2007
Liputan Utama mencari tahu, atau karena mental latah. Indonesia ini kan terkenal dengan latahnya. Ketika break dance marak di indonesia semua orang dengerin break dance, nggak ada yang dengerin jazz, blues, dll. Tapi ketika lain. Akhirnya over supply. Nah kondisi over
break dancenya sudah lewat, nggak ada yang
supply ini yang membuat industri pre wedding
dengerin break dance lagi. Beda dengan
jadi hancur-hancuran. Karena dengan kondisi
di luar negeri dimana tiap spesialisasi bisa
dimana sangat mudah mencari otograer pre
jalan dengan konsisten sepanjang tahun, jadi
wedding apalagi dengan kualitas yang nyaris
bukan musiman kayak di sini. Nah mungkin
sama mau tidak mau akan terjadi perang
itu yang terjadi dengan pre wedding. Melihat
harga. Semuanya banting harga. Padahal itu
ada orang yang menghasilkan uang dari pre
justru tidak menguntungkan bagi mereka.
wedding, semuanya ikut motret pre wedding.
Lebih lucunya lagi dengan kondisi penuh
Yang tadinya seneng motret landscape mulai
sesak seperti itu, masih ada yang mau masuk
motret pre wedding, yang tadinya motret
pre wedding. Ketika perang harga terjadi,
model lebih seneng lagi karena model pre
yang akan menimba keuntungan adalah
wedding nggak beda jauh sama motret model,
nama-nama besar dan juga otograer-o otograer-ototo-
bahkan yang tadinya motret jurnalistik pun
graer yang jelas memiliki standar kualitas
ada yang sekarang ikut motret pre wedding.
yang jauh di atas rata-rata.” Ungkap Ujo.
Semata-mata karena latah dan malas. Latah melihat orang sukses di pre wedding, dan
Mirip dengan Ujo, pengamat otogra Agus
malas cari inormasi peluang lain di luar pre
berkomentar bahwa kondisi pre wedding
wedding.” Ungkapnya.
yang penuh sesak seperti sekarang ini akibat
Mengenai peluang peluang menghasilkan
minimnya pengetahuan pecinta otograer
uang dari spesialisasi lain dalam oto-
mengenai peluang kebutuhan terhadap
gra, otograer landscape Dibyo Gahari
otogra. “Yang “Yang jelas banyak orang tidak mengetahui peluang-peluang menghasilkan uang dari otogra. Penyebabnya bisa karena malas
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Liputan Utama mengatakan bahwa sebenarnya landscape bisa menghasilkan uang dari menjual stock oto. Aplikasinya bisa untuk kalender, untuk iklan dan materi promosi, hingga sekedar untuk pengganti lukisan di rumah. Dibyo melihat potensi oto yang cukup baik untuk menggantikan lukisan yang lebih sering terpajang sebagai elemen dekorasi rumah. Hanya saja Dibyo melihat memang masih sedikit orang Indonesia yang secara serius menjual stok oto, termasuk dirinya sendiri. Untuk itu Dibyo bertekad untuk lebih menseriusi peluang tersebut, sehubungangan dengan hobinya memotret landscape. Mengenai pendapat Dibyo ini Agus menambahkan bahwa otogra landscape menyimpan potensi yang luar biasa dalam menghasilkan uang. “kalau mau diniatin, oto landscape bisa dijual sebagai gantinya lukisan pada ornamen interior interior.. Seharusnya ada yang mau sedikit repot untuk jadi brokernya otograer landscape. Jadi semua otograer landscape mengumpulkan oto-otonya pada satu wadah, kemudian wadah tersebut yang berusaha menawarkan oto-oto tersebut ke pasar. Kalau nggak mau repot tinggal bikin website, tapi websitenya harus dipromosikan biar orang-orang tahu. Kalau mau sedikit lebih repot, coba kerjasama dengan konsultan interior interior.. Karena mereka kan banyak menangani interior rumah, apartemen dan hotel, jadi pasti butuh oto sebagai ornamen interiornya. Apalagi Apalagi kalau yang merekomendasikan merekomendasik an konsultan interior, pasti yang punya rumah akan lebih mendengarkan. mendengarkan.”” Ungkapnya. Sementara untuk bidang jurnalistik Agus melihat potensinya sangat jelas. “Di jurnalistik yang mahal adalah momen. Artinya oto yang bagus terutama yang momennya unik. Contohnya kalau di media video adalah rekaman menabraknya pesawat ke menara kembar WTC. Biarpun kualitas gambarnya nggak begitu bagus, komposisinya nggak menarik, gambarnya agak shake, tapi karena momennya terekam maka jadi sangat mahal. Nah permasalahannya otograer media massa juga belum terlalu banyak, artinya belum bisa kayak superman, begitu ada kejadian tidak berselang terlalu lama sudah bisa ada di tempat kejadian. Nah itu kan peluang buat otograer reelance. Kenapa nggak bawa kamera kemana-mana, sehingga ketika ketemu momen yang memiliki nilai berita bisa segera diabadikan. Kalau nggak banyak otograer yang punya, bisa dijual tuh oto. Karena momen kan nggak selalu direncanakan.” Ungkapnya. Ungkapnya.
EDISI I / 2007
Liputan Utama mengatakan bahwa sebenarnya landscape bisa menghasilkan uang dari menjual stock oto. Aplikasinya bisa untuk kalender, untuk iklan dan materi promosi, hingga sekedar untuk pengganti lukisan di rumah. Dibyo melihat potensi oto yang cukup baik untuk menggantikan lukisan yang lebih sering terpajang sebagai elemen dekorasi rumah. Hanya saja Dibyo melihat memang masih sedikit orang Indonesia yang secara serius menjual stok oto, termasuk dirinya sendiri. Untuk itu Dibyo bertekad untuk lebih menseriusi peluang tersebut, sehubungangan dengan hobinya memotret landscape. Mengenai pendapat Dibyo ini Agus menambahkan bahwa otogra landscape menyimpan potensi yang luar biasa dalam menghasilkan uang. “kalau mau diniatin, oto landscape bisa dijual sebagai gantinya lukisan pada ornamen interior interior.. Seharusnya ada yang mau sedikit repot untuk jadi brokernya otograer landscape. Jadi semua otograer landscape mengumpulkan oto-otonya pada satu wadah, kemudian wadah tersebut yang berusaha menawarkan oto-oto tersebut ke pasar. Kalau nggak mau repot tinggal bikin website, tapi websitenya harus dipromosikan biar orang-orang tahu. Kalau mau sedikit lebih repot, coba kerjasama dengan konsultan interior interior.. Karena mereka kan banyak menangani interior rumah, apartemen dan hotel, jadi pasti butuh oto sebagai ornamen interiornya. Apalagi Apalagi kalau yang merekomendasikan merekomendasik an konsultan interior, pasti yang punya rumah akan lebih mendengarkan. mendengarkan.”” Ungkapnya. Sementara untuk bidang jurnalistik Agus melihat potensinya sangat jelas. “Di jurnalistik yang mahal adalah momen. Artinya oto yang bagus terutama yang momennya unik. Contohnya kalau di media video adalah rekaman menabraknya pesawat ke menara kembar WTC. Biarpun kualitas gambarnya nggak begitu bagus, komposisinya nggak menarik, gambarnya agak shake, tapi karena momennya terekam maka jadi sangat mahal. Nah permasalahannya otograer media massa juga belum terlalu banyak, artinya belum bisa kayak superman, begitu ada kejadian tidak berselang terlalu lama sudah bisa ada di tempat kejadian. Nah itu kan peluang buat otograer reelance. Kenapa nggak bawa kamera kemana-mana, sehingga ketika ketemu momen yang memiliki nilai berita bisa segera diabadikan. Kalau nggak banyak otograer yang punya, bisa dijual tuh oto. Karena momen kan nggak selalu direncanakan.” Ungkapnya. Ungkapnya.
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Liputan Utama
Liputan Utama dengan otogra komersi karena kualitas
gannya. Belum lagi property yang mau dipakai, nggak bisa on the spot dipakai. Begitu juga
detail yang lebih baik disamping uang yang
dengan lokasi.” Tambahnya.
dihasilkan bisa dikatakan paling banyak
Mengomentari mengenai peluang menghasilkan uang dari otogra, Ujo berkomentar seharusnya otograer mau lebih membuka wawasan. Yang diperlukan bukan sekedar mengetahui teknik otogra, tapi juga tahu peluang-peluangnya, peluang-peluan gnya, prosedurnya hingga siapa yang membutuhkannya membutuhkannya.. “dengan mengetahui peluangnya, kita bisa mendapatkan reerensi oto yang memenuhi standar kualitas pada bidang tersebut, sehingga kita bisa mendalami dengan lebih benar, nggak asal try and error. Selanjutnya kalau sudah tahu peluangnya, kita bisa mulai memikirkan bagaimana cara membuka jalur ke sana. Misalnya kalau tertarik di jurnalistik ya harus tahu kontaknya bagian redaksi media massa. Lebih baik lagi kalau kenal dengan redakturnya. Jadi sewaktu-waktu mau jual oto udah tahu harus ketemu siapa. Dan yang nggak kalah
dibandingkan otogra lain. Namun sayangnya
Berbicara mengenai making money rom photography memang terlalu kompleks, kami melihat
proses pencarian inormasinya hanya berhenti
peluang yang sangat besar di luar dari beberapa spesialisasi yang sudah ada di atas. Bahwa
di situ. Mereka nggak coba cari tahu seberapa
selain menjadi spesialisasi di bidangnya, otogra bisa menghasilkan uang dari segi bisnis. Mis-
standarnya, kemana harus jual, gimana cara
alnya, kursus otogra. Contoh lain adalah dengan mengadakan hunting dan sesi pemotretan
jualnya, gimana procedurnya. Akhirnya banyak
bersama. Hal ini sudah mulai lebih sering dilakukan pehobi otogra. Proses kerjanya tidak
otograer yang kualitasnya sebenarnya belum
terlalu rumit. Anda tinggal menghubungi agen model untuk mencari model pemotretan tersebut,
sampai tapi karena nggak tahu standarnya,
lalu mencari tempat yang menarik untuk dijadikan lokasi pemotretan dan menarik bayaran dari
akhirnya nggak laku-laku” Ujarnya. “yang ha-
peserta. Mengenai lokasi, sangat terbuka kemungkinan bisa didapatkan harga khusus atau
rus diingat juga adalah beda bidang bisa beda
bahkan gratis dengan sistem sponsor sponsor,, begitu juga dengan lighting equipment yang digunakan
juga standarnya. Contohnya komersil otogra
dalam sesi pemotretan.
yang standarnya menuntut detail lebih sempurna jika dibandingkan dengan pre wed-
Begitu banyak peluang untuk menghasilkan uang dari otogra. Tinggal bagaimana kita mau
ding. Hal ini terjadi karena klien dari otogra
membuka diri dan memperluas wawasan saja. Baik disengaja atau tidak disengaja, menghasil-
komersil adalah perusahaan periklanan yang
kan uang dari otogra pastinya menjadi sesuatu yang menyenangkan, mungkin mungkin bukan semata
notabene mengerti tentang seni, bahkan lebih
karena jumlah rupiah yang kita terima, namun juga rasa puas dan bangga yang ditimbulkan
mengerti seni dibandingkan otograernya,
ketika oto yang kita buat disukai dan di apresiasi oleh orang lain dalam nilai yang terukur, yaitu
sementara pre wedding kliennya kan orang
uang. Pada akhirnya kami menyadari bahwa otogra bisa menjadi pekerjaan yang sangat
biasa, jadi nggak terlalu detail. Maka dari itu
menyenangkan dan menghasilkan. Menyenangkan Menyenangkan karena lebih banyak dilakukan sebagai hobi,
pemotretan otogra komersil lebih kompleks,
dan tidak ada pekerjaan yang lebih menyenangkan jika dilakukan sebagai hobi. Pada akhirnya
wardrobenya saja harus didiskusikan dengan
ketika dilakukan dengan senang hati, bukankah kualitas yang dihasilkan juga akan lebih opti-
team & klien, warnanya, bentuknya, poton-
mal, seiring dengan waktu dan upaya yang dicurahkan untuk mendapatkan hasil terbaik.
pentingnya adalah tahu prosedurnya gimana. Supaya nggak ada yang dirugikan. Contoh lain, banyak sekali otograer pemula yang ingin jadi otograer komersil. Di satu sisi sudah ada kemajuan karena mereka tertarik
0
EDISI I / 2007
“dengan mengetahui peluangnya, kita bisa mendapatkan reerensi oto yang memenuhi standar kualitas pada bidang tersebut, sehingga kita bisa mendalami dengan lebih benar, nggak asal try and error.” EDISI I / 2007
Liputan Utama
Liputan Utama dengan otogra komersi karena kualitas
gannya. Belum lagi property yang mau dipakai, nggak bisa on the spot dipakai. Begitu juga
detail yang lebih baik disamping uang yang
dengan lokasi.” Tambahnya.
dihasilkan bisa dikatakan paling banyak
Mengomentari mengenai peluang menghasilkan uang dari otogra, Ujo berkomentar seharusnya otograer mau lebih membuka wawasan. Yang diperlukan bukan sekedar mengetahui teknik otogra, tapi juga tahu peluang-peluangnya, peluang-peluan gnya, prosedurnya hingga siapa yang membutuhkannya membutuhkannya.. “dengan mengetahui peluangnya, kita bisa mendapatkan reerensi oto yang memenuhi standar kualitas pada bidang tersebut, sehingga kita bisa mendalami dengan lebih benar, nggak asal try and error. Selanjutnya kalau sudah tahu peluangnya, kita bisa mulai memikirkan bagaimana cara membuka jalur ke sana. Misalnya kalau tertarik di jurnalistik ya harus tahu kontaknya bagian redaksi media massa. Lebih baik lagi kalau kenal dengan redakturnya. Jadi sewaktu-waktu mau jual oto udah tahu harus ketemu siapa. Dan yang nggak kalah
dibandingkan otogra lain. Namun sayangnya
Berbicara mengenai making money rom photography memang terlalu kompleks, kami melihat
proses pencarian inormasinya hanya berhenti
peluang yang sangat besar di luar dari beberapa spesialisasi yang sudah ada di atas. Bahwa
di situ. Mereka nggak coba cari tahu seberapa
selain menjadi spesialisasi di bidangnya, otogra bisa menghasilkan uang dari segi bisnis. Mis-
standarnya, kemana harus jual, gimana cara
alnya, kursus otogra. Contoh lain adalah dengan mengadakan hunting dan sesi pemotretan
jualnya, gimana procedurnya. Akhirnya banyak
bersama. Hal ini sudah mulai lebih sering dilakukan pehobi otogra. Proses kerjanya tidak
otograer yang kualitasnya sebenarnya belum
terlalu rumit. Anda tinggal menghubungi agen model untuk mencari model pemotretan tersebut,
sampai tapi karena nggak tahu standarnya,
lalu mencari tempat yang menarik untuk dijadikan lokasi pemotretan dan menarik bayaran dari
akhirnya nggak laku-laku” Ujarnya. “yang ha-
peserta. Mengenai lokasi, sangat terbuka kemungkinan bisa didapatkan harga khusus atau
rus diingat juga adalah beda bidang bisa beda
bahkan gratis dengan sistem sponsor sponsor,, begitu juga dengan lighting equipment yang digunakan
juga standarnya. Contohnya komersil otogra
dalam sesi pemotretan.
yang standarnya menuntut detail lebih sempurna jika dibandingkan dengan pre wed-
Begitu banyak peluang untuk menghasilkan uang dari otogra. Tinggal bagaimana kita mau
ding. Hal ini terjadi karena klien dari otogra
membuka diri dan memperluas wawasan saja. Baik disengaja atau tidak disengaja, menghasil-
komersil adalah perusahaan periklanan yang
kan uang dari otogra pastinya menjadi sesuatu yang menyenangkan, mungkin mungkin bukan semata
notabene mengerti tentang seni, bahkan lebih
karena jumlah rupiah yang kita terima, namun juga rasa puas dan bangga yang ditimbulkan
mengerti seni dibandingkan otograernya,
ketika oto yang kita buat disukai dan di apresiasi oleh orang lain dalam nilai yang terukur, yaitu
sementara pre wedding kliennya kan orang
uang. Pada akhirnya kami menyadari bahwa otogra bisa menjadi pekerjaan yang sangat
biasa, jadi nggak terlalu detail. Maka dari itu
menyenangkan dan menghasilkan. Menyenangkan Menyenangkan karena lebih banyak dilakukan sebagai hobi,
pemotretan otogra komersil lebih kompleks,
dan tidak ada pekerjaan yang lebih menyenangkan jika dilakukan sebagai hobi. Pada akhirnya
wardrobenya saja harus didiskusikan dengan
ketika dilakukan dengan senang hati, bukankah kualitas yang dihasilkan juga akan lebih opti-
team & klien, warnanya, bentuknya, poton-
mal, seiring dengan waktu dan upaya yang dicurahkan untuk mendapatkan hasil terbaik.
pentingnya adalah tahu prosedurnya gimana. Supaya nggak ada yang dirugikan. Contoh lain, banyak sekali otograer pemula yang ingin jadi otograer komersil. Di satu sisi sudah ada kemajuan karena mereka tertarik
0
EDISI I / 2007
“dengan mengetahui peluangnya, kita bisa mendapatkan reerensi oto yang memenuhi standar kualitas pada bidang tersebut, sehingga kita bisa mendalami dengan lebih benar, nggak asal try and error.” EDISI I / 2007
Fashion
Fashion
ashion otograer irvan otodidak arryawan Mungkin belum banyak orang mendengar nama Irvan Arryawan. Fotograer Grup Femina ini memang merasa kurang gaul dengan kalangan otograer. otograer. Ia belum pernah mengikuti klub atau komunitas otogra, ia juga belum akti pada komunitas online otograer di internet. Namun kami yakin setelah mengenalnya lebih baik melalui majalah ini, banyak orang yang akan selalu mengingat namanya. Hal ini karena prestasi yang luar biasa cepat ia capai dengan karya-karya otogra ashion yang mencengangka mencengangkan. n. Seperti banyak otograer terkenal lainnya, lainnya, Irvan juga tidak mengennyam pendidikan pendidikan ormal di bidang otogra. Lulusan Politeknik elektro Universitas Indonesia & ISTN Cikini ini, Irvan sempat merantau ke Jepang, Singapura, Malaysia,
habiskan waktu di sebuah outlet cuci-cetak -cetak
Batam, Bali dan Kalimantan, untuk pekerjaan-
oto di bilangan Kemang, Jakarta. Fotograer
nya sebagai insinyur elektro selama 4 tahun.
yang tidak pernah belajar otogra dari buku
Namun di usia 26 tahun atau delapan tahun
manapun ini mengaku dengan keisengannya
yang lalu ia membeli kamera pertamanya
menghabiskan waktu di outlet cuci-cetak
di Singapura. Mulai saat itu ia mulai tertarik
oto tersebut, ia menemukan banyak wanita
akan otogra. Awalnya bukan karena ke-
yang bisa dijadikan model untuk dipotret. Ia
inginan membuat oto yang baik, tapi karena
pun senang mengawali pekerjaan otogra-
menekan shutter release pada kamera adalah
nya di prewedding & wedding pada tahun
suatu hal yang menakjubkan! Masa-masa
1998-2000. Hingga akhirnya di tahun 2000
awal dasar otogra dijalani dengan meng-
ia bekerja sebagai otograer Femina Group,
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
(c) Feminagroup
Fashion
Fashion
ashion otograer irvan otodidak arryawan Mungkin belum banyak orang mendengar nama Irvan Arryawan. Fotograer Grup Femina ini memang merasa kurang gaul dengan kalangan otograer. otograer. Ia belum pernah mengikuti klub atau komunitas otogra, ia juga belum akti pada komunitas online otograer di internet. Namun kami yakin setelah mengenalnya lebih baik melalui majalah ini, banyak orang yang akan selalu mengingat namanya. Hal ini karena prestasi yang luar biasa cepat ia capai dengan karya-karya otogra ashion yang mencengangka mencengangkan. n. Seperti banyak otograer terkenal lainnya, lainnya, Irvan juga tidak mengennyam pendidikan pendidikan ormal di bidang otogra. Lulusan Politeknik elektro Universitas Indonesia & ISTN Cikini ini, Irvan sempat merantau ke Jepang, Singapura, Malaysia,
habiskan waktu di sebuah outlet cuci-cetak -cetak
Batam, Bali dan Kalimantan, untuk pekerjaan-
oto di bilangan Kemang, Jakarta. Fotograer
nya sebagai insinyur elektro selama 4 tahun.
yang tidak pernah belajar otogra dari buku
Namun di usia 26 tahun atau delapan tahun
manapun ini mengaku dengan keisengannya
yang lalu ia membeli kamera pertamanya
menghabiskan waktu di outlet cuci-cetak
di Singapura. Mulai saat itu ia mulai tertarik
oto tersebut, ia menemukan banyak wanita
akan otogra. Awalnya bukan karena ke-
yang bisa dijadikan model untuk dipotret. Ia
inginan membuat oto yang baik, tapi karena
pun senang mengawali pekerjaan otogra-
menekan shutter release pada kamera adalah
nya di prewedding & wedding pada tahun
suatu hal yang menakjubkan! Masa-masa
1998-2000. Hingga akhirnya di tahun 2000
awal dasar otogra dijalani dengan meng-
ia bekerja sebagai otograer Femina Group,
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
“banyak orang memperlakukan otograer seperti tukang oto... oto...””
Fashion
lampu pun kita harus bisa menghasilkan oto
pun terus menanjak, dan mungkin ini terjadi
sekualitas komersil, lebih lagi toleransi lm
karena memang kemauannya yang keras
slide itu untuk under dan over exposurenya
untuk belajar. Hingga akhirnya pada bulan
adalah 0.5stop” ungkapnya. Perlahan tapi
oktober 2005 otonya untuk sampul maja-
pasti, kemampuan Irvan pun bertambah,
lah MensHealth Indonesia dipilih oleh para
Ia mulai sering memotret tanpa lightmeter
editor International Men’s Health di Emmaus
(karena gara-gara sering lupa), tapi akhirnya
Amerika Serikat dengan julukan ‘out standing
itu menjadikan melatih diri untuk mengenal
original cover’ di antara 42 negara yang men-
lebih dekat lagi kepada peralatan lighting dan
gusung majalah Men’s Health pada periode
kamera yang dengan kerutinan memotret
itu. Ia juga menjadi salah satu nominator
akan membantu membuatnya semakin
Nokia Award 2005 untuk kategori ashion
matang. Setelah semakin dalam pengetahuan
otograer bersama sederet nama-nama
walaupun saat itu ia berhasil diterima di
otogranya, ia pun mulai mempelajari bahasa
otograer ashion yang
emina namun prestasi di bidang otogra,
tubuh model. Hal ini ia dapat karena seringnya
sudah lebih terkenal
dan pengalaman di majalah adalah nol besar,
ia menghadapi model yang “seperti robot”.
seperti Heret Frastio,
karena itu Femina pulalah yang akhirnya ia
“mau di oto tapi sering bengong matanya,
Davy Linggar, Bambang
anggap sebagai sekolah untuk mengasah
disuruh lebih lepas senyumnya, perutnya
Santoso, dan Hari Sub-
kemampuan otogranya setiap hari. Ia
gendut, disuruh tahan perut, tangannya malah
astian. Namun begitu,
bersyukur sempat merasakan era dimana
kaku.” Kenangnya. Kemampuan otogra Irvan
hingga kini pun Irvan
(c) Feminagroup
Femina Group belum menggunakan teknologi
merasa sungkan untuk
digital. “Dulu, di Femina kita harus bisa meng-
menyebut dirinya seb-
hasilkan oto yang baik dalam waktu yang
agai ashion otograer otograer..
relati singkat dengan peralatan seadanya.
Karena menurutnya
Bahkan untuk tugas oto di luar, dengan 1-2
ashion otogra is all
EDISI I / 2007
(c) Feminagroup
(c) Feminagroup
Fashion about trend. Artinya selalu berubah mengikuti trend. Untuk bisa terus berkecimpung dalam dunia ashion otogra Irvan mengaku perlu mengasah lagi pengetahuannya tentang ashion seperti berdiskusi tentang ashion dengan stylist-stylist, ashion designer, make up & hair stylist, dan lain-lain sebagai reerensi ashion untuk pengembangan diri di otogra otogra ashion. Menyandang otograer, Irvan menyayangkan kerancuan orang akan proesi otograer dan tukang oto. “banyak orang memperlakukan otograer seperti tukang oto. Padahal beda. Seperti sopir dan pembalap aja, dua-duanya
EDISI I / 2007
“banyak orang memperlakukan otograer seperti tukang oto... oto...””
Fashion
(c) Feminagroup
lampu pun kita harus bisa menghasilkan oto
pun terus menanjak, dan mungkin ini terjadi
sekualitas komersil, lebih lagi toleransi lm
karena memang kemauannya yang keras
slide itu untuk under dan over exposurenya
untuk belajar. Hingga akhirnya pada bulan
adalah 0.5stop” ungkapnya. Perlahan tapi
oktober 2005 otonya untuk sampul maja-
pasti, kemampuan Irvan pun bertambah,
lah MensHealth Indonesia dipilih oleh para
Ia mulai sering memotret tanpa lightmeter
editor International Men’s Health di Emmaus
(karena gara-gara sering lupa), tapi akhirnya
Amerika Serikat dengan julukan ‘out standing
itu menjadikan melatih diri untuk mengenal
original cover’ di antara 42 negara yang men-
lebih dekat lagi kepada peralatan lighting dan
gusung majalah Men’s Health pada periode
kamera yang dengan kerutinan memotret
itu. Ia juga menjadi salah satu nominator
akan membantu membuatnya semakin
Nokia Award 2005 untuk kategori ashion
matang. Setelah semakin dalam pengetahuan
otograer bersama sederet nama-nama
walaupun saat itu ia berhasil diterima di
otogranya, ia pun mulai mempelajari bahasa
otograer ashion yang
emina namun prestasi di bidang otogra,
tubuh model. Hal ini ia dapat karena seringnya
sudah lebih terkenal
dan pengalaman di majalah adalah nol besar,
ia menghadapi model yang “seperti robot”.
seperti Heret Frastio,
karena itu Femina pulalah yang akhirnya ia
“mau di oto tapi sering bengong matanya,
Davy Linggar, Bambang
anggap sebagai sekolah untuk mengasah
disuruh lebih lepas senyumnya, perutnya
Santoso, dan Hari Sub-
kemampuan otogranya setiap hari. Ia
gendut, disuruh tahan perut, tangannya malah
astian. Namun begitu,
bersyukur sempat merasakan era dimana
kaku.” Kenangnya. Kemampuan otogra Irvan
hingga kini pun Irvan
Femina Group belum menggunakan teknologi
merasa sungkan untuk
digital. “Dulu, di Femina kita harus bisa meng-
menyebut dirinya seb-
hasilkan oto yang baik dalam waktu yang
agai ashion otograer otograer..
relati singkat dengan peralatan seadanya.
Karena menurutnya
Bahkan untuk tugas oto di luar, dengan 1-2
ashion otogra is all
EDISI I / 2007
(c) Feminagroup
Fashion about trend. Artinya selalu berubah mengikuti trend. Untuk bisa terus berkecimpung dalam dunia ashion otogra Irvan mengaku perlu mengasah lagi pengetahuannya tentang ashion seperti berdiskusi tentang ashion dengan stylist-stylist, ashion designer, make up & hair stylist, dan lain-lain sebagai reerensi ashion untuk pengembangan diri di otogra otogra ashion. Menyandang otograer, Irvan menyayangkan kerancuan orang akan proesi otograer dan tukang oto. “banyak orang memperlakukan otograer seperti tukang oto. Padahal beda. Seperti sopir dan pembalap aja, dua-duanya
EDISI I / 2007
Fashion
Fashion yang akan digunakan, lokasi, nuansa, dan
“seperti bermain piano, jemari yang menari dengan nada, atau saat menyetir mobil injak gas dan rem yang spontan saat berkelok, parkir, kita mengerti seberapa besar mobil kita dan sebagainya”
sebagainya sehingga akan menjadi sebuah otogra ashion yang menarik.” Tukasnya. Dalam pemilihan lokasi ia menyarankan untuk
disiapkannya.
melakukan survey, guna mendapatkan spot terbaik dan gambaran otogra yang akan kita
Pada hari pemotretan, ia biasa memulai
buat. Ia pun seringkali susah tidur jika esok
dengan memperhatikan kekurangan dan kele-
harinya ada sesi pemotretan yang penting. Hal
bihan model yang akan dipotret. Lihat bentuk
ini semata-mata karena ia memikirkan dan
wajahnya, mata, hidung, garis rahangnya,
membayangkan treatment lighting yang akan
cari kekuatan dan angle terbaiknya. Jangan langsung jepret aja, karena dengan mempela-
sama-sama pegang setir, injak gas, injak rem dan sebagainya, tapi supir mendapat perintah,
jari karakter si model maka kualitas oto akan
untuk belok kanan, lewat sana, jemput dan antar dan sebagainya, sementara pembalap adalah
lebih optimal. Setelah itu ia akan berdiskusi
team work yang bagus untuk mencapai kemenangan sehingga perlu komunikasi dan support
dengan make up artist mengenai treatment
satu dengan lainnya” tegasnya. Hal ini sering ia temui pada pekerjaannya, menyadari betul
yang ada. Menurutnya, Shadow adalah
bahwa pekerjaan otogra khususnya ashion adalah hasil karya sebuah team. Harus ada komunikasi sebelum pemotretan untuk didiskusikan terlebih dahulu, sehingga otograer mengerti apa-apa yang harus disiapkan saat pemotretan nanti. Sayangnya sering kali dengan kekerasannya terhadap pengakuan proesi sebagai otograer dan bukan tukang oto, menjadikannya berbenturan terhadap pihak-pihak yang berkaitan di dalam teamnya, karena komunikasi yang belum dapat berjalan dengan baik. Di Fashion otogra, Irvan menganggap diskusi sebelum pemotretan itu sebagai salah satu hal yang mutlak. Dari ide yang kemudian menjadi sebuah konsep, pembahasan tretament lighting, pemilihan wardrobe, treatment make up, lokasi, model dan juga untuk melihat reerensi bersama-sama. Mengenai Mengenai model, ia melihat kecenderungan otograer pemula yang sudah mendapatkan model cantik langsung langsung melakukan pemotretan yang akhirnya cenderung cenderung mengandalkan kecantikan model itu semata. “Ada baiknya, si model bisa kita siapkan sejenak untuk memikirkan konsep ashion yang akan kita buat, seperti mulai dari pemilihan pakaian
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
(c) Feminagroup
Fashion
Fashion yang akan digunakan, lokasi, nuansa, dan
“seperti bermain piano, jemari yang menari dengan nada, atau saat menyetir mobil injak gas dan rem yang spontan saat berkelok, parkir, kita mengerti seberapa besar mobil kita dan sebagainya”
sebagainya sehingga akan menjadi sebuah otogra ashion yang menarik.” Tukasnya. Dalam pemilihan lokasi ia menyarankan untuk
disiapkannya.
melakukan survey, guna mendapatkan spot terbaik dan gambaran otogra yang akan kita
Pada hari pemotretan, ia biasa memulai
buat. Ia pun seringkali susah tidur jika esok
dengan memperhatikan kekurangan dan kele-
harinya ada sesi pemotretan yang penting. Hal
bihan model yang akan dipotret. Lihat bentuk
ini semata-mata karena ia memikirkan dan
wajahnya, mata, hidung, garis rahangnya,
membayangkan treatment lighting yang akan
cari kekuatan dan angle terbaiknya. Jangan langsung jepret aja, karena dengan mempela-
sama-sama pegang setir, injak gas, injak rem dan sebagainya, tapi supir mendapat perintah,
jari karakter si model maka kualitas oto akan
untuk belok kanan, lewat sana, jemput dan antar dan sebagainya, sementara pembalap adalah
lebih optimal. Setelah itu ia akan berdiskusi
team work yang bagus untuk mencapai kemenangan sehingga perlu komunikasi dan support
dengan make up artist mengenai treatment
satu dengan lainnya” tegasnya. Hal ini sering ia temui pada pekerjaannya, menyadari betul
yang ada. Menurutnya, Shadow adalah
bahwa pekerjaan otogra khususnya ashion adalah hasil karya sebuah team. Harus ada komunikasi sebelum pemotretan untuk didiskusikan terlebih dahulu, sehingga otograer mengerti apa-apa yang harus disiapkan saat pemotretan nanti. Sayangnya sering kali dengan kekerasannya terhadap pengakuan proesi sebagai otograer dan bukan tukang oto, menjadikannya berbenturan terhadap pihak-pihak yang berkaitan di dalam teamnya, karena komunikasi yang belum dapat berjalan dengan baik. Di Fashion otogra, Irvan menganggap diskusi sebelum pemotretan itu sebagai salah satu hal yang mutlak. Dari ide yang kemudian menjadi sebuah konsep, pembahasan tretament lighting, pemilihan wardrobe, treatment make up, lokasi, model dan juga untuk melihat reerensi bersama-sama. Mengenai Mengenai model, ia melihat kecenderungan otograer pemula yang sudah mendapatkan model cantik langsung langsung melakukan pemotretan yang akhirnya cenderung cenderung mengandalkan kecantikan model itu semata. “Ada baiknya, si model bisa kita siapkan sejenak untuk memikirkan konsep ashion yang akan kita buat, seperti mulai dari pemilihan pakaian
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Fashion
(c) Feminagroup
Fashion
properti yang bisa membantu keindahan oto,
diperhatikan oleh otograer pemula ketika
oleh karena itu perhatikan baik-baik keinda-
melakukan setting lampu adalah perhatikan
hannya saat jatuh di muka terutama batang
jatuhnya titik pusat lampu. “artinya kalau yang
hidung, leher, dan background. Ketika sesi
ditonjolkan muka ya titik pusat dari lampunya
pemotretan berlangsung perhatikan semua
harus jatuh di muka. Jangan malas atau
detail, dari make up, rambut, baju, senyum,
ragu untuk menggeser, naik dan turunkan
lengan & jemari, perut, dan posisi model,
titik lampu untuk mendapat pencahayaan
biarkan dia atau lihat dia merasa nyaman
oto yang kita inginkan.”tegasnya. “Hati-hati, “Hati-hati,
dengan pose seperti itu atau pose yang kita
semakin banyak lampu akan semakin banyak
minta. “semuanya harus diperhatikan karena
yang harus dihitung, dan diperhatikan benar
akan memperkuat konsep ashion otogra
eeknya artinya akan semakin susah jadinya.”
yang kita buat.”. Mengenai pencahayaan,
Sambungnya. Untuk hal ini Irvan mengaku
ia selalu menggunakan lampu secukupnya.
selalu memperhatikan pencahayaan yang ada,
Artinya walaupun terkadang menggunakan 8
mulai dari sudutnya, tingginya, jarak dengan
lampu atau lebih itu dikarenakan kebutuhan
obyek, kekuatan fashnya hingga biasnya.”
saat itu, berdasarkan konsep oto yang telah dibicarakan. Ia menyayangkan otograer-oto-
Masih mengenai lighting ia mengaku tidak
graer pemula yang memaksakan pengpeng-
pernah menghapalkan lighting diagram dan
gunaan lampu banyak dengan tujuan untuk
setting lampu. “Lighting jangan dihaalkan,
terlihat lebih rumit dan lebih hebat semata.
tapi coba dibayangkan, menyatulah dengan
“Yang penting eekti, jangan pakai lampu
alat saat kita bekerja. “seperti bermain piano,
banyak kalau belum mengerti maksud-
jemari yang menari dengan nada, atau saat
nya, apalagi kalau hasilnya ternyata dapat
menyetir mobil injak gas dan rem yang
dilakukan dengan jumlah lampu yang lebih
spontan saat berkelok, parkir, kita mengerti
sedikit, atau jangan sampai ada cahaya yang
seberapa besar mobil kita dan sebagainya”
malah mengganggu hasil oto karena kita
Tukasnya. Ketika sudah bisa menyatu dengan
tidak kontrol, malukan? ” Fotogra itu adalah
peralatan yang ada, Irvan percaya saat itulah
“melukis dengan cahaya” gunakanlah lighting
otograer tersebut sudah melakukan tugas-
sesuai yang kita butuhkan. Hal-hal yang harus
nya dengan baik. Namun untuk mencapai
EDISI I / 2007
(c) Feminagroup
EDISI I / 2007
Fashion
Fashion
properti yang bisa membantu keindahan oto,
diperhatikan oleh otograer pemula ketika
oleh karena itu perhatikan baik-baik keinda-
melakukan setting lampu adalah perhatikan
hannya saat jatuh di muka terutama batang
jatuhnya titik pusat lampu. “artinya kalau yang
hidung, leher, dan background. Ketika sesi
ditonjolkan muka ya titik pusat dari lampunya
pemotretan berlangsung perhatikan semua
harus jatuh di muka. Jangan malas atau
detail, dari make up, rambut, baju, senyum,
ragu untuk menggeser, naik dan turunkan
lengan & jemari, perut, dan posisi model,
titik lampu untuk mendapat pencahayaan
biarkan dia atau lihat dia merasa nyaman
oto yang kita inginkan.”tegasnya. “Hati-hati, “Hati-hati,
dengan pose seperti itu atau pose yang kita
semakin banyak lampu akan semakin banyak
minta. “semuanya harus diperhatikan karena
yang harus dihitung, dan diperhatikan benar
akan memperkuat konsep ashion otogra
eeknya artinya akan semakin susah jadinya.”
yang kita buat.”. Mengenai pencahayaan,
Sambungnya. Untuk hal ini Irvan mengaku
ia selalu menggunakan lampu secukupnya.
selalu memperhatikan pencahayaan yang ada,
Artinya walaupun terkadang menggunakan 8
mulai dari sudutnya, tingginya, jarak dengan
lampu atau lebih itu dikarenakan kebutuhan
obyek, kekuatan fashnya hingga biasnya.”
saat itu, berdasarkan konsep oto yang telah dibicarakan. Ia menyayangkan otograer-oto-
Masih mengenai lighting ia mengaku tidak
graer pemula yang memaksakan pengpeng-
pernah menghapalkan lighting diagram dan
gunaan lampu banyak dengan tujuan untuk
setting lampu. “Lighting jangan dihaalkan,
terlihat lebih rumit dan lebih hebat semata.
tapi coba dibayangkan, menyatulah dengan
“Yang penting eekti, jangan pakai lampu
alat saat kita bekerja. “seperti bermain piano,
banyak kalau belum mengerti maksud-
jemari yang menari dengan nada, atau saat
nya, apalagi kalau hasilnya ternyata dapat
menyetir mobil injak gas dan rem yang
dilakukan dengan jumlah lampu yang lebih
spontan saat berkelok, parkir, kita mengerti
sedikit, atau jangan sampai ada cahaya yang
seberapa besar mobil kita dan sebagainya”
malah mengganggu hasil oto karena kita
Tukasnya. Ketika sudah bisa menyatu dengan
tidak kontrol, malukan? ” Fotogra itu adalah
peralatan yang ada, Irvan percaya saat itulah
“melukis dengan cahaya” gunakanlah lighting
otograer tersebut sudah melakukan tugas-
sesuai yang kita butuhkan. Hal-hal yang harus
nya dengan baik. Namun untuk mencapai
EDISI I / 2007
Fashion
Fashion
“kalau digital imagingnya nggak terduga dan muncul tiba-tiba di akhir pemotretan artinya motretnya belum benar.”
0
EDISI I / 2007
(c) Feminagroup
hal itu itu bukanlah hal yang mudah. “Coba
kan hal-hal yang tidak terkontrol. Digital imag-
sedang belajar, Irvan memperbolehkan meniru
lebih explore lampu deh. Motret mulai dari
ing yang benar menurutnya harus menjadi
oto orang lain dengan tujuan melatih diri
satu lampu, geser sudutnya, tinggi renda-
satu proses yang sudah direncanakan atau
untuk memahami apa dan bagaimana cara
hnya, tiltnya, biasnya, pantulannya, juga coba
diprediksi dari awal pembuatan konsep oto.
membuat oto tersebut, namun untuk tahap
aksesoris yang ada, misalnya payung yang bi-
“kalau digital imagingnya nggak terduga dan
selanjutnya Irvan menekankan pentingnya ori-
asa dibukanya ull, menjadi kuncup.” Ujarnya.
muncul tiba-tiba di akhir pemotretan artinya
sinalitas ide yang akan dieksekusi. Selanjut-
Sudah puas mengeksplorasi dengan satu
motretnya belum benar.” Tegasnya. Karena
nya Irvan juga menekankan pentingnya untuk
lampu, coba dengan dua lampu dan kombi-
digital imaging baginya hanya menjadi proses
menyatukan team. “Team harus menyatu”
nasikan semua kemungkinan yang ada, dan
yang membantu menguatkan konsep oto,
tegasnya. Artinya team yang ada meliputi
begitu seterusnya. Ia pun menganut prinsip
bukan untuk merubah oto. Ia beranggapan
otograer, stylist, art director (kalo ada), make
untuk tidak mengulang sesuatu yang pernah
bahkan dengan adanya teknologi digital dan
up & hair stylist, artist/model, harus bisa
dilakukan secara terus menerus sehingga
kemampuan digital imaging seharusnya oto
bekerja sama dan mengerti betul dengan
memberikan ruang untuk pencarian baru.
jadi lebih bagus. Karena segala halnya jadi
apa yang akan dibuat. Ia juga menekankan
“Coba deh revew hasil oto kita setiap tiga
lebih mudah. Tapi disayangkan kalau kita jus-
pentingnya detail. Ia menyarankan setiap
hingga enam bulan kemudian, saat itu kita
tru menggunakan digital imaging yang tidak
otograer yang ingin menghasilkan oto yang
bisa menyadari sendiri sudah sampai dimana
terencana dan terkesan berlebihan sehingga
bagus harus total memperhatikan otonya
kemampuan dan pengetahuan otogra kita”
banyak kerancuan. Seperti treatment light-
tersebut. “Diniatin “Diniatin lah, buat konsep yang baik
Begitu caranya mengevaluasi dirinya.
ingnya tidak direncanakan kemudian diolah
dan diyakini mampu untuk dibuat, pelajari
proses digital imaging, sehingga terlihat aneh,
trik-trik apa yang akan dilakukan, cari orang-
Mengenai pasca produksi, Irvan beranggapan
atau dipaksakan.
orang pendukung, seperti model, stylist, make
kehadiran teknologi
Ditanya mengenai tips untuk menghasil-
up & hair stylist, lokasi, property, dan lain
digital dan digital imag-
kan karya oto ashion yang dahsyat, Irvan
sebagainya.” Ujarnya..
ing jangan membuat
menjawab bahwa ide untuk menjadi sebuah
otograer menjadi
konsep adalah awal dari sebuah oto yang
Pada akhir pembicaraan kami, ia juga
kurang mendalami
dahsyat. Dengan ide yang unik dan menarik
mengajak para pecinta otogra untuk mulai
pakem dasar otogra.
seorang otograer bisa tetap exist di dunia
memotret dengan apapun yang dipunyai.
Seharusnya digital
otogra. Tapi yang juga harus dipastikan ide
“lo punya kamera apapun, lighting apapun,
imaging hanya menjadi
tersebut bisa diterima oleh penikmat otogra.
motret aja.” Tutupnya.
asilitas untuk merapi-
Ide yang ada harus orisinil. Fotograer yang
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007 (c) Feminagroup
Fashion
Fashion
“kalau digital imagingnya nggak terduga dan muncul tiba-tiba di akhir pemotretan artinya motretnya belum benar.”
0
hal itu itu bukanlah hal yang mudah. “Coba
kan hal-hal yang tidak terkontrol. Digital imag-
sedang belajar, Irvan memperbolehkan meniru
lebih explore lampu deh. Motret mulai dari
ing yang benar menurutnya harus menjadi
oto orang lain dengan tujuan melatih diri
satu lampu, geser sudutnya, tinggi renda-
satu proses yang sudah direncanakan atau
untuk memahami apa dan bagaimana cara
hnya, tiltnya, biasnya, pantulannya, juga coba
diprediksi dari awal pembuatan konsep oto.
membuat oto tersebut, namun untuk tahap
aksesoris yang ada, misalnya payung yang bi-
“kalau digital imagingnya nggak terduga dan
selanjutnya Irvan menekankan pentingnya ori-
asa dibukanya ull, menjadi kuncup.” Ujarnya.
muncul tiba-tiba di akhir pemotretan artinya
sinalitas ide yang akan dieksekusi. Selanjut-
Sudah puas mengeksplorasi dengan satu
motretnya belum benar.” Tegasnya. Karena
nya Irvan juga menekankan pentingnya untuk
lampu, coba dengan dua lampu dan kombi-
digital imaging baginya hanya menjadi proses
menyatukan team. “Team harus menyatu”
nasikan semua kemungkinan yang ada, dan
yang membantu menguatkan konsep oto,
tegasnya. Artinya team yang ada meliputi
begitu seterusnya. Ia pun menganut prinsip
bukan untuk merubah oto. Ia beranggapan
otograer, stylist, art director (kalo ada), make
untuk tidak mengulang sesuatu yang pernah
bahkan dengan adanya teknologi digital dan
up & hair stylist, artist/model, harus bisa
dilakukan secara terus menerus sehingga
kemampuan digital imaging seharusnya oto
bekerja sama dan mengerti betul dengan
memberikan ruang untuk pencarian baru.
jadi lebih bagus. Karena segala halnya jadi
apa yang akan dibuat. Ia juga menekankan
“Coba deh revew hasil oto kita setiap tiga
lebih mudah. Tapi disayangkan kalau kita jus-
pentingnya detail. Ia menyarankan setiap
hingga enam bulan kemudian, saat itu kita
tru menggunakan digital imaging yang tidak
otograer yang ingin menghasilkan oto yang
bisa menyadari sendiri sudah sampai dimana
terencana dan terkesan berlebihan sehingga
bagus harus total memperhatikan otonya
kemampuan dan pengetahuan otogra kita”
banyak kerancuan. Seperti treatment light-
tersebut. “Diniatin “Diniatin lah, buat konsep yang baik
Begitu caranya mengevaluasi dirinya.
ingnya tidak direncanakan kemudian diolah
dan diyakini mampu untuk dibuat, pelajari
proses digital imaging, sehingga terlihat aneh,
trik-trik apa yang akan dilakukan, cari orang-
atau dipaksakan.
orang pendukung, seperti model, stylist, make
kehadiran teknologi
Ditanya mengenai tips untuk menghasil-
up & hair stylist, lokasi, property, dan lain
digital dan digital imag-
kan karya oto ashion yang dahsyat, Irvan
sebagainya.” Ujarnya..
ing jangan membuat
menjawab bahwa ide untuk menjadi sebuah
otograer menjadi
konsep adalah awal dari sebuah oto yang
Pada akhir pembicaraan kami, ia juga
kurang mendalami
dahsyat. Dengan ide yang unik dan menarik
mengajak para pecinta otogra untuk mulai
pakem dasar otogra.
seorang otograer bisa tetap exist di dunia
memotret dengan apapun yang dipunyai.
Seharusnya digital
otogra. Tapi yang juga harus dipastikan ide
“lo punya kamera apapun, lighting apapun,
imaging hanya menjadi
tersebut bisa diterima oleh penikmat otogra.
motret aja.” Tutupnya.
asilitas untuk merapi-
Ide yang ada harus orisinil. Fotograer yang
Mengenai pasca produksi, Irvan beranggapan
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
(c) Feminagroup
Ino Product
www.creativetrees.com www.creativetrees.com vetrees.com merupakan sebuah website yang menampilkan serta mempublikasika mempublikasikann portolio para proesional yang bekerja di industri kreati sehingga calon klien dapat melakukan kontak secara langsung. Creativetrees.com Creativetrees.co m hadir guna membantu mereka yang membutuhkan jasa kreati dengan cara mencari, memilih dan berkomunikasi dengan pekerja kreati. Untuk itu creativetrees. com secara akti memperkenalka memperkenalkann anggotaanggotanya tidak hanya melalui website tetapi juga melalui jalur promosi lainnya.
Phase One P+ Series Phase One digital back P+ diperkaya dengan beberapa tur baru seperti: eature Opticolor+ untuk akurasi warna yang sangat tinggi. Fitur ini menjaga detail warna bahkan pada bagian gelap sekalipun serta mengoptimalkan skin tones. Fitur lainnya adalah Dynamic+technology yang berungsi untuk meminimalisir noise pada ISO berapapun. Selain itu, Anda bisa memotret hingga 70 rame per menit dalam ormat RAW (P21+). Fitur lain yang juga tidak kalah menarik adalah Xpose+ yang memungkinkan anda memotret dalam exposure hingga 1 jam. Fasilitas ini memberikan kebebasan dalam menciptakan oto dengan teknik yang extreme seperti light painting.
www.phaseone.com / www.primaimaging.com
EDISI I / 2007
Ino Product
www.creativetrees.com www.creativetrees.com vetrees.com merupakan sebuah website yang menampilkan serta mempublikasika mempublikasikann portolio para proesional yang bekerja di industri kreati sehingga calon klien dapat melakukan kontak secara langsung. Creativetrees.com Creativetrees.co m hadir guna membantu mereka yang membutuhkan jasa kreati dengan cara mencari, memilih dan berkomunikasi dengan pekerja kreati. Untuk itu creativetrees. com secara akti memperkenalka memperkenalkann anggotaanggotanya tidak hanya melalui website tetapi juga melalui jalur promosi lainnya.
Phase One P+ Series Phase One digital back P+ diperkaya dengan beberapa tur baru seperti: eature Opticolor+ untuk akurasi warna yang sangat tinggi. Fitur ini menjaga detail warna bahkan pada bagian gelap sekalipun serta mengoptimalkan skin tones. Fitur lainnya adalah Dynamic+technology yang berungsi untuk meminimalisir noise pada ISO berapapun. Selain itu, Anda bisa memotret hingga 70 rame per menit dalam ormat RAW (P21+). Fitur lain yang juga tidak kalah menarik adalah Xpose+ yang memungkinkan anda memotret dalam exposure hingga 1 jam. Fasilitas ini memberikan kebebasan dalam menciptakan oto dengan teknik yang extreme seperti light painting.
www.phaseone.com / www.primaimaging.com
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
Fotograf jurnalistik = otograf pintar Berguru pada Arbain Rambey Setiap orang yang pernah menekuni otogra jurnalistik pasti mengenal nama Arbain Rambey. Entah karena relati minimnya popularitas yang dimiliki seorang otograer jurnalistik dibandingkan otograer ashion & commercial atau memang tidak begitu banyaknya otograer jurnalistik yang populer di kalangan dunia otogra, nama Arbain Rambey seakan-akan semakin menju-
lagi sampai 2005. Sekarang pengganti saya dan akhirnya saya masuk Kompas. Walaupun Walaupun awal saya kerja di kompas bukan sebagai
kami mendapat kehormatan untuk boleh berkenalan dan menimba ilmu dari praktisi otogra
Ceritakan tentang perjalanan karir Anda di Kompas. Tahun 1990 sampai 1996 saya jadi reporter
jurnalistik ini. Berikut cuplikan pembicaraan kami.
olahraga, tapi sebagai reporter saya selalu motret sendiri, saya nggak pernah bawa teman-teman saya, kok jelek-jelek semua
otograer biasa di sini.
otograer tapi reporter reporter..
lang sendirian bersama karya-karyanya yang semakin matang dan segar ketika mulai dipadukan dengan pakem-pakem otogra di luar jurnalistik. Dua minggu sebelum terbitnya edisi ini,
anak muda, saya tinggal menikmati hidup jadi
otograer.
Sebelum jadi reporter jurnalistik Anda pernah jadi reporter olahraga, apakah itu hal yang menguntungkan? Menurut saya otograer jurnalistik kalau belum pernah jadi otograer olahraga kemampuannya masih saya ragukan. Kalau sudah
Bagaimana awal ketertarikan Anda pada dunia otograf?
otonya. Akhirnya saya bawa kameranya
Saya mulai kenal otogra tahun 1974,
biarpun jadi nggak menikmati perjalanannya
mulainya dengan cuci cetak. Kebetulan di
tapi saya puas oto-otonya bagus.
SMP saya ada ekstrakurikuler kamar gelap,
Tahunn 1978 saya beli kamera pertama saya. Tahu
jadi sekalian saya ikut. Jadi saya belum bisa
Tapi waktu kuliah di ITB saya jarang motret
motret saya sudah bisa cuci cetak. Tapi den-
lagi karena nggak mampu beli kamera yang
gan mengerti tentang cuci cetak, saya lebih
lebih bagus.
mengerti teknik pencahayaan yang benar benar,,
Tahunn 1988 saya lulus dan kerja di Irian dan Tahu
diaragma hingga speed.
saya bisa beli kamera lagi. Dan di situ saya
Fotograer olahraga tingkat kesulitannya dimana saja sih?
Tahu 1977 waktu saya naik gunung bersama
ketemu Manuel Kasiepo dan di bilang “kalau
Reaksi. Dulu saya motret olahraga waktu ja-
teman-teman, saya nggak puas sama otonya
kamu hobi motret jadi wartawan aja sekalian”,
mannya manual ocus, belum ada auto ocus,
EDISI I / 2007
dan saya potret semua obyek di perjalanan,
Tahun 1996 saya langsung jadi redaktur oto, mungkin karena kaderisasi di bagian otogra waktu itu kurang. Waktu itu Kartono Ryadi, redaktur Kompas saat itu jadi redaktur sudah lama sekali. Belasan asan tahun jadi redaktur nggak diganti-ganti. Akhirnya saya mengganti-
melewati olahraga dan metropolitan baru bisa dibilang matang. Olahraga itu menuntut skill, reaksi dan jalan berpikir yang cepat, sedangkan metropolitan itu mengasah kepekaan, kalau dia lihat momen dia harus bisa pilah ini kepentingan orang apa bukan.
kannya sampai tahun 2000. Tahun 2000 saya pindah ke Medan jadi kepala biro Medan, 2003 pulang lagi ke Jakarta jadi redaktur
EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
Fotograf jurnalistik = otograf pintar Berguru pada Arbain Rambey Setiap orang yang pernah menekuni otogra jurnalistik pasti mengenal nama Arbain Rambey. Entah karena relati minimnya popularitas yang dimiliki seorang otograer jurnalistik dibandingkan otograer ashion & commercial atau memang tidak begitu banyaknya otograer jurnalistik yang populer di kalangan dunia otogra, nama Arbain Rambey seakan-akan semakin menju-
lagi sampai 2005. Sekarang pengganti saya dan akhirnya saya masuk Kompas. Walaupun Walaupun awal saya kerja di kompas bukan sebagai
kami mendapat kehormatan untuk boleh berkenalan dan menimba ilmu dari praktisi otogra
Ceritakan tentang perjalanan karir Anda di Kompas. Tahun 1990 sampai 1996 saya jadi reporter
jurnalistik ini. Berikut cuplikan pembicaraan kami.
olahraga, tapi sebagai reporter saya selalu motret sendiri, saya nggak pernah bawa teman-teman saya, kok jelek-jelek semua
otograer biasa di sini.
otograer tapi reporter reporter..
lang sendirian bersama karya-karyanya yang semakin matang dan segar ketika mulai dipadukan dengan pakem-pakem otogra di luar jurnalistik. Dua minggu sebelum terbitnya edisi ini,
anak muda, saya tinggal menikmati hidup jadi
otograer.
Sebelum jadi reporter jurnalistik Anda pernah jadi reporter olahraga, apakah itu hal yang menguntungkan? Menurut saya otograer jurnalistik kalau belum pernah jadi otograer olahraga kemampuannya masih saya ragukan. Kalau sudah
Bagaimana awal ketertarikan Anda pada dunia otograf?
otonya. Akhirnya saya bawa kameranya
Saya mulai kenal otogra tahun 1974,
biarpun jadi nggak menikmati perjalanannya
mulainya dengan cuci cetak. Kebetulan di
tapi saya puas oto-otonya bagus.
SMP saya ada ekstrakurikuler kamar gelap,
Tahunn 1978 saya beli kamera pertama saya. Tahu
jadi sekalian saya ikut. Jadi saya belum bisa
Tapi waktu kuliah di ITB saya jarang motret
motret saya sudah bisa cuci cetak. Tapi den-
lagi karena nggak mampu beli kamera yang
gan mengerti tentang cuci cetak, saya lebih
lebih bagus.
mengerti teknik pencahayaan yang benar benar,,
Tahunn 1988 saya lulus dan kerja di Irian dan Tahu
diaragma hingga speed.
saya bisa beli kamera lagi. Dan di situ saya
Fotograer olahraga tingkat kesulitannya dimana saja sih?
Tahu 1977 waktu saya naik gunung bersama
ketemu Manuel Kasiepo dan di bilang “kalau
Reaksi. Dulu saya motret olahraga waktu ja-
teman-teman, saya nggak puas sama otonya
kamu hobi motret jadi wartawan aja sekalian”,
mannya manual ocus, belum ada auto ocus,
dan saya potret semua obyek di perjalanan,
Tahun 1996 saya langsung jadi redaktur oto, mungkin karena kaderisasi di bagian otogra waktu itu kurang. Waktu itu Kartono Ryadi, redaktur Kompas saat itu jadi redaktur sudah lama sekali. Belasan asan tahun jadi redaktur nggak diganti-ganti. Akhirnya saya mengganti-
melewati olahraga dan metropolitan baru bisa dibilang matang. Olahraga itu menuntut skill, reaksi dan jalan berpikir yang cepat, sedangkan metropolitan itu mengasah kepekaan, kalau dia lihat momen dia harus bisa pilah ini kepentingan orang apa bukan.
kannya sampai tahun 2000. Tahun 2000 saya pindah ke Medan jadi kepala biro Medan, 2003 pulang lagi ke Jakarta jadi redaktur
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Jurnalistik belum digital pula, kalau motret sepakbola itu susahnya bukan main, belum lagi peralatannya berat-berat. Dan oto olahraga itu adalah oto intuisi, waktu kita jepret kita nggak tau
saya beli poket yang murah, saya taruh dimana-mana, di bagasi vespa ada, di bawah jok mobil istri saya ada, di mana-mana ada.
jadinya kayak apa. Misalnya kalau kita udah siap-siap motret ngi-
stadion kita lampunya itu belang-belang ada
kutin bola, eeling kita
daylight ada tungsten, jadi yang penting asal
Bush sebelum datang di halim, sebelum
mengatakan ada yang
terang aja. Sementara kalau kita motret di
mendarat sudah dipasang karpet merah dan
intercept bola maka kita
olimpiade, baru masuk stadion aja sudah ada
tangganya, dan ajudannya sudah ukur dan
jepret aja, tau-taunya
keterangan yang ditempel, harus pake ISO
kasih pengarahan ke wartawan “nanti kalau
yang intercept cuma
berapa, bukaan berapa, speed berapa, jadi
Bush di sini ISOnya sekian bukaannya sekian”
kelihatan punggungnya,
kita tinggal ikutin aja. Jadi White balance-
jadi diperhatikan banget. Bahkan kalau ada
kan nggak bagus juga.
nya sudah benar. Belum lagi motret tinju, di
lampu yang mengganggu ya disuruh matiin
Indonesia saya pernah harus set ISO di 3200
takut malah jadi fare.
Ceritakan pengalaman Anda selama memotret olahraga di Indonesia dibandingkan di luar negeri.
jakarta, waktu itu ada putri luar negeri yang
itu belum ada di Indonesia, makanya makanya baru
datang, tapi otonya yang dikeluarkan itu
SBY yang punya otograer pribadi khusus,
justru oto bersama manager-manager manager-manager hotel,
yang sebelum-sebelumnya nggak. Contoh
who cares? Siapa peduli oto managernya? Lain halnya dengan waktu ada orang penting
Motret olahraga itu harus tau aturannya, mis-
acara pergantian Pangdam pada waktu saya
juga datang ke Jakarta, salah satu pengge-
alnya kalau di Indonesia motret di belakang
masih akti tahun 90-an, posisi wartawan itu
marnya cacat. oto yang dikeluarkan adalah
gawang masih boleh padahal di luar negeri
menghadap matahari, gimana mau bagus
otonya lagi pelukan dengan penggemarnya
hanya boleh di sisi panjang (samping.red).
otonya, backlight semua kan, siluet semua.
yang cacat itu. Itu jauh lebih baik.
Contoh lain, kalau di Indonesia sambil motret
Jadi di Indonesia itu nggak pernah dipikirin
kita minta tanda tangannya pemain itu boleh,
bahwa oto itu sebagai sarana publikasi yang
tapi kalau di luar negeri nggak boleh.
baik dan benar.
haman kita terhadap otogra masih jelek. Di
EDISI I / 2007
Pengalaman lain, waktu itu di sebuah hotel di
luar negeri ISO 400 aja dapet. Nah kesaradan
lainnya waktu acara Kodam Jaya, kalau ada
Waktu Sea Game 1998 terlihat bahwa pema-
untuk dapat gambar yang bagus, padahal di
Dengan kondisi seperti itu, bisa nggak dikatakan bahwa otograer Indonesia tantangannya lebih besar dan tuntutan penguasaan
EDISI I / 2007
Jurnalistik belum digital pula, kalau motret sepakbola itu susahnya bukan main, belum lagi peralatannya berat-berat. Dan oto olahraga itu adalah oto intuisi, waktu kita jepret kita nggak tau
saya beli poket yang murah, saya taruh dimana-mana, di bagasi vespa ada, di bawah jok mobil istri saya ada, di mana-mana ada.
jadinya kayak apa. Misalnya kalau kita udah siap-siap motret ngi-
stadion kita lampunya itu belang-belang ada
kutin bola, eeling kita
daylight ada tungsten, jadi yang penting asal
Bush sebelum datang di halim, sebelum
mengatakan ada yang
terang aja. Sementara kalau kita motret di
mendarat sudah dipasang karpet merah dan
intercept bola maka kita
olimpiade, baru masuk stadion aja sudah ada
tangganya, dan ajudannya sudah ukur dan
jepret aja, tau-taunya
keterangan yang ditempel, harus pake ISO
kasih pengarahan ke wartawan “nanti kalau
yang intercept cuma
berapa, bukaan berapa, speed berapa, jadi
Bush di sini ISOnya sekian bukaannya sekian”
kelihatan punggungnya,
kita tinggal ikutin aja. Jadi White balance-
jadi diperhatikan banget. Bahkan kalau ada
kan nggak bagus juga.
nya sudah benar. Belum lagi motret tinju, di
lampu yang mengganggu ya disuruh matiin
Indonesia saya pernah harus set ISO di 3200
takut malah jadi fare.
Ceritakan pengalaman Anda selama memotret olahraga di Indonesia dibandingkan di luar negeri.
untuk dapat gambar yang bagus, padahal di
Pengalaman lain, waktu itu di sebuah hotel di
luar negeri ISO 400 aja dapet. Nah kesaradan
jakarta, waktu itu ada putri luar negeri yang
itu belum ada di Indonesia, makanya makanya baru
datang, tapi otonya yang dikeluarkan itu
SBY yang punya otograer pribadi khusus,
justru oto bersama manager-manager manager-manager hotel,
yang sebelum-sebelumnya nggak. Contoh
who cares? Siapa peduli oto managernya?
lainnya waktu acara Kodam Jaya, kalau ada
Lain halnya dengan waktu ada orang penting
Motret olahraga itu harus tau aturannya, mis-
acara pergantian Pangdam pada waktu saya
juga datang ke Jakarta, salah satu pengge-
alnya kalau di Indonesia motret di belakang
masih akti tahun 90-an, posisi wartawan itu
marnya cacat. oto yang dikeluarkan adalah
gawang masih boleh padahal di luar negeri
menghadap matahari, gimana mau bagus
otonya lagi pelukan dengan penggemarnya
hanya boleh di sisi panjang (samping.red).
otonya, backlight semua kan, siluet semua.
yang cacat itu. Itu jauh lebih baik.
Contoh lain, kalau di Indonesia sambil motret
Jadi di Indonesia itu nggak pernah dipikirin
kita minta tanda tangannya pemain itu boleh,
bahwa oto itu sebagai sarana publikasi yang
tapi kalau di luar negeri nggak boleh.
baik dan benar.
Waktu Sea Game 1998 terlihat bahwa pemahaman kita terhadap otogra masih jelek. Di
EDISI I / 2007
Dengan kondisi seperti itu, bisa nggak dikatakan bahwa otograer Indonesia tantangannya lebih besar dan tuntutan penguasaan
EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
tekniknya lebih tinggi? Artinya tinggi? Artinya kualitas otograer Indonesia nggak kalah dong?
saya harus memilih oto untuk orang yang mewakili orang yang tidak ada di situ untuk
Bagaimana pendapat Anda mengenai pendidikan otograf jurnalistik?
Jelas, Indonesia sebenarnya mampu tapi di
bisa membayangkan apa yang ada di situ.
Fotogra jurnalistik itu adalah oto yang mem-
luar negeri kurang dikenal.
Jadi intinya di jurnalistik itu harus ada pemilih
bumi dan bisa merubah dunia. Tapi sayangnya
Dua minggu lalu Suprinya Reuters masuk
oto dan eksekutor oto, bagusnya dipisah.
di Indonesia baru ada Antara. Dan memang
dalam the best oto 2006 di majalah times,
Sehingga kalau saya harus memilih oto
lulusan Antara bagus-bagus, karena memang
oto merapi yang nyala itu.
situ, hingga akhirnya tahun 1996 saya
saya tidak terpengaruh oleh endapan suara
diajarkan oleh orang-orang yang menguasai
diangkat jadi redaktur oto mungkin karena
teriakan orang, suara ambulan yang pasti
jurnalistik dan cinta jurnalistik. Sedangkan
Bagaimana perjalanan karir Anda menjadi redaktur di KOMPAS ?
saya memotret dengan senang hati bukan
teringat kalau saya ikut motret bom kuningan
kampus-kampuss yang ada itu banyak dosenkampus-kampu
kewajiban, jadi kalau nggak ada otograer
itu. Jadi subyektitasnya nggak boleh muncul.
nya mengajar semata berdasar buku. Pernah
Saya terlalu senang memotret, sehingga se-
yang bisa berangkat saya dengan senang hati
lalu membawa kamera. Seperti pada saat Sea
menggantikan.
tidak ada di tempat kejadian, jadi saya harus
Berarti Anda kemana-mana bawa kamera dong?
saya “mas pemilihan oto halaman 1 tuh
Fotograf jurnalistik itu apa penger penger-tiannya mas?
Waktu belum ada digital saya beli poket yang
kamu ngajarin gimana?” di jawab “di table.
murah, saya taruh dimana-mana, di bagasi
Kekuatan aktualitasnya berapa, teknik berapa,
Jurnalistik adalah kita menterjemahka menterjemahkann
vespa ada, di bawah jok mobil istri saya ada,
estetiknya berapa?” Gila! Nggak mungkin
realistis ke dalam media dua dimensi dan
di mana-mana ada. Sampai istri dan mertua
sekali, pasti guru kamu nggak pernah kerja
bisa dimengerti orang yang tidak ada di situ.
saya suka kesal dan bilang “sekali-kali kamu
di Koran. Karena kadang Koran deadline
Maka dari itu waktu itu Kartono juga pernah
nggak usah bawa kamera kenapa sih?”
jam 1 bahkan setengah satu pun kita belum
Games Manila 1991. Waktu itu otograernya sakit mendadak, akhirnya saya yang dikirim. Nah, setelah motret olahraga saya motret metropolitan dan saya merasa terlatih di
EDISI I / 2007
ada seorang mahasiswa yang nanya sama gimana rumusnya?” saya Tanya balik, “guru
ngomong sama saya “kalau kamu jadi redak-
tahu otonya apa. Jadi kalo di table, dia tau
tur lebih baik kamu jangan motret, jadi kamu
nggak sih satu hari oto yang masuk berapa?
berdiri di posisi orang yang tidak di tempat.”
3000 sampai 4000 oto, mau ditabel satu-
Seperti pada waktu bom kuningan, semua
satu kapan selesainya? Foto itu sendiri juga
otograer saya suruh berangkat, saya malah
masuknya tiap detik tambah terus loh. Itu dia,
nggak pergi, supaya waktu saya milih oto
kebanyakan pengajar di kampus itu bukan
saya tidak terpengaruh oleh suasana seperti
pekerja jurnalistik, dia belajar dari teori doang
bau bomnya, bau mayatnya yang akan saya
yang sudah basi dan sudah kuno. Nggak
rasakan kalau saya ada di situ. Masalahnya
realistis. Maka dari itu tahun 1998 saya sama
EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
tekniknya lebih tinggi? Artinya tinggi? Artinya kualitas otograer Indonesia nggak kalah dong?
saya harus memilih oto untuk orang yang mewakili orang yang tidak ada di situ untuk
Bagaimana pendapat Anda mengenai pendidikan otograf jurnalistik?
Jelas, Indonesia sebenarnya mampu tapi di
bisa membayangkan apa yang ada di situ.
Fotogra jurnalistik itu adalah oto yang mem-
luar negeri kurang dikenal.
Jadi intinya di jurnalistik itu harus ada pemilih
bumi dan bisa merubah dunia. Tapi sayangnya
Dua minggu lalu Suprinya Reuters masuk
oto dan eksekutor oto, bagusnya dipisah.
di Indonesia baru ada Antara. Dan memang
dalam the best oto 2006 di majalah times,
Sehingga kalau saya harus memilih oto
lulusan Antara bagus-bagus, karena memang
oto merapi yang nyala itu.
situ, hingga akhirnya tahun 1996 saya
saya tidak terpengaruh oleh endapan suara
diajarkan oleh orang-orang yang menguasai
tidak ada di tempat kejadian, jadi saya harus
diangkat jadi redaktur oto mungkin karena
teriakan orang, suara ambulan yang pasti
jurnalistik dan cinta jurnalistik. Sedangkan
Bagaimana perjalanan karir Anda menjadi redaktur di KOMPAS ?
saya memotret dengan senang hati bukan
teringat kalau saya ikut motret bom kuningan
kampus-kampuss yang ada itu banyak dosenkampus-kampu
kewajiban, jadi kalau nggak ada otograer
itu. Jadi subyektitasnya nggak boleh muncul.
nya mengajar semata berdasar buku. Pernah
Saya terlalu senang memotret, sehingga se-
yang bisa berangkat saya dengan senang hati
lalu membawa kamera. Seperti pada saat Sea
menggantikan.
ada seorang mahasiswa yang nanya sama
Berarti Anda kemana-mana bawa kamera dong?
saya “mas pemilihan oto halaman 1 tuh
Waktu belum ada digital saya beli poket yang
kamu ngajarin gimana?” di jawab “di table.
Nah, setelah motret olahraga saya motret
Fotograf jurnalistik itu apa penger penger-tiannya mas?
murah, saya taruh dimana-mana, di bagasi
Kekuatan aktualitasnya berapa, teknik berapa,
metropolitan dan saya merasa terlatih di
Jurnalistik adalah kita menterjemahka menterjemahkann
vespa ada, di bawah jok mobil istri saya ada,
estetiknya berapa?” Gila! Nggak mungkin
realistis ke dalam media dua dimensi dan
di mana-mana ada. Sampai istri dan mertua
sekali, pasti guru kamu nggak pernah kerja
bisa dimengerti orang yang tidak ada di situ.
saya suka kesal dan bilang “sekali-kali kamu
di Koran. Karena kadang Koran deadline
Maka dari itu waktu itu Kartono juga pernah
nggak usah bawa kamera kenapa sih?”
jam 1 bahkan setengah satu pun kita belum
Games Manila 1991. Waktu itu otograernya sakit mendadak, akhirnya saya yang dikirim.
gimana rumusnya?” saya Tanya balik, “guru
ngomong sama saya “kalau kamu jadi redak-
tahu otonya apa. Jadi kalo di table, dia tau
tur lebih baik kamu jangan motret, jadi kamu
nggak sih satu hari oto yang masuk berapa?
berdiri di posisi orang yang tidak di tempat.”
3000 sampai 4000 oto, mau ditabel satu-
Seperti pada waktu bom kuningan, semua
satu kapan selesainya? Foto itu sendiri juga
otograer saya suruh berangkat, saya malah
masuknya tiap detik tambah terus loh. Itu dia,
nggak pergi, supaya waktu saya milih oto
kebanyakan pengajar di kampus itu bukan
saya tidak terpengaruh oleh suasana seperti
pekerja jurnalistik, dia belajar dari teori doang
bau bomnya, bau mayatnya yang akan saya
yang sudah basi dan sudah kuno. Nggak
rasakan kalau saya ada di situ. Masalahnya
realistis. Maka dari itu tahun 1998 saya sama
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
Oscar (Oscar Motuloh. Red) dan teman-teman Pewarta Foto Indonesia kepingin bikin kurikulum
tinggal kasih denisinya ke oce boy dan
pendidikan jurnalistik yang baku. Namun tidak kunjung kesampaian.
saya suruh pilih oto untuk halaman satu aja. Maka dari itu masalah bagus atau enggak ya
Jadi untuk menjadi redaktur oto yang baik sehingga bisa memilih oto untuk halaman pertama itu gimana? Butuh talenta. Orang kalau nggak ada bakat kalau dilatih kayak apapun nggak nangkep. Maka dari itu yang kerja di kompas kebanyakan bukan lulusan jurnalistik, tapi karena tertarik ke jurnalistik saja. Dan orang kalo kepikir mau masuk ke jurnalistik jangan kepikir mau kaya, tapi harus berdasarkan kecintaan.
bagus itu bisa dirasakan tapi tidak bisa didefniskan. Kalau bisa didefnisikan suatu saat saya sakit saya tinggal kasih defnisinya ke ofce boy dan saya suruh pilih oto untuk halaman satu aja. 0
EDISI I / 2007
serahkan saja ke redaktur.
Apa saja yang harus diingat untuk menghasilkan oto jurnalistik yang bagus? Foto jurnalistik bisa mudah sekali jadi bagus kalau “panggung”nya besar. Misalnya tsu-
nggak perlu dan nggak mungkin diceritakan
nami. Liat orang angkat mayat di tumpukan
ke pembaca. Misalnya kalau kita motret demo
Jadi tips pemilihan halaman pertama itu apa mas?
mayat lain juga sudah pasti bagus, tapi kalau
terus ada gas air mata akhirnya oto kita jelek
“panggung”nya kecil kan jadi lebih susah,
terus kita menambahkan keterangan “maa
Pertama carilah oto yang menceritakan atau
misalnya oto gusuran. Selain itu otograer
oto saya jelek karena saya menghirup gas
memperkaya headline. Kalau nggak ada,
jurnalistik juga harus bisa nempatin diri. Mis-
air mata.” Kan nggak mungkin. Orang nggak
carilah oto terkuat yang ada. Nah denisi
alnya motret mahasiswa demo. Kan kadang
mau tau gimana susahnya kita, yang penting
terkuat itu susah dicari. Seperti pertanyaan
mahasiswanya brutal, nah brimob juga nggak
oto lo jelek.
mahasiswa saya, “pak oto yang bagus itu
mau konyol, karena itu dia represi. Biarpun
denisinya apa ya?” saya jawab gini, “kamu
akhirnya yang keluar di Koran brimop yang
saya kasih uang lima juta, saya suruh beli
kasar, padahal nggak selalu brimob yang
Boleh kasih contoh oto yang bagus dan yang jelek nggak?
baju yang bagus pasti dapet kan? Tapi kamu
kasar duluan. Nah untuk motret orang yang
Dulu, ada otograer yang saya suruh motret
bisa nggak bikin denisi baju “bagus”?
lagi dorong-dorongan dan berkelahi ini kan
sentra border tasikmalaya, tapi ternyata oto
Setelah itu kamu terangkan denisi itu ke
susah, mereka juga nggak mau lagi berkelahi
yang masuk adalah tiga orang penjahit yang
orang pedalaman pulau terpencil supaya
kok malah di oto. Nah tingkat kesulitan itu
tersipu-sipu (karena tau sedang dipotret.
mereka bisa cari baju bagus juga, bisa ng-
red). Masih tersipu-sipu kok dipotret, potret
gak?” Nggak bisa kan? Karena bagus itu bisa
beberapa kali sampai nggak tersipu-sipu baru
dirasakan tapi tidak bisa dideniskan. Kalau
jadi oto yang bagus. Kesalahan lain yang
bisa didenisikan suatu saat saya sakit saya
juga sering saya temui adalah ketika motret orang sedang diwawancara, potretlah ketika
EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
Oscar (Oscar Motuloh. Red) dan teman-teman Pewarta Foto Indonesia kepingin bikin kurikulum
tinggal kasih denisinya ke oce boy dan
pendidikan jurnalistik yang baku. Namun tidak kunjung kesampaian.
saya suruh pilih oto untuk halaman satu aja. Maka dari itu masalah bagus atau enggak ya
Jadi untuk menjadi redaktur oto yang baik sehingga bisa memilih oto untuk halaman pertama itu gimana? Butuh talenta. Orang kalau nggak ada bakat kalau dilatih kayak apapun nggak nangkep. Maka dari itu yang kerja di kompas kebanyakan bukan lulusan jurnalistik, tapi karena tertarik ke jurnalistik saja. Dan orang kalo kepikir mau masuk ke jurnalistik jangan kepikir mau kaya, tapi harus berdasarkan kecintaan.
bagus itu bisa dirasakan tapi tidak bisa didefniskan. Kalau bisa didefnisikan suatu saat saya sakit saya tinggal kasih defnisinya ke ofce boy dan saya suruh pilih oto untuk halaman satu aja. 0
serahkan saja ke redaktur.
Apa saja yang harus diingat untuk menghasilkan oto jurnalistik yang bagus? Foto jurnalistik bisa mudah sekali jadi bagus kalau “panggung”nya besar. Misalnya tsu-
nggak perlu dan nggak mungkin diceritakan
nami. Liat orang angkat mayat di tumpukan
ke pembaca. Misalnya kalau kita motret demo
Jadi tips pemilihan halaman pertama itu apa mas?
mayat lain juga sudah pasti bagus, tapi kalau
terus ada gas air mata akhirnya oto kita jelek
“panggung”nya kecil kan jadi lebih susah,
terus kita menambahkan keterangan “maa
Pertama carilah oto yang menceritakan atau
misalnya oto gusuran. Selain itu otograer
oto saya jelek karena saya menghirup gas
memperkaya headline. Kalau nggak ada,
jurnalistik juga harus bisa nempatin diri. Mis-
air mata.” Kan nggak mungkin. Orang nggak
carilah oto terkuat yang ada. Nah denisi
alnya motret mahasiswa demo. Kan kadang
mau tau gimana susahnya kita, yang penting
terkuat itu susah dicari. Seperti pertanyaan
mahasiswanya brutal, nah brimob juga nggak
oto lo jelek.
mahasiswa saya, “pak oto yang bagus itu
mau konyol, karena itu dia represi. Biarpun
denisinya apa ya?” saya jawab gini, “kamu
akhirnya yang keluar di Koran brimop yang
saya kasih uang lima juta, saya suruh beli
kasar, padahal nggak selalu brimob yang
Boleh kasih contoh oto yang bagus dan yang jelek nggak?
baju yang bagus pasti dapet kan? Tapi kamu
kasar duluan. Nah untuk motret orang yang
Dulu, ada otograer yang saya suruh motret
bisa nggak bikin denisi baju “bagus”?
lagi dorong-dorongan dan berkelahi ini kan
sentra border tasikmalaya, tapi ternyata oto
Setelah itu kamu terangkan denisi itu ke
susah, mereka juga nggak mau lagi berkelahi
yang masuk adalah tiga orang penjahit yang
orang pedalaman pulau terpencil supaya
kok malah di oto. Nah tingkat kesulitan itu
tersipu-sipu (karena tau sedang dipotret.
mereka bisa cari baju bagus juga, bisa ng-
red). Masih tersipu-sipu kok dipotret, potret
gak?” Nggak bisa kan? Karena bagus itu bisa
beberapa kali sampai nggak tersipu-sipu baru
dirasakan tapi tidak bisa dideniskan. Kalau
jadi oto yang bagus. Kesalahan lain yang
bisa didenisikan suatu saat saya sakit saya
juga sering saya temui adalah ketika motret orang sedang diwawancara, potretlah ketika
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
dia sedang mendengar pertanyaan, jangan tertangkap bukan ketika mulutnya terbuka
Bagaimana Anda mengetahui orang itu suka?
karena ngomong, jadi jelek kan. Hal lain yang
Kalau saya interview orang untuk jadi
harus diperhatikan adalah kalau oto yang ada
wartawan, saya Tanya “tau nggak berita yang
ketika sedang menjawab, sehingga yang
terlalu menakutkan, nggak perlu diperlihatkan
gan banner di panggung “Partai wong cilik”
lagi hangat apa?” kalau nggak tau ya sudah
hal yang menakutkan itu, jadi cukup ambil
yang joget ya yang cilik-cilik (anak SMP.red).
pasti nggak lulus. Karena gimana mau nulis
angle yang nggak bikin orang takut tapi dika-
Makanya saya masukkan halaman satu, judul-
kalau berita saat itu aja dia nggak tau. Begitu
sih keterangan tambahan mengenai hal yang
nya “Harapan wong cilik”. Kan saya nggak
menakutkan itu.
merekayasa kan? Dan otonya Budi Darma
Nah kalau yang bagus oto kampanye PDI
ini adalah salah satu oto terbaik pada Pemilu
Surjadi di pemilu 1997. Waktu itu kampanye
1997 itu. Ada lagi satu contoh oto yang baik
mulai jam 3 sore, otograer Kompas (Budi
(lihat oto dagelan pemilu), waktu itu saya
Darma) sudah datang di situ jam 1 siang. siang.
motret di kampanye, nah ada tim saya yang
Masih sepi, akhirnya mereka mereka nyetel
juga motret untuk partai yang beda. Setelah
dangdut. Kebetulan ada anak-anak SMP yang
saya perhatikan, loh kok orangnya sama tapi
baru pulang sekolah lewat situ. Karena denger
partainya beda, langsung saya suruh tim saya
dangdut mereka malah joget di situ, pas den-
untuk cari orang ini di partai yang lain lagi,
kalau di tengah keramaian dia harus berani ke depan untuk motret.
dan dapet. Maka dari itu saya jejerin dan saya beri judul “Dagelan Pemilu”. Maka bisa disimpulkan, motret jurnalistik itu harus
juga dengan otograer jurnalistik. Saya selalu Tanya ke pelamar “otograer yang kamu tau siapa?” kalau nggak tau sama sekali, orget it.
berdasarkan kesukaan, bukan yang lain.
EDISI I / 2007
Apakah bisa dikatakan bahwa pada otograf jurnalistik prioritasnya lebih ke arah content daripada teknis? EDISI I / 2007
Jurnalistik
Jurnalistik
dia sedang mendengar pertanyaan, jangan tertangkap bukan ketika mulutnya terbuka
Bagaimana Anda mengetahui orang itu suka?
karena ngomong, jadi jelek kan. Hal lain yang
Kalau saya interview orang untuk jadi
harus diperhatikan adalah kalau oto yang ada
wartawan, saya Tanya “tau nggak berita yang
ketika sedang menjawab, sehingga yang
terlalu menakutkan, nggak perlu diperlihatkan
gan banner di panggung “Partai wong cilik”
lagi hangat apa?” kalau nggak tau ya sudah
hal yang menakutkan itu, jadi cukup ambil
yang joget ya yang cilik-cilik (anak SMP.red).
pasti nggak lulus. Karena gimana mau nulis
angle yang nggak bikin orang takut tapi dika-
Makanya saya masukkan halaman satu, judul-
kalau berita saat itu aja dia nggak tau. Begitu
sih keterangan tambahan mengenai hal yang
nya “Harapan wong cilik”. Kan saya nggak
menakutkan itu.
merekayasa kan? Dan otonya Budi Darma
Nah kalau yang bagus oto kampanye PDI
ini adalah salah satu oto terbaik pada Pemilu
Surjadi di pemilu 1997. Waktu itu kampanye
1997 itu. Ada lagi satu contoh oto yang baik
mulai jam 3 sore, otograer Kompas (Budi
(lihat oto dagelan pemilu), waktu itu saya
Darma) sudah datang di situ jam 1 siang. siang.
motret di kampanye, nah ada tim saya yang
Masih sepi, akhirnya mereka mereka nyetel
juga motret untuk partai yang beda. Setelah
dangdut. Kebetulan ada anak-anak SMP yang
saya perhatikan, loh kok orangnya sama tapi
baru pulang sekolah lewat situ. Karena denger
partainya beda, langsung saya suruh tim saya
dangdut mereka malah joget di situ, pas den-
untuk cari orang ini di partai yang lain lagi,
kalau di tengah keramaian dia harus berani ke depan untuk motret.
dan dapet. Maka dari itu saya jejerin dan saya beri judul “Dagelan Pemilu”. Maka bisa disimpulkan, motret
juga dengan otograer jurnalistik. Saya selalu
jurnalistik
Tanya ke pelamar “otograer yang kamu tau
itu harus
siapa?” kalau nggak tau sama sekali, orget it.
berdasarkan
Apakah bisa dikatakan bahwa pada otograf jurnalistik prioritasnya lebih ke arah content daripada teknis?
kesukaan, bukan yang lain.
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Jelas. Bahkan waktu ada pesawat jatuh di
wartawan mana provokator yang menyamar
apa-apa karena pasti ada gunanya yang pent-
Tangerang, waktu itu nggak ada wartawan,
jadi wartawan. Soal police line juga wartawan
ing jurnalistiknya jangan dilupakan.
jadi yang motret penduduk pake kamera
nggak boleh masuk, karena bisa aja orang
pocket, jadinya otonya agak kabur. Tapi
biasa yang pura-pura jadi wartawan. Makanya
karena nggak ada oto lain ya jadi bagus,
caranya supaya bisa motret obyek yang ada
karena contentnya bagus. Mutu teknis jadi
di dalam police line adalah datanglah sebelum
Boleh dong berbagi tips untuk semua yang sedang belajar otograf jurnalistik.
prioritas kesekian.
polisi jadi belum ada police line. Kalo reporter
Pertama orangnya nggak boleh pemalu, jadi
terlambat beberapa menit masih bisa dapet
kamera resolusi 3 mega sampai 6 megapixel
kalau di tengah keramaian dia harus berani ke
Bagaimana dengan resiko seorang otograer jurnalistik ketika sedang meliput kejadian berbahaya seperti kerusuhan?
berita tapi kalau otograer terlambat sedetik
sudah cukup. Yang penting ungsi continuous
depan untuk motret. Seperti waktu kerusuhan
aja udah ketinggalan momen. Jadi intinya
shooting dan time lagnya. Continuous shotnya
mei 1998, saya motret bareng anak magang
otograer jurnalis harus bisa jaga diri lah.
minimum 5 rame per second. Time lag nya
di monas. Ada panser-panser dan ada Brimob
Karena hukumnya jelas tapi ngeceknya di
zero. Time leg zero itu mutlak. Karena kalau
di atasnya lagi berdiri. Saya suruh maju untuk
Fotograer jurnalistik sudah pasti tinggi resik-
lapangan susah.
ada time lagnya bisa ketinggalan momen.
oto, eh dia maju dan minta ijin ke Brimobnya
onya, dia nggak bisa ngumpet. Kalau ngeliput
Selain itu bodynya harus tahan banting. Flash
“maaa mas, saya oto ya.” Langsung dia
Kalau peralatan standar otograf atau yang lain, tapi otograer pasti keliahatan. jurnalistik apa saja sih?
standart aja. Biarpun saya sekarang kan
dibentak dan diusir sama brimobnya. Waktu Waktu
mulai motret artis ditambah saya kan bergaul
anak itu pergi saya maju aja, saya potret aja
Ada yang bilang “otograer jurnalistik bisa
Tergantung kebutuhan. Tapi untuk lensa kalo
dengan otograer glamor seperti darwis triadi,
tanpa ijin, malah dibiarin kok. Lalu pernah
motret ngumpet-ngumpet dong?” nah yang
bisa bukaannya 2,8. Kalau motret ashion
jadi saya harus nambah ilmunya. Mulai belajar
juga waktu saya motret di tengah kerusuhan
ngomong gitu tuh malah belum pernah motret
show saya bawa 70-200mm aja. Kalau
pake lampu studio untuk motret artis biarpun
di gunung sahari waktu kerusuhan 1998.
treatment nya dicombined dengan jurnalistik.
Lagi motret tiba-tiba vespa saya mau diangkat
Jadi masih ada ciri khas jurnalistiknya. Dan
dan dibakar. Saya langsung teriak ke yang
kerusuhan reporter bisa pura-pura makan
ngumpet.
Tapi bukankah ada kode etiknya bahwa wartawan tidak boleh dipukuli?
kebetulan saya bukan tipe orang yang kaku,
mau angkat vespa itu “woy, itu punya gue,
jadi biarpun saya otograer jurnalistik tapi
salah lo itu punya gue.” Dan yang mau
kalau saya berteman dengan Darwis dan
ngangkat vespa saya itu nggak jadi dan bilang
Masalahnya banyak orang berlindung pada
orang-orang studio ya masak ilmunya nggak
“oh sorry”. Jadi intinya jangan mudah takut.
kode etik itu. Bisa saja provokator bawa
nular? Asal untuk memperkaya kan nggak
Coba kalau saya ngomongnya dengan suara
kamera dan ID card pura-pura jadi wartawan
memelas “maa ini vespa saya.” Pasti malah
dan masuk ke tengah-tengah daerah konfik.
dibakar bener. Makanya saya heran banyak
Aparat kan juga nggak bisa bedain mana
otograer yang motret kerusuhan mei katanya
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Jelas. Bahkan waktu ada pesawat jatuh di
wartawan mana provokator yang menyamar
apa-apa karena pasti ada gunanya yang penting jurnalistiknya jangan dilupakan.
Tangerang, waktu itu nggak ada wartawan,
jadi wartawan. Soal police line juga wartawan
jadi yang motret penduduk pake kamera
nggak boleh masuk, karena bisa aja orang
pocket, jadinya otonya agak kabur. Tapi
biasa yang pura-pura jadi wartawan. Makanya
karena nggak ada oto lain ya jadi bagus,
caranya supaya bisa motret obyek yang ada
karena contentnya bagus. Mutu teknis jadi
di dalam police line adalah datanglah sebelum
prioritas kesekian.
polisi jadi belum ada police line. Kalo reporter
Boleh dong berbagi tips untuk semua yang sedang belajar otograf jurnalistik. Pertama orangnya nggak boleh pemalu, jadi
terlambat beberapa menit masih bisa dapet
kamera resolusi 3 mega sampai 6 megapixel
kalau di tengah keramaian dia harus berani ke
Bagaimana dengan resiko seorang otograer jurnalistik ketika sedang meliput kejadian berbahaya seperti kerusuhan?
berita tapi kalau otograer terlambat sedetik
sudah cukup. Yang penting ungsi continuous
depan untuk motret. Seperti waktu kerusuhan
aja udah ketinggalan momen. Jadi intinya
shooting dan time lagnya. Continuous shotnya
mei 1998, saya motret bareng anak magang
otograer jurnalis harus bisa jaga diri lah.
minimum 5 rame per second. Time lag nya
di monas. Ada panser-panser dan ada Brimob
Karena hukumnya jelas tapi ngeceknya di
zero. Time leg zero itu mutlak. Karena kalau
di atasnya lagi berdiri. Saya suruh maju untuk
Fotograer jurnalistik sudah pasti tinggi resik-
lapangan susah.
ada time lagnya bisa ketinggalan momen.
oto, eh dia maju dan minta ijin ke Brimobnya
Selain itu bodynya harus tahan banting. Flash
“maaa mas, saya oto ya.” Langsung dia
standart aja. Biarpun saya sekarang kan
dibentak dan diusir sama brimobnya. Waktu Waktu
mulai motret artis ditambah saya kan bergaul
anak itu pergi saya maju aja, saya potret aja
onya, dia nggak bisa ngumpet. Kalau ngeliput kerusuhan reporter bisa pura-pura makan atau yang lain, tapi otograer pasti keliahatan.
Kalau peralatan standar otograf jurnalistik apa saja sih?
Ada yang bilang “otograer jurnalistik bisa
Tergantung kebutuhan. Tapi untuk lensa kalo
dengan otograer glamor seperti darwis triadi,
tanpa ijin, malah dibiarin kok. Lalu pernah
motret ngumpet-ngumpet dong?” nah yang
bisa bukaannya 2,8. Kalau motret ashion
jadi saya harus nambah ilmunya. Mulai belajar
juga waktu saya motret di tengah kerusuhan
ngomong gitu tuh malah belum pernah motret
show saya bawa 70-200mm aja. Kalau
pake lampu studio untuk motret artis biarpun
di gunung sahari waktu kerusuhan 1998.
treatment nya dicombined dengan jurnalistik.
Lagi motret tiba-tiba vespa saya mau diangkat
Jadi masih ada ciri khas jurnalistiknya. Dan
dan dibakar. Saya langsung teriak ke yang
ngumpet.
Tapi bukankah ada kode etiknya bahwa wartawan tidak boleh dipukuli?
kebetulan saya bukan tipe orang yang kaku,
mau angkat vespa itu “woy, itu punya gue,
jadi biarpun saya otograer jurnalistik tapi
salah lo itu punya gue.” Dan yang mau
kalau saya berteman dengan Darwis dan
ngangkat vespa saya itu nggak jadi dan bilang
Masalahnya banyak orang berlindung pada
orang-orang studio ya masak ilmunya nggak
“oh sorry”. Jadi intinya jangan mudah takut.
kode etik itu. Bisa saja provokator bawa
nular? Asal untuk memperkaya kan nggak
Coba kalau saya ngomongnya dengan suara
kamera dan ID card pura-pura jadi wartawan
memelas “maa ini vespa saya.” Pasti malah
dan masuk ke tengah-tengah daerah konfik.
dibakar bener. Makanya saya heran banyak
Aparat kan juga nggak bisa bedain mana
otograer yang motret kerusuhan mei katanya
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Jurnalistik
dilabrak, padahal saya motret bareng massa yang ngerusak dan ngebakar dan nggak pernah diapa-apain. Jadi untuk jadi otograer jurnalistik harus bisa gabung dengan massa, kalau anak orang kaya ya biasakan makan di warteg, naik kendaraan umum, masuk gang sempit supaya nggak canggung kalau harus ngeliput di daerah-daerah itu. Soal ini paling kelihatan waktu banjir.. Kalau otonya dari atas genteng atau atas mobil pasti otonya nggak berjiwa. Jadi kalau banjir motret banjir ya dia harus masuk ke banjir itu. Biarpun resikonya kamera bisa hancur. Hal lainnya otograer jurnalistik harus prima kondisi siknya, supaya kalau harus meliput kerusuhan, perang naik turun gunung nggak kecapean sendiri, apalagi harus bawa peralatan banyak. Dan yang nggak kalah pentingnya adalah penguasaan teknologi. Fotograer jurnalistik nggak boleh gagtek. Dia harus menguasai alat, setting white balance, sedikit olah digital, sampai ngirim oto lewat internet atau bahkan lewat handphone harus bisa.
EDISI I / 2007
Jurnalistik
dilabrak, padahal saya motret bareng massa yang ngerusak dan ngebakar dan nggak pernah diapa-apain. Jadi untuk jadi otograer jurnalistik harus bisa gabung dengan massa, kalau anak orang kaya ya biasakan makan di warteg, naik kendaraan umum, masuk gang sempit supaya nggak canggung kalau harus ngeliput di daerah-daerah itu. Soal ini paling kelihatan waktu banjir.. Kalau otonya dari atas genteng atau atas mobil pasti otonya nggak berjiwa. Jadi kalau banjir motret banjir ya dia harus masuk ke banjir itu. Biarpun resikonya kamera bisa hancur. Hal lainnya otograer jurnalistik harus prima kondisi siknya, supaya kalau harus meliput kerusuhan, perang naik turun gunung nggak kecapean sendiri, apalagi harus bawa peralatan banyak. Dan yang nggak kalah pentingnya adalah penguasaan teknologi. Fotograer jurnalistik nggak boleh gagtek. Dia harus menguasai alat, setting white balance, sedikit olah digital, sampai ngirim oto lewat internet atau bahkan lewat handphone harus bisa.
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Lepasan
Lepasan
“Aku ingin jadi seorang
otograer”
puluhan advertising agency besar belum lagi plus advertising agency kecil lainnya. Ini belum ditambah majalah, surat kabar, design house, creative boutique, public relation, dan lain-lain dan lain-lain, termasuk perusahaan produsen itu sendiri. Menakjubkan! Fotogra sudah menjadi Industri! Dan korelasi dari industri adalah bisnis yang bila diterjemahkan dengan amat kasar berarti uang dalam jumlah besar, mmhhh….. Pada jamuan makan malam di hotel-hotel berbintang-bintang, berbintang-bint ang, executive club, gol house
Kalimat diatas rasanya belum pernah saya
Nama-nama seperti Sam Nugroho dan Artli
dengar terucap dari anak-anak yang duduk
Ali saya berani bilang bahwa waktu kecil-
satu ast ood ranchise dari Amerika Serikat
di bangku Taman Kanak-Kanak maupun Seko-
pun mereka tidak punya cita-cita menjadi
selama 100 bulan yang kurang lebih 8 tahun.
lah Dasar. Ya memang jamaklah…. karena
otograer walaupun saya juga tidak tahu pasti
Itu berarti 8 hari sama dengan 8 tahun . Atau
umumnya mereka ingin jadi dokter, insinyur,
cita-cita mereka dulu apa, ya benar mereka
jangan terlalu muluk, beberapa kolega oto-
presiden, pilot, atau polisi??? Alasan utama
otograer! Proesional yang kalau kira-kira
graer saya sebulan berpenghasilan antara 7
sepertinya lebih kepada hidup yang harus sta-
kasarnya sebulan bisa mengantongi sekitar
sampai 30 juta. Sebanding atau bisa jadi lebih
bil secara nansial, punya status sosial yang baik, dan segala hal yang terreerensi dari dan pengakuan orang di sekitarnya. Teman saya seorang dokter dan dia berpenghasilan sebulan kurang lebih 15 juta rupiah, tetangga di perumahan proesinya insinyur dan dia digaji 12 juta sebulan oleh kantornya, sedangkan otograer?
banyak didalamnya otograer sedang berso-
“Aku ingin jadi seorang
otograer” 150 hingga 200 juta rupiah yang kalau dikon-
dari apa yang di dapat oleh insinyur, dokter,
versikan (masih asal juga) setara dengan gaji
dan pilot. Ya memang juga masih tergantung
para direktur BUMN besar di negeri ini. Saya
pada level keahlian, posisi, dan kapasitas dari
juga jadi ingat ada teman saya yang seorang
proesi masing-masing.
otograer pernah menerima pemotretan un-
tuk 1 project selama 8 hari dibayar 500 juta,
Dunia otogra sekarang sudah menjadi
atau setara dengan gaji store manager salah
industri yang cukup menjanjikan, ini karena kebutuhan akan jasa (atau barang?) ini semakin meningkat terutama untuk pelengkap media promosi. Di Jakarta saja tercatat sudah
EDISI I / 2007
Saya juga jadi ingat ada teman saya yang seorang otograer pernah menerima pemotretan untuk 1 project selama 8 hari dibayar 500 juta EDISI I / 2007
Lepasan
Lepasan
“Aku ingin jadi seorang
otograer”
puluhan advertising agency besar belum lagi plus advertising agency kecil lainnya. Ini belum ditambah majalah, surat kabar, design house, creative boutique, public relation, dan lain-lain dan lain-lain, termasuk perusahaan produsen itu sendiri. Menakjubkan! Fotogra sudah menjadi Industri! Dan korelasi dari industri adalah bisnis yang bila diterjemahkan dengan amat kasar berarti uang dalam jumlah besar, mmhhh….. Pada jamuan makan malam di hotel-hotel berbintang-bintang, berbintang-bint ang, executive club, gol house
Kalimat diatas rasanya belum pernah saya
Nama-nama seperti Sam Nugroho dan Artli
dengar terucap dari anak-anak yang duduk
Ali saya berani bilang bahwa waktu kecil-
satu ast ood ranchise dari Amerika Serikat
di bangku Taman Kanak-Kanak maupun Seko-
pun mereka tidak punya cita-cita menjadi
selama 100 bulan yang kurang lebih 8 tahun.
lah Dasar. Ya memang jamaklah…. karena
otograer walaupun saya juga tidak tahu pasti
Itu berarti 8 hari sama dengan 8 tahun . Atau
umumnya mereka ingin jadi dokter, insinyur,
cita-cita mereka dulu apa, ya benar mereka
jangan terlalu muluk, beberapa kolega oto-
presiden, pilot, atau polisi??? Alasan utama
otograer! Proesional yang kalau kira-kira
graer saya sebulan berpenghasilan antara 7
sepertinya lebih kepada hidup yang harus sta-
kasarnya sebulan bisa mengantongi sekitar
sampai 30 juta. Sebanding atau bisa jadi lebih
bil secara nansial, punya status sosial yang baik, dan segala hal yang terreerensi dari dan pengakuan orang di sekitarnya. Teman saya seorang dokter dan dia berpenghasilan sebulan kurang lebih 15 juta rupiah, tetangga di perumahan proesinya insinyur dan dia digaji 12 juta sebulan oleh kantornya, sedangkan
banyak didalamnya otograer sedang berso-
“Aku ingin jadi seorang
otograer” 150 hingga 200 juta rupiah yang kalau dikon-
dari apa yang di dapat oleh insinyur, dokter,
versikan (masih asal juga) setara dengan gaji
dan pilot. Ya memang juga masih tergantung
para direktur BUMN besar di negeri ini. Saya
pada level keahlian, posisi, dan kapasitas dari
juga jadi ingat ada teman saya yang seorang
proesi masing-masing.
otograer pernah menerima pemotretan un-
tuk 1 project selama 8 hari dibayar 500 juta,
Dunia otogra sekarang sudah menjadi
atau setara dengan gaji store manager salah
industri yang cukup menjanjikan, ini karena
otograer?
kebutuhan akan jasa (atau barang?) ini semakin meningkat terutama untuk pelengkap media promosi. Di Jakarta saja tercatat sudah
Saya juga jadi ingat ada teman saya yang seorang otograer pernah menerima pemotretan untuk 1 project selama 8 hari dibayar 500 juta
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Lepasan sialisasi. Gerai Prada, Louis Vuitton, Versace dan merk-merk yang susah untuk dilaalkan tersebut keluar-masuk otograer yang men jadi langganannya. Belum lagi para customer service brand Mercedez Benz, BMW, Jaguar yang sibuk melayani pelanggannya, yang sekali lagi diantaranya ada otograer! Impian
kalau presiden? Waduh gak tahu ya berapa
stabilitas nansial, status sosial, serta gaya
penghasilannya tapi pasti juga tergantung di
hidup bukanlah isapan jempol lagi buat oto-
negara mana dia jadi presiden juga berapa
graer.. Dengan kata lain syarat-syarat kasat graer
besar korupsinya.
mata untuk sebuah cita-cita sudah terpenuhi kalaupun memang itu yang membuat orang
Lantas nanti kalau banyak orang yang mau
dan orang disekelilingnya menjadi bahagia.
jadi otograer bagaimana? Yah balik lagi ke
Kemudian tiba-tiba teman saya nyeletuk,
asal, banyak orang ingin jadi pilot, dokter,
“inget bahagia ukurannya bukan uang saja
presiden, dll tetapi tetap saja yang bisa jadi
mas”, setuju sih tapi kan sekarang lagi bahas
beneran “jadi” juga ada seleksi alamnya dan
sesuatu yang materialistis bukan lsaat kan?
alasan klasik; gimana orangnya. Jadi seperti proesi lainnya otograer juga ada yang kere
saya membatin.
dan ada juga yang super duper tajir. Tapi ujungnya balik-balik juga ke kapasitas seorang proessional tersebut, mungkin ada
Andai pada waktu saya kecil dulu orang tua
juga insinyur yang di gaji cuma 3 juta perak
bisa melihat keadaan yang bisa terjadi pada
sampai puluhan juta, juga pilot variati juga
saat sekarang, kemungkinan besar saya
pendapatannya begitu juga dengan otograer,
didorong untuk jadi otograer hahahaha….. atau setidaknya suatu saat nanti saya akan tersenyum puas bila mendengar anak (bisa jadi anak saya) bilang; aku mau jadi otograer! (pp)
0
EDISI I / 2007
Lepasan sialisasi. Gerai Prada, Louis Vuitton, Versace dan merk-merk yang susah untuk dilaalkan tersebut keluar-masuk otograer yang men jadi langganannya. Belum lagi para customer service brand Mercedez Benz, BMW, Jaguar yang sibuk melayani pelanggannya, yang sekali lagi diantaranya ada otograer! Impian
kalau presiden? Waduh gak tahu ya berapa
stabilitas nansial, status sosial, serta gaya
penghasilannya tapi pasti juga tergantung di
hidup bukanlah isapan jempol lagi buat oto-
negara mana dia jadi presiden juga berapa
graer.. Dengan kata lain syarat-syarat kasat graer
besar korupsinya.
mata untuk sebuah cita-cita sudah terpenuhi kalaupun memang itu yang membuat orang
Lantas nanti kalau banyak orang yang mau
dan orang disekelilingnya menjadi bahagia.
jadi otograer bagaimana? Yah balik lagi ke
Kemudian tiba-tiba teman saya nyeletuk,
asal, banyak orang ingin jadi pilot, dokter,
“inget bahagia ukurannya bukan uang saja
presiden, dll tetapi tetap saja yang bisa jadi
mas”, setuju sih tapi kan sekarang lagi bahas
beneran “jadi” juga ada seleksi alamnya dan
sesuatu yang materialistis bukan lsaat kan?
alasan klasik; gimana orangnya. Jadi seperti proesi lainnya otograer juga ada yang kere
saya membatin.
dan ada juga yang super duper tajir. Tapi ujungnya balik-balik juga ke kapasitas seorang proessional tersebut, mungkin ada
Andai pada waktu saya kecil dulu orang tua
juga insinyur yang di gaji cuma 3 juta perak
bisa melihat keadaan yang bisa terjadi pada
sampai puluhan juta, juga pilot variati juga
saat sekarang, kemungkinan besar saya
pendapatannya begitu juga dengan otograer,
didorong untuk jadi otograer hahahaha….. atau setidaknya suatu saat nanti saya akan tersenyum puas bila mendengar anak (bisa jadi anak saya) bilang; aku mau jadi otograer! (pp)
0
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Human Interest
Human Interest
“...motret itu harus senang obyeknya apa dulu, kalau semakin diperdalam akan jadi bagus,” Di sebuah orum komunitas pecinta otogra
Rarindra? Seorang otograer proessional
di internet ada seorang pecinta otogra
kah? Atau Seorang digital imaging artist? Dan
yang begitu populer. Banyak dari mereka
hal itu pula yang pertama kami tanyakan ke-
yang berusaha untuk mempelajari proses
padanya ketika mendapat kehormatan untuk
pasca produksi dari oto-oto beliau baik
melakukan interview dengannya di sebuah
dengan mencoba-coba sendiri maupun yang
mal di kawasan semanggi. Namun semua
secara terang-terangan ingin berguru dengan
tebakan kami salah besar. Rarindra bukanlah
menyebarkan pertanyaan di orum tersebut
otograer proessional bukan pula seorang
mengenai olah digital ala si pemotret tersebut.
digital imaging artist. “Saya Cuma hobby oto
Tim kami pun sempat mencoba memper-
aja kok” begitu ungkapnya waktu itu. Merasa
hatikan dan mempelajari dengan seksama
tidak puas dengan jawabannya, kami coba
oto-oto tersebut. Dan memang harus diakui
sekali lagi menggali lebih dalam mengenai
otograer ini memiliki ciri khas yang seakan-
latar belakangnya. Dan pada akhirnya ia pun
akan sudah menjadi signature dari sang
mengaku bahwa ia kerja di bidang komunikasi
pemotret. Foto-otonya seakan-akan memiliki
dan di sebuah perguruan tinggi negeri bidang
dimensi seperti kita diajak berdiri di tengah
komunikasi.
lokasi pemotretan oto tersebut ketika kita sedang mengamatinya.
Rarindra Prakarsa, melukis kehidupan Perjalanan memotret human interest
EDISI I / 2007
Rarindra mulai motret sejak tahun 1995. Itu berarti telah sekitar dua belas tahun dirinya
Adalah Rarindra Prakarsa nama otograer
berkarya dalam dunia otogra. Jika ditanya
tersebut. Bagi mereka yang belum begitu
kenapa tertarik sama otogra, ia bilang
mengenal dunia otogra pasti mengira
“awalnya sih hobi. Lalu, eh... keterusan sam-
bahwa Rarindra adalah otograer proes-
pai sekarang. Yang penting, motret itu harus
sional yang sudah berpuluh-puluh tahun
senang obyeknya apa dulu, kalau semakin
malang melintang di dunia otogra. Banyak
diperdalam akan jadi bagus,” ujarnya. Ia
orang bertanya-tanya apa latar belakang dari
masih ingat, kamera pertamanya, Nikon FM 2.
EDISI I / 2007
Human Interest
Human Interest
“...motret itu harus senang obyeknya apa dulu, kalau semakin diperdalam akan jadi bagus,” Di sebuah orum komunitas pecinta otogra
Rarindra? Seorang otograer proessional
di internet ada seorang pecinta otogra
kah? Atau Seorang digital imaging artist? Dan
yang begitu populer. Banyak dari mereka
hal itu pula yang pertama kami tanyakan ke-
yang berusaha untuk mempelajari proses
padanya ketika mendapat kehormatan untuk
pasca produksi dari oto-oto beliau baik
melakukan interview dengannya di sebuah
dengan mencoba-coba sendiri maupun yang
mal di kawasan semanggi. Namun semua
secara terang-terangan ingin berguru dengan
tebakan kami salah besar. Rarindra bukanlah
menyebarkan pertanyaan di orum tersebut
otograer proessional bukan pula seorang
mengenai olah digital ala si pemotret tersebut.
digital imaging artist. “Saya Cuma hobby oto
Tim kami pun sempat mencoba memper-
aja kok” begitu ungkapnya waktu itu. Merasa
hatikan dan mempelajari dengan seksama
tidak puas dengan jawabannya, kami coba
oto-oto tersebut. Dan memang harus diakui
sekali lagi menggali lebih dalam mengenai
otograer ini memiliki ciri khas yang seakan-
latar belakangnya. Dan pada akhirnya ia pun
akan sudah menjadi signature dari sang
mengaku bahwa ia kerja di bidang komunikasi
pemotret. Foto-otonya seakan-akan memiliki
dan di sebuah perguruan tinggi negeri bidang
dimensi seperti kita diajak berdiri di tengah
komunikasi.
lokasi pemotretan oto tersebut ketika kita sedang mengamatinya.
Rarindra Prakarsa, melukis kehidupan Perjalanan memotret human interest
Rarindra mulai motret sejak tahun 1995. Itu berarti telah sekitar dua belas tahun dirinya
Adalah Rarindra Prakarsa nama otograer
berkarya dalam dunia otogra. Jika ditanya
tersebut. Bagi mereka yang belum begitu
kenapa tertarik sama otogra, ia bilang
mengenal dunia otogra pasti mengira
“awalnya sih hobi. Lalu, eh... keterusan sam-
bahwa Rarindra adalah otograer proes-
pai sekarang. Yang penting, motret itu harus
sional yang sudah berpuluh-puluh tahun
senang obyeknya apa dulu, kalau semakin
malang melintang di dunia otogra. Banyak
diperdalam akan jadi bagus,” ujarnya. Ia
orang bertanya-tanya apa latar belakang dari
masih ingat, kamera pertamanya, Nikon FM 2.
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Human Interest Sekarang di tas kameranya telah ada sebuah
luar negeri telah membahas prolnya berikut
mengidentikasi
kamera digital SLR yang dilengkapi dengan
karya-karyanya. Sebut saja majalah otogra
momen, komposi-
lensa 50 mm, 28-105 mm, 12-24 mm, dan
dari Ukraina, Cina, dan Italia pernah menulis
si dan pencahay-
70-200 mm.
artikel tentang Rarindra dan karya-karyanya
aan. Kami yakin
Tercatat Terca tat nama Bank Syariah Mandiri, BII,
dengan jumlah halaman yang tidak sedikit.
bahwa walaupun
Semen Gresik, Antam, menggunakan oto-
“Foto saya berjudul Mengasuh Anak ternyata
Rarindra memiliki
otonya untuk keperluan iklan hingga kalender.
paling disukai di luar negeri,”ujar ar Rarindra,
kemampuan olah
Satu hal yang membuat kami terkejut adalah
bangga. Dalam oto yang ia abadikan dengan
digital yang juga
walaupun namanya belum setenar oto-
sebuah kamera digital kelas prosumer, ini
mumpuni namun
graer terkenal seperti Darwis Triadi, Deniek
tampak seorang laki-laki dewasa tengah ber-
tanpa didukung
Soekarya ataupun Roy Genggam, namun tidak
sama dengan dua anak kecil di dekat sebuah
“bahan mentah” berupa oto yang “baik dan
sedikit majalah-majalah otogra terbitan
danau, yang kebetulan menjadi sampul edisi
benar” maka kemampuan olah digitalnya pun
perdana kami ini.
tidak akan terlihat menonjol. Maka dari itu kami mencoba sedikit memokuskan pembiBerbicara
caraan kami mengenai teknik memotret yang
mengenai karya
ia anut serta aturan-aturan yang sebaiknya
otogra Rarin-
diperhatikan untuk menghasilkan oto yang
dra, walaupun
baik.
banyak sekali
EDISI I / 2007
penggemar
Pada awalnya ia memilih “jalur” jurnalistik
otogra yang
dalam menekuni otogra, namun seiring
mengagumi
dengan perjalanan waktu dan pencarian-
olah digital ala
nya, ia kemudian menekuni oto bercorak
Rarindra kami
human interest. “Ada kepuasan tersendiri
justru melihat
di mana saya bisa ikut merasakan apa
satu sisi yang
yang dirasakan oleh subyek yang saya
tidak kalah
potret,”katanya memberi alasan. Dan hal ini
hebatnya, yaitu
pula yang pertama kali ia garis bawahi ketika
kejeliannya
kami tanya mengenai teknik memotretnya.
“Untuk bisa menangkap momen, ekspresi dan cerita dari obyek oto, kita harus bisa ikut merasakannya terlebih dulu, apa yang obyak kita rasakan, senangkah? Sedihkah? Atau apa?” Ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan obyek, kita bisa menambahkan rasa pada oto kita, sehingga hasil yang diperoleh bukan sekedar dokumentasi namun sebuah oto yang bercerita dan memberikan rasa tersendiri. Sayangnya ia melihat masih banyak sekali orang memotret dengan tergesa-gesa, tidak berusaha merasakan apa yang obyek rasakan. Rarindra menerjemahkan oto human interest sebagai oto yang memuat interaksi antara manusia dan alam. “Ide otonya harus kuat,”kata ayah dua orang putra ini yang mengaku mendapat inspirasi otonya dari hasil melihat lukisan dan juga imajinasinya.
EDISI I / 2007
Human Interest Sekarang di tas kameranya telah ada sebuah
luar negeri telah membahas prolnya berikut
mengidentikasi
kamera digital SLR yang dilengkapi dengan
karya-karyanya. Sebut saja majalah otogra
momen, komposi-
lensa 50 mm, 28-105 mm, 12-24 mm, dan
dari Ukraina, Cina, dan Italia pernah menulis
si dan pencahay-
70-200 mm.
artikel tentang Rarindra dan karya-karyanya
aan. Kami yakin
Tercatat Terca tat nama Bank Syariah Mandiri, BII,
dengan jumlah halaman yang tidak sedikit.
bahwa walaupun
Semen Gresik, Antam, menggunakan oto-
“Foto saya berjudul Mengasuh Anak ternyata
Rarindra memiliki
otonya untuk keperluan iklan hingga kalender.
paling disukai di luar negeri,”ujar ar Rarindra,
kemampuan olah
Satu hal yang membuat kami terkejut adalah
bangga. Dalam oto yang ia abadikan dengan
digital yang juga
walaupun namanya belum setenar oto-
sebuah kamera digital kelas prosumer, ini
mumpuni namun
graer terkenal seperti Darwis Triadi, Deniek
tampak seorang laki-laki dewasa tengah ber-
tanpa didukung
Soekarya ataupun Roy Genggam, namun tidak
sama dengan dua anak kecil di dekat sebuah
“bahan mentah” berupa oto yang “baik dan
sedikit majalah-majalah otogra terbitan
danau, yang kebetulan menjadi sampul edisi
benar” maka kemampuan olah digitalnya pun
perdana kami ini.
tidak akan terlihat menonjol. Maka dari itu kami mencoba sedikit memokuskan pembiBerbicara
caraan kami mengenai teknik memotret yang
mengenai karya
ia anut serta aturan-aturan yang sebaiknya
otogra Rarin-
diperhatikan untuk menghasilkan oto yang
dra, walaupun
baik.
banyak sekali
penggemar
Pada awalnya ia memilih “jalur” jurnalistik
otogra yang
dalam menekuni otogra, namun seiring
mengagumi
dengan perjalanan waktu dan pencarian-
olah digital ala
nya, ia kemudian menekuni oto bercorak
Rarindra kami
human interest. “Ada kepuasan tersendiri
justru melihat
di mana saya bisa ikut merasakan apa
satu sisi yang
yang dirasakan oleh subyek yang saya
tidak kalah
potret,”katanya memberi alasan. Dan hal ini
hebatnya, yaitu
pula yang pertama kali ia garis bawahi ketika
kejeliannya
kami tanya mengenai teknik memotretnya.
EDISI I / 2007
“Untuk bisa menangkap momen, ekspresi dan cerita dari obyek oto, kita harus bisa ikut merasakannya terlebih dulu, apa yang obyak kita rasakan, senangkah? Sedihkah? Atau apa?” Ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan obyek, kita bisa menambahkan rasa pada oto kita, sehingga hasil yang diperoleh bukan sekedar dokumentasi namun sebuah oto yang bercerita dan memberikan rasa tersendiri. Sayangnya ia melihat masih banyak sekali orang memotret dengan tergesa-gesa, tidak berusaha merasakan apa yang obyek rasakan. Rarindra menerjemahkan oto human interest sebagai oto yang memuat interaksi antara manusia dan alam. “Ide otonya harus kuat,”kata ayah dua orang putra ini yang mengaku mendapat inspirasi otonya dari hasil melihat lukisan dan juga imajinasinya.
EDISI I / 2007
Human Interest Selain ide oto harus kuat, kepada para
5 pagi sampai jam 8.30 pagi atau antara
“Kan yang dioto dunia sosial, orang sekitar,
peminat otogra yang ingin terjun ke dunia
jam 16.00 sampai 18.00, karena itu adalah
interaksi antar manusia, jadi ya lebih baik
oto human interest, Rarindra punya beberapa
golden time saat matahari baru terbit dan
lagi kalau kita mau sedikit banyak melatih
tip, yang pertama adalah kemampuan dan
akan tenggelam.” Ungkapnya. “bahkan saya
kepekaan terhadap dunia sekitar kita.” Begitu
pengetahuan dasar otogra harus dikuasai.
nggak segan-segan untuk pulang kalau pas
tegasnya. Bagi para pemula ia menyarankan
Bukaan, metering, komposisi dan hal-hal
mau motret mataharinya ternyata lagi nggak
untuk sering berlatih motret dan melihat
mendasar lain harus menjadi syarat mutlak
bagus.” Tambahnya. Namun hal ini tidak ber-
karya oto orang lain. “ide bisa datang dari
bagus.”. Mendengar jawaban itu kami pun
untuk menghasilkan oto yang menarik.
laku jika yang dioto adalah momen penting.
mana saja, dari oto orang lain, dari lukisan,
segera menanyakan mengenai ciri khas
“Saya sangat memperhatikan pencahayaan,
Maka walaupun matahari lagi tegak pun harus
dari lm, dan bahkan dari lagu.”ungkapnya.
oto-otonya yang sebagian besar telah
saya selalu lihat arah cahaya dari mana,
diambil.”. Selanjutnya ia juga menganjurkan
“ketika sedang mendengarkan lagu, coba
melalui proses olah digital. Ia pun menajwab”
jatuhnya kemana, kelihatannya jadi gimana.
para pecinta otogra khususnya human
bayangkan kira-kira kalau lagunya begini
tidak semua oto saya diolah habis-habisan,
Kalau lagi hunting, saya sudah standby jam
interest untuk lebih mengamati dunia sosial.
visualnya seperti apa ya.” Lanjutnya. Ia per-
olah digital itu seperlunya dan harus sesuai
caya bahwa dengan sering berlatih seperti itu
dengan kesan oto yang ingin ditampilkan, jadi
lama-kelamaan kita pun akan lebih terasah
tidak bisa dipaksakan.” Ia pun menunjukkan
imajinasi dan kepekaannya terhadap obyek
kepada kami beberapa oto yang memang
oto dan momen-momenny momen-momennya. a.
minim olah digital walaupun memang
Ketika kami menanyakan mengenai otograer
terkesan “bukan Rarindra” karena signature
pemula yang seakan-akan dimanjakan oleh
nya yang sudah menancap pada olah digital
kecanggihan teknologi digital dengan hadirnya
khasnya. “Ada oto yang justru nggak bagus
kamera digital dan sotware pengolah oto
kalau diolah, ya saya nggak olah. Tapi ada oto
yang powerul ia berkata “Berusahalah benar
yang bisa lebih optimal kalau diolah.” Lanjut
meminimalkan olah digital. Foto mentahnya
otograer yang pernah dua kali membatalkan
harus bagus, kalo mentahnya nggak bagus,
pemotretan karena memory card cameranya
mau diolah kayak gimana juga nggak akan
tertinggal ini.
“Ada kepuasan tersendiri di mana saya bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh subyek yang saya potret,”
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Human Interest Selain ide oto harus kuat, kepada para
5 pagi sampai jam 8.30 pagi atau antara
“Kan yang dioto dunia sosial, orang sekitar,
peminat otogra yang ingin terjun ke dunia
jam 16.00 sampai 18.00, karena itu adalah
interaksi antar manusia, jadi ya lebih baik
oto human interest, Rarindra punya beberapa
golden time saat matahari baru terbit dan
lagi kalau kita mau sedikit banyak melatih
tip, yang pertama adalah kemampuan dan
akan tenggelam.” Ungkapnya. “bahkan saya
kepekaan terhadap dunia sekitar kita.” Begitu
pengetahuan dasar otogra harus dikuasai.
nggak segan-segan untuk pulang kalau pas
tegasnya. Bagi para pemula ia menyarankan
Bukaan, metering, komposisi dan hal-hal
mau motret mataharinya ternyata lagi nggak
untuk sering berlatih motret dan melihat
mendasar lain harus menjadi syarat mutlak
bagus.” Tambahnya. Namun hal ini tidak ber-
karya oto orang lain. “ide bisa datang dari
bagus.”. Mendengar jawaban itu kami pun
untuk menghasilkan oto yang menarik.
laku jika yang dioto adalah momen penting.
mana saja, dari oto orang lain, dari lukisan,
segera menanyakan mengenai ciri khas
“Saya sangat memperhatikan pencahayaan,
Maka walaupun matahari lagi tegak pun harus
dari lm, dan bahkan dari lagu.”ungkapnya.
oto-otonya yang sebagian besar telah
saya selalu lihat arah cahaya dari mana,
diambil.”. Selanjutnya ia juga menganjurkan
“ketika sedang mendengarkan lagu, coba
melalui proses olah digital. Ia pun menajwab”
jatuhnya kemana, kelihatannya jadi gimana.
para pecinta otogra khususnya human
bayangkan kira-kira kalau lagunya begini
tidak semua oto saya diolah habis-habisan,
Kalau lagi hunting, saya sudah standby jam
interest untuk lebih mengamati dunia sosial.
visualnya seperti apa ya.” Lanjutnya. Ia per-
olah digital itu seperlunya dan harus sesuai
caya bahwa dengan sering berlatih seperti itu
dengan kesan oto yang ingin ditampilkan, jadi
lama-kelamaan kita pun akan lebih terasah
tidak bisa dipaksakan.” Ia pun menunjukkan
imajinasi dan kepekaannya terhadap obyek
kepada kami beberapa oto yang memang
oto dan momen-momenny momen-momennya. a.
minim olah digital walaupun memang
Ketika kami menanyakan mengenai otograer
terkesan “bukan Rarindra” karena signature
pemula yang seakan-akan dimanjakan oleh
nya yang sudah menancap pada olah digital
kecanggihan teknologi digital dengan hadirnya
khasnya. “Ada oto yang justru nggak bagus
kamera digital dan sotware pengolah oto
kalau diolah, ya saya nggak olah. Tapi ada oto
yang powerul ia berkata “Berusahalah benar
yang bisa lebih optimal kalau diolah.” Lanjut
meminimalkan olah digital. Foto mentahnya
otograer yang pernah dua kali membatalkan
harus bagus, kalo mentahnya nggak bagus,
pemotretan karena memory card cameranya
mau diolah kayak gimana juga nggak akan
tertinggal ini.
“Ada kepuasan tersendiri di mana saya bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh subyek yang saya potret,”
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Human Interest
Human Interest
Mengenai ciri khas olah digitalnya kami bertanya apakah ia tidak tertarik untuk mencari satu
memperkuat apa yang harus ditonjolkan, dan
oreground atau bagian-bagian yang berada
gaya baru yang beda dari ciri khasnya saat ini mengingat sudah semakin banyak orang yang
meredam apa yang tidak perlu ditonjolkan,
di dekat camera, obyek yang merupakan point
berusaha meniru olah digital dengan gaya yang sama dengannya, ia pun tidak menargetkan
baik dari segi pewarnaan, pencahayaan, pencahayaan,
o interest dan background yang bisa mem-
walaupun juga tidak menolak. Menurutnya apa yang sudah menjadi identitas dirinya pada
highlight, shadow, point o interest, dan
bangun suasana. Obyek sudah pasti harus
oto-otonya bukanlah sesuatu yang harus dihindari, paling tidak untuk saat ini. Ia pun tidak
hal-hal lainnya. Olah digital juga bisa menjadi
“dikeluarkan” atau ditonjolkan. Dan terkadang
keberatan kalau banyak orang yang mulai meniru gaya olah digitalnya. “biarin “biarin aja, saya malah
satu alat untuk membuat penikmat oto
untuk membuat obyek lebih menonjol, selain
senang ada yang ikut, artinya gaya saya bisa diterima dan disukai. Toho Toho rang-orang juga tahu
terokus pada point o interest yang ingin kita
dengan menonjolkan obyek itu sendiri juga
itu gaya saya.” Begitu kilahnya.
tonjolkan. “Kadang harus dikasih dimensi,
bisa dilakukan dengan meredam oreground
Berbicara mengenai olah digital, ia bercerita bahwa olah digital adalah proses yang terkadang
biar lebih terasa.” Untuk itu ia biasa membagi
dan background yang ada. Dengan pemisa-
bisa membantu membuat oto menjadi lebih menarik. Olah digital baginya adalah proses untuk
obyek dalam otonya menjadi 3 bagian, yaitu
han ini diyakini oto-oto Anda pun akan lebih memiliki dimensi.
“Untuk bisa menangkap momen, ekspresi dan cerita dari obyek oto, kita harus bisa ikut merasakannya terlebih dulu, apa yang obyak kita rasakan, senangkah? Sedihkah? Atau apa?”
EDISI I / 2007
Pada akhir pembicaraan kami dengannya, ia pun tidak lupa mengingatkan para pemula untuk lebih sering berlatih, lebih sering mencari reerensi, dan juga melatih kepekaan baik dengan memperhatikan kehidupan sekitar maupun dengan mempelajari loso hidup. “jadi jangan kemasannya aja yang bagus, tapi otonya nggak bercerita.” Katanya.
“Kan yang dioto dunia sosial, orang sekitar sekitar,, interaksi antar manusia, jadi ya lebih baik lagi kalau kita mau sedikit banyak melatih kepekaan terhadap dunia sekitar kita.” EDISI I / 2007
Human Interest
Human Interest
Mengenai ciri khas olah digitalnya kami bertanya apakah ia tidak tertarik untuk mencari satu
memperkuat apa yang harus ditonjolkan, dan
oreground atau bagian-bagian yang berada
gaya baru yang beda dari ciri khasnya saat ini mengingat sudah semakin banyak orang yang
meredam apa yang tidak perlu ditonjolkan,
di dekat camera, obyek yang merupakan point
berusaha meniru olah digital dengan gaya yang sama dengannya, ia pun tidak menargetkan
baik dari segi pewarnaan, pencahayaan, pencahayaan,
o interest dan background yang bisa mem-
walaupun juga tidak menolak. Menurutnya apa yang sudah menjadi identitas dirinya pada
highlight, shadow, point o interest, dan
bangun suasana. Obyek sudah pasti harus
oto-otonya bukanlah sesuatu yang harus dihindari, paling tidak untuk saat ini. Ia pun tidak
hal-hal lainnya. Olah digital juga bisa menjadi
“dikeluarkan” atau ditonjolkan. Dan terkadang
keberatan kalau banyak orang yang mulai meniru gaya olah digitalnya. “biarin “biarin aja, saya malah
satu alat untuk membuat penikmat oto
untuk membuat obyek lebih menonjol, selain
senang ada yang ikut, artinya gaya saya bisa diterima dan disukai. Toho Toho rang-orang juga tahu
terokus pada point o interest yang ingin kita
dengan menonjolkan obyek itu sendiri juga
itu gaya saya.” Begitu kilahnya.
tonjolkan. “Kadang harus dikasih dimensi,
bisa dilakukan dengan meredam oreground
Berbicara mengenai olah digital, ia bercerita bahwa olah digital adalah proses yang terkadang
biar lebih terasa.” Untuk itu ia biasa membagi
dan background yang ada. Dengan pemisa-
bisa membantu membuat oto menjadi lebih menarik. Olah digital baginya adalah proses untuk
obyek dalam otonya menjadi 3 bagian, yaitu
han ini diyakini oto-oto Anda pun akan lebih memiliki dimensi.
“Untuk bisa menangkap momen, ekspresi dan cerita dari obyek oto, kita harus bisa ikut merasakannya terlebih dulu, apa yang obyak kita rasakan, senangkah? Sedihkah? Atau apa?”
Pada akhir pembicaraan kami dengannya, ia pun tidak lupa mengingatkan para pemula untuk lebih sering berlatih, lebih sering mencari reerensi, dan juga melatih kepekaan baik dengan memperhatikan kehidupan sekitar maupun dengan mempelajari loso hidup. “jadi jangan kemasannya aja yang bagus, tapi otonya nggak bercerita.” Katanya.
“Kan yang dioto dunia sosial, orang sekitar sekitar,, interaksi antar manusia, jadi ya lebih baik lagi kalau kita mau sedikit banyak melatih kepekaan terhadap dunia sekitar kita.” EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Digital Process
Digital Process
Proses digitalisasi dalam otograf Sedianya pada rubrik ini yang dimulai pada edisi perdana dan seterusnya secara berkesinambungan secara berkala akan sedikit mengupas mengenai digital imaging (rekayasa digital visual yang dilakukan pada komputer), namun ada baiknya diberikan sedikit iliustrasi tentang proses digitalisasi visual sebelum melangkah pada proses digital imaging.
digital. Di dalam otogra komersial iklan pada saat ini mungkin bahkan di otogra terapan lainnya dapat dikatakan bahwa semua bentuk otogra pastilah melewati proses digitalisasi. Hal ini mengingat dari terapan media digital yang digunakan pada pasca-produksi iklan juga karena mulai membuminya penggunaan komputer di masyarakat.
2. Digital Photography Merupakan suatu kegiatan otogra (merekam) image yang menggunakan peralatan dan media rekam digital.
3. Kamera Digital Adalah perangkat atau media untuk menghasilkan karya otogra yang menggunakan teknologi digital.
4. Digital Creation Ada sedikit kekhilaan pemahaman awam
Proses pembuatan visual yang sepenuh-
akan proses digitalisasi visual, karena sering
Berikut ini beberapa asumsi dasar “proses
nya diolah menggunakan piranti teknologi
kali kita menasirkannya langsung pada suatu
digitalisasi” yang berkaitan dengan otogra;
komputer; desain, animasi, 3D juga CGI yang
proses pemberian eek ataupun pengolahan
pada masa sekarang banyak digunakan
advance visual dalam hal ini visual otogra.
1. Proses pencitraan digital
untuk menambah visual pada otogra atau
Kata digitalisasi banyak diartikan sesuatu
Adalah sebuah proses tranormasi digital,
sebaliknya.
yang bersiat sulit, kompleks, hi-tech, tidak
baik dari media konvensional (lm) ke media
popular bahkan sesuatu yang tak biasa dalam
digital (pengubahan le konvensional ke data
keseharian kita.
le digital / scanning), maupun dari digital ke
0
EDISI I / 2007
“Ada sedikit kekhilaan pemahaman awam akan proses digitalisasi visual, karena sering kali kita menasirkannya langsung pada suatu proses pemberian eek ataupun pengolahan advance visual dalam hal ini visual otograf” EDISI I / 2007
Digital Process
Digital Process
Proses digitalisasi dalam otograf Sedianya pada rubrik ini yang dimulai pada edisi perdana dan seterusnya secara berkesinambungan secara berkala akan sedikit mengupas mengenai digital imaging (rekayasa digital visual yang dilakukan pada komputer), namun ada baiknya diberikan sedikit iliustrasi tentang proses digitalisasi visual sebelum melangkah pada proses digital imaging.
digital. Di dalam otogra komersial iklan pada saat ini mungkin bahkan di otogra terapan lainnya dapat dikatakan bahwa semua bentuk otogra pastilah melewati proses digitalisasi. Hal ini mengingat dari terapan media digital yang digunakan pada pasca-produksi iklan juga karena mulai membuminya penggunaan komputer di masyarakat.
2. Digital Photography Merupakan suatu kegiatan otogra (merekam) image yang menggunakan peralatan dan media rekam digital.
3. Kamera Digital Adalah perangkat atau media untuk menghasilkan karya otogra yang menggunakan teknologi digital.
4. Digital Creation Ada sedikit kekhilaan pemahaman awam
Proses pembuatan visual yang sepenuh-
akan proses digitalisasi visual, karena sering
Berikut ini beberapa asumsi dasar “proses
nya diolah menggunakan piranti teknologi
kali kita menasirkannya langsung pada suatu
digitalisasi” yang berkaitan dengan otogra;
komputer; desain, animasi, 3D juga CGI yang
proses pemberian eek ataupun pengolahan
pada masa sekarang banyak digunakan
advance visual dalam hal ini visual otogra.
1. Proses pencitraan digital
untuk menambah visual pada otogra atau
Kata digitalisasi banyak diartikan sesuatu
Adalah sebuah proses tranormasi digital,
sebaliknya.
yang bersiat sulit, kompleks, hi-tech, tidak
baik dari media konvensional (lm) ke media
popular bahkan sesuatu yang tak biasa dalam
digital (pengubahan le konvensional ke data
keseharian kita.
le digital / scanning), maupun dari digital ke
0
EDISI I / 2007
“Ada sedikit kekhilaan pemahaman awam akan proses digitalisasi visual, karena sering kali kita menasirkannya langsung pada suatu proses pemberian eek ataupun pengolahan advance visual dalam hal ini visual otograf”
EDISI I / 2007
Digital Process
Event
Pameran 1000 Foto, “1000 Foto, Berjuta Kreativitas Tanpa Batas”
5. Kemudian dikenallah pada saat ini kegiatan Digital Treatment yaitu Digital Imaging Suatu kretitas rekayasa rekayasa digital untuk menyempurnakan ataupun mengkreasikan image yang biasanya digunakan sebagai perangkat penyempurna otogra. Yang membuat kalimat proses digitalisasi Dari beberapa asumsi dasar diatas (asumsi
itu menjadi kalimat yang “unknown” bisa
1-3) dapatlah kita pahami bahwa proses
jadi karena kita agak kurang peka dengan
Membuka lembaran awal tahun 2007, sebuah
digitalisi tidaklah selalu berupa proses yang
perkembangan teknologi yang terus berkem-
pameran oto bertajuk “1000 Foto, Berjuta
diluar jangkauan karena ada beberapa yang
bang atau mungkin karena anggapan otogra
Kreativitas Tanpa Batas” digelar di Museum
merupakan bagian dari keseharian kita yang
adalah sesuatu yang masih ekslusi atau juga
Bank Mandiri, Kota, Jakarta. Pameran yang
mudah saja. Banyak proses diatas yang cara
mungkin disebabkan ketidakmauan kita saja
berlangsung dari tanggal 16 Januari sampai
kerjanya mirip bahkan sama dengan misalnya
melihat sekitar? Karena di dalam satu hari
dengan 18 Februari 2007 dan terbuka untuk
bila kita membuat salinan dokumen dengan
saja berapa banyak visual visual yang terlihat tapi
umum ini menampilkan 1111 karya oto
menggunakan mesin photo copy, meng-up-
sebanding sebanyak itu juga yang terabaikan.
berlatar human interest, outdoor, pictorial, fora
load le di riendster, mengirim dokumen
Proses digitalisasi menurut saya di bidang
dan auna dari 250 otograer baik proesional
lewat aksilmili, atau juga ketika memanaskan
apapun penerapannya adalah sesuatu yang
maupun amatir. Tampak di antara karya oto
makanan di microwave.
membuat sesuatu menjadi lebih esien, instan, dan lebih terkoreksi. Dan itu membuat
yang dipamerkan, dua buah oto bunga hasil jepretan Muda Jusu Kalla, istri Wakil Presiden Jusu Kalla.
jadi lebih maksimal; bukankah kita ingin lebih maksimal dan esien? Dan ternyata itu
Menurut Ketua Panitia Ari Wicaksono, pameran oto ini diharapkan bisa menjadi sebuah ajang
dirasakan dan terlewati dalam hidup kesehar-
tampil bagi para peminat otogra yang memiliki keterbatasan untuk berpameran secara
ian…….
individual. “Selama ama ini para otograer amatir kesulitan untuk berpameran. Karena alasan itulah pameran oto ini kami adakan,”ujar Ari. Selain itu, pameran oto ini secara tidak langsung juga
EDISI I / 2007
Selamat datang di era proses digitalisasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan masyarakat kepada lembaga museum sebagai pelestari
visual…….. (pp)
warisan budaya bangsa. Tercatat Tercatat sebagai peserta termuda dalam pameran ini berusia 11 tahun,
EDISI I / 2007
Digital Process
Event
Pameran 1000 Foto, “1000 Foto, Berjuta Kreativitas Tanpa Batas”
5. Kemudian dikenallah pada saat ini kegiatan Digital Treatment yaitu Digital Imaging Suatu kretitas rekayasa rekayasa digital untuk menyempurnakan ataupun mengkreasikan image yang biasanya digunakan sebagai perangkat penyempurna otogra. Yang membuat kalimat proses digitalisasi Dari beberapa asumsi dasar diatas (asumsi
itu menjadi kalimat yang “unknown” bisa
1-3) dapatlah kita pahami bahwa proses
jadi karena kita agak kurang peka dengan
Membuka lembaran awal tahun 2007, sebuah
digitalisi tidaklah selalu berupa proses yang
perkembangan teknologi yang terus berkem-
pameran oto bertajuk “1000 Foto, Berjuta
diluar jangkauan karena ada beberapa yang
bang atau mungkin karena anggapan otogra
Kreativitas Tanpa Batas” digelar di Museum
merupakan bagian dari keseharian kita yang
adalah sesuatu yang masih ekslusi atau juga
Bank Mandiri, Kota, Jakarta. Pameran yang
mudah saja. Banyak proses diatas yang cara
mungkin disebabkan ketidakmauan kita saja
berlangsung dari tanggal 16 Januari sampai
kerjanya mirip bahkan sama dengan misalnya
melihat sekitar? Karena di dalam satu hari
dengan 18 Februari 2007 dan terbuka untuk
bila kita membuat salinan dokumen dengan
saja berapa banyak visual visual yang terlihat tapi
umum ini menampilkan 1111 karya oto
menggunakan mesin photo copy, meng-up-
sebanding sebanyak itu juga yang terabaikan.
berlatar human interest, outdoor, pictorial, fora
load le di riendster, mengirim dokumen
Proses digitalisasi menurut saya di bidang
dan auna dari 250 otograer baik proesional
lewat aksilmili, atau juga ketika memanaskan
apapun penerapannya adalah sesuatu yang
maupun amatir. Tampak di antara karya oto
makanan di microwave.
membuat sesuatu menjadi lebih esien, instan, dan lebih terkoreksi. Dan itu membuat
yang dipamerkan, dua buah oto bunga hasil jepretan Muda Jusu Kalla, istri Wakil Presiden Jusu Kalla.
jadi lebih maksimal; bukankah kita ingin lebih maksimal dan esien? Dan ternyata itu
Menurut Ketua Panitia Ari Wicaksono, pameran oto ini diharapkan bisa menjadi sebuah ajang
dirasakan dan terlewati dalam hidup kesehar-
tampil bagi para peminat otogra yang memiliki keterbatasan untuk berpameran secara
ian…….
individual. “Selama ama ini para otograer amatir kesulitan untuk berpameran. Karena alasan itulah pameran oto ini kami adakan,”ujar Ari. Selain itu, pameran oto ini secara tidak langsung juga
Selamat datang di era proses digitalisasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan masyarakat kepada lembaga museum sebagai pelestari
visual…….. (pp)
warisan budaya bangsa. Tercatat Tercatat sebagai peserta termuda dalam pameran ini berusia 11 tahun,
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Event sementara peserta tertua berumur 70 tahun. Mengenai materi oto yang dipamerkan, tidak semua oto bisa dipa jang dalam pameran yang telah dipersiapkan lima bulan sebelumnya ini. Panitia menetapkan beberapa batasan, di antaranya oto yang dipamerkan tidak boleh mengandung unsur pornogra, sadisme, dan kekerasan secara eksplisit. Ataupun oto yang di dalamnya memuat unsur kepentingan politik praktis
Workshop Foto Macro, Still Lie, Beauty Shot
atau kepentingan golongan, dan pelecehan
dan Pre Wedding, Model dan Fashion, juga
nama baik.
Workshop Maximize Your Digital Pocket Cam-
Melengkapi acara pameran yang
era, Olah Digital, dan Foto Arsitektur. Menutup
disponsori oleh Telkomsel, Canon, Datascript,
keseluruhan rangkaian acara, digelar street
Adorama, Prima Imaging, ini digelar pula
hunting dengan mengambil lokasi Kota Tua,
sejumlah workshop otogra, di antaranya
Kota. (#)
EDISI I / 2007
Event sementara peserta tertua berumur 70 tahun. Mengenai materi oto yang dipamerkan, tidak semua oto bisa dipa jang dalam pameran yang telah dipersiapkan lima bulan sebelumnya ini. Panitia menetapkan beberapa batasan, di antaranya oto yang dipamerkan tidak boleh mengandung unsur pornogra, sadisme, dan kekerasan secara eksplisit. Ataupun oto yang di dalamnya memuat unsur kepentingan politik praktis
Workshop Foto Macro, Still Lie, Beauty Shot
atau kepentingan golongan, dan pelecehan
dan Pre Wedding, Model dan Fashion, juga
nama baik.
Workshop Maximize Your Digital Pocket Cam-
Melengkapi acara pameran yang
era, Olah Digital, dan Foto Arsitektur. Menutup
disponsori oleh Telkomsel, Canon, Datascript,
keseluruhan rangkaian acara, digelar street
Adorama, Prima Imaging, ini digelar pula
hunting dengan mengambil lokasi Kota Tua,
sejumlah workshop otogra, di antaranya
Kota. (#)
EDISI I / 2007
EDISI I / 2007
Where to nd
Pick up point SEASONS Imaging & Photography Center, Jl Senopati no 37 Kebayoran Baru - Jakarta Selatan Telp. : +62 21 521 3010 Fax : +62 21 529 07041 Email : ino@seasonsoto.com www.seasonsoto.com Focus Nusantara jl. K.H. Hasyim Ashari no 18, Jakarta Susan+ Pro Jl. Kemang Raya no.15, 3 rd foor Jakarta Selatan 12730 P. +62.21.71794607 F. +62.21.71794608 Email:
[email protected] Digimage Studio
contact person: sdr Agawirija
[email protected] contact person: sdr sdr.. Antonius Lati Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotograf (HIMMARFI) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya Jl. Nginden Intan Timur 1 no 18, Surabaya. Contact person: Christian Pieschel: 031 – 71707516 Atmajaya Photography club Gedung PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. babarsari no. 007 yogyakarta INDONESIA, Contact person: Sdri. Widi Indomelbourne Photographie, Contact person person:: sdr. Tanamas W. Batam Photo Club, Contact person Sdr Sdr.. Andreas SM Indonesia Photographer Organization (IPO), Contact person Sdr. Triyudha Ichwan Unit Seni Fotograf IPEBI (USF-IPEBI
Where to nd
Pick up point SEASONS Imaging & Photography Center, Jl Senopati no 37 Kebayoran Baru - Jakarta Selatan Telp. : +62 21 521 3010 Fax : +62 21 529 07041 Email : ino@seasonsoto.com www.seasonsoto.com Focus Nusantara jl. K.H. Hasyim Ashari no 18, Jakarta Susan+ Pro Jl. Kemang Raya no.15, 3 rd foor Jakarta Selatan 12730 P. +62.21.71794607 F. +62.21.71794608 Email:
[email protected] Digimage Studio Jl. Setyabudi 86 a Semarang telp/aks (024) 7461151 email :
[email protected] Digimage Studio jl. pleburan viii no 2 semarang 50243 telp (024) 8413991
Distribution Partners Perhimpunan Amatir Foto (PAF-Bandung) Contact person: Sdr. Dibyo Gahari UKM mahasiswa IBII (FOBI) Contact person Sdri. Eka Alam Sari FISIP Universitas Indonesia. Contact person Sdri.Anindita Telefkom Fotograf Universitas Pro. Dr. Moestopo (B). Jln. Hang Lekir I Jak-pus. Contact person Sdr. Budi Setyono
[email protected]
EDISI I / 2007
contact person: sdr Agawirija
[email protected] contact person: sdr sdr.. Antonius Lati Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotograf (HIMMARFI) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya Jl. Nginden Intan Timur 1 no 18, Surabaya. Contact person: Christian Pieschel: 031 – 71707516 Atmajaya Photography club Gedung PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. babarsari no. 007 yogyakarta INDONESIA, Contact person: Sdri. Widi Indomelbourne Photographie, Contact person person:: sdr. Tanamas W. Batam Photo Club, Contact person Sdr Sdr.. Andreas SM Indonesia Photographer Organization (IPO), Contact person Sdr. Triyudha Ichwan Unit Seni Fotograf IPEBI (USF-IPEBI (USF-IPEBI)) Komplek Perkantoran Bank Indonesia , Menara Sjaruddin Prawiranegara lantai 4, Jl. MH.Thamrin No.2, Jakarta Contact person p erson Sdr. Widarmanto “UKM MAT MATA” A” Akademi Seni Rupa dan Desain MSD (Modern SchooL o DEsign) Jalan Taman Siswa 164 Yogyakarta 55151, Phone (0274)414277 Contact Person : Lambok Sinaga, Yunus Wibisono PRISMA (Perhimpunan Fotograf Mahasiswa) Undip Semarang Contact Person: Sdr. Hakim
Jika anda tertarik untuk menjadi pick up point atau distribution partners kami, kirimkan data anda ke:
[email protected]