TERAPI PERILAKU I.
KONSEP DASAR TERAPI PERILAKU
Selama masa perkembangannya sampai saat ini, terdapat tiga perubahan besar dalam penerapan terapi perilaku, yaitu : a. Te Terap rapii per perila ilaku ku yang fok fokus us pada memodifi memodifikas kasii per perila ilakuku-peri perilak laku u tam tampak pak (overt (overt behavior ), ), yakni yang didas didasarkan arkan pada prinsip dan prosedur clasical dan dan operant conditioning . Terdapat Terdapat dua pendekatan yang terkenal yakni : 1. appl applied ied beh behavio aviorr anal analysi ysiss (S (Ski kinn nner er)) Pa Pada da pe pende ndekat katan an in inii as asum umsi si ya yang ng digunakan adalah perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi ((behavi behavior or is a function
of
its
consequences)). consequences
Pro Pr osedur
yan ang g
digun unaaka kan n
berup upaa
pemberian reinforcement , punishment , extinction dan stimulus extinction dan stimulus control control . 2. Neobehavioristic mediational stimulus response response (o!rer (o!rer " iller). erupakan aplikasi dari konsep clasical conditioning . Pada pendekatan ini mulai disadari bah!a proses mental mempunyai pengaruh terhadap hukum bela#ar yang kemudian membentuk suatu perilaku. odel pendekatan Stimul Sti mulus us $es $espon pon men menggun ggunakan akan pro proses ses med medias iasion ional. al. Tek eknik nik-te -tekni knik k yan yang g digunakan berupa systematic berupa systematic desensitization desensitization dan dan flooding flooding . b. %erakan ke dua ialah Social Social-Cogni -Cognitive tive theor theoryy yan yang g dip diprak rakars arsai ai ole oleh h &an &andur duraa (1'). *da + faktor yang terpisah namun saling membentuk sistem interaksi satu sama lainnya, yang berupa lingkungan (external (external stimulus event)s, event)s, penguatan (external (external reinforcement ), ) , dan pr pros oses es ko kogni gniti tiff (cognit cognitive ive mediat mediational ional pro processe cessess). SocialCogni Cog niti tive ve
Theor The oryy be berran angg ggap apan an
bah! ba h!aa
kettig ke igaa
elem el emen en
terrse te sebu butt
salling sa
mempengaruhi satu sama lain. leh karena itu, dalam prosedur treatment yang men#adi fokus adalah indiidu itu sendiri sebagai agent of change. change. *pl *plikasi ikasi dari teori ini adalah Cognitive Behavior Therapy (&T). Therapy (&T). /. %er %eraka akan n ket ketiga iga dalam perkemb perkembanga angan n ter terapi api perilaku perilaku didasari didasari oleh argumen argumentas tasii 0ayes (2). 3ang mulai menggunakan konsep penerimaan (acceptance (acceptance)) yg merupakan proses aktif akt if da dari ri self-affirmation self-affirmation,,
mene me neri rima ma bu buka kan n
bera be rart rtii
meny me nyer erah ah
mela me lain inka kan n
keberanian untuk mengalami4merasakan pikiran perasaan negatif. Terdapat dua bentuk terapi perilaku yang menggunakan konsep acceptance acceptance,, yakni :
1. ialectical Behaviora Therapy (5&T) Therapy (5&T) Terdapat dua konsep penting dalam penerapan 5&T, yakni yakni !cceptance !cceptance and change dan change dan "indfullness "indfullness.. 6ntuk men/apai kondisi mindfullness dibutuhkan beberapa kemampuan yang harus dikuasai, yakni :
engamati serta memperhatikan emosi yang dirasakan tanpa men/oba untuk menghentikan !alaupun terasa sangat menyakitkan.
en/oba untuk men#elaskan dan men#abarkan pikiran serta perasaan yang sedang dirasakan.
7angan langsung menghakimi atas pikiran dan perasaan yang sedang dialami, tapi /oba untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang men#adi penyebab hal tersebut.
Stay in the present .
8okus pada satu hal (one (one mindfully). mindfully).
2. !cceptance and Commitment Therapy (*T). Therapy (*T). Sedangkan dalam !cceptance dalam !cceptance and Commitment Therapy Therapy mengkombinasikan mengkombinasikan prinsip-prinsip behaiorisme Skinner dengan faktor bahasa dan kognitif serta bagaimana ketiga faktor tersebut berpengaruh dalam psikopatologi. Te Terdapat rdapat empat konsep utama yakni:
#xperiential avoidance avoidance.. e eng nga/ a/u u pa pada da pr pros oses es men en/o /oba ba un unttuk menghindari pengalaman pribadi negatif atau menyedihkan,
!cceptance.. * !cceptance *T T dir diran/a an/ang ng unt untuk uk mem membant bantu u kli klien en bela bela#ar #ar bah! bah!aa menghindari pengalaman adalah bukan solusi.
Cognitive efusion. efusion. 9onsep ini menga/u memisahkan pikiran dari orang lain yang dan apa yang kita pikirkan.
Commitment . *T berfokus pada tindakan
T$*P; P$;<*96 (&0*=;$ - T0$*P3) Terdapat beberapa #enis terapiperilaku yang banyak digunakan orang, yaitu relaksasi, desensitisasi sistematis, pembiasaan operan, modeling, pelatihan asersi, pelatihan aersif, dan biofeedbac$ .
Relaksasi
*da yang berpendapat bah!a relaksasi adalah bukan termasuk terapi perilaku yang spesifik, karena dalam terapi, latihan relaksasi ini sering pula digunakan sebagai pengantar. *lasannya sangat #elas, yakni kalau melakukan kegiatan ma/am apapun, seandainya dilakukan dalam kondisi dan situasi yang relaks, maka hasil dan prosesnya akan optimal. >amun, karena menyangkut metode yang sama dengan terapi perilaku, ialah berupa pengaturan terutama gerakan motorik, maka akan lebih tepat untuk menempatkan dalam kelompok Terapi Perilaku. Tu#uannya sudah #elas, bah!a relaksasi merupakan upaya untuk mengendurkan ketegangan, pertama-tama #asmaniah yang pada akhirnya mengakibatkan mengendurnya ketegangan #i!a. aranya dapat bersifat respiratoris, yaitu dengan mengatur aktiitas bernafas, atau bersifat otot. Pelatihan relaksasi pernafasan, dilakukan dengan mengatur mekanisme pernafasan, ialah tempo4irama dan intensitas yang lebih lambat dan dalam. 9etentuan dalam bernafas, khususnya dengan irama yang tepat, akan menyebabkan otot makin lentur dan dapat menerima situasi yang merangsang luapan emosi tanpa membuatnya kaku. Sangat biasa, dan itulah yang banyak dilakukan orang, yakni dalam bentuk penggabungan relaksasi pernafasan dan otot. aranya adalah dengan mengatur nafas yang kemudian ditambah dan dikombinasikan dengan pengaturan gerakan otot. 7adi, 1. Pertama ? tama mengatur irama dan kedalaman pernafasan sampai pada taraf yang paling membuat pasien merasa nyaman. 2. 9emudian otot ? otot dilatih menegang dan melemas. 9ebanyakan pelatih relaksasi, memulai melemaskan atau menegangkan otot pada bagian tubuh yang ter#auh dari #antung. *lasannya adalah agar kalau ter#adi keke#angan pada otot karena mulai melatih, maka keke#angan itu tidak pada otot #antung atau yang dekat dengan #antung. 7adi, mulai dari u#ung kuku, tungkai kaki, dan seterusnya, serta #ari tangan, tangan lengan dan seterusnya.
Desensitisasi Sistematis
Proses teknik penanganan ini umumnya dilandasi oleh prinsip kontrakebiasaan bela#ar (counter conditioning ), terutama dalam rangka menghilangkan ke/emasan dan kadang ? kadang #uga ketakutan. 7enis teknik ini akan lebih baik kalau obyek yang menyebabkan men#adi tegang atau takut, relatie #elas. isalnya, takut pada sesuatu benda ( phobia) atau takut kalau harus berpidato di hadapan banyak orang, dengan alasan yang tidak masuk akan, irasional. Tata laksana teknik terapi ini didasarkan pada desensitisasi, artinya membuat lebih tidak sensitifnya ia terhadap sesuatu hal, keadaan, atau pendapat@ dan sistematika, yang berarti memiliki urutan tertentu, se/ara bertahap. isalnya, menangani orang4klien yang takut pada binatang tertentu, misalnya ular. 9lien diminta untuk memperhatikan gambar ular yang ke/il yang ditempatkan pada tempat yang #auh. 9alau klien tidak menun#ukkan ketegangan, ke/emasan atau ketakutan, gambar itu dikedepankan se/ara bertahap. 9emudian, gambarnya diperbesar dan dilakukan hal yang sama. Selan#utnya, gambar diganti dengan ular ke/il yang tidak berbahaya. 9emudian dengan ular yang besar dan seterusnya. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan pada teknik desensitisasi sistematis ini, yakni pertama, pembuatan program terapi yang dibangun bersama antara klien dan terapis se/ara tepat, dan %edua&menentukan obyek yang menakutkan itu. 9alau takut pada singa liar yang lapar, itu !a#ar, bukan fobia. 6kuran fobia atau tidak, akan tergantung pada pendapat ilmu pengetahuan dan pemahaman umum. 6lar sering disebut sebagai obyek fobia, karena menurut ilmu pengetahuan, ular itu se/ara disebut sebagai obyek fobia, karena menurut ilmu pengetahuan, ular itu se/ara umum bukanlah binatang buas yang memburu manusia untuk dipatuk. Takut pada ke/oa pada kaum !anita pada umumnya, bisa normal, sehingga tidak dapat disebut fobia. Tetapi kalau takutnya berlebihan, maka #adi disebut fobia. Pembiasaan Operan
1'A). Penguatan negatie dilakukan seandainya terdapat tingkah laku yang tidak diharapkan, misalnya ge#ala-ge#ala Bti/sC atau gagap. peran merupakan inisiatif yang dilakukan oleh klien, dalam arti bah!a ia melakukan pemilihan apa yang sebaliknya dilakukan berdasarkan berbagai opsi, yang disediakan. (espons cost , reposisi penguat positif berkaitan dengan perilaku negatie di/ontohkan dalam kontrak penanggulangan (Contract Treatment ) sering digunakan sebagai insentif bagi klien untuk berpartisipasi se/ara penuh dalam suatu program terapeutik atau pendidikan. isalnya, partisipan dalam program pendidikan keterampilan orang tua bisa diminta untuk menga#ukan suatu simpanan yang sebanding dengan bayarannya, yang akan dibayarkan kepadanya #ika ia telah menyelesaikan seluruh interensinya. 7ika, bagaimanapun, klien gagal datang pada sesi interensi, suatu bagian dari tabungan akan datang sebagai denda, sebagai biaya. 7ika terdapat banyak keterampilan harus dimiliki klien dalam proses interensinya, /ara respons cost ini sering efektif. isalnya dalam usaha meningkatkan keterampilan sosial. Pelatihan diskriminasi dan generalisasi terprogram, di/ontohkan oleh pendekatan keperilakuan terhadap mana#emen strees dan pendidikan kesehatan. 9lien pertama ? tama dilatih untuk membedakan antara stress4ketegangan dan relaksasi, dalam arti reaksi badan dan perilaku kognitifnya. 5iskriminasi dapat dikuatkan dengan pelaksanaan stressnya selama seminggu dan relaksasi dalam pelatihan relaksasi otot progresif. Modeling
Prinsip teori yang melandasi teknik terapi ini adalah teori mengenai bela#ar melalui pengamatan (observation
learning )
atau
sering
#uga
disebut
bela#ar
sosial
( social
learning )
dari alter dan !and"ra. pada prinsipnya, terapis memperlihatkan model yang tepat untuk membuat klien dapat meniru bagaimana ia seharusnya melakukan upaya menghilangkan perasaan dari pikiran yang tidak seharusnya dari orang lain yang disebut model itu. Terhadap
dua
konsep
yang
berbeda
yang
digunakan
dalam
modeling
ini,
yakni
antara coping danmastery model menampilkan perilaku ideal, /ontohnya bagaimana menangani ketakutan. Sebaliknya,coping model pada dasarnya menampilkan bagaimana ia tidak merasa takut untuk menghadapi hal yang semula menakutkan. Pelati#an Asersi
Pelatihan ini makin banyak dikembangkan dan digunakan orang karena untuk dapat membangun ker#asama dan bergaul dengan orang lain diperlukan sikap dan kemampuan asertif. 9emampuan asertif ini adalah kemampuan untuk mengekspresikan apa ada dalam diri seseorang se/ara mandiri dan tegas serta memuaskan, rasional, dan #uga tanpa mengagrasi maupun mengikuti
orang lain. Saat ini banyak orang yang mengalami kesukaran dalam mengambil inisiatif yang positif maupun negatie, berpendirian, dengan aturan ? aturan yang masuk akal, menolak, permintaan yang tidak masuk akal. !ssertion Training (*T) digunakan untuk menanggulangi gangguan obsesif kompulsif, alkoholisme, penyimpangan seksual, /emas saat berpa/aran, perilaku agrasif dan eksplosif, dan kelemahan keterampilan sosial. Se/ara tipikal, perlaksanaan *T melibatkan teknik ? teknik keperilakuan sebagai berikut: Sharing by successive approximations Teknik ini mungkin merupakan metode yang paling fundamental, melibatkan proisi penguatan positif kepada klien sebagai pembela#aran untuk menampilkan perilaku asertif terus menerus. aranya adalah seperti keterampilan desensitasi, dimana dibuat suatu urutan bertingkat (hirakhi) dari perilaku yang hanya sedikit nilai asertifnya sampai yang dinilai sangat asertif. 3ang lebih spesifik antara lain adalah: "odelling , dimana klien men/ontoh perilaku asertif yang efektif@ kemudian latihan berperilaku (behavior rehearsal ), di mana klien berlatih melakukan tindakan ? tindakan dalam situasi yang tidak mengan/am. Selan#utnya #uga coaching , di mana terapis melatih klien untuk melakukan tindakan ? tindakan asertif. Selan#utnya #uga pemberian umpan balik (feed bac$ ), dimana terapis menyediakan penguat dan saran ? saran ketika klien berada dalam situasi pelatihan @ dan pemberian instruksi ideotape. 5ari penelitian ? penelitian disimpulkan bah!a yang paling efektif adalah kombinasi dari teknik-teknik tersebut. !io$eedba%k
Teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk pembiasaan perilaku otomatis manusia. Paradigma umum penanggulangan biofeedba/k melibatkan penggunaan peralatan perekam yang se/ara terus menerus memantau respons ? respons fisik subyek dan tampilan respons itu kepada subyek. isalnya peralatan men/atat detak #antung atau tegangan otot subyek, dan subyek dapat mengamati dan menerima umpan balik.
!A! II TIN&AUAN PUSTAKA A. Pengertian Terapi Modalitas Terapi modalitas adalah suatu kegiatan dalam memberikan askep baik di institusi maupun di masyarakat yg bermanfaat dan berdampak terapeutik. !. T"'"an Terapi Modalitas 1. menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku klien 2. mengurangi ge#ala gangguan #i!a +. memperlambat kemunduran . membantu adaptasi terhadap situasi sekarang D. membantu keluarga dan orang-orang yang berarti . mempengaruhi keterampilan mera!at diri sendiri A. meningkatkan aktiitas . meningkatkan kemandirian (%ostetamy, 1'A+). (. &enis Terapi Modalitas ). Terapi Lingk"ngan a. Pengertian "ilieu Therapy& berasal dari bahasa Peran/is yang berarti peren/anaan ilmiah dari lingkungan untuk tu#uan yang bersifat terapeutik atau mendukung kesembuhan. Pengertian lainnya adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis indiidu serta mendukung proses penyembuhan. Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar ter#adi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptie men#adi perilaku adaptif. Pera!at menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. &entuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktiitas dan interaksi. 5alam terapi lingkungan pera!at harus memberikan kesempatan, dukungan, pengertian agar klien dapat berkembang men#adi pribadi yang bertanggung #a!ab. 9lien #uga dipaparkan pada peraturan-peraturan yang harus ditaati, harapan lingkungan, tekanan peer, dan bela#ar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Pera!at #uga mendorong komunikasi dan pembuatan keputusan, meningkatkan harga diri, bela#ar keterampilan dan perilaku yang baru. &ah!a lingkungan rumah sakit adalah lingkungan sementara di mana klien akan kembali ke rumah, maka tu#uan dari terapi lingkungan ini adalah memampukan klien dapat hidup di luar lembaga yang di/iptakan melalui bela#ar kompetensi yang diperlukan untuk beralih dari lingkungan rumah sakit ke lingkungan rumah tinggalnya. b. T"'"an embantu ;ndiidu untuk mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu bela#ar memper/ayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat. enurut St"art dan S"ndeen :
1. eningkatkan pengalaman positif pasien khususnya yang mengalami gangguan
mental, dengan /ara membantu indiidu dalam mengembangkan harga diri. 2. eningkatkan kemampuan untuk berhubungan denagan orang lain +. enumbuhkan sikap per/aya pada orang lain . empersiapkan diri kembali ke masyarakat, dan D. en/apai perubahan yang positif %. Karakteristik
+ing$ungan ,isi$ Tetap en/akup struktur dari bentuk bangunan baik eksternal maupun internal. &agian eksternal meliputi struktur luar rumah sakit, yaitu lokasi dan letak gedung sesuai dengan program pelayanan kesehatan #i!a, salah satunya kesehatan #i!a masyarakat. &erada di tengah-tengah pemukiman penduduk atau masyarakat sekitarnya serta tidak diberi pagar tinggi. 0al ini se/ara psikologis diharapkan dapat membantu memelihara hubungan terapeutik pasien dengan masyarakat. emberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap mengakui keberadaan pasien serta menghindari kesan terisolasi. &agian internal gedung meliputi penataan struktur sesuai keadaan rumah tinggal yang dilengkapi ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi tertutup, E, dan ryang makan. asing-masing ruangan tersebut diberi nama dengan tu#uan untuk memberikan stimulasi pada pasien khususnya yang mengalami gangguan mental, merangsang memori dan men/egah disorientasi ruangan. Setiap ruangan harus dilengkapi dengan #ad!al kegiatan harian, #ad!al terapi aktiitas kelompok, #ad!al kun#ungan keluarga, dan #ad!al kegiatan khusus misalnya rapat ruangan. . +ing$ungan ,isi$ Semi Tetap 8asilitas-fasilitas berupa alat kerumahtanggaan meliputi lemari, kursi, me#a, peralatan dapur, peralatan makan, mandi, dsb. Semua perlengkapan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pasien bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta men#aga priasi pasien / +ing$ungan ,isi$ Tida$ Tetap
e. Peran Pera+at dalam Terapi Lingk"ngan 1. Pen/ipta lingkungan yang aman dan nyaman a. Pera!at men/iptakan
dan mempertahankan
iklim4suasana
yang
akrab, menyenangkan,
saling menghargai di antara sesame pera!at, petugas kesehatan, dan pasien. b. Pera!at yang men/iptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan-keadaan yang menimbulkan ter#adinya ke/elakaan4luka terhadap pasien atau pera!at. /. en/iptakan suasana yang nyaman. d. Pasien diminta berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya sendiri dan orang lain seperti yang biasa dilakukan di rumahnya. isalnya membereskan kamar. 2. Penyelenggara proses sosialisasi a. embantu
pasien
bela#ar
berinteraksi
dengan
orang
lain,
memper/ayai
orang
lain,
sehingga meningkatkan harga diri dan berguna bagi orang lain. b. endorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan dan perilakunya se/ara terbuka sesuai dengan aturan di dalam kegiatan-kegiatan tertentu. /. elalui sosialisasi pasien bela#ar tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang baru, dan dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya pada !aktu yang luang. +. Sebagai teknis pera!atan 8ungsi pera!at adalah memberikan4memenuhi kebutuhan dari pasien, memberikan obatobatan yang telah ditetapkan, mengamati efek obat dan perilaku-perilaku yang menon#ol4menyimpang serta mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam terapi tersebut. . Sebagai leader atau pengelola. Pera!at harus mampu mengelola sehingga ter/ipta lingkungan terapeutik yang mendukung penyembuhan dan memberikan dampak baik se/ara fisik maupun se/ara psikologis kepada pasien. f. Jenis-jenis Kegiatan Terapi Lingkungan
a. Terapi rekreasi yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada !aktu luang, dengan tu#uan pasien dapat melakukan kegiatan se/ara konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial b. Terapi kreasi seni Pera!at dalam terapi ini dapat sebagai leader atau beker#a sama denagn orang lain yang ahli dalam bidangnya karena harus sesuai dengan bakat dan minat. c ance therapy2 menari d. Terapi musik e. Terapi dengan menggambar4melukis 5engan menggambar akan menurunkan ketegangan dan memusatkan pikiran yang ada. f +iteratur2 biblio therapy Terapi dengan kegiatan memba/a seperti noel, ma#alah, buku-buku dan kemudianmendiskusikannya. Tu#uannya
adalah
untuk
mengembangkan
!a!asan
diri
dan
bagaimana mengekspresikan
perasaan4pikiran dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang ada.
g 1ettherapy Terapi ini bertu#uan untuk menstimulasi respon pasien yang tidak mampu mengadakan hubungan interaksi dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa kesepian, menyendiri. h 1lanttherapy Terapi ini bertu#uan untuk menga#ar pasien untuk memelihara segala sesuatu4mahluk hidup, dan membantu hubungan yang akrab antara satu pribadi kepada pribadi lainnya.
,. Terapi Kel"arga a. Pengertian
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertu#uan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (%urman, 9niskern " Pinsof, 1'). Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah indiidu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan interensi spesifik dengan tu#uan membina komunikasi se/ara terbuka dan teraksi keluarga se/ara sehat. b. T"'"an
1. enurunkan konflik ke/emasan keluarga 2. eningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga. +. eningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis. . engembangkan hubungan peran yang sesuai D. embantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga. . eningkatkan kesehatan #i!a keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga. %. Perkembangan
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1'D-an oleh seorang *ntropologis bernama %regory &ateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skiFofrenia di Palo *lto, alifornia. Pada pertengahan 1'A-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Se#alan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermun/ulan, begitu #uga program pelatihan terapi keluarga (%ale dan
adalah
merupakan fenomena
unti sosial
sosial yang
dasar
dalam
multikultural
fungsi dan
manusia. multidimensi.
9eluarga mempengaruhi seluruhnya sistem sosial baik pada perkembangan maupun kelangsungan perilaku seseorang.
Sebagai satu sistem sosial dasar keluarga mempunyai fungsi utama untuk mentransfer nilai budaya dan tradisi melalui generasinya. Perkembangan dan peningkatan sistem keluarga melalui organisasi yang kompleks berlangsung melalui tahap ?tahap perkembangan. ;ndiidu #uga berkembang melalui tahap ? tahap perkembangan dan per#alanan ini umumnya ter#adi dalam konteks keluarga. 9eluarga mengalami transisi dalam peristeHi!a perkembangan seperti : melahirkan, meninggal, dan menikah. 9e#adian ini menimbulkan perubahan pada anggota dan komposisi dari sistem keluarga. 9eluarga memproses dan mengembangkan kekuatan dan sumber internal. 5iantara sumber ?sumber tersebut adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berubah dalam respon terhadap kebutuhan internal dan eksternal. Perubahan dalam struktur dan proses keluarga menun#ukkan perubahan dalam seluruh anggota keluarganya. Perubahan dalam perilaku dan fungsi indiidu sebagai anggota keluarga berpengaruh terhadap sistem keluarga dan seluruh anggota keluarga lainnya. 9eluarga sebagai sistem adalah lebih dari se#umlah fungsi dari tiap ?tiap indiidu dari anggotanya. Perubahan dalam struktur dan fungsi keluarga dapat difasilitasi melalui terapi keluarga. d. Kerangka teoritis
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertu#uan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (%urman, 9niskern " Pinsof, 1'). Terapi keluarga mun/ul dari obserasi bah!a masalah-masalah yang ada pada terapi indiidual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. ontohnya, klien yang menun#ukkan peningkatan selama men#alani terapi indiidual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya. Terapi keluarga didasarkan pada teori system (=an &ertalanffy, 1') yang terdiri dari + prinsip : 1ertama& adalah kausalitas sirkular, artinya peristi!a berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah?efek perhubungan. %edua, ekologi, mengatakan bah!a system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. 5alam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. %etiga& adalah sub#ektiitas yang artinya tidak ada pandangan yang ob#ektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga. 9etika masalah mun/ul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang mun/ul. Tu#uan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering per/aya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1'2). Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika : 1. 9risis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga. 2. 9etidak harmonisan seksual atau perka!inan +. 9onflik keluarga dalam hal norma atau keturunan &eberapa teori yang mendasari terapi keluarga adalah : Psy/hodynamik 8amily Therapy.
Safir mengatakan bah!a ada hubungan antara psikopatologi indiidual dengan dinamika keluarga. ontoh :seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu G 8alse SelfG yang ditampilkan pada saat yang sama dia#uga takut ke/e!a dan sulit memper/ayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. 0al ini menyebabkan kesulitan yang serius dalam perka!inannya. Tu#uan dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota keluarga men/apai suatu pengertian tentang dirinya dan /aranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga. 5i sini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka ber#alan bebas tanpa sensor alam sadar dan memerbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dab tudak se/ara aktif melakukan interensi #uga hindari memberi saran dan memanipulasi keluarga. !e#a-io"ral amil/ T#erap/ Terapi perilaku dalam keluarga dia!ali dengan mempela#ari pola perilaku keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu. &erdasarkan analisis ini, terapist membuat ren/ana untuk merubah keadaan tersebut dengan /ara interensi langsung dalam keluarga. Tu#uan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan menghilangkan perilaku negatif. 0al ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan memberi G $e!ard G. 0ro"p T#erap/ Approa%#es Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga. Tu#uannya adalah menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok. Peranan terapist adalah sebagai fasilitator dan kadang ? kadang menginter pretasi apa yang ter#adi pada anggota kelompok.
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi yang ter#adi didalam keluarga dapat di#elaskan sebagai berikut : Kom"nikasi dan kognisi Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan men#elaskan arti komunikasi yang ter#adi diantara mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan sesuatu. Terapist #uga memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang ter#adi pada keluarga dengan tu#uan memper#elas kesalah pengertian, #uga diperhatikan bah!a non erbal yang digunakan. Kom"nikasi dan kek"atan 0aley mengatakan bah!a bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.
ontoh : orang tua bertanggung #a!ab terhadap anak ? anak dan dia punya hak untuk membatasi perilaku anak #ika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk mengambil keputusan. ara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana tu#uan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang b erbeda dalam keluarga. Kom"nikasi dan Perasaan. =irginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari perasaan. 5ikatakan bah!a pasangan perka!inan yang mempunyai kebutuhan emosional diharapkan ditentukan dalam perka!inan #ika kita menemukan kebutuhan emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat penting artinya : Tu#uan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan. Str"%t"ral amil/ T#erap/. 5ikembangkan oleh Salador inu/hin. Perlu dinilai aspek dari fungsi keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diatara anggota keluarga. 8leksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya untuk berubah. G The 8amily $esonan/e G pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling merenggang. 9onteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri dari keluarga besar, tetangga lingkungan ker#a, lingkungan sekolah dari anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber supprot dari lingkungan.bisa merupakan. Tingkatan perkembangan kel"arga ara keluarga memperlakukan ge#ala ? ge#ala yang terdapat pada anggota keluarga yang sakit. Terapist memulai terapi dengan /ara bergabung dengan keluarga dan berpartisipasi dalam transaksi, sehingga terapist dapat mengobserasi aspek tertentu dari fungsi keluarga dan struktur keluarga tersebut. 9emudian tentukan seberapa #auh ge#ala dari pasien atau masalah keluarga berkaitan dengan fungsi keluarga (struktur keluarga). 7ika berkaitan maka interensi merubah struktur diperlukan. e. Indikasi
Terapi keluarga akan sangat bermanfaat #ika digunakan pada kasus yang tepat. ;ndikasi terapi keluarga menurut !alrond skinner adalah : %e#ala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. %e#ala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dapat merupakan masalah se/ara indiidual. 9esulitan berpisah. Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika menyatakan bah!a terapi keluarga akan berguna pada keluarga ? keluarga dapat fungsi yang didasari oleh paranoid SkiFoid, hubungan yang G part ob#e/t G kurangnya G ego goundaries G dan terlalu
banyakmemamakai denial pro#eksi. a G Saerely 5isorganiFed 8amily G dan keadaan sosial ekonomi yang sangat buruk. f. Teknis Terapi keluarga dilakukan dengan menggunakan tehnik berikut : Terapi Kel"arga !erstr"kt"r . Terapi keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan indiidu dalam konteks sosialnya. Tu#uan adalah mengubah organisasi keluarga. Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara lingkungan dan orang yang terlibat perubahan? perubahan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan /ara?/ara dimana umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan selan#utnya. Terapi keluarga mempergunakan tehnik ? tehnik dan mengubah konteks orang?orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya. Terapi Indi-id" 1 Perorangan elihat indiidu sebagai suatu tempat yang patologis dan mengumpulkan data yang di peroleh dari atau tentang indiidu tadi. Pada terapi perorangan dilakukan pengungkapan pikiran dan perasaan tentang kehidupannya sekarang, dan orang ? orang didalamnya. $i!ayatnya perkembangan konfliknya dengan orang tua dan saudara ? saudaranya. &ila akan diru#uk ke dalam terapi keluarga maka terapist akan mengekporasi interaksi indiidu dalam konteks hidup yang berarti. 5alam !a!an/ara keluarga terapist mengamati hubungan indiidu dengan anggota keluarga lainnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga. #. Karakteristik
1. empertahankan keseimbangan, fleksibel " adaptif perubahan tahap transisi dalam hidup. 2. Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap indiidu +. 9ontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi " antar keluarga . 0ubungan antar keluarga yang erat " hindari men#auhi masalah D. Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk meningkatkan pertumbuhan " kreatiitas indiidu. . rang tua " anak hubungan terbuka. i. Peran Pera+at
1. mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga 2. memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk men/apai tu#uan dan usaha untuk berubah +. mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan. . memberi penyuluhan, pera!atan di rumah, psiko edukasi, dll.
*ktifitas : 1. 9omponen dikdaktik : memberikan informasi " pendkes tentang gangguan #i!a, sistem kes!a " yankep. 2. 9omponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi perilaku " stress +. 9omponen emosi : memberikan kesempatan untuk memalidasi perasaan " bertukar pengalaman . 9omponen proses keluarga fokus pada koping keluarga " ge#ala sisa terhadap keluarga. D. 9omponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan #aringan formal4informal untuk klien " keluarga Selain Peran pera!at yang perlu diperhatikan #uga adalah bagaimana pera!at membantu serta mendorong keluarga untuk terlibat dalam men/egah klien kambuh. 2. Terapi Ok"pasi a. Pengertian
Terapi ker#a atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, pemeliharaan dan peningkatan bertu#uan untuk membentuk seseorang agar mandiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain ($iyadi dan Pur!anto, 2'). b. "ngsi dan T"'"an
*dapun tu#uan terapi okupasi menurut $iyadi dan Pur!anto (2'), adalah: 1. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi mental: a. en/iptakan kondisi tertentu sehingga klien dapat mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya. b. embantu melepaskan dorongan emosi se/ara !a#ar. /. embantu menemukan kegiatan sesuai bakat dan kondisinya. d. embantu dalam pengumpulan data untuk menegakkan diagnosa dan terapi. 2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan gerak, sendi, otot dan koordinasi gerakan. +. enga#arkan *5< seperti makan, berpakaian, &*9, &*& dan sebagainya. . embantu klien menyesuaikan diri dengan tugas rutin di rumah. D. eningkatkan toleransi ker#a, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki. . enyediakan berbagai ma/am kegiatan agar di/oba klien untuk mengetahui kemampuan mental dan fisik, kebiasaan, kemampuan bersosialisasi, bakat, minat dan potensinya. A. engarahkan minat dan hobi untuk dapat digunakan setelah klien kembali di lingkungan masyarakat.
%. Peranan akti-itas dalam terapi ok"pasi
uha# (2'), mengungkapkan aktiitas yang digunakan dalam terapi okupasi, sangat dipengaruhi oleh konteks terapi se/ara keseluruhan, lingkungan, sumber yang tersedia, dan #uga oleh kemampuan si terapi sendiri (pengetahuan, keterampilan, minat dan kreatiitasnya). 1. 7enis
7enis kegiatan yang dapat dilakukan meliputi: latihan gerak badan, olahraga, permainan tangan, kesehatan, kebersihan, dan kerapian pribadi, peker#aan sehari-hari (aktiitas kehidupan seharihari, seperti dengan menga#arkan merapikan tempat tidur, menyapu dan mengepel), praktik prevo$asional , seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain), rekreasi (tamasya, nonton bioskop atau drama), diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, ma#alah, teleisi, radio atau keadaan lingkungan) (uha#, 2'). 2. *ktiitas *ktiitas adalah segala ma/am aktiitas yang dapat menyibukan seseorang se/ara produktif yaitu sebagai suatu media untuk bela#ar dan berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasan emosional maupun fisik. leh karena itu setiap aktiitas yang digunakan harus mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Setiap gerakan harus mempunyai alasan dan tu#uan terapi yang #elas. 7adi, bukan hanya sekedar menyibukkan klien. b. empunyai arti tertentu bagi klien, artinya dikenal oleh atau ada hubungannya dengan klien. /. 9lien harus mengerti tu#uan menger#akan kegiatan tersebut, dan apa kegunaanya terhadap upaya penyembuhan penyakitnya. d. 0arus dapat melibatkan klien se/ara aktif !alaupun minimal. e. 5apat men/egah lebih beratnya ke/a/atan atau kondisi klien, bahkan harus dapat meningkatkan atau setidaknya memelihara kondisinya. f. 0arus dapat memberi dorongan agar klien mau berlatih lebih giat sehingga dapat mandiri. g. 0arus sesuai dengan minat, atau setidaknya tidak diben/i olehnya. h. 0arus dapat dimodifikasi untuk tu#uan peningkatan atau penyesuaian dengan kemampuan klien. d. Katakteristik
$iyadi dan Pur!anto, (2'), mengemukakan bah!a karateristik dari aktiitas terapi okupasi, yaitu: mempunyai tu#uan #elas, mempunyai arti tertentu bagi klien, harus mampu melibatkan klien !alaupun minimal, dapat men/egah bertambah buruknya kondisi, dapat memberi dorongan hidup, dapat dimodifikasi, dan dapat disesuaikan dengan minat klien. e. Analisa Akti-itas
$iyadi dan Pur!anto (2'), menyatakan bah!a analisa dari kegiatan terapi okupasi, meliputi: #enis kegiatan yang dilakukan seperti latihan gerak badan atau peker#aan sehari-hari, maksud dan tu#uan dari kegiatan dilakukan dan manfaatnya bagi klien, sarana atau alat atau aktiitas dilakukan disesuaikan dengan #enis kegiatan yang dilakukan, persiapan terhadap sarana pendukung dan klien maupun pera!at, pelaksanaan dari kegiatan yang telah diren/anakan, kontra indikasi dan disukai klien atau tidak disukai yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh klien. $. Tindakan Terapi
*dapun proses dari terapi okupasi, sebagai berikut: 1. Pengumpulan data, meliputi data tentang identitas klien, ge#ala, diagnosis, perilaku dan kepribadian klien. isalnya klien mudah sedih, putus asa, marah. 2. *nalisa data dan identifikasi masalah dari data yang telah dika#i ditegakkan diagnosa sementara tentang masalah klien maupun keluarga.
+. Penentuan tu#uan dan sasaran dari diagnosa yang ditegakkan dapat dibuat sasaran dan tu#uan yang ingin di/apai. . Penentuan aktiitas #enis kegiatan yang ditentukan harus disesuaikan dengan tu#uan terapi. D. aluasi kemampuan klien, inisiatif, tanggung#a!ab, ker#asama, emosi dan tingkah laku selama aktiitas berlangsung. 5ari hasil ealuasi ren/anakan kembali kegiatan yang sesuai dan akan dilakukan. aluasi dilakukan se/ara periodik, misalnya 1 minggu sekali dan setiap selesai melaksanakan kegiatan.
g. Pelaksanaan Terapi Terapi okupasi dapat dilakukan se/ara indiidu maupun kelompok tergantung dari kondisi klien dan tu#uan terapi. 1. etode a. ;ndiidual: dilakukan untuk klien baru masuk, klien yang belum mampu berinteraksi dengan kelompok dan klien lain yang sedang men#alani persiapan aktiitas. b. 9elompok: klien dengan masalah sama, klien yang lama dan yang memiliki tu#uan kegiatan yang sama. 7umlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok ke/il yang anggotanya berkisar antara D-12 orang (9eliat dan *kemat, 2D). 7umlah anggota kelompok ke/il menurut Stuart dan
3. Psikoterapi S"porti$ a. Pengertian
Psikoterapi adalah /ara pengobatan dengan ilmu kedokteran terhadap gangguanmental emosional dengan mengubah pola pikiran, perasaan, dan perilaku agar ter#adi keseimbangan dalam diri indiidu tersebut.
5alam psikoterapi sangat diperlukan hubungan yang baik antara dokter dan pasien. b. T"'"an
1. enguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya 2. engembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri +. eningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan %. &enis Terapi ). Ventilasi
Psikoterapi entilasi adalah bentuk psikoterapi yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang. a. Sikap terapis: men#adi pendengar yang baik dan penuh pengertian b. Topik pembi/araan: permasalahan yang men#adi stres yang utama ,. Pers"asi
Persuasi adalah psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan se/ara masuk akal tentang ge#ala-ge#ala penyakitnya yang timbul akibat /ara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya. a. Sikap terapis: 1.
Terapis
berusaha
membangun,
mengubah,
dan
menguatkan
impuls tertentu
serta
membebaskannya dari impuls yang mengganggu se/ara masuk akal dan sesuai hati nurani 2. &erusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bah!a ge#alanya akan hilang b. Topik pembi/araan: ide dan kebiasaan pasien yang mengarah pada ter#adinya ge#ala. 2. Psikoterapi reass"ran%e
Psikoterapi reassurance adalah psikoterapi yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan
pasien bah!a ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya. a. Sikap terapis: meyakinkan se/ara tegas dengan menun#ukkan hasil-hasil yang telah di/apai pasien. b. Topik pembi/araan: pengalaman pasien yang berhasil nyata 3. Psikoterapi s"gesti$
Psikoterapi sugestif adalah psikoterapi yang berusaha menanamkan keper/ayaan pada pasien bah!a ge#ala-ge#ala gangguannya akan hilang. a. Sikap terapis: meyakinkan dengan tegas bah!a ge#ala pasien pasti hilang b. Topik pembi/araan: ge#ala-ge#ala bukan karena kerusakan organik4fisik dan timbulnya ge#ala-ge#ala tersebut adalah tidak logis 4. !imbingan
&imbingan adalah psikoterapi yang memberi nasihat dengan penuh !iba!a dan pengertian a. Sikap terapis: menyampaikan nasihat dengan penuh !iba!a dan pengertian b. Topik pembi/araan: /ara hubungan antar manusia, /ara berkomunikasi, dan /ara beker#a dan bela#ar yang baik
5. Pen/"l"#an
Penyuluhan atau konseling adalah psikoterapi yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri se/ara lebih baik, agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri. a. Sikap terapis: menyampaikan se/ara halus dan penuh kearifan. b. Topik pembi/araan: masalah pendidikan, peker#aan, pernikahan, dan pribadi