condensi nsing ng,, botto ottom mi c, dan binary ) Teknologi combine cycle PLTP Sarulla ( conde Teknologi combine cycle ini mengabsorb kembali sisa buangan uap panas bumi untuk diolah kembali menjadi tambahan kapasitas energi ene rgi listrik. Proses pengolahannya meliputi : 1. Pemisahan Uap Jenuh dari Sumber Sumur Produksi Campuran uap dan cairan dari sumur-sumur produksi dialirkan menggunakan sistem perpipaan menuju tangki pemisah yang berupa separation tank, dimana uap dan cairan akan dipisahkan. Uap yang terpisah kemudian akan dialirkan menuju ke cyclone separator yang digunakan untuk memisahkan antara uap dengan padatan yang masih terbawa. 2. Produksi Listrik Pada Direct Steam Power Plant Uap keluaran dari cyclone separator akan digunakan untuk memutar turbin yang sudah dihubungkan ke generator AC yang berfungsi untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. 3. Proses Pemompaan dan Pemanasan Pada Bottoming ORC Pada Bottoming ORC digunakan working fluids (isopentane) yang memiliki titik didih lebih rendah sebagai penggerak turbin kedua yang dialirkan melalui heat exchanger untuk menguapkan working fluid dan mengubah fase working fluids dari cair menjadi vapor. 4. Proses Produksi Listrik Pada Bottoming ORC Working fluids dalam fase vapor digunakan untuk menggerakkan turbin kedua yang langsung berhubungan dengan generator listrik AC, Working fluids vapor kemudian dialirkan menuju ke air cooled condensor untuk didinginkan sebelum dialirkan kembali ke pompa. 5. Proses Pemanasan dan Penguapan Working Fluids Pada Brine ORC Fluida panas yang berasal dari sepration tank disebut sebagai brine. Working fluids dilewatkan ke preheater terlebih dahulu, kemudian dilewatkan ke vaporizer untuk tahap kedua pemanasan. Dalam vaporize working fluid akan bertemu dengan brine yang kemudian akan megubah working fluid dari fase cair menjadi vapor. 6. Proses Produksi Listrik Pada Brine ORC Working fluids dalam fase vapor digunakan untuk menggerakkan turbin kedua yang langsung berhubungan dengan generator listrik AC, Working fluids kemudian dialirkan menuju ke recuperator, kemudian dialirkan ke air cooled condensor. Working fluids yang sudah didinginkan kembali menggunakan air cooled condensor berubah fase menjadi cair kembali. Kemudian dipompa menuju ke recuperator untuk dipanaskan menggunakan working fluids panas yang berasal dari turbin. Pemompaan bertujuan untuk menaikkan tekanan agar working fluids dapat menggerakkan turbin kembali. Working fluids yang sudah dipanaskan di recuperator akan dialirkan kembali ke preheater 7. Proses Injeksi Ulang Fluida
Kondensat yang berasal dari Bottoming ORC dan Brine ORC akan dicampurkan dan kemudian diinjeksikan ulang ke reservoir dengan melalui injection well Keuntungan : 1. Menggunakan teknologi combine cycle dapat menambah efisiensi PLTP yaitu dari uap sumur 65 megawatt (MW) dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas terpasang 110 MW sedangkan pada teknologi dengan 1 metode (condensing) untuk menghasilkan listrik 110 MW dibutuhkan uap dari sumur sebesar 130 MW. Perkembangan PLTP di Indonesia dibanding Filipina
Pengembangan panas bumi di Filipina berawal pada tahun 1967 sedangkan di indonesia pengembangan panas bumi dimulai pada tahun 1982, ditandai dengan didirikannya PLTP Kamojang yang terletak di Kab. Garut, Jawa Barat sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang pertama kali dibuat di Indonesia. PLTP sebagai fokus utama dalam elektrifikasi
kebutuhan listrik nasional akan meningkat antara 6-10% per tahun, Dengan memakai harga listrik panas bumi hasil studi JICA, sepanjang harga pasar batubara tidak lebih dari US$ 135 per ton, maka harga beli listrik batubara masih lebih rendah dari harga beli listrik panas bumi. Hal ini tentu menyisakan pertanyaan apakah harga batubara dapat bertahan di bawah harga tersebut dalam 30 tahun ke depan seiring dengan makin menipisnya cadangannya? Bagaimana dampaknya terhadap ketahanan dan swasembada energi nasional? - totalbiaya pembangkit listrik PLTU (batubara) adalah sen 17,7 sen US$/kwh, lebih mahal sebesar 5,8 sen US$ per kwh dibandingkan dengan panas bumi. - BPP (Biaya Pokok Penyediaan) PLN tahun 2009 adalah sebesar US$ 10 sen sedangkan harga tertinggi listrik panas bumi yang ditetapkan adalah US$ 9,7 sen. Seiring pengembangan PLTP maka BPP akan turun dan Harga beli panas bumi akan naik sehingga tidak meningkatkan biaya subsidi pemnerintah
-
Agar minat investor meningkat dalam mengembangkan energi bam terbarukan')l1aka dibutuhkan suatu insentif fiskal dan non-fiskal. Insentif fiskal misalnya beruJia pinjarnan modal dengan bunga rendah, pembebasan pajak dan sumber dana khusus. Sementara insentifnon fiskal dapat berupa kemudaban perijinan dan penyediaan informasi. Contoh bentuk insentif lainnya yaitu feed in tariff yang merupakan harga yang dibayarkan oleh perusabaan listrik negara ketika membeli listrik dari pembangkit listrikjenis energi terbamkan dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintab. investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. 20-50 persen dari total investasi di 2017 di sektor migas, listrik, dan smelter. realisasi investasi di sektor ESDM mencapai Rp 347,85 triliun atau setara dengan US$ 26,76 miliar. Realisasi investasi di sektor ESDM disumbang dari sektor ketenagalistrikan Rp 229,4 triliun
Simplifikasi perizinan Rencana revisi Permen ESDM tentang izin usaha bidang pertambangan mineral dan batu bara serta minyak dan gas bumi Pertama, sebelumnya kegiatan pengangkutan dan penjualan yang dilakukan secara terpisah dari kegiatan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) wajib memiliki IUP OP khusus Pengangkutan dan Penjualan Kedua, saat ini permohonan IUP OP khusus Pengolahan dan Pemurnian tidak lagi memerlukan Izin Prinsip dan sebagian persyaratan administratif, Ketiga, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang sebelumnya wajib dimiliki pelaku usaha jasa pertambangan non inti, sekarang tidak diperlukan lagi. Keempat, integrasi 7 izin dan rekomendasi dalam Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) sebagai rekomendasi dalam pengurusan perizinan di instansi lainnya. Kelima, penyederhanaan tahapan kegiatan Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) menjadi 2 tahap saja (Eksplorasi dan Operasi Produksi)