TEORI
PENUAANDAN
PERUBAHAN
FISIOLOGIS
PADA
PENUAAN
BAB II PEMBAHASAN A. Pengerian Menua Menua = menjadi tua = aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diriatau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Constantinides, 1994 Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Jadi, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup. B. Teori Penuaan Proses menua bersifat individual: 1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. 2. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda. 3. Tidak ada suatu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua. Teori Biologis Tingkat Perubahan Genetika Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan Dipakai dan rusak (wear and tear) Kerusakan oleh radikal bebas Lingkungan Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang berbahaya Imunitas Integritas system tubuh untuk melawan kembali Neuroendokrin Kelebihan atau kurangnya produksi hormone Teori Psikologis Tingkat proses Kepribadian Introvert lawan ekstrovert
Tugas perkembangan Disengagement(pemutusan) Aktivitas Kontinuitas Ketidakseimbangan sistem
Maturasi sepanjang rentang kehidupan Antisipasi menarik diri Membantu mengembangkan usaha Pengembangan indivudualitas Kompensasi melalui pengorganisasian diri sendiri
1. Teori Biologis Karakteristik biologi penuaan: a. Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat dihindari. b. Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan masa tulang. c.
Perusakan bersifat progresif dan tidak tertandingi serta mempengaruhi semua sistem hidup.
d. Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode serangan, kelelahan, dan stres e. Peningkatan
kerentanan
terhdap
infeksi,
kanker,
dan
penyakit
lain
yang
berhubungan dengan pertambahan usia Teori biologis dibagi ke dalam lima teori, di antaranya: a. TEORI GENETIKA Menurut teori genetika penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Teori genetika terdiri dari a) Teori deoksiribonukleat (DNA) b) Teori ketepatan dan kesalahan mutasi c) Teori Glikogen Teori ini bisa menyebabkan krosling atau molekul DNA yang bersilangan sehingga proses reflikasi ditingkat sel menjadi tidak sesuai dan menyebabkan sistem dan organ tubuh tidak sesuai. b. TEORI WEAR AND TEAR Mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Produk sampah metabolisme misalnya radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi normal. Tingkat kecepatan produksi radikal bebas b.d penentuan waktu rentang hidup
c.
RIWAYAT LINGKUNGAN Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkunangan (misalnya karsinogen dalam industri, cahaya matahari, trauma, dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat panuaan, dampak dari lingkungan, lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dampak dari aspek ini terhadap penuaan dengan cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara faktor lingkungan dan penuaan yang dipercepat.
d. TEORI IMUNITAS Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan dengan penuaan.Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap organism asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh. Teori autoimun adalah sistem imun yang menghasilkan antibody hilang kemampuannya
untuk
membedakan
antara self dan non
self atau foreign
proteins. (Shock,2003) e. TEORI NEUROENDOKRIN Penuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi. 2. Teori Psikososiologis Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis. Masing-masing individu, muda, setengah baya, atau
tua adalah unik dan
memiliki pengalaman melalui serangkaian kejadian dalam kehidupan dan melalui banyak peristiwa.Selama 40 tahun terakhir beberapa teori telah berupaya untuk mengambarkan bagaimana prilaku dan sikap pada awal tahap kehidupan dapat mempengaruhi reaksi manusia sepanjang tahap akhir hidupnya. Pekerjaan ini disebut proses “penuaan yang sukses”.
Teori Psikososiologis terdiri dari lima teori, diantaranya: a. TEORI KEPRIBADIAN Kepribadian manusia adalah suatu prtumbuhan yang subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya dan telah merangsang penelitian yang pantas dipertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Jung mengembangkan suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. Ia berteori bahwa kesembangan antara kedua hal tersebut
adalah
penting
bagi
kesehatan. Di dalam
konsep
interioritas
dari Jung, separuh kehidupan manusia berikutnya digambarkan dengan memiliki tujuan sendiri. b. TEORI TUGAS PERKEMBANGAN Tugas perkembangan ialah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam kehidupannya untuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Pada kondisi tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut beresiko untuk disebutkan dengan rasa penyesalan atau putus asa. c.
TEORI DISENGAGEMENT Teori disengagement adalah proses penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Proses penarikan diri ini dapat diprediksi sistematis tidak dapat dihindari dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh.
d. TEORI AKTIVITAS Teori aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif. Havighurst yang pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai alat untuk oenyusuaian yang sehat untuk lansia pada tahun 1952. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehidupan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia. e. TEORI KONTINUITAS
Teori kontinuitas adalah suatu kelanjutan dari kedua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai kebahagian dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyusuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan. C. Perubahan Fisiologis pada Penuaan Perubahan Terkait Usia(Nutrisi) • Kebutuhan protein, vitamin dan mineral biasanya tidak berubah • Kebutuhan energi kemungkinan menurun sekitar 200 kal / hari karena penurunan aktivitas • Kehilangan kalsium dan nitrogen (pada pasien yang tidak dapat ambulasi • Penurunan absorpsi kalsium dan vitamin B1 dan B2 akibat penurunan sekresi pepsin dan asam hidroklorat • Penurunan aliran salivasi dan penurunan indera perasa (dapat menurunkan selera makan) • Penurunan mortilitas usus dan peristaltik usus besar • Gigi hancur akibat pengikisan enamel gigi • Penurunan kekuatan menggigit • Penurunan reflek menelan • Keterbatasan mobilitas (mempengaruhi kemampuan memperoleh atau menyiapkan makanan) Kulit • Garis-garis di wajah akibat kehilangan lemak subkutan, penipisan dermal, penurunan kolagen dan elastin, dan penurunan penggantian sel sebanyak 50% • Lambatnya penyembuhan luka akibat penurunan laju penggantin sel • Penurunan elastisitas kulit • Bintik-bintik hitam pada kulit akibat penumpukan melanosit terlokalisasi • Membran mukosa kering dan penurunan keluaran kelenjar keringat • Kesulitan mengatur suhu tubh arena penurunan ukuran, jumlah, dan fungsi kelenjar keringat serta kehilangan lemak subkutan Rambut • Penurunan pigmen yang menyebabkan rambut berwarna abu-abu atau putih • Penipisan seiring dengan penurunan jumlah melanosit • Rambut pubis rontok akibat perubahan hormonal • Rambut wajah meningkat pada wanita dan menurun pada pria Mata dan Penglihatan
• Kelopak mata kendur dan berkerut akibat penurunan elastisitas, dengan mata tampak jauh kedalam disoket mata • Konjungtiva menipis dan kuning kemungkinan pinguekulus / bantalan lemak • Penurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak dalam aparatul lakrimal • Kornea rata dan kehilangan kilauan • Pemudaran atau pigmentasi yang tidak teratur pada iris • Pupil mengecil, yang membutuhkan pencahayaan 3x lebih terang agar dapat melihat lebih jelas: penurunan penglihatan malam dan persepsi kedalaman • Penipisan dan kekakuan sklera; penguningan akibat deposit lemak • Degenerasi vitreous, yang memperlihatkan kekeruhan dan mengapungnya debris • Pelebaran lensa; kehilangan transparansi dan elastisitas, yang mengurangi akomodasi • Gangguan penglihtan warna akibat prburukan sel kerucut retina • Penurunan reabsorpsi cairan intraokular, yang menyebabkan glukoma Telinga dan Pendengaran • Atropi organ korti dan saraf auditorius (presbikusis sensoris) • Ketidakmampuan membedakan konsunan bernada tinggi • Perubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan sistem pendengaran Sistem Pernapasan • Pembesaran hidung akibat pertumbuhan kartilago yang terus menerus • Atropi umum tonsil • Deviasi trakea akibat perubahan di tulang belakang yang menua • Peningkatan diameter dada antero posterior sebagai akibat perubahan metabolimne kalsium dan kalsifikasi kartilago iga • Kekakuan paru: penurunan jumlh dan ukuran alveolus • Kifosis • Degenerasi atau atropi otot pernapasan • Panurunan kapasatitas divisi • Penurunan kakuatan otot inspirasi dan ekspirasi. Penurunan kapasitas vital • Degenerasi jringan paru, yang menyebabkan penurunan kemampuan recoil elastis paru dan penngkatan kapasitas residual • Ventilasi buruk pada area basal • Penurunan saturasi O2 5% Sistem Kardiovaskuler • Ukuran jantung agak mengecil • Kehilangan kakuatan kontraktil dan efisiensi jangtung • Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70 tahun
• Penebalan katup jantung • Peningkatan ketebalan didding ventrikel kiri sekitar 20% antar usia 30 dan 80 tahun • Insfiltrasi jaringan fibrosa pada nodus sinoatria intermodal,yang menyebabkan fibrilasi dan fluteratrium • Di latasi dan peregangan vena Sistem Pencernaan • Penurunan elastisitas mukosa • Penurunan GI,yang menganggu digesti dean absorpsi • Penurunan motilitan,dinding usus dan tonus spingter anal dan kekuatan dinding abdomen • Perubahan hati :penurunan berat badan kapasitas regenerative dan aliran darah • Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi yang menyebabkan metabolism obat dan detoksifikasi zat kurang efisien Sistem Perkemihan • Penurunan laju filtrasi glomelurus • Penurunan aliran darah ginjal sekitar 53% sekunder akibat penurunan curah jantung • Penurunan ukuran dan jumlah nefron yang berfungsi • Penurunan ukuran dan kapasitas kandung kemih • Penurunan ukuran ginjal • Pelemahan otot kandung kemih yang menyebabkan pengosongan yang tidak sempurna dan retensi urine kronis Sistem Reproduksi Pria • Penurunan produksi testoteron, yang mengakibatkan penurunan libido serta atrofi dan pelunakan testis • Penurunan produksi sperma sekitar 48%-69% antara usia 60-80 tahun • Pembesaran kelenjar prostat, dengan penurunan sekresi • Penurunan volume dan fiskositas cairan semen • Reaksi psikologis lebih lambat dan lemah selama senggama dengan pemanjangan periode refraktori Sistem Reproduksi Wanita • Penurunan kadar estrogen dan progesterone (sekitar usa 50 thun)karena :
Berhentinya ovulasi :atrofi,penebalan,dan penurunan ovarium
Rontoknya rambut pubik dan labia mayora datar
Penyesuaian jaringan vulva,terbatasnya introitus,dan hilangnya elastisitas jaringan
Atrofi vagina:lapisan mukosa tipis dan kering ; lingkunan Ph vagina lebih basah Penyusutan uterus Atrofi
servik,
kegagalan
menghasilkan
endometrium dan mio metrium
mucus
untuk
melumasi
penebalan
Payu dara menggantung : atrofi kelenjar, jaringan penyokong, dan lemak
Putting rata dan penurunan ukuran Sistem Syaraf
• Perubahan degenerative pada syaraf-syaraf pusat dan system syaraf perifer • Transmisi syaraf lebih lambat • Penurunan jumlah sel-sel otak sekitar 1% pwrtahun setelah usia 50 tahun • Hipotalamus kurang efektif dalam menfatur suhu tubuh • Hilangnya neuron dalam kortek selebral sebanyak 20% • reflek kornea lebih lambat • Peningkatan ambang batas nyeri • Penurunan tidur tahap 3 dan 4, yang menyebabkan sering terjaga tidur REM juga berkurang Sistem imun • Penurunan mulainya maturitas seksual dan berlanjut seiring dengan usia • Kehilangan kemampuan membedakan diri dan bukan diri • Kehilangan kemampuan mengenali dan menghancurkan sel-sel mutan ,yang meningkatkan insiden kangker • Penurunan respon antibody yang mengakibatkan kerentanan terhadap infeksi yang sangat besar • Atrofi tonsilar dan limfadenopati • Ukuran kelenjar getah bening dan limpa agak mengecil Sistem Musculoskeletal • Peningkatan jaringan adifosa • Penurunan masa tubuh yang tidak berlemak dan kandungan mineral tubuh • Penurunan tinggi akibat penurunan kelengkungan tulang belakang dan penyempitan ruang interfetebra • Penurunan pembentukan kolagen dan masa otot • Penurunan viskositas cairan synovial, lebih banyak membrane synovial yang vibrotik Sistem Endokrin • Penurunan kemampuan menoleransi stress • Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama di bandingkan orang yang lebih muda • Penurunan kadar estrogen dan peningkatan kadar follikel stimulating hormone selama menopaus, yang menyebabkan thrombosis dan osteoforosis • Penurunan produksi progesterone • Penurunan kadar aldoteron serum sebanyak 50% • Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%
D. Hasil Diskusi Penambahan Materi 1. Perkembangan spiritual: a. Agama atau kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970). b. Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970) c.
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan.
2. Beberapa masalah sosial dan psikologi yang dihadapi pada usia lanjut antaralain: 1. Pensiun Idealnya, masa pensiun merupakan waktu untuk menikmati hal lain dalam hidup ini, menjadi santai, melaksanakan cita-cita berkelana, aktif dalam bidang sosial dan filsafat. Tetapi kadang-kadang dalam kenyataannya pensiun sering diartikan sebagai ”kehilangan” pekerjaan, penghasilan, kedudukan, jabatan, peran sosial, dan juga harga diri. 2. Fungsi Mental Pada umumnya terjadi penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi prises belajar, pemahaman, pengertian, tindakan dan lain-lain menurun, sehingga perilaku cenderung lebih lambat. Usia senja yang menderita demensia, perubahan dan penurunan fungsi kognitif akan lebih jelas dan progresif. Fungsi psikomotor yang meliputi dorongan kehendak/bertindak pada umumnya mulai melambat sehingga reaksi dan koordinasinya juga menjadi l ambat. Sedangkan hal yang positif yaitu dihormati, dituakan, disegani, lebih bijaksana, lebih hati-hati dalam tindakan, tempat meminta nasehat. Secara garis besar ada 5 tipe kepribadian pada usia senja: a. Tipe Konstruktif: Orang yang sejak muda dapat menerima fakta dan kehidupan, menjadi tua diterima dengan santai. Mereka memiliki sifat yang toleran dan fleksibel, sehingga lentur dalam menerima kenyataan misalnya pensiun, kehilangan pasangan dan sebagainya, mereka nrimo tetapi bukan pasrah. b. Tipe Dependen: Sifat pasif tak berambisi, optimistik tak dilaksanakan perkawinan terlambat, didominasi oleh istri. Pada usia senja senang karena pensiun dan santai, banyak makan dan menikmati hari libur. Tetepi bila mereka kehilangan pasangan hidupnya merasa kehilangan tempat bergantung yang merupakan masalah besar, sehingga tidak jarang mereka terus menerus sakit-sakitan dan akhirnya menyusul pasangannya lebih cepat. c.
Tipe Independen (mandiri): Pada masa mudanya merupakan orang yang aktif dalam pergaulan sosial, reaksi penyesuaian diri cukup baik dan cenderung menolak
tawaran atau bantuan orang lain. Keadaan tersebut cenderung dipertahankan sampai usia senja sehingga cemas menghadapi masa tua, misalnya cenderung menunda masa pensiun atau tetap bertahan aktif dalam profesi atau pekerjaannya dan tidak tampak menikmati masa tuanya. d. Tipe Bermusuhan: Orang yang cenderung menyalahkan orang lain untuk kesalahannya, sering mengeluh, agresif, curiga, riwayat pekerjaan tidak tetap, tidak dapat melihat segi positif pada usia lanjut, takut akan kematian, iri terhadap orang muda. Sering menunjukkan perilaku yang seoalah-olah m encari ketenangan sebagai gambaran yang menggambarkan dirinya tidak tenang. e. Tipe Benci diri: Orang yang kritis terhadao dirinya, tidak berambisi dalam pekerjaan. Perkawinan kurang bahagia karena banyak menyesali diri, anak serta pasangan hidupnya, seolah-olah masa lalu yang seharusnya diisi dengan segala keinginan sudah lewat, akhirnya pasrah tetapi tidak ”nrimo”. sehingga banyak mengalami krisis. Takut akan kematian. 3. Kehilangan pasangan Kematian pasangannya merupakan stress psikososial yang sangat berat. 4. Fungsi Seksual Sering menurun karena penyakit fisik seperti jantung koroner, diabetes melitus, artritis. Akibatnya harus makan obat anti hipertensi, anti diabetika, steroida, obat penenang. Sebagian usia senja harus menjalani pembedahan seperti prostatektomi. Menderita vagintis dan malnutrisi. 5. Menemukan Kebahagiaan Bentuk-bentuk pernyataan kebahagiaan dan kegembiraan yang khas pada masa muda, tidak lagi mempunyai daya tarik pada masa usia senja. Ada beberapa kegiatan menarik yang tidak bisa dilaksanakan, misalnya kegiatan yang memerlukan kekuatan
fisik
misalnya
olah
raga
atau
perjalanan
jauh
Kebahagiaan di masa lampau sewaktu masih muda, kini bagi kebanyakan usia senja hal-hal tersebut hanya menjadi kenangan. Bagi usia senja, tidaklah menguntungkan untuk bermimpi diluar jangkauannya. Dalam hidup ini tahap demi tahap orang harus mengembangkan minat pada hal-hal yang memberikan kegembiraan apabila mau menjadi
orang
sepenuhnya.
Setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan di masa tuanya. Bagi sementara orang bisa terjadi, cuculah yang menjadi sumber kesenangan dan kepuasan. Orang lain mengembangkan perhatiannya di bidang seni, musik dan buku-buku 6. Kematangan Iman Setelah seseorang memasuki usia tua, banyak terjadi persoalan-persoalan mengenai kesehatan, dorongan seksual, jaminan ekonomi. Hal-hal seperti ini
nampak tidak stabil lagi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Maka tidaklah mengherankan apabila timbul kebimbangan iman. Orang akan mempunyai problema yang
berat,
apabila
imannya
tidak
berkembang
matang.
Pada usia senja, iman kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu diperdalam dan dimatangkan, agar persoalan-persoalan yang dihadapi tidak menjadi terlalu berat. 7. Menemukan Makna Hidup. Salah satu persoalan pokok orang usia senja ialah pemikiran yang menakutkan bahwa mungkin dirinya sudah tidak berarti lagi. Dia merasa dirinya sudah tidak diperlukan lagi ditempat kerjanya, dalam keluarga dan masyarakat. Banyak orang usia senja yang menderita neurosis dan bermacam-macam ketidakseimbangan mental karena kekosongan dan tidak adanya tujuan hidup di masa senja. Pada usia senja, seseorang harus dapat menemukan kembali makna hidupnya. Menemukan kembali makna hidup pada masa senja tergantung pada kesehatan, kemampuan
dan
situasi
konkrit
kehodupan
pribadi
yang
bersangkutan.
Bagi beberapa orang, merawat cucu-cucunya dapat menghilangkan rasa takut dan dapat mengembalikan kesadaran baru akan tujuan hidup dan kegembiraan di usia senja. Banyak orang usia senja merasa lebih muda lagi ketika diminta memberi nasihat. Perasaan berguna dan diperlukan, dapat mengembalikan kepercayaan kepada diri sendiri yang sudah menipis dan memberikan makna hidup baru dan tujuan hidupnya. 8. Membina Perkawinan Menjadi Satu Kesatuan Yang Baru Bagi pasngan suami istri, saat suami pensiun dapat merusak hubungan mereka, tetapi juga dapat menjadi awal hidup bersama yang sempurna. Pada waktu pensiun, istri takut apabila suami mencampuri urusan tumah tangga. Dengan ikut campurnya suami
dalam
urusan
rumah
tangga,
sering
menimbulkan
pertengkaran.
Akan tetapi perkawinan dapat juga mengalami perubahan yang sebaliknya. Pada masa suami pensiun hubungan suami istri dapat menjadi intim. Untuk membina perkawinan menjadi satu kesatuan diperlukan komunikasi, hubungan yang mendalam antara suami dan istri. 3. Sepuluh langkah yang dapat diusahakan agar proses penuaan dapat dikurangi yaitu; 1)
Mengurangi kadar homosistein Tingginya kadar homosistein akan berpengaruh kepada berbagai penyakit degeneratif sel termasuk serangan jantung dan stroke. Periksakan secara rutin kadar homosistein di dalam darah dan bila telah meningkat gunakan suplemen vitamin B kompleks secara tepat. 2) Mengatur pola makan Aturlah pola makan dan zat gizi yang diperlukan tubuh, khususnya protein. Untuk lebih efektifnya, kurangkanlah kalori yang diperlukan sehingga 2/3 bagian supaya berat tubuh senantiasa tampak ideal dan normal. Penurunan berat badan dapat diawali dengan pengaturan metabolit yang diperlukan sehingga kecepatan metabolisme tetap terkendali. 3) Berolah raga secara teratur
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Aktivitas fisik yang teratur dapat mencegah atau mengurangi tekanan darah tinggi, penumpukan metabolit, obesitas, serangan jantung bahkan osteoporosis. Dapatkan persediaan antioksidan yang optimal Diet makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti terdapat dalam sayuran dan buah-buahan segar dapat mengurangi serangan radikal bebas di dalam sel. Akumulasi radikal bebas inilah yang dapat merusak struktur dan fungsi biomolekul sehingga pada gilirannya akan mengganggu aktivitas selular yang ada. Namun diingatkan, ada kemungkinan jika mengkonsumsi antioksidan secara berlebihan justeru akan menjadi pro-oksidan, sehingga apa yang diharapkan malah dapat merugikan Terpenuhinya kebutuhan vitamin C sebanyak 1000 mg per-hari. Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan yang diperlukan tubuh guna menghambat pertumbuhan radikal bebas. Selain itu vitamin C juga sebagai molekul yang menjaga keseimbangan redoks homeostasis sel serta pendamping radikal vitamin E keadaan vitamin E semula. Buah-buahan seperti jambu biji, mangga dan jeruk diyakini kaya akan vitamin C. Tersediannya suplemen koenzim Q10 (CoQ10, ubikuinon). Nutrien ini berfungsi untuk menjaga serangan jantung. Tingginya ketersediaan CoQ10 disertai menurunnya kadar homosistein dapat menjaga dari kemungkinan serangan jantung yang akut. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur Guna membantu analisis dokter, lakukanlah pemeriksaan kadar homosistein darah, hormon testosteron, estrogen, CoQ10 dan HGH. Lakukan pula konsumsi vitamin alami guna menjaga beberapa ketidakseimbangan parameter yang disebutkan tadi. Suplementasi dengan Human Growth Hormon (HGH) Injeksi hormon pertumbuhan yang dilakukan atas izin dan pengawasan dokter dapat membantu dalam pemulihan berbagai aspek penuaan yang bakal terjadi, seperti pemulihan dan penguatan otot, mengurangi pengerutan kulit serta mengurangi rasa sakit dan peradangan. Detoksifikasi secara periodik Guna menjaga proses penawar racun tubuh (detoksifikasi) secara teratur, maka lakukanlah detoksifikasi pada darah dan hati sekurangnya 4x dalam setahun. Jangan cemas dan bergembiralah Kecemasan yang selalu menghinggapi hidup kita akan dapat menyebabkan rasa sedih, putus asa bahkan sering merasa tidak berarti. Ketahuilah bahwa kegembiraan senantiasa memberikan semangat baru dalam setiap aktivitas yang dikerjakan. Ekspresi genetik di dalam sel akan sangat dipengaruhi pula oleh kemampuan kita untuk beraktivitas dan suasana happy yang selalu diciptakan sendiri.
Pertanyaan 1. Apa dampak negatif pada kulit dari obat-obatan herbal? -Arif 2. Apakah stress dapat mempercepat proses penuaan? -Dian 3. Perbedaan proses penuaan pada wanita dan laki-laki? -Selly 4. Apa maksud dari berkurang komitmen pada teori disengagement? -Novita 5. Apakah ada salah satu penyakit yang mempercepat penuaan? -Utari 6. Faktor apa yang bisa menyebabkan penuaan selain darifaktor lingkungan dan apa yang menyebabkannya? – Ade 7. Apakah semua teori penuaan akan terjadi pada manusia? –Yasi 8. Apa peran perawat terhadap teori penuaan? –Useng Jawaban 1. Obat –obattan herbal yang mengandung alkohol ataupun bahan pengawet dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit (kerusakan sel dan jaringan kulit) kecuali obat – obatan
herbal
yang
pengolahannya
secara
murni
atau
langsung
tanpa
menggunakan bahan campuran yang berbahaya. 2. Ya, karena stress murupakan salah satu factor intrinsik di mana sel atau jaringan akan mengalami kerusakan diakibatkan oleh peningkatan hormol epineprin dan penbulu darah akan vasokontriksi akibat otot –otot yang menegang.
3. Sama, akan tetapi ada perbedaan pada saat penuaan pada sistem reproduksi pada wanita akan terjadi menopause akan tetapi pada laki –laki tidak terjadi. 4. Maksud dari berkurangnya komitmen pada teori disengagement, komitmen adalah perjanjian. Jadi, pada saat menua terjadi penurunan atau kurangnya sosialisasi yang lebih bisa dikarenakan sakit atau lupa. Misalnya, pada saat janji akan datang ke pengajian rutin, tapi karena orang tua sakit, jadi dia tidak ikut dalam pengajian rutin itu. 5. Secara teori proses penuaan pada umunnya sama hanya didalam suatu penyakit ada yang mempercepat prosespenuaan atau mutasi gen secara cepat misalnya penyakit progeria. 6. Ada dua faktor yang menyebabkan proses penuaan lebih cepat yaitu: Faktor intrinsik :
nutrisi atau pola makan
gaya hidup
stress Faktor ekstrinsik dari lingkungan pribadi dan sosial
7. Semuanya akan melewati teori penuaan hanya didalan pelaksanaan teori penuaan ada yang berasil melewati dan ada juga yang gagal melewati teori penuaan ini. 8. Peran perawat terhadap teori – teori penuaan Tugas Perawat dalam Teori Biologi Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang berhubungan
dengan
kebersihan
perorangan
untuk
mempertahankan
kesehatannya. Tugas Perawat Dalam Teori Sosial Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial.
BAB III PENUTUP Kesimpulan Proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
intrinsik,
progresif,
dan
detrimental.
Keadaan
tersebut
dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
Poses penuaan berkaitan dengan peningkatan jumlah cross lingkages antar molekul,
peningkatan
radikal
bebas,
mitokondria
menjadi
kurang
efisien,
menurunnya fungsi membran dan peningkatan autoimun. Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teoriteori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi mengenai proses menua. Dan pendekatan multidisiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total
pada
lingkungan
perawatan
klien
usia
lanjut
termasuk
aspek
fisik,
mental atauemosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
DAFTAR PUSTAKA Stanley,Mickey. Beare,Patricia Gauntlett. 2007. Buku ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC. Stockslager,Jaime L. Schaeffer,Liz. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta: EGC. Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC. http://www.yarsi.ac.id/component/content/article/69-fakultas-kedokteran/162-bagbiokimia-fk-universitas-yarsi.html