TUGAS SAINS KEPERAWATAN
APLIKASI TEORI RAMONA T MERCER : MATERNAL ROLE ATTAINMENT – BECOMING A MOTHER PADA IBU MENYUSUI
OLEH KELOMPOK IV: ADE SUSANTY HINSA PARULIAN S MARDIATI BARUS NURHAFNI HARAHAP RIRIN MUTHIA ZUKHRA RITA ERNI WATI RONALD SAGALA
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawatan maternitas sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam berbagai tindakan keperawatan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post partum dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai perannya sebagai perawat profesional, perawat maternitas perlu mengembangkan ilmu dan kiat keperawatan yang salah satunya adalah harus dapat mengintegrasikan model konseptual khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas. Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas adalah Maternal Role Attainment-Becoming a Mother yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi tujuan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan bayi dan lingkungannya. Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk menganalisa dan mengaplikasikan teori Mecer pada pelayanan keperawatan. B. Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat untuk mengaplikasikan Teori Ramona T Mercer pada kasus ibu menyusui.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Riwayat Hidup Teorist Ramona T Mercer memulai karir keperawatannya pada tahun 1950 ketika ia bersekolah diploma keperawatan di St. Margaret’s School of Nursing di Montgomery, Alabama. Setelah itu, ia bekerja sebagai staf perawat, kepala ruangan, dan instruktur di area pediatric, obstetric, dan
penyakit
contagious.
Kemudian
ia
kembali
bersekolah untuk mengambil S1 keperawatannya pada tahun 1960 di University of New Mexico, Albuquerque. Setelah ia mendapatkan gelar sarjana keperawatannya pada tahun 1962, ia melanjutkan pendidikannya pada tahun 1964 untuk mengambil S2 Keperawatan Ibu- Anak di Emory University dan menyelesaikan S3 Keperawatan maternitas (Ph.D) di University of Pittsburgh pada tahun 1973. Setelah menerima Ph.D ia menduduki posisi sebagai asisten professor di Department of Family Health Care Nursing di University of California, San Fransisco. Tahun 1983 ia dipromosikan sebagai professor dan akhirnya menjadi Profesor Emeritus di Family Heath Nursing di University of California. Selama karirnya, Mercer banyak memperoleh penghargaan-penghargaan dan juga ia tergolong dalam anggota Sigma Theta Tau. Disamping itu, ia juga sering menulis beberapa artikel, jurnal, editorial, dan sebagainya. Selama karirnya ia mempublikasikan 6 buku dan 6 chapter buku. Penelitian pertamanya berfokus pada perilaku dan kebutuhan ibu menyusui, Ibu dengan penyakit postpartum, Ibu dengan anak baru baru lahir yang mengalami kelainan, dan ibu muda/ ibu remaja. Buku pertama Mercer adalah Nursing Care for Parent at Risk (1977). Kemudian penelitiannya tentang Ibu Muda (teenage mother) yang menghasilkan sebuah buku pada tahun 1979 yang berjudul Perspectives on Adolescent Health Care. Penelitian sebelumnya yang dipimpin oleh Mercer meneliti tentang hubungan keluarga, stress antepartum yang berhubungan dengan hubungan keluarga dan peran ibu, dan ibu-
ibu dari berbagi usia. Buku ketiganya pada tahun 1986 yagn berjudul First Time Motherhood: Experience From Teens To Forties. Buku ini menjelaskan penelitian Mercer pada tiga kelompok usia ibu yang digambarkan bersama-sama pada buku tersebut. Buku keempatnya berjudul Parent at Risk yang dipublikasikan pada tahun 1990 berfokus pada strategi untuk memfasilitasi interaksi orangtua dan anak dan promosi kompetensi orangtua dalam hubungannya dengan situasi resiko yang spesifik. Buku keenam Mercer berjudul Becoming a Mother: Research on Maternal Identity From Rubin to the Present dipublikasikan pada tahun 1995. Buku ini menggambarkan lebih lengkap Teori Maternal Mercer Theory of Maternal Role Attainment dan frameworknya. B. Sumber-Sumber Teori Mercer Teori Mercer Maternal Role Attainment berdasarkan pada penelitiannya pada awal tahun 1960 an. Profesor dan mentor Mercer yaitu Reva Rubin dari University of Pittsburg merupakan stimulus utama bagi kedua penelitian dan teori perkembangan. Rubin terkenal dengan kerjanya dalam mendefinisikan dan mendeskripsikan pencapaian peran ibu sebagai suatu proses ikatan yang mendalam, atau yang melekat pada anak dan mencapai identitas peran ibu atau melihat diriny sendiri dalam peran dan mempunyai perasaan nyaman tentang hal tersebut. kerangka kerja Mercer lebih jelas banyak menggunakan konsep Rubin. Selain menggunakan kerja Rubin, penelitian Mercer juga berdasarkan pada kedua teori yaitu teori peran dan perkembangan. Mercer lebih banyak mengandalkan pada pendekatan interaksionis dari teori peran, penggunaan teori Mead (1934) yaitu teori role enactment (teori pengundangan peran) dan teori Turner (1978) Teori Core Self (teori Inti diri). Selain itu, teori penerimaan peran Thorton dan Nardi (1975) yang juga membantu bentuk teori Mercer. Teori perkembangan Werner (1957) juga berkontribusi terhadap teori Mercer ini. Disamping itu, kerja Teori Mercer dipengaruhi oleh Teori Sistem general Bertalanffy (1968). Model teori pencapai peran ibu menggunakakan lingkaran sarang burung Bertalanffy yang berarti sebagai gambaran interaksi lingkungan mempengaruhi peran ibu. Pengguanan bukti empiris dari penelitian yang dilakukan oleh Mercer adalah banyak factor yang mempengaruhi peran seorang ibu. Pada penelitian Mercer, peran ibu termasuk pada usia pertama melahirkan, pengalaman melahirkan, awal pemisahan dari bayi, stress sosial, social support, ciri-ciri kepribadian, konsep diri, sikap membesarkan
anak, dan kesehatan. Mercer juga mengidentifikasi bahwa terdapat kompenen bayi yang mempengaruhi peran seorang ibu yaitu temperamen bayi, kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, iresponsiveness (ketanggapan), dan status kesehatan. C. Asumsi Yang Mendasari Model Konseptual Untuk pencapaian peran ibu, Mercer (1981, 1986a, 1995) menetapkan beberapa asumsi: inti diri yang relative stabil, diperoleh melalui sosialisasi seumur hidup, menentukan bagaimana ibu mendefiniskan dan merasakan event-event sebagai seorang ibu, persepsinya terhadap bayinya dan tanggapan lain terhadap ibunya, dengan situasi hidupnya yang mana dia berespon (Mercer, 1986a). Disamping pada sosialisasi ibu, tingkat perkembangannya dan karakteristik kepribadian bawaan juga mempengaruhi responperilakunya (Mercer, 1986a). Partner peran ibu, bayinya, akan mencerminkan kemampuan ibu dalam berperan sebagai ibu melalui proses pertumbuhan dan perkembangan (Mercer, 1986a). Bayi (infant) dianggap sebagai partner aktif dalam proses pengambilan peran sebagai ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perannya (Mercer, 1981). Ayah atau partner ibu lainnya yang dekat dapat menyumbangkan pencapaian peran dalam cara yang tidak dapat diduplikasikan dengan pendukung lainnya (Mercer 1995). Identitas maternal berkembang bersamaan dengan ikatan keibuan dan saling ketergantungan satu sama lainnya (Mercer, 1995; Rubin 1977). Adapun metaparadigma keperawatan menurut Mercer antara lain : Keperawatan Keperawatan adalah profesi yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan, mencegah kesakitan dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang memerlukan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian untuk memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian selanjutnya pada klien dan lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien, menyediakan layanan pada klien yang meliputi dukungan, pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien yang tidak mampu merawat dirinya sendiri (Mercer, (2004).
Person Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep manusia namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi orang tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat mendefinisikan dan membentuk situasi. Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau orangg lain yang berarti yang saling mempengaruhi. Kesehatan Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi kesehatan yang mereka lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko terhadap penyakit, kekhawatirkan
dan perhatian
tentang
kesehatan,
orientasi
pada penyakit
dan
penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan bahwa stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama perawat persalinan dan proses kelahiran. Lingkungan Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari definisi Bronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara perkembangan individu dan perubahan sifat dengan segera. Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan dipengaruhi untuk mencapai peran maternal dan paternal serta perkembangan anak.
D. Maternal Role Attainment: Mercer’s Original Model
Maternal Role Attainment yang dikemukakan oleh Mercer mengikuti kerja Bronfenbrenner (1979) yang dikenal dengan lingkaran sarang burung yang meliputi sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini dikembangkan oleh Mercer sejalan pengertian yang dikemukakan Bronfenbrenner’s, yaitu : 1) Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu terjadi. Komponen mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, kepercayaan keluarga dan stressor bayi baru lahir ang dipandang sebagai individu yang melekat dalam sistem keluarga. Mercer (1990) mengungkapkan bahwa keluarga dipandang sebagai sistem semi tertutup yang memelihara batasan dan pengawasan yang lebih antar perubahan dengan sistem keluarga dan sistem lainnya. Menurut Mercer, mikrosistem yang paling mempengaruhi pada pencapaian peran ibu. Selain itu, ia juga memperluas konsep dan modelnya pada pentingnya ayah pada pencapaian peran ibu, yang mana ayah dapat membantu mengurangi tekanan yang berkembang selama proses hubungan ibu dan anak. Peran ibu dicapai melalui interaksi ayah, ibu, dan anak. 2) Mesosistem meliputi, mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu di mikrosistem. Interaksi mesosistem mempengaruhi apa yang terjadi terhadan berkembangnya peran ibu dan anak. Mesosistem mencakup perawatan sehari-hari, sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan lingkungan yang umum berada dalam masyarakat. 3) Makrosistem adalah budaya pada lingkungan individu. Makrosistem terdiri atas sosial, politik. Lingkungan pelayanan kesehatan dan kebijakan sistem kesehatan yang berdampak pada pencapaian peran ibu.
Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap penguasaan peran, yang mana tahapan-tahapan tersebut telah diadaptasi dari penelitian Thorthon dan Nardi yaitu : a. Antisipatori : tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup data sosial, psikologi, penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk berperan, hubungan dengan janin dalam uterus dan mulai memainkan peran. b. Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu. c. Informal : tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita membuat peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan ke depan.
d. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri, kemampuan dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai. Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir. Respon perkembangan bayi sebagai respon terhadap perkembagan peran ibu adalah: a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam. b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu. c. Perilaku interaksi yang konsisten dengan ibu d. Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas. Identitas peran ibu dapat tercapai dalam satu bulan atau beberapa bulan. Tahapan ini dipengaruhi oleh support sosial, stress, fungsi family, dan hubungan antara ibu dan ayah. Keperibadian dan perilaku dari keduanya baik ibu dan bayi dapat mempengaruhi identitas peran ibu dan hasil akhir (outcome) bayi. Berdasarkan model Mercer, kepribadian dan perilaku termasuk empati, senstivitas terhadap syarat bayi, harga diri, konsep diri, dan orangtua menerima sebagai anaknya, maturitas dan fleksibilitas, sikap, pengalaman selama hamil dan melahirkan, kesehatan, depresi, dan konflik peran. Kepribadian bayi akan berdampak pada identitas peran ibu termasuk tempermen, kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness (ketanggapan), dan kesehatan. Menurut Mercer (1995) Identitas peran seseorang dapat dicapai ketika ibu telah terintegrasi peran kedalam harga dirinya, Ia nyaman dengan identitasnya sebagai seorang ibu, secara emosional dapat merasakan harmoni, kepuasan dan kemampuan dalam berperan. Penggunan teori Burke dan Tully (1977), Mercer mentapkan bahwa identitas peran mempunyai komponen internal dan eksternal, identitas adalah pandangan diri yang terinternalisasikan, dan peran adalah komponen eksternal, komponen perilaku. E. Becoming A Mother : A Revised Model Mercer mengubah Theory of Maternal Role Attainment menjadi teori Becoming A Mother karena menurutnya kata becoming a mother lebih tepat mencerminkan proses berdasarkan pada penelitiannya. Sedangkan teori pencapaian peran ibu lebih bersifat menganjurkan namun tidak dapat mengatasi kelanjutan perluasan diri sebagai seorang ibu. Mercer (2004) mengakui bahwa tantangan baru dalam sifat keibuan menerlukan membuat
hubungan baru untuk mengembalikan kepercayaan didalam dirinya sendiri dan oleh karena itu diusulkan mengganti maternal role attainment menjadi becoming a mother. Mercer telah meneruskan utnuk menggunakan konsep Bronfenbrenner yang mana merupakan sarang interaksai lingkungan ekologi. Hal ini untuk mencerminkan lingkungan tempat tinggal yang terdiri dari keluarga dan teman, komunitas dan sosial dalam jumlah besar. Model baru menempatkan interaksi antara ibu, infant, dan ayah pada pusat interaksi, lingkunga tempat tinggal. Variable di dalam lingkungan teman keluarga dan teman meliuti support sosial, nilai keluarga, petunjuk budaya bagi orang tua, fungsi keluarga dan stressor. Lingkunga komunitas meliputi perawatan sehari-hari, sekolah, tempat kerja, rumah sakit, fasilitas rekreasi, dan pusat kebudayaan. Di dalam sosial, pengaruh dapat berasal dari aturan hukum yang berdampak pada wanita dan anak, perpindahan kebudayaan, dan program kelayanan kesehatan nasional.
F. Implikasi Teori
Mercer
menggunakan
baik
deduktif
logis
dan
induktif
logis
dalam
mengembangkan kerangka teoritikal untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian peranan ibu dalam tahun pertama menjadi seorang ibu. Logis deduktif adalah didemonstrasikan dalam penggunaannya pada penelitian dari para peneliti yang lain dan disiplin ilmu lain. Baik peranan dan teori perkembangan dan penelitian R.Rubin on Maternal Role Attainment memberikan sebuah dasar untuk kerangka penelitian ini. Mercer juga menggunakan logis indikatif dalam perkembangan pada pencapaian peranan ibu. Melalui praktek dan penelitian, ia mengamati adaptasi pada ibu dari sebuah variasi keadaan tertentu. Ia mencatat bahwa perbedaan yang ada dalam adaptasi pada ibu ketika ibu sakit komplikasi setelah melahirkan, ketika anak terlahir cacat, dan ketika seorang remaja menjadi seorang ibu. Observasi ini mengarahkan pada penelitian mengenal semua situasi dan selanjutnya perkembangan pada kerangka teoritikalnya. Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir, terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi. Beda dengan Rubin yang melakukan penulisan pencapaian peranan dari poin pada penerimaan pada kehamilan pada postpartum bulan 1 (pertama); Mercer melihat diluar itu yang mana periode ke 12 post partum. Mercer menghadirkan sebuah model empat tahapan yang terjadi dalam proses pencapaian peranan ibu selama tahun pertama menjadi seorang ibu. Empat tahapan adalah diberikan label sebagai berikut: 1. Tahap penyembuhan fisik, terjadi dari kelahiran pada bulan pertama. 2. Tahap pencapaian dari bulan ke 2 sampai 4 atau 5. 3. Tahap gangguan terjadi dari bulan ke 6 samapai 8. 4. Tahap pengenalan dari setelah delapan bulan dan sampai satu tahun kedepannya.
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Ny. Z, usia 25 tahun, post op sectio secaria hari ke-3, anak pertama. Bayi di rawat satu ruangan dengan ibu, tapi ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas operasi. Payudara ibu mulai mengeras, dan puting susu datar. Hasil Pengkajian pada ibu menyusui dengan Mengggunakan Model Mercer 1. Pengkajian Ibu a. Identitas Ibu Nama Ibu : Ny. Z Usia : 25 tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Pendidikan : SLTA Alamat : Jl. Tuasan Tanggal pengkajian : 23 November 2011 b. Antisipatori
1) Riwayat kehamilan ibu : ibu mengatakan bahwa kehamilannya sekarang tidak ada masalah yang berarti, mual dan muntah di awal kehamilan, namun selera makan sudah membaik di trimester dua dan tiga. HPHT tanggal 10 Pebruari 2010, Taksiran Partus tanggal 28 Nopember 2011. Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak kehamilan 18 minggu di RS. Haji Medan. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada masa kehamilan hanya klien merasakan pusing yang hebat pada awal kehamilan yang lambat laun berkurang sampai hilang. Ibu menyatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama kehamilan. 2) Riwayat psikologis selama hamil : ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini sangatlah diharapkan. Ibu mengungkapkan bahwa suami dan keluarganya sangat senang dengan kehamilannya. Klien mengatakan dirinya menjadi percaya diri saat mengetahui hamil lagi karena dirinya merasa sempurna menjadi wanita. 3) Interaksi selama hamil : ibu mengatakan bahwa suami dan keluarganya sangat menjaga dan memperhatikan sehingga ibu merasa kedekatan dirinya dengan keluarga semakin erat. 4) Harapan selama kehamilan : Ibu mengatakan bahwa dirinya ingin kehamilannya tidak bermasalah, bayinya sehat dan nomal, tidak mempermasalahkan jenis kelamin bayinya nanti, dan bisa menyusui bayinya. 5) Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya : ibu mengatakan bahwa selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha mengkonsumsi makanan yang bergizi dan senang mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan bayinya nanti. c. Formal 1) Riwayat kelahiran : Ibu sudah mengalami kontraksi sejak pukul 10 malam tanggal 20 Nopember 2011, di bawa kerumah sakit, namun pada pukul 10 pagi masih bukaan 1. Selama USG ibu sudah tau bila posisi anak melintang, dan tahu kemungkinan SC. Riwayat kelahiran saat ini : pada tanggal 21 Nopember 2011, pukul 12.00 WIB. Bayi lahir sehat dengan BB 2500 gr dan PB 49 cm. Nilai APGAR pada menit ke-1 : 7 dan pada menit ke-5 : 9. lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. Placenta lahir lengkap pada pukul 12.15 WIB. Tidak tampak adanya kecacatan pada tubuh bayi.
2) Fase penerimaan bayi : ibu kelihatan senang dengan kelahiran bayinya, namun karena kelelahan ibu belum mau terlalu lama bersama bayinya. 3) Bonding attachment : tidak dilakukan inisiasi menyusui dini. 4) Breast feeding/ kolostrum : Bayi sudah mau menghisap puting ibu. Ibu mengatakan bahwa ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan khawatir produksi ASI seperti pada pengalaman keluarganya dulu sehingga perlu dibantu dengan susu formula. 5) Interaksi sosial selama kelahiran : ibu dapat kooperatif selama kelahiran. 6) Peran ayah selama kelahiran : suami Ny. Z tampak setia mendampingi saat proses persalinan dan memberikan dukungan. 7) Adaptasi psikologis ibu : adaptasi psikologis ibu dalam fase taking in, yang terjadi karena ibu baru saja mengalami ketidaknyamanan fisik akibat persalinan dan nyeri luka operasi. Ibu masih fokus pada diri dan kenyamanannya sendiri, ibu belum terlalu mempunyai keinginan untuk merawat bayinya d. Informal 1) Orang yang terlibat dalam perawatan bayi : ibu mengatakan bahwa dia akan merawat bayinya
sendiri
dibantu
oleh
suami
dan
orang
tuanya.
2) Peran dalam perawatan bayi : ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan merawat bayinya
sebaik-baiknya
dan
untuk
sementara
akan
berhenti
bekerja.
3) Pengalaman dalam perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mempunyai cukup gambaran dalam hal perawatan bayi mengingat ibu sudah memiliki pengalaman dalam merawat anak pertamanya. 4) Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang : ibu mengatakan berencana untuk memiliki anak lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan dengan pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu. e. Personal
1) Pandangan ibu terhadap perannya : ibu mengatakan dirinya merasa sangat bahagia dengan dikaruniai bayi perempuan dan mengatakan akan merawat bayinya dengan baik dan berperan penuh sebagai ibu bagi anaknya, hanya saja untuk saat ini nyeri luka operasi masih
menghalangi
pergerakan
ibu
dan
keinginan
menyusui
2) Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu : ibu mengatakan mendapatkan pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya dengan baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak. 3) Percaya diri dalam menjalankan peran : ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa mampu mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang cukup baik. 4) Pencapaian peran : selama pengamatan ibu masih tampak merawat bayinya karena masih dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memeluk dan menyentuh bayinya.
2. Pengkajian pada Bayi a. Temperamen bayi : segera setelah lahir bayi menangis kuat. b. Kemampuan berespon terhadap stimulus : segera setelah lahir bayi diberi rangsangan dengan menyentuh telapak tangan bayi dengan tangan perawat bayi langsung menggenggam. c. Penampilan umum : Berat badan 2500 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. d. Karakteristik umum : a) Usia bayi : 2 hari b) Postur : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi c) Integumen : warna umumnya merah muda, tampak sedikit ikterik, tidak tampak adanya hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa sedikit seperti keju dan tidak berbau, lanugo menipis, deskuamasi terdapat pada buku jari-jari.
d) Kepala : bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk fontanel anterior teraba datar, bentuk seperti berlian, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih kecil dari anterior, sutura teraba dan tidak menyatu. e) Mata : kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat refleks mengedip ada, kelopak mata terdapat edema ringan, tidak ada rabas, bola mata dapat bergerak bebas, ukuran pupil sama dan bereaksi terhadap cahaya. f) Hidung : bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung, terdapat
sedikit
mukus
tetapi
tidak
ada
lendir
yang
keluar.
g) Telinga : letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata, pinna fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan rangsang suara yang keras bayi tampak terkejut (refleks startle), lubang telinga terbuka, tidak terdapat sekret. h) Mulut : bentuk bibir simetris, warna merah mudak, palatum lunak dan keras utuh, terdapat refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda, lidah tidak menonjol. i) Wajah : Bentuk simetris j) Leher : Pergerakan bebas, tidak terjadi webneck. k) Dada : bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak terdapat murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial jelas, rektraksi dada tampak teratur. l) Abdomen : bentuk bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna putih kebiruan, sedikit tampak perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar bising usus, mekonium
keluar
sudah
keluar.
Tampak
pernafasan
perut
reguker.
m) Genetalia : klitoris edema, labia mayora metutupi labia minora, terdapat rabas mukoid, meatus urinarius terdapat di bawah klitoris. Tampak keluar urine berwarna jernih. n) Ektremitas • Lengan : Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari utuh, saat diberi rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam). Bayi diletakkan pada daerah datar kemudian diberi rangsangan dengan hentakan di sekitar bayi. Bayi
menunjukkan respon mengembangkan jari-jarinya dengan sedikit tremor dan gerakan tangan
memeluk
kemudian
kembali
ke
posisi
fleksi.
Tungkai dan kaki : panjang simetris, sikap fleksi, gerakan bebas, terdapat refleks babinski,refleks menggenggam (refleks plantar) , saat kaki bayi disentuhkan pada daerah datar kaki bayi tampak seperti akan melangkah (refleks melangkah), dan saat ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju. o) Punggung utuh p) Anus : lubang anus terbuka, mekonium sudah keluar. q)
Usia
kematangan
bayi
berdasarkan
New
Ballard’s
Score
Kematangan fisik •
Kulit
tampak
mengelupas
•
Lanugo tampak menipis (nilai 2)
•
Garis
•
Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan 3-4 mm (nilai 3)
•
Telinga
•
Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia minora (nilai
telapak
tangan
tampak
dan
beberapa
bentuk
lebih
terdapat
garis baik,
ruam,
di
vena
2/3
mudah
jarang
anterior membalik
(nilai
2)
(nilai
3)
(nilai
2)
4)Kematangan Neuromuskuler • Sikap : kedua bahu dan kedua kaki bengkok dan menutup ke arah badan (nilai 4) • Sudut siku : 0’ (nilai 4) • Kelenturan lengan : < 90’ (nilai 4) • Sudut popliteal : < 90’ (nilai 5) • Tanda “scarf” : siku tidak melewati midline (nilai 4) • Tumit ke telinga : lutut bengkok,tumit sampai 45’ dari bidang datar (nilai 4) Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu e. Responsiverness
b) Kontak mata : belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan bayinya. c) Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada telapak tangan dan di bawah jari kaki. d) Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum e) Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan interaksi yang konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya untuk memeluk dan menyentuh bayinya
dan
ibu
belum
mencoba
secara
aktif
untuk
menyusui.
f) Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat bekah dan respon terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks babinski, refleks melangkah, refleks mengisap dan refleks merangkak.
2. Diagnosa Keperawatan Inefektif menyusui b/d ASI yang tidak adekuat, belum adanya pengetahuan dan pengalaman sebelumnya d/d : Data : •
Post op section secaria hari ke-3, anak pertama
•
Ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas operasi
•
Payudara ibu mulai menngeras, dan puting susu datar
•
Bonding attachment : tidak dilakukan inisiasi menyusui dini
•
Breast feeding/ kolostrum : bayi sudah mau menghisap putting ibu. Ibu mengatakan ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan khawatir produksi ASI sedikit seperti pengalaman keluarga shingga merasa perlu dibantu dengan susu formula
•
Selama pengamatan ibu masih tampak belum merawat bayinya karena masih dalam keadaan lelah
3. Intervensi Keperawatan 1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelum membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini 2) Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan atau keluarga. Dukungan yang cukup meningkatkan kesempatan untuk pengalaman menyusui yang berhasil 3) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui, perawatan putting dan payudara. Membantu menjamin suplai susu adekuat dan mencegah putting pecah 4) Demonstrasikan dan tinjau ulang tehnik-tehnik menyusui. Posisi yang tepat mencgah luka putting 5) Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga membantu pengeluaran ASI secara efektif 6) Kaji putting klien. Identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah terjadinya luka 7) Anjurkan klien mengeringkan putting dengan udara selama 20-30 menit setelah menyusui. Pemanajan pada udara membantu mengencangkan putting 8) Berikan pelindung putting payudara. Pelindung payudara, latihan, dan kompres es membantu membuat putting lebih relaksasi. 9) Rujuk klien pada kelompok pendukung. Memberikan bantuan terus menerus untuk meningkatkan kesuksesan hasil 10) Identifikasi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat sesuai indikasi. Pelayanan ini mendukung pemberian ASI melalui pendidikan.
4. Implementasi Keperawatan Tanggal/ Waktu
Implementasi
23 November 2011 08.00
1. Mengkaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui, dan melibatkan keluarga
08.30
2. Melakukan dan mengajarkan klien dan suami perawatan putting dan payudara
09.00
3. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan suami tetap mendampingi
09.30
4. Menganjurkan klien mengeringkan payudara dengan udara selama 20-30 menit setelah menyusui.
09.35 11.00
12.00 13.00
5.
Memberikan informasi mengenai fisiologi dan keuntungan menyusui, dan pemberian ASI ekslusif
6. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan suami tetap mendampingi. 7. Menganjurkan klien mengonsumsi makanan bergizi 8. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan suami tetap mendampingi
5. Evaluasi Tanggal/Waktu
Evaluasi
23 November 2011 14.00
S : Ibu mengatakan ingin terus belajar menyusui bayinya, hanya masih merasakan nyeri dan khawatir bila ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi O : ASI mulai keluar namun masih sedikit, putting susu ibu mulai menonjol, bayi mau menghisap putting ibu hanya sedikit gelisah A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi lanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC Marinner-Tomey Alligood. (2006). Nursing Theory And Their Works. St. Louis : Mosby Elsevier Inc. Persalinan Spontan Premature. Diperoleh dari http://ebdosama.com/2009/12/persalinanspontan-premature.html pada tanggal 12 Desember 2011