Metoda Prestressing • Metoda toda kim kimiaw iawi (mengg enggun unak aka an expa xpansiv nsive e agent • Metoda toda fis fisik (men menggun ggunak akan an panas nas denga engan n memanfaatkan perbedaan antara koe koefisi fisie en muai baja dan beton eton)) • Metoda mekanis jacking)
(menggunakan
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
gaya
2
1
Metoda Pemberian Prategang
Metoda Pretension
Metoda Post-Tension
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
3
Metoda Pretension (Pratarik ) • Tendon prategang ditarik sebelum pengecoran beton • Transfer prategang terjadi melalui kontak antara tendon yang diputus dan beton disekelilingnya setelah beton mengeras (jadi tidak memerlukan angkur) • Layout tendon terbatas berbentuk linear • Umum dilakukan pada produksi beton pracetak prategang • Jenis tendon yang umum digunakan adalah strand atau kawat tunggal Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
4
2
Sistem Pratarik dengan Tendon Eksentrik dan Lurus Abutment kaku untuk menahan gaya prategang
Prosedur konstruksi:
• Buat abutment ujung yang kaku • Pasang dan tarik tendon • Cor beton, dan rawat hingga mengeras • Release, potong, ratakan ujung tendon
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
5
Sistem Pratarik
Pretensioning Bed
Abutment
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
6
3
Metoda Post-tension (Pascatarik ) • Tendon prategang ditarik setelah beton mengeras • Transfer prategang terjadi melalui kontak antara angkur dan beton penumpunya (memerlukan sistem angkur) • Layout tendon dapat dibuat fleksibel (menyesuaikan dengan bentuk bidang momen). Umumnya berbentuk parabola. • Memerlukan ducting (selongsong) tendon Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
7
Sistem Pasca Tarik dengan Tendon Konsentrik Angkur mati
duct
Angkur hidup jack
tendon
Prosedur Konstruksi:
• Buat balok, termasuk duct dan tendon • Jacking terhadap angkur hidup • Kunci • Lepaskan jack, ratakan tendon • Grouting untuk pengisian duct • Bongkar perancah
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
8
4
Sistem Pasca Tarik dengan Tendon Eksentrik eksentrisitas tendon e
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
9
Sistem Pasca Tarik dengan Tendon Eksentrik dan Parabola Angkur Mati
Duct dan tendon
Angkur Hidup
Eksentrisitas tendon bervariasi untuk menyesuaikan terhadap momen lentur yang bekerja
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
10
5
Jenis Tendon Prategang
Batang Tunggal
Multi strand
Tendon multi-wire
Strand 7 kawat
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
11
Selongsong (Duct ) Tendon
Diisi dengan grout
Tube plastik
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
Gemuk
Strand
12
6
Layout Tendon Segitiga/ Trapesium ( pada sistem pratarik )
Layout Tendon pada Sistem Pratarik
Alat pengatur posisi tendon Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
13
Mengurangi Efek Prategang di Ujung Balok pada Layout Tendon yang Lurus Bila digunakan layout tendon yang lurus (gambar), dapat terjadi gaya tarik yang besar di permukaan atas balok di daerah tumpuan. Dengan membuat beberapa tendon menjadi “unbonded” (diberi selongsong) khususnya di daerah ujung-ujung balok dapat mengurangi gaya tarik yang besar tersebut.
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
14
7
Layout Tendon Parabola ( pada sistem pascatarik )
Bentang Tunggal
Multi Span Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
15
Geometri Segmen Parabola pada Layout Tendon
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
16
8
Kompatibilitas Slope Segmen- segmen Parabola Agar parabola 2 dan 3 kompatibel, kemiringan parabola di titik belok harus sama, sehingga:
2(e1 + e 2 − h 2) (λ − β )l
h2 =
Kemiringan parabola 2 dan 3 di titik belok:
slope =
β λ
=
2h 2 β l
(e1 + e 2)
2(e1 + e 2) λ l
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
17
Radius Minimum untuk Kelengkungan Tendon pada Layout Tendon Parabola
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
18
9
Jenis Sistem Angkur
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
19
Contoh Angkur Hidup untuk Multistrand (VSL)
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
20
10
Contoh Angkur Tengah (VSL)
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
21
Contoh Angkur Mati (VSL)
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
22
11
Contoh Angkur Mati (VSL)
Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212
23
Contoh Angkur Kopel (VSL)
24
12
Perilaku Mekanik Slip Angkur
- PP menghasilkan gaya pencengkram radial K - R >> R cos cosα : mulai terjadi pergeseran - Setelah pergeseran kondisi berikut terpenuhi K sin sinρ =K sin(ρ - α) =K sin( ρ =ρ +α - Nilai kemiringan kemiringan wedge tanα biasanya diambil berkisar antara 1/9 dan 1/12 - Friksi pada wedge hingga 0.10
μ
umumnya berkisar 0.08
25
Rammed Wedge
- Gaya ramming menghasilkan gaya wedge radial K=
(α+ρ )
- Nilai perlu P agar tidak slip req P >V*
tan(α+ρ ) = V* tanρ
(μ +tanα) μ
(1-μ tanα)
- Agar bersifat self-locking harus memenuhi kondisi berikut: ρ
> α or μ > tanα
- Kemiringan wedge yang sesuai adalah I/5 hingga 1/8 Perilaku Struktur Beton Prategang SI-5212