2
Salahudin,Abas.Bimbingan dan Konseling, Bandung:CV Pustaka Setia. .2010.hlm.224
M . Ramli Dkk. PERMENDIKBUT Asesmen Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Rektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.2016. hlm.4
IBID,hlm.4-5
IBID,hlm.44
IBID,hlm.51
IBID,hlm.22
IBID,hlm.38
TEKNIK NON TES BIMBINGAN DAN KONSELING
Understanding Individual of non-test techniques
GUIDANCE AND CONSELING
Lecturer: Dr. Esa Nur Wahyuni, M, Pd
By:
Firdausi Nur Harini (14140058)
Rahmatia Sudirman (14140106)
ISLAMIC ELEMENTARY EDUCATION DEPARTMENT
FACULTY OF TARBIYAH AND TEACHING TRAINING
STATE ISLAMIC UNIVERSITY MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
March, 2017
BAB I
PEMBUKAAN
Latar Belakang
Pengumpulan data merupakan suatu hal penting dalam penelitian-penelitian pada umumnya, maupun dalam bimbingan dan konseling. Konseling baru dapat di berikan dengan baik jika data mengeanai individu yang akan dibimbing telah diperoleh. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui berbagai metode yang dapat digunakan untuk memperoleh data didalam merealisasikan bimbingan dan konseling.
Pengumpulan data dapat menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang teknik non tes. Teknik ini merupakan ara pengumpulan data melalui berbagai cara yang mana peserta didik tidak harus mengerjakan atau mengisi pertannyaan tapi kegiatan ini dilakukan oleh kenselor/guru.
Rumusan Masalah
Bagaimana teknik evaluasi dalam bimbingan dan konseling?
Bagaiamana layanan penilaian teknik non tes?
Tujuan
Memahami tentang teknik evalauasi dalam bimbingan dan konseling.
Memahami tentang layanan penilaian teknik non tes.
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik-Teknik Evaluasi
Tes adalah suatu metode atau alat untuk melakukan penyelidikan menggunakan soal-soal, pernyataan-pernyataan atau tugas-tugas yang telah dipilih dengan seksama dan telah distandarisasikan.
Kegiatan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di seklah meliputi banyak aspek baik yang menyangkut SDM maupun instrumen pendukung kegiatan lainnya:
Lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah
Program kegiatan bimbingan
Personal dan ketenangaan
Fasilitas teknis dan fisik
Pengelolaan dan administrasi bimbingan
Pembiayaan
Partisipasi personal
Proses kegiatan
Akibat sampingan
Teknik Memahami Individu Teknik Nontes
Asesmen lingkungan dan diri diperlukan dalam program bimbingan dan konseling komprehensif. Kebutuhan data lingkungan dan diri berisi sejumlah data yang lengkap mengenai diri dan lingkungan konseli yang direkam/diases dengan teknik asesmen diri yaitu teknik non tes dan teknik tes. Rekaman data yang lengkap tentang diri konseli mencakup: identitas diri, keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, pengalaman dan lingkungan sosial, harapan dan cita-cita, hobi dan kebiasaan, serta masalah-masalah dan kebutuhan. Teknik asesmen dalam bimbingan dan konseling terdiri atas teknik non tes dan tes. Teknik non tes terdiri atas: (1) observasi, (2) self-report-angket, wawancara, otobiografi, (3) Sosiometri, (4) inventori Daftar Cek Masalah, dan (5) catatan kumulatif.
Teknik Observasi
Observasi adalah suatu teknik penilaian untuk mengumpulkan data tentang diri siswa yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui proses pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Dengan demikian dikatakan bahwa observasi sebagai suatu teknik penilain untuk mengumpulkan data adalah pengamatan yang mempunyai sifat yaitu (a) dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu, (2) direnanakan secara sistematis, (3) hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya, (4) dapat di validitas, reabilitas, dan ketelitiannya, (5) bersifat kuantitatif.
Teknik observasi sebagai salah satu teknik merekam data tingkah laku individu melalui proses pengamatan oleh orang lain baik langsung dan/atau tidak langsung dalam suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran observable behavior (Cartwright, 1984). Observasi lazim dikenal dengan proses pengamatan yang senantiasa melibatkan indera mata, telinga dan indera rasa dengan memperhatikan setting (tempat) tertentu, obyek tertentu, serta waktu tertentu. Observasi atau pengamatan bermanfaat untuk memahami diri konseli serta berguna bagi penyusunan program bimbingan dan konseling.
Hal yang perlu dperhatiakan oleh pengamat (observer) dal observasi ialah mencatat hanya apa yang nyata-nyat terjadi, dan tidak diampur adukkan dengan berbagai komentar atau penafsirannya sendiri terhadap perilaku siswa yang diamatinya. Juga dihindarkan adanya praduga atau prasangka pada diri pengamat dan terhadap subjek yang diamati.
Fungsi observasi
Dalam proses hubungan membantu (helping relationship) konselor (helper) bertatap muka dengan siswa (helpi). Dalam hubungan ini biasanya digunakan secara bersama-sama antara teknik observasi dan interviu. Informasi-informasi tentang diri siswa (helpi) didapatkan melalui interviu dengan helpi itu sendiri, atau dapat juga berdasarkan informasi yang diperoleh dari orang lainnya secara langsung mengenai diri helpi.
Informasi yang diungkapkan tidak saja berupa apa yang dikatakan adan apa yang dilakukannya, tetapi juga dari cara bagaimana mengungkapkannya secara mlakukannya.
Jadi dengan demikiandapat dikatakan bahwa fungsi dari observasi dalam kaitannya dengan hubungan membantu disamping untuk mendapatkan gambaran dan pengetahuan serta pemahaman mengenai diri helpi, juga berfusi untuk menopang dan melengkapi bahan-bahan yang diperoleh melalui interviu.
Jenis observasi
Pengelompokan jenis observasi menurut Marie Jodha dkk (1957),
Observasi partisipasi
Umumnya digunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Suatu observasi disebut oservasi partisipasi bila pengamat (observer) turt terlibat atau mengambil bagian dalam kehidupan yang diamati.
Observasi sistematik/kerangka
Sebelum mengadakan observasi terlebih dahulu dibuat kerangka tentang berbagai faktor dan ciri yang akan diamati.
Observasi eksperimental
Suatu observasi yang memiliki ciri: (a) situasi dibuat sedemikian rupasehingga pengamat tidak mengetahui maksud diadakannya observasi, (b) dibuat variasi situasi untuk menimbulkan perilaku tertentu, (c) observasi dihadapkan pada situasi yang seragam, (d) situasi ditimbulkan atau dibuat sengaja, (e) faktor-faktor yang tidak dinginkan pengaruhnnya dikontrol secermat mungkin, dan(f) segala reaksi dari yang diamati dicata dengan teliti dan cermat.
Persyaratan pengamat
Memiliki alat indera yang baik
Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang selalu dikembangakan secara kontinyu, melalui pengkajian teori dan teknik observasi.
Memiliki motivasi tinggi dan kesedian untuk melakukan observasi.
Memiliki pengetahuan sosial budaya-individu yang diamati.
Memperhatikan kondisi fisiknya (kesehatan).
Bersikap netral dan bebas dari segala prasangkan dan praduga serta tidak terlalu tergopo-gopo didalam mengambil atau menarik kesimpulan umum.
Menciptakan suasana penuh keakraban dan relasi yang baik dengan individu yang diamati.
Limitasi/keterbatasan observasi
Banyak hal yang dapat diungkapkan dengan observasi langsung, misalnnya kehidupan pribadi, dll
Apabila individu yang diobservas mengetahui dirinnya sedang diamati, mungkin sja dia akan berpura-pura.
Munculnya suatu peristiwa atau kejadian yang diamati tidak selalu dapat diramalkan, sehingga pengamat sulit sekali menentukan waktu yang paling tepat melakukan observasi, terutama jika pengamat menginginkan fakta observasi yang wajar.
Manfaat observasi:
untuk pemahaman individu/konseli, dengan rincian:
diperoleh data perilaku spontan secara natural,
diketahui intensitas perilaku secara detail, dan
diketahui penyebab munculnya perilaku.
Catatan Anekdot
Catatan anekdot populer disebut blangko observasi ialah catatan yang menggambarkan prilaku seseorang atau sekelompok orang dalam situasi apa adannya. Gambaran ini diambil secara sistematis dan diharapkan tidak bercampur baur dengan berbagai macam interpretasi. Walau dalam kenyataanya biasanya sering bercampur antar kejadian dan interpretasinya.
Suatu hal yang perlu diperhatiakan oleh seorang pengamat ialah hanya mencatat data-data yang menggambarkan apa yang terjadi (faktual), dan tidak mencampuradukan antara kejadian dengan komentar atau interpretasi observer terhadap perilaku tersebut.
Tipe catatan anekdot
Tipe deskriptif
Catatan anekdot yang menggambarkan perilaku yang terjadi tanpa dibarengi oleh komentar atau interpretasi observer.
Tipe Interpretatif
Tipe catatan anekdot yang menggambarkan perilaku nyata tapi disertai tafsiran atau interpretasi atau komentar observer. Atau dengan arti lain tipe ini dimaksudkan untuk menjelaskan kegiatan, perilaku atau sitiasi yang telah diamati oleh pengamat dengan didukung oleh fakta yang diamatai.
Tipe evaluatif
Tipe catatan anekdot yang menggambarkan perilaku dan dapat digunakan untuk menggandakan evaluasi terhadap pengembangan perilaku siswa yang bersangkutan. Atau berisi pernyataan yang menerangkan evaluasi pengamat atau pencatat berdasarkan ukuran baik- buruk, yang diinginkan-yang tidak diinginkan, dan yang dapat diterima- yang tidak dapat diterima.
Fungsi catatan anekdot
Memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang individu yang diamati.
Memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu perilaku individu bersangktan
Mengembangkan cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan kebutuhan individu yang bersangkutan
Daftar Cek Masalah (DCM)
Pemahaman Daftar Cek Masalah (DCM)
Daftar cek masalah adalah sebuah daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang, yang menyangkut keadaan pribadi, seperti: sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan, kondisi rumah dan keluarga, dan lain-lain (Hidayah, 2000). Di dalam kegiatan bimbingan, DCM ini sangat besar kegunaannya, isinyapun mencakup beberapa aspek yang lebih luas, disesuaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam jangkauan pelayanan bimbingan dan konseling.
Daftar Cek Masalah dibuat dan digunakan karena beberapa pertimbangan-pertimbangan faktor tertentu, (1) Efisiensi, (2) Intensifikasi, dan (3) Validitas dan reliabilitas. Efisiensi, karena dengan DCM ini dapat diperoleh banyak data tentang masalah siswa dalam waktu singkat. Intensif, sebab data masalah yang diperoleh dengan DCM itu detil, mendalam, dan luas. Intensitas ini kurang dipenuhi oleh teknik-teknik lain seperti: observasi, otobiografi, interview, dan sebagainya. Valid dan reliabel, antara lain karena individu yang bersangkutan sendiri langsung mencek masalah yang dialaminya, dan jumlah butir (item) kemungkinan masalah cukup banyak.
Manfaat Daftar Cek Masalah (DCM)
Daftar cek bermanfaat untuk mendapatkan faktor-faktor yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Hasil pengamatan dapat dengan segera dicatat dalam daftar cek yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian dapat diartikan baha dengan menggunakan daftar cek observer hanya tinggal menandai faktor-faktor perilaku yang cook atau tidak cook dengan daftar cek.
Manfaat DCM dapat dipetakan sebagai berikut:
Melengkapi data yang sudah ada
Mengenal individu yang perlu segera memperoleh bimbingan khusus
Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan kelompok pada umumnya
Memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang individu maupun kelompok
Jenis-jenis Masalah yang termuat dalam DCM
Kesehatan
Keadaan ekonomi
Keluarga
Agama atau Moral
Pribadi
Hubungan sosial dan berorganisasi
Hobi dan penggunaan waktu luang
Penyesuaian terhadap sekolah
Penyesuaian terhadap Kurikulum
Masa depan yang berhubungan dengan jabatan
Kebiasaan belajar
Muda-mudi dan Asmara (percintaan).
Macam-macam daftar cek
Daftar cek individual
Digunakan untuk mengamati seseorang
Daftar cek kelompok
Digunakan untuk mengamati sekelompok individu dalam kegiatan tertentu situasi, atau prilaku tertentu.
Daftar cek dalam skala penilaian
Daftar cek yang berupa skala penilaian.
Daftar cek masalah
Daftar cek yang butiran-butirannya brupa pertanyaan yang mungkin pernah atau sedang dialami seseorang. Tujuannya adalah mengidentifikasi masalah suatu individu atau kelompok. Daftar cek yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai situasi adalah: () dalam pelajaran yang sedang berlangsung, (2) dalam belajar secara individual, (3) bergaul dengan teman sekelas, (4) dalam pelaksanaan kerja kelompok, (5) wawancara, konseli, atau (5) hubungan keluarga.
Skala Penilaian (rating scale)
Skala penilaian sering digunakan oleh staf sekolah untuk alat bantu dalam observasi. Alat pengukuran semacam ini pertama kali digunakan tahun 1800-an oleh angkatan laut Inggris untuk menggambarkan kondisi cuaca.
Blanko skala penilaian disajikan sebagai suatu daftar kata atau ungkapan deskriptif dimana penilaian memberikan tanda cek. Sering penilai diminta untuk menilai karakteristik siswa seperti kepercayaan, kejujuran , kerjasama, kepercayaan diri, kepemiminan, dan sebagainnya.
Skala penilaian ini adalah alat pengumpulan data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan menilai individu atau stuasi.
Ditinjau dari bentuknnya, skala penilaian dapat dibedakan atas beberapa bentuk, yaitu:
Skala penialaian bentuk kuantitatif
Skala penilaian bentuk deskriptif
Skala penilaian bentuk grafis
Catatan Kumulatif (Commulative record)
Catatan kumulatif adalah sebuah catatan perkembangan konseli yang mencakup: identitas diri dan keluarga, perkembangan akademik, perkembangan kesehatan atau fisik, perkembangan psikologis, perkembangan sosial, permasalahan-permasalahan dan hambatan (Hidayah, 1998, 2010). Catatan kumulatif hakikatnya sebagai himpunan data yang diperoleh dari hasil interpretasi data asesmen tes dan non tes, bukan alat atau instrumen asesmen. Data dalam catatan kumulatif bersifat prediktif, diagnostis, dan futuristik. Jenis catata kumulatif dapat berupa: file berbasis komputerisasi, buku pribadi, dan catatan pribadi. Pada akhir dekade disarankan Guru BK atau konselor sudah menggunakan catatan kumulatif berbasis komputer (Hidayah, 2010), karena jenis tersebut memiliki keunggunlan, seperti: efisien, fleksibel, dan inovatif
Data tentang individu siswa, telah dikumpulkan perlu dicatat atau dirangkum dalam suatu sistem yang mudah digunakan dan diperoleh kembali oleh setiap orang yang berhak mempergunakannya. Mengingat banyak sekali aspek data siswa yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara keseluruhan. Alat ini disebut commulative record atau catatan kumulatif, tetapi yang poluler disebut kartu pribadi. Semua data tentang siswa dicatat dalam buku pribadi tersebut, Untuk setiap siswa masing-masing sat buku pribadi.
Angket (Questioner)
Pemahaman Kuesioner
Kuesioner adalah alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada konseli (responden) untuk memperoleh jawaban secara tertulis. Angket atau kuisoner adalah seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek yang digunakan untuk mengubah berbagai keterangan yang langsung diberikan oleh subjek menjadi data, serta dapat pula digunakan untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang telah yang telah dialami oleh subjek pada masa lampau maupun pengalaman pada saat ini. Keterangan dari subjek dapat diubah menjadi data kuantitatif dengan cara menghitung jumlah jawaban yang diberikan subjek.
Angket mempunyai ciri khas yang membedakan dengan alat pengumpulan data lainnya. Ciri khasnnya terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang.
Manfaat Kuesioner
Beberapa manfaat angket/kuesioner dalam pengumpulan data adalah: (a) untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan teknik lain, (b) bahan pembuatan evaluasi program, dan (c) untuk mengambil sampling sikap dan pendapat dari responden, Misal, kuesioner/angket siswa, (b) kuesioner/angket yang tidak langsung, bilamana angket disampaikan kepada orang lain yang dimintai pendapat tentang keadaan seseorang. Misal, angket orang-tua, guru, teman.
Wawancara (Interview)
Pengertian Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data berupa proses percakapan yang bersifat profesional, sebaliknya bukan percakapan yang lazim digunakan sehari-hari. Proses percakapan bersifat langsung karena dilakukan secara face to face kepada konseling serta mengandung tujuan bimbingan (Stewart, 1978). Percakapan dapat pula bersifat tidak langsung, karena dilakukan kepada subyek/responden yang mewakili seperti: orangtua dan/atau anggota keluarga, guru, dan teman. Ada sifat wawancara yang lain yaitu wawancara insidentil, bilamana dilakukan sewaktu-waktu jika diperlukan.
Manfaat Wawancara
Berbagai manfaat wawancara untuk kepentingan pemahaman diri konseli di antaranya adalah (1) mengungkap langsung pandangan, sikap, dan pendapat individu/konseli , (2) mengungkap struktur kognitif dan makna kehidupan individu, dan, (3) mengeksplorasi informasi membuat simpulan dan interpretasinnya.
Sosiometri
Pemahaman Teknik Sosiometri
Teknik sosiometri merupakan alat untuk meneliti struktur sosial sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Sosiometri dapat juga dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok (Warters, 1964). Selain itu, sosiometri dapat juga digunakan untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap temantemannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatankegiatan kelompok lainnya.
Manfaat Teknik Sosiometri
Memperbaiki hubungan insani (human relationship)
Menentukan kelompok kerja tertentu
Meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu kegiatan tertentu
Mmengatur tempat duduk dalam kelas
Mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
Prosedur Pengadministrasian Sosiometri
Selama mengadministrasikan sosiometri, maka ada tiga (3) tahap yang lazim di tempuh, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis hasil. Tahap persiapan mencakup langkah-langkah berikut: (a) Menetukan kelompok siswa yang diselidiki (b) Memberikan informasi tentang tujuan diselenggarakannya sosiometri, dan (c) Mempersiapkan angket sosiometri/kartu pilihan sosiometri.
Tahap pelaksanaan,
Membagikan dan mengisi angket sosiometri
Mengumpulkan kembali dan memeriksa kelengkapan pengisisan angket.
Memeriksa kelengkapan hasil angket sosiometri
Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri
Membuat sosiogram
Menghitung indeks pilihan
Kesimpulan dan pengiterpretasian hasil.
Otobiografi
Pemahaman Otobiografi
Otobiografi sebagai alat pengumpulan data individu dengan cara mempelajarikarangan yang ditulis sendiri berupa riwayat kehidupannya pada rentang waktu tertentu. Otobiografi ini berisi tentang berbagai kejadian yang pernah dialami, sedang dialami atau yang masih menjadi cita-cita/harapan, Otobiografi ditulis oleh individu/siswa cukup sekali dalam kurun waktu satu tahun. Utamanya bagi siswa baru minimal 2/3 minggu setelah mengenal lingkungan dan sistem sekolah. Sebab dalam waktu 3 minggu di sekolah yang baru individu/siswa sudah mempunyai rasa aman baik terhadap teman maupun gurunya dan ia akan melaporkan apa yang ia lakukan, rasakan, dan pikirkan dengan apa adanya tanpa dipengaruhi keinginan untuk membuat kejadian yang baik tentang masa lalunya. Waktu pembuatan otobiografi ini sebaiknya diselesaikan dalam kurun satu minggu, sebab dengan tersedianya waktu siswa/penulis dapat berfikir dan memutuskan apa yang hendak ia beritahukan/sampaikan.
Manfaat Otobiografi
Otobiografi memiliki beberapa manfaat antara lain: (1) mengetahui aspek-aspek, baik pikiran, perasaan, sikap pribadi, tingkah laku atau keadaan emosi, (2) mengetahui tingkat pengetahuan dan pendidikan, pengalaman, minat bahkan tujuan atau cita-cita yang hendak diraih/diwujudkan, (3) sebagai dasar untuk melancarkan instrumen lain, dan (4) sebagai pembanding hasil interpretasi dari data yang digali dengan menggunakan instrumen lain
Studi Kasus
Studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajarai tentang suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Karenannya dalam hal ini terdapat hal-hal yang berbeda dengan metode-metode yang lain, misalnnya dengan observasi, interviu, quisioner. Pada metode studi kasus diperlukan banyak informasi guna mendapatkan hal-hal yang agak luas.
Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode-metode lain. Dengan metode ini pembimbing bisa mendapatkan tinjauan yang mendalam. Studi kasus sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan kenseling dapat dibagikan dalam beberapa bagaian. Yaitu bagian-bagaian yang mengandung:
Data identitas
Tand-tanda atau gejala yang nampak
Data sekitar konseli
Latar belakang keluarga
lingkungan rumah
hubungan antar anggota keluarga
status ekonomi
sikap orang tua terhadap anak dan sebaliknya
Latar belakang jasmani dan kesehatan
kesehatan anak pada umumnya
keadaan physical defect (kalau ada)
keadaan alat indera pada umumnya
Data mengenai segi pendidikan
records disekolah
kemajaun dan kemunduran di sekolah
kemampuan dalam mengikuti pelajaran dll
Tingkah laku soial dan minatnya
hobinya
hubungan sosial
kepercayaan pada diri sendiri
inisiatif dll
Tes data
perhatiannya
bakatnya
achievment
Interpretasi data dan diagnosis (kesimpulan)
Langkah-langkah yang diambil dalam pemberian konseling.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tes adalah metode atau alat untuk melakukan investigasi menggunakan pertanyaan, pernyataan atau tugas-tugas yang telah hati-hati dan standar. Kegiatan, dalam bimbingan dan konseling di seklah mencakup banyak aspek yang menyangkut sumber daya manusia dan kegiatan lain yang mendukung instrumen:
Penilaian lingkungan dan diri dibutuhkan dalam program bimbingan dan konseling komprehensif. Kebutuhan data lingkungan dan diri mereka sendiri mengandung sejumlah data lengkap tentang diri mereka sendiri dan konseli lingkungan direkam / dinilai dengan teknik self assessment adalah rekayasa non-test dan uji rekayasa. Merekam data lengkap tentang diri mereka sendiri konseli meliputi: identitas, keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, pengalaman dan lingkungan sosial, harapan dan aspirasi, hobi dan kebiasaan, serta masalah dan kebutuhan. teknik penilaian dalam bimbingan dan konseling terdiri dari teknik non-tes dan tes. Teknik non-tes terdiri dari: (1) observasi, (2) diri laporan-kuesioner, wawancara, otobiografi, (3) sosiometri, (4) Isu Inventarisasi Checklist, dan (5) catatan kumulatif.
Saran
Kita harus memahami jenis dan kegunaan dari masing-masing metode untuk memfasilitasi bimbingan dan konseling prosedural.
Tes Non Teknik yang dilakukan oleh konselor harus sesuai dengan prosedur yang menghasilkan sesuai dengan fakta dan bidang hipostesisnya
DAFTAR PUSTAKA
Ramli, M,Dkk.2016. PERMENDIKBUT Asesmen Bimbingan dan Konseling(.Jakarta:Rektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan )
Salahudin,Abas.2010.Bimbingan dan Konseling,( Bandung:CV Pustaka Setia.)
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling (studi dan karir). Yogyakarta:Penerbit Andi.
.