A. PENGERTIAN MENYIMAK Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18) Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4). “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan -lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan:
1983) Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada
kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu be lum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian. Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).
B. TUJUAN MENYIMAK Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta 2. Untuk menganalisis fakta 3. Untuk mengevaluasi fakta 4. Untuk mendapatkan inspirasi 5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
C. JENIS-JENIS MENYIMAK Pengklarifikasian menyimak berdasarkan: 1. Sumber suara Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Intrapersonal listening atau menyimak intra pribadi b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi 2. Cara penyimak bahan yang disimak Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut: a.
Menyimak
ekstensif
(extensive
listening
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis
besarnya
Menyimak
saja.
ekstensif
1)
meliputi
Menyimak
sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan meny imak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, 2)
sedang
anak
merupakan
Menyimak
peran
sasaran. sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut. 3)
Menyimak
estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpencerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang
dibacakan
tersebut.
4)
Menyimak
Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak
pasif
terjadi
karena
b.
kebetulan
dan
ketidaksengajaan.
Menyimak
Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Ciri-ciri 1)
menyimak Menyimak
intensif
intensif ialah
adalah:
menyimak
pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah 2)
memahami Menyimak
intensif
makna memerluhan
pembicaraan. konsentrasi
tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai halhal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal. 3)
Menyimak
intensif
ialah
memahami
bahasa
formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi
atau
bahasa
baku.
Bahasa
baku
lebih
menekankan
makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah
kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak. Menyimak
intensif
1)
meliputi:
Menyimak
kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguhsungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak"
(Kamidjan,2001:22).
2)
Menyimak
introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan
informasi
tersebut.
Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang
telah
disimak
3)
itu
asli
atau
Menyimak
tidak. eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan
unsur-unsur
4) Menyimak
bahasa
yang
bersifat
Menyimak kreatif
ialah
kegiatan
menyimak
baru. kreatif
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat
berdasar
materi
5)
yang
telah
disimak.
Menyimak
konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang
telah
6)
disimak
(Kamidjan,2001:23).
Menyimak
selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu. c.
Tujuan
menyimak
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan menyimak menjadi: 1)
Menyimak
2)
Menyimak
3)
diskriminatif
Menyimak
4)
santai
Menyimak
5)
informatif
Menyimak
6) d.
sederhana
literatur
Menyimak Taraf
kritis
aktivitas
penyimak
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan: 1)
Kegiatan
2)
Kegiatan
D.
menyimak menyimak UNSUR-UNSUR
bertaraf bertaraf
rendah tinggi MENYIMAK
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan
unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan
masing-masing
unsur
1.
itu. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
menerima
pesan
(penyimak).
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. a.
Fungsi
Meninjau
catatan
tersebut
Kembali
ialah
Bahan
sebagai Simakan
berikut. (Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara. b. Menganalisis Bahan Simakan Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan
ide
penunjang.
c. Mengevaluasi Bahan Simakan Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara: 1)
Kekuatan
Bukti
Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan
pembicara
itu
benar.
2) Validitas Alasan Jika pernyataan pembicara diikuti. dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi. 3)
Kebenaran
Tujuan
Penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa 2.
pesan). Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik.
Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan
sikap
kooperatif.
a.
Sikap
Objektif
Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana. b.
Sikap
Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara. 3.
Bahan
simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan
terjadinya
kegagalan
dalam
komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut. a.
Menyimak
Tujuan
Pembicara
Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari b.
hiburan. Menyimak
Urutan
Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian
pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian
panjang
lebar
permasalahan
yang
dikemukakan
pada
bagian
pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan. c.
Menyimak
Topik
Utama
Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan
berlangsung.
Dengan
mengetahui
topik
utama,
penyimak
memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pen) bermanfaat
bagi
d.
penyimak,
dan
Menyimak
akrab
dengan
penyimak.
Topik
Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama,
dengan
e.
mudah
akan
mengetahui
Menyimak
topik-topik
Akhir
bawahannya. Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan E.
himbuan
FAKTOR
YANG
itu
secara
MEMPENGARUHI
cermat
dan
KEBERHASILAN
teliti.
MENYIMAK
Menurut pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan
simakan
terutama
yang
berhubungan
dengan
bahan
simakan.
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam 1. 2. 3.
menyimak
adalah
sebagai
berikut.
Membedakan
antar
bunyi
fonemis.
Mengingat Mengidentifikasi
tata
kembali bahasa
dari
kata-kata. sekelompok
kata.
4. Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna. 5. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik
(intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian 6.
menjelaskan
Mengulang
kata-kata
makna.
penting
dan
ide-ide
penting.
Selanjutnya, menurut pendapat Michael (1991:108) faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan. Penyusunan materi menyimak pun tidak asal mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan materi ini di antaranya: (1) sasaran kegiatan, (2) sasaran kompetensi siswa, (3) metode pembelajaran, dan (4) faktor keberhasilan menyimak
(Budiman,
2008:2).
Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya: 1.
Unsur
Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi 2.
Unsur
Materi
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema materi yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan. 3. a.
Unsur Kondisi
b. c. d.
siswa
Adanya
c.
dalam berpengalaman
Unsur
a.
luas
penyimakan unsur
Suasana
menyimak
Situasi
Waktu Saran
baik
berkonsentrasi
siswa harus
Siswa
keadaan
harus minat
Penyimak
/
dalam
Siswa
4. b.
Penyimak
pendukung lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi tersebut memberikan kenyataan bahwa siswa dapat menyimak bahan dengan baik atau tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan berpengaruh buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak. Faktor tersebut misalnya minimnya fasilitas (tidak ada laboratorium),
suasana menyimak tidak nyaman (ruangan telalu lebar, kelas di sebelah kita terlalu
berisik).
F.
CIRI-CIRI
PENYIMAK
IDEAL
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut: 1.
Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak 2. Artinya 3. Artinya 4.
Penyimak mempunyai
harus
tujuan
Penyimak
tertentu
harus
penyimak
harus
Penyimak
bermotivasi
sehingga
menyimak
menyimak
menyimak
secara
materi
harus
untuk secara
kuat
menyeluruh utuh
dan
menghargai
padu
pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti 6. 7.
Penyimak
harus
Penyimak
tidak
sungguh-sungguh mudah
terganggu
8.
Penyimak
harus
cepat
menyesuaikan
9.
Penyimak
harus
kenal
arah
10.
Penyimak
harus
kontak
dengan
11.
Kontak
dengan
diri
pembicaraan pembicara pembicara
12.
Merangkum
13.
Menilai
14.
Merespon
G.
TEKNIK
MENYIMAK
YANG
EFEKTIF
Untuk dapat menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi , (2) menelaah materi simaka, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. (Universitas Terbuka, 1985:35). Berikut ini adalah masing-masing hal itu. 1.
Menyimak
dengan
Berkonsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang dimaksudkan di antaranya adalah sebagai berikut. a.
Orang
yang
Datang
Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan
mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan. b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan c.
Metode
pada Pembicara
diri
yang
Tidak
Tepat
penyimak.
dalam
Situasi
Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicara dan
penyimak.
d.
Pakaian
Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi e. 2.
penyimak. Pembicara
yang
Menelaah
tidak
menarik
Materi
Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalanpenggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral (pokok pembicaraan), (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat 3.
rangkuman)
yang
disampaikan
Menyimak
pembicara.
dengan
Kritis
Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan 4.
evaluasi
terhadap
bahan
Membuat
yang
telah
disimak. Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada beberapa metode yang dapat
diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris bestir, metode precis, metode
bukti-prinsip,
metode
pemetaan.
Penyimak yang baik apabila individu mampu menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika para siswa menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif, menyimak yang lemah, dan menyimak yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Campbell, dkk (2006:16) pada tabel berikut
ini.
No Menyimak yang Efektif Menyimak yang Lemah Menyimak yang Kuat 1. Temukan beberapa area minat Menghilangkan pelajaran yang “kering” Menggunakan
2.
Nilailah
peluang
isinya,
dengan
bukan
bertanya
“Apa
penyampaiannya
isinya
untuk
saya?”
Menghilangkannya
jika
penyampaiannya jelek Menilai isi, melewati kesalahan-kesalahan penyampaian 3. Tahanlah semangat Anda Cenderung berargumen Menyembunyikan penilaian sampai 4.
paham
Dengarkan
ide-ide
Menyimak
kenyataan
Menyimak
tema
inti
5. Bersikap fleksibel Membuat catatan intensif dengan memakai hanya satu sistem Membuat catatan lebih banyak. Memakai 4-5 sistem berbeda tergantung pembicara 6. Bekerjalah saat menyimak Pura-pura menyimak Bekerja keras, menunjukkan keadaan
tubuh
yang
aktif
7. Menahan gangguan Mudah tergoda Berjuang/menghindari gangguan, toleransi
pada
kegiatan-kegiatan
jelek,
tahu
cara
berkonsentrasi
8. Latihlah pikiran anda Menahan bahan yang sulit, mencari bahan yang sederhana
Menggunakan
bahan
yang
padat
untuk
melatih
pikiran
9. Bukalah pikiran anda Setuju dengan informasi jika mendukung ide-ide yang terbentuk sebelumnya Mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda sebelum
membentuk
pendapat.
10. Tulislah dengan huruf besar tentang fakta karena berpikir lebih cepat daripada berbicara Cenderung melamun bersama dengan pembicara yang lemah Menantang, mengantisipasi, merangkum, menimbang bukti, mendengar apa yang H.
tersirat. TEKNIK
PENINGKATAN
DAYA
SIMAK
Telah disebutkan di atas bahwa pada saat menyimak.. Anda perlu berkonsentrasi terhadap apa yang Anda simak. Selain konsentrasi, faktor lain yang juga beperan besar dalam kegiatan menyimak adalah penguasan kosakata. Hal ini terjadi karena penangkapan makna merupakan bagian integral dari poses menyimak
Orang dewasa dikatakan memiliki kosakata minimum apabila ia hanya memiliki rata-rata kosakata sekitar 20.000 kata. Selajutnya. untuk meningkatkan daya simak Anda. ada beberapa teknik yang dapat dilakukan. di antaranya adalah teknik loc,. teknik penggabungan. dan teknik fonetik (Sutari dkk. 1997: 67--70). Berikut
ini
1.
adalah
peniciasan
Teknik
teknik-teknik
Loci
tersebut.
(Loci
System)
Teknik loci merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional. Teknik
ini
pada
dasamva
merupakan
teknik
mengingat
dengan
cara
memvisualisasikan materi yang harus diingat dalam ingatan Anda. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan info rmasi dengan informasi lain yang serupa , dan mencocokan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi tersebut. 2. Teknik
Teknik penggabungan
Penggabungan
merupakan
teknik
mengingat
dengan
cara
menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan Anda ingat secara berantai dengan pesan kedua, ketiga. dan seterusnva. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimatarantaikan), pesan pertama perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi
yang
akan
mengingatkan
3.
Anda
pada
item
Teknik-
tadi. Fonetik
Teknik fonetik melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunvi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata yang berhubungan dengan bilangan; dan membentuk penggabungan visual antara masing-masing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan masingmasing
kata
yang
terbentuk
I.
dari
kata-kata
yang
TEKNIK
divisualisasikan. DICTOGLOSS
Kata dictogloss berasal bahasa Inggris dan terdiri dari dua kata, yaitu kata dicto atau dictate yang artinya dikte atau imla, dan kata gloss yang artinya tafsir. Penulis berpendapat, bahwa teknik ini merupakan gabungan dua teknik, yaitu dikte dan tafsir. Setelah teks dibacakan dengan cara didiktekan, maka para siswa harus
menafsirkan
teks
cerita
yang
telah
ia
dengar
tersebut.
David Nunan dalam Azies dan Alwasilah, (1996:85), mengemukakan bahwa teknik dictogloss, yaitu sebuah teknik dalam pengajaran menyimak yang tergolong komunikatif. Dalam teknik ini guru membacakan sebuah wacana singkat kepada siswa dengan kecepatan normal dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka kemudian bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana dengan berdasarkan serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Teknik ini mirip dengan teknik dikte tradisional, Dengan
walaupun
teknik
ini
siswa
hanya dilatih
bersifat
untuk
superficial.
mendengarkan,
memahami,
menginterpretasikan serta memberikan tanggapan terhadap informasi yamg didengarkannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa di dalam teknik dictogloss terdapat dua buah teknik yang digunakan sebagai upaya pemahaman sebuah wacana lisan, yakni dikte dan teknik identifikasi kata kunci. Teknik dikte digunakan ketika wacana diperdengarkan kepada siswa dengan kecepatan normal, sedangkan teknik identifikasi kata kunci digunakan ketika siswa diminta menuliskan kata-kata kunci atau kata-kata isi sebanyak yang mereka mampu. Djago Tarigan (1986:52), menyatakan bahwa identifikasi kata kunci adalah memilih kata yang merupakan pokok pikiran utama dalam wacana, maka dalam teknik dictogloss perlu adanya penemuan kata-kata yang merupakan kata kunci. Wacana lisan yang didengarkan oleh siswa, yaitu berupa rekaman cerita dalam kaset. Rekaman cerita tersebut merupakan salah satu media audio. Aristo Rahadi (Depdiknas, 2003:33), menyatakan bahwa media audio sering digunakan di sekolah. Program kaset audio termasuk media yang sudah memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan dan cukup ekonomis, karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawataan cukup murah untuk membantu guru dalam menyampaikan
pelajaran.
Akhirnya dapat penulis simpulkan bahwa teknik dictogloss, yaitu teknik yang digunakan dalam pengajaran menyimak dengan cara menyajikan sebuah wacana lisan kepada siswa dan mereka bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekontruksi wacana yang berdasarkan kepada kata-kata kunci tadi. 1.
Langkah-langkah
Penggunaan
Teknik
Dictogloss
Ada empat langkah dalam teknik dictogloss yang dikemukan oleh David Nunan dalam
Azies
dan
Alwasillah
(1996:86),
a.
yaitu: Persiapan.
Pada tahap ini guru mempersiapkan siswa untuk menghadapi teks yang akan mereka
dengar
mendiskusikan
dengan gambar
cara
mengajukan
stimulus,
dengan
pertanyaan-pertanyaan
membahas
kosakata,
dan
dengan
meyakinkan bahwa siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan dengan meyakinkan
bahwa
siswa
ada
pada
kelompok
yang
b.
sesuai. Dikte.
Pembelajar mendengarkan dikte dua kali. Pertama mereka hanya mendengarkan dan mendapatkan gambaran umum teks tersebut. Kedua, mereka membuat catatan, dengan dimotivasi akan membantu mereka merekontruksikan teks. Untuk alasan konsistensi, lebih baik siswa mendengarkan teks tersebut melalui tape
recorder
bukan
dari
teks
yang
dibacakan
guru.
c.
Rekonstruksi.
Pada akhir dikte, pembelajar mengumpulkan catatan-catatan dan menyusun kembali teks versi mereka. Selama tahap ini perlu diingat bahwa guru tidak memberikan
masukan
d.
bahasa
Analisis
pada
siswa.
dan
Koreksi.
Ada berbagai cara untuk menangani tahap ini. Pertama, setiap teks versi siswa bisa ditulis pada papan tulis atau ditayangkan melalui overhead projector (OHP). Kedua, teks bisa diperbanyak dan dibagi-bagikan kepada semua siswa. Ketiga, siswa bisa membandingkan versi mereka dengan teks asli, kalimat demi kalimat. 2.
Kelebihan
Teknik
Dictogloss
Teknik dictogloss ini bisa menjadi jembatan yang berguna antara menyimak Bottom up dan Top down. Dalam kasus pertama, pembelajar terutama berurusan dengan bagaimana mengenali unsur-unsur individual dalam teks (strategi bottom-up). Namun, selama diskusi kelompok-kelompok kecil, beberapa atau semua strategi top down mungkin disertakan. Pada strategi ini, pembelajar akan
mengintegrasikan
pengetahuan
“dalam
kepala”
atau
background
knowledge mereka. Dengan teknik dictogloss pembelajar akan mampu: a. b.
Membuat Membuat
c.
inferensi-inferensi Akan
hal-hal
prediksi. yang
mengenali
tidak
ada
dalam
topik
teks. teks.
d. Akan mengenali jenis teks (apakah naratif, deskriptif, anekdot, dan sebagainya). e. Akan mengenali berbagai jenis hubungan semantik di dalam teks (Azies dan Alwasilah,
1996:85-86).
Dengan demikian, teknik dictogloss mampu memanfaatkan prinsip bahwa dua kepala selalu lebih baik daripada satu kepala. Siswa mampu mengumpulkan dan memanfaatkan sumber-sumber, bahkan siswa yang tergolong low-level. Dengan bekerja sama, siswa akan mampu melakukan sesuatu di atas kompetensi mereka yang sebenarnya. Tentu saja, pengajaran menyimak dengan teknik ini tidak harus mendominasi seluruh waktu dalam suatu tatap muka. Ia bisa diintegrasikan dalam pelajaran apapun. Tahap pemanasan merupakan tahap yang paling cocok dan dapat menyediakan cukup kesempatan untuk aktivitas menyimak ini, karena pada
3.
tahap
ini
kita
dapat
membiasakan
Kelemahan
siswa
Teknik
dengan
bahasa.
Dictogloss
Aristo (Depdiknas,2003:34), mengutarakan kelemahan dalam menggunakan media
rekaman
adalah
sebagai
berikut.
a.
daya
jangkaunya
terbatas,
tidak
bisa
didengarkan
secara
massal;
b. jika jumlah sasarannya sedikit dan hanya sekali pakai, maka biaya produksi menjadi
mahal;
c. cenderung verbalisme karena semua informasi hanya disajikan melalui suara, sehingga sulit untuk menyajikan materi yang bersifat sangat teknis, praktek, dan eksak. Tidak ada sebuah teknik pun yang sempurna. Jika teknik tersebut memiliki kelebihan, maka kelemahan pun pasti dimiliki oleh teknik tersebut. Begitupun dengan teknik dictogloss dalam pelaksanaannya di lapangan terdapat beberapa kelemahan. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut. a. Kurangnya pengadaan media., karena dalam teknik dictogloss ini memerlukan media
yang
baik
dan
tepat.
b. Kurangnya waktu yang tersedia, karena dalam teknik dictogloss ini memerlukan 4.
waktu
Penggunaan
Media
yang Rekaman
lebih dalam
lama.
Teknik
Dictogloss
Media rekaman atau media audio ialah media yang berkenaan dengan indera pendengaran, seperti kaset dan radio. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa dalam teknik dictogloss lebih baik bila digunakan media rekaman sebagai alat
bantu
a. b.
audio.
Membuat Membuat
Penggunaan
teknik
pembelajaran pembelajaran
lebih
ini
dimaksudkan lebih
langsung
untuk: produktif.
dan
segera.
c. Membuat pembelajaran lebih seimbang dan merata (Azies dan Alwasilah, 1996:86). Oleh karena itu, penggunaan media rekaman atau media audio ini sangat dianjurkan dalam pembelajaran menyimak. Namun, untuk meraih keberhasilan dalam penggunaan media ini perlu diketahui beberapa hal, seperti kedudukan penyimak, sifat media, langkah dalam penulisan naskah, dan komponen dalam program
audio.
Di dalam komunikasi, penyimak itu mempunyai kedudukan yang penting. Komunikasi akan dikatakan efektif jika para penyimak terpikat perhatiannya, dapat memahami isi pesan yang disampaikan, dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat oleh penyusun program. Untuk memproduksi program perlu diperhatikan sifat-sifat media yang digunakan. Media audio itu bersifat auditif. Isi program yang disampaikan di telinga penyimak itu hanya sepintas lalu saja. Penyimak yang tidak berkonsentrasi tentu tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan. Bila penyusun program ingin mendapatkan hasil yang baik, program media ini harus bersifat akrab dengan penyimak. Penulis naskah audio harus memperhatikan kemampuan berpikir penyimaknya.
Jenis penyimak itu sangat menentukan isi pesan dan bahasa yang dipergunakan dalam penulisan naskah. Naskah audio yang disajikan untuk pelajar harus mempergunakan kata-kata dan kalimat yang diketahui oleh pelajar. Beberapa langkah
dalam
penulisan
a.
naskah
diantaranya:
menentukan
b.
melakukan
c.
penelitian
topik;
mengenai
membuat
pokok
masalah;
garis
besar;
d.
menentukan
format;
e.
menulis
konsep;
f.
mengecek
konsep;
g.
dan
menulis
naskah.
Pada akhirnya, dapat penulis simpulkan penggunaan media rekaman atau media audio dalam pembelajaran menyimak dengan teknik dictogloss sangat penting dan
dapat
menunjang
keberhasilan
dalam
kegiatan
menyimak.
5. Langkah-Langkah untuk Mengatasi Kelebihan/Kekurangan dalam Penggunaan Teknik
Dictogloss
Dalam pembelajaran menyimak dengan teknik dictogloss diperlukan adanya langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengatasi kelebihan/kekurangan dalam penggunaannya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. a. Guru harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya, baik secara teknis maupun praktis, yaitu persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dimulai dari mempersiapkan siswa, media dan sumber, sarana dan situasi yang mendukung
terlaksananya
pembelajaran
menyimak
ini.
b. Dalam menggunakan media harus tepat sehingga tidak terjadi verbalisme, efektif
dan
efisien.
c. Pada tahap rekonstruksi, guru harus memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengungkapkan
pikiran,
ide-ide,
dan
pendapatnya.
d. Dalam menganalisis dan mengoreksi, setiap hasil pendapat siswa lebih dihargai dan dinilai dengan seobyektif mungkin sehingga tidak menjatuhkan siswa. e. Dengan teknik ini guru dapat memberikan cara yang tepat untuk menyerap informasi
lain.
J. 1. Adapun a.
KEGIATAN Proses komponen
MENYIMAK menyimak
yang
termasuk Rangsang
dalam
komprehensif proses
menyimak: bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya
sebagai tipe- tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak b.
Penerimaan
c.
alat
Perhatian
peraga
dan
d.
penyelesaian
Pemberian
2.
Fungsi
makna
comprehensive
listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki. 3.
Faktor-faktor
yang
berkaitan
dengan
menyimak
konprehensif
a.
Memori
Adapun
memori
dalam
diri
kita
memiliki
tiga
fungsi
penting
1) Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas 2) Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila
konsep-konsep
kita
tersebut
dikemukakan
oleh
orang
lain
3) Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi-
informasi
yang
telah
diketahui
sebelumnya.
Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi
yang
disimpan
dalam
memori
hilang
(lupa):
1) Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan
akan
memudar
/
perlahan-lahan
hilang.
2) Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat
dibedakan,
yang
telah
disimpan
di
ingatan.
3) Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional
(melukai).
4) Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya
akan
bercampur
dengan
informasi
yang
baru
didapat.
5) Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna
ganda
(sistem
coding
ambigu).
Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu: 1)
Dianggap
penting
dan
berharga
atau
berguna
dalam
kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar) 3)
Terorganisir
4)
Berupa
dan informasi
visual
Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan
peduli
terhadap
lingkungan
dan
orang-orang
di
sekitar
kita.
b.
Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja. Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dankesalahan penafsiran
meliputi
hal-hal
berikut:
1) Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada
pesan
penutur,
perhatiannya
oleh
pendengar
cenderung
stimulasi
2)
/
akan
mudah
rangsang
terkacaukan dari
luar
Kesadaran
3)
diri
Kesadaran
berinteraksi
4) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya;
kurangnya
motivasi
c.
diri
dan
kurangnya
tanggung
jawab.
Pembendaharaan
kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam
pemahaman
pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan
sebagai
berikut:
1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan
dari
kehidupan
sehari-hari
2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary). 3) Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih
rata-rata
kosa
kata
sebesar
20.00
kata.
Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah
Pauk
dapat
dijelaskan
sebagai
berikut:
1) Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan
maknanya
adalah
kemampuan
menganalisa
struktur
dan
kemampuan menganalisa konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu analisis
struktur. 2) Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari
konteks-konteksnya.
Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi. Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu
kalimat.
d.
Faktor-faktor
tambahan
1) Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah 2) Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam 3)
Karena
penelitian sebagian
besar
peneliti
belum
terkoordinir
dengan
baik.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak konprehensif adalah usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan kultural.
BAB
III
PENUTUP A. 1.
KESIMPULAN Menyimak
menafsirkan,
:
proses
mendengarkan
menilai,
dan
bunyi
bahasa,
mengidentifikasi,
mereaksi
2. Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami.
makna.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Peranan Menyimak dalam Kehidupan Sehari-hari
Menyimak merupakan suatu keterampilan berbahasa yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari baik lingkungan formal maupun informal. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi. Dengan berkomunikasi orang dapat menyampaikan gagasannya, perasaannya, atau pengalamannya kepada orang lain. Melalui komunikasi berbahasa kita dapat melakukan kontak dengan orang lain tentang berbagai hal yang kita temukan dalam kehidupan. Menurut Sabarti (1992 : 149) dan kawan-kawan dalam Ice Sutari dan kawan-kawan (1997: 11), menyimak berperan sebagai: a) Dasar belajar berbahasa. b) Menunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis. c) Pelancar komunikasi lisan. d) Penambah informasi atau pengetahuan.
Defenisi Menyimak Menurut Para Pakar Anderson (1972) dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang lisan (Anderson, 1972 : 68) Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 : 69) Guntur Tarigan (1985 : 19) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Djago Tarigan (1986) Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat. Kamus Umum Bahasa Indonesi (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847) Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak adalah latihan mendengarkan baik-baik. Kesimpulan : Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut. Bagaimana menyimak ? Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh mendengarkannya dan memahami isi pesan, penuh perhatian, dengan baik, dengan minat yang tinggi, dan pemahaman yang mendalam tentang isi pesan yang disampaikan. Bila atau kapan menyimak ? Menyimak pada saat ada pembicara atau bunyi lain yang sedang menyampaikan pesan baik dengan bunyi bahasa atau non bahasa, pendengar harus menyimak pesan atau bunyi bahasa tersebut. Tujuan menyimak Menyimak memiliki tujuan yaitu menerima pesan dari bunyi bahasa dan memahaminya.
?
Apa yang disimak ? Adapun yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti lisan dari alat ucap manusia atau bunyi dari benda lain seperti sirine mobil pemadam kebakaran, mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain yang disebut bunyi non bahasa. Jenis Menyimak Jenis menyimak menurut H. G. Tarigan : 1. Menyimak Ekstensif Digunakan untuk memperkenalkan kembali bahan yang telah pernah dipelajari dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. 2. Menyimak Intensif Menyimak Intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secraa lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru. 3. Menyimak Sosial a. Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. b. Mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut (Tarigan 1985 : 27) 4. Menyimak Kritis Sejenis kegiatan menyimak, yang di dalam sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun
kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang diamati. 5. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif berhubungan dengan kegiatan imajinatif yang menyenangkan. 6. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif sering disebut juga menyimak untuk menelaah sesuatu. 7. Menyimak Penyelidikan Adalah menyimak intensif dengan maksud tujuan yang agak lebih sempit. 8. Menyimak Interigatif Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaanpertanyaan. 9. Menyimak Pasif Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya memadai uapaya-upaya kita pada saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai sesuatu bahasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak 1. Faktor Psikologi a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara. b. Keegosentrisan dan kewajiban terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi. c. Kepicikan kurang luas pandangan d. Kebosanan atau tidak ada perhatian pada subjek e. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, subjek. 2. Faktor Fisik a. Sangat lelah b. Ukuran gizi rendah c. Ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin d. Suara bising dari jalan atau kamar sebelah. e. Berada dalam keadaan bingung. f. Berada dalam keadaan tergesa-gesa dan lain-lain. 3. Faktor Pengalaman Faktor pengalaman mempengaruhi dalam menyimak seperti penguasaan kosa kata. 4. Faktor Sikap Faktor sikap terdiiri dari 2 yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang yang bersikap menerima akan menerima hal-hal yang menraik saja. Sedangkan orang yang bersikap menolak akan menolak hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan. 5. Faktor Motivasi Kalau motivasi kuat maka untuk mengerjakan sesuatu yang diharapkan akan berhasil. Motivasi ini erat juga berkaitan dengan pribadi seseorang. 6. Faktor Jenis Kelamin Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. 7. Faktor Lingkungan Lingkungan Fisik yaitu agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Lingkungan Sosial yaitu agar siswa dapat mengekpresikan ide -ide
mereka. 8. Peranan dalam masyarakat yaitu sangat penting dalam menyampaikan informasi kita harus mendengarkan ceramah/pidato yang disampaikan. Kebisaan-kebiasaan jelek dalam menyimak 1. Menyimak Lompat Tiga Yang dimaksud menyimak lompat tiga adalah perhatian penyimak melompat-lompat karena kecepatan berfikr menyimak + 400 kata permenit sedangkan kecepatan berbicara hanya + 200 kata permenit. 2. Menyimak daku dapat fakta Menyimak daku dapat fakta maksudnya penyimak berusaha menangkap satu dua fakta, dan kehilangan fakta lainnya, sehingga penyimak tidak dapat bernalar dengan baik. 3. Menyimak Ketulian emosional 4. Menyimak superintensif 5. Menyimak penjelasan-penjelasan yang sulit 6. Penolakan secara gegabah terhadap sesuatu subjek sebagian yang tidak menarik perhatian 7. Mengkritik cara berpidato dan penampilan fisik seseorang pembicara 8. Perhatian pura-pura 9. Menyimak dengan pensil dan kertas di tangan. Hakikat Menyimak Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menuimak. Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan senagaja tetapi belum ada unsur pemahaman. Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28) Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan : 1. mendapatkan fakta 2. menganalisis fakta 3. mengevaluasi fakta 4. mendapatkan inspirasi
5. menghibur diri 6. meningkatkan kemampuan berbicara Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak, mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai akhirnya yang bersangkutan lancar berbicara. Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai: 1. landasan belajar berbahasa 2. penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis 3. pelancar komunikasi lisan penambah informasi Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi. Hakikat Menyimak Sebagai Sebagai Sebagai - Sebagai responsi
sarana
atau pengalaman
Sebagai Sebagai keterampilan
alat kreatif seni proses berkomunikasi