TERAPI KOMPLEMENTER (COMPLEMENTERE TERAPHY ) PENDAHULUAN
Manu Manusia sia adala adalah h makh makhlu luk k cipta ciptaan an Tuhan han yang yang pali paling ng sempu sempurn rna. a. Seti Setiap ap insan insan dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan organ tubuh yang canggih, seimbang dan teratur serta diberi anugrah pikiran, supaya dapat digunakan untuk menimbang mana sesuatu yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Kesehatan adalah proses melalui mana kita membentuk kembali dasar asumsi dan pandangan dunia tentang kesejahteraan dan melihat kematian sebagai alami proses kehidupan (Dossey Keegan, !""#$. %ni adalah keadaan lengka lengkap p &isik, &isik, mental mental,, kesejah kesejahtera teraan an sosial, sosial, dan bukan bukan hanya hanya ketiad ketiadaan aan penyaki penyakitt saja. saja. Kead Keadaa aan n ini ini adal adalah ah satu satu di mana mana indi indi'id 'idu u (per (pera aat, at, klie klien, n, kelu keluar arga ga,, kelo kelomp mpok ok,, atau atau masyarak masyarakat$ at$ mengal mengalami ami rasa kesejaht kesejahteraa eraan, n, harmon harmoni, i, dan kesatua kesatuan n di mana mana pengal pengalaman aman subjekti& tentang kesehatan, keyakinan kesehatan, dan nilai)nilai yang dihormati. *udaya kerendahan hati ditujukan di mana peraat model nonjudgment, keterlibatan, dan keinginan untuk memahami dimensi budaya dan kesehatan peraatan. +ntuk menjadi budaya rendah hati hati adalah adalah untuk untuk menunj menunjukk ukkan an rasa hormat hormat dan pemaham pemahaman an orang orang lain yang yang mungki mungkin n memiliki praktik, nilai, dan perspekti& yang berbeda dari seseorang sendiri. %ni meliputi kesediaan dengan budaya sendiri kritik seseorang dan moti'asi untuk memahami budaya orang lain, memberikan perhatian pada kesamaan, perbedaan, dan kekuasaan. Terapi di keperaatan adalah konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan dialami oleh setiap peraat untuk akan pengetahuan dan terampil dalam pengiriman,arahan,atau konseling,pasien dalam penggunaan berbagai terapi. al ini mencakup pemahaman kesehatan. Terapi Terapi Komplementer Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan digunakan sejak dulu dalam dalam dunia dunia keseha kesehatan tan.. -amun, -amun, dalam dalam beberap beberapaa sur'ei sur'ei yang yang telah telah dilaku dilakukan kan mengen mengenai ai penggunaan terapi komplementer, cakupan terapi komplementer sendiri masih agak a gak terbatas. Seperti Thomas riedman (!""/$ mengatakan0 saat ini, dunia kesehatan, termasuk salah satun satunya ya prak prakti tisi si kepe kepera raat atan an masi masih h bing bingun ung g tentan tentang g apa apa itu itu terap terapii komp komplem lement enter er.. Memperluas pengetahuan tentang perspekti& obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang)orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting untuk peraatan kesehatan yang kompeten. Dengan demikian sangat penting bagi peraat pro&esional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek)praktek yang akan mereka jalankan. al ini berlaku tidak hanya bagi pasien baru, tapi untuk semua pasien. 1enggunaan terapi terapi komplem komplement enter er 2 alternat alternati& i& menjad menjadii lebih lebih komple kompleks ks terhad terhadap ap tingka tingkatt pemaha pemahaman man pribadi. Dalam masing)masing terapi ter api komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara peraat dan pasien. %ni adalah aliran bebas dari yang 'erbal dan non'erbal yaitu sebagai pertukaran antara dua atau lebih orang. Terapi komplementer adalah salah satu model terapi yang digunakan peraat dalam melakukan peraatan kepada pasien. +ntuk peraat di seluruh dunia yang menggunakan terapi komplementer kepada pasien dapat memberikan
layana layanan n yang yang berkua berkualit litas as holisti holistik. k. 1eleng 1elengkap kap 3ltern 3lternati& ati& Terapi erapi di kepera keperaatan atan dapat dapat mengga menggamba mbarka rkan n bagaim bagaimana ana peraat peraat dapat dapat memban membantu tu pasien pasien dalam dalam penyem penyembuh buhanny annya. a. peraat mengakui baha penggunaan terapi komplementer dapat menyebabkan pemahaman pribadi dan makna yang lebih komplek. Dalam masing)masing terapi komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara peraat dan pasien. %ni adalah aliran bebas dari dari 'erb 'erbal al dan dan non' non'er erbal bal pert pertuk ukar aran an antar antaraa dua dua atau atau lebi lebih h oran orang g dan dan mung mungki kin n juga juga memasukkan cerita terkait dengan makhluk yang signi&ikan, seperti hean peliharaan, alam, dan Tuhan Tuhan atau atau 4i&e 4i&e orce orce di mana mana makna makna dan pengalama pengalaman n dapat dapat menye menyebab babkan kan saling saling memahami memahami dan mengerti. mengerti. 1eraat 1eraat harus mengintegrasikan mengintegrasikan kehadirannya. kehadirannya. Kehadiran Kehadiran adalah hal penting dalam penyembuhan dan cara mendekati seorang indi'idu dalam cara saling meng mengho horm rmat atii dan dan meng mengho horm rmat atii esen esensi si nya. nya. al al ini ini berk berkai aita tan n deng dengan an cara cara yang yang mencerminkan kualitas dan kolaborasi dengan orang lain. al ini memungkinkan peraat untuk untuk masuk masuk ke dalam dalam pengal pengalama aman n yang yang mempro mempromos mosika ikan n potens potensii penyem penyembuh buhan an dan pengalaman kesejahteraan pasien. Terapi Terapi di 1eraatan adalah baha konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan dialami oleh setiap peraat untuk dia atau dia akan berpengetahuan dan terampil dalam pengiriman, arahan, atau konseling pasien dalam penggunaan terapi komplementer atau alternati&. Snyder Mariah adalah 1ro&esor Emeritus di +ni'ersity +ni'ersity o& Minnesota Minnesota School o& -ursing. -ursing. Dia berkarir berkarir dalam mengajar kursus pelengkap terapi, melakukan penelitian tentang penggunaan pelengkap terapi pada penderita demensia, mengelola stres pada orang dengan penyakit kronis, dan membantu peraat internasional dalam menggabungkan terapi komplementer dalam praktek dan pendidikan. Snyder adalah anggot anggotaa pendir pendirii 1usat 1usat Spiritu Spirituali alitas tas dan 1enyemb 1enyembuha uhan n di 1usat 1usat Kesehat Kesehatan an 3kadem 3kademik ik di +ni'er +ni'ersity sity o& Minnes Minnesota ota,, dan juga juga merupa merupakan kan kontrib kontributo utorr utama utama untuk untuk pemban pembangun gunan an interdisipliner dari yang kecil)kecil yang pertama seperti di 3merika Serikat. Kegiatan ketika dia pensiun yang dia lakukan adalah menggunakan terapi komplementer pada anita dengan kecanduan yang dipenjara. Minat yang kuat dalam terapi penyembuhan e&ekti& dan praktek dari negara dan budaya di seluruh dunia dalam penyediaan layanan kesehatan. Dunia menjadi semakin kecil, dengan ini perlu memahami penggunaan terapi 53M dan praktek adat untuk berbagai budaya dan populasi1erubahan ini dapat ber&ungsi untuk memperluas dan memp memperd erdala alam m pema pemaham haman an kita kita tent tentan ang g dasar dasar dan dan peng penggu guna naan an tera terapi pi komp komplem lemen enter ter.. 1eng 1enggu guna naan an terap terapii komp komplem lemen enter ter komp komplem lemen enter ter ini, ini, manu manusi siaa menj menjad adii pedu peduli li dan dan berpengetahuan. %ni adalah keadaan moral di mana peraat membaa pasien ke dalam hubungan yang signi&ikan makhluk yang memperkuat makna dan pengalaman kesatuan dan persatuan. *ekerja dengan pasien untuk memilih dan menerapkan terapi ini adalah hak istime istimeaa dan tanggu tanggung ng jaab. jaab. al ini berman berman&aat &aat bagi bagi peraa peraatt masing masing)ma )masin sing, g, yang yang memilik memilikii pengal pengalama aman n terapi terapi sebelu sebelum m menggu menggunak nakann annya ya sehing sehingga ga dapat dapat mengan mengantisi tisipas pasii berbagai emosi yang mungkin terujud selama dan sesudah sesi. 1eraat yang meng mengin inte tegra grasi sika kan n komp komplem lemen ente terr atau atau terap terapii altern alternati ati&& yang yang menu menunj njuk ukka kan n kapa kapasit sitas as kepemimpinan untuk menginspirasi orang lain untuk bertindak untuk mengubah pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan orang sehat dan dunia yang sehat (-ightingale %nitiati'e &or 6lobal ealth, !""7$. +ntuk mengubah pelayanan kesehatan untuk memasukkan praktek yang berpusat pada pasien dan melibatkan peraat dalam hubungan yang memadukan terapi komplem komplement enter er atau alterna alternati& ti& . Terapi erapi ini menyeb menyebabk abkan an perkem perkemban bangan gan penyem penyembuh buhan an indi'idu, indi'idu, organisasi, organisasi, dan masyarakat. masyarakat. Mayoritas masyarakat masyarakat sudah menggunakan menggunakan terapi ini,
layana layanan n yang yang berkua berkualit litas as holisti holistik. k. 1eleng 1elengkap kap 3ltern 3lternati& ati& Terapi erapi di kepera keperaatan atan dapat dapat mengga menggamba mbarka rkan n bagaim bagaimana ana peraat peraat dapat dapat memban membantu tu pasien pasien dalam dalam penyem penyembuh buhanny annya. a. peraat mengakui baha penggunaan terapi komplementer dapat menyebabkan pemahaman pribadi dan makna yang lebih komplek. Dalam masing)masing terapi komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara peraat dan pasien. %ni adalah aliran bebas dari dari 'erb 'erbal al dan dan non' non'er erbal bal pert pertuk ukar aran an antar antaraa dua dua atau atau lebi lebih h oran orang g dan dan mung mungki kin n juga juga memasukkan cerita terkait dengan makhluk yang signi&ikan, seperti hean peliharaan, alam, dan Tuhan Tuhan atau atau 4i&e 4i&e orce orce di mana mana makna makna dan pengalama pengalaman n dapat dapat menye menyebab babkan kan saling saling memahami memahami dan mengerti. mengerti. 1eraat 1eraat harus mengintegrasikan mengintegrasikan kehadirannya. kehadirannya. Kehadiran Kehadiran adalah hal penting dalam penyembuhan dan cara mendekati seorang indi'idu dalam cara saling meng mengho horm rmat atii dan dan meng mengho horm rmat atii esen esensi si nya. nya. al al ini ini berk berkai aita tan n deng dengan an cara cara yang yang mencerminkan kualitas dan kolaborasi dengan orang lain. al ini memungkinkan peraat untuk untuk masuk masuk ke dalam dalam pengal pengalama aman n yang yang mempro mempromos mosika ikan n potens potensii penyem penyembuh buhan an dan pengalaman kesejahteraan pasien. Terapi Terapi di 1eraatan adalah baha konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan dialami oleh setiap peraat untuk dia atau dia akan berpengetahuan dan terampil dalam pengiriman, arahan, atau konseling pasien dalam penggunaan terapi komplementer atau alternati&. Snyder Mariah adalah 1ro&esor Emeritus di +ni'ersity +ni'ersity o& Minnesota Minnesota School o& -ursing. -ursing. Dia berkarir berkarir dalam mengajar kursus pelengkap terapi, melakukan penelitian tentang penggunaan pelengkap terapi pada penderita demensia, mengelola stres pada orang dengan penyakit kronis, dan membantu peraat internasional dalam menggabungkan terapi komplementer dalam praktek dan pendidikan. Snyder adalah anggot anggotaa pendir pendirii 1usat 1usat Spiritu Spirituali alitas tas dan 1enyemb 1enyembuha uhan n di 1usat 1usat Kesehat Kesehatan an 3kadem 3kademik ik di +ni'er +ni'ersity sity o& Minnes Minnesota ota,, dan juga juga merupa merupakan kan kontrib kontributo utorr utama utama untuk untuk pemban pembangun gunan an interdisipliner dari yang kecil)kecil yang pertama seperti di 3merika Serikat. Kegiatan ketika dia pensiun yang dia lakukan adalah menggunakan terapi komplementer pada anita dengan kecanduan yang dipenjara. Minat yang kuat dalam terapi penyembuhan e&ekti& dan praktek dari negara dan budaya di seluruh dunia dalam penyediaan layanan kesehatan. Dunia menjadi semakin kecil, dengan ini perlu memahami penggunaan terapi 53M dan praktek adat untuk berbagai budaya dan populasi1erubahan ini dapat ber&ungsi untuk memperluas dan memp memperd erdala alam m pema pemaham haman an kita kita tent tentan ang g dasar dasar dan dan peng penggu guna naan an tera terapi pi komp komplem lemen enter ter.. 1eng 1enggu guna naan an terap terapii komp komplem lemen enter ter komp komplem lemen enter ter ini, ini, manu manusi siaa menj menjad adii pedu peduli li dan dan berpengetahuan. %ni adalah keadaan moral di mana peraat membaa pasien ke dalam hubungan yang signi&ikan makhluk yang memperkuat makna dan pengalaman kesatuan dan persatuan. *ekerja dengan pasien untuk memilih dan menerapkan terapi ini adalah hak istime istimeaa dan tanggu tanggung ng jaab. jaab. al ini berman berman&aat &aat bagi bagi peraa peraatt masing masing)ma )masin sing, g, yang yang memilik memilikii pengal pengalama aman n terapi terapi sebelu sebelum m menggu menggunak nakann annya ya sehing sehingga ga dapat dapat mengan mengantisi tisipas pasii berbagai emosi yang mungkin terujud selama dan sesudah sesi. 1eraat yang meng mengin inte tegra grasi sika kan n komp komplem lemen ente terr atau atau terap terapii altern alternati ati&& yang yang menu menunj njuk ukka kan n kapa kapasit sitas as kepemimpinan untuk menginspirasi orang lain untuk bertindak untuk mengubah pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan orang sehat dan dunia yang sehat (-ightingale %nitiati'e &or 6lobal ealth, !""7$. +ntuk mengubah pelayanan kesehatan untuk memasukkan praktek yang berpusat pada pasien dan melibatkan peraat dalam hubungan yang memadukan terapi komplem komplement enter er atau alterna alternati& ti& . Terapi erapi ini menyeb menyebabk abkan an perkem perkemban bangan gan penyem penyembuh buhan an indi'idu, indi'idu, organisasi, organisasi, dan masyarakat. masyarakat. Mayoritas masyarakat masyarakat sudah menggunakan menggunakan terapi ini,
dan permin permintaan taan hanya hanya terus terus berkem berkemban bang. g. al ini pentin penting g bagi bagi peraa peraatt untuk untuk memili memiliki ki sumb sumber er daya daya yang yang terse tersedi diaa dan dan memb memberi erika kan n in&o in&orm rmasi asi terki terkini ni tenta tentang ng peng pengob obat atan an komplementer dan alternati& (53M$. 1eraat perlu sumber daya untuk menyediakan pasien dengan dasar in&ormasi serta jaaban atas pertanyaan mereka tentang 53M terapi, termasuk pertanyaan tentang keamanan kea manan dan kemanjuran. 1eraat pro&essional perlu in&ormasi tentang potensi kontraindikasi untuk terapi ini serta potensi interaksi mereka dengan bersamaan ditentukan terapi medis kon'ensional. Kita juga perlu pengetahuan tentang terapi diri kita sendir sendirii sehing sehingga ga kita kita dapat dapat menaa menaarkan rkan pasien pasien sebaga sebagaii piliha pilihan n yang yang diperlu diperluas as untuk untuk kenyamana. 1eraat tidak kehilangan kesempatan untuk mempekerjakan terapi yang bisa menguntungkan pasien yang kesakitan (dapat meringankan$ atau mencegah kegelisahan, juga penting bagi peraat untuk mengidenti&ikasi terapi yang mungkin disalahgunakan atau memiliki memiliki e&ek samping pada pengguna. pengguna. 1enggunaan 1enggunaan terapi komplement komplementer er adalah sebuah usah usahaa di mana mana pera peraa att dapat dapat integ integra rall terli terliba bat. t. *any *anyak ak pera peraat at tela telah h meny menyedi ediak akan an kepemim kepemimpin pinan an dalam dalam penelit penelitian ian,, pendid pendidika ikan, n, dan prakte praktek k aplika aplikasi si terapi terapi ini. ini. Sebagai Sebagai permintaan konsumen untuk penggunaan terapi komplementer terus meningkat, sangat penting baha peraat mendapatkan pengetahuan tentang terapi pelengkap, sehingga mereka dapat dapat memilih memilih dan memasuk memasukkan kan pasien pasien dalam dalam prakte praktek, k, dan memberi memberikan kan pasien pasien dengan dengan in&ormasi in&ormasi tentang tentang terapi, dihubungi dihubungi tentang penelitian dan praktek praktek pedoman pedoman yang berkaitan berkaitan dengan dengan peleng pelengkap kap terapi, terapi, pasien pasien aspad aspadaa terhad terhadap ap kontrai kontraindi ndikas kasii mungki mungkin n dan bahkan bahkan menggabungkan beberapa terapi ini ke peraatan diri mereka.
A.
Defnisi terapi kompementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi adalah usaha untu memulihan esehatan oran! "an! sedan! sait# pen!o$atan pen"ait# pera%atan pen"ait& Komplementer adalah $ersi'at melen!api, $ersi'at men"empurnaan& Menurut H (orld Health r!ani*ation), Pen!o$atan omplementer adalah pen!o$atan non+onensional "an! $uan $erasal dari ne!ara "an! $ersan!utan, sehin!!a sehin!!a untu Indonesia -amu misaln"a, $uan $uan termasu pen!o$atan omplementer tetapi merupaan pen!o$atan tradisional& Pen!o$atan tradisional "an! dimasud adalah pen!o$atan "an! sudah dari *aman dahulu di!unaan dan diturunan se.ara turun / temurun pada suatu ne!ara& Tetapi Tetapi di Philipina misaln"a, -amu Indonesia $isa diate!orian se$a!ai pen!o$atan omplementer& omplementer& Terapi Terapi Komplementer adalah .ara Penan!!ulan!an Pen"ait "an! dilauan dilauan se$a!ai penduun! epada pen!o$atan medis onensional atau se$a!ai pen!o$atan pilihan lain diluar pen!o$atan medis "an! Konensional& 0esuai den!an Peraturan Menteri Kesehatan de1nisi pen!o$atan Komplementer tradisional+alternati' adalah pen!o$atan non onensional "an! di tun-uan untu menin!atan dera-at esehatan mas"araat, meliputi upa"a promoti,preentie,urati', dan reha$ilitati' "an! diperoleh melalui pendidian
terstrutur den!an ualitas, eamanan, dan eetiitas "an! tin!!i $er andasan ilmu pen!etahuan $iomedi tapi $elum diterima dalam edoteran onensional& Dalam pen"elen!!araann"a harus siner!is dan terintre!rasi den!an pela"anan pen!o$atan onensional den!an tena!a pelasanaan"a doter,doter !i!i, dan tena!a esehatan lainn"a "an! memilii pendidian dalam $idan! pen!o$atan omplementer tradisional+alternati'& tradisional+alternati'& 2enis pen!o$atan omplementer tradisional+ alternati' "an! daoat diselen!!araan se.ara siner!is dan terinter!rasi harus di tetapan oleh menteri esehatan setelah memalui pen!a-ian& Untu menduun! pen"elen!!aran pen!o$atan terse$ut ter se$ut Kementrian Kesehatan Kesehatan telah mener$itan eputusan menteri esehatan No& 34567Menes70K78449 tentan! pen!o$atan tradisional dan peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan No&334:7Menes7PE;7<78445 tentan! pen"elen!!araan pen!o$atan omplementer /alternati' di'asilitas esehatan pela"anan esehatan, -enis pen!o$atan tena!a pelasana termasu tena!a asin!&
!.
Ke"#naan $ari terapi kompementer
Para pen!idap HI= (Human Immunode1.ien." =irus), den!an pemenuhan nutrisi dan etenan!an spiritual $isa memperpan-an! harapan hidup merea& Terapi Terapi alternati' omplementer, seperti# aupuntur, aupressur, meditasi, dan men!omsumsi tanaman o$at dapat menam$ah da"a tahan tu$uh dan pertum$uhan sel+sel imun& Pern"ataan ini pernah diemuaan oleh Putu a 0uanta, aupunturis seali!us pem$i.ara dalam tal sho% "an! diadaan Indonesia HI= Preention and >are Pro-e.t (IHP>P) di Indonesia 0ehat E?po 8445, 2aarta >onention >enter, ;a$u (8@734)& Menurut Putu a 0uanta, 0uanta, etenan!an spiritual dan nutrisi penin!at da"a tahan mem$uat irus le$ih -ina dan memperlam$at perem$an!ann"a dalam tu$uh manusia, sehin!!a mem$eri esempatan >D@ "aitu sel pem$entu da"a tahan tu$uh untu $erem$an! dan memper$an"a diri& Aupuntur dan aupressur di$erian untu memperuat or!an+or!an ital, seperti# paru+paru, !in-al, lam$un!, l am$un!, dan limpa, pada masa ma sa a%al in'esi HI=& HI=& 0e$elum da"a tahan tu$uh dan sel+ sel >D@ turun arena in'esi HI=, or!an pentin! terse$ut harus uat, ata Putu a& Untu penderita HI=, eempat or!an ital terse$ut harus di-a!a da"a tahann"a arena memilii 'un!si pentin!, seperti paru+paru "an! $er'un!si men!iat osi!en, lam$un! untu men!olah maanan "an! masu, dan limpa "an! $er!una untu men"erap sari+sari maanan& Den!an aupressur, tam$ah Putu a, titi+titi tu$uh "an! $erhu$un!an den!an or!an ital terse$ut dipi-at untu men!uatan 'un!si or!an& 0elain den!an teni aupressur dan aupuntur, onsumsi tanaman o$at -u!a mem$antu pen!uatan 'un!si or!an ital& Pegagan misaln"a, Pegagan misaln"a, di!unaan untu re!enerasi sel pem$entu da"a tahan tu$uh dan -u!a untu men!uatan 'un!si !in-al, ata Putu a "an! -u!a men!elola Taman 0rin!anis, pelestari tanaman o$at dan pen!em$an! esehatan alami& 0elain pe!a!an, tanaman pen!uat da"a
tahan tu$uh adalah meniran& ;easi pertama "an! ditun-uan pen!idap HI= adalah pen"an!alan dan stres& Padahal stres merupaan pen"e$a$ ital menurunn"a da"a tahan tu$uh, ata Putu a& Untu mempertahanan etenan!an $atin pen!idap HI=, diperluan suatu metode, seperti medi tasi dan oleh napas untu mem$antu penderita menenan!an diri& di ri& Teni Teni olah napas saat meditasi mem$antu paru+paru men!iat osi!en& Idon! salah satu pasien pen!idap HI= "an! telah men!iuti terapi omplementer, men!au m en!au san!at merasaan man'aat positi'n"a& Den!an men!iuti meditasi, olah napas, dan men!onsumsi tanaman o$at, >D@ sa"a selalu di atas 644& Padahal umumn"a penderita HI= han"a memilii >D@ di $a%ah C44, ata Idon!& Dia men!au sampai ini $elum men!onsumsi antiretroiral (A;=) arena adar >D@+n"a $elum di $a%ah 844& A;= sendiri han"a di!unaan $a!i merea "an! adar >D@+ n"a di $a%ah 844& u-arn"a&
C.
%trate"i $aam men&aankan terapi kompementer
0etiap melauan tindaan atau ren.ana, ita sudah $aran! tentu aan $erhadapan den!an se$uah strate!i& 0trate!i ini aan menentuan m enentuan arah per-alanan tindaan atau ren.ana "an! aan ita lauan& Termasu Termasu salah satun"a adalah $a!aimana strate!i ita etia in!in mendirian terapi omplementer& 0trate!i merupaan suatu elompo eputusan, tentan! tu-uan+tu-uan apa "an! aan diupa"aan pen.apaiann"a, tindaan+tindaan apa "an! perlu dilauan, dan $a!aimana memam'aatan sum$er+sum$er da"a !una men.apai tu-uan terse$ut (2ones, et al&, 84498443) Konsep strate!i merupaan se$uah onsep "an! perlu dipahami dan diterapan oleh setiap entrepreneur maupun setiap mana-er, dalam se!ala ma.am $idan! usaha& 0e-a $e$erapa tahun "an! lampau, pen!ertian strate!i main $an"a mendapatan perhatian dan di$ahas dalam literatur dalam mena-emen& Anea ma.am artiel $ermun.ulan sehu$un!an den!an misaln"a strate!i asortimen, produ+strate!i, permasalahan strate!i, sampai den!an diersi1asi+strate!i $isnis& Di dalam mendirian terapi omplementer sendiri, ita -u!a $isa $erlandas pada elemen esensial se$a!ai $eriut 3& Tentuan terle$ih dahulu tu-uan+tu-uan dan sasaran+sasaran "an! palin! pentin! "an! perlu di.apai& 8& Ke$i-aan "an! palin! pentin! "an! men!arahan atau atau mem$atasi e!iatan& 9& Tahapan+tahapan tindaan poo atau pro!ram "an! aan men.apai tu-uan "an! ditetapan di dalam $atas+$atas "an! di!arisan&
D.
Ha'a an" $ipeatikan $aam men&aankan terapi kompementer
a) Terapi kompementer termas#k $ari C* (Coman$itaire *enoots+ap) >= atau Comanditaire Venootschap adalah $entu usaha "an! merupaan salah satu alternati' "an! dapat dipilih oleh para pen!usaha "an! in!in melauan e!iatan usaha den!an modal "an! ter$atas& Karena, $er$eda den!an PT "an! mens"aratan minimal modal dasar se$esar ;pC4&444,+ dan harus di setor e asperseroan minimal 8CFn"a, sedan!an untu >= tida ditentuan -umlah modal minimal& 2adi, misaln"a seoran! pen!usaha in!in $erusaha di industri rumah tan!!a, per.etaan, $iro -asa, perda!an!an, .aterin!, serta terapi omplementerden!an modal a%al "an! tida terlalu $esar, dapat memilih >= se$a!ai alternati'$adan usaha "an! memadai& Per$edaan "an! mendasar antara PT dan >= adalah, PT merupaan $adanhuum "an! dipersamaan eduduann"a den!an oran! dan mempun"ai ea"aan "an! terpisah den!an ea"aan para pendirin"a& 2adi, PT dapat $ertinda eluar,di dalam maupun di mua pen!adilan, se$a!aimana haln"a "an! memilii harta ea"aan sendiri& 0edan!an >=, dia merupaan $adan usaha "an! tida $er$adan huum, dan ea"aan para pendirin"a tida terpisahan dari ea"aan >=& Karateristi >= "an! tida dimilii $adan usaha lainn"a adalah >= didirian minimal oleh dua oran!, dimana salah satun"a aan $ertinda selau Persero Ati' (persero pen!urus) "an! nantin"a aan $er!elar Diretur, sedan!an "an! lain aan $ertinda selau Persero Komanditer (Persero diam)& 0eoran! persero ati' aan $ertinda melauan se!ala tindaan pen!urusan atas Perseroan# den!an demiian, dalam hal ter-adi eru!ian maa Persero Ati' aan $ertan!!un! -a%a$ se.ara penuh den!an seluruh harta pri$adin"a untu men!!anti eru!ian "an! dituntut oleh piha eti!a& 0edan!an untu Persero Komanditer, arena dia han"a $ertinda selau sleepin! partner, maa dia han"a $ertan!!un! -a%a$ se$esar modal "an! disetorann"a e dalam perseroan& Per$edaan lain "an! .uup pentin! antara PT den!an >= adalah, dalam melauan pen"etoran modal pendirian >=, di dalam an!!aran dasar tida dise$utan pem$a!iann"a seperti haln"a PT& 2adi, para persero harus mem$uat esepaatan tersendiri men!enai hal terse$ut, atau mem$uat .atatan "an! terpisah& 0emua itu arena meman! tida ada pemisahan ea"aan antara >= den!an ea"aan para perseron"a&
,)
>ara mendirian >=
>= dapat didirian den!an s"arat dan prosedur "an! le$ih mudah daripadaPT, "aitu han"a mens"aratan pendirian oleh 8 oran!, den!an men!!unaan ata Notaris "an! $er$ahasa Indonesia& alaupun de%asa ini pendirian >= men!harusan adan"a ata notaris, namun dalam Kita$ Undan!+Undan! Huum Da!an! din"ataan $ah%a pendirian >= tida mutla harus den!an ata Notaris& Pada saat para piha sudah sepaat untu mendirian >=, maa dapat datan! e antor Notaris den!an mem$a%a KTP& Untu pendirian >=, tida diperuan adan"a pen!e.ean nama >= terle$ih dahulu& leh arena itu proses n"a aan le$ih .epat dan mudah di$andin!an den!an pendirian PT& Namun demiian, den!an tida didahuluin"a den!an pen!e.ean nama >=, men"e$a$an nama >= serin! sama antara satu den!an "an! lainn"a& Pada %atu pendirian >=, "an! harus dipersiapan se$elum datan! e Notaris adalah adan"a persiapan men!enai 3&
>alon nama "an! aan di!unaan oleh >= terse$ut
8&
tempat eduduan dari >=
9& 0iapa "an! aan $ertinda selau Persero ati', dan siapa "an! aan $ertinda selau persero diam& @& Masud dan tu-uan "an! spesi1 dari >= terse$ut (%alaupun tentu sa-a dapat men.antuman masud dan tu-uan "an! seluas+luasn"a)& Untu men"ataan telah $erdirin"a suatu >=, se$enarn"a .uup han"a den!an a ta Notaris terse$ut, namun untu memperooh posisi >= terse$ut, se$ain"a >= terse$ut di da'taran pada Pen!adilan Ne!eri setempat den!an me m$a%a elen!apan $erupa 0urat Keteran!an Domisili Perusahaan (0KDP) dan NPP atas nama >= "an! $ersan!utan& Apaah itu ata, 0KDP, NPP dan penda'taran pen!adilan sa-a sudah .uup 0e$enarn"a semua itu ter!antun! pada e$utuhann"a& Dalam men-alanan suatu usaha "an! tida memerluan tender pada instansi pemerintahan, dan han"a di!unaan se$a!ai %adah $erusaha, maa den!an surat+surat terse$ut sa-a sudah .uup untu pendirian suatu >=& Namun, apa$ila men!in!inan i-in "an! le$ih len!ap dan aan di!unaan untu eperluan tender, $iasan"a dilen!api den!an surat+surat lainn"a "aitu 3&
0urat Pen!uuhan Pen!usaha Kena Pa-a (PKP)
8&
0urat I-in Usaha Perda!an!an (0IUP)
9&
Tanda Da'tar Perseroan (husus >=)
@&
Kean!!otaan pada KADIN 2aarta&
Pen!urusan i-in+i-in terse$ut dapat dilauan $ersamaan se$a!ai satu ran!aian den!an pendirian >= dimasud, den!an melampiran $eras tam$ahan $erupa 3&
>op" artu eluar!a Persero Pen!urus (Diretur) >=
8&
>op" NPP Persero Pen!urus (Diretur) >=
9&
>op" $uti pemilian atau pen!!unaan tempat usaha, dimana
a& apa$ila mili sendiri, harus di$utian den!an .op" serti1at dan .op" $uti $&
pelunasan PBB th terahir
.&
apa$ila se%a epada oran! lain, maa harus di$utian den!an adan"a
d& per-an-ian se%a men"e%a, "an! dilen!api den!an pem$a"aran pa-a se%a oleh pemili tempat& se$a!ai .atatan $erdasaran 0K Gu$ernur DKI 2aarta, untu %ila"ah 2aarta, "an! dapat di!unaan se$a!ai tempat usaha han"alah ;umah too, pasar atau perantoran& Namun ada daerah+daerah tertentu "an! dapat di!unaan se$a!ai tempat usaha "an! tida mem$a"aan lin!un!an, asalan mendapat persetu-uan dari ;T7; setempat& @& Pas photo uuran 9<@ se$an"a @ lem$ar den!an latar $elaan! %arna merah&
2an!a %atu pen!urusan semua i-in+i-in terse$ut dari pendirian sampai den!an selesai le$ih uran! selama 8 $ulan& 0e$a!ai penutup sa"a saranan a!ar dalam mendirian suatu $idan! usaha, alan!ah $ain"a untu dipertim$an!an dari se!ala se!i, tida han"a dari se!i epratisann"a, namun -u!a dari se!i pem$a!ian resio di antara para persero, a!ar tida ter-adi pertentan!an di emudian hari& Pelen!ap terapi omplementer serin! di$erian dalam ontes terapi lain& Hal ini mem$uat ita sulit untu mem$edaan e'e dari terapi omplementer dari oran!+oran! terhadap terapi lain "an! di$erian se.ara $ersamaan, sedan!an $edah termasu e'e dari pen"ait lainn"a se.ara proses dan pera%atann"a& Terapi omplementer mun!in memilii e'e lan!sun! dan e'e tida lan!sun! serta e'e $erman'aat dan meru!ian& Dan ini harus ditentuan melalui pen!amatan sistematis dan penelitian&alaupun meanisme tindaan sudah $an"a dilauan, namun terapi omplemnter masih tetap sulit dipahami& 0ulit untu dimen!erti e'en"a tanpa melauan 'ramin! terapi, $ai di dalam $uda"a ataupun prate tradisi pen"em$uhan& Be!itu -u!a den!an s"arat serta hasil "an! mampu di.apai di seluruh $uda"a mun!in tida sama, sehin!!a ham$atan untu trans!lo$alomuniasi dan $ela-ar dari pen!alaman dan diduun! $uti dasar& 0eedar men!etahui $ah%a terapi $erman'aat, tida .uup& Pertan"aan "an! harus di-a%a$, misaln"a Kondisi dimana atau seperti apa "an! mem$uat terapi omplementer e'eti' dilauan Apaah sa-a dosis+dosis "an! di$utuhan 0e$erapa serin! terapi harus di$erian untu men.apai man'aat Berapa lama e'en"a Berapa $an"a asuransi terapi "an! men.aup Ke$utuhan studi pada e'etiitas+$ia"a terapi omplementer dan untu penelitian "an! mem$andin!an se.ara ontras tentan! terapi omplementer
den!an terapi onensional lainn"a (IM, 8448)& Pertim$an!an Buda"a 0tudi terapi relean den!an penuaan populasi, populasi $erariasi tahap perem$an!an, dan merea "an! memilii latar $elaan! $uda"a "an! $era!am -u!a diperluan& Populasi ini mem$erian tantan!an untu desain, pererutan, dan pelasanaan studi& 0u$"e Lansia serin! memilii $er$a!ai omor$iditas dan dapat men!am$il $e$erapa o$at& Bahasa dan uran!n"a pemahaman $uda"a dapat menim$ulan ham$atan $a!i masun"a imi!ran $aru& Ases e ana+ ana, rema-a, oran! de%asa "an! rentan, dan isu+isu etis "an! uni seputar pererutan dan partisipasi merea -u!a dapat dian!!ap se$a!ai ham$atan $a!i masun"a elompo ini& Ada hasil lain "an! in!in di.apai oleh onsumen pera%atan esehatan "aitu terapi ditampilan memilii e'e esehatan "an! men!untun!an serta $uanlah satu+satun"a alasan "an! sah untu pen!!unaann"a& Imi!ran .enderun! men!!unaan terapi omplementer "an! pertama sa-a dan emudian men.ari $antuan medis onensional -ia ini tida e'eti' (Gar.es, 0.arini.i, Harrison, 8446)& Terapi omplementer mun!in memilii si!ni1ansi $uda"a atau ondisi teriat den!an tradisi pen"em$uhan# terapi dapat men"e$a$an perdamaian piiran pasien& 2ia merea dari ne!ara+ne!ara lain datan! e Ameria 0eriat, $uda"a eper.a"aan dalam pen!o$atan terapi omplementer tida $eru$ah& Dalam mempertim$an!an pen!!unaan terapi omplementer, $ia"a, risio, dan nilai untu penerimaan"a merupaan permasalahan esensial "an! harus diperhatian terle$ih dahulu&
E. a.
%arat'sarat $aam men$irikan terapi kompementer Dasar H#k#m
Pemerintah telah mener$itan Peraturan Menteri Kesehatan ;I Nomor 334: Tahun 8445 tentan! pen"elen!!araan pen!o$atan omplementer+alternati' di 'asilitas pela"anan esehatan& Menurut aturan itu, pela"anan omplementer+ alternati' dapat dilasanaan se.ara siner!i, terinte!rasi, dan mandiri di 'asilitas pela"anan esehatan& Pen!o$atan itu harus aman, $erman'aat, $ermutu, dan dia-i institusi $er%enan! sesuai den!an etentuan $erlau& Permenes ;I No 33J67Menes7Per7
0ementara itu, Keputusan Menes ;I No 34567Menes70K7=II78449 men!atur tentan! pen"elen!!araan Pen!o$atan Tradisional& Di dalam peraturan terse$ut diuraian .ara+ .ara mendapatan i*in prate pen!o$atan tradisional $eserta s"arat+ s"aratn"a& Khusus untu o$at her$al, pemerintah men!eluaran Keputusan Menes ;I Nomor 383 Tahun 844J tentan! 0tandar Pela"anan Medi Her$al& Untu terapi 0PA (0olus Per Aua) atau dalam $ahasa Indonesia serin! diartian se$a!ai terapi 0ehat Paai Air, diatur dalam Permenes ;I No& 384C7 Menes7Per7<7844@ tentan! pedoman pers"aratan esehatan pela"anan 0ehat Paai Air (0PA)&
,.
Konsep Keim#an
Terapi omplementer $ertu-uan untu memper$aii 'un!si dari sistem+sistem tu$uh, terutama sistem ee$alan dan pertahanan tu$uh, a!ar tu$uh dapat men"em$uhan dirin"a sendiri "an! sedan! sait, arena tu$uh ita se$enarn"a mempun"ai emampuan untu men"em$uhan dirin"a sendiri, asalan ita mau menden!arann"a dan mem$erian respon den!an asupan nutrisi "an! $ai dan len!ap serta pera%atan "an! tepat& Ada $an"a -enis metode dalam terapi omplementer ini, seperti aupuntur, .hiropra.ti., pi-at reesi, "o!a, tanaman o$at7 her$al, homeopati, naturopati, terapi polaritas atau reii, teni+teni relasasi, termasu hipnoterapi, meditasi, isualisasi, dan se$a!ain"a& $at+ o$at "an! di!unaan $ersi'at natural7 men!am$il $ahan dari alam, seperti -amu+ -amuan, rempah "an! sudah dienal (-ahe, un"it, temu la%a dan se$a!ain"a), sampai $ahan "an! dirahasiaan& Pendeatan lain seperti men!!unaan ener!i tertentu "an! mampu memper.epat proses pen"em$uhan, hin!!a men!!unaan doa tertentu "an! di"aini se.ara spiritual memilii euatan pen"em$uhan& Terapi omplementer relati' aman arena men!!unaan .ara+ .ara alami "an! -auh dari $ahan+ $ahan imia "an! -elas+-alas $an"a mem$erian e'e sampin! pemaain"a& Namun, %alaupun alami tetap harus dia-i dan diteliti tin!at ee'eti'an dan eamanann"a& Meman! penelitian tentan! terapi omplementer masih -aran!, diarenaan $elum memilii standar "an! $au& Terapi ini tida selalu diran.an! untu men!o$ati pen"ait tertentu, $e$erapa terapi alternati' mera%at oran! se.ara eseluruhan, $uan suatu pen"ait tertentu& Terapi ini mun!in dapat men!em$alian eselarasan, eseim$an!an, atau menormalan aliran ener!i& Penelitian ilmiah san!at mahal $ia"an"a& Pem$uat terapi alternati' serin!ali tida mampu mem$a"ar untu se$uah penelitian ilmiah& Pemerintah le$ih .enderun! untu mendanai penelitian o$at+o$atan $arat arena dipandan! le$ih e'eti'& Den!an ha paten, para produsen dapat memperoleh euntun!an "an! mem$antu mendanai penelitian& 0edan!an e$an"aan terapi omplementer tida dapat dipatenan& Namun halan!an+halan!an ini $uan $erarti tida ada terapi omplementer "an! se.ara suses diteliti, $e$erapa terapi telah teru-i dan ter$uti eman-urann"a&
LITE;ATU;
http77%%%&odhaindonesia&or!7tra.$a.78C http77%%%&ompas&.om7ompas+.eta7453478C7humaniora79:@4JJ6&htm 1le777E7TerapiF84Komplementer&htm http77%%%&ompas&.om7ompas+.eta7454378C7humaniora79866:33&htm 0um$er http77irmadeita&.om784457prosedur+.ara+dan+s"arat+pendirian+.
TERAPI KOMPLEMENTER Posted by I Gusti Ngurah Putu Jaya Antara on0
A. PENDAHULUAN 1.
Penggunaan 1engobat a n kon'ensional berubah dan Terapi Kesehatan Alternatif yang sedang diperkenalkan dan digunakan, pengobatan baru yang dianggap menggabungkan obat utama dengan Pengobatan alternatif dalam hal penyembuhan. Teknik)teknik penyembuhan yang obat kon'ensional tidak miliki dalam terapi alternati'e, beberapa diantaranya adalah 8 diet mode, pijat, terapi musik , iman kesembuhan, obat rakyat, naturopati, homeopati, penyembuhan chiropractic, terapi magnet, terapi herbal, dan lain)lain. Kita bisa mendapatkan rasa kontrol atas kesehatan kita melalui terapi kesehatan alternati& yang meningkatkan kualitas umum kehidupan dengan membuat kita merasa lebih baik tentang diri kita. Seseorang merasa lebih tenang bila tekanan, stres, insomnia, gugup dan putus asa berkurang. Mereka mengurangi beberapa e&ek samping yang biasanya melihat dalam pengobatan Kanker yang biasa dan juga membantu dalam mengurangi beberapa gejala seperti miskin, kelelahan na&su makan, rasa sakit, penyakit, sembelit diare, dan sesak napas. Sering digunakan bersama dengan obat kon'ensional, terapi alternati& dapat cenderung untuk menutupi rasa sakit yang mungkin menyembunyikan masalah mendasar yang sebenarnya sangat serius. Saat ini ada kelompok pendukung kanker dan lain)lain yang menaarkan gratis atau dengan biaya yang sangat rendah, terapi alternati&, beberapa penampungan dan rumah sakit mulai menyediakan terapi alternati& untuk peraatan kanker, bersama dengan pengobatan kon'ensional radioterapi dan kemoterapi untuk kanker. Terapi ini sekarang digunakan oleh banyak kanker pasien untuk mendukung diri mereka sendiri dalam perjuangan mereka melaan kanker. -amun, terapi kesehatan alternati& tidak harus dilihat sebagai alternati& yang akan digunakan sebagai pengganti obat)obatan ortodoks, tetapi harus digunakan sebagai dukungan yang sangat berharga yang mengakui aspek)aspek spiritual dan emosional dan aspek &isik. 3da peningkatan dalam penggunaan produk)produk kesehatan alternati&, Amerikamenggunakan banyak bumbu dan 'itamin serta menghabiskan sekitar milyaran produk)produk kesehatan alternati'e setiap tahunnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Da'is, Eisenberg, 1hillips dan Tindle pada !""/ ditetapkan baha terapi komplementer dan alternati& yang digunakan oleh sekitar 9! juta orang di 3merika, juga diindikasikan dari studi ini baha lebih dari miliaran orang per tahun dihabiskan untuk keluar)saku)untuk terapi ini menurut erman, 5raig, Caspi, !""/. Dalam masyarakat saat ini, pengobatan komplementer sudah mulai diterima karena terapi alternati& membantu mereka mengatasi dan mengelola e&ek pengobatan kon'ensional dengan mengurangi
perasaan cemas dan persaan mereka yang dapat dikontrol kembali dari kehidupan mereka sendiri. 2. Proses a. 1enyembuhan dengan trans&er energi dan pemindahan penyakit ke suatu media. b. Terapi ketuk berbasis hypnosis, khusus untuk mengatasi masalah)masalah yang berhubungan dengan penyakit psikis seperti 8 stres, cemas, phobia, perilaku2kebiasaan buruk, emosional dan sejenisnya. Terapi ketuk juga bisa dilakukan dari jarak jauh. c.
Tehnik penyembuhan diri sendiri (sel& healing$ dengan yoga jari yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja dan sangat mudah dengan hasil positi& yang telah teruji.
d. Tehnik penyembuhan diri sendiri (sel& healing$ dengan metode senam tunggal penyembuh penyakit dengan cara yang sederhana namun telah teruji menyembuhkan berbagai penyakit medis dan non medis. 1enyembuhan dengan audio healing. 3nda juga akan mendapatkan gratis audio)audio yang dapat membantu menyembuhkan penyakit pasien. *eberapa contoh audio healing misalnya penyembuhan segala penyakit, reparasi D-3, autis2adhd, kecanduan narkoba, kanker, insomnia dll. 3. Dampak Terapi memiliki dampak positi& dan negati&. 3dapun beberapa dampak positi& dari terapi, yaitu 8 :. Mengurangi rasa nyeri, contohnya terapi pijat untuk orang yang mengalami keseleo atau salah urat. !. Meningkatkan daya tahan tubuh, contohnya akupuntur, terapi pijat. ;. 1roduksi hormon dapat dikendalikan, contohnya akupuntur, terapi gelombang otak. <. Membuat kulit dan selaput lendir menjadi lebih peka terhadap rangsang /. Melancarkan sirkulasi darah, contohnya terapi magnet, akupuntur, acupressure, massage therapy. =. >tot yang kaku dapat terelaksasi sempurna, contohnya akupuntur, terapi pijat, dll. 9. Mengobati penyakit, contohnya terapi radiasi, terapi magnet, terapi herbal, dll. #. Membuat penampilan orang lebih menarik, contohnya akupuntur kecantikan yang dapat mnurunkan ataupun menaikkan berat badan. 7. Mengurngi stress dan cemas, contohnya massage therapy dengan aroma terapi. :". Menambah tinggi badan, contohnya terapi gelombang otak. Sementara itu, dampak negati'e dari terapi, diantaranya 8 :. *eberapa terapi ada yang dapat menimbulkan rasa sakit ,seperti terapi pijat. 3da beberapa orang sehari setelah dipijat merasakan nyeri pada tubuhnya. !. Dapat menimbulkan alergi tertentu. 5ontohnya, pada penggunaan minyak dalam terapi pijat, beberapa orang memiliki sensiti'itas tinggi terhadap kandungan dalam minyak tersebut sehingga dampak alergi, seperti gatal dan bercak)bercak merah. ;. 5enderung memerlukan aktu yang cukup lama dalam penggunaanya untuk menyembuhkan suatu penyakit tertentu. 5ontohnya terapi radiasi dalam penyembuhan kanker tidak bias dilakukan dalam satu kali pelaksanaan namun perlu adanya tahapan)tahapan lebih lanjut. <. *eberapa terapi terkadang menimbulkan e&ek samping yang merusak salah satu bagian tubuh. 5ontohnya, terapi radiasi pada penderita kanker yang menyebabkan rontoknya rambut dan adanya resiko terjadinya kanker kulit. /. Dapat mengganggu proses metabolisme tubuh. 5ontohnya, pasien setelah menjalani terapi radiasi mengalami gangguan tidur dan berkurangnya na&su makan. e.
B. KONSEP TEORI 1.
Penger!an Terapi (dalam Yunani8 ?@ABC@B$, atau pengobatan, adalah remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis. >rang yang melakukan terapi disebut sebagai terapis. Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. Di antara psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi. Terapi pencegahan atau terapi 1ro&ilaksis adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk mencegah munculnya kondisi medis. Sebagai contoh adalah banyaknya 'aksin untuk mencegah in&eksi penyakit. Terapi abortive adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk menghentikan kondisi medis dari perkembangan lebih lanjut. 1engobatan yang dilakukan pada tanda)tanda paling aal dari munculnya penyakit, seperti gejala sakit kepala migrain, adalah sebuah terapi abortive. Terapi supportive adalah suatu terapi yang tidak meraat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien. Terapi merupakan kaedah untuk membantu seseorang pelajar untukbergerak balas terhadap akti'iti atau kemahiran. Menurut kamus perubatan Mosby (!"":$ terapi dide&inisikan dengan raatan pemulihan ke atas pesakit yang pernah menghidapi sebarang penyakit atau mengalami sesuatu kecederaan bertujuan mengembalikan ke&ungsian badan secara normal.De&inisi terapi dalam konteks pendidikan ialah kaedah untuk membantu seseorang murid untuk bergerak)balas terhadap sesuatu akti'iti atau kemahiran.
2.
Konsep Konsep terapi dalam pendidikan khas adalah didasari dari konsep kepelbagaian kategori indi'idu berkeperluan khas. Murid)murid berkeperluan khas mempunyai sama ada ketidakupayaan, kecacatan halangan atau rintangan untuk mencapai perkembangan dari segi kogniti&, emosi, sosial atau psikomotor. Sehubungan itu, kaedah terapi dapat membantu murid)murid bermasalah pembelajaran mencapai perkembangan yang tersebut di atas.
Terapi dalam pendidikan khas adalah salah satu kaedah yang digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran di sekolah. 3kti'iti)akti'iti dalam terapi dapat membantu murid menguasai sesuatu kemahiran dari satu peringkat ke satu peringkat yang lebih tinggi.
E&ek terapi (dampak positi& $ yang diinginkan dari sebuah pengobatan, terapis juga dapat menyebabkan dampak negati& yang tidak diharapkan. Ketika dampak negati& yang ditimbulkan lebih kecil2lemah dari dampak positi&nya, maka hal itu sering disebut sebagai E&ek samping. E&ek samping merupakan hasil dari dosis atau prosedur yang tidak tepat (yang biasanya disebabkan oleh kesalahan medis$. *eberapa e&ek samping hanya muncul pada aal2permulaan peraatan, ketika peningkatan dan penghentian peraatan. 1enggunaan obat atau inter'ensi medis lainnya yang merupakan kontraindikasi dapat meningkatkan risiko e&ek samping. *eberapa pasien terkadang menghentikan terapi karena e&ek samping yang ditimbulkannya. Tingkat keparahan dari e&ek samping ini ber'ariasi, mulai dari rasa mual hingga dapat mengakibatkan kematian. E&ek samping yang umum terjadi di antaranya perubahan berat badan, perubahan tingkat enim, perubahan patologis yang terdeteksi pada le'el mikroskopis, makroskopis, atau psikologis. E&ek samping dapat menyebabkan perubahan yang dapat dipulihkan kembali maupun permanen, termasuk peningkatan atau penurunan kerentanan indi'idu terhadap obat 2 bahan kimia, makanan, atau prosedur tertentu (misalnya interaksi terhadap obat$.
3. In"!kas! 1.
Berbagai keadaan nyeri seperti nyeri kepala, migren, nyeri bahu, nyeri lambung, nyeri sendi dan lain-lain
.
!elainan "ungsional seperti asma, alergi, insomnia, mual pada kehamilan
#.
Beberapa kelainan sara" seperti hemiparesis, kesemutan, kelumpuhan muka.
$.
Berbagai keadaan lain seperti mengurangi na"su makan, menurunkan kadar gula darah,meningkatkan stamina, e"ek analgesi pada operasi dan lain-lain
/. =. 9.
Klien 1sikotik seperti kecemasan, panik, depresi ringan Klien yang mengalami stress dalam kehidupan penyakit 2 kematian. Klien dengan gangguan keluarga, ketergantungan, dan sejenisnya #. Konra In"!kas! 1. !ontraindikasi absolut pada penderita hemo"ilia. .
!ontraindikasi dapat timbul pada pasien yang baru sa%a menerima, sedang diberi, ataupun selesai mengalami pengobatan dengan antikoagulan. &alam kondisi ini dapat dilakukan hanya setelah rehat dari pengeobatan %enis ini setidaknya dua minggu.
;. <. /. =. 9. #.
Faham Depresi berat Sosio 2 1sikopat Sedang menjalani terapi lain Tidak ada harapan sembuh 1embosan
$. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Standar >perasional 1rosedur dari terapi adalah :. Klien datang secara langsung bertemu dengan terapis !. Dilakukan >bser'asi Faancara untuk mengetahui secara luas dan mendalam keadaan 2 masalah klien ;. Ditetapkan jenis terapi yang cocok untuk masalah yang diderita, berupa Konseling, dan %nter'ensi pikiran baah sadar (hypnose$. <. Ditetapkan jadal terapi, jumlah pertemuan yang disepakati bersama antara Klien dan Terapis. /. 1ersiapan diri terapis 8 :$ 5uci tangan !$ Memakai alat perlindungan diri =. 1ersiapan alat)alat sesuai dengan terapi yang akan dilakukan 9. 1ersiapan pasien sesuai dengan terapi yang akan dilakukan #. 1ersiapan lingkungan 7. Dilanjutkan dengan terapi yang akan dilakukan :". Sesudah terapi ajari latihan)latihan yang perlu dilakukan secara mandiri untuk mempercepat penyembuhan. 5atatan 8 3rahkan klien untuk mandiri dan sembuh dari masalahnya. Klien dibuatkan disk yang berisi Terapi yang dapat didengarkan untuk mempercepat dan memperkuat e&ek penyembuhan. • •
terapi omplementer DI0U0UN LEH IBU AMBA;, 0TIKE0 LINTA0 2ALU; KENDAL
TE;API KMPLEMENTE;
I&
PENGE;TIAN
Terapi Komplementer adalah .ara penan!!ulan!an pen"ait "an! dilauan se$a!ai penduun! epada pen!o$atan medis onensional atau se$a!ai pen!o$atan pilihan lain diluar pen!o$atan medis "an! onensional& Terapi Komplementer adalah semua terapi "an! di!unaan se$a!ai tam$ahan untu terapi onesional "an! direomendasian oleh pen"elen!!ara pela"anan esehatan induidu& Pen!o$atan Komplementer adalah pen!o$atan non onensional "an! $uan $erasal dari Ne!ara "an! $ersan!utan (H)&
II& TU2UAN 0e$a!ai pen!o$atan pilihan lain diluar pen!o$atan medis& Untu memper$aii 'un!si dari s"stem s"stem tu$uh, terutama s"stem ee$alan dan pertahanan tu$uh& Le$ih $erserah diri dan ihlas menerima eadaan&
III& MA>AM MA>AN TE;API KMPLEMENTE; 3&
0"stem medis Alternati'
a&
Aupuntur
0uatu metode tradisional >ina "an! men!hasilan anal!esia atau peru$ahan 'un!si s"stem tu$uh den!an .ara memasuan -arum tipis sepan-an! ran!aian !aris atau -alur "an! dise$ut meredian& Manipulasi -arum lan!sun! pada meridian ener!i aan mempen!aruhi or!an internal dalam den!an pen!alihan i $&
A"ureda
0"stem pen!o$atan tradisional Hindu "an! memom$inasian o$at her$al, o$at pen.ahar dan min"a !oso& .&
Pen!o$atan Homeopati.
0"stem men!o$atan medis "an! didasari pada teori $ah%a pen"ait tertentu dapat dio$ati den!an mem$erian dosis e.il su$stansi "an! ada pada indiidu sehat aan men!hasilan !e-ala seperti pen"ait& d&
Pen!o$atan Naturopati
0"stem pen!o$atan didasari pada maanan alami, .aha"a, ehan!atan, pi-atan air se!ar, olah ra!a teratur dan men!hindari pen!o$atan, men!enali emampuan mn"em$uhan tu$uh alami& e&
Pen!o$atan Tradisional >ina
Kumpulan tehni dan metode sistemati termasu aupuntur, pen!o$atan her$al, pi-atan, aupreser, mo?i$ustion (men!!unaan panas dari her$al "an! di$aar), i!on! (men"eim$an!an aliran ener!i melalui !eraan tu$uh)&
8&
Terapi Biolo!is
Men!!unaan su$stansi alam seperti her$al, maanan dan itam in& a&
ona
Pro!am diet "an! memerluan maanan $erprotein, ar$ohidrat dan lema den!an per$andin!an 94@494& Di!unaan untu men"eim$an!an insulin dan hormone lain untu esehatan "an! optimal& $&
Diet Miro$ioti
Diutamaan diet e!etarian& .&
Pen!o$atan rtomoleuler
Menin!atan nutrisi seperti itamin . dan $ertaoren&
9&
Menipulasi Dan Metode Didasari Tu$uh
Didasari pada manipulasi dari atau pen!!eraan dari satu atau le$ih $a!ian tu$uh& a&
Aupresur
Tehni terapeti memper!unaan teanan di!ital dalam .ara tertentu pada titi "an! di$uat pada tu$uh untu men!uran!i rasa n"eri men!hasilan anal!esi. atau men!atur 'un!si tu$uh& $&
Pen!o$atan Kiroprati
0"stem terapi "an! meli$atan manipulasi olumna spinalis dan memasuan 1siotherap" dan terapi .liet& .&
Metode Oeldenrais
Terapi alternati' "an! didasaran pada .itra tu$uh "an! $ai melalui per$aian per!eraan tu$uh& d&
Tai .hi
Terapi alternati' "an! men!hu$un!an perna'asan, per!eraan dan meditasi untu mem$ersihan, memperuat dan sirulasi ener!i dan darah ehidupan "an! pentin!& e&
Terapi Pi-at
Manipulasi -arin!an iat melalui puulan, !osoan atau meremas untu menin!atan sirulasi, memper$aii si'at otot dan rela?si& '&
0entuhan ;in!an
0entuhan pada lien den!an .ara "an! tepat dan halus untu mem$uat hu$un!an menun-uan penerimaan dan mem$erian pen!har!aan& @&
Interensi tu$uh dan piiran
Men!!unaan $er$a!ai tehni "an! di $uat untu menin!atan apasitas piiran untu mempen!aruhi tu$uh& a&
Terapi 0eni
Men!!unaan seni untu mendamaian oni emosional, menin!atan e%aspadaan diri dan men!un!apan masalah "an! tida di ataan dan didasari lien pen"ait merea& $&
Umpan $ali $iolo!is
0uatu proses "an! mem$erian indiidu den!an in'ormasi isual dan suara tentan! 'un!si 1siolo!is otonomi tu$uh&
C&
Interensi tu$uh+piiran
Men!!unaan $er$a!ai tehni "n! di$uat untu menin!atan apasitas piiran !una mempen!aruhi 'un!si dan !e-ala tu$uh& a&
Terapi Dansa
0arana memperdalam dan memperuat terapi arena merupaan espresi lan!sun! dari piiran dan tu$uh& $&
Terapi Perna'asan
Men!!unaan se!ala -enis pola perna'asan untu merela?asi, mem peruat atau mem$ua -alur emosional& .&
Ima-inasi Ter$im$in!
Tehni terapiuti untu men!o$ati ondisi patolo!is den!an $eronsentrasi pada ima-inasi atau seran!aian !am$ar& d&
Meditasi
Prati "an! ditu-uan pada diri untu merela?asi tu$uh dan menenan!an piiran men!!unaan ritme perna'asan "an! $er'ous& e&
Terapi Musi
Men!!unaan musi. untu menun-uan e$utuhan 1si, psiolo!is, o!niti dan sosial indiidu "an! menderita .a.at dan pen"& '&
Usaha Pemulihan (doa)
Ber$a!ai tehni "an! men!!unaan dalam $an"a $uda"a "an! men!!a$un!an pela"anan, esa$aran, .inta atau empati den!an tar!et doa& !&
Psioterapi
Pen!o$atan elainan mental dan emosional den!an tehni psiolo!i h&
o!a
Tehni "an! $e'ous pada susunan otot, postur, meanisme perna'asan dan esadaran tu$uh&
6&
Terapi Ener!i
Meli$atan pen!!unaan medan ener!i a&
Terapi ;eii
Terapi "an! $erasal dari prati $udha uno di mana pratisi menempatan tan!ann"a pada atau diatas $a!ian tu$uh dan memindahan eharmonisan dan eseim$an!an untu men!o$ati !an!!uan esehatan& $&
0entuhan terapiuti
Pen!o$atan meli$atan pedoman eseim$an!an ener!i atau pratisi dalam suatu .ara "an! disen!a-a tida semua pasien&
I=& EOEK 0AMPING TE;API KMPLEMENTE; Pada terapi aupuntur dapat ter-adi ompliasi seperti in'esi arena sterilesasi -arum "an! tida adeuat atau -arum "an! ditin!!alan dalam tempat untu %atu "an! lama, -arum "an! patah, perasaan men!antu pas.a pen!o$atan& Kontraindiasi pen!o$atan pada indiidu "an! memilii elainan perdarahan trom$ositopeni, in'esi ulit atau "an! memilii etautan terhadap -arum& Kontaminasi den!an her$al atau $ahan imia lain termasu pestisida dan lo!am $erat -u!a ter-adi, tida semua perusahaan men-alanan pen!a%asan ualitas "an! etat dan !aris pedoman pa$ri "an! menentuan standar untu adar pestisida "an! dapat diterima, $ahan pelarut sisa tin!at $a.terial dan lo!am $erat untu alasan ini pem$elian o$at her$al han"a dari pa$ri "an! mempun"ai reputasi& La$el pada produ her$al harus men!andun! nama ilmiah tanaman nama dan alat pa$ri "an! se$enarn"a, tan!!al emasan dan tan!!al adaluarsa& Di Indonesia ada 9 -enis tehni pen!o$atan omplementer "an! telah di terapan oleh Derpartemen Kesehatan untu di Inte!rasian e dalam pela"anan onensional "aitu 3&
Aupuntur Hiper$ari
Dilauan oleh doter umum $erdasaran ompetensin"a& 8&
Terapi Hiper$ari
aitu suatu metode terapi dimana pasien di masuan e dalam se$uah ruan!an "an! memilii teanan udara atmos1r normal, lalu di $eri perna'asan osi!en murni (344F) 9&
Terapi her$al medi.
aitu terapi den!an men!!unaan o$at $ahan alami $ai $erupa her$al terstandar dalam e!iatan pelan"anan penelitian maupun $erupa 1to'armaa&
DA0A; HUKUM 3& Peraturan Menteri esehatan ;I nomor 334: tahun 8445 tentan! pen"elen!!araan pen!o$atan omplementer+alternati' pela"anan esehatan& 8& Permenes ;I no 33J6 7 Menes 7 per 7
PENE;APAN DALAM P;ATIK KEPE;AATAN Kepera%atan holisti. men!hormati serta men!o$ati -i%a, tu$uh dan piiran lien, pera%atan men!!unaan Interensi Kepera%atan holisti. seperti terapi rela?asi, terapi musi., sentuhan rin!an dan usaha pemulihan (doa)& Interensi seperti ini mempen!aruhi Indiidu se.ara eseluruhan (-i%a, tu$uh, piiran) dan merupaan pelen!ap "an! $ersi'at e'eti' eonomis, non, inasie serta non 'armaolo!is untu pela"anan medis terapi terse$ut di susun dalam 8 tipe 3&
Terapi "an! dapat diases epera%atan&
Di mana seoran! pera%at dapat mulai mempela-ari dan memper!unaan"a dalam pela"anan lien& 8&
Terapi latihan spesi1
Di mana seoran! pera%at tida dapat melauan tanpa pelatihan tam$ahan dan atau serti1at&
3&
TE;API ANG DAPAT DIAK0E0 KEPE;AATAN
;elasasi Tu-uan a!ar indiidu mampu memonitor dirin"a se.ara terus menerus terhadap indi.ator ete!an!an serta untu mem$iaran, melepasan den!an sadar ete!an!an "an! terdapat di $e$a!ai tu$uh& Ma.am rela?sasi a&
;elasasi pro!resi'
Men!a-aran indiidu $a!aimana $eristirahat den!an e'eti' dan men!uran!i ete!an!an pada tu$uh&
$&
;elasasi pasi'
Men!a-aran indiidu untu merelasasian seelompo otot se.ara pasi'& >ara terapi relasasi a& Q
Meditasi dan perna'asan $erirama Men"ediaan lin!un!an "an! tenan!&
Q
Mem$antu lien untu mendapatan en"amanan saat sedan! dudu atau $er$arin!,minta lien untu tetap diam se$isa mun!in dan $er!era -ia perlu a!ar tetap merasa n"aman& Q Men!instrusian lien untu $erna'as edalam dan eluar se.ara perlahan dan dalam men!!unaan otot perut& Q Pada a%al setiap men!eluaran na'as,minta lien untu men"e$ut an!a satu dalam piirann"a,lan-utan etahap meditasi& Q Men-elasan etia piiran men!em$ara,$a%a em$ali untu memulai men!eluaran na'as dalam tanpa pertim$an!an& Q
Minta lien melauan setiap -enis latihan selama C,34,3C dan 84 menit
Q
Lauan setiap hari untu minimal satu -enis latihan&
$& Q
;elasasi dan pro!esi' Men"ediaan linun!an "an! tenan!
Q Mem$antu lie untu mendapatan en"amanan saat sedan! dudu atau $er$arin!, meminta lien untu tetap diam se$isa mun!in dan $er!era -ia perlu a!ar tetap merasa n"aman& Q Men!intrusian lien untu menutup mata dan mempertahanan siap mau menerima& Q Men!instusian untu $erna'as dalam dan eluar se.ara perlahan dan dalam men!!unaan otot otot patu paru Q 0aat lien $erna'as se.ara perlahan dan n"aman, instruasian$ lien untu merelasasian dan mere!an!an otot sesuai urutan "an! di perintahan, menen!anan dan merelasasian serta merasaan tiap $a!ian "an! $erelasasi& Q Instrusian lien untu mene!an!an dan emudian merelasasian $etis, lutut, dan seterusn"a& .&
;elasasi den!an !eraan sensoris
Q
Men"ediaan tempat "an! tenan!
Q Mem$antu lien untu mendapatan en"amanan saat sedan! dudu atau $er$arin!, meminta lien untu tetap diam se$isa mun!in dan $er!era -ia perlu a!ar tetap merasa n"aman& Q Men!instrusian lien untu menutup mata dan mempertahanan siap mau menerima& Q Men!instrusian lien untu $erna'as e dalam dan e luar se.ara perlahan dan dalam men!!unaan otot otot perut& Q Instrusian lien untu men!ulan! se.ara perlahan lahan men"elesaian setiap alimat $eriut den!an suara rendah atau untu dirin"a 0earan! sa"a sadar melihatRRRR& 0earan! sa"a sadar merasaanRRRR 0earan! sa"a sadar menden!aranRRR&& Q Instrusian lien untu men!uln! dan men"elesaian setiap ata empat ali, emudian ti!a ali, emudian dua ali dan terahir satu ali& d& Q
;elasasi den!an musi. Men'asilitasi lien den!an alat peream dan alat penden!ar&
Q Meminta lien untu mendapatan posisi "an! n"aman (dudu atau $er$arin! den!an tan!an dan ai di silan!) dan untu menutup mata dan menden!aran musi. melalui alat penden!ar& Q Instrusian lien untu mem$an"an!an terapun! atau ditiup den!an musi. etia sedan! menden!aran& Ealuasi Q
Man!a-i tanda tanda ital lien terutama pola perna'asan&
Q Minta lien untu men!!am$aran tin!at ete!an!an atau perasaan a%atir& Q
8& a&
Men!amati lien terhadap adan"a perilau "an! menun-uan e.emasan&
TE;API LATIHAN 0PE0IOIK Umpan $ali $iolo!is
Merupaan suatu elompo prosedur terapeuti "an! men!!unaan alat eletroni, atau eletromeani untu men!uur, memproses dan mem$erian in'ormasi $a!i indiidu tentan! atiitas s"stem sara' otonom dan neuro mosuler& $&
0entuhan terapiuti
0entuhan terapiuti merupaan satu potensi alami manusia "an! terdiri dari meletaan tan!an pratisi pada atau deat den!an tu$uh seseoran! emudian pratisi men.o$a men!arahan ener!i "an! ada dalam tu$uhn"a untu mem$a%a indiidu em$ali masu edalam eseim$an!an ener!i "an! sama den!an pratisi& .&
Terapi iroprati
Manipulasi spinal "an! diarahan pada sendi tertentu ole pratisi den!an men!!unaan tan!an atau alat& d&
Aupuntur
Merupaan metode stimulasi titi tertentu pada tu$uh den!an memasuan -arum usus untu memodi1asi persepsi rasa n"eri, menormalan 'un!si 1siolo!is serta men!o$ati dan men.e!ah pen"ait& e&
Terapi her$al
Men!!unaan tanaman, he%an, atau mineral&
KELO%POK & ' TERAPI %EDIK DAN TERAPI KO%PLE%ENTER (AN) LA*I% DI)UNAKAN PADA LANSIA MAKALAH KOMUNITAS TERAPI MEDIK DAN TERAPI KOMPLEMENTER YANG LAZIM DIGUNAKAN PADA LANSIA
Disusun Oleh : Kelompok 9
1. 2. 3. 4.
Lailiyah Indri Rahayu Apriliya W. Septiananingsih Vita Aristiarini
(101.0057) (101.0089) (101.0103) (101.0113)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses akumulasi dari kerusakan sel somatik yang diawali oleh adanya disfungsi sel hingga terjadi disfungsi organ dan pada akhirnya akan meningkatkan risiko kematian bagi seseorang. Apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, proses penuaan merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaiyu : masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis. Corak perkembangan proses penuaan bersifat lambat namun dinamis dan bersifat individual baik secara fisiologis maupun patologis, karena banyak dipengaruhi oleh riwayat maupun pengalaman hidup di masa lalu yang terkait dengan faktor biologis, psikologis, spiritual, fungsional, lingkungan fisik dan sosial. Perubahan struktur dan penurunan fungsi sistem tubuh tersebut diyakini memberikan dampak yang signifikan terhadap gangguan homeostasis sehingga lanjut usia mudah menderita penyakit yang terkait dengan usia misalnya: stroke, Parkinson, dan osteoporosis dan berakhir pada kematian. Penuaan patologis dapat menyebabkan disabilitas pada lanjut usia sebagai akibat dari trauma, penyakit kronis, atau perubahan degeneratif yang timbul karena stres yang dialami oleh individu. Stres tersebut dapat mempercepat penuaan dalam waktu tertentu, selanjutnya dapat terjadi akselerasi proses degenerasi pada lanjut usia apabila menimbulkan penyakit fisik. Oleh karena itu diperlukannya pelaksanaan program terapi yang diperlukan suatu instrument atau parameter yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia, sehingga mudah untuk menentukan program terapi selanjutnya. Tetapi tentunya parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana lansia itu berada, karena hal ini sangat individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya pencegahan berupa latihan-latihan atau terapi yang sesuai harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan terapi medis ? 2. Apa yang dimaksud dengan terapi komplementer ? 3. Terapi medic dan komplementer apa yang lazim digunakan pada lansia ? 1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang terapi medis 2. Mengetahui tentang terapi komplementer 3. Mengetahui terapi medic dan komplementer yang lazim digunakan pada lansia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terapi medis Rehabilitasi merupakan semua tindakan yang bertujuan untuk mengurangi dampak disability serta handicap agar individu lansia dapat berintegrasi dalam masyarakat. Rehabilitasi adalah aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan kesehatan lansia.( British G. Society ). Terapi medic adalah proses pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fungsional dan fisikologik dan kalau perlu mengembangkan mekanisme kompensasinya agar individu dapat mandiri. Terapi medik adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk memulihkan atau mengoptimalkan kemampuan seseorang setelah mengalami gangguan kesehatan yang berakibat pada penurunan kemampuan fisik. Reintegrasi adalah rentetan usaha untuk kembali pada kemampuan fungsional yang pernah dimiliki. Reintegrasi terhadap kehidupan normal adalah hal yang samgat di dambakan oleh seorang pasien. Harapan inilah yang mewakili kualitas hidup yang diinginkan . upaya reintegrasi diartikan sebagai reorganisasi kondisi fisik, psikis, dan social serta spiritual menuju kesatuan yang harmonis sehingga adaptasi terhadap kehidupan dapat diperoleh, setelah mengalami sakit atau trauma. Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa inti upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup seseorang yang menderita sakit adalah yang melaksanakan upaya berdasarkan konsep rehabilitasi. Konsep rehabilitasi menyatu dan berkesinambungan dengan proses penyembuhan penyakit, termasuk berbagai reaksi dan efek samping terapi, khususnya pada penyakit geriatric.
Tujuan Rehabilitasi Medik pada Usia Lanjut: 1. Memberikan pelayanan rehabilitasi medik yang komprehensif. 2. Berperan dalam mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas hidup pasien ( kesehatan, vitalitas, fisik, dan fungsi). 3. Mencegah atau mengurangi keterbatasan (impairment ), hambatan (disability) dan kecacatan (handicap ). 2.2 Terapi komplementer Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer. Terapi Komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang Konvensional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan Komplementer tradisional-alternatif adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotiv, preventive, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan evektivitas yang tinggi berandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergis dan terintregrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga pelaksanaanya dokter,dokter gigi, dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional-alternatif. Jenis pengobatan komplementer tradisional-alternatif yang daoat diselenggarakan secara sinergis dan terintergrasi harus di tetapkan oleh menteri kesehatan setelah memalui pengkajian. Terapi komplementer banyak menggunakan pada efektifitas dari beberapa terapi (Snyder dan lindquist, 1998). Florence nightingale menggambarkan penggunaan terapi komplementer, seperti musik, didalam perawatan holistik klien (nigthingale, 1860/1969). Surver di afrika mengemukakan bahwa 42% reponden menggunakan 1 atau lebih terapi komplementer (eisenberg dkk, 1998). Penggunaan terapi komplementer meningkatkan hampir 10% berdasarkan hasil survei tahun 90 (eisenberg dkk, 1993). Terapi komplementer lebih populer di Eropa daripada di Amerika Serikat (peletier, 2000). Di jerman penggunaan herbal merupakan bagian dari keperawatan kesehatan. Hasil penelitian tentang obat herbal menunnjukkan bahwa 70 – 90 % dari terapi kesehatan diseluruh dunia menggunakan terapi komplementer secara rutin sebagai bagian perawatan kesehatan ( kraitzer dan jansen, 2000). 2.2.1 Pengertian Terapi komplementer Istilah terapi modalitas dalam ilmu keperawatan lebih dikenal dengan terapi komplementer, terapi alternativ, terapi holistis, terapi nonbiomedis, pengobatan integratif atau perawatan kesehatan, perawatan nanalopati, dan perawatan nontradisional. Terapi modalitas merupakan metode pemberian terapi yang menggunakan kemampuan fisik atau elektrik. Terapi modalitas bertujuan untuk membantu proses penyembuhan dan mengurangi keluhan yang dialami klien ( lundy dan jenes , 2009). Terapi komplementer adalah istilah untuk terapi yang bukan bagian dari tepi medis kofensional. Terapi komplementer atau terapi modalitas di akui sebagai upaya kesehatan nasional oleh nasional center for complementary/ alternative medicine (NCCAM) di amerika. Penggunaan istilah komplementer disebabkan karena pemakaian bersama terapi lain, bukan sebagai pengganti dan pengobatan biomedis. Terapi komplementer juga digunakan dalam praktik keperawatan profesional sebagai terapi alternativ di beberapi klinik keperawatan, misalnya latihan relaksasi oto progesif pada penanganan klien dengan epilepsi yang menyertai penggunaan obat antiepilepsi. Study menunjukkan bahwa penggunaan relaksasi otot progesif dapat meningkatkan kontrol kejang ( whaitma dkk., 1990). Namun demikian, tera[i komplkementer dapat digunakan mandiri atau tidak berhubungan dengan terapi biomedis karena di posisikan sebagai upaya promosi kesehatan, misalnya klien dpijat secara rutin untuk mencegah munculnya stres. Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi nonbiomedis. Hasil penelitian tentang psikoneuroimunologi mengungkapkan bahwa proses interaktif pada manusia dengantubuh, pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan seseorang. NCCAM. Menetapkan bahwa terapi komplementer secara garis besar di dasarkan sebagai kategori terapi pikiran penghubung tubuh (mind – body terapies) sementara terapi biomedis
lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan berfokus pada dampak terapi terhadap pengibatan atau penanganan masalah fisik. Sebagai contoh, pada terapi biomedis, evaluasi efek obat antihipertensi hanya ditentukan melalui tekanan darah dan tidak memperhatikan bagaimana obat mempengaruhi alam rohani dan psikologis. NCCAM mendefinisikan terapi komplementer adalah suatu penyembuhan yang mencakup sistem kesehatan, modalis, praktik dan teori serta keyakinana dari masyarakat atau budaya dalam periode secara tertentu . CAM mencakup semua praktik serta ide – ide yang dimaknai sebagai upaya mencegah atau mengobati penyakit atau mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan . 2.2.2 Klasifikasi Terapi komplementer Terdapat lebih dari 1800 terapi komplementer yang diidentifikasi berdasarkan sistem perawatan , terapi yang cukup dikenal luas dan digunakan, variasi dari terapi, praktik budaya asli yang tidak dikenal, dan mekanisme ang mendasari tindakan terapi yang tidak diketahui. Kategori terapi konmpkementer menurut NCCAM adalah sebagai berikut : 1. Terapi pikiran, tubuh ( mind – body terapies) 2. Terapi berbasis biologi ( biologokalli based terapies) 3. Terapi manipulatife dan berbasis tubuh(manipulatife and body based terapies) 4. Terapi energi yang termasuk dalam kategori energi hayati bioelektro magnetik( energi and biofild terapies) Menurut NCCAM terapi komplementer menjadi pengobatan untuk kondisi tertentu dan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan ternasuk profesi perawat. Basis filosofi yang mendasari penggunaan terapi komplementer berbeda dengan modal biomedis konfensional. Biomedis berusaha menghilangkan dan memperbaiki etiologi atau masalah yang mendasari serta menekankan pada pengobatan trauma maupun situasi darurat lainya (weil, 1995). Sementara itu tujuan terapi komplementer dalam sistem keperawatan adalah untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan dalam diri seseorang. Zollman dan vickers (1999)menyatakan tujuan dari intervensi terapeutik adalah untuk mengembalikan keseimbangan dan memfasilitasi respon tubuh daripada menyembuhkan proses penyakit atau penghentian gejala. Oleh karena itu, perawat memberikan perawatan yang mencakup modifikasi gaya hidup, perubahan diet, olah raga, pengobatan khusus, konseling, latihan, bimbingan, pada pernafasan, relaksasi, serta resep herbal. Konsep ini menenkan pentingnya sistem perawatan yang menerapkan pendekatan kepedulian holistik terhadap perawatan klien yang akan meningkatkan pelayanan kesehatan. 2.2.3 Penggunaan terapi komplementer Foktor yang mempengaruhi perkembangan atau penggunaan terapi komplementer (Astin, 1998:kaptchuk dan eisenberg 1998 : jobs,1998 : mitzdorf dkk,1999) antara lain: 1. Adanya kenyakinan bahwa terapi biomedis tidak menyentuh seluruh dominan yang dimiliki individu. 2. Adanya efek biomedis yang dianggap lebih buruk daripada efek terapi yang diharapkan; 3. Konsumen menginginkan penyedia layanan kesehatan yang pesuli (carig). 4. Konsumen menginginkan pengakuan dan perlakuan secarautuh atau holistis.
5. Konsumen menginginkan keterlibatandalam pengambilan keputusan dalam menangani masalahkesehatan yang di hadapi. 6. Faktor lain yang telah meningkatkan penggunaan terapi komplementer adalah peningkatan pengeseran budaya yang menggunakan pelayanan kesehatan selain sistem biomedis. Terapi komplementer sangat penting dalam klien dengan kondisi kesahatan fonis yang meliputi spiritual, sosial, psikologi, dan masalah fisik (haines, McKibbon dan Kanani, 1996). Terapi komplementer keperawatan Nightingale menyerahkan penggunaan terapi komplementer dalam perawatan klien. Fundamental of nursing menjelaskan beberapa penggunaan prinsip terapi komplementer seperti pijat (massage), panas dan dingin, dan gizi. Pada akhir 1950 – an, proses keperawatan diperkenalkan dengan menggunakan 5 langkah pendekatan pemecahan masalah untuk keperawatan yaitu pengakajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Keterampilan pengakajian sangat penting karena berkaitan dengan langkah selanjutnya, yaitu intervensi. Perpedaan dalam menyusun intervensi dipengaruhi oleh pengelompokan yangmeliputi tundakan dependen (dependent), kolaborasi (interdependent), mandiri (independent). Perawat memiliki otonomi yang luas dalam memberikan intervensi, terutama tindakan mandiri, sebagai tindakan profesi yang ditunjang pendidikan tinggi. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk dapat memberikan praktik keperawatan komplementer. Menurut Sydner, Bulechek, dan McCloskey (1985), beberapa intervensi keperawatan mandiri yang termasuk terapi komplementer antara lain musik, imagery, relaksasi otot progesif, jurnaling, reminis chance, dan pijat. Indetifikasi dan klasifikasi intervensi keperawatan oleh internasional council of nurses poject (ICNP) dan national intervention clssification project (NIC) telah memperluas ruang lingkup intervensi yang mencangkup seluruh kegiatan keperawatan (ICNP, 1997; McCloskey, dan bulechek. 1996). Dengan demikian berdasarkan konsep keperawatan, istilah intervensi tidak membedakan terapi komplementer dengan tindakan keperawatan lainnya sperti pemantauan status perawatan klien atau koordinasi. Perawat harus menggunakan terapi komplementer yang lebih banyak untuk membantu klien mencapai hasil ksehatan yang lebih optimal. Tabel 1.1 klasifiskasi berdasarkan National Center for Complementary/Alternative Medicine Jenis Contoh Terapi pikiran - Yoga, tah chi, internal qi – gong, meditasi , tubuh imagery,hipnosis, biofedback, dukungan ( mind – body) . kelompok, terapi seni , terapi musik, terapi dansa , Pendekatan prilaku journaling , humor, psikoterapi tubuh, dan psikologi, sosial, pengakuan nonlocality, soul retrieval, dan spiritual untuk penyembuhan spiritual, holistik nursing, plasebo kesehatan . sweat lodges. Terapi sistem Pengobatan tradisional cina (akupuntur, formula pengobatan herbal, diet, exterlan dan internal qi-gong, tai chi, alternatif ( alternatif pijatan dan manipulasi, acupotomy), sistem adat medical sistem ). tradisional seperti pengobatan asli penduduk pengobatan amerika, pengobatan ayuverda, unani-tibbi, nonmedis yang pengobatan kampo, pengobatan tradisional afrika, melibatkan teori dan pengobatan tradisional aborigin, curanderismo, praktik dari sistem sistem pengobatan barat yang tidak konvensional
yang komplet.
(hemeopati, radiestasia,, cayce-based systems, radionics). Naturopati. Terapi berbasis Herbal, diet khusus (pritkin, omishatki, tinggi biologi (biological serat, makrobiotik), pengobatan orthomolecular based therapies). (gizi), intervensi farmakologi/biologis/ Terapi yang bersifat instrumental (kartilago ozon, cone therapy, alami. sengatan lebahelektrodiasnostik, iridologi Praktik, intervensi, dan produknya berbasis biologis Terapi manipulatif Pengobatan kiropraktik pijatan dan gerakan tubuh dan berbasis tubuh atau body work (kranial-sakrum astheopatic (manipulative and manipulative treatment. Pijatan swedia, body sistems) refleksologi metode pilates, polaritas, gerak tubuh Sistem yang trager, teknik alexander, teknik feldenkrais. Pijatan berdasarkan pada chinese tui Na, akupresur, ralfing), serta terapi kegiatan manipulasi fisika nonkonvensional seperti hidroterapi, dan atau gerakan distermi, terapi, cahaya dan warna, colonic, anggota tubuh. pernafasan ;ubang hidung secara bergantian (alternatenostrilbreathing). Terapi energi Sentuhan terpeutik, sentuhan penyembuhan, (energy therapies) penyembuhan natural, shen, reiki, huna, qi-gong Sistem pengobatan external dan magnet yang menggunakan medan energi halus di dalam dan sekitar tubuh
1.
a. b. -
Program Rehabilitasi Untuk memulai program rehabilitasi pada penderita lansia,sebagai tenaga professional harus mengetahui kondisi lansia saat itu,baik penyakit yang menyertai maupun kemampuan fungsional yang mampu dilakukan.salah satunya di kemukakan oleh Katz, DKK yang telah menetapkan Fungsional Assessment Instrument untuk menggolongkan kemandian merawat diri pada lansia dengan berbagai macam penyakit, misal fraktur collum femoris, infark cerebri, arthritis, paraplegia, keganasan, dll. adapun aktivitas yang dinilai adalah Bathing, Dressing, Toileting, Transfering, Continence dan Feeding. Program Fisioterapi Dalam penanganan terapi latihan untuk lansia dimulai dari aktivitas fisik yang paling ringan kemudian bertahap hingga maksimal yang bisa dicapai oleh individu tersebut, misalnya : Aktivitas di tepat tidur Positioning, alih baring, latihan pasif & aktif lingkup gerak sendi Mobilisasi Latihan bangun sendiri, duduk, transfer dari tempat tidur ke kursi, berdiri, jalan Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari : mandi, makan, berpakaian, dll
2. Program Okupasi terapi Latihan ditujukan untuk mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan memberikan latihan dalam bentuk aktivitas, permainan, atau langsung pada aktiviats yang diinginkan. Misalnya latihan jongkok-berdiri di WC yang dipunyai adalah harus jongkok, namun bila tidak memungkinkan maka dibuat modifikasi. 3. Program Ortotik-prostetik Bila diperlukan alat bantu dalam mendukung aktivitas pada lansia maka seorang ortotis-prostetis akan membuat alat penopang, atau alat pengganti bagian tubuh yang memerlukan sesuai dengan kondisi penderita. Dan untuk lansia hal ini perlu pertimbangan lebih khusus, misalnya pembuatan alat diusahakan dari bahan yang ringan, model alat yang lebih sederhana sehingga mudah dipakai, dll. 4. Program Terapi Wicara Program ini kadang-kadang tidak selalu ditujukan untuk latihan wicara saja, tetapi perlu diperlukan untuk memberi latihan pada penderita dengan gangguan fungsi menelan apabila ditemukan adanya kelemahan pada otot-otot sekitar tenggorokan. Hal ini sering terjadi pada penderita stroke, dimana terjadi kelumpuhan saraf vagus, saraf lidah, dll 5. Program Sosial-Medik Petugas sosial-medik memerlukan data pribadi maupun keluarga yang tinggal bersama lansia, melihat bagaimana struktur/kondisi di rumahnya yang berkaitan dengan aktivitas yang dibutuhkan penderita, tingkat sosial-ekonomi. Hal ini sangat penting sebagai masukan untuk mendukung program lain yang ahrus dilaksanakan, misalnya seorang lansia yang tinggal dirumahnya banyak trap/anak tangga, bagaimana bisa dibuat landai atau pindah kamar yang datar dan biasa dekat dengan kamar mandi, dll 6. Program Psikologi
Dalam menghadapi lansia sering kali harus memperhatikan keadaan emosionalnya, yang mempunyai ciri-ciri yang khas pada lansia, misalnya apakah seorang yang tipe agresif, atau konstruktif, dll. Juga untuk memberikan motivasi agar lansia mau melakukan latihan, mau berkomunikasi, sosialisasi dan sebgainya. Hal ini diperlukan pula dalam pelaksanaan program lain sehingga hasilnya bisa lebih baik.
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Gangguan sistem muskuloskeletal dan integumen : osteoporosis 3.1.1 Pengertian Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, pengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal (Brunner&Suddarth, 2000). Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga masa tulang berkurang. Resorpsi terjadi lebih cepat dari pada formasi tulang, sehingga tulang menjadi tipis (Pusdiknakes, 1995). Jadi osteoporosis adalah kelainan atau gangguan yang terjadi karena penurunan masa tulang total. 3.1.2 Etiologi Faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa tulang pada usia lanjut: a. Determinan Massa Tulang 1) Faktor genetik Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat/berat dari pacia bangsa Kaukasia. Jacii seseorang yang mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap fraktur karena osteoporosis
2) Faktor mekanis Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor genetk. Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Dengan perkataan lain dapat disebutkan bahwa ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun tulangnya terutama pada lengan atau tungkainya; sebaliknya atrofi baik pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus istrahat di tempat tidur dalam waktu yang lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa. Walaupun demikian belum diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang diperlukan dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang di sampihg faktor genetik 3) Faktor makanan dan hormon Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetik yang bersangkutan. Pemberian makanan yang berlebih (misainya kalsium) di atas kebutuhan maksimal selama masa pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa tulang yang melebihi kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan sesuai dengan kemampuan genetiknya. b. Determinan Penurunan Massa Tulang
1) Faktor genetik Faktor genetik berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraktur. Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang besar. Sampai saat ini tidak ada ukuran universal yang dapat dipakai sebagai ukuran tulang normal. Setiap individu mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sitat genetiknya serta beban mekanis den besar badannya. Apabila individu dengan tulang yang besar, kemudian terjadi proses penurunan massa tulang (osteoporosis) sehubungan dengan lanjutnya usia, maka individu tersebut relatif masih mempunyai tulang tobih banyak dari pada individu yang mempunyai tulang kecil pada usia yang sama 2) Faktor mekanis Di lain pihak, faktor mekanis mungkin merupakan faktor yang terpenting dalarn proses penurunan massa tulang schubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun dengan bertambahnya usia; dan karena massa tulang merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya usia. 3) Kalsium Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya Lisia, terutama pada wanita post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting. Wanita-wanita pada masa peri menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak bak, akan mengakibatkan keseimbangan kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan kalsiumnya baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan keseimbangan kalsium positif. Dari keadaan ini jelas, bahwa pada wanita masa menopause ada hubungan yang erat antara masukan kalsium dengan keseimbangan kalsium dalam tubuhnya. Pada wanita dalam masa menopause keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta absorbsinya kurang serta eksresi melalui urin yang bertambah. Hasil akhir kekurangan/kehilangan estrogen pada masa menopause adalah pergeseran keseimbangan kalsium yang negatif, sejumiah 25 mg kalsium sehari. 4) Protein Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi penurunan massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan ekskresi kalsium. 5) Pada umumnya protein tidak dimakan secara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan kalsium yang negatif 6) Estrogen. Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium di ginjal. 7) Rokok dan kopi Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja. 8) Alkohol
Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan. Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang jelas belum diketahui dengan pasti . 3.1.3 Manifestasi Klinik Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteoporosis adalah : Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Nyeri timbul mendadak Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitas Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan 3.1.4 Penatalaksanaan Medis Adapun penatalaksanaan pada klien dengan osteoporososis meliputi : a. Pengobatan · Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolik · Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat b. Pencegahan Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan: 1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal 2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti: · Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari) · Latihan teratur setiap hari · Hindari: Makanan tinggi protein Minuman beralkohol Merokok Minum kopi
Teknik terapi komplementer a. Mencegah Osteoporosis Osteoporosis adalah suatu sindroma penurunan densitas tulang (matrix dan mineral berkurang), terapi rasio matrik dan mineral tetap normal. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Densitas mineral tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah walaupun dengan trauma minimal.
Contoh latihan yang harus dihindari : 1. Sit Up 2. Menyentuh jari kaki pada posisi berdiri 3. Duduk dengan punggung membungkuk
4.
Mengangkat beban dengan ayunan punggung
b. Menjaga Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh. Kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yaitu kebugaran jantungparu dan peredaran darah serta kekuatan otot dan kelenturan sendi. c.
Mengangkat dan Mengangkut Melihat berbagai perubahan karena penuaan, cara mengangkat dang mengakut yang efektif, efisien, dan aman merupakan kebutuhan bagi lansia. Untuk menunjang prinsip kinetic dalam mengangkat dan mengangkut dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Pegangan harus tepat, kerja statis local dihindari 2) Pegangan/tangan berada sedekat mungkin dengan tubuh 3) Punggung harus lurus 4) Dagu (kepala) diusahakan segera ke posisi tegak 5) Kaki diusahakan sedemikian rupa sehingga keseimbangannya kuat 6) Menfaatkan berat badan sebagai gaya tarik/dorong 7) Beban berada sedekat mungkin dengan garis vertical yang melalui pusat gravitasi tubuh. d.
Perlindungan sendi Usaha perlindungan sendi dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian sendi secara berlebihan, menghindari trauma, mengurangi pembebanan, berusaha menggunakan sendi yang lebih kuat atau lebih besar, dan istirahat sejenak disela-sela aktivitas. e.
Konservasi Energi Konservasi energy adalah suatu cara melakukan aktivitas dengan energy yang relative minimal, namun dapat memperoleh hasil aktivitas yang baik. Teknik konservasi energy dapat dicapai apabila dalam setiap aktivitas memperhatikan hal-hal berikut : 1) Rencanakan aktivitas yang akan dilakukan sehingga tidak ada gerakan kejut yang akan meningkatkan strees fisik atau emosional. 2) Atur lingkungan aktivitas sedemikian rupa sehingga pada waktu melaksanakan aktivitas, energy dapat digunakan secra efisien 3) Jika mungkin, aktivitas dilakukan dalam posisi duduk 4) Jangan menjinjing atau mengangkat barang jika dapat didorong atau digeser. 5) Gunakan alat aktivitas yang relatife ringan 6) Lakukan aktivitas dengan cara yang sama karena akan membuat lebih efisien. 7) Dalam setiap aktivitas, harus sering diselingi istirahat. Salah satu pedoman adalah sepuluh menit istirahat untuk setiap satu jam bekerja. 8) Bagi aktivitas menjadi beberapa bagian kemudian kerjakan pada waktu yang berbeda. f.
Peningkatan Kekuatan Otot Peningkatan kekuatan otot pada lansia lebih ditujukan agar mampu melakukan gerak fungsional tanpa adanya hambatan. Dalam latihan ini, jenis latihan yang dianjurkan adalah latihan isotonic, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1) Tentukan kemampuan otot maksimal 2) Latihan pada 60%-80% kemampuan otot maksimal 3) Ukur ulang setiap minggu
4) 5) 6)
3X seri latihan, tiap seri 8-10 ulangan Istirahat 1-2 menit diantara seri Lakukan 3X seminggu, min selama 8 minggu
3.2. Gangguan persepsi-sensori : demensia 3.2.1. Pengertian Dalam Durand dan Barlow (2006) demensia adalah onset-gradual fungsi otak yang melibatkan kehilangan ingatan, ketidakmampuan mengenali berbagai objek atau wajah, dan kesulitan dalam merencanakan dan penalaran abstrak. Keadaan ini berhubungan dengan frustasi dan kehilangan semangat. Menurut WHO dalam Clinical Deskriptions and Diagnostic Guidelines for Mental and Behavioural Disorders dan International Classification of Diseases (10th Revision) (ICD-10) (2008) demensia memiliki ciri-ciri yang harus ada diantaranya: 1. Kemunduran kemampuan intelektual terutama memori yang sampai menganggu aktivitasaktivitas keseharian sehingga menjadikan penderita sulit bahkan tidak mungkin untuk hidup secara mandiri. 2. Mengalami kemunduran dalam berfikir, merencanakan dan mengorganisasikan hal-hal dari hari ke hari. 3. Awalnya, mengalami kesulitan menyebutkan nama-nama benda, orientasi waktu, tempat. 4. Kemunduran pengontrolan emosi, motivasi, perubahan dalam perilaku sosial yang tampak dalam kelabilan emosi, ketidak mampuan melakukan ritual keseharian, apatis (tidak peduli) terhadap perilaku sosial seperti makan, berpakaian dan interaksi dengan orang lain. Ada bermacam-macam jenis demensia, menurut Durland dan Barlow (2006) ada lima golongan demensia berdasarkan etiologinya yang telah didefinisikan yaitu : (1) demensia tipe Alzheimer, (2) demensia vaskular, (3) demensia larena kondisi medis umum, (4) demensia menetap yang diinduksi oleh substansi tertentu, dan (5) demensia karena etiologi ganda/multiple, (6) demensia yang tak tergolongkan. Demensia Alzheimer adalah demensia yang paling banyak terjadi dan dicirikan oleh kemunduran intelektual yang progresif. Faktor risiko utama adalah usia yang l anjut, keturunan dan trauma kepala. Demensia vaskuler (multi infrak) adalah demensia kedua yang banyak terjdai setelah demensia Alzheimer. Demensia vaskuler seringkali dicirikan oleh adanya tanda dan gejala tertentu seperti kemunduran yang bertahap (step-wise), riwayat sroke atau hipertensi, bukti adanya aterosklerosis, gejala neurologis fokal, dan emosi stabil. 3.2.2. Etiologi 1. Penyebab secara biologis a. Adanya penumpukan protein yang lengket yang disebut anyloid plauques yang berakumulasi di otak pada penderita demensia. Plak amiloid juga ditemukan pada lansia yang tidak memiliki gejala-gejala demensia, tetapi juga dalam jumlah yang jauh lebih sedikit (Bourgeois dkk dalam Durand dan Barlow, 2006) b. Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi. Demensia sosok Lewy sangat menyerupai penyakit Alzheimer, tetapi memiliki perbedaan dalam perubahan mikroskopik yang terjadi di dalam otak.
c.
Penyebab yang lain dari demensia adalah serangan stroke yang berturut-turut.Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah disebut infark. Demensia yang berasal dari stroke kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian besar penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak. d. Demensia juga bisa terjadi setelah seseorang mengalami cedera otak atau cardiac arrest. Penyebab lain dari demensia adalah penyakit parkinson, penyakit pick, AIDS, penyakit paru, ginjal, gangguan darah, gangguan nurtrisi, keracunan metabolism, diabetes. e. Penyebab biologis demensia tidak diketahui penyebabnya hanya saja masalah kerusakan cortex (jaringan otak). Penelitian otopsi mengungkapkan bahwa lebih dari setengah penderita yang meninggal karena demensia senile mengalami penyakit Alzheimer jenis ini. Pada kebanyakan penderita, besar kasar otak pada saat otopsi jauh lebih rendah yang ventrikel dan sulkus jauh lebih besar dibandingkan yang normal yang seukuran usia tersebut. Demielinasi dan peningkatan kandungan air pada jaringan otak ditemukan berdekatan dengan ventrikel lateral dan dalam beberapa daerah lain di bagian dalam hemifsfer serebrum pad penderita manula. f. Faktor genetik yang berhubungan dengan apoprotein E4 (Apo E4), alela (4) kromosom 19 pada penderita Alzheimer familial/sporadic. Mutasi 21,1, 14 awal penyakit. Penyebab lainnya yaitu neorotransmiter lain yang berkurang (defisit) yaitu non adrenergic presinaptik, serotonin, somatostatin, corticotrophin, releasing faktor, glutamate, dll. 2. Penyebab secara psikologis Penderita yang mengalami depresi memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami demensia. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian oleh Epidemiological Pathways Follow-Up Study yang dilakukan selama lima tahun pasien yang sudah di diagnosis menderita demensia dikeluarkan dari penelitian ini. Selama periode lima tahun 36 dari 445, atau 7.9 persen dari pasien diabetes dengan depresi berat didiagnosis dengan demensia. Di antara 3.382 pasien dengan diabetes saja, 163 atau 4,8 persen mengembangkan gejala demensia. Para peneliti menemukan hasil bahwa depresi berat dengan diabetes mengalami peningkatan 2.7 kali lipat untuk mengalami demensia, dibanding dengan pasien diabetes tanpa mengalami depresi berat. Depresi meningkatkan risiko demensia, karena kelainan biologis afektif ini berhubungan dengan penyakit, termasuk tingginya kadar hormon stres kortisol, atau masalah sistem saraf otonom yang dapat mempengaruhi jantung, pembekuan darah. Selain itu faktorfaktor lain yang meningkatkan risiko demensia karena perilaku umum dalam kondisi seperti merokok, makan berlebihan, kurang olahraga, dan kesulitan dalam mengikuti rejimen pengobatan dan perawatan. 3. Penyebab secara sosial Gaya hidup seseorang mungkin melibatkan kontak dengan faktor-faktor yang dapat menyebabkan demensia, misalnya penyalahan substansi yang dapat mengakibatkan demensia. Gaya hidup seperti diet, olahraga, dan stres mempengaruhi penyakit kardiovaskuler dan dapat membantu menentukan siapa saja yang akan mengalami demensia vaskuler. Gaya hidup yang sehat seperti diet, olahraga dan kontrol terhadap makanan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya stroke dan tekanan darah tinggi yang menyebabkan
demensia vaskuler. Sedangkan gaya hidup yang tidak sehat seperti stres, tidak mengontrol makanan, jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena stroke dan tekanan darah tinggi yang menyebabkan demensia vaskuler. Faktor-faktor kultural juga dapat memengaruhi seseorang mengalami demensia. Sebagai contoh, hipertensi dan stroke menonjol di kalangan orang-orang Afrika-Amerika dan orang-orang Asia-Amerika tertentu (Cruickshank dan Beevers dalam Durand dan Barlow, 2006), yang menjelaskan mengapa demensia vaskular lebih sering dialami oleh kelompok ini. Hal ini terjadi akibat gaya hidup yang kurang sehat seperti dikalangan orang-orang AfrikaAmerika yang sering mengkonsumsi alkohol dan makanan-makanan cepat saji dan berpengawet yang meningkatkan risiko terkena hieprtensi dan stroke yang menyebabkan demensia varskuler ( de la Monte, et all dalam Durand dan Barlow, 2006). 3.2.3.
a. b. c.
d. e. f. g.
1. 2. a. b. c. 3.
Manifestasi Klinis Gejala-gejala klinis demensia menurut Yatim (2003) meliputi: Hilang atau menurunnya daya ingat serta penurunan intelektual. Kadang-kadang gejala ini begitu ringan hingga luput dari perhatian pemeriksa bahkan dokter ahli yang berpengalaman sekalipun. Penderita kurang perhatian terhadap sesuatu yang merupakan kejadian sehari-hari dan tidak mampu berfikir jernih atas kejadian yang di hadapi sehari-hari, kurang inisiatif, serta mudah tersinggung. Kurang perhatian dalam berfikir. Emosi yang mudah berubah-ubah terlihat dari mudahnya gembira, tertawa terbahak-bahak lalu tiba-tiba sedih berurai air mata hanya karena sedikit pengaruh lain. Muncul refleks sebagai tanda regresi (kemunduran kualitas fungsi seperti: refleks mengisap, rrefleks memegang, dan refleks glabella). Banyak perubahan perilaku diakibatkan oleh penyakit syaraf, maka terlihat dalam bentuk lain yang dikaburkan oleh gejala penyakit syaraf. Pada gejala klinis usia lanjut telihat dari penurunan perkembangan pemahaman yang terlihat sebagai berikut: Penurunan daya ingat. Salah satu gangguan pengamatan: Aphasia (kurang lancar berbahasa). Apraxia (tidak ada kemauan). Agnosia (kurang mampu merasakan rangsangan bau, penciuman dan rasa). Penurunan pengamatan timbul secara bertahap dan terus menurus dari waktu ke waktu sehingga menggangu kerja dan hubungan masyarakat.
3.2.4. Penatalaksanaan Medis Hasil dari consensus epidemiologi di atas menyatakan bahwa prosentase untuk prevalensi orang yang mengalami demensia semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga perlu diupayakan tindakan-tindakan promotif, preventif maupun kuratif. Baik bagi mereka tanpa masalah maupun yang sudah bermasalah sesuai dengan yang sudah dibahas di atas. Penanganan yang bisa dilakukan: a. Farmakologis (dengan obat): hal ini perlu pemeriksaan dan pertimbangan secara individual. b. Non-Farmakologis (tanpa obat): hal ini bisa dilakukan oleh semua warga senior tanpa ada pertimbangan baik sebagai upaya promotif, prefentif maupun kuratif.
a. b. c. d.
a. b. c. d. e.
Penanganan secara farmakologis yang dilakukan (Yatim, 2003) diantaranya: Mengobati penyakit-penyakit yang memperberat kejadian demensia. Mengobati gejala-geja gangguan jiwa yang mungkin menyertai demensia. Mengatasi masalah penyimpangan perilaku dengan obat-obat penenang (tranzquillizer dan hypnotic) serta memberikan obat-obatan anti kejang bila perlu. Intervensi lain yaitu dengan antipsykotics, Anxiiolitycs, Selegiline, Antimanic drugs, Acetlcholinesterase inhibit ( Gaskel, 2007) Konsep penanganan Non-farmakologis bisa menggunakan rekreasi ter apeutik. Konsep ini bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kebutuhan psikososial warga senior serta bertujuan meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan diri, motivasi, mobilitas tantangan, interaksi sosial dan kebugaran mental. Aktivitas-aktivitas yang memiliki dampak terapeutik (Kusumoputro & Sidiarto, 2006) diantaranya: Reminisensi Orientasi realitas Stimulasi kognitif Stimulasi sensorik Stimulasi fisik (berupa gerak dan latihan otak, GLO) Pelaksanaan program dilakukan dengan jumlah peserta yang tidak terlampau banyak, dipimpin seorang koordinator yang memahami konsep ini. Peserta harus dalam kelompok kebersamaan. Aktivitas reminisensi dilakukan dengan berbincang-bincang mengenai masalah yang lampau, mengingat kembali masa lampaunya dengan memori episodik (materi tentang waktu dan tempat kejadian). Dengan mengaktifkan memori episodik yang naratif, imajinatif dan emosional akan meningkatkan daya ingat kembali. Bersamaan dengan aktivitas tersebut juga dilakukan aktivitas orientasi nyata dengan mengingatkan lokasi, waktu dan perang orangorang di masa lampau. Sebagai aktivitas rekreasi terapeutik ini juga dilakukan stimulasi kognitif disebut juga memory training, memory retraining atau cognitive rehabilitation. Aktivitas ini perlu ditambah dengan aktivitas fisik seperti senam ataupun menurut selera masing-masing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kerja jantung dan paru untuk mengalirkan darah yang penuh oksigen ke bagian-bagian tubuh terutama otak selain itu juga memiliki tujuan renovasi sel tubuh. Berbagai hal yang disebutkan tadi juga menguntungkan bagi kondisi klinis prademensia seperti mild cognitive impairment, MCI dan vascular cognitive impairment, VCI serta kondisi klinis demensia vaskuler dan Alzeimer. Dalam jurnal yang meniliti melalui efek dari terapi musik terhadap lansia penderita demensia (Wall, & Duffy, 2010 ). Dalam jurnal tersebut dijelaskan melalui kebiasaan mendengarkan music walaupun secara singkat akan sangat bermanfaat untuk melatih ingatan para lansia penderitanya. Tingkat kegelisahannya pun akan menurun, termasuk perilaku agresif verbal maupun non-verbalnya. Terapi lain dengan pendekatan psikososial adalah : 1. Care giver : mengoptimalkan kemampuan yang masih ada 2. Mengurangi perilaku sulit 3. Menjaga keselamatannya 4. Memperbaiki kualitas hidup 5. Mengurangi stres terhadap care giver
6.
Memberi kepuasaan kepada care giver
Terapi life review Life review terapi adalah suatu fenomena yang luas sebagai gambaran pengalaman kejadian, dimana didalamnya seseorang akan melihat secar cepat tentang totalitas riwayat kehidupan.
Teori terapi life review Terapi tersebut akan membawa seseorang untuk bisa menjadi lebih akrab pada realita kehidupan. Terapi ini membantu seseorang untuk mengaktifkan ingatkan jangka panjang dimana akan terjadi mekanisme recall tentang kejadian pada kehidupan masa lalu hingga sekarang. Dengan ini lansia akan lebih mengenal siapa dirinya dan dapat mempertimbangkan kualitas hidup menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
1. 2. 3. 4.
Manfaat live review terapi Menurunkan depresi Meningkatkan kepercayaan diri Meningkatkan kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari Meningkatkan kepuasan hidup
1. 2. 3. 4.
Indikasi live review terapi Menurut Jones (2008), live review terapi merupakan penanganan yang direkomendasikan untuk lansia yang mengalami defisit kognitif dengan : Depresi Penyakit demensia alzheimer Perawatan saat menjelang ajal Perawatan terminal dan paliatif
Kontraindikasi live review terapi 1. Bahwa live review terapi dapat lebih menimbulkan efek menyakiti dibandingkan efek membantu pada lansia yang memiliki peristiwa-peristiwa hidup negatif. Beberapa lansia mungkin akan menolak melakukan live review terapi, bukan karena mereka tidak mau, melainkan karena akan menjadi depresi ketika lansia melakukannya karena perasaan kehilangan yang mereka alami (Colins, 2006) 2. Lansia dengan gangguan memory jangka panjang dimana akan menjadi kesulitan untuk melakukan mengingat kejadian masa lalu. Teknik live review terapi Teknik ini dilakukan dengan cara melibatkan orang yang dicintai karena akan mempermudah proses komunikasi. .Perawat berusaha mengkomunikasikan riwayat masa lalu melalui buku memory yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Menggunakan album foto dengan ukuran halaman yang besar sebagai media untuk meletakkan semua gambar atau dokumen dalam berbagai ukuran. Jika lansia mengalami gangguan penglihatan, maka sebisa mungkin gunakan ukuran gambar yang lebih besar agar terlihat lebih jelas. a. Mengumpulkan album foto dari berbagai kehidupan masa lalu lansia mulai dari kecil, dewasa hingga menua b. Lansia mampu menyebutkan satu persatu situasi foto yang ditampilkan
c.
2. a. b. c. d. e. f. g. h. i. 3.
Lansia menjelaskan situasi yang ada pada foto, seperti siapa saja yang ada didalam foto, dimana tempatnya, kapan terjadinya, serta apa yang dilakukan atau situasi yang terjadi pada saat mengambil foto tersebut. Menjelaskan tentang nama bagian-bagian dari tingkatan kehidupan yang pernah dijalani seperti : Keluarga inti (informasi kelahiran, kehidupan, dan kematian mengenai ayah, ibu, kakek, nenek) Tahun awal (kelahiran dari anak yang paling mudah) Riwayat pekerjaan (tugas anak, riwayat pekrjaan dan pensiun) Bersikap ramah dan perkawinan Riwayat pasangan Pernikahan anak Keluarga dan teman Rekreasi, hobi, ketertarikan , dan liburan Memperingati hari keagamaan Membuat narasi pada masing-masing kehidupan yang pernah dijalan lansia. Saat membuat narasi dapat didampingi oleh yang disayangi agar lebih mudah dikomunikasikan
3.3. Gangguan konsep diri : depresi 3.3.1. Pengertian Ada beberapa definisi depresi menurut para ahli, mari kita simak : Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma). Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas. 3.3.2. Etiologi Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
1. Faktor Biologi Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus. 2. Faktor Genetik Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %. 3. Faktor Psikososial Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain; a. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood. b. Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya. c. Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa. d. Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara berulangulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. e. Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup. f. Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. 3.3.3. Manifestasi Klinis Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa gejala dari depresi : Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong Perasaan putus asa dan pesimis.
-
Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga. Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati. Penurunan energi dan mudah kelelahan. Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan. Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan. Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis. Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri Gelisah dan mudah tersinggung Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis Pada umumnya gejala depresi antara lain murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan.
3.3.4. Penatalaksanaan Medis a. Terapi Medis Obat Anti Depresan golongan serotonin Selektif Reuptake Inhibitor (SSRI) dan Serotonin Norephinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI) Benzodiazepine (obat penenang) Alphrazolam, Lorazepam, (anti cemas) b. Terapi Komplementer Terapi rekreasi Pengertian Terapi rekreasi adalah kegiatan penyegaran kembali tubuh dan pikiran dan kegiatan yang menggembirakan hati seperti hiburan atau piknik. Rekreasi dapat meningkatkan daya kreasi manusia dalam mencapai kesinambungan antara bekerja dan beristirahat. Terapi rekreasi pada lansia adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang bertujuan untuk membentuk serta meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (individual maupun kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari – hari dengan cara mencari kesenangan, hiburan, dan kesibukan yang berbeda. Rekreasi dapat memberikan kepuasan serta kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin lansia.
Teori terapi rekreasi Terapi rekreasi yang diberikan kepada lansia akan memengaruhi kondisi fisik dan psikis lansia. Secara fisik terapi rekreasi mampu membantu lansia dalam mengembalikan atau memperbaiki kondisi fisik yang sudah lama jarang digerakkan akibat hospitalisasi yang lama. Secara psikis terapi rekreasi akan mempengaruhi psikis lansia seperti membantu menyegarkan otak dan pikiran, membuat perasaan menjadi tenang, senang, serta nyaman. Dan demikian, lansia tidak akan merasa cemas, stress maupun depresi.
1. 2. 3. 4.
Tujuan terapi rekreasi Menciptakan dan membina hubungan manusia. Mempertahankan nilai – nilai budaya. Menimbulkan kesenangan dan kepuasan karena dapat memenuhi rasa ingin tahu. Memulihkan kesehatan jasmani dan rohani.
Indikasi terapi rekreasi 1. Lansia yang baru keluar dari rumah sakit setelah perawatan selama lebih dari 2 minggu. 2. Lansia yang sedang mengalami cemas, stress, maupun depresi. 3. Lansia yang mempunyai penyakit kronis. Kontraindikasi terapi rekreasi 1. Lansia yang kondisinya harus tirah baring total msalnya sroke atau pasca operasi tumor otak. 2. Lansia yang mengalami demensia, ganguan jiwa, dan ketergantungan total.
1. 2. 3. 4.
1. 2.
3. 4.
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
Teknik terapi rekreasi Persiapan Persiapan alat: Tidak membutuhkna alat khusus untuk jenis rekreasi yang tujuannya jalan – jalan. Untuk rekreasi yang bersifat olahraga dibutuhkan alat olahraga yang akan dilakukan, misalnya peralatan golf jika olahraga yang dilakukan adalah golf. Untuk rekreasi yang bersifat permainan, perlu dipersiapkan alat permainan seperti permainan catur. Bagi lansia yang aktivitas setiap harinya membutuhkan kacamata, tongkat, kursi roda, maupun alat bantu jalan yang lain, keluarga perlu mempersiapkan. Persiapan lingkungan: Tidak ada persiapan khusus untuk lingkungan, hanya tergantung dari tingkat rekreasi mana yang akan dikunjungi. Hindari lokasi yang akan menimbulkan resiko cidera bagi lansia seperti tangga,gunung atau tempat yang tinggi-jangan meninggalkan lansia sendirian di tepi tangga,kolam renang atau laut. Hindari tempat yang terlalu ramai karena akan membuat pusing lansia. Hindari tempat yang panas,ajak ke tempat yang suasananya sejuk. Terutama pada lansia yang memiliki ganguuan pernafasan. Persiapan klien: Pastikan klien dalam kondisi yang sehat Jangan mengajak lansia pergi rekreasi dengan paksaan sebab dapat mempengaruhi fungsi dari rekreasi dan lansia tidak akan menikmati piknik. Pastikan alat yang biasa di gunakan lansia selalu dibawa. Prosedur Memilih jenis rekreasi yang di inginkan lansia. Memilih tujuan rekreasi yang akan dikunjungi. Mempersiapakan kebutuhan yang akan diperlukan lansia. Jangan lupa melihat kondisi lansia sebelum, selama perjalanan, saat di t empat tujuan, dan setelah rekreasi. Kriteria evaluasi Tanyakan apakah lansia merasa senang dan puas dengan rekreasi yang dilakukan. Pastikan bahwa lansia tidak merasa cemas, stress, maupun depresi setelah perjalan rekreasi tersebut. Pantau kondisi lansia seperti kondisi fisik seperti lemah. Pastikan lansia tidak lupa untuk menkonsumsi obat – obatan apabila sedang sakit. Evaluasi apakah tempat rekreasi yang dikinjungi tadi bisa dijadikan tempat berkunjung rutin atau justru tidak cocok dikunjungi lagi.
3.4. Gangguan sistem pencernaan : gastritis 3.4.1 Pengertian Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Secara sederhana definisi gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi. Definisi Gastritis menurut para ahli adalah : Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal. Sylvia A. Price (1995) Gastritis adalah suatu iritasi atau infeksi yang menjadikan dinding merah, bengkak, berdarah dan berparut. Dr. Robert B. Cooper (1996). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Arif Mansjoer (1999). Gastritis adalah inflamasi dari lambung terutama pada mukosa gaster. Sujono Hadi (1999). Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri. Charlene J (2001). Klasifikasi Gastritis Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) : 1. Gastritis akut Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu : Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimiamisal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung) ). Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan ).
2. Gastritis Kronik Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung. 3.4.2 Etiologi 1. Infeksi kuman Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lapisan lambung).
lendir di
2.
3.
4.
5.
6. 7.
8.
Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara. Penggunaan antibiotik Penggunaan antibiotik untuk infeksi paru dicurigai mempengaruhi penularan kuman di komunitas karena antibiotika tersebut mampu mengeradikasi infeksi Helicobacter pylori walaupun presentase keberhasilannya rendah. Gangguan fungsi sistem imun Sistem imun yang dimiliki oleh seseorang akan dapat menjadi pemacu reaksi imunologis terhadap infeksi virus atau jamur. Terdapat beberapa jenis virus yang dapat menginfeksi mukosa lambung misalnya enteric rotavirus dan calici virus. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua. Penggunaan Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis. Penggunaan alkohol secara berlebihan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. Penggunaan kokain Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis. Stress fisik Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung. Radiasi and kemoterapi Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
3.4.3 Manifestasi Klinis a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan mengarah pada hemoragi b. Beberapa pasien menunjukan asimptomatik c. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi malah mencapi usus d. Perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
e.
Pasien biasa nya pulih kembali sekitar sehari, meskipu nafsu makan mungkin hilang selama 2-3 hari f. Nyeri disekitar ulu hati g. Mual h. Muntah i. Kembung j. Anorexia 3.4.4 Penatalaksanaan Medis Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik. Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor). Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya (Mayo Clinic,2007) : 1. Antasid : Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala antara lain promag, mylanta, dll. 2. Penghambat asam (acid blocker) : Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin. 3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : Obat ini bekerja mengurangi asam lambung dengan cara menghambat pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam kelompok ini adalah omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll. Untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat dari golongan penghambat pompa proton, dikombinasikan dengan antibiotika. Terapi relaksasi nafas dalam Menurut brunner & suddart (2002), relaksasi nafas adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata. Teori terapi relaksasi nafas dalam Teknik relaksasi meliputi berbagai metode untuk perlambatan bawah tubuh dan pikiran. Meditasi, relaksasi otot progresif, latihan pernafasan, petunjuk gambar merupakan teknik relaksasi yang sering digunakan dalam pengaturan klinis klien untuk membantu reaksi stres dan mengatur kesejahteraan secara keseluruhan. Distraksi atau pengalihan perhatian akan menstimulasi kontrol desenden, yaitu suatu sistem serabut yang barasal dari dalam otak bagian bawah dan bagian tengah dan berakhir pada serabut interneural inhibitor dalam kornudorsalis dari medulla spinalis, yang mengakibatkan berkurangnya stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak (smeltzher, 2002)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4.
Manfaat terapi relaksasi nafas dalam Lansia mendapatkan perasaan yang nyaman dan tenang Mengurangi nyeri Lansia tidak mengalami stress Melemaskan otot untuk menurunkan ketegangan dan kejenuhan yang biasanya menyertai nyeri Mengurangi kecemasan yang memburuk persepsi nyeri Relaksasi nafas dalam mempunyai efek distraksi atau pengalihan perhatian. Indikasi terapi relaksasi nafas dalam Lansia yang mengalami nyeri akut tingkat ringan sampai dengan sedang akibat penyakit yang kooperatif Lansia dengan nyeri kronis ( nyeri punggung) Nyeri pasca operasi Lansia yang mengalami stress Kontraindikasi terapi relaksasi nafas dalam Terapi relaksasi nafas dalam tidak diberikan pada klien yang mengalami sesak nafas
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
1. 2. 3.
Teknik Terapi relaksasi nafas dalam Menurut earnest (1989), teknik terapi relaksasi nafas dalam dijabarkan sebagai berikut : Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam tiga hitungan (hirup, dua, tiga) Udara dihembuskan perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh menjadi relaks dan nyaman. Lakukan pengitungan bersama klien (hembuskan, dua, tiga) Klien bernafas beberapa kali dengan irama normal Ulangi kegiatan menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Biarkan hanya kaki dan telapak kaki yang relaks. Perawat meminta klien mengonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat. Klien mengulangi lang ringan dan hangat. Klien mengulangi langkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat. Kriteria evaluasi Catat skala nyeri yang dirasakan klien sesudah tindakan Catat ekspresi klien sesudah tindakan Catat tanda-tanda vital klien.
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Terapi medis adalah meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. Optimalisasi terapi medis harus aman, efektif, pemilihan terapi secara bijak dan pelayanan kesehatan secara akurat serta adanya kesepakatan antara pasien dan pemberi pelayanan berdasarkan informasi terkini. Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi nonbiomedis. Hasil penelitian tentang psikoneuroimunologi mengungkapkan bahwa proses interaktif pada manusia dengantubuh, pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan seseorang. NCCAM. Menetapkan bahwa terapi komplementer secara garis besar di dasarkan sebagai kategori terapi pikiran penghubung tubuh (mind – body terapies) sementara terapi biomedis lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan berfokus pada dampak terapi terhadap pengibatan. 4.2 Saran Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi medik dan terapi komlementer diharapkan pembaca atau teman-teman sejawat dapat memperoleh manfaat dari makalah yang kami buat. Jika ada pengembangan yang bermanfaat mohon untuk dilayangkan pada penulis makalah ini karena masukan dari pembaca atau bapak/ ibu dosen sangat mendukung demi kesempurnaan makalah yang kami buat.