Nama : Eustakia Y. Ega Pena Nim
: 1108012045 1108012045
Tugas : Tes Konfrontasi
Uji konfrontasi, merupakan uji pemeriksaan lapang pandang yang paling sederhana. Karena tidak memerlukan alat tambahan. Lapang pandang pasien dibandingkan dengan lapang pandang pemeriksa. Pasien dan pemeriksa atau dokter berdiri berhadapan dengan bertatap mata pada jarak 60 cm. mata kanan pemeriksa dan mata kiri pasien ditutup. Mata kiri pemeriksa menatap mata kanan pasien. pas ien. Pemeriksa menggerakkan jari j ari dari arah temporalnya dengan jarak yang sama dengan mata pasien kearah sentral. Bila pemeriksa telah melihat benda atau jari di dalam lapang l apang pandangnya, maka bila lapang pandang pasien normal ia juga dapat melihat benda tersebut. Bila lapang pandang pasien menciut maka ia akan melihat benda atau jari tersebut bila benda telah berada lebih ketengah dalam lapang pandang pemeriksa. Dengan cara ini dapat dibandingkan lapang pandang pemeriksa dengan lapang pandang pasien pada semua arah. Pemeriksaan Lapang Pandang dengan Tes Konfrontasi Skrining. Skrining dimulai dari lapang pandang temporal karena kebanyakan defek melibatkan daerah ini. Bayangkan, lapang pandang pasien diproyeksikan pada mangkuk kaca yang melingkupi bagian depan kepala pasien. Minta kepada pasien untuk melihat mata Anda dengan kedua matanya. Ketika Anda bertatapan dengan pasien, tempatkan kedua tangan Anda secara terpisah dengan jarak 2 feet (sekitar 0,6 meter) di sebelah lateral tiap-tiap telinga pasien. Minta pasien untuk menunjuk jari tangan anda begitu dia melihatnya. Kemudian, gerakkan secara perlahan jari-jari yang digoyang-goyangkan dari kedua tangan Anda disepanjang mangkuk imajiner dan kearah garis pandangan sampai pasien melihatnya. Ulangi pola gerakan ini pada kuadran temporal atas dan bawah. Normalnya, seseorang akan melihat jari jari tangan dari kedua tangan Anda disaat yang bersamaan. Jika demikian, biasanya lapang pandangnya mormal.
Pengujian lebih lanjut. Jika anda menemukan suatu defek, coba untuk menentukan batas-batasnya. Uji setiap mata satu per satu. Sebagai contoh, jika anda mencurigai defek temporal pada lapang pandang yang kiri, minta pasien untuk menutup mata kanannya dengan menggunakan mata kiri, minta pasien untuk menatap langsung mata Anda pada sisi yang berlawanan. Kemudian, secara perlahan gerakkan jari-jari tangan Anda yang digoyang-goyangkan dari daerah defek kearah daerah yang penglihatannya lebih baik. Perhatikan, di daerah mana pasien pertama-tama bereaksi. Ulangi pengujian ini pada beberapa level untuk menentukan batas defek. Jika mata kiri pasien secara berulang-ulang tidak melihat jari-jari tangan anda sampai jari-jari tangan tersebut melintasi garis pandangan pasien, keadaan ini disebut hemianopsia temporal kiri. Keadaan ini digambarkan dalam bentuk diagram menurut titik pandang pasien. Defek temporal pada lapang pandang salah satu mata menunjukkan defek nasal pada mata yang lain. Untuk menguji hipotesis ini, periksa mata yang lain dengan cara yang sama, yaitu dengan menggerakkan sekali lagi jari-jari tangan dari daerah yang diperkirakan mengalami defek kearah daerah yang penglihatannya lebih baik. Defek lapang pandang yang kecil dan bintik buta yang melebar memerlukan stimulus yang lebih halus. Dengan menggunakan objek berwarna merah yang kecil seperti batang korek api yang kepalanya berwarna merah atau penghapus berwarna merah pada ujung pensil, lakukan pengujian mata satu per satu. Ketika pasien memandang langsung mata Anda pada sisi yang berlawanan, gerakkan objek tersebut disekitar lapang pandang. Bintik buta yang normal dapat ditemukan pada 15 derajat sebelah temporal garis pandangan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pemeriksaan Lapang Pandang a. Metode konfrontasi
Pemeriksa dan penderita saling berhadapan.
Satu mata penderita yang akan diperiksa memandang lurus kedepan (kearah mata pemeriksa).
Mata yang lain ditutup.
Bila yang akan diperiksa mata kanan, maka mata kanan pemeriksa juga dipejamkan.
Tangan pemeriksa direntangkan, salah satu tangan pemeriksa atau kedua tangan pemeriksa digerak-gerakkan dan penderita diminta untuk menunjuk kearah tangan yang bergerak (dari belakang penderita).
Gambar 1: Tes lapang pandang menggunakan uji konfrontasi Test Konfrontasi I Mintalah penderita untuk menutup satu mata tanpa menekannya. Berdirilah agak membungkuk sehingga kepala Saudara setinggi kepala penderita tepat di depan penderita. Tutuplah mata anda (dengan asumsi lapang pandangan pemeriksa adalah normal) yang tepat berada di depan mata penderita yang ditutup (bila penderita menutup mata kanannya, anda menutup mata kiri anda). Dengan perlahan gerakkanlah jari anda (boleh pensil atau obyek kecil lainnya) dari perifer ke tengah dari ke delapan arah dan mintalah penderita memberi tanda tepat ketika dia mulai melihat obyek. Selama pemeriksaan ini, jagalah agar jari anda selalu berjarak sama dari mata anda dan mata penderita, agar anda dapat membandingkan lapang pandang anda dengan lapang pasien anda.
Test Konfrontasi II i. Satu mata penderita ditutup dengan telapak tangan ii. Penderita memfiksasi penglihatan pada hidung pemeriksa iii. Pemeriksa mengawasi mata pasien untuk tetap fiksasi pada hidung pemeriksa iv. Dengan tetap fiksasi pada hidung pemeriksa, penderita menghitung jari tangan untuk membandingkan telapak tangan pemeriksa pada 4 kuadran. v. Pasien diminta membandingkan kuadran mana yang tampak jernih, terang dan tajam. (Selain dengan tangan dapat juga dibandingkan dua obyek berwarna merah, misalnya tutup botol midriatikum, untuk membandingkan saturasi warna, pasien diminta menyebutkan bila ada perbedaan warna dari beberapa kuadran)