TUGAS Metode Pelaksanaan dan Operasional Proyek “Metode Pelaksanaan Pembangunan Underpass Simpang Tugu
Ngurah Rai ”
Oleh : Ni Nyoman Muni Satyawati
1504105031
I Wayan Suarga Adi Putra
1504105036
I Putu Yoga Merta Purnama
1504105039
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia – Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas pada mata kuliah Metode Pelaksanaa dan Operasi Proyek. Dengan selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan – masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Perwakilan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bapak Ida Bagus Artamana, ST., MT. sebagai narasumber dalam kuliah tamu Pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai. 2. Ibu Ir. Ariany Frederika, MT. sebagai dosen pada mata kuliah Metode Pelaksanaan dan Operasi Proyek. 3. Semua pihak yang terkait dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Penyusun berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Udayana. Penyusun menyadari bahwa makalah yang dibuat tidak sempurna dan masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan/saran dan kritik yang membangun agar dapat diperbaiki kedepannya.
Penyusun,
Oktober 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bali merupakan salah satu destinasi wisata terbaik dunia. Keanekaragaman budaya dan agama serta alam yang sangat eksotis menjadi salah satu daya tarik wisata yang menyababkan puluhan ribu orang mengunjungi bali setiap bulannya hanya untuk sekedar berlibur. Tidak heran jika pada bulan-bulan tertentu bali merupaka pulau dengan aktivitas bandara tersibuk di Indonesia. Tidak hanya sistem transportasi udara saja yang sangat padat pada saat musim liburan, tetapi sistem transportasi darat juga terkena imbasnya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian ke tempat-tempat wisata yang ada di Bali. Fenomena tersebut menyebabkan volume kendaraan yang ada di Bali menjadi semakin besar dan pada beberapa ruas jalan di Bali akan mengalami kemacetan. Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak memiliki transportasi umum yang baik atau tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk seperti Bali contohnya. Saat ini kemacetan bukanlah hal yang aneh lagi bagi masyarakat yang tinggal di Bali. Kemacetan yang ada di Bali dipengaruhi oleh banyak faktor. Contohnya volume kendaraan yang tidak sebanding dengan luas jalan yang ada di Bali. Seperti yang kita ketahui, luas ruas jalan yang ada di bali tidak lah besar jika kita bandingkan dengan ruas jalan yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Fenomena kemacetan ini sangat sering kita jumpai pada jalur lalu lintas dari Nusa Dua menuju Bandara Ngurah Rai dan begitu juga sebaliknya. Tidak hanya pada jalur Ngurah Rai - Nusa Dua, Jalur dari arah Denpasar menuju Nusa Dua ikut terkena imbasnya, sehingga hal tersebut menyebabkan kemacetan yang berkepanjangan. Pada tahun 2013, terbangun sebuah jalan bebas hambatan pertama di Bali yang kini dikenal dengan nama Jalan Tol Bali Mandara. Jalan ini menghubungkan daerah Benoa - Ngurah Rai – Nusa Dua yang merupakan salah satu daerah yang
sangat sibuk di Bali baik karena pariwisatanya maupun kegiatan-kegiatan penting yang berskala nasional maupun internasional yang diadakan di Bali. Jalan Tol Bali Mandara merupakan alternatif jalan baru untuk meningkatkan aksesibilitas mel alui pembangunan jalan lingkar dan merupakan upaya pengalihan arus lalu lintas dari/menuju Nusa Dua maupun Bandara International Ngurah Rai. Adanya jalan tol mengakibatkan penambahan kaki simpang pada Simpang Tugu Ngurah Rai. Penambahan kaki simpang pada persimpangan Tugu Ngurah Rai tentunya akan menambah konflik baru pada persimpangan tersebut. Pergerakan arus lalu lintas dari/menuju Jalan Tol akan menyebabkan perubahan konflik pada persimpangan Tugu Ngurah Rai yang akan mengakibatkan perubahan kinerja persimpangan Tugu Ngurah Rai. Simpang Tugu Ngurah Rai saat ini diatur dengan sistem Bundaran. Pergerakan lalu lintas pada Bundaran Ngurah Rai sedemikian padatnya sehingga muncullah antrian panjang pada simpang. Kepadatan lajur yang tinggi sering mengakibatkan kemacetan lalu lintas di daerah tersebut sehingga sering mengganggu pengguna jasa angkutan udara yang hendak menuju Bandara Ngurah Rai. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kajian analisis untuk mengetahui kinerja Bundaran Simpang Tugu Ngurah Rai saat ini. Faktor analisis yang dijadikan dasar penilaian kinerja Bundaran adalah kapasitas simpang, derajat kejenuhan, tundaan lalu lintas dan peluang antrian. Nilai kinerja terkecil dari jalinan akan dijadikan indikator kinerja bundaran. Apabila Bundaran sudah tidak mampu menampung lalu lintas maka diperlukan suatu alternatif desain pengendalian simpang. Alternatif desain yang diajukan adalah alternatif yang memberikan kinerja terbaik pada simpang Tugu Ngurah Rai serta dapat diterapkan secara teknis untuk mengantisipasi permintaan lalu lintas. Apabila bundaran bersinyal sudah tidak mampu mengatasi permasalahan lalu lintas simpang maka alternatif selanjutnya yang akan diambil adalah pengendalian simpang tak sebidang dengan underpass. Pengendalian simpang tak sebidang dengan flyover (jalan layang) tidak mungkin diambil mengingat terdapat aturan mengenai Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP).
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimanakah pelaksanaan pembangunan proyek Underpass Si mpang Tugu Ngurah Rai?
1.3
Tujuan penulisan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas mengenai pelaksanaan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pelaksanaan Pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai
Proyek pembuatan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai berlokasi di Kabupaten Badung, Bali. Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini akan ter bangun sepanjang 712 meter dengan bagian tertutup (bagian underpass dibawah bundaran Ngurah Rai adalah ± 400 meter dengan lebar jalan 17 meter dan tinggi underpass 5,1 meter. Dalam pelaksanaan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini hampir sama dengan proyek pembuatan underpass dewa ruci. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap pelaksanaan pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai adalah sebagai berikut :
2.2.1 Pembebasan
Lahan
Disekitar
Proyek
Pembangunan
Underpass
Simpang Tugu Ngurah Rai.
Pembebasan lahan dalam proyek pelebaran atau pembuatan jalan baru sangatlah penting. Pembebasan lahan ini diperlukan sebagai pelebaran jalan yang berfungsi sebagi jalan penunjang sementara selama proyek tersebut berlangsung sehingga masyarakat masih bisa melewati lokasi proyek tersebut sehingga tidak akan mengganggu pekerjaan yang ada. Pembebasan lahan ini juga berfungsi sebagai frontage pada lengan simpang. Frontage jalan adalah jalur yang dibangun paralel pada jalan arteri primer untuk kecepatan kendaraan yang lebih rendah. Frontage ini juga berfungsi sebagai jalan pengalihan selama proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini berlangsung.
2.1.2 Melakukan pemindahan Utilitas yang tertanam didalam tanah
Dalam pembangunan sebuah jalan baru terutama underpass banyak hal yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan proyek tersebut. Salah s atu hal penting yang harus dilakukan pertama sebelum pembangunan underpass adalah pemindahan utilitas penunjang kehidupan masyarakat seperti pemindahan pipa PDAM yang
tertanam didalam tanah, pemindahan kabel-kabel alat komunikasi yang tertanam dan kabel listrik yang ada dibawah tanah. Karena pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini sangat dekat daengan bandara, maka dalam pelaksanaan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini, ada sebuah pekerjaan khusus yang jarang ditemukan dalam pengerjaan underpass pada umumnya, yaitu pemindahan pipa avtur. Pipa avtur merupakan sebuah pipa yang menyalurkan bahan bakar pesawat dari sumbernya langsung ke Bandara Ngurah Rai.
2.1.3 Melakukan Pengalihan Lalu Lintas Sepanjang Proyek
Pengalihan lalu lintas ini dipindahkan ke sisi kanan dan kiri dari jalan yang akan digunakan sebagai underpass. Pengalihan lalu lintas ini pastinya nanti akan menyebabkan kemacetan sepanjang proyek tersebut, tetapi kemacetan yang terjadi tidak akan separah pada proses awal pembuatan frontage untuk proyek tersebut.
2.1.4 Melakukan Konstruksi Secant Pile
Secant pile atau yang lebih dikenal dengan retaining wall pile merupakan jenis dinding penahan tanah yang jarak antar pilenya berdempetan dan saling bersinggungan satu sama lainnya yang berguna sebagai daya dukung terhadap tekanan tanah. Secant pile dalam proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini juga berfungsi sebagai penahan struktur untuk menahan gaya angkat air yang disebabkan oleh tekanan air laut disamping proyek tersebut. Secant pile ini juga digunakan untuk menahan tanah dan material lainnya agar tidak longsor dan runtuh serta menjaga kestabilan daya dukung tanah. Agar secant pile ini lebih kuat maka dalam pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai juga menggunakan angkur yang dipasang didalam tanah dengan sudut kemiringan tertentu. Secant pile dibagi menjadi 2, yaitu secondary pile dan primar y pile. Dalam proyek ini pengerjaan secant pile yang dilakukan pertama kali adalah membuat secondary pile. Pengerjaan secondary pile ini diawali dengan melakukan pengeboran tanah dengan menggunakan mobile crane yang ujungnya diberi bor sesuai kedalaman yang telah ditentukan dan dilakukan pengecoran pada lubang tersebut. Setelah secondary pile selesai, dilanjutkan dengan pembuatan primary pile.
Pengerjaan primary pile hampir sama dengan secondary pile. Primary pile ini terletak diantara dua secondary pile dan terdapat penambahan tulangan baja sebagai penguat pile tersebut.
2.1.5 Pembuatan Lantai Kerja Top Slab
Sebelum kita melakukan penggalian untuk pembangunan underpass, hal yang harus dilaukan pertama adalah pembuatan top slab. Top slab dalam pembangunan ini berfungsi sebagai penahan struktur atas Simpang Tugu Ngurah Rai supaya pada saat akan melakukan penggalian untuk underpass, struktur diatas underpass tidak akan runtuh.
2.1.6 Melakukan Penggalian Tanah
Setelah top slab telah selesai dikerjakan, maka pekerjaan utama dalam pembangunan underpass ini dilakukan, yaitu penggalian tanah pada lokasi underpass tersebut. Penggalian tanah ini dilakukan sesuai dengan elevasi kedalaman yang telah ditentukan yaitu sekitar 5,1 meter. Penggalian ini dilakukan secara bersama dari 2 arah yaitu dari arah utara ke selatan dan dari arah selatan ke utara, sehingga nantinya kedua alat tersebut akan bertemu pada satu area top slab. Penggalian tanah ini menggunakan alat berat excavator dan dump truck. Excavator ini bekerja secara berkesinambungan pada saat akan membuang sisa-sisa tanah penggalian ini. Sisa-sisa tanah penggalian ini diangkut oleh excavator dan dibuang kedalam bak dump truck. Dump truck akan membawa sisa tanah ini ke tempat pembuangan yang telah ditentukan. Jarak antara lokasi proyek dan tempat pembuangan tanah ini sekitar ± 2 meter. Setelah penggalian selesai, tanah tersebut diratakan denga alat motor grader sesuai dengan kemiringan jalan yang diinginkan.
2.1.7 Pembuatan Kolam Sump Pit dan Sistem Drainase.
Underpass yang terendam air atau muka airnya diatas 5 meter, maka diwajibkan untuk membuat sebuah kolam sump pit. Sump pit ini berfungsi sebagai penampungan air sementara selama proyek berlangsung dan dibuang ke sebuah saluran. Karena proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini berdampingan dengan laut, maka air tersebut akan langsung dibuang ke laut. Kolam sump pit ini
dilengkapi dengan sistem pompa submersible yang berfungsi untuk memompa air keluar. Jika pompa ini tidak dibuka dan diawasi, maka dalam w aktu sekitar 3,5 jam air akan masuk dan memenuhi kolam resistance dan akan terjadi banjir. Oleh karena itu pompa tersebut harus selalu diawasi 24 jam.
2.1.8 Pembuatan Bottom Slab
Bottom slab ini merupakan jalan underpass dengan tinggi minimal 5,1 meter dan lebar ruang manfaat jalan ± 17 meter. Pekerjaan bottom slab ini meliputi pekerjaan persiapan badan jalan, pengerjan lean concrete, pemasangan angkur (ground anchor), pekerjaan pembuatan perkerasan beton jalan, pekerjaan pengaspalan permukaan jalan, dan pengerjaan dinding underpass. Pada pekerjaan perkerasan jalan (pengaspalan) bottom slab, untuk memudahkan pengerjaan digunakan sebuah alat berat asphalt paver.
2.1.9 Pekerjaan finishing
Pengerjaan finishing dalam proyek underpass ini meliputi pembuatan taman, pemberian marka jalan, pemberian ornament bali pada dinding underpas, dan pemberian rambu-rambu sepanjang Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai.
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan
Dalam pelaksanaan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini terbagi dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Pembebasan lahan disekitar proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai 2. Melakukan pemindahan Utilitas yang tertanam didalam tanah 3. Melakukan pengalihan lalu lintas sepanjang proyek 4. Melakukan konstruksi secant pile 5. Pembuatan lantai kerja top slab 6. Melakukan penggalian tanah 7. Pembuatan kolam Sump pit dan sistem drainase 8. Pembuatan bottom slab 9. Pekerjaan finishing
3.2
Saran
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan kita lebih menyimak materi yang dipaparkan saat kuliah tamu tersebut berlangsung untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Apabila terdapat hal-hal penting yang menurut kita dapat menunjang pembuatan makalah ini, maka disarankan untuk merekam hal-hal penting yang dipaparkan oleh narasumber tersebut, sehingga kita dapat menggunakan hal tersebut dalam pengerjaan makalah.