KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan kehidupan di alam dunia dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal kelengkapan serta pengkonsolidasian pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang yang kadangkala hanya hanya menturuti egoisme pribadi, untuk untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah makalah-makah kami dilain waktu. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penulis
ii
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................ ................................................................... ............................................ ................................... ..............
i
Kata Pengantar ........................................... .................................................................. ............................................ ................................... ..............
ii
Daftar Isi ......................................... ............................................................... ............................................. ............................................. ........................ ..
iii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................... ................................................................. ................................... .............
1
1.2. Rumusan Masalah ............................................ ................................................................... ........................................... ....................
2
1.3. Tujuan ............................................. ................................................................... ............................................ ....................................... .................
2
BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Difusionisme .......................................... ............................................................... ................................... ..............
3
2.2. Proses Difusi .......................................... ................................................................ ............................................ ................................ ..........
4
2.3. Bentuk-Bentuk Difusi ........................................... .................................................................. ....................................... ................
5
2.4. Proses Difusi .......................................... ................................................................ ............................................ ................................ ..........
6
2.5. Teori-Teori Difusionisme ............................................ ................................................................... ................................ .........
7
BAB III. PENUTUP 3.1. Kesimpulan ............................................ .................................................................. ............................................ ................................ ..........
15
DAFTAR PUSTAKA ............................................ .................................................................. ............................................ ........................ ..
16
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketika cara berpikir mengenai evolusi kebudayaan berkuasa para sarjana menguraikan gejala persamaan itu disebabkan karena tingkat-tingkat yang sama dalam proses evolusi kebudayaan diberbagai tempat dimuka bumi. Sebaliknya ada juga uraian-uraian lain yan mulai tamapak dikalangan ilmu antropologi, terutama waktu cara berpikir mengenai evolusi kebudayaan mulai kehilangan pengaruh, yaitu kira-kira pada akhir abad ke-19. menurut uraian ini, gejala persamaan unsure-unsur kebudayaan diberbagai tempat didunia disebabkan karena persebaran atau ifusi unsur- unsur itu ketempat tadi. Anggapan
dasar
para
sarjana
tadi
dapat
diringkas
sebagai
berikut:
Kebudayaan manusia itu pada pangkalnya satu, dan disatu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu mahlukmanusai baru saja muncul didunia ini. Kemudian kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah kedalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan lingkuangn dan waktu. Dalam proses memecah itu bangsa-bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetep tinggal terpisah. Sepanjang masa dimuka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa-bangsa yang saling berhubungan serta pengaruh mempengaruhi. Tugas Tugas terpenting ilmu etnolgi menurut para para sarjana tadi ialah antara lain untuk mencari kembali sejarah gerak perpindahan bangsa-bangsa itu, proses pengaruhmempengaruhi, serta persebaran kebudayaan manusia dalam jangka waktu beratus- ratus ribu tahun yang lalu mulai saat terjadinya manusai hingga sekarang. Dalam rangka menjelaskan asal mula terjadinya aneka ragam masyarakat dan kebudayaan manusia diseluruh belahan dunia selain dikenal adanya teori evolusi jugadikenal adanya teori difusi. Difusi adalah persebaran kebudayaan yang disebabkan adanya migrasi manusia. Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain akan menularkan budaya tertentu. Survivalnya adalah daya eksis budaya. Survival tidak lain merupakan daya tahan budaya tersebut setelah mendapatkan pengaruh budaya lain sehingga menimbulkan makna baru. Difusi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Inovasi merupakan ide, praktik, atau obyek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan difusionisme? 2. Apa saja bentuk-bentuk difusionisme? 3. Bagaimanakah proses difusionisme? 4. Apa saja teori-teori difusionisme?
1.3.
Tujuan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada mahasiswa dalam mempelajari danmengetahui apa yang dimaksud dengan difusionisme, apasajateori difusionisme itu sehingga bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Difusionisme
Pada awal abad ke-20 Difusionismeparadigma ini populer di Inggris dan Jerman. Paradigma ini berupaya menjelaskan kesamaan kesamaan antara berbagai kebudayaan. Difusionis terkemuka eropa adalah Fritz Graebner(1911) dan Wilhelm Schmidt(1939). Difusionisme Teori ini popular pada akhir abad 19 dan abad 20. Tokoh utama difusionisme Inggris adalah G. Eliot Smith (1871-1937), William J.Perry (1887-1949) dan W.H.R. Rivers (1864-1922). Mereka berpendapat bahwa pada hakikatnya sebagian besar manusia tidak menciptakan hal-hal baru tetapi hanya meminjam aspek-aspek kebudayaan orang lain yang telah ada. Yang dimaksud G. Eliot smith, William J. Perry danW.H.R. Rivers difusionisme adalah manusia melakukan suatu kebiasaan berlandaskan dengan aspek-aspek kebudayaan yang telah ada, baik itu kebudayaannya dari barat maupun daribudaya timur. Kebudayaan barat seperti makan menggunakan sendok sedangkan budaya timur apabila makan mengunakan tangan. Lalu orang lain ada yang mengikutinya budaya tersebut. Orang yang mengikutinya tidak menciptakan me nciptakan kebudayaan makan tersebut akan tetapi ia makan meminjam kebudayaan barat dan timur. Tokoh difusionisme di Jerman dan Austria adalah Fritz Graebner (1877-1934) dan Peter Wilhelm Schmidt (1868-1954). Mereka berpandangan bahwa ciri khas kebudayaan tertua di dunia dapat direkonstruksikan dari unsur-unsur kebudayaan yang masih dipertahankan masyarakat primitive sebagai masyarakat palingtua. Sedangkan menurut Fritz Graebnerdan Peter Wilhelm bawasannya difusionisme kebudayaan paling tertua dapat di bangun kembali dan dipertahankan oleh masyarakat primitive. Seperti masyarakat papua yang masih mempertahankan budaya budaya primitivenya. Tokoh difusionisme di Amerika adalah Clark Wissler (1879-1947) dan Alfred Kroeber (1876-1960). Mereka berpendapat bahwa ciri-ciri kebudayaan yang khas terdapat dalam wilayah kebudayaan bersumber dari suatu pusat kebudayaan. kebudayaan. Sedangkan menurut Clark Wissler dan Alfred Kroeber bahwasannya difusionisme adalah cirri kebudayaan bersumber dari suatu pusat wilayahnya. Seperti budaya makan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dari pengertian di atas bias kita simpulkan bahwa difusionisme menekankan pada pengaruh masyarakat individual saling bergantung dan meyakini, bahwa perubahan sosial terjadi karena sebuah masyarakat menyerap berbagai ciri budaya dari masyarakat lain. Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.
2.2. Proses Difusi 1. Penyebaran Manusia
Ilmu antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu daerah dimuka bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan adanya proses migrasi yang disertai dengan proses penyesuaian atau adaftasi fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun lamanya. Ditinjau dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai macam sebab dari migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang menyebabkan migrasi cepat dan mendadak. Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain. Migrasi lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2. Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersamaan dengan penyebaran migrasi kelompok manusia ke berbagai dunia yang disebut proses difusi. Penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut. Pada zaman modern seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi mengikuti migrasi-migrasi kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar individu yang berbeda, ini disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang membantu mempercepat persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti Televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.
2.3. Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk Difusi
Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi karena dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain di dunia. Hal ini terutama terjadi pada jaman prehistori, puluhan ribu tahun yang lalu, saat manusia yang hidup berburu pindah dari suatu tempat ke tempat lain yang jauh sekali, saat iitulah tulah unsur kebudayaan kebudayaan yang mereka punya juga ikut berpindah. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan dari suatu kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dapat terjadi karena adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali. Individu-individu yang dimaksud adalah golongan pedagang, pelaut, serta golongan para ahli agama. 5 Bentuk difusi yang lain lagi adalah penyebaran unsur-
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pada waktu itu, hubungan mereka terbatas hanya pada barter barang-barang itu saja, kebudayaan masing-masing suku tidak berubah. b. Penetration pacifique pacifique (pemasukan secara damai)
Salah satu bentuk penetration pacifique adalah hubungan perdagangan. Hubungan perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh dibanding hubungan symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh pedagang masuk ke kebudayaan penemrima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja, dan kadang-kadang dengan paksa. c. Penetration violante (pemasukan secara kekerasan/tidak damai)
Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan karena peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awal dari proses masuknya kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya adalah penjajahan, di sinilah proses pemasukan unsur kebudayaan asing mulai berjalan. Ada juga difusi yang disebut stimulus diffusion. Stimulus diffusion adalah proses difusi yang terjadi melalui suatu rangkaian pertemuan antara suatu deret suku-suku bangsa. Konsep stimulus diffusion juga kadang dipergunakan ketika ada suatu unsur kebudayaan yang dibawa ke dalam kebudayaan lain, di mana unsur itu mendorong (menstimulasi) terjadinya unsur-unsur kebudayaan yang dianggap 6 sebagai kebudayaan yang baru oleh warga penerima, walaupun gagasan awalnya berasal dari kebudayaan asing tersebut.
2.4. Proses difusi
Proses difusi terbagi dua macam, yaitu: a) Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Contoh-contoh Contoh-contoh difusi
Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri merupakan contoh hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain. Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan terjadinya difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan munculnya kosakata baru dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu : 1) Difusi ekstern yaitu penyerapan kosakata asing oleh Bahasa Indonesia yang mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak dari difusi ekstern ini terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang memadukan berbagai unsur bahasa asing sehingga menjelma menjadi 7 bentuk kata-kata baru, seperti : gerilyawan, ilmuwan, sejarawan, Pancasilais, agamis, dan lain-lain. 2) Difusi intern yaitu timbulnya hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana, pangan dll) atau dengan bahasa Sunda (kata-kata nyeri, pakan, tahap, langka) mengenai penyerapan kosakata.
2.5. Teori-Teori Difusionisme 1. Gejala Persamaan Unsur-Unsur Kebudayaan
Sejak lama para sarjana, tertarik akan adanya bentuk-bentuk yang sama dari unsur-unsur kebudayaan di berbagai tempat yang sering kali jauh letaknya satu sama lain. Ketika cara berfikir mengenai evolusi kebudayaan berkuasa, para sarjana menguraikan gejala persamaan itu dengan keterangan bahwa persamaan-persamaan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dan Asia tenggara yterdapat kapal-kapal yang bercadik dengan bentuk yang sama, maka Adolf S akan berkata bahwa, persamaan tadi akibat pengaruh Elementar Gedanken. Gedanken. Seorang penganut cara berfikir mengenai evolusi kebudayaan akan berkata bahwa, kepandaian kapal bercadik tadi di A dan di B disebabkan karena kebudayaan di A dan B kebetulan ada pada tingkat evolusi yang sama; sedangkan konsep baru mengatakan bahwa kepandaian dalam membuat kapl bercadik serupa itu telah menyebar dari A ke B atau sebaliknya sebal iknya dalam zaman yang lampau.
2. Sejarah Persebaran Unsur-Unsur Kebudayaan
Perkembangan sejarah unsur-unsur kebudayaan manusia di awali oleh seorang sarjana bernama F. Ratzel (1844-1904). Dia adalah seorang sarjana Ilmu hayat merangkap ilmu bumi, yang memberiakn suatu anggapan bahwa Kebudayaan manusia itu pangkalnya satu, dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu makhluk manusia baru saja muncul di dunia ini. Kemudian, kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah ke dalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan lingkungan lingkungan dan waktu. Dalam proses pemecahan itu bangsa bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetap tinggal terpisah. Sepanjang masa di muka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa bangsa yang saling berhubungan berhubungan serta pengaruh mempengaruhi. Tugas terpenting ilmu etnologi menurut para sarjana tadi ialah antara lain untuk mencari kembali sejarah perpindahan bangsa-bangsa itu, proses pengaruh mempengaruhi, serta persebaran kebudayaan manusia dalam jangka waktu beratusratus ribu tahun yang lalu, mulai saat terjadinya manusia hingga sekarang. Para sarjana yang melakukan penelitian-penelitian serupa itu seakan-akan mengikuti suatu aliran cara berfikir yang tertentu, yang untuk mudahnya akan kita
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
maksudnya adalah lingkaran di muka bumi yang mempunyai unsur-unsur kebudayaan yang sama). Metode klasifikasi unsur-unsur kebudayaan dari berbagai tempat di muka bumi ke dalam berbagai Kulturkreise itu diterangkan dalam bukunya yaitu Methode der Ethnologie (1911). Prosedur klasifikasinya yaitu : 1. Seorang peneleliti mula-mula harus melihat di tempat-tempat mana di muka bumi terdapat unsur-unsur kebudayaan yang sama. sama . Misalnyadi 3 kebudayaan di tempat yang kita sebut A, B, dan c yang letaknya saling berjauhan, terdapat unsur-unsur kebudayaan a yang sama, maka unsur itu di A kita sebut a , di B kita sebut a', dan di C kita sebut a”. Kesadaran akan persamaan tadi dicapai dengan alasan perbandingan berupa ciri-ciri, atau kualitas, dari ketiga unsur tadi, dan disebut dengan Qualitats Kriterium. 2. Si peneliti kemudian harus melihat apakah di A ada unsur-unsur lain yang sama dengan unsur-unsur lain di B dan C, dan misalkan ada unsur b,c,d, dan e di A yang sama dengan b',c', d' dan e' di B, dan yang sama pula dengan unsur-unsur b”,c”,d” dan e” di C. Maka alasan pembandingan berupa suatu jumlah banyak (kuantitas) dari berbagai unsur kebudayaan tadi disebut Quantitats Kriterium. Tiap kelompok unsur-unsur yang sama tadi, yaitu (a b c d e), (a' b' c' d' e') dan (a” b” c “ d” e”), masing-masing masing-masing disebut kultur komplex. 3. Akhirnya peneliti menggolongkan ketiga tempat itu, yaitu A, B, C, dimana terdapat ketiga kulturkomplex tadi, menjadi satu, seolah-olah memasukkan ketiga tempat di atas peta bumi itu ke dalam satu lingkaran. Ketiga tempat tadi menjadi satu kulturkreis. Dengan melanjutkan prosedur tersebut, maka di atas peta bumi akan tergambar berbagai Kulturkreise, yang saling bersimpang siur. Dengan demikian akan tampak
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
ini memang ada, namun banyak juga sarjana yang menggunakannya lebih lanjut yaitu a.I. Schmidt dan pengikut-pengikutnya.
4. Mazhab Schmidt
W. Schmidt menjadi terkenal dalam dunia antropologi sebagai seorang yang telah mengembangkan lebih lanjut metode klasifikasi kebudayaan-kebudayaan di dunia dalam Kulturkreise. Klasifikasi itu dicita-citakan untuk dilakukan secara besar-besaran, dengan tujuan untuk dapat melihat sejarah persebaran dan perkembangan kebudayaan atau Kulturhistorie dari seluruh umat manusia dimuka bumi ini. Untuk mengerjakan proyek raksasa yang dicita-citakannya dicita -citakannya itu, ia tentu memrlukan bahan keterangan yang luar biasa banyaknya, dari semua kebudayaan yang tersebar di dunia. Bahan ini harus diperolehnya dari karangan-karangan etnografi tulisan para peneliti di daerah, dan terutama ileh para pendeta dari Societas Verbi Divini. Bahan keterangan itu kemudian dikumpulkan, diteliti, dikupas, untuk disusun oleh schmidt berdasarkan metode klasifikasi Kulturkreise. W. Schmidt juga terkenal dalam kalangan ilmu antropologi karena penelitian penelitiannya mengenai bentuk religi r eligi yang tertua. tert ua. Ia berpendirian bahwa keyakinan akan adanya satu Tuhan bukanlah suatu perkembangan yang termuda dalam sejarah kebudayaan manusia.Religi yang bersifat monotheisme itu malahn adalah bentuk
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
5. Teori Difusi Rivers
W.H.R. Rivers (1864-1922), mengembangkan suatu metode wawancara yang baru, yang menyebabkan bahwa ia berhasil be rhasil mengumpulkan banyak bahan, terutama mengenai sistem kemasyarakatan suku-suku bangsa yang tinggal di daerah (penelitiannya terhadap masyarakat Selat Torres).Metode yang oleh Rivers kemudian
diuraiakn
dala
karangan
berjudul A
Genealogical
Method
of
Antropoligical inquiry (1910) itu (1910) itu terbukti merupakan suatu metode yang kemudian akan menadi metode pokok dalam sebagian besar penelitian antropologi yang berdasarkan Field work. Metode yang digunakannya sebenarnya adalah suatu metode wawancara yang akan saya uraikan dengan singkat di bawah ini . Apabila seorang peneliti datang kepada suatu masyarakat maka sebagian besar dari bahan keterangannya akan diperoleh dari seorang informan, dengan berbagai macam metode wawancara. Rivers mengalami bahwa banyak bahan keterangan mengenai kehidupan sesuatu masyarakat dapat dianalisa dari daftar-daftar asal usul, atau genealogi dari para informan itu. Dengan demikian, seorang penelitia harus mengumpulkan sebanyak mungkin daftar asal-usul dari individu-individu dalam masyarakat obyek penelitiannya itu. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai kaum kerabat dan nenek moyang para individu tadi sebagai pangkal, seorang peneliti dapat menembangkan suatu wawancara yang luas sekali, mengenai
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pada bangunan-bangunan bangunan-bangunan batu besar, atau megalith, dan juga pada suatu komplex unsur-unsur keagamaan yang berpusat pada penyembahan matahari, atau helios. Teori Heliostik tersebut kemudaian diperguanakan dalam suatu penelitian besar oleh W.J. Perry yang mencoba mencari dengan teliti jalan-jalan jalan -jalan difusi kebudayaan Heliostik, unsur-unsur kebudayaan yang tersangkut dalam gerak persebaran itu, serta sebab-sebab dari difusi.Dalam persebarannya dari Mesir ke arah timur sampai ke Amerika Tengah dan selatan itu, Perry membukukan hasil penelitiannya dalam buku yang yang berjudul The Childern of the sun (1923). (1923). Namun kemudian, teori Heliostik mendapat banyak kecaman. Salah satu kecaman tersebut datang dari seorang yang bernama R.H. Lowie (antropologi Amerika) yang menyatakan bahwa bahwa teori Heliostik itu merupakan teori difusi yang ekstrim, yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik dipandang dari sudut hasilhasil penggalian-penggalian ilmu prehistori, maupun dari sudut konsep-konsep tentang proses difusi dan pertukara unsur-unsur kebudayaan antara bangsa-bangsa yang telah diterima dalam kalngan ilmu antropologi waktu itu. Pada masa sekarang teori Heliostik itu hanya bisa kita pandang sebagai suatu conth saja dari salah suatu cara yang pernah digunakan oleh para ahli persamaan-persamaan unsur-unsur kebudayaan di berbagai tempat di dunia. Teori difusionisme ini memiliki kelebihan yang patut menjadi catatan dalam
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Teori difusionisme tidak lepas pula dari beragam kelemahan atau kekurangan. Secara umum, teori difusi kebudayaan memiliki kelemahan dari sisi data karena tidak memilki dukungan data yang yang cukup dan akurat dan pengumpulan data tidak dilakukan melalui prosedur dan metode penelitian yang jelas. Hal ini misalnya tampak pada kesimpulan teori ini yang mengatakan bahwa peradaban-peradaban kuno di bumi sebenarnya berasal dari orang-orang Mesir. Hal ini memperlihatkan pandangan para pengusungnya pengusungnya yang sangat Mesir-Sentris hanya karena kekaguman mereka dan keterpesonaan mereka dengan kebudayaan negeri Fir’aun ini setelah lama melakukan penelitian di tempat ini. Kelemahan lain yang ada dalam teori ini adalah terletak pada metode yang mereka gunakan dalam melakukan penelitian yang tidak memperbandingkan kebudayaan-kebudayaan yang saling berdekatan. Dalam penelitiannya, para pengusung teori ini hanya melakukannya berdasarkan pada ketersediaan data yang ada saja karena pada kenyataannya untuk sampai pada sebuah kesimpulan sebagaimana di atas mereka tidak
pernah
melakukan
penelitian
lapangan
yang
menjadi
tuntutan
untuk
mengemukakan sebuah pernyataan yang berujung pada pembentukan teori. Kelemahan lainnya yang terdapat dalam teori ini adalah karena keterikatan mereka dengan catatan sejarah sebagai bagian dari model teori yang mereka gunakan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Alfred Kroeber (1939). Namun, semenjak pertengahan abad ke-20 difusionisme tak
lagi memiliki pendukung yang signifikan. Gejala
persebaran
unsur-unsur
kebudayaan
merupakan
sebuah
sejarah
perkembangan peradaban manusia yang secara evolutif bergerak dengan tingkatnya masing-masing. Perbedaan tingkat maupun pola interaksi yang terjadi adalah pola umum yang dapat ditemui pada semua kelompok masyarakat. F. Ratzel (1844-1904) seorang sarjana ilmu hayat, mempelajari berbagai bentuk senjata busur di berbagai tempat di Afrika. Ia banyak menemukan persamaan bentuk pada busur-busur tersebut pada berbagai tempat di Afrika. Begitu pula dengan unsur kebudayaan kebudayaan lainnya, seperti sepert i rumah, topeng, dan pakaian. Temuan tersebut mengarahkannnya untuk menarik kesimpulan bahwa pada waktuyang lampau terjalin hubungan antara suku-suku bangsa yang mendiami tempat tersebut. Fenomena
kesamaan
unsur-unsur
kebudayaan
tersebut
melahirkan
anggapan dasar yang menurut Koentjaraningrat bahwa kebudayaan manusia berasal dari satu pangkal dan berada di suatu tempat tertentu . Unsur inilah yang
kemudian berkembang dan menyebar ke tempat lain dan kelompok masyarakat lainnya. Dengan demikian konsep ini menyiratkan bahwa sejarah kebudayaan manusia diawali dengan sebuah kebudayaan awal sebagai pusat atau intidari sejarah perkembangan kebudayaan manusia. Kebudayaan inti (induk) tersebut berkembang dan menyebar,
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Difusionisme
menekankan
pada
pengaruh
masyarakat
individual
saling
bergantung dan meyakini, bahwa perubahan sosial terjadi karena sebuah masyarakat menyerap berbagai ciri budaya dari masyarakat lain. Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. 1 . Jakarta : UI Press Koentjaraningrat. 2010. Manusia 2010. Manusia dan Kebudayaan Kebudayaan di Indonesia. Indonesia . Jakarta : Djambatan