PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA DISAJIKAN SEBAGAI TUGAS TUTOR PADA PEMBELAJARAN STASE KEPERAWATAN JIWA
Di Susun Oleh : 1.
Febriana
A10900520
2.
Akhlis Hidayatul Akbar
A10900565
3.
Ita Nurfidiniyah
A10900568
4.
Wahyu Widianto
A10900570
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA PENGENALAN BENTENG VANDER WIJK GOMBONG DAN PENGENALANBUPATI KEBUMEN
1.
Topik Proposal Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita : Pengenalan Pengenalan dan membedakan gambar hewan Latar Belakang
a.
Pengertian Waham Pengertian Waham: Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999). Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995).
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan (Sulistiawati, 2005). Jenis- jenis Waham: o
Waham Agama
o
Waham Kebesaran
o
Waham Nihilistik
o
Waham Sisip Pikir
o
Waham Siar Pikir
o
Waham Kontrol Pikir Tanda dan Gejala:
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan)
Klien tampak tidak mempunyai orang lain
Curiga
Bermusuhan
Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
Takut, sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
Ekspresi wajah tegang
Mudah tersinggung (Azis R dkk, 2003) Penyebab dari Waham Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir: waham yaitu Gangguan konsep diri misalnya harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan. ( Budi Anna Keliat, 1999) Akibat dari Waham Klien dengan waham dapat berpikir tidak realistis, tidak mengenal lingkungan dan dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan besar dapat terjadi karena adanya gangguan proses berpikir pada sesorang. Gangguan proses berpikir seseorang dipengaruhi oleh banyak factor.
b.
Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (Budi Anna
Keliat, 2005). Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu (fikunad.com). Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas ( reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat. c. Alasan mengangkat TAK orientasi Realita Di dalam makalah ini penulis mengangkat beberapa permasalahan yang kerap kali terjadi di dunia keperawatan jiwa dan masyarakat. Tidak hanya itu, di dalam makalah sederhana ini juga dihadirkan pemecahan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, seperti bercerita dengan apa yang didengarnya melalui sebuah terapi yaitu TAK Orientasi realita. Waham merupakan kegagalan seseorang dengan gangguan jiwa dalam menggunakan memorinya untuk bercerita tanpa realitas dalam kehidupan.
2.
Tujuan
a.
Tujuan Umum Setelah dilakukan TAK orientasi relita selama ± 30 menit, di harapkan klien dapat mengenal tempat yang kami jelaskan dan tokoh yang kami kenalkan.
b. Tujuan Khusus Setelah dilakukan TAK orientasi relita selama ± 30 menit, di harapkan klien:
Mampu menunjukan arah ke Benteng Vander Wijk Gombong tanpa melihat peta.
Mampu mengenali warna bangunan Benteng Vander Wijk Gombong.
Mampu menceritakan kembali isi dari Benteng Vander Wijk Gombo ng.
Untuk tokoh, klien mampu menyebutkan kembali nama lengkap Bupati Kebumen.
Dapat menyebutkan sedikitnya 2 ciri fisik dari Bupati Kebumen yang ada di dalam gambar.
3.
Setting Tempat (Gambar Posisi)
C
D
A
A B
A
B
B
A
E Keterangan: A: Klien B: Fasilitator C: Leader D: Co Leader E: Observer 4.
Program Antisipasi Program antisipasi pada waktu TAK berlangsung ketika klien:
Meninggalkan tempat aktivitas tanpa seijin terapis, Berperilaku kasar, Membuat kegaduhan dan, Tidak kooperatif, maka kami akan menghentikan sementara aktivitas TAK, lalu memanggil nama klien untuk memberi peringatan dan kemudian memberi arahan kepada klien agar tetap mengikuti kegiatan TAK sampai akhir kontrak di iming- imingi hadiah jajan.
5.
Alat yang di Butuhkan
Denah peta dari Stikes Muhammadiyah Gombong sampai lokasi Benteng Vander Wijk Gombong.
Gambar Gedung Benteng Vander Wijk Gombong beserta isinya. Gambar tokoh Bupati Kebumen. Makanan ringan untuk reword klien. 6. Metode Kegiatan TAK Orientasi Realita menggunakan metode: a. Demonstrasi mengenai gambar lokasi tempat dan tokoh yang akan kami kenalkan. b. Diskusi dan tanya jawab mengenai apa yang terapis sampaikan kepada klien. 7. Kriteria Anggota Kelompok Klien waham yang kooperatif. Klien tanpa cacat fisik. Klien dengan masalah keperawatan yang sesuai, misalnya gangguan orientasi realita. Klien waham tanpa perilaku kekerasan. 8. Proses Seleksi Pasien Hasil Observasi sehari-hari di ruangan Informasi dari perawat ruangan Hasil diskusi kelompok Kontrak dengan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan waktu. 9. Pengorganisasian a. Leader : Febriana b. CoLeader : Ita Nurfidiniyah c. Fasilitator : Wahyu Widianto d. Fasilitator tambahan : Nikmah K.S, Dwi Anggoro, Dwi Risti e. Observer : Akhlis Hidayatul Akbar 10. Uraian Struktur Pertemuan TAK Orientasi Realita a.
Tempat pelaksanaan
: Ruang Perkuliahan Semester V
b. Lama Pelaksanaan
: ± 30 menit
c.
: Selasa, 27 September 2011 Pukul 13.00 WIB
Waktu pelaksanaan
d. Jumlah Anggota e.
: 4 orang
o
Perilaku yang diharapkan : Klien kooperatif
o
Klien dapat mengerti dengan apa yang leader sampaikan dalam kegiatan TAK dari awal sampai
o
akhir sesuai kontrak. Klien dapat memahami aturan main yang dijelaskan oleh leader.
o
Klien tidak bosan dan tidak membuat kegaduhan.
11. Langkah kegiatan TAK a.
Persiapan
Menyiapkan alat dan materi sesuai dengan kegiatan TAK Orientasi Realita. Menyiapkan tempat sesuai dengan kontrak. Mengajak klien menuju tempat yang sudah disediakan. b. Orientasi 1) Salam Leader mengucapkan salam. 2) Perkenalan oleh anggota terapis. 3) Penjelasan maksud dan tujuan. 4) Evaluasi perasaan dan validasi masalah. 5) Kontrak waktu. 6) Penjelasan aturan main. Aturan main selama TAK Orientasi Realita berlangsung: Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Kegiatan dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama yaitu penjelasan men genai Benteng Vander Wijk Gombong (lokasi, warna, dan isi Benteng), dan yang kedua menjelaskan Tokoh Bupati Kebumen (nama lengkap, dan cirri fisik yang terlihat). Setelah penjelasan selesai dilakukan, maka klien wajib menutup materi yang telah dibagikan dan tidak boleh menyontek. Kemudian leader menunjuk salah seorang anggota dan anggota yang ditunjuk wajib maju dengan tepuk tangan meriah oleh anggota yang lain beserta fasilitator. Apabila klien akan keluar untuk BAB, BAK, buang gas, sakit, dll maka di wajibkan untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada fasilitator atau leader. Apabila klien ingin bertanya, dengan cara mengajukan tangan terlebih dahulu. Klien tidak boleh membuat kegaduhan. Klien tetap focus, konsentrasi, sportif, dan bercerita seperti apa yang sudah di jelaskan (klien tidak boleh membuat cerita bohong). Untuk klien yang mengikuti jalannya TAK dengan baik dan mengikuti aturan main yang sudah ditetapkan, maka klien tersebut wajib mendapatkan hadiah jajan. c. Kerja Menjelaskan alur kegiatan TAK dari awal sampai akhir, alurnya yaitu: o Leader mengucapkan salam. o Leader memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggota terapis yang lain. o Leader mengatakan maksut dan tujuan diadakannya TAK Orieantasi Realita. o Leader mengevaluasi perasaan hari ini. o Menjelaskan maksud dan tujuan. o Leader menjelaskan aturan main. o Lader dan co leader membagi materi TAK. o Leader menjelaskan sesi 1 mengenai Benteng Vander Wijk Gombong.
o
Leader menunjuk salah seorang klien untuk mengulangi cerita dari yang sudah leader jelaskan.
o
Observer mengamati dan mencatat kegiatan sesi pertama.
o
Leader menjelaskan sesi 2 mengenai tokoh bupati Kebumen.
o
Leader menunjuk salah seorang klien untuk mengulangi cerita dari yang sudah leader ceritakan pada sesi 2
o
Observer mengamati dan mencatat kegiatan sesi 2.
o
Leader, fasilitator, dan observer memberikan reword nyata kepada klien yang bisa melakukan
o
kegiatan TAK dengan baik. Menyanyikan yel- yel kelompok.
o
Observer mengevaluasi kegiatan TAK Orientasi Realita.
d. Terminasi 1) Leader melakukan evaluasi subjektif (perasaan pasien setelah k egiatan TAK Orientasi Realita). 2) Leader melakukan evaluasi objektif (menanyakan hal -hal terkait dengan topikTAK Orientasi Realita yang sudah dilakukan). 3) Leader bersama co leader membuat Rencana Tindak Lanjut terkait topik TAKOrientasi Realita untuk mempelajari dan menceritakan secara nyata materi kegiatan yang sudah dilakukan. 4) Membuat kontrak dengan pasien tentang topic TAK, waktu TAK, tempat TAK yang akan datang. 12. Evaluasi a.
Evaluasi proses
b. Evaluasi hasil c.
Menggunakan format evaluasi standar.
13. Format Evaluasi Observer Nama Klien Unsur yang dinilai Mampu menunjukan arah ke Benteng Vander Wijk Gombong. Mampu mengenali warna bangunan Benteng Vander Wijk. Mampu menceeritakan kembali isi dari Benteng Vander Wijk Gombong. Untuk tokoh, klien mampu menyebutkan kembali nama lengkap Bupati Kebumen. Dapat menyebutkan sedikitnya 2 cirifisik dari Bupati Kebumen. Menjelaskan mengenai apa yang
Sdr. E
Sdr. D
Sdr. A
Sdr. H
sudah didengar klien dengan cerita yang sesungguhnya. DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD
Dr.
Amino Gonohutomo http:// fik-unad.com Keliat Budi Anna. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 1, : EGC Maramis, W.F. 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press:
Surabaya.
Sulistiawati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Jakarta