TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA ASEPTIK I. TUJUAN 1.1 T.I.U - Agar mahasiswa dapat memahami atau mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba secara aseptik. - Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti prinsip pemindahan biakan mikroba secara aseptik. 1.2 T.I.K - Agar mahasiswa menguasai teknik pemindahan biakan saccharomyces cereviceae dan aspergillus niger dari satu medium ke medium yang lain. II. DASAR TEORI 2.1 Pemindahan biakan secara aseptik Pemindahan biakan yang akan digunakan sesteril mungkin. Biakan murni yaitu keturunan-keturunan dari suatu sel tunggal. Isolasi biakan murni dengan berbagai pengecualian dilakukan di atas atau di dalam media biakan padat. Pelaksanaannya dimulai dengan memisahkan suatu sel tertentu dari populasi sel dan memerlukan bahwa koloni yang tumbuh dari sel ini tetap terpisah dari sel-selnya atau koloni-koloni lain. ( Reff : Hans G S , 213 – 216 ) 2.2 Pemilihan medium biakan bagi pertumbuhan a. Medium pembiakan kompleks. Untuk banyaknya mikroorganisme bertuntutan tinggi belum dikenal
benar
bahan-bahan
makanan
yang
diperlukan.
Orang
membiakannya dalam larutan biak yang mengandung ekstrak ragi, otolisat ragi, pepton / ekstrak daging. Untuk beberapa kelompok
organisme lain lazim juga digunakan : rempah-rempah, dekak rumput kering, sari prem, sari wortel, santan, dan endapan klorofil, juga sari perasan kotoran kuda. Mengingat biaya, larutan-larutan biak tidak dibentuk dari senyawa-senyawa murni tapi dengan harga murah. ( Reff : Hans G S , 205 - 206 ) b. Medium pembiakan padat. Untuk membuat medium ini pada larutan biakan cair ditambahkan bahan pemadat yang berisi konsisten seperti selai pada larutan cair. Bahan pemadat yang ideal adalah agar, dimana agar adalah polisakarida dengan susunan kompleks dan serabut kuat berasal dari ganggang laut. Kelebihan : -
digunakan sebagai pembeku suatu bahan untuk media
-
hancur dalam air.
-
agar membentuk gel pada suhu dibawah suhu 40oC. ( Reff : Hans G S , 205 – 206 )
2.3 Metode pemindahan biakan Dalam biakan cair mikroba menunjukkan penimbuhan sendiri bila pertumbuhan mikroorganisme menumpuk didasar tabung akan terlihat sedimen. Sebaliknya, jika tumbuh di permukaan akan terlihat seperti folikol berupa lapisan tipis. Ada 3 macam cara pemindahan biakan : a. Metode penggoresan agar
Goresan T
Goresan kodran
Goresan Zig-zag
Goresan radium
Goresan sinar
b. Metode agar miring Medium cair digunakan pada isolasi dengan cara-cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat ditentukan sel saja dalam tabung. c. Metode agar sebar Identifikasi biakan mikroorganisme saling memerlukan metode ini tanpa pemindahan tercemar. Pemindahan biakan ini dilakukan dengan cara teknik aseptik. Untuk memberikan kemurnian
biakan
selama
pemindahan
berulang-ulang,
mikroorganisme dapat dilakukan dalam biakan cair / padat. ( Reff : Bibiana W Lay, 37-46 ) 2.4 Pemindahan medium padat 1. Karakteristik Pembiakan organisme dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi organisme. Zat hara digunakan untuk pertumbuhan sintesis sel. Keperluan energi dalam metabolisme pergerakan media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat, semi padat, cair. Jadi dalam pemilihan medium ini digunakan medium padat yang diperoleh dengan penambahan agar-agar. 2. Kelebihannya Agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan untuk mikroba organisme dan dapat membeku pada suhu dibawah 45oC. selain itu agar juga mengandung nutrien yang diperlukan bagi pertumbuhan mikroba.
# Nutrient mikroorganisme a. Makro nutrient 1. Kebutuhan nutrient pekat 2. Sumber karbon dan protein 3. Zat pelengkap ( belerang dalam nitrogen ) b. Mikro nutrient 1. Suhu 2. Atmosfer gas 3. Keasaman / kebasaan 4. Kadar air dan tekanan osmotik 5. Reproduksi bakteri ( Reff : Bibiana W Lay, 5) 2.5 Metode sterilisasi Sterilisasi adalah pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau pada stadium istirahatnya. Metode sterilisasi dibagi 2 yaitu : 1. Moist Heat ( Pemanasan secara basah ) a.Tekanan uap Tekanan uap jenuh merupakan cara yang paling praktis untuk sterilisasi. Tekanan uap membutuhkan suhu tinggi. b.Pasteurisasi Suhu, krem dan alkohol dibuat untuk dianalisa perlakuan panas membunuh bakteri tetapi tidak mematikan seluruh bakteri. 2. Dry Heat ( Pemanasan secara kering ) a. Sterilisasi Udara Panas Pada sistem ini sterilisasi tidak dianjurkan karena tekanan uap membuat kontak langsung dengan bakteri yang di sterilkan. b. Sterilisasi Pembakaran Pembakaran digunakan untuk perukan mikroorganisme mati, metode ini juga praktis dan juga bisa dilakukan di laboratorium.
( Reff : Michael J, 428 – 431 ) 2.6 Kondisi mikrobiologi Pertumbuhan
tidak
berlangsung
dengan
sempurna
dikarenakan medium yang digunakan kurang mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan untuk tumbuh suatu mikroorganisme. # Kondisi operasi yang tepat bagi pertumbuhan Aspergillus niger. -
suhu : 37oC – 40oC
-
PH : 3 – 7
-
Respon terhadap oksigen secara mikroaerofilila yaitu tumbuh terbang bila ada sedikit oksigen.
# Kondisi operasi yang tepat bagi pertumbuhan Saccharomyces cereviceae -
jenis golongan jamur ascomycotina
-
hidup pada kulit buah-buahan
-
suhu : 22oC – 30oC
-
PH : 3,8 – 5,6
-
Termasuk jamur pada jenis mikrofilik ( Reff : Michael J, 344 )
2.7Aspergillus niger Karakteristik Aspergillus Struktur dasar yang dimiliki Aspergillus adalah miselium dan spora. Miselium adalah kumpulan hifa ( protoplasma berbentuk benang ). Ada 2 tipe hifa, pertama hifa fertil yaitu yang mempunyai bentuk spora dan kedua hifa vegetatif yang fungsi utamanya menyerap makanan atau nutrisi dari substratnya. Miselium terdiri dari hifa yang bercabang dan bersekat, berwarna terang atau tak berwarna. Miseliumnya sebagian masuk dalam medium dan sebagian keluar. Sel kaki tumbuh batang konidiofor dan tumbuh tegak lurus. Aspek atau ujung atasnya membentuk visikel dengan membesar. Vesikel tersebut akan ditumbuhi
sterigmata primer dan sekunder. Sterigmata menghasilkan konidia. Konidia terbentuk oleh perpanjangan atau pembelahan sel sterikmata. Aspergillus niger menghasilkan asam-asam sitrat, asam galat dan asam glukomat. ( Reff : Mulyono Yudhoamijoyo, 39 – 41 ) 2.8 Saccharomyces cereviceae • Ciri khusus : -
bentuknya bulat, pendek, oval
-
Ukuran sol tiga hari pada 25oC pada aquo malt adalah ( 3 – 10 ) x ( 4,5 – 10 )
-
Metode reproduksi vegetatifnya adalah penyembulan atau multilatecal. ( Reff : Mulyono Yudhoamijoyo, 18 )
• Sifat fisis : -
ukurannya berbentuk oval atau bulat telur
-
tidak mempunyai flagel
-
berwarna putih kecoklatan
-
berdiameter 4 – 6
-
bekerja pada kondisi anaerob ( Reff : Mulyono Yudhoamijoyo, 26 )
• Sifat kimia -
pada peradianheksosa dan pentosa menjadi alkohol menjadi produk sampingan
-
dapat memfermentasikan gula menjadi etanol dan Cl2 ( Reff : Mulyono Yudhoamijoyo, 307 )
2.9 Unsur-unsur dalam media biak Komponen K2HPO4 NH4Cl MgSO4.7H2O Fe SO4.7H2O CaCl2.2H20 Glukosa Suhu Aw PH
Bakteri 0,5 gram 1,0 gram 0.2 gram 0.01 gram 0.1gram 10 gram 25oC 0,98oC 6,5 – 7,5
Jamur 0,3 gram 0.6 gram 0.1 gram 0.005 gram 0,005 gram 7 gram 25oC 0,65oC 4,5
Air
300 ml
300ml
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004, Buku Petunjuk Praktikum Dasar Bioproses PSD III Teknik Kimia. Undip Semarang
Bibiana, W. Lay, 1994, Analisa Mikroba di Laboratorium PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta J, Michael, 1979, Microbiology University of Rhode Island Schedel, Hans G, 1984, Alicemens Mikrobiology Gajah Mada University Pers, Yogyakarta Yudhoamijoyo, Mulyono, 1992, Teknologi Fermentasi Rajawali Pers, Jakarta