LAPORAN TETAP TETAP
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK TEKNIK PENGGUNAAN LABU UKUR/TAKAR DAN BURET
Anggraini 05031281520060
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN URUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN !AKULTAS PERTANIAN UNI"ERSITA UNI"ERSI TAS S SRI#IA$ SRI#I A$A A 2016
BAB 1 PENDAHULUAN
1%1%
La&ar B'(a)ang Pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan praktek yang
beragam dan cocok dalam pemakaian metode praktek laboratorium. Karena sebelum mulai melakukan praktik di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan di laboratorium (Tanti, 2015. !uret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat kran pada bagian ba"ahnya. !uret terbuat dari jenis gelas soda, borosilikat, amber, mempunyai kapasitas 1 sampai dengan 100 m#. dengan pembagian skala 0,01 sampai dengan 0,2 m#. $a digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. !uret sangatlah akurat, buret kelas % memiliki akurasi sampai dengan & 0,05 cm '. !uret biasanya digunakan untuk memberikan sejumlah olume larutan dengan teliti pada proses titrasi ()ri, 201'. #abu ukur atau yang sering disebut sebagai olumetric *lask merupakan sebuah alat laboratorium yang berbentuk bulat di bagian ba"ah dengan leher yang panjang. !entuknya mirip buah labu yang bertangkai panjang. #abu ukur umumnya mempunyai kapasitas antara 5 m# sampai dengan 5 #. +alam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, terkadang sebuah bahan yang akan dianalisa terlalu pekat dan perlu diencerkan terlebih dahulu. +an untuk itu diperlukan "adah seperti labu ukur yang dapat membantu kita melakukan pengenceran bahan tanpa perlu bersusah payah mencari "adah yang tepat dengan skala ukurannya. ulut labu yang bersekrup ber*ungsi untuk menampung penutup bersekrup yang biasanya terbuat dari plastik dengan ukuran yang sesuai dengan lebar mulut labu (Taher, 2012.
1%2% T*+*an Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui teknik penggunaan
dari labu ukur atau labu takar dan buret.
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
3%1% #a)&* ,an T'-.a&
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2- ebruari 201-, pada pukul 1'.'0 /$! sampai dengan selesai di laboratorium Kimia asil Pertanian (KP, Teknologi asil Pertanian, akultas Pertanian, niersitas )ri"ijaya.
3%2% A(a& ,an Baan
%lat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah 1 !eaker glass, 2 !uret, ' #abu ukur, 3 4eraca analitik, 5 Pipet tetes, - )patula. !ahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1 %uadest, 2 4a6l.
3%3% ara K'r+a
6ara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut 1. +osen atau asisten akan memperagakan cara penggunaan labu ukur dan buret, diharapkan praktikan memperhatikan. +engan menggunakan auadest, saudara • •
diminta
untuk
berlatih
menggunakan labu ukur. %pabila saudara terlalu banyak mengisikan cairan ke dalam labu ukur sampai mele"ati garis tanda, jangan biasakan untuk membuang cairan dari dalam labu ukur tersebut. engulangi dari a"al lagi merupakan
•
tindakan yang harus saudara lakukan. !erlatihlah dalam menggunakan buret dan juga cara titrasi yang benar. 7oyangkan erlenmeyer dengan pelan menggunakan tangan kiri dan putar
kran buret dengan menggunakan tangan kanan. 2. !uatlah larutan 4a6l 58 sebanyak 100 m# dengan menggunakan labu ukur, apabila saudara sudah terampil dalam menggunakan labu ukur. '. Pada manual ini, tulis tahap9tahap saudara membuat larutan 4a6l 58 sebanyak 100 m#. )ebutkan bejana apa saja yang digunakan untuk menimbang, mengaduk, dan sebagainya.
BAB 2 TINAUAN PUSTAKA
%lat ukur olume adalah yang digunakan unutk menghitung olume cairan dalam suatu ruang tertentu. %lat ukur olume yang sederhana yang biasanya digunakan dalam laboratorium kimia contohnya buret dan labu ukur. !uret merupakan alat yang mempunyai kapasitas 1 sampai 100 m# dengan bahan pembuatannya adalah jenis gelas soda, borosilikat, amber. #abu ukur atau disebut juga labu takar mempunyai kapasitas olume 5 sampai 2000 m#. labu ukur terbuat dari jenis gelas borosilikat (%prilia, 2013.
2%1% B*r'&
)ebuah buret digunakan untuk memberikan larutan tepat9terukur, olume ariable. !uret digunakan terutama untuk titrasi, untuk memberikan salah satu reaktan sampai titik akhir reaksi atau titik ekuialen tercapai. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. !ahkan ketebalan garis ukur juga mempengaruhi. !agian ba"ah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. an*aat buret antara lain adalah untuk meneteskan sejumlah :eagan cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. )ebagai alat ukur olume kuantitati* ($cal, 2015. !uret dapat dibedakan menjadi beberapa macam !erdasarkan ukurannya buret dibagi menjadi beberapa macam yaitu buret makro yaitu buret yang kapasitasnya 50 ml dan skala terkecilnya sampai 0.10 ml. !uret semimikro mempunyai olume 25 ml dengan skala terkecil sampai 0.050 ml. !uret makro mempunyai olume 10 ml. )kala terkecilnya adalah 0.020 ml (4gurah, 2012. !uret berdasarkan jenisnya ada 2 yaitu buret yang tidak memiliki alat bantu (Polos. !uret schellbach, yaitu buret dinding dalam bagian belakangnya dilengkapi dengan garis biru diatas dasar putih. )elain itu buret juga dibagi berdasakan tingkat ketelitianya yaitu buret kelas %, mempunyai ketelitian tinggi dan umumnya digunakan dalam penelitian. ;ang kedua adalah buret kelas !, mempunyai ketelitian lebih rendah dari buret kelas % dan biasanya hanya digunakan pada kegiatan pendidikan dan pelatihan yang tidak memerlukan tingkat ketelitain yang akurat. !uret harus dibilas dengan cairan yang sama dengan yang dipakai dalam buret. 7elembung udara di ujung kran harus dihilangkan dengan
membuka kran buret dan alirkan cairan sedikit dari dalam buret sampai tidak ada gelembung di ujung buret (%prilia, 2013.
2%2% La* U)*r
#abu ukur digunakan untuk mengencerkan dan mempersiapkan larutan standar. !anyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan sehingga harus diencerkan terlebih dahulu. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan olume akhir yang lebih besar. )elama proses ini, jumla mol larutan tetap, dan hanya olumenya yang bertambah. 6ara mengencerkan larutan dengan menggunakan labu ukur adalah sebagai berikut
BAB HASIL DAN PEMBAHASAN
%1% Hai(
asil dari praktikum ini adalah sebagai berikut 6ara9cara membuat larutan 4a6l 58 sebanyak 100 m#. 1. Timbang larutan 4a6l 58 menggunakan neraca analitik. 2. #arutkan 4a6l dalam beaker glass dengan cara diaduk dengan menggunakan spatula. '. )etelah larut masukkan ke dalam labu ukur 100 m#, kemudian tambahkan 3. 5. -. >.
auadest ke dalam beaker glass untuk mengambil sisa9sisa 4a6l. Tambahkan auadest ke dalam labu ukur sampai batas meniskus. Tutup labu ukur dengan tutup labu. omogenkan dengan cara gojok labu ukur secara perlahan dan searah. %mati dan lakukan pengamatan.
%2% P'-aaan
Pengenceran adalah salah satu hal penting dalam melakukan percobaan. Kita akan dihadapkan dengan berbagai jenis bahan yang kadar kepekatannya tinggi dan bahan tersebut tidak mungkin akan langsung kita gunakan dalam keadaan pekat. Kita diharuskan untuk melakukan pengenceran terlebih dahulu. Pengenceran merupakan suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senya"a dengan
jalan menambahkan pelarut yang bersi*at netral, pada percobaan ini kita menggunakan auadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senya"a akan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senya"a yang dilarutkan atau diencerkan. Pengenceran dapat juga diartikan sebagai pencampuran yang mempunyai si*at homogen antara
sampai garis tanda. Titik meniskus dari larutan akan sangat berpengaruh dalam proses pembuatan larutan, meniskus pada auadest merupakan meniskus cekung jadi yang kita lihat adalah garis cekungan dari auadest yang mencapai garis batas dileher labu ukur. =ika larutan tersebut kelebihan ataupun kekurangan maka tidak akan didapatkan hasil konsentrasi seperti yang diinginkan. al ini juga berpengaruh pada saat kita akan membuat larutan lain dari hasil konsentrasi larutan yang telah kita buat. )aat auadest yang di masukkan ke dalam labu ukur kelebihan kita tidak boleh mengurangi jumlah larutan yang ada didalam labu ukur karena larutan di dalam labu ukur sudah bercampur dengan bahan lain yang akan diencerkan. =adi bukan auadest saja yang akan terbuang jika kita mengurangi langsung dari labu ukur tersebut. al yang harus kita lakukan adalah mengulangi percobaan dari a"al lagi agar didapat hasil yang akurat. !egitu juga saat kita sudah menggojok larutan tapi larutan tersebut ternyata kurang dari garis batas dari labu ukur, kita tidak boleh menambahkan auadest lagi ke dalam larutan karena akan mempengaruhi pengenceran larutan tersebut. Percobaan yang kami lakukan berhasil karena beberapa *aktor yaitu ketelitian dari orang yang menggunakan labu ukur dan memasukkan larutan. =uga penggunaan pipet tetes, ketika auadest yang dimasukkan ke dalam labu ukur sedikit lagi akan sampai pada tanda batas maka gunakan pipet tetes unutk menambah olume larutan sampai pada batas. =ika kita tidak menggunakan pipet tetes maka kemungkinan auadest yang dimasukkan akan mengalami kelebihan atau kekurangan. Pipet tetes digunakan untuk mengambil auadest yang telah dimasukkan ke dalam beaker glass sebelum dipindahkan ke labu ukur untuk menambah auadest dilabu ukur. Penggunaan pipet tetes dengan cara kita menempelkan ujung pipet ke dinding labu ukur agar tidak terjadi percikan ketika meneteskan auadest. =ika auadest memercik ke dinding labu ukur maka akan menambah olume larutan dan percobaan akan mengalami kegagalan.
BAB 5 KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah 1. #abu ukur dapat kita pakai untuk proses pengenceran suatu larutan pekat.
2. )aat melakukan pengenceran kita harus teliti agar pengenceran yang dilakukan dapat berhasil. '. 4eraca analitik digunakan untuk menimbang bahan dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan juga mudah digunakan. 3. ntuk mengisi cairan ke dalam buret, buret harus diturunkan dari stati* ketika posisi kita berada diba"ah atau lebih rendah dari buret. 5. Kita tidak boleh mengurangi cairan secara langsung dari labu ukur karena akan mempengaruhi hasil percobaan. )ebaiknya kita mengulangi dari a"al jika cairan melebihi garis batas labu ukur.
DA!TAR PUSTAKA
%prilia, itri. 2013. Alat Gelas Laboratorium. (online https??""".scribd.com ?doc ? 2'1@1-'31 ? %#%T9 7A#%)9 #%!B:%TB:$ . diakses pada tanggal 2> ebruari 201-. %rdiansyah, itra. 2012. Labu Ukur . (online https?? """.scribd.com? doc? @C3-0133?#abu9ukur. diakses pada tanggal 2> ebruari 201-.
$cal, uhammad. 2015. Buret. (online https??""".scribd.com? doc? 2C'2503>3 ?buret. diakses pada tanggal 2@ ebruari 201-. 4gurah, )ujan. 2012. Sterilisasi Buret . (online https ??""".scribd.com? doc? 111'31C'0?sterilisasi9buret. diakses pada tanggal 2> ebruari 201-. )ri, +yah. 201'. Implementasi Pemanfaatan Indikator Alami untuk Praktikum Kimia Materi Pokok Asam Basa sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan Pemahaman Konsep Peserta idik Kelas !I Ipa MA Al"Mutta#ien Pan$asila Sakti Kabupaten Klaten% &a'a (engah. =urnal Pendidikan Kimia. al. 395. (online. http??digilib.uin9suka.ac.id?@313?1?!%!820$8 26820D826820+%T%: 820P)T%K%.pd*. diakses pada tanggal 2C ebruari 201-. Taher, Tarmi