TEORI SEMIOTIK Sistem Tanda (Semiotik)
Semiotik (semiotic) adalah teori tentang pemberian ‘tanda’. Secara garis besar semiotik digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu semiotik pragmatik (semiotic pragmatic), semiotik sintatik (semiotic syntactic), dan semiotik semantik (semiotic semantic) (Wikipedia,200). Semiotik Pragmatik (semiotic pragmatic)
Semiotik !ragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan e"ek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek. #alam arsitektur, semiotik prakmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur (sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan. Semiotik !rakmatik $rsitektur berpengaruh terhadap indera manusia dan perasaan pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan persendian). %asil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamat sebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. #engan kata lain, hasil karya arsitektur merupakan &ujud yang dapat mempengaruhi pemakainya. Semiotik Sintaktik (semiotic syntactic)
Semiotik Sintaktik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek. Semiotik Sintaktik ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang menginterpretasikan. #alam arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang per&ujudan arsitektur sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. %asil karya arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian'bagiannya, hubungan antar bagian dalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara jelas. Semiotik Semantik (semiotic semantic)
Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. #alam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. %asil karya arsitektur merupakan per&ujudan makna
yang ingin disampaikan oleh perancangnya yang disampaikan melalui ekspresi &ujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya. !er&ujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh perancang melalui rancangannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pengamatnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan perancangnya sama dengan persepsi pengamatnya.
TEORI SEMIOTIK C.S Peirce
!eirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. anda adalah sesuatu yang berbentuk "isik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. anda menurut !eirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), kon (tanda yang muncul dari per&akilan "isik) dan ndeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab'akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.*bjek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi re"erensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. nterpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.%al yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. +ontoh Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol keseksian. -egitu pula ketika adia Saphira muncul di "ilm +oklat Stro&beri dengan akting dan penampilan "isiknya yang memikat, para penonton bisa saja memaknainya sebagai icon &anita muda cantik dan menggairahkan.
Ferdinand De Sassre
eori Semiotik ini dikemukakan oleh /erdinand #e Saussure (1'34). #alam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signi"ier) dan pertanda (signi"ied). !enanda dilihat sebagai bentuk5&ujud "isik dapat dikenal melalui &ujud karya arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, "ungsi dan5atau nilai'nlai yang terkandung didalam karya arsitektur. 6ksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan kon7ensi, biasa disebut dengan signi"ikasi. Semiotika signi"ikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan aturan atau kon7ensi tertentu. 8esepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai
tanda
tersebut.
9enurut Saussure, tanda terdiri dari -unyi'bunyian dan gambar, disebut signi"ier atau penanda, dan konsep'konsep dari bunyi'bunyian dan gambar, disebut signi"ied. #alam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. *bjek bagi Saussure disebut :re"erent;. %ampir serupa dengan !eirce yang mengistilahkan interpretant untuk signi"ied dan object untuk signi"ier, bedanya Saussure memaknai :objek; sebagai re"erent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. +ontoh ketika orang menyebut kata :anjing; (signi"ier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan (signi"ied). -egitulah, menurut Saussure, :Signi"ier dan signi"ied merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.; (Sobur, 200<). Ro!and "art#es
eori ini dikemukakan oleh =oland -arthes (3'310), dalam teorinya tersebut -arthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. #enotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. 8onotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti (>usita 8usumarini,200<).
=oland -arthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk'bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bah&a kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya.
=oland -arthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara kon7ensi dalam teks dengan kon7ensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. ?agasan -arthes ini dikenal dengan :order o" signi"ication;, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). #i sinilah titik perbedaan Saussure dan -arthes meskipun -arthes tetap mempergunakan istilah signi"ier'signi"ied yang diusung Saussure. -arthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu :mitos; yang menandai suatu masyarakat. :9itos; menurut -arthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign'signi"ier'signi"ied, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. @adi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. 9isalnya !ohon beringin yang rindang dan lebat menimbulkan konotasi :keramat; karena dianggap sebagai hunian para makhluk halus. 8onotasi :keramat; ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada simbol pohon beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua. !ada tahap ini, :pohon beringin yang keramat; akhirnya dianggap sebagai sebuah 9itos. "adri!!ard
-audrillard memperkenalkan teori simulasi. #i mana peristi&a yang tampil tidak mempunyai asal'usul yang jelas, tidak merujuk pada realitas yang sudah ada, tidak mempunyai sumber otoritas yang diketahui. 8onsekuensinya, kata -audrillard, kita hidup dalam apa yang disebutnya
hiperrealitas (hyper'reality). Segala sesuatu merupakan tiruan, tepatnya tiruan dari tiruan, dan yang palsu tampaknya lebih nyata dari kenyataannya (Sobur, 200<). Sebuah iklan menampilkan seorang pria lemah yang kemudian menenggak sebutir pil multi7itamin, seketika pria tersebut memilik i energi yang luar biasa, mampu mengerek sebuah truk, tentu hanya ‘mengada'ada’. 8arena, mana mungkin hanya karena sebutir pil seseorang dapat berubah kuat luar biasa. !adahal iklan tersebut hanya ingin menyampaikan pesan produk sebagai multi7itamin yang memberi asupan energi tambahan untuk berakti7itas sehari'hari agar tidak mudah capek. amun, cerita iklan dibuat ‘luar biasa’ agar konsumen percaya. nilah tipuan realitas atau hiperealitas yang merupakan hasil konstruksi pembuat iklan. -arangkali kita masih teringat dengan pengalaman masa kecil (entah sekarang masih ada atau sudah lenyap) di pasar' pasar tradisional melihat atraksi seorang penjual obat yang memamerkan hiburan sulap kemudian mendemokan khasiat obat di hadapan penontonA !adahal sesungguhnya atraksi tersebut telah ‘direkayasa’ agar terlihat benar'be nar manjur di hadapan penonton dan penonton tertarik untuk beramai'ramai membeli obatnya. $. Derrida
#errida terkenal dengan model semiotika #ekonstruksi'nya. #ekonstruksi, menurut #errida, adalah sebagai alternati" untuk menolak segala keterbatasan pena"siran ataupun bentuk kesimpulan yang baku. 8onsep #ekonstruksi Byang dimulai dengan konsep demisti"ikasi, pembongkaran produk pikiran rasional yang percaya kepada kemurnian realitasCpada dasarnya dimaksudkan menghilangkan struktur pemahaman tanda'tanda (sigini"ier) melalui penyusunan konsep (signi"ied). #alam teori ?rammatology, #errida menemukan konsepsi tak pernah membangun arti tanda'tanda secara murni, karena semua tanda senantiasa sudah mengandung artikulasi lain (Subangun, 33D dalam Sobur, 200< 00). #ekonstruksi, pertama sekali, adalah usaha membalik secara terus'menerus hirarki oposisi biner dengan mempertaruhkan bahasa sebagai medannya. #engan demikian, yang semula pusat, "ondasi, prinsip, diplesetkan sehingga berada di pinggir, tidak lagi "ondasi, dan tidak lagi prinsip. Strategi pembalikan ini dijalankan dalam kesementaraan dan ketidakstabilan yang permanen sehingga bisa dilanjutkan tanpa batas.
Sebuah gereja tua dengan arsitektur gothic di depan stiElal bisa mere"leksikan banyak hal. 8e'gothic'annya bisa mere"leksikan ideologi abad pertengahan yang dikenal sebagai abad kegelapan. Seseorang bisa mena"sirkan bah&a ajaran yang dihantarkan dalam gereja tersebut cenderung ‘sesat’ atau menggiring jemaatnya pada hal'hal yang justru bertentangan dari moral' moral keagamaan yang seharusnya, misalnya mengadakan persembahan'persembahan berbau mistis di altar gereja, dan sebagainya. amun, 8e'gothic'an itu juga dapat dita"sirkan sebagai ‘klasik’ yang menandakan kemurnian dan kemuliaan ajarannya. Sesuatu yang klasik biasanya dianggap bernilai tinggi, ‘berpengalaman’, teruji Faman, sehingga lebih dipercaya daripada sesuatu yang si"atnya temporer.#i lain pihak, bentuk gereja yang menjulang langsing ke langit bisa dita"sirkan sebagai ‘"okus ke atas’ yang memiliki nilai spiritual yang amat tinggi. ?ereja tersebut mena&arkan kekhidmatan yang indah yang ‘mempertemukan’ jemaat dan uhan'nya secara khusuk, semata' mata demi uhan. Sebuah persembahan ji&a yang utuh dan istime&a. #ekonstruksi membuka luas pemaknaan sebuah tanda, sehingga makna'makna dan ideologi baru mengalir tanpa henti dari tanda tersebut. 9unculnya ideologi baru bersi"at menyingkirkan (:menghancurkan; atau mendestruksi) makna sebelumnya, terus'menerus tanpa henti hingga menghasil kan puing'puing makna dan ideologi yang tak terbatas.-erbeda dari -audrillard yang melihat tanda sebagai hasil konstruksi simulati" suatu realitas, #errida lebih melihat tanda sebagai gunungan realitas yang menyembunyikan sejumlah ideologi yang membentuk atau dibentuk oleh makna tertentu. 9akna'makna dan ideologi itu dibongkar melalui teknik dekonstruksi. amun, baik -aurillard maupun #errida sepakat bah&a di balik tanda tersembunyi ideologi yang membentuk makna tanda tersebut. %m&erto Eco
Stephen W. Gittlejohn (33<) menyebut Hmberto 6co sebagai ahli semiotikan yang menghasilkan salah satu teori mengenai tanda yang paling komprehensi" dan kontemporer. 9enurut Gittlejohn, teori 6co penting karena ia mengintegrasikan teori'teori semiotika sebelumnya dan memba&a semiotika secara lebih mendalam (Sobur, 200<).
6co menganggap tugas ahli semiotika bagaikan menjelajahi hutan, dan ingin memusatkan perhatian pada modi"ikasi sistem tanda. 6co kemudian mengubah konsep tanda menjadi konsep "ungsi tanda. 6co menyimbulkan bah&a :satu tanda bukanlah entitas semiotik yang dapat dita&ar, melainkan suatu tempat pertemuan bagi unsur'unsur independen (yang berasal dari dua sistem berbeda dari dua tingkat yang berbeda yakni ungkapan dan isi, dan bertemu atas dasar hubungan pengkodean;. 6co menggunakan :kode's; untuk menunjukkan kode yang dipakai sesuai struktur bahasa. anpa kode, tanda'tanda suara atau gra"is tidak memiliki arti apapun, dan dalam pengertian yang paling radikal tidak ber"ungsi secara linguistik. 8ode's bisa bersi"at :denotati"; (bila suatu pernyataan bisa dipahami secara har"iah), atau :konotati"; (bila tampak kode lain dalam pernyataan yang sama). !enggunaan istilah ini hampir serupa dengan karya Saussure, namun 6co ingin memperkenalkan pemahaman tentang suatu kode's yang lebih bersi"at dinamis daripada yang ditemukan dalam teori Saussure, di samping itu sangat terkait dengan teori linguistik masa kini. Ogden ' Ric#ard
eori Semiotika +. 8. *gden dan . $. =ichard merupakan teori semiotika trikotomi yang dikembangkan dari eori Saussure dan eori -arthes yang didalamnya terdapat perkembangan hubungan antara !etanda (signi"ied) dengan !enanda (signi"ier) dimana !enanda kemudian dibagi menjadi dua yaitu !eranti ($ctual /unction5*bject !roperties) dan !enanda (signi"ier) itu sendiri. !etanda merupakan 8onotasi dari !enanda, sedangkan !eranti merupakan #enotasi dari !enanda. !ada teori ini !etanda merupakan makna, konsep, gagasan, sedang !enanda merupakan gambaran yang menjelaskan peranti, penjelasan "isik obyek benda, kondisi obyek5benda, dan cenderung (tetapi tidak selalu) berupa ciri'ciri bentuk, ruang, permukaan dan 7olume yang memiliki suprasegmen tertentu (irama, &arna, tekstur, dsb) dan !eranti merupakan &ujud obyek5benda5"ungsi aktual (+hristian). Semiotika Teks
!engertian teks secara sederhana adalah :kombinasi tanda'tanda; (!iliang, 2004). #alam pemahaman yang sama, semua produk desain (termasuk arsitektur dan interior) dapat dianggap sebagai sebuah teks, karena produk desain tersebut merupakan kombinasi elemen tanda'tanda
dengan kode dan aturan tertentu, sehingga menghasilkan sebuah ekspresi bermakna dan ber"ungsi (>usita 8usumarini,200<). #alam menganalisis dengan metode semiotika, pada prinsipnya
dilakukan
dalam
dua
tingkatan
analisis,
yaitu
$nalisis tanda secara indi7idual (jenis tanda, mekanisme atau struktur tanda), dan makna tanda secara indi7idual.♣$nalisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi (kumpulan tanda yang membentuk teks), biasa disebut analisis teks. ♣Hntuk menganalisis tanda secara indi7idual dapat digunakan model analisis tipologi tanda, struktur tanda, dan makna tanda (!iliang, 2004). $nalisis tipologi tanda tersebut menggunakan teori semiotik pengelompokan tanda +harles Sanders !eirce. Sedangkan dalam hal analisis struktur tanda menggunakan teori semiotik /erdinand de Saussure. 8emudian dalam menganalisis makna tanda dapat dilakukan dengan menggabungkan hasil analisis tipologi tanda dan struktur tanda. ?abungan analisis keduanya (tipologi tanda dan struktur tanda) akan menghasilkan makna tanda yang lebih kuat (>usita 8usumarini,200<).
Hntuk menganalisis tanda secara kelompok atau kombinasinya (analisis teks), tidak hanya sebatas menganalisis tanda (jenis, struktur, dan makna) tetapi juga termasuk pemilihan tanda yang dikombinasi dalam kelompok atau pola yang lebih besar (teks) yang mengandung representasi sikap, ideologi, atau mitos tertentu (latar belakang kombinasi tanda). $da beberapa model dan prinsip analisis teks, salah satunya yang diajukan oleh h&aites (!iliang, 2004). !rinsip dasar analisis teks adalah polisemi (keanekaragaman makna sebuah penanda). 8onotasi tanda berkaitan dengan kode nilai, makna sosial, dan berbagai perasaan, sikap, atau emosi. iap teks adalah kombinasi sintagmatik tanda'tanda yang melalui kode sosial tertentu menghasilkan konotasi tertentu (meta"ora dan metonimi menjadi bagian dari kombinasi tanda). 8onotasi yang berbeda bergantung pada posisi sosial pembaca dan "aktor lain yang mempengaruhi cara berpikir dan mena"sirkan teks. 8onotasi yang diterima luas secara sosial akan menjadi denotasi (makna teks yang dianggap benar). #enotasi merepresentasikan mitos budaya, kepercayaan, dan sikap yang dianggap "ID* TERP SEMIOTIK
!ada prinsipnya jumlah bidang terapan semiotika tidaklah terbatas. -idang semiotika ini sendiri bisa berupa proses komunikati" yang tampak lebih alamiah dan spontan hingga pada
sistem budaya yang lebih kompleks.3 bidang yang bisa dipertimbangkan sebagai bahan kajian ilmiah Semiotika menurut 6co (333'D), antara lain . Semiotika binatang (Foomsemiotic) 2. anda B tanda bauan (ol"actory signs) 4. 8omunikasi rabaan (tactile communication) D. 8ode B kode cecapan (code o" taste) . !aralinguistik (paralinguistics) <. Semiotika medis (medical semiotics) . 8inesik dan proksemik (kinesics and proIemics) 1. 8ode B kode musik (musical codes) 3. -ahasa B bahasa yang di"ormalkan ("ormaliFed languages) 0. -ahasa tertulis, al"abet tidak dikenal, kode rahasia (&ritten languages, unkno&n alphabets, secret codes) . -ahasa alam (natural languages)
2. 8omunikasi 7isual (7isual communication) 4. Sistem objek (system o" objects) D. Struktur alur (plot structure) . eori teks (teIt theory)+ <. 8ode B kode budaya (culture codes)
. eks estetik (aesthetic teIts)
1. 8omunikasi 9assa (mass comunication) 3. =etorika (rhetoric) !ada komunikasi, bidang terapan semiotika pun tidak terbatas. $dapun beberapa contoh aplikasi semiotika di antara sekian banyak pilihan kajian semiotika dalam domain komunikasi antara lain . 96#$ 9empelajari media adalah adalah mempelajari makna dari mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya, bagaimanakah ia memasuki materi media, dan bagaimana ia berkaitan dengan pemikiran kita sendiri.#alam konteks media massa, khusunya media cetak kajian semiotika adalah mengusut ideologi yang melatari pemberitaan.
Hntuk teknik B teknik analisnya sendiri, secara garis besar yang diterapkan adalah . Teknik kuantitatif eknik ini adalah teknik yang paling dapat mengatasi kekurangan dalam objekti7itas, namun hasilnya sering kurang mantap. +iri B ciri yang dapat di ukur dinyatakan sebagai tanda merupakan titik tolak penelitian ini.9enurut Jan Koest, 3334D<'D), hasil analisis kuantitati" selalu lebih spektakuler namun sekaligus selalu mengorbanka n ketahanan uji metode B metode yang digunakan. 2. Teknik kualitatif !ada analisis kualitati", data B data yang diteliti tidak dapat diukur secara matematis. $nalisis ini sering menyerang masalah yang berkaitan dengan arti atau arti tambahan dari istilah yang digunakan. iga pendekatan untuk menjelaskan media (9cair, 33D, dalam Sudibyo, 2002'D) +. Pendekatan Po!itik,Ekonomi
!endekatan ini berpendapat bah&a isi media lebih ditentukan oleh kekuatan B kekuatan ekonomi dan politik di luar pengelolaan media. -. Pendekatan Organisasi
-ertolak belakang dengan pendekatan politik'ekonomi, pendekatan ini menekankan bah&a isi media diasumsikan dipengaruhi oleh kekuatan B kekuatan eksternal di luar diri pengelola media. . Pendekatan K!tra!is
9erupakan pendekatan politik'ekonomi dan pendekatan organisasi. !roses produksi berita dilihat sebagai mekanisme yang rumit yang melibatkan "aktor internal media. 9edia pada dasarnya memang mempunyai mekanisme untuk menentukan pola dan aturan oragnisasi, tapi berbagai pola yang dipakai untuk memaknai peristi&a tersebut tidak dapat dilepaskan dari kekuatan B kekuatan politik'ekonomi di luar media.Secara teoritis, media massa bertujuan menyampaikan in"orm asi dengan benar secara e"ekti" dan e"isien. amun, pada praktiknya apa yang disebut sebagai kebenaran ini sangat ditentukan oleh jalinan banyak kepentingan. erdapat pemilahan atas "akta atau in"ormasi yang dianggap penting dan yang dianggap tidak penting, serta yang dianggap penting namun demi kepentingan sur7i7al menjadi tidak perlu disebar luaskan. 9edia menyunting bahkan menggunting realitas dan kemudian memolesnya menjadi suatu kemasan yang layak disebar luaskan.
iga Fona dalam teori media menurut Berger dan Luckman . *rders and practices o" signi"ication L atanan dan praktik B praktik signi"ikasi. 2. *rders and practises o" po&er L atanan dan praktik B praktik kekuasaan. 4. *rders and practises o" production L atanan dan praktik B praktik produksi. !raktik B praktik kekuasaan media memiliki banyak bentuk ( @ohn -. homson, 33D) antara lain
•
8ekuasaan 6konomi CC dilembagakan dalam industri dan perdagangan.
•
8ekuasaan !olitik CCC dilembagakan dalam aparatur negara
•
8ekuasaan 8oersi" CCB dilembagakan dalam organisasi militer dan paramiliter.
-. Perik!anan
#alam perspekti" semiotika iklan dikaji le&at sistem tanda dalam iklan, yang terdiri atas 2 lambang yakni lambang 7erbal (bahasa) dan lambang non 7erbal (bentuk dan &arna yang disajikan dalam iklan).#alam menganalisis iklan, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain (-erger) •
!enanda dan petanda
•
?ambar, indeks, simbol
•
/enomena sosiologi
•
Si"at daya tarik yang dibuat untuk menjual produk
•
#esain dari iklan
•
!ublikasi yang ditemukan dalam iklan dan khayalan yang diharapkan oleh publikasi tersebut.
Gain halnya dengan model =oland -arthes, iklan dianalisis berdasarkan pesan yang dikandungnya yaitu
o
!esan Ginguistik CCCCCCCCB Semua kata dan kalimat dalam iklan
o
!esan yang terkodekan CCCCCC 8onotasi yang muncul dalam "oto iklan
o
!esan ikonik yang tak terkodekan CB #enotasi dalam "oto iklan
. Tanda on/er&a!
8omunikasi non7erbal adalah semua tanda yang bukan kata B kata dan bahasa. anda B tanda digolongkan dalam berbagai cara •
anda yang ditimbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia melalui pengalamannya.
•
anda yang ditimbulkan oleh binatang
•
anda yang ditimbulkan oleh manusia, bersi"at 7erbal dan non7erbal.
amun tidak keseluruhan tanda B tanda non7erbal memiliki makna yang uni7ersal. %al ini dikarenakan tanda B tanda non7erbal memiliki arti yang berbeda bagi setiap budaya yang lain.#alam hal pengaplikasian semiotika pada tanda non7erbal, yang penting untuk diperhatikan adalah pemahaman tentang bidang non7erbal yang berkaitan dengan benda konkret, nyata, dan dapat dibuktikan melalui indera manusia. !ada dasarnya, aplikasi atau penerapan semiotika pada tanda non7erbal bertujua n untuk mencari dan menemukan makna yang terdapat pada benda B benda atau sesuatu yang bersi"at non7erbal. #alam pencarian makna tersebut, menurut -udianto, ada beberapa hal atau beberapa langkah yang perlu diperhatikan peneliti, antara lain •
Gangkah !ertama CC' 9elakukan sur7ai lapangan untuk mencari dan menemukan objek penelitian yang sesuai dengan keinginan si peneliti.
•
Gangkah 8edua CCC' 9elakukan pertimbangan terminologis terhadap konsep Bkonsep pada tanda non7erbal.
•
Gangkah 8etiga CCC' 9emperhatikan perilaku non7erbal, tanda dan komunikasi terhadap objek yang ditelitinya.
•
Gangkah 8eempat CB 9erupakan langkah terpenting CB menentukan model semiotika yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian. ujuan digunakannya model tertentu
adalah pembenaran secara metodologis agar keabsahan atau objekti7itas penelitian tersebut dapat terjaga. 0. Fi!m
/ilm merupakan bidang kajian yang amat rele7an bagi analisis struktural atau semiotika. /an 1oestCB "ilm dibangun dengan tanda semata B mata. !ada "ilm digunakan tanda B
tanda ikonis, yakni tanda B tanda yang menggambarkan sesuatu. ?ambar yang dinamis dalam "ilm merupakan ikonis bagi realitas yang dinotasikannya./ilm umumnya dibangun dengan banyak tanda. >ang paling penting dalam "ilm adalah gambar and suara. /ilm menuturkan ceritanya dengan cara khususnya sendiri yakni, mediumnya, cara pembuatannya dengan kamera dan pertunjukannya dengan proyektor dan layar. Sardar ' 2oon CCB /ilm dan tele7isi memiliki bahasanya sendiri dengan sintaksis
dan tata bahasa yang berbeda. /ilm pada dasarnya bisa melibatkan bentuk B bentuk simbol 7isual dan linguistik untuk mengkodekan pesan yang sedang disampaikan./igur utama dalam pemikiran semiotika sinematogra"i hingga sekarang adalah +hristian 9etF dari 6cole des %autes 6tudes et Sciences Sociales (6%6SS) !aris. 9enurutnya, penanda (signi" ant) sinematogra"is memiliki hubungan moti7asi atau beralasan dengan penanda yang tampak jelas melalui hubungan penanda dengan alam yang dirujuk. !enanda sinematogra"is selalu kurang lebih beralasan dan tidak pernah semena. 3. Komik Kartn Karikatr
Sebelum memasuki pembahasan, terlebih dahulu kita ketahui apa yang dimaksud dengan komik, kartun, serta karikatur.8omik adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu. 8omik sendiri dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, comic strips dan comic book. 8omik bertujuan utama menghibur pembaca dengan bacaan ringan, cerita rekaan yang dilukiskan relati" panjang dan tidak selamanya mengangkat masalah hangat meskipun menyampaikan moral tertentu. -ahasa komik adalah bahasa gambar dan bahasa teks.
8artun adalah sebuah gambar lelucon yang muncul di media massa, yang hanya berisikan humor semata, tanpa memba&a beban kritik sosial apapun. !ada dasarnya, kartun mengungkapkan masalah sesaat secara ringkas namun tajam dan humoristis sehingga tidak jarang membuat pembaca senyum sendirian.
8arikatur adalah de"ormasi berlebihan atas &ajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya dengan penggambaran ciri khas lahiriyahnya untuk tujuan mengejek (Sudarta,31). 6mpat teknis yang harus diingat sebagai karikatur adalah, harus in"ormati" dan komunikati", harus situasional dengan pengungkapan yang hangat, cukup memuat kandungan humor, harus mempunyai gambar yang baik. Semula karikatur hanya merupakan selingan atau ilustrasi belaka. amun pada perkembangannya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar B gambar lucu dan menarik bahkan tidak jarang membuat orang yang dikritik justru tersenyum.
Tommy C#ristomy CCC Secara "ormal proses semio sis yang paling dominan dalam kartun adalah gabungan atau proposisi (7isual dan 7erbal) yang dibentuk oleh kombinasi tanda
argumen indeIical legisign.Hntuk menganalisis kartun atau komik'kartun, seyogyanya kita menempatkan diri sebagai kritikus agar secara leluasa dapat melakukan penilaian dan memberi ta"siran terhadap komik'kartun tersebut. Setia4an CC 8omik'kartun penuh dengan perlambangan B perlambangan yang kaya
akan makna. Selain dikaji sebagai teks, secara kontekstual juga dilakukan yakni dengan menghubungkan karya seni tersebut dengan situasi yang sedang menonjol di masyarakat. #alam pandangan Setia&an hal ini di maksudkan untuk menjaga signi"ikasi permasalahan dan sekaligus menghindari pembiasan ta"siran 5. Sastra Santosa CC #alam lapangan sastra, karya sastra dengan keutuhannya secara semiotik
dapat dipandang sebagai sebuah tanda. Sebagai suatu bentuk, karya sastra secara tulis akan memiliki si"at kerungan. #imensi ruang dan &aktu dalam sebuah cerita rekaan mengandung tabiat tanda'menanda yang menyiratkan makna semiotika.
mindin CC Wa&asan semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi •
8arya sastra merupakan gejala komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, &ujud sastra sebagai sistem tanda, dan pembaca.
•
8arya sastra merupakan salah satu bentuk pengunaan sistem tanda (system o" signs) yang memiliki struktur dalam tata tingkat tertentu.
•
8arya sastra merupakan "akta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan dunia pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Sasaran kajian sastra secara ilmiah bukan pada &ujud konkret &acananya, melainkan pada metadiscourse atau bentuk dan ciri ke&acanaan yang tidak teramati secara konkret $ns CB Pradopo C' !enelitian sastra dengan pendekatan semiotika sesungguhnya
merupakan lanjutan dari pendekatan strukturalisme. Strukturalisme tidak dapat dipisahkan dengan semiotika karena karya sastra merupakan struktu r tanda B tanda yang bermakna. anpa memperhatikan sistem tanda dan maknanya, serta kon7ensi tanda, struktur karya sastra atau karya sastra tidak dapat dimengerti secara optimal.#alam penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan semiotika, tanda yang berupa indekslah yang paling banyak dicari, yaitu berupa tanda B tanda yang menunjukkan hubungan sebab'akibat. Preminger CC' Studi semiotika sastra adalah usaha untuk menganalisis sistem tanda B
tanda. *leh karena itu, peneliti harus menentukan kon7ensi B kon7ensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. 6. Msik
Sistem tanda musik adalah oditi". -agi semiotikus musik, adanya tanda B tanda perantara, yakni, musik yang dicatat dalam partitur orkestra, merupakan jalan keluar. %al ini sangat memudahkan dalam menganalisis karya musik sebagai teks. tulah sebabnya mengapa penelitian musik semula terutama terarah pada sintaksis. 9eski demikian, semiotika tidak dapat hidup hanya dengan mengandalkan sintaksis karena tidak ada semiotika tanpa semantik juga tidak ada semiotika musik tanpa semantik musik.
art 7an 1oest CB iga kemungkinan dalam mencari denotatum musik ke arah isi tanggapan
dan perasaan •
Hntuk menganggap unsur B unsur struktur musik sebagai ikonis bagi gejala B gejala neuro"isiologis pendengar,
•
Hntuk menganggap gejala B gejala struktural dalam musik sebagai ikonis bagi gejala B gejala struktural dunia penghayatan yang dikenal.
•
Hntuk mencari denotatum musik ke arah isi tanggapan dan perasaan yang dimunculkan musik le&at indeksial.
Hntuk menganalisi musik tentu juga diperlukan disiplin lain, misalnya ethnomusicology dan antropologi. #alam ethnomusicology, musik dipelajari melalui aturan tertentu yang dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya termasuk bahasa, agama, dan "alsa"ah.