TELAAH JURNAL PENELITIAN
Pengaruh Pemberian Cincau Terhadap Tekanan Darah pada Lanjut Usia yang Menderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Desa Trimulyo Jetis Bantul
Untuk Memenuhi Tugas Telaah Jurnal Study Profesi Departemen Gerontik
Disusun Oleh : Reni Nurhidayah 0810720057
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
A. Latar belakang masalah: Lansia adalah saat dimana berbagai penurunan fungsi organ terjadi. Hal tersebutlah yang membuat lansia rentan terhadap berbagai penyakit. Salah satu penyakit terbanyak pada lansia adalah hipertensi. selama ini hipertensi tidak dianggap sebagai penyakit serius oleh masyarakat karena kurangnya informasi pada masyarakat tentang berbagai komplikasi hipertensi. hipertensi. Hal inilah yang juga terjadi pada mayoritas lansia yang datang ke pusat pelayanan kesehatan seletah kondisi yang lebih parah muncul. dengan semakin dianggap seriusnya hipertensi khususnya pada lansia memicu timbulnya berbagai penelitian mengenai terapi farmako dan non farmakologis farmakologis untuk hipertensi. Banyak penelitian yang telah dikembangkan untuk mencari terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk mendukung terapi farmakologis guna mengontrol tekanan darah. Salah satu terapi non farmakologis yang telah dikembangkan adalah dengan menggunakan tanaman cincau untuk menurunkan tekanan darah lansia. Cincau dirasa potensial karena mudah didapat di masyarakat sehingga lebih aplikatif untuk digunakan sebagai alternatif alternat if pengobatan. Selain itu kandungan flavanoid yang terdapat dalam cincau juga berpotensi untuk menurunkan tekanan darah. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti dalam jurnal dijelaskan bahwa
jumlah lansia yang mengalami hipertensi dan aktif mengikuti
posyandu lansia sebanyak 38 % (83) dari 217 lansia. Peneliti telah melakukan uji coba terhadap 1 orang dan hasilnya tekanan darah dapat turun dari 180/130 mmHg menjadi 140/120 mmHg. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian cincau terhadap tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Dari hasil data pengkajian yang dilakukan pada Ny. C masalah yang ditemui adalah klien dengan hipertensi yang tidak terkontrol dengan ketidakefektifan manajemen perawatan diri. Klien baru teratur minum obat setelah dilakukan home visit oleh perawat. Namun tekanan darah klien masih fluktuatif walaupun telah mengkonsumsi obat secara teratur. Hal ini mendorong perawat memberikan terapi tambahan seperti terapi non farmakologis dengan cincau. Karena rasa cincau yang enak serta harganya murah sehingga diharapkan klien dapat mengaplikasikannya secara mandiri. dengan adanya kombinasi terapi dari farmakologis dan non farmakologis dengan cincau diharapkan dapat memberikan pengontrolan darah secara optimal, sehingga komplikasi hipertensi seperti masalah telinga klien dapat teratasi dan tidak berkembang menjadi masalah yang serius.
B. Pernyataan masalah
-
Dalam jurnal
-
Apakah terdapat pengaruh pemberian cincau untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
-
Dalam lansia binaan
-
Apakah penggunaan cincau bersama dengan obat hipertensi oral selama 1 minggu dapat menurunkan dan mengontrol tekan darah klien dalam batas normal ( tidak lebih dari 120/90 mmHg).
C. Tujuan telaah hasil penelitian: Tujuan umum:
-
Mengetahui pengaruh pemberian cincau untuk menurunkan tekanan darah pada klien (Ny. C)
Tujuan khusus -
Mengidentifikasi Mengidentifikasi tekanan tekanan darah Ny C dengan dengan penggunaan penggunaan obat hipertensi hipertensi oral
-
Mengidentifikasi Mengidentif ikasi kepatuhan minum obat Ny C
-
Mengidentifikasi Mengidentif ikasi tekanan darah Ny C dengan kombinasi penggunaan obat hipertensi oral dan cincau
-
Mengidentifikasi Mengidentifikasi kepatuhan minum obat dan konsumsi cincau pada Ny C
D. Telaah hasil penelitian
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment . Hal ini dirasa tepat
karena metode quasi eksperiment digunakan pada penelitian yang tidak dapat dilakukan pengontrolan yang ketat pada semua aspek yang mempengaruhi variabel penelitian (Danim, 2003). Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group desain. Desain ini sesuai digunakan karena peneliti ingin mengungkapkan hubungan sebab akibat tanpa melibatkan kelompok kontrol (Nursalam, 2008). Kriteria pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut: Criteria inklusi:
-
Kriteria inklusi
-
Berusia diatas 45 tahun
-
Td sistolik 140/90 mmhg dan td t d diastolik 190/110 mmhg,
-
Bersedia menjadi responden
Dari kriteria inklusi tersebut didapatkan 22 lansia yang bersedia menjadi responden dari 83 orang. Namun berdasar keterangan dalam pembahasan diketahui bahwa jenis kelamin perempuan juga bagian dari inklusi. Karena penelitisengaja mengambil sampel seluruhnya perempuan untuk meminimalkan faktor perancu. Teknik sampling simple random sampling juga dirasa kurang sesuai, karena peneliti juga menerapkan berbagai syarat untuk menjadi responden seperti TD, usia dan jenis kelamin sehingga purposive sampling dirasa lebih sesuai.
Simple random sampling sesuai untuk digunakan peneliti dalam menentukan kelompok kontrol dan eksperimen dari 22 responden tersebut. Analisa data menggunakan paired sample t-test. Paired-Sample T-Test sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini karena dapat mengetahui rata-rata dan korelasi antara pre-test dan post-test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak, sehingga dapat diketahui apakah terdapat pengaruh cincau pada penurunan tekanan darah klien (Hinton, 2004).
Cara Penelitian Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen. Untuk kelompok kontrol tidak diketahui perlakuan apa yang diberikan, sedangkan kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan memberikan cincau untuk menurunkan tekanan darah. Namun tidak dijelaskan secara pasti prosedur pembuatan cincau dan berupa apa cincau yang diberikan, apakah berupa ekstrak atau jely ataupun bentuk lainnya. Serta tidak diungkapkan juga sebesar apa dosis yang diberikan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Sedangkan Kompas (2010) menyebutkan bahwa penelitian khasiat cincau untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi pernah dilakukan di tahun 1966 oleh Prof. Dr. Sardjito, Dr. Rajiman dan Dr. Bambang Suwitho dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada penelitian itu pasien diberi daun cincau segar sebanyak 5 gram yang digerus dengan 150 cc air matang kemudian diperas. Air perasan itu diberikan kepada pasien untuk diminum dua kali sehari. Uji coba itu dilakukan kepada pasien tekanan darah tinggi dengan usia di atas 40 tahun. Hasilnya pasien mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan. Seorang pasien usia 70 tahun dan tekanan darahnya mencapai 215mmHg/ 120mmHg mengalami penurunan tekanan darah menjadi 160mmHg/ 100mmHg dalam satu bulan setelah mengkonsumsi cincau. Keluhan pusing, sering lelah dan jalan sempoyongan sempoyongan hilang dan berat badan turun. Selain itu cincau hijau untuk hipertensi juga dapat dibuat dengan 20 helai daun cincau hijau lalu dicuci bersih. Remas-remas lalu beri 1 gelas air minum dingin lalu saring dengan kain.
Tambahkan jeruk nipis sesuai selera. Biarkan di tempat dingin sampai menjadi agar-agar. Taruh di dalam gelas dan beri madu, atau sirup atau gula aren cair yang sudah dimasak dengan pandan lali diminum.
Pengukuran variabel dependen dengan: Pengukuran variabel dependen pada penelitian ini menggunakan tensimeter
dan stetoskop. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan TD yang terjadi pada lansia setelah diberikan cincau untuk mengontrol tekanan darah. sehingga dapat diketahui apakah terdapat pengaruh penurunan tekanan darah lansia dengan hipertensi setelah pemberian cincau.
Hasil penelitian:
-
Sebelum diberikan perlakuan pada kelompok kontrol tekanan darah sistolik rata-rata 163.64 mmHg dengan tekanan darah sistolik terendah 150 mmHg dan tertinggi 180 mmHg. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik mempunyai rata-rata 96.36 mmHg dengan tekanan darah diastolik terendah 80 mmHg dan tertinggi 110 mmHg. Pada kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan tekanan darah sistolik rata-rata 170.00 mmHg dengan tekanan darah sistolik terendah 150 mmHg dan tertinggi 190 mmHg. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik mempunyai rata-rata 100.00 mmHg dengan tekanan darah diastolik terendah 90 mmHg dan tertinggi 110 mmHg.
-
Perbedaan tekanan darah setelah diberikan perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen terlihat jelas yakni perbedaan mean kelompok kontrol dan eksperimen setelah pemberian cincau adalah 20,91 mmHg untuk sistolik dan 8,64 mmHg untuk diastolik. Dengan rata-rata kelompok kontrol 160,91 mmHg untuk sistolik dan 94,55 mmHg untuk diastolik. Sedangkan untuk kelompok eksperimen 140,00 mmHg untuk sistolik dan 85,91mmHg untuk diastolik.
-
Hasil analisis dengan uji statistic paired sample t test didapatkan hasil p value sebesar 0.00 hal ini menunjukkan memang terdapat pengaruh pemberian cincau terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Pembahasan Dalam pembahasan peneliti hanya menyebutkan bahwa cincau hijau
mempunyai
flavanoid
yang
berfungsi
menghambat
ACE
sehingga
dapat
mengontrol tekanan darah. Didalam jurnal juga hanya terdapat satu sumber yaitu Trubus, hal ini sebenarnya menjadi kelemahan jurnal karena data yang dipaparkan kurang dapat memperkuat penelitian.
Flavonoid, disebut juga bioflavonoid, memberikan warna cerah pada buahbuahan dan sayuran. Zat kimia rumit ini yang membuat jeruk, paprika, dan berry memiliki warna-warna yang sangat menarik. Selain membuat warna dan rasa yang menarik bagi buah dan sayuran, flavonoid juga memberikan perlindungan antioksidan bagi yang memakannya (Widjono, Sri Harsodjo, 2003). Flavonoid merupakan bagian dari keluarga yang jauh lebih besar dari zat tumbuhan yang disebut phytochemical. Sejauh ini, para ilmuwan telah menemukan lebih dari 4.000 fitokimia berbeda dalam tanaman. Lebih dari 600 adalah flavonoid atau karotenoid, karotenoid, dan sekitar 50 sampai 60 jenis zat itu akan tetap aktif setelah dikonsumsi dan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Sebagian besar flavonoid merupakan antioksidan yang sangat bermanfaat, ada yang memiliki kemampuan mengurangi pembengkakan, nyeri, dan reaksi alergi, bahkan sebagian dapat membantu anda melawan virus (Widjono, Sri Harsodjo, 2003). Dari berbagai jenigs flavanoid cincau hijau salah satunya mengandung quercetin. Quercetin merupakan flavonoid yang mempunyai berbagai aktivitas farmakologi, antara lain sebagai anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-mutagenik, antikanker, anti-viral, anti-bakteri, dan anti-hipertensi (Widjono, Sri Harsodjo, 2003).
Implikasi terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi Pohon cincau (Cyclea barbata) adalah tanaman merambat dari famili
Menispermaceae. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan nama Camcauh, Juju, Tarawalu, Tahulu, Kepleng, dan lain-lain. Meski cincau lebih dikenal sebagai salah satu bahan dalam minuman dingin atau es campur, ternyata agar yang berasal dari daun cincau itu mengandung manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan tubuh (LIPI, 2009). Dalam jurnal dijelaskan bahwa cincau hijau mengandung flavanoid yang dapat menurunkan aktivitas ACE ( Angiotensin Converting Enzym ) sehingga dapat menurunkan kadar angiotensin II yang memberikan hasil akhir terkontrolnya tekanan darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardjito dalam Prakoso (2008) yang menyebutkan bahwa cincau hijau telah diteliti mengandung karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida dan lemak. Kalsium, fosfor, vitamin A dan B juga ditemukan dalam daun cincau hijau. Kandungan-kandungan ini memungkinkan cincau hijau dimanfaatkan sebagai bahan pembuat obat-obatan, di samping digunakan sebagai minuman penyegar. Flavanoid terbukti dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam-macam bioaktifitas seperti antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral,
antidiabetes,
antidepressant,
diuretic
(peluruh),
dan
lain-lain
(Wijayakusuma, 1992). Senyawa flavonoid mempunyai ikatan gula yang disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai gula dan sangat mudah terhidrolisis terhidrolisis atau mudah lepas dari gugus gulanya. Flavonoid merupakan antioksidan yang potensial untuk mencegah pembentukan radikal bebas. Senyawa tersebut mempunyai sifat anti bakteri dan anti viral (Tobing, 1989). Dosis dan cara pembuatan cincau untuk hipertensi pernah diteliti oleh LIPI (2009) dan didapatkan hasil sebagai berikut: 1.
Bahan: daun cincau secukupnya (5 gr)
2.
Cara membuat : daun cincau diremas-remas, dengan air matang, disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar, kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.
5 gr daun cincau dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu
direndam dengan air matang lalu diremas-remas
Disaring
dan
dibiarkan
beberapa saat
setelah menjadi agar-agar dapat
ditambahkan
gula atau santan
3.
Cara menggunakan : dimakan biasa
WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit terutama penyakit kronis, penyakit degeneratif, dan kanker. Hal ini mendorong perawat untuk terus mengembangkan dan mengaplikasikan terapi non farmakologis khususnya pada hipertensi. Namun, bukan berarti terapi non farmakologis digunakan untuk mengantikan terapi farmakologis melainkan sebagai penunjang terapi farmakologis untuk mendapatkan hasil maksimal. Penulis
untuk
pengaplikasian
pada
pasien
kelolaan
gerontik
akan
mengaplikasikan dengan menggunakan cincau hijau berbentuk jely yang akan dikonsumsi satu kali sehari dan akan diterapkan selama 1 minggu. Konsumsi cincau ini juga tidak akan merubah konsumsi obat klien berupa captopril sebanyak 3xsehari dikarenakan tekanan darah klien masih fluktuatif. Sehingga diharapkan akan terjadi pengontrolan tekanan darah yang optimal dan k edepannya klien atau lansia dengan hipertensi secara umum dapat mengkombinasikan terapi farmakologis dengan non farmakologis seperti cincau ini.
E. Kesimpulan dan Saran Adanya perubahan tekanan darah pada responden penelitian setelah pemberian cincau. Hal ini menunjukkan potensi cincau untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Saran:
Kelemahan:
-
Penulis tidak membahas tentang berapa besar dosis yang harus diberikan pada pasien hipertensi untuk mendapatkan efek terapeutik yang dapat menurunkan tekanan darah. darah. Penulis Penulis hanya hanya menyebutkan menyebutkan
5 gram daun
cincau tanpa menjelaskan lebih jauh cara membuatnya dan hasil akhirnya berupa ekstrak atau jely atau lainnya.
-
Tidak jelasnya juga perlakuan apa yang diberikan pada kelompok kontrol, apakah dibiarkan tanpa perlakuan atau diberikan perlakuan dengan obat hipertensi ataupun lainnya. Sehingga tidak dapat diketahui apakah kondisi kelompok kontrol dan eksperimen seimbang atau tidak.
Kelebihan: -
Kriteria inklusi sudah dipaparkan secara jelas
-
Jurnal memberi memberi gambaran gambaran potensi potensi terapi terapi non farmakologis baru untuk untuk mengatasi hipertensi dengan bahan yang mudah dan murah dan mudah diaplikasikan
F. Referensi: Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC Hinton, Perry. 2004. SPSS Explained . New York: Routledge Inc.
Cincau Hijau Kendalikan Hipertensi . Kompas. 2010. http://kesehatan.kompas.com/read/20 http://kesehatan.ko mpas.com/read/2010/01/01/22 10/01/01/22333718/cinca 333718/cincau.hijau.kenda u.hijau.kendalik lik an.hipertensi.. diakses tanggal 25 Juni 2012 an.hipertensi LIPI. 2009. Pengobatan Alternatif Hipertensi dengan Tanaman Obat. Badan Informasi Teknologi LIPI (Pangan&Kesehatan). www.bit.lipi.go.id/pangankesehatan/documents/artikel_h kesehatan/docu ments/artikel_hipertensi/tana ipertensi/tanaman_obat.pdf man_obat.pdf . diakses tanggal 25 Juni 2012 L.Tobing.M.Sc,Rangke.1989.Kimia Bahan Alam .Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Nursalam. 2008. Konsep ddan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika Prakoso, 2008 Cincau Hijau - Kendalikan Tekanan Darah Tinggi tersedia pada http://sehatherbal.blogspot.com/20 http://sehatherbal .blogspot.com/2008/06/cincau-h 08/06/cincau-hijau-kendali ijau-kendalikan kan tekanandarah.html)). diakses tanggal 25 Juni 2012 tekanandarah.html Widjono, S. Harsodjo. 2003. Identifikasi dan Isolasi Favaanoid pada Ddaun Katu. Makara, Sains, vol. 7, no. 2. Wijayakusuma, Wijayakusuma, M. Hembing .1992. Tanaman Berkhasiat Berkhasiat Obat di Indonesia . Jakarta: Pustaka Kartini.