Perbedaan Teater Tradisional dan Teater Modern No.
Teater Tradisional
Teater Modern
1
Karya teater lebih bersifat "anonim", artinya tidak diketahui penciptanya
Karya teater diketahui pengarang atau penciptanya
2
Pewarisan seni bersifat turun temurun dan bersifat abadi.
Karya seni bersifat temporal.
3
Tidak ada naskah baku atau naskah tertulis.
Ada naskah baku atau naskah tertulis.
4
Pertunjukan bersifat spontan atau tanpa latihan.
Pertunjukan direncanakan dengan matang dan dilakukan melalui proses latihan.
5
Pertunjukan lebih mengutamakan isi seni dari pada bentuk seni.
Bentuk pertunjukan lebih beragam, tergantung stilesenimannya; apakah mengutamakan isi seni, atau mengutamakan bentuk seni atau menghadirkan keduanya.
6
Tempat pertunjukan bersifat bebas di area terbuka.
Tempat pertunjukan bersifat khusus yakni di panggung dengan keragaman bentuk stage.
7
Peralatan pentasnya lebih sederhana.
Menggunakan peralatan pentas lebih modern dan lengkap dengan beberapa unsur penunjang artistiknya.
8
Waktu pertunjukan dilakukan dalam jangka waktu yang relatif panjang (semalam suntuk).
Waktu pertunjukan lebih pendek dan terbatas 2 atau 3 jam.
9
Peristiwa pertunjukan dibangun penuh keakraban dan tanpa jarak dengan penontonnya.
Peristiwa pertunjukan dapat dilakukan dengan kecenderungan adanya jarak estetis dan atau lebur menjadi satu (tanpa jarak) dengan penonton.
10
Penonton bersifat bebas tanpa harus membayar.
Penonton bersifat khusus dan membayar.
11
Menggunakan bahasa daerah (bahasa lokal) setempat.
Menggunakan unsur bahasa lebih bebas; bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing ataupun bahasa campuran.
12
Fungsi pertunjukannya berkaitan dengan upacara adat/ upacara keagamaan dalam kegiatan masyarakat secara adat.
Fungsi pertunjukannya mengarah pada seni tontonan sebagai hiburan.
TEATER MANCANEGARA 1. Teater Tradisional China Salah satu teater tradisional China yang terkenal adalah Opera Peking. Opera Peking menggabungkan musik, tari, nyanyian, pantomim dan akrobat. Tontonan opera ini muncul pada akhir abad ke-18 dan mulai populer di china pada pertengahan abad ke-19. Tata rias dan tata busananya penuh warna dan sangat rumit. Gerakan-gerakan pemainnya cenderung bersifat simbolik dan sugestif.
Lakon Opera Peking biasanya diambil dari sejarah China, legenda, cerita Rakyat, dan cerita-cerita kekinian. Dalam perjalanan sejarahnya, Opera Peking, terus mengalami perubahan hingga pada bentuknya yang sekarang. Opera Peking merupakan perpaduan dari banyak bentuk kesenian di China. Seperti juga teater tradisional di Indonesia, Opera Peking pada awalnya hanya dimainkan oleh pemain lakilaki. Pada tahun 1894 di Shanghai, barulah perempuan diperkenankan main. Selain di China, Opera Peking juga berkembang di negara lain seperti Taiwan. 2. Teater Tadisional Jepang
Salah satu bentuk teater tradisional Jepang yang terkenal adalah Kabuki. S eperti juga teater tradisional China, tata rias dan tata busana Kabuki juga sangat rumit. Bentuk tontonannya
berupa campuran dari musik, tarian, dan nyanyian. Kabuki berasal dari tiga suku kata bahasa Jepang, Ka yang artinya menyanyi), bu yang artinya menari, dan ki yang artinya ketrampilan. Sehingga kabuki sering diartikan sebagai seni menyanyi dan menari. Kabuki sebagai teater tradisional telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh masyarakat pendukungnya di Jepang. Dalam sejarahnya, Teater Kabuki tidak banyak mengalami perubahan. Berbeda dengan teater Barat, di mana pelaku dan penonton dibatasi oleh lengkung proskenium, dalam tontonan teate r Kabuki pelaku dan penonton tidak diberi jarak. Panggung Kabuki menjorok ke arah penonton. 3. Teater Tradisional India
Selaras dengan Aristoteles (384 SM – 322 SM) di zaman Yunani kuno yang menulis “Poetic”, risalah yang mengulas tentang puisi, tragedi, komedi, dll. Di India (1500 SM – 1000 SM), ada tokoh yang setara bernama Bharata Muni, yang menulis “Natya shastra", yaitu risalah yang ditujukan kepada penulis naskah, sutradara dan aktor. Risalah tersebut melukiskan tentang akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata rias, tata busana, properti, manajemen produksi, dll. Teater tradisional India berawal dari bentuk narasi yang diekspresikan dalam nyanyian dan tarian. Pada perkembangannya gerak laku pada teater tradisional India kemudian didominasi oleh nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Sementera, alur cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan struktur dari kisah Mahabharata dan kisah Ramayana, dengan tema cinta dan kepahlawanan. Makna Simbol dan Peran Teater Dunia Teater berawal dari upacara-upacara keagamaan yang bertujuan untuk kesuburan tanaman dan keselamatan masyarakat dalam perburuan. Pada perkembangannya kemudian berkembang menjadi pertunjukan yang dipertontonkan kepada khalayak umum, ketika adegan perburuan itu diperagakan oleh kelompok masyarakat pendukungnya.
Pada perkembangan berikutnya, teater menjadi sarana pengajaran dan hiburan yang mengusung nilai-nilai moral, ekonomi, sosial, politik, dll. Sama halnya dengan perkembangan pada teater tradisional di Asia dan di Nusantara. Lakon-lakon yang kita saksikan melalui “Oedipus Sang Raja”, “Romeo & Juliet”, “Mahabharata”, Ramayana, “Lutung Kasarung”, “Malin Kundang”, dll. Semua menceritakan nilai baik vs buruk, dimana masyarakat yang menontonnya bisa bercermin dan mengambil hikmah dari kebaikan atau keburukan yang dilakukan oleh manusia.
Thailand Khon adalah pemain teater yang menggunakan topeng. Karakter yang paling terkenal adalah totsakan ( Rahwana ), Rama, dan Hanoman. Para pemain biasanya ditentukan berdasarkan bentuk tubuhnya untuk kemudian dilatih khususnya untuk peran tersebut.
Eropa Selain bentuk drama kuno dari yunan, pertunjukan drama yang terkenal di eropa adalah Opera. Opera merupakan jenis drama klasik yang merupakan hiburan kaum bangsawan dan orang-orang kelas atas dieropa. Saat diciptakan pada akhir abad XVI di Italia, cerita eropa mengabil mitologi yunani dan romawi , seperti Orpheus, dan menyesuaikan dengan lagu disertai music.