Peptida Lapar Dan Kenyang Setelah ditemukan bahwa perut dan bagian-bagian traktus gastrointestinal laiannya melepaskan sinyal-sinyal kimia ke otak ,bukti-bukti mulai terkumpul bahwa bahan kimia yang diamaksud adalah peptida adalah peptida,Rantai ,Rantai pendek asam amino yang dapat berfungsi sebagai hormone dan neurotransmitter. Makanan yang dicerna berinteraksi dengan reseptor-resseptor dalam traktus gastrointestinal dan menyebabkan traktus itu melepaskan peptida ke dalam aliran darah. Peptida dapat berfungsi sebagai sinyal kenyang (Ritter,2004). Beberapa peptida usus telah ditunkukkan mengikatkan diri reseptor-reseptor di otak ,terutama di hipotalamus , dan kira-kira selusin (CCK,bombesin,glucagon,hormone penstimulasi melanosit alfa dan somatostarin) telah di laporkan mengurangi asupan makanan (Batterham etal.,2006;Srubbe & van dijk,2002;Zahang et al.,2005). Hal ini kemudian dikenal sebagai satiety sebagai satiety peptides pep tides (peptide rasa kenyang,peptide yang mengurangi nafsu makan). Beberapa hunger peptides peptides (peptida rasa lapar,peptida yang meningkatkan nafsu makan) juga telah ditemukan . Peptida ini cenderung disintesiskan dalam otak . khususnya di hipotalaamus. Penemuan peptida rasa lapar dan kenyang memiliki dua efek besar pada pencarian mekanisme neural rasa lapar dan kenyang. Pertama kenyang. Pertama ,begitu banyaknya jumlah peptida rasa lapar dan kenyang ini mengindikasikan bahwa system neural yang mengkontrol makan bereaksi terhadap banyak sinyal yang berbeda (Berthoud,2002;Nogueiras & Tschop,2005;Schwartz & Azzara .2004) , bukan hanya terhadap satu atau dua sinyal (bukan hanya glukosa dan lemak ). Kedua , penemuan bahwa banyak peptide rasa lapar dan kenyang memiliki reseptor-reseptor di hipotalamus telah membangkitkan kembali ketertarikan pada peran hipotalamus dalam rasa lapar dan makan.
Serotonin dan Rasa Kenyang Neurotransmiter monoaminergik serotonin tampaknya berperan dalam rasa kenyang. Bukti awal untuk peran itu datang dari sebuang penelitian terhadap tikus yang diawali pada 1970-an . dalam studi-studi ini, agonis-agonis serotonin secara konsisten menurunkan asupan makanan tikus.
Sindroma Prader-Will : Pasien-Pasien dengan Rasa Lapar yang Tak Pernah Terpuaskan.
Sindrom ini mungkin memiliki peran yang sangat penting dalam penemuan mekanisme neural rasa lapar dan kenyang . Individu-individu dengan sindrom ini mengalami rasa lapar yang tak pernah terpuaskan , kurang atau tidak pernah merasa kenyang,dan metabolism yang luar biasa lamban.Pendek kata , pasien Prade-Will bertingkah laku seakan-akan kelaparan. Gejala-gejala fisik dan neurologis lain yang lazim pada sindrom ini termasuk otot lemah,telapak tanagn dan kaki kecil,kepala keras ,kesulitan makan waktu bayi ,kompulsivitas , dan skinpicking. Bila tidak ditangani , kebanyakan pasien akan menajdi luar biasa gemuk , mereka meninggal di masa dewasa awal akibat diabetes,penyakit jantung,atau gangguan-gangguan terkait obesitas lainnnya.
Asumsi-Asumsi Set-Point tentang Berat Badan dan Makan. Variable berat badan. Model Set-point dirancang secara ekspres untuk menjelaskan
mengapa berat badan orang dewasa tetap konsisten.Bahkan sebuah ,mekanisme set-point seharusnya nyaris tidak memungkinkan seorang dewasa untuk mendapatkan atau kehilangkan sejumlah berat badan. Akan tetapi , faktanya banyak orang dewasa mengalmi perubahan berat badan yang besar. Teori- teori set-point tentang pengaturan berat badan menunjukkan bahwa metode terbaik untuk mempertahankan berat badan yang kostan adalah dengan makan tiga kali dan motivasi untuk makan , karena menurut teori ini ,fungsi utama rasa lapar adalah untuk mempertahan kan set-point. Bukti menunjukkan bahwa tingkat tipikal ad libitium (bebas makan) kunsumsi ternyata tidak sehat. Hasil studi terhadap manusia yang mengkonsumsi kalori lebih sedikit dibandingkan yang lain . sebagai contoh nya , orang yang tinggal di pulau Okinawa di jepang tampaknya makan sedikit kalori sehingga kebiasaan makan mereka membuat para pejabat kesehatan prihatin. Ketika para pejabat kesehatan melihat lebih dekat mereka menemukan bahwa ,orang Okinawa dewasa, secara rata-rata, ditemukan mengkonsumsi kalori 20% lebih sedikit dibandingkan orang jepang dewasa lainnya ,dan 30% lebih rendah dibandingkan yang direkomendasikan oleh pejabat kesehatan. Cukup mengejutkan bahwa angka morbiditas dan mortalitas dan semua penyakit terkait penuaan ditemukan jauh lebih rendah dibandingkan di bagian-bagian lain di jepang, Negara dimana tingkat asupan kalori dan obesitas secara keseluruhan jauh lebih rendah dibandingkan norma-norma barat. Sebagai bukti , angka kematian akibat stroke,kanker,dan penyakit jantung di okonawa masing - masing hanya 50%,69%,dan 59% dari proposi kematian akibat penyakit-penyakit serupa dibagian lain dijepang . bahkan
proporsi orang Okinawa yang berumur lebih dari 100 tahun 40 kali lebih besar dibandingkan proporsi penduduk di berbagai wilayah lainnya di jepang. Pengaturan Berat Badan Melalui Perubahan Efisiensi Penggunaan Energi . pada banyak
teori set-point tersirat sebuah premis bahwa berat badan sebagain besar merupakan fungsi dari seberapa banyak orang makan. Memang seberapa banyak orang makan berperan dalam berat badannya , tetapi sekarang telah jelas bahwa tubuh mengkontrol kadar lemak nya sampai tingkat yang cukup jauh dengan mengubah efisiensi penggunaan energy. Ketika kadar lemak tubuh seseorang turun , orang itu mulai menggunakan sumber energinya dengan lebih efisien , yang membatasi kehilanagn berat badan lebih jauh. Diet rendah kalori menghasilkan kehilangan berat badan yang subtansial. Akan tetapi angka kehilangan berat badan itu berkurang seiring berjalannya waktu diet, sampai sebuah ekuilibrium tercapai, dan tidak ada lagi sedikit sekali terjadi kehilangan berat badan yang lebih jauh. Kebanyakan pelaku diet sangat familiar dengan tren yang mengecewakan ini.efek serupa terjadi dengan program-program penambahan berat badan. Mekanisme yang digunakan tubuh untuk menyesuaikan efisiensi penggunaan energinnya sebagai respons terhadap berbagai kadar lemak tubuh nya disebut diet induced thermogenesis (thermogenesis yang diinduksi diet). Peningkatan kadar lemak tubuh menghasilkan peningkatan suhu tubuh ,yang membutuhkan energy tambahan untuk mempertahankannya dan penurunan kadar lemak tubuh memiliki efek yang sebaliknya. Ada perbedaan besar diantara para subjek , baik dalam hal basal metabolic rate (tingkat yang mereka menggunakan energy untuk mempertahankan berbagai proses tubuh pada saat beristirahat ) dan kemampuan mereka untuk menyesuaikan tingkat metabolism mereka sebagai respons terhadap berbagai perubahan pada kadar lemak tubuh. Kita semua mengenal orang yang langsing meskipun mereka makan dengan rakus. Akan tetapi, penelitian tentang diet-diet pembatasan kalori menunjukkan bahwa orang ini mungkin tidak makan tanpa risiko. Mungkin ada resiko kesehatan yang harus dibayar untuk makan berlebihan, meskipun tanpa disertai obesitas.
Set-Points dan Settling Points dalam Pengontrolan Berat Badan
Beberapa review penelitian-penelitian tentang rasa lapar dan pengaturan berat badan pada umumnya mengakui bahwa model set-set point yang strict(kaku)tidak dapat menjelaskan faktafakta pengaturan berat badan dan mereka mengusuklan model yang lebih fleksibel (lihat berthhoud, 2002; Mencer & Speakman, 2001; Woods et al., 2000). Oleh karena itu set-point lemak masih mendominasi pemikiran kebanyakan orang, saya mereviu keunggulan utama salah satu model regulatoris fleksibel tersebut, yakni setting point model. Menurut model settling-point, berat badan cendrung mondar-mandir diseputar sebuah settling point alamiah, serta model settling-point menyediakan jenis pengaturan homeostatis yang longgar tanpa mekanisme set-point. Menurut settling point berat badan tetap stabil selama tidak ada perubahan jangka panjang pada faktor-faktor uang memengaruhinya. Mekanisme settling-point sebagai berikut.
1. Banyaknya air yang memasuki selang analog dengan banyaknya air yang memasuki selang analog dengan banyaknya makanan tersedia bagi subjek 2. Tekanan air dimulut pipa analog dengan banyaknya makanan yang tersdia pada subjek 3. Banyaknya air memasuki drum analog dengan banyaknya energi yang dikonsumsi 4. Tinggi air di tong analog dengan kadar lemak tubuh 5. Banyaknya air bocor dari tong analog dengan banyaknya energi yang dikeluarkan 6. Berat tong pada pipa analog dengan kekuatan sinyal kenyang Analogi tong bocor yang menjelaskan bagaimana kedua model menjelaskan empat fakta kunci tentang pengaturan tubuh.
Berat badan relatif konstan pada banyak binatang dewasa. Pada fakta ini dikatakan bahwa lemak tubuh pasti diatur di sekitar sebuah set point.
Banyak binatang dewasa yang mengalami perubhan berat badan jangka panjang. Faktanya bahwa binatang dewasa mengalami perubahan berat badan jangka panjang adalah argumen kuat yang bertentangan dengan set point
Bila asupan makanan seseorang subjek dikurangi, perubahan metabolik yang membatasi berkurangnya berat badan terjadi;hal sebaliknya terjadi ketika subjek makan terlalu banyak. Fakta ini sering dikutip sebagai bukti untuk pengaturan set-point berat badan
Setelah seseorang kehilangan berat badan dalam jumlah besar misalnya dengan berdiet dll ada kecendrungan berat badan orisinilnya untuk dicapai kembali begitu subjek kembali ke pola makan dan gaya hidup terkait energi sebelumnya
Obesitas Manusia : Penyebab, Penanganan, dan Mekanisme Mengapa ada epidemi obesitas ?
Selama perjalanan evolusi, ketersediaan makanan yang tidak konsisten merupakan salah satu ancaman besar bagi kehidupan. Akibatnya individu-individu yang kuatlah yang lebih menyukai makanan tinggi akan kalori, makan sepuasnya ketika makanan tersedia, menyimpan sebanyak mungkin kelebihan kalori dalam bentuk lemak tubuh, dan menggunakan simpanan kalorinya seefesien mungkin. Individu yang seperti itu tidak mungkin bisa bertahan hidup apabila kekurangan makanan. Berkembanganya banyak praktik dan keyakinan kultural yang mempertinggi konsumsi telah menambah efek evolusi. Contohnya dibudaya kita dianjurkan tiga kali dalam sehari makan lapar atau tidak lapar ; bahwa makanan harus menjadi fokus sebagian besar pertemuan sosial. Jadi kita sekarang hidup dimana makanan tersedia dengan bermacammacam variasi yang tingkat kelezatannya tinggi, sehingga menyebabkan tingkat konsumsinya juga tinggi. Mengapa sebagian orang menjadi kegemukan sementara yang lain tidak ?
Mereka yang kegemukan adalah mereka yang asupan energinya melampaui output sedangkan mereka yang langsing adalah asupan energinya tidak melebihi output. Ada faktor kenapa manusia ada sebagian banyak makan daripada yang lain contohnya adalah sebagian orang mengonsumsi lebih banyak energi karena memiliki preferensi yang kuat untuk rasa makanan tinggi kalori ; sebagian mengonsumsi lebih banyak karena dibesarkan dari lingkungan yang mengonsumsi makanan berlebih; dan sebagian karena memiliki respons fase safalik yang sangat besar bila melihat atau mencium bau makanan (Rodin,1985) . Faktor selanjutnya adalah
NEAT yaitu yang dibangkitkan melalui aktivotas-aktivitas seperti fidgeting(gelisah) dan mempertahankan postur atau ketegangan otot dan dapat memainkan peran dalam membuang kelebihan energi. Mengapa program-program penurunan berat badan biasanya tidak efektif?
Kunci untuk penurunan berat badan yang permanen adalah gaya hidup ; semua orang yang sehat yang secara konsisten makan diet bergizi rendah dari kalori tidak akan mengalami obesitas. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa olahraga tidak efektif untuk menurunkan berat badan karena olahraga hanyak sedikit menyumbang pada penurunan berat badan ini ( Sweenet at al., 1993). Salah satu alsanyya adalah latihan fisik hanya mengeluarkan energi sekittar 80% energi yang dikeluarkan digunakan untuk mempertahankan proses-proses fisiologis ketika tubuh anda sedang beristirahat. Alsan lainnya adalah banyak orang setelah olahraga mengonsumsi minuman dan makanan ekstra yang mengandung lebih banyak kalori dibanding jumlah kalori yang relatif kecil yang dikeluarkan selama berolahraga. Leptin dan pengaturan lemak tubuh
Leptin awalnya yang ditemukan pada tikus yang kegemukan. Leptin adalah sebuah sinyal umpan balik negatif yang normalnya dilepaskan dari simpanan lemak untuk mengurangi nafsu makan dan memperbaiki metabolisme lemak. Dapatkah leptin di aplikasikan ke manusia yang kegemukan untuk membalikkan epedemi obesitas saat ini? Leptin sebagai treatment (penanganan) untuk obesitas manusia
Reseptor-reseptor untuk leptin ditemukan di otak dan menyuntikannya ke dalam tubuh ob/ tikus ob mengurangi makan mereka dan lemak tubuh mereka ( Seeley & Woods, 2003 ) Leptin,insulin, dan sistem Melanokortin Arkuat
Penemuan bahwa leptin dan insulin adalah sinyal-sinyal yang memberikan informasi ke otak tentang kadar lemak dalam darah menjadi sarana untuk menemukan sirkuit-sirkuit neural yang berpatisipasi dalam pengaturan lemak. Reseptor-reseptor untuk hormon peptida berlokasi diberbagai bagian sistem saraf tetapi kebanyakan terdapat hipotamalus, khususnya di daerah hipotamalus yang disebut arcuate ( nukleus arkuat).
Perhatian sebagian besar difokuskan pada neuron-neuron yang dilepaskan melepaskan melanokortin di nukleus arkuat (sering disebut sistem melanokortin) karena suntukan hormon penstimulasi melanosit alfa telah ditunjukkan menekan makan dan mendukung penurunan berat badan. Akan tetapi, tampaknya sistem melanokortin hanya merupakan salah satu komponen k ecil dari sistem yang jauh lebih besar. Eliminasi reseptor-reseptor leptin dalam sistem melanokortin hanya menghasilkan sedikit penambahan berat badan ( lihat Munzberg & Myers , 2005).